MACAM-MACAM PRODUK RANGKA ATAP BAJA RINGAN & PENUTUP ATAP Makalah Bahan Bangunan
S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya 2011
PENYUSUN
Nama
: Rindah Intan Sari Mukti
NIM
: 115724220
Nama
: Ardhisa Narawita Rengganis
NIM
: 115724233
Nama
: M. Ryzky Mukhlis
NIM
: 115724246
S1 TEKNIK SIPIL – C JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan banyak nikmatnya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan Makalah Ilmu Bahan ini sesuai dengan waktu yang kami rencanakan.Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Ilmu Bahan. Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah tersusun.
Namun,
hanya
lebih
pendekatan
pada
study
banding
atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Tak ada gading yang tak retak.Begitu pula dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan.Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya. Kami menguucapkan terima kasih kepada Bapak Mas.sebagai pengajar mata kuliah Ilmu Bahan yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.dan tidak lupa pula kepada rekan – rekan yang telah ikut berpartisipasi sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Surabaya , 4 Januari 2012 Penyusun
BAB II PEMBAHASAN I. Tanah Liat Material ini banyak dipergunakan pada rumah umumnya.Gentang terbuat dari tanah liat yang dipress dan dibakar.Kekuatannya cukup.Genteng tanah liat membutuhkan rangka untuk pemasangannya.Genteng dipasang pada atap miring.Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat. 1. Cara Pembuatan a. TahapanAwal Proses pembuatan genteng diawali dengan pengolahan bahan mentah berupa tanah. Pengambilan tanah sebagai bahan baku genteng harus berasaskan kelestarian lingkungan. Bagian lapisan paling atas dari tanah yaitu bunga tanah tidak digunakan sebagai bahan pembuat genteng, hal ini dikarenakan kandungan humus dan unsur hara yang sangat baik untuk tanaman. Pengambilan tanah dilakukan dengan cara menyingkirkan lapisan bunga tanah, dan tanah yang diambil adalah tanah dibagian bawah bunga tanah yaitu kurang lebih kedalaman 25 cm dari permukaan tanah. Pengambilan pun dijaga supaya tidak lebih dari kedalaman satu meter sebagai upaya terhadap pelestarian lingkungan. Proses selanjutnya adalah pembersihan tanah dari material-material pengotor seperti batu, plastik, sampah dll. Setelah cukup bersih tanah kemudian diaduk dengan menambahkan air. b. Pengolahan Tanah Liat Setelah didapatkan tanah liat, proses selanjutnya adalah penggilingan. Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh tanah liat yang homogen dengan partikel-partikel yang lebih halus dan merata. Proses penggilingan dilakukan dengan cara memasukkan tanah liat ke dalam mesin penggiling tanah atau lebih dikenal dengan nama molen, pada proses ini juga ditambahkan sedikit pasir laut. Tujuan penambahan pasir laut adalah supaya tanah tidak terlalu lembek sehingga mempermudah proses penggilingan. Penggilingan berlangsung dalam waktu yang singkat dengan output berupa tanah liat yang telah tercetak kotak-kotak sesuai dengan ukuran genteng yang akan dibuat. Kotakkotak tanah liat ini biasa dinamakan keweh. Keweh inilah yang pada
nantinya merupakan bahan baku sebagai pembuatan genteng. c. Pencetakan Genteng Proses selanjutnya adalah pencetakan genteng. Pencetakan genteng dilakukan dengan cara memasukkan keweh ke dalam mesin cetak berupa mesin press ulir. Sebelum dimasukkan, pipihkan dulu kuweh dengan cara dipukul-pukul dengan kayu atau biasa dikenal dengan gebleg. Tujuan dari gebleg adalah mendapatkan keweh yang padat dan juga sesuai dengan ukuran mesin press. Output dari mesin press ini berupa genteng basah dengan bentuk yang masih belum rapi. Proses selanjutnya adalah perapihan dimana bagian tepi genteng diratakan dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah liat yang masih menempel akibat proses pengepressan. d. Pengeringan Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam proses pengeringan genteng. Yang pertama adalah proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Dimana genteng hasil pengepressan diletakan di dalam rak dalam waktu 2 hari. Proses pengeringan selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan cara menjemur genteng secara langsung di bawah terik matahari selama kurang lebih 6 jam. e. Proses Pengeringan Pengeringan genteng selanjutnya berlangsung di dalam tungku.Pengeringan dalam tungku berlangsung selama 2 hari atau 48 jam. Pengeringan dilakukan dengan cara memasukkan genteng ke dalam tungku kemudian dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar berupa kayu. Pengeringan ini merupakan pengeringan tahap akhir.Pengeringan ini juga sebagai pra pembakaran. Proses selanjutnya adalah pembakaran. Pembakaran berlangsung selama 12 jam dimana suhu ditingkatkan sampai dengan kurang lebih 800 derajat celcius kemudian ditahan pada suhu tersebut. f. Pengglasuran Output dari tungku adalah genteng yang siap pakai, setelah disortir terlebih dahulu tentunya. Untuk genteng ini biasa dinamakan genteng natural, tergantung dari jenisnya. Pada proses kali ini adalah proses untuk pembuatan genteng morando, so dinamakan genteng morando natural. Untuk proses selanjutnya adalah pengglasuran. Glassur berasal dari kata glass yang berarti kaca secara harfiah dapat juga dikatakan proses pengglasuran adalah penambahan lapisan kaca pada permukaan genteng, relatif sama dengan proses coating. Tujuan dari pengglasuran
adalah supaya kenampakan genteng yang lebih indah dan artistik. Disamping itu dengan adanya lapisan glassur juga dapat menghindarkan genteng dari lumut. Bahan utama glassur adalah lead oksid atau pbo dengan penambahan matrik berupa fritz atau tepung kaca, penambahan sedikit kwarsa akan meningkatkan kekerasan. Bahan bahan glasur diaduk dengan air sebagai bahan pelarut sampai merata. Adonan bahan glasur kemudian dituangkan ke atas permukaan genteng dengan ketebalan tertentu. Diamkan beberapa saat kemudian masukkan kedalam tungku untuk proses pembakaran tahap 2. g. Pembakaran Tahap II Proses selanjutnya adalah pembakaran tahap ke 2. Genteng natural yang telah dilapisi bahan glazur segera dimasukkan ke dalam tungku untuk mengalami proses pembakaran. Pembakaran tahap 1 dan 2 relatif sama yang membedakan adalah pada proses pembakaran tahap 2 tidak didahului dengan penggarangan. Pembakaran tahap 2 berlangsung selama 13 jam dengan suhu pembakaran dijaga supaya konstan pada suhu 900 derajat celcius. h. Tahapan Terakhir Tahap yang terakhir pada proses produksi genteng glasur adalah finishing. Output dari pembakaran tahap 2 berupa genteng glasur yang belum rapi, oleh karena itu diperlukan finishing sebelum genteng siap dipasarkan.Finishing yang dilakukan meliputi pengikiran pada tepi genteng, pengikiran bertujuan untuk merapikan permukaan genteng.Kemudian pengecatan yang bertujuan untuk menutupi bagian samping genteng yang tidak dapat tertutup oleh lapisan glasur. Dan yang terakhir adalah pengepakan, genteng diikat dengan striping band dengan jumlah sepuluh, selain supaya rapi pengepakan ini juga akan memudahkan pengangkutan genteng. 2. Merk & Spesifikasi Teknis ( lampiran 1 )
3. Keuntungan & Kerugian Keuntungan : 1. Lebih dingin Genteng tanah liat lebih dingin karena genteng konvensional dari tanah atau materi sejenis itu, dia cenderung menyerap panas dan melepasnya pelan-pelan (sifat benda padat). 2. Tidak berisik
Kerugian
Berbeda dengan genteng metal dan seng kalau saat hujan atau angin kencang terdengar berisik sekali, genteng tanah liat tidak berisik 3. Lebih artistik (indah) Penggunaan genteng tanah liat lebih indah karuna alur dan glazurnya lebih artistik disamping bahannya yang berwarna alamiah. : 1. Berat Genteng tanah liat cenderung berat sehingga rangka atapun harus kuat yang mengakibatkan biaya untuk rangka atap lebih mahal 2. Tidak disarankan untuk daerah gempa Karena materialnya berat sehingga berbahaya untuk digunakan di daerah gempa 3. Susah perawatannya Dibanding genteng metal genteng tanah liat (kecuali yang berglazur) setelah 2 atau 3 tahun cenderung berdebu dan ditumbuhi lumut
4. Perhitungan Material & Harga Satuan ( lampiran 1 ) 5. Tata Cara Penggunaan / Pemasangan ( lampiran 2 ) 6. Material Pendukung Lainnya ( lampiran3 )
II. GENTENG BETON Dari segi bentuk dan ukuran ,tidak beda jauh dengan genteng tanah liat . Bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar serta pemberian lapisan tipis yang fungsinya sebagai pewarna sekaligus pelapis kedap air. Pelapis ini mampu bertahan sampai umur 30-40 tahun . 1. Cara Pembuatan Bahan baku untuk genteng beton adalah pasir beton, semen, fly ash dan cat/warna untuk pelapis permukaan genteng. Pasir beton didapat dari suplier dengan kritria kadar lumpur kurang dari 5 % Semen dibeli dari Semen Tiga Roda atau Semen Padang dalam bentuk Bulk dan disimpan dalam silo semen Fly ash sebagai bahan pengisi (Filler) ditambahkan untuk memperbaiki gradasi butiran yang ada sehingga dapat memperpadat dan memperkuat genteng beton. Proses produksinya: Bahan baku dimasukan kedalam mesin pencampur melalui ban berjalan dengankomposisi campuran sbb : Semen : pasir : Fly Ash = 10 : 20 : 3. Dalam mesin pencampur ini campuran digiling untuk menghancurkan gumpalan yang ada sehingga campuran menjadi benar-benar homogen. Dimesin ini juga dicampurkan air sehingga mencukupi Dari mesin pencampur campuran dimasukan kemesin press untuk mencetak genteng beton tersebut Keluar dari mesin Press genteng beton tadi di angin kan selama 1 hari, lalu direndam selama 5 hari dalam air. Genteng dianggap jadi setelah diangkat dari bak perendaman dan dianginkan kembali selama 2 minggu. Proses selanjutnya adalah pemberian warna/ Coating pada permukaan genteng. Pewarnaan ini dilakukan sesuai dengan pesanan yang masuk. 2. Merk & Spesifikasi Teknis ( lampiran4 )
3. Keuntungan & Kerugian Keuntungan : 1. Tahan dan kuat terhadap cuaca tropis 2. Bentuk yang artistic sesuai dengan karakter bangunan 3. Harga terjangkau dibandingkan dengan bahan penutup atap yang lain 4. Mudah didapat Kerugian
: 1. Pengerjaan lebih lama minimum membutuhkan 28 hari untuk kekuatannya (kecuali menggunakan zak adiktif) 2. Biayapun lebih mahal serta memakan tempat dalam pengerjaannya .
4. Perhitungan Material & Harga Satuan ( lampiran4 ) 5. Tata Cara Penggunaan / Pemasangan ( lampiran 5 )
III.
GENTENG KERAMIK Bahan dasarnya menggunakan tanah dengan proses finishing yaitu lapisan glazur di permukaannya . Lapisa ini bisa diberi warna dan melindungi genteng dari lumut . Umurnya bisa mencapai 20 – 50 tahun .
1. Cara Pembuatan Ada empat cara pembuatan genteng keramik : a.
2. Merk & Spesifikasi Teknis ( lampiran 6 ) 3. Keuntungan & Kerugian Keuntungan : 1. Terlihat mengilap 2. Lebih anti-bocor dan tak mudah terlepas 3.. Lebih berusia lama 4. Tersedia dalam ukuran lebih besar daripada genteng lain Kerugian
:
4. Perhitungan Material & Harga Satuan ( lampiran6 ) 5. Tata Cara Penggunaan / Pemasangan
IV.
MULTIROOF 1. Cara Pembuatan 2. Merk & Spesifikasi Teknis Bahan Baku Per Lembar Lebar Panjang Berat Sudut Kemiringan Ukuran Reng Ukuran Kaso Jarak Reng Jarak Kaso
: Clean Color Bond AZ 150 (Zincalume : 55 % Alumunium) : 10 Daun (2x5) : 1000 mm : 770 m : 5,38 kg/lembar : 12° - 90° : 30 mm x 40 mm : 50 mm x 70 mm : 385 mm : 500 mm
3. Keuntungan & Kerugian Keuntungan : 1. Tahan terhadap beban dan benturan 2. Tahan serangan karat ,pecah ,lumut dan jamur 3. Tahan terhadap perubahan warna ( berbagai kondisi cuaca ) 4. Dapat memberikan Nilai Tambah yang tinggi ( hemat kontruksi dan meliharaan ) 5. Dapat mereduksi udara panas dan suara gangguan hujan ( menggunakan batu alami warna asli ) 4. Perhitungan Material & Harga Satuan ( lampiran 8 ) 5. Tata Cara Penggunaan / Pemasangan ( lampiran7 )
V.
TEGOLA 1. Cara Pembuatan 2. Merk & Spesifikasi Teknis ( lampiran 9 ) 3. Keuntungan & Kerugian Keuntungan : 1. Genteng TEGOLA Ringan Berat Genteng TEGOLA hanya ¼ berat genteng beton dan
1/6 berat genteng keramik , yakni hanya 10½ kilogram permeter persegi. Karena ringan dan mudah dipasang, Anda akan lebih menghemat waktu serta biaya. Bahkan Anda dapat mengganti atap rumah Anda (renovasi) tanpa harus pindah. 2. Genteng TEGOLA Praktis Praktis dalam pemasangannya, karena tidak membutuhkan bentuk – bentuk khusus (nok; jurai dalam) dan bahan bahan lainnya (seng , adukan semen, dll.) 3. Genteng TEGOLA Flexible Genteng TEGOLA dapat mengikuti segala macam bentuk atap bangunan, melengkung, curam, landai (sudut kemiringan min : 15º). 4. Genteng TEGOLA Kuat Genteng TEGOLA tahan terhadap api, bahkan cuaca buruk (angina kencang, hujan deras), juga mampu menahan beban orang berjalan di atap. 5. Genteng TEGOLA Cantik Rangkaian pilihan warna serta type. Genteng TEGOLA memberikan kecantikan tersendiri bagi rumah anda. Tersedia dalam 22 pilihan warna serta 7 macam type. 6. Genteng TEGOLA Bergaransi Sejak penggantian bahan dasarnya dari felt ke fiber glass, kami memberikan garansi terhadap mutu dan kualitasnya. 4. Perhitungan Material & Harga Satuan ( lampiran 9 ) 5. Tata Cara Penggunaan / Pemasangan ( lampiran 9 )
VI.
ZINCALUM 1. Cara Pembuatan Atap galvalume zincalume merupakan pengantian atap terdahulunya yaitu aluminium murni .dengan pencampuran 55%Aluminium,43,5 Zincdan 1,5 Silicon coating sebagai pencegah karat 2. Merk & Spesifikasi Teknis ( lampiran 10 ) 3. Keuntungan & Kerugian 4. Perhitungan Material & Harga Satuan ( lampiran 10 ) 5. Tata Cara Penggunaan / Pemasangan Atap galvalume zincalume bisa dipasang dengan gunaan baut pancing atau heksagon head 12 x45 dimana masing2 baut harus ada karetnya untuk mencegah kebocoran akibat rembesan/ tampias air hujan,dengan jarak gording yang sesuai dengan perencanaan maka ketebalan atap galvalumeZincalume yang akan dipasang.
VII.
FIBER 1. Cara Pembuatan Bahan : 1. Mett (type 455 atau 450 ) 2. Ressin (Yukalac 1560) 3. Catalis 4. Cobal N 103 Peralatan : 1. Kwas 4” 2. Roll Fiber 3. Secrap 4. Plastik film ( 0.15 mm) Perabandingan Campuran : Untuk 1 m2 dengan tebal 0.3 mm, membutuhkan bahan-bahan sebagai berikut 1. Mett = 0.48 kg 2. Ressin = 1.59 kg 3. Catalis = 0.01 lt 4. Cobal = 0.25 kg
Bahan-bahan tersebut diatas dapat dibeli ditoko kimia. Cara Pembuatan : 1. Ressin,Catalis,cobal, dicampur sesuai dengan takaran. 2. Gelar plastic film sebagai alas diletakan diatas permukaan yang rata, lebar dan panjang sesuai kebutuhan 3. diatas plastik letakan, mett (serat fiber) 4. Kwaskan campuran No.1 diatas serat fiber, sambil ditekan-tekan agar serat fiber menyatu dengan campuran No.1 (tanda sudah menyatu serat fiber sudah tidak kelihatan lagi). 5. Kemudian diatasnya letakan kembali plastik film. 6. Setalah itu di roll dengan roll fiber, bila sudah benar-benar menyatu , diratakan denganmenggunakan secrap (buat secrap permukaannya rata, dengan bahan dari papan tebal 0.5 cm atau gunakan secrap untuk sablon), sampai gelembung udara benar-benar tidak ada. 7. Letakan diatas permukaan seng ( sebagai cetakan), diatasnya letakan kembali Seng dan ditekan dengan alat pemberat. Setalah proses No.1 s/d No.7 selesai tunggu selama 1 jam. Kemudian anggkat seng dan lepaskan plastik film. Atap fiber sudah selesai , untuk pewarnaan, dapat ditambahkan pewarna untuk fiber. 2. Merk & Spesifikasi Teknis ( lampiran 11 ) 3. Keuntungan & Kerugian Keuntungan : -Bentuk dan warna dapat menyesuaikan ( customize) -Ringan -Tidak mudah terdeformasi -Tahan aus -Tahan korosi -Penampilan yang indah -Mudah dibersihkan -Tersedia dalam berbagai warna -Tahan air/ tidak mudah bocor -Lentur namun kuat 4. Perhitungan Material & Harga Satuan ( lampiran 11 ) 5. Tata Cara Penggunaan / Pemasangan
Lampiran 2
Cara Pemasangan Genteng
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 7
Lampiran 7
Lampiran 7
Lampiran 8 No.
Merk
1
Multi Roof
2
Multi Color
3
Surya Roof
4
Surya Color
5 6 7
Tipe Stone chip Stone chip
Harga / Lembar (Rp)
Harga / m2 (Rp)
2x5
135000
175500
2x5
120000
156000
2x4
90000
145800
2x4
77000
124740
52500
85050
70000
113400
77500
125550
Ukuran (m)
Merpati Sakura Roof
Elang Garuda
2x4
Lampiran 9
Standard Rp. 212.200,Top Shingle Rp. 199.000,- (beaver) Top Shingle Rp. 191.000,- (rectangular) Eco Roof Rp. 168.000,-
Lampiran 10
Lampiran 11