BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar belakang
Setiap pembangunan suatu rumah yang akan didirikan, maka pada saat itu juga rumah itu akan mendapatkan masukan listrik dari PLN. Dalam pembangunan suatu rumah baru, sangat dibutuhkan seseorang yang menggambar tata letak suatu pemasangan instalasi rumah tersebut. Selain membutuhkan seseorang yang menggambar, dibutuhkan juga seseorang yang ahli dalam memasang instalasi rumah tersebut. Dalam pemasangan instalasi rumah tersebut, disarankan juga agar memasang pentanahan di setiap rumah yang akan di pasang instalasi listrik. Karena suatu pentanahan sangat berguna untuk membatasi tegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus misalnya : body/casin body/casing, g, hingga tercapai tercapai suatu suatu nilai nilai yang aman untuk untuk semua semua kondisi operasi, operasi, ba ik ko nd is i normal maupun saat terjadi gangguan,memberikan jaminankeselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapat mengakibatkan kebakaran.
1.2
Rumusan Rumusan makalah
Dari latar belakang diatas maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa rumusan masalah, antara lain sebagai berikut : 1. Pengertian system pentanahan 2. Jenis ± jenis arde pentanahan 3. Cara mengukur tahanan pentanahan 4. Memahami hasil pengukuran tahanan pentanahan 5. Cara memasang arde pentanahan 6. Menggambar rumah sederhana 7. Merancang anggaran alat dan bahan 1
ujuan an 1.3 Tuju
makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui apa itu system pentanahan 2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur tahanan pentanahan 3. Untuk mengetahui bagaimana cara memasang system pentanahan 4. Untuk mengetahui bagaimana cara menggambar rumah sederhana
2
BAB II ISI 1.1
Pengertian system pentanahan
Pentanahan ( grounding) adalah merupakan suatu mekanisme dimana daya listrik dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Seperti kita ketahui bersama bahwa arus listrik terjadi jika ada perbedaan potensial diantara 2 (dua) buah titik (node). Arus listrik selalu mengalir dari t itikyang mempunyai energi potensial (Ep) yang lebih t inggi ke t itik yang mempunyai energi potensial lebihrendah. Hal ini terjadi sebaliknya dengan arah aliran elektron yang mengalir darititik dengan Ep yang lebih rendah ke titik yang mempunyai Ep yang lebihtinggi,mengapa dapat terjadi demikian?, ilmu elektronika yang akan menjawabnya,yakni suatu cabang ilmu fisika yang secara k husus mempelajari aliran elektron. Energi listrik atau biasa disebut dengan daya listrik (P) yang notabene adalah merupakan hasil perkalian antara tegangan listrik (V) dengan arus listrik (I) selalu akan mengalir ke titik yang mempunyai tantangan atau rintangan atauhambatan (R) yang paling besar, mengapa bisa begitu? Fenomena ini dapatdijawab dengan percobaan dengan mempergunakan zat cair (air) dengan
bejana berhubungan,
misalnya
bentuk
setiap
bejana
yang
berhubungan
itu
mempunyai perbedaan bentuk dan ukurannya, akan terlihat bahwa jika pada bejana berhubungan tersebut kita alirkan air untuk memenuhi semua bejana tersebut, maka semua bejana tersebut akan menjadi penuh secara bersamaan dalam waktuyang sama, hal ini dapat kita analogikan dengan apa yang terjadi pada energi listrik. Dengan demikian ternyata bahwa arus listrik akan mengalir jika adahambatan atau rintangan yang menghalang diantara 2 titik yang berbeda, mengapa? jawabannya adalah dengan adanya rintangan atau hambatan yang ada akanmenyebabkan terjadinya perbedaan potensi pada masing-masing titik, sehinggamenyebabkan terjadinya arus listrik (I) diantara kedua titik tersebut. Jadi usahakanlah tantangan atau hambatan diantara kedua titik yang berbeda potensinya agar menjadi sekecil mungkin (mendekati nilai nol) untuk menghindari terjadinya arus listrik diantara kedua titik tersebut, karena semua penghantar mempunyai tahananmasing-masing atau
3
disebut dengan tahanan jenis,maka untuk membuat tahanan yang benar-benar bernilai nol diantara kedua titik tersebut, yakni hanya dengan menghubungkannya ke bumi atau tanah yang akanmenyebabkan tahanan atau hambatan diantara kedua titik tersebut menjadi nolsehingga tidak ada perpindahan daya listrik yang terjadi diantara keduanya Adapun tujuan dari sistem pentanahan tersebut adalah untuk membatasi tegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus misalnya : body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan,memberikan jaminankeselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapatmengakibatkan kebakaran. Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang
low - impedancel
(tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombanglistrik dan transient voltage . Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut. Jika terjadi gangguan/kondisi yang tidak diinginkan, baik langsung atautidak langsung (induksi), diupayakan agar gangguan t ersebut dialirkan ke tempatyg aman, misal, ke t anah. Grounding yang baik tergantung kondisi tanah (komposisi dankelembaban), semakin basah
tanah
maka
resistansinya
semakin
kecil
sehinggasemakin
mudah
mengalirkan
arus/tegangan buangan. Jadi simpelnya, usahakan grounding mencapai permukaan air dan menggunakan kabel khusus grounding (penghantar) yang baik. cukup ideal jika disambungkan dengan pipa instalasi pompa/mesin air. Tambahan,berikut dari salah satu sumber tentang jenis-jenisgangguanlistrik yang sering terjadi yaitu : Blackouts, Blackouts, Line Noise, Sags, Surges,Spike/Lightning.
1.2
Jenis jenis
arde pentanahan
Setelah dibahas diatas apa itu system pentanahan, maka selanjutnya akan dibahas lagi mengenai jenis jenis dari arde pentanahan. Adapun jenis jenis elektroda pentanahan serta penjelasannya adalah sebagai berikut : 4
1. Elektroda batang atau ROD Elektorda batang adalah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan kedalam tanah.Elektroda ini merupakan elektroda pertama kali yang digunakan dan teori ± teori berawal dari elektroda jenis ini. Elektroda ini banyak digunakan di gardu ± gardu induk.Secara teknis juga elektroda ini
sangat
mudah
pemasangannya,
yaitu
tinggal
memancangkannya
ke
dalam
tanah.Disamping itu juga pemasangan elektroda ini tidak memerlukan tanah yang luas untuk pemasangannya, sehingga sangat praktis dalam pemasangannya. Adapun gambar dari elektroda batang adalah sebagai berikut :
2. Elektroda pita Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya elektroda ini ditanam secara dangkal.Sedangkan pada elektroda jenis batang ditanam secara dala. Pemancangan elektroda ini akan bermasalah apabila mendapati lapisan ± lapisan tanah yang berbatu, selain sulit untuk pemancangannya untuk mendapatkan nilai tahanan yang rendah juga bermasalah. Dalam pemasangan elektroda ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara pertama menanam batang hantaran secara vertical kedalam tanah namun tidak terlalu dalam dan ditanam secara dangkal, cara kedua yaitu menanam batang hantaran secara horizontal dan ditanam secara dangkal.
5
Adapun gambar dari elektroda pita sebagai berikut :
3. Elektroda pelat Elektroda pelat adalah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau dari kawat kasa.Pada umumnya elektroda jenis ini ditanam di dalam tanah bukan secara dangkal melainkan didalam permukaan tanah. Elektroda jenis ini digunakan apabila menginginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit diperolehdengan menggunakan jenis ± jenis elektroda lainnya. Adapun gambar dari jenis elektroda pelat adalah sebagai berikut :
6
1.3
Cara
menguk ur tahanan pentanahan
Untuk mengetahui apakah suatu tahanan pentanahan sesuai dengan standar, maka diperlukan pengukuran tahanan pentanahan tersebut.Pengukuran tersebut atas beberapa jenis yang secara menyeluruh disebut sebagai pengukuran tahanan pentahanan.Pengukuran yang disebut diatas adalah pengukuran tahanan pentanahan yang bertujuan mengetahui besarnya tahanan pentanahan dari beberapa kondisi tanah. Bahan yang digunakan dalam pengukuran ini adalah tanah dan septictank. Pengukuran meliputi 3 jenis kondisi tanah yaitu : a.
Kondisi tanah berair (rawa). Pengukuran pada kondisi ini dilakukan di daerah Kaligawe, Semarang.
b.
Kondisi tanah liat (tanah pertanian). Pengukuran pada kondisi ini dilakukan di daerah Tembalang, Semarang.
c. Kondisi tanah berbatu. Pengukuran pada kondisi ini dilakukan di daerah Rowosari, Semarang. Sedangkan elektroda yang digunakan adalah elektroda yang digunakan pada pengukuran terbuat dari tembaga dengan diameter 1,5 cm yang dipasang vertikal atau ditanam di tanah dan septictank. Adapun peralatan ± peralatan yang diperlukan dalam proses pengukuran tahanan pentanahan, antara lain : a. Earth Resistance Tester Dengan data sebagai berikut :
Merk : KYORITSU Sumber tenaga : 9V DC jenis baterai R6P (SUM-3) x 6 Jenis : Digital Earth Resistance Tester 4105A Alat ini berfungsi untuk menampilkan nilai tahanan pentanahan yang terukur dengankemampuan mengukur sampai 1999 (ohm). Skema gambar Earth ResistanceTester adalah
7
Keterangan : 1. LCD penampil nilai ukur. 2.
Simbol baterai dalam keadaan lemah.
3. LED indicator (berwarna hijau). 4.
Tombol uji untuk mengunci.
5. Terminal pengukuran
b. Elektroda batang berfungsi sebagai pembanding dari elektroda utama untuk mendapatkan nilai tahanan pentanahan. c. Meteran adalah Alat untuk mengukur jarak antar elektroda dan kedalaman elektroda. d. Kabel penghubung berfungsi untuk menghubungkan Earth Resistance Tester dengan elektroda uji dan elektroda bantu. e. Martil adalah alat yang digunakan untuk membantu menanam elektroda ke dalam tanah. Adapun prosedur pengukuran suatu pentanahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ini, yaitu : 1. Perencanaan Tahapan Pengukuran Tahanan Pentahanan dengan Elektroda ditanam di tanah Perencanaan pengukuran tahanan pentanahan elektroda batang dengan kedalaman bervariasi dilakukan dengan 2 metode yaitu : a. Perencanaan tahapan pengukuran tahanan pentahanan dengan elektroda ditanam di tanah menggunakan elektroda tunggal
8
Pengukuran tahanan pentanahan elektroda batang tunggal dengan kedalaman bervariasi dilakukan dengan tahapan pengukuran sebagai berikut: 1.
Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2.
Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Resistance Tester . Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai lemah atau bahkan layar dalam keadaan gelap berarti baterai pelu diganti.
3.
Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 3.2 (a) dengan menanam elektroda utama dan elektroda bantu. Menanam elektroda dengan memukul kepala elektroda menggunakan martil, jika menjumpai lapisan tanah yang keras sebaiknya jangan memaksakan penanaman elektroda.
4.
Menetukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
5.
Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switchke earth voltage dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai pengukuran tahanan.
6.
Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu dengan mensetting range switch ke 2000 dan tekan tombol ´ PRESS TO TEST ´. Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ´.
. .
´ yang
berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama. 7.
Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan tekan tombol ´PRESS TO TEST ´ selama beberapa detik.
8.
Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester.
9.
Mengembalikan posisi tombol ´PRESS TO TEST ´ ke posisi awal.
10.
Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda utama yang berbeda dengan langkah 3, 7, 8, 9.
11.
Tahapan yang sama untuk kondisi tanah yang berbeda.
9
b. Perencanaan tahapan pengukuran tahanan pentahanan elektroda ditanam di tanah menggunakan elektroda ganda Pengukuran tahanan pentanahan dengan elektroda batang ganda menggunakan 2 metode yaitu panjang elektroda utama (L) < jarak antar elektroda utama (S) dan panjang elektroda utama (L) > jarak antar elektroda utama (S). Pengukuran tahanan pentanahan dengan elektroda batang ganda dengan kedalaman bervariasi dilakukan dengan tahapan pengukuran sebagai berikut: 1.
Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2.
Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Resistance Tester . Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai lemah atau bahkan layar dalam keadaan gelap berarti baterai pelu diganti.
3.
Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 3.2 (b) dengan menanam elektroda utama dan elektroda bantu. Menanam elektroda dengan memukul kepala elektroda menggunakan martil, jika menjumpai lapisan tanah yang keras sebaiknya jangan memaksakan penanaman elektroda.
4.
Menetukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
5.
Menentukan jarak antar elektoda utama (L) < (S).
6.
Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switchke earth voltage dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai pengukuran tahanan.
7.
Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu dengan mensetting range switch ke 2000 dan tekan tombol ´ PRESS TO TEST ´. Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ´.
. .
´ yang
berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama. 8.
Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan tekan tombol ´PRESS TO TEST ´ selama beberapa detik.
9.
Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester.
10.
Mengembalikan posisi tombol ´PRESS TO TEST ´ ke posisi awal.
10
11.
Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda utama yang berbeda dengan langkah 3, 7, 8, 9.
12.
Kembali ke langkah 1 sampai langkah 11 untuk pengukuran tahamam pentanahan dengan jarak antar elektoda utama (L) > (S).
13.
Tahapan yang sama untuk kondisi tanah yang berbeda.
2.Perencanaan Tahapan Pengukuran Tahanan Pentahanan dengan Elektroda ditanam di septictank Pada tahapan ini dilakukan pengukuran hanya dengan menggunakan elektroda batang tunggal saja. Pengukuran tahanan pentanahan dengan elektroda batang tunggal di septictank dengan kedalaman bervariasi dilakukan dengan tahapan pengukuran sebagai berikut : 1. Mempersiapkan peralatan dan bahan. 2. Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Resistance Tester . Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai lemah atau bahkan layar dalam keadaan gelap berarti baterai pelu diganti. 3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 3.2 (c) dengan menanam elektroda utama dan elektroda bantu. 4. Menetukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter. 5. Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switchke earth voltage dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai pengukuran tahanan. 6. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu dengan mensetting range switch ke 2000 dan tekan tombol ´ PRESS TO TEST ´. Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ´. . . ´ yang berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama. 7. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan tekan tombol ´PRESS TO TEST ´ selama beberapa detik. 8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester. 9. Mengembalikan posisi tombol ´PRESS TO TEST ´ ke posisi awal.
11
10. Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda utama yang berbeda dengan langkah 3, 7, 8, 9. 11. Tahapan yang sama untuk septictank pada kondisi tanah yang berbeda.
1.4
Memahami
hasil penguk uran tahanan pentanahan
Untuk memahami suatu hasil pengukuran pentanahan terlebih dahulu mencari data hasil pengukuran dengan cara sebagai berikut : 1. Pengukuran tahanan yang dilakukan pada 3 kondisi jenis tanah : a.
Kondisi tanah berair (rawa).
b.
Kondisi tanah liat (tanah pertanian).
c.
Kondisi tanah berbatu. Dari hasil pengukuran pada 3 kondisi tanah diatas telah diperoleh data sebagai berikut :
a. Tahanan pentanahan elektroda tunggal yang ditanam di tanah dengan kedalaman bervariasi. b. Tahanan pentanahan elektroda ganda yang ditanam di tanah dengan kedalaman bervariasi. c. Tahanan pentanahan elektroda tunggal yang ditanam di septictank dengan kedalaman bervariasi. d. Pengukuran dilakukan pada temperatur 28° C-30° C
2. Analisis dan Perhitungan Pengaruh Kedalaman Elektroda yang ditanam di tanah Terhadap Tahanan Pentanahan Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem pentanahan yang akan digunakan. Nilai tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam, tergantung pada komposisi tanahnya. Batasan atau pengelompokan tahanan jenis dari berbagai macam jenis tanah pada kedalaman tertentu tergantung pada beberapa hal antara lain pengaruh temperatur, pengaruh kelembaban, dan pengaruh kandungan kimia.
12
Secara teori untuk tanah pada kondisi tanah yang sama, semakin dalam penanaman elekroda, tahanan tanah dan tahanan jenis tanah akan menurun karena semakin dekat dengan air tanah yang berpengaruh dengan kelembaban yang nantinya berpengaruh terhadap konduktivitas. Berdasarkan rumus juga terlihat bahwa tahanan tanah sebanding dengan tahanan jenis dan berbanding terbalik dengan kedalaman penanaman elektroda. Semakin dalam kedalaman elektroda yang tertanam maka nilai tahanan pentanahan semakin rendah.Hal ini terjadi juga pada semua kondisi tanah yang berbeda-beda (rawa, tanah liat, tanah berbatu).Hanya saja besarnya nilai tahanan pada elektroda ganda dengan S > L ini berbeda dibandingkan dengan nilai tahanan dari pengukuran elektroda tunggal dimana nilai tahanan pada kondisi ini lebih rendah. Tahanan pentanahan dengan elektroda ganda yang tertanam pada kondisi S < L juga mengalami penurunan nilai tahanan jika kedalaman elektroda dari kedua elektroda tersebut tertanam semakin dalam.Hanya saja pada elektroda ganda dengan S < L mempunyai nilai lebih besar dari nilai tahanan dengan elektroda ganda pada kondisi S > L tetapi nilai tahanan pada kondisi ini lebih kecil dari nilai tahanan dengan menggunakan elektroda tunggal.Penurunan nilai tahanan ini terjadi pada ketiga jenis tanah yang berbeda.
1.5
Cara
memasang arde pentanahan
Ada pun cara untuk memasang suatu pentanahan ataupun yang sering disebut dengan arde adalah sebagai berikut : 1.
Langkah pertama yaitu dengan meyiram tanah dari grounding tersebut dengan campuran air dengan serbuk arang. Karena setelah diamati lebih dalam serbuk arang lebih bagus mempertahankan air (kandungan elektrolit) yang terserap dibandingkan tanah itu sendiri yang cenderung mengalirkan kelapisan tanah dibawahnya, apalagi jika lapisan atas dari tanah tempat grounding tersebut berupa lapisan tanah pasir yang tentu saja akan lebih cepat mengalirkan air kelapisan tanah dibawahnya. Dari pengukuran grounding beberapa waktu setelah penanaman batang ground/arde juga dapat diketahui (dengan pengukuran alat) bahwa penanaman grounding yang menggunakan campuran air dengan serbuk arang lebih bagus dari pada menggunakan air saja. 13
2.
Langkah ini umum dilakukan pada pembumian / grounding dari menara maupun bangunan dengan penangkal petir yaitu dengan menanam batang grounding / arde lebih dalam ke bumi. Penanaman dari grounding tersebut umumnya menggunakan elektroda pelat dan bisa mencapai belasan meter dibawah permukaan tanah. Tujuan dari penanaman lebih dalam ini adalah untuk melewati beberapa lapisan tanah yang memungkinan untuk mendapatkan lapisan tanah dengan hambatan dalam terkecil. Untuk instalasi rumah tidak diharuskan. Cukup mengganti batang arde menjadi lebih panjang lagi sehingga lebih memungkinan untuk mendapatkan lapisan tanah dengan hambatan dalam terkecil. Hal tersebut tentu saja juga dipengaruhi kondisi tanah disekitar grounding sehingga anda dapat juga menambahkan metoda pertama dalam penanaman grounding ini.
3.
Langkah yang ini sedikit berbeda dengan dua metoda sebelumnya yang hanya menggunakan 1 batang ground/arde, metoda ketiga ini menggunakan dua atau lebih batang ground/arde. Metoda ini sering digunakan pada pemasangan peralatan jaringan distribusi TM/TR ( Gardu Distribusi, ABSW pada tiang, dsb.) yang tujuannya tentu saja mendapatkan hambatan dalam dari tanah sekecil ± kecilnya. Pada pembahasan mengenai hambatan (resistansi) yang disimbolkan dengan huruf R,
dikatakan bahwa pada rangkaian paralel:
1/R total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +«+ 1/Rn Dengan menggunakan perhitungan diatas kita akan memperoleh R total menjadi lebih kecil. Dari prinsip inilah kita gunakan dalam memperbaiki hambatan dalam pada sistim grounding. Pemasangan batang gro und/arde terlihat seperti gambar dibawah ini.
14
Gambar Pemasangan 3 Batang Ground/Arde Biasanya jarak pemasangan peralel dari batang ground antara satu dan lainnya lumayan berjauhan. Mengenai jarak tanam antar batang ground/arde paling efektif, terus terang penulis kurang begitu memahaminya.
Aturan mengatakan bahwa jarak antar batang ground/arde
minimal adalah 2 x panjang batang ground/arde tersebut. Jika pada pengukurannya masih kurang bagus kita bisa tambahkan penanaman batang arde lagi. Disamping itu kita dapat menambahkan metode pertama pada tiap batang ground/arde yang ditanam
1.6
Menggambar
rumah sederhana
Setelah dibahas semua tentang pentanahan tanah, dibawah ini adalah contoh pemasangan suatu instalasi rumah sederhana lengkap denga n simbol simbol serta tata letaknya.
15
1.
Tata letak komponen
Ruang kamar 1
Ruang Tamu
\
K.Mandi
Ruang Dapur
Ruang Kamar 2
16
2.
Single line diagram
17
3.
Wirring diagram
18
1.7
Merancang
anggaran alat dan bahan
Setelah menggambar tata letak komponen, maka sekarang akan disusun anggaran alat dan bahan yang akan digunakan untuk instalasi penerangan diatas.
Rancangan Anggaran dan Bahan
Nama Barang
Merk
Jumlah
Harga Satuan
Total Harga
Box MCB
Presto
1 buah
Rp 25.000,00
Rp 25.000, 00
Saklar Tunggal
Broco
3 buah
Rp 8.000, 00
Rp 24.000, 00
Saklar Seri
Broco
1 buah
Rp 12.000, 00
Rp 12.000, 00
Stop Kontak
Broco
4 buah
Rp 11.000, 00
Rp 44.000, 00
Fitting
Vyba
5 buah
Rp 5.000, 00
Rp 25.000, 00
Pipa
Invilon
5 Batang
Rp 5.000, 00
Rp 25.000, 00
Kabel
Eterna
2,5mm/2 roll
Rp 145.000, 00
Rp 290.000, 00
Clem
Ikk
1 bungkus
Rp 28.000, 00
Rp 28.000, 00
T-Dos
SBE
10 buah
Rp 1.000, 00
Rp 10.000, 00
Lampu
Philips
5 buah/18 watt
Rp 30.000, 00
Rp 150.000, 00
1 batang/1,5 meter
Rp 35.000, 00
Rp 35.000, 00
6 meter
Rp 6.000, 00
Rp 36.000, 00
2 buah
Rp 7.000, 00
Rp 14.000, 00
Grounding Kawat Isolasi sedang
Total harga
BC
Rp 753.000,00
19
BAB III PENUTUP
3.1
K esimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian grounding adalah merupakan suatu mekanisme dimana daya listrik dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Sedangkan tujuannya adalah untuk membatasi tegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus misalnya : body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua
kondisi
operasi, baik
ko ndis i
no rma l
maup un
saa t
ter jad i
gangguan,memberikan jaminan keselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapat mengakibatkan kebakaran. Serta berfungsi untuk menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh daya yang kurang baik, ataupun kualitas komponen yang tidak standar.
3.2
Saran
Dengan mengetahui apa itu pentanahan serta fungsi dan tujuannya, maka sebaiknya setiap pemasangan instalasi penerangan menggunakan pentanahan agar listrik di rumah dapat terlindungi dengan baik, serta perlindungan dari suhu yang berlebihan yang dapat mengakibatkan suatu kebakaran kecil.
20
DAFTAR PUSTAK A http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/07/04/definisi-grounding-pentanahan/ http://www.scribd.com/doc/33211798/MEGGER-PENGUKURAN-PENTANAHAN http://ionozer.blogspot.com/2009/11/sistem-pentanahan.html http://guntala.wordpress.com/2010/06/05/cara-memperbaiki-sistem-grounding-pentanahan/ http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Pentanahan
21