A. PATHWA HWAY
Idiopatik Tumor otak/ SOL
Penekanan jaringan otak Invasi jaringan otak
Bertamban!a massa "ekrosis jar. jar. otak
#erusakan jar. "euron ( "!eri )
$ang. Sup%ai dara
#ejang
$ang. "euro%ogis &oka%
$ang. 'ungsi otak
+e&isit neuro%ogis
+isorientasi
•
•
• •
•
Aspirasi sekresi Obs. Jln nafas Dispnea Henti nafas Perubah an ola
Resiko Cidera
Gang. Pertukaran Cemas
( Suddart, runner. !""# $
Gang. Rasa nyaman
Obstruksi vena di otak
Gang. Perfusi jaringan jaringan
Oedema
Peningkatan TIK
Hidrose&a%us
Perubanah proses pikir
Bradikardi progresi&, ipertensi sitemik, gang. perna&asan An*aman kematian
Hipoksia jaringan
Pen!erapan *airan otak
Bi*ara terganggu, a&asia
%angguan ko&unikasi 'erbal
-ua%, munta, papi%eodema, pandangan kabur, penurunan &ungsi pendengaran, n!eri kepa%a
Hernia%is u%kus
-enise&a%on tekanan
Gang. kesadar an
ASUHAN KPRA!A"AN PA#A PAS$N #NGAN SPAC %CCUP&$NG 'SS$%N ( S%' )
A. Pengertian SOL merupakan genera%isasi masa%a tentang adan!a %esi pada ruang intra*rania% kususn!a !ang mengenai otak. Ban!ak pen!ebab !ang dapat menimbu%kan %esi pada otak seperti kuntusio serebri, ematoma, in&ark, abses otak dan tumor intra krania%. ( Long, 001 2 34 ) +a%am Laporan Pendau%uan ( LP ) ini, penu%is batasi pada Tumor %tak Adapun de&inisi Tumor Otak ada%a proses pertumbuan termasuk benigna dan ma%igna !ang mengenai otak dan sumsum tu%ang be%akang ( Bu%%o*k, 001 ).
*. tio+ogi 'aktor 5esiko, tumor otak dapat terjadi pada setiap ke%ompok 5as, insiden meningkat seiring dengan pertambaan usia terutama pada dekade ke%ima, keenam dan ketuju .&aktor resiko akan meningkat pada orang !ang terpajan 6at kimia tertentu ( Okrioniti%, tinta, pe%arut, min!ak pe%umas ), namun a% tersebut be%um bisa dipastikan.Pengaru genetik berperan serta da%am tibu%n!a tumor, pen!akit sk%erosis TB dan pen!akit neuro&ibomatosis.
C. "anda dan geja+a . a. b. *. 8. a.
Tanda dan geja%a peningkatan TI# 7 Sakit kepa%a -unta Papi%edema $eja%a ter%oka%isasi ( spesi&ik sesuai dengan dare otak !ang terkena ) 7 Tumor korteks motorik 2 gerakan seperti kejang kejang !ang ter%etak pada satu sisi tubu ( kejang ja*ksonian ) b. Tumor %obus oksipita% 2 emianopsia omonimus kontra%atera% ( i%ang Peng%iatan pada setenga %apang pandang , pada sisi !ang ber%a9anan dengan tumor ) dan a%usinasi peng%iatan *. Tumor serebe%um 2 pusing, ataksia, ga!a berja%an sempo!ongan dengan ke*enderungan jatu kesisi !ang %esi, otot otot tidak terkoordinasi dan nistagmus ( gerakan mata berirama dan tidak disengaja ) d. Tumor %obus &ronta% 2 gangguan kepribadia, perubaan status emosiona% dan tingka %aku, disintegrasi peri%aku menta%., pasien sering menjadi ekstrim !ang tidak teratur dan kurang mera9at diri e. Tumor sudut serebe%opontin 2 tinitus dan ke%iatan vertigo, tu%i ( gangguan sara& kede%apan ), kesemutan dan rasa gata% pada 9aja dan %ida ( sara& ke%ima ), ke%emaan atau para%isis ( sara& krania% keketuju ), abnorma%itas &ungsi motorik. &. Tumor intrakrania% bisa menimbu%kan gangguan kepribadian, kon&usi, gangguan bi*ara dan gangguan ga!a berja%an terutam pada %ansia. ( Brunner : Sudart, 8443 2 8;4 )
#. Pemeriksaan #iagnostik . T S*an 2 memberi in&ormasi spesi&ik mengenai jum%a, ukuran, kepadatan, jejas tumor dan me%uasn!a odema *erebra% serta memberi in&ormasi tentang sistem vasku%er 8. -5I 2 membantu da%am mendeteksi tumor dida%am batang otakdan daera iposisis, dimana tu%ang menggangu da%am gambaran !ang menggunakan T S*an 3. Biopsi Stereotaktik 2 dapat mendiagnosa kedudukan tumor !ang da%am dan untuk memberi dasar pengobatan serta in&ormasi prognosis. <. Angiogra&i 2 memberi gambaran pembu%u daraserebra% dan %etak tumor =. >%ektro ense&a%ogra&i 2 mendeteksi ge%ombang otak abnorma% pada daera !ang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengeva%uasi %obus tempora% pada 9aktu kejang ( +oenges, 8444 ) PA"%,$S$%'%G$ Tumor otak men!ebabkan gangguan neuro%ogis, geja%a?geja%a terjadi berurutan. Ha% ini menekankan pentingn!a anamnesis da%am pemeriksaan. $eja%a neuro%ogik pada tumor otak biasan!a dianggap disebabkan o%e 8 &aktor gangguan &oka%, disebabkan o%e tumor dan tekanan intrakrania%.
$angguan &oka% terjadi apabi%a penekanan pada jaringan otak dan in&i%trasi/ invasi %angsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentun!a dis&ungsi !ang pa%ing besar terjadi pada tumor !ang tumbu pa%ing *epat. Perubaan sup%ai dara akibat tekanan !ang ditimbu%kan tumor !ang bertamba men!ebabkan nekrosis jaringan otak. $angguan sup%ai dara arteri pada umumn!a bermani&estasi sebagai kei%angan &ungsi se*ara akut dan mungkin dapat dika*aukan dengan gangguan avebrovasku%er primer. Sedangkan kejang sebagai mani&estasi perubaan kepekaan neuro diubungkan dengan kompresi invasi dan perubaan sup%ai dara ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista !ang juga menekan parenkim otak sekitarn!a seingga memperberat gangguan neuro%ogis &oka%. Peningkatan TI# dapat diakibatkan o%e beberapa &aktor 7 bertamban!a masa da%am tengkorak, terbentukn!a edema sekitar tumor dan perubaan sirku%asi *erebrospina%. Pertumbuan tumor men!ebabkan bertamban!a masa, karena tumor akan mengambi% ruang !ang re%ati& dari ruang tengkorak !ang kaku. Tumor ganas menimbu%kan edema da%am jaringan otak. -ekanisme be%um se%urun!a dipaami, namun diduga disebabkan se%isi osmotik !ang men!ebabkan perdaraan. Obstruksi vena dan edema !ang disebabkan kerusakan sa9ar dara otak, semuan!a menimbu%kan kenaikan vo%ume intrakrania%. Obstruksi sirku%asi *airan serebrospina% dari ventrike% %atera% ke ruang subara%inoid menimbu%kan idro*epa%us. Peningkatan TI# akan membaa!akan ji9a, bi%a terjadi se*ara *epat akibat sa%a satu pen!ebab !ang te%a dibi*arakan sebe%umn!a. -ekanisme kompensasi memer%ukan 9aktu
berari?ari/berbu%an?bu%an untuk menjadi e&ekti& dan o%e karena itu tidak berguna apabi%a TI# timbu% *epat. -ekanisme kompensasi ini antara %ain bekerja menurunkan vo%ume dara intrakrania%, vo%ume *airan serebrospina%, kandungan *airan intrase% dan mengurangi se%?se% parenkim. #enaikan tekanan !ang tidak diobati mengakibatkan erniasi inkus serebra%. Herniasi timbu% bi%a girus media%is %obus tempora% bergeser ke in&erior me%a%ui insisura tentoria% o%e masa da%am emis&er otak. Herniasi menekan mensense&a%on men!ebabkan i%angn!a kesadaran dan menekan sara& ketiga. Pada erniasi serebe%um, tonsi% sebe%um bergeser ke ba9a me%a%ui &oramen magnum o%e suatu masa posterior kompresi medu%%a ob%ongata dan enti na&as terjadi dengan *epat, intrakrania% !ang *epat ada%a bradikardi progresi&, ipertensi sistemik (pe%ebaran tekanan nadi dan gangguan perna&asan). PNA"A'AKSANAAN Tumor otak !ang tidak terobati menunjukkan ke ara kematian, sa%a satu akibat peningkatan TI# atau dari kerusakan otak !ang disebabkan o%e tumor. Pasien dengan kemungkinan tumor otak arus dieva%uasi dan diobati dengan segera bi%a memungkinkan sebe%um kerusakan neuro%ogis tidak dapat diuba. Tujuann!a ada%a mengangkat dan memusnakan semua tumor atau ban!ak kemungkinan tanpa meningkatkan penurunan neuro%ogik (para%isis, kebutaan) atau ter*apain!a geja%a?geja%a dengan mengangkat sebagian (dekompresi). Pendekatan pembedahan (-raniotomy )
+i%akukan untuk mengobati pasien meningioma, astrositoma kistik pada serebe%um, kista ko%oid pada ventrike% ke?3, tumor kongenita% seperti demoid dan beberapa granu%oma. @ntuk pasien dengan g%ioma ma%igna, pengangkatan tumor se*ara men!e%uru dan pengobatan tidak mungkin, tetapi dapat me%akukan tindakan !ang men*akup pengurangan TI#, mengangkat jaringan ne&rotik dan mengangkat bagian besar dari tumor !ang se*ara teori meningga%kan sedikit se% !ang tertingga% atau menjadi resisten teradap radiasi atau kemoterapi. Pendekatan kemoterapy
Terapi radiasi merupakan dasar pada pengobatan beberapa tumor otak, juga menurunkan timbu%n!a kemba%i tumor !ang tidak %engkap transp%antasi sum?sum tu%ang auto%ogi intravens digunakan pada beberapa pasien !ang akan menerima kemoterapi atau terapi radiasi karena keadaan ini penting seka%i untuk meno%ong pasien teradap adan!a kera*unan sumsum tu%ang sebagai akibat dosis tinggi radiasi. #emoterapi digunakan pada jenis tumor otak tertentu saja. Ha% ini bisa digunakan pada k%ien 7 . Segera sete%a pembedaan/tumor redu*tion kombinasi dengan terapi radiasi 8. Sete%a tumor re*uran*e 3. Sete%a %engkap tindakan radiasi
Pendekatan stereotaktik
Stereotaktik merupakan e%ektroda dan kanu%a dimasukkan ingga titik tertentu di da%am otak dengan tujuan me%akukan pengamatan &isio%ogis atau untuk mengan*urkan jaringan pada pen!akit seperti para%isis agitans, mu%tip%e sk%erosis : epi%eps!. Pemeriksaan untuk mengetaui %okasi tumor dengan sinar , T, sedangkan untuk mengasi%kan dosis tinggi pada radiasi tumor sambi% meminima%kan pengaru pada jaringan otak di sekitarn!a di%akukan pemeriksaan 5adiosotop (III) dengan *ara ditempe%kan %angsung ke da%am tumor. K%P'$KAS$ #omp%ikasi sete%a pembedaan dapat disebabkan e&ek depresi& anestesi narkotik dan imobi%itas. >*!mosis dan edema periorbita% umumn!a terjadi sete%a pembedaan intra*rania%. #omp%ikasi kusus / spesi&ik pembedaan intrakrania% tergantung pada area pembedaan dan prosedur !ang diberikan, misa%n!a7
? #ei%angan memor! ? Para%isis ? Peningkatan IP ? #ei%angan / kerusakan verba% / berbi*ara ? #ei%angan / kerusakan sensasi kusus ? -enta% *on&usion Peningkatan TI# !ang disebabkan edema *erebra% / perdaraan ada%a komp%ikasi ma!or pembedaan intrakrania%, mem&estasi k%inik 7 ? Perubaan visua% dan verba% ? Perubaan kesadaran (%eve% o& *on*iousnes/LO) berubungan dengan sakit kepa%a ? Perubaan pupi% ? #e%emaan otot / para%!sis ? Perubaan perna&asan
. Pengkajian . +ata dasar 2 nama, umur, jenis ke%amin, status perka9inan, a%amat, go%ongan dara, pengasi%an 8. 5i9a!at keseatan 2 apaka k%ien perna terpajan 6at 6at kimia tertentu, ri9a!at tumor pada ke%uarga, pen!akit !ang mendau%ui seperti sk%erosis TB dan pen!akit neuro&ibromatosis, kapan geja%a mu%ai timbu% 3. Aktivitas / istiraat, $eja%a 7 ke%emaan / ke%etian, kaku, i%ang keseimbangan. Tanda 7 perubaan kesadaran, %etargi, emiparese, uadrip%egi, ataksia, masa%a da%am keseimbangan, perubaan po%a istiraat, adan!a &aktor &aktor !ang mempengarui tidur seperti n!eri, *emas, keterbatasan da%am obi dan dan %atian <. Sirku%asi, geja%a 7 n!eri kepa%a pada saat beraktivitas. #ebiasaan 7 perubaan pada tekanan dara atau norma%, perubaan &rekuensi jantung. =. Integritas >go, $eja% 7 &aktor stres, perubaan tingka %aku atau kepribadian, Tanda 7 *emas, muda tersinggung, de%irium, agitasi, bingung, dep resi dan impu%si&. 1. >%iminasi 7 Inkontinensia kandung kemi/ usus menga%ami gangguan &ungsi. ;. makanan / *airan , $eja%a 7 mua%, munta pro!ekti% dan menga%ami perubaan se%era. Tanda 7 munta ( mungkin pro!ekti% ), gangguan mene%an ( batuk, air %iur ke%uar, dis&agia ) C. "eurosensori, $eja%a 7 Amnesia, vertigo, s!nkop, tinitus, kei%angan pendengaran, ting%ing dan baa% pad aekstremitas, gangguan penge*apan dan pengidu. Tanda 7 perubaan kesadaran sampai koma, perubaan status menta%, perubaan pupi%, deviasi pada mata ketidakmampuan mengikuti, kei%angan penginderaan, 9aja tidak simetris, genggaman %ema tidak seimbang, re&%ek tendon da%am %ema, apraDia, emiparese, uadrip%egi, kejang, sensitiv teradap gerakan 0. "!eri / #en!amanan, $eja%a 7 n!eri kepa%a dengan intensitas !ang berbeda dan biasan!a %ama. Tanda 7 9aja men!eringai, respon menarik dri rangsangan n!eri !ang ebat, ge%isa, tidak bisa istiraat / tidur. 4. Pernapasan, Tanda 7 perubaan po%a napas, irama napas meningkat, dispnea, potensia% obstruksi. . Hormona% 7 Amenorea, rambut rontok, dabetes insipidus. 8. Sistem -otorik 7 s*aning spee*, iperekstensi sendi, ke%emaan 3. keamanan , $eja%a 7 pemajanan baan kimia toksisk, karsinogen, pemajanan sinar mataari ber%ebian. Tanda 7 demam, ruam ku%it, u%serasi <. seksua%itas, geja%a7 masa%a pada seksua% ( dampak pada ubungan, perubaan tingkat kepuasan ) =. Interaksi sosia% 7 ketidakadekuatan sitem pendukung, ri9a!at perka9inan ( kepuasan ruma tangga, dudkungan ), &ungsi peran. ( +oenges, 8444 )
,. #iagnosa dan $nter/ensi Kepera0atan . $angguan per&usi jaringan serebra% b.d pengentian a%iran dara o%e SOL dibuktikan dengan perubaan tingkat kesadaran, kei%angan memori, perubaan respon motorik / sensori, ge%isa dan perubaan tanda vita% Kriteria e/a+uasi 7 Pasien akan dipertaankan tingkat kesadaran , perbaiakan kognisi, &ungsi motorik / sensorik, TTE stabi%, tidak ada tanda peningkatan TI#
$nter/ensi 1 a. Tentukan pen!ebab penurunan per&usi jaringan b. Pantau status neuro%ogis se*ara teratur dan bandingkan dengan ni%a standar ( $S ) *. Pantau TTE d. #aji perubaan peng%iatan dan keadan pupi% e. #aji adan!a re&%ek ( mene%an, batuk, babinski ) &. Pantau pemasukan dan penge%uaran *airan g. Ausku%tasi suara napas, peratikan adanan!a ipoventi%asi, dan suara tambaan !ang abnorma% Ko+aborasi 7 . Pantau ana%isa gas dara i. Berikan obat sesuai indikasi 7 deuretik, steroid, antikonvu%san j. Berikan oksigenasi
8. 5esiko tinggi teradap ketidake&ekti&an po%a napas b.d kerusakan neurovasku%er, kerusakan kogniti&. Kriteria e/a+uasi 7 pasien dapat, dipertaanakan po%a na&as e&ekti&, bebas sianosis, dengan $+A da%am batas norma% $nter/ensi 1 a. #aji dan *atat perubaan &rekuensi, irama, dan keda%aman pernapasan b. Angkat kepa%a tempat tidur sesuai atuiran / posisi miringsesuai indikasi *. Anjurkan utuk bernapas da%am, jika pasien sadar d. Lakukan pengisapan %endir dengan ati ati jangan %ebi dari 4 F = detik, *atat karakter 9arna, kekenta%an dan kekeruan sekret e. Pantau pengguanaan obat obatan depresan seperti sedati& Ko+aborasi1 &. Berikan O8 sesuai indikasi g. Lakaukan &isioterapi dada jika ada indikasi 3. "!eri ( akut ) / kronis b.d agen pen*edera &isik, kompresi sara& o%e SOL, peningkatan TI#, ditandai dengan 7 men!etakan n!eri o%e karena perubaan posisi, n!eri, pu*at sekitar 9aja, peri%aku berati ati, ge%isa *ondong keposisi sakit, penurunan teradap to%eransi aktivitas, pen!empitan &okus pad dirisendiri, 9aja menaan n!eri, perubana p%a tidur, menarik diri se*ara &isik Kriteria e/a+usi 7 pasien me%aporkann!eri berkurang, menunjukan peri%aku untuk mengurangi kekambuan atau n!eri . $nter/ensi 1 a. kaji ke%uan n!eri b. Observasi keadaan n!eri nonverba% ( misa% 2 ekspresi 9aja, ge%isa, menangis, menarik diri, dia&oresis, perubaan &rekuensi jantung, pernapasan dan tekanan dara. *. Anjurkan untuk istiraat denn tenang d. Berikan kompres panas %embab pada kepa%a, %eer, %engan sesuai kebutuan e. Lakukan pemijatan pada daera kepa%a / %eer / %engan jika pasien dapat to%eransi teradap sentuan &. Sarankana pasien untuk menggnakan pers!aratan positi& G sa!a sembu G atau G sa!a suka idup ini G
Ko+aborasi 1 g. Berikan ana%getik / narkotik sesuai indikasi . Berikan antiemetiksesuai indikasi
<. Perubaan persepsi sensori b.d perubaan resepsi sensoris, transmisi dan atau integrasi ( trauma atau de&isit neuro%ogis ), ditandai denagg disorientasi, perubaan respon teradap rangsang, inkoordinasi motorik, perubaan po%a komunikasi, distorsi auditorius dan visua%, pengidu, konsentrasi buruk, perubaan proses pikir, respon emosiaona% ber%ebian, perubaan po%a peri%aku Kriteria e/a+uasi 7 pasien dapat dipertaanakan tingkat kesadaran dan &uingsi persepsin!a, mengakui perubaan da%am kemampuan dan adan!a keter%ibatan residu, mendemonstrasikan perubaan ga!a idup. $nter/ensi 1 a. #aji se*ar teratur perubaan orientasi, kemampuan bi*ara, a&ekti&, sensoris dan proses pikir b. #aji kesadaran sensoris seperti respon sentuan , panas / dingin, benda tajam atau tumpu%, keadaran teradap gerakan dan %etak tubu, peratkian adan!a masa%a peng%iatan *. Observasi repon peri%aku d. Hi%angkan suara bising / stimu%us ang ber%ebian e. Berikan stimu%us !ang ber%ebian seperti verba%, pengidu, takti%, pendengaran, indari iso%asi se*ara &isik dan psiko%ogis Ko+aborasi 1 &. pemberian obat supositoria gna mempermuda proses BAB g. konsu%tasi dengan a%i &isioterapi / okupasi =. Perubaan nutrisi kurang dari kebutuan b.d peningkatan TI#, konsekuensi kemoterapi, radiasi, pembedaan, ( anoreksia, iritasi, pen!impangan rasa mua% ) dibuktikan o%e 7 ke%uan masukan makan tidak adekuat, kei%angan sensai penge*apan, kei%angan minat makan, ketidakmampuan untk men*erna !ang dirasakan / aktua%, berat badan 84 atau %ebi diba9a badan idea% untuk tinggi dan bentuk tubu, penurunan penumpukn %emak / masa otot, saria9ab, rongga mu%ut terin&%amasi, diare,konstipasi, kram abdomen. Krieteria e/a+uasi 7pasien dapat mendemonstrasikan berat badan stabi%, mengungkapkan pemasukan adekuat, berpartisipasi da%am intervensi spesi&ik untuk merangsang na&su makan $nter/ensi 1 a. Pantau masukan makanan setiap ari b. @kur BB setiap ari sesui indikasi *. +orong pasien untuk makandiit tinggi ka%ori ka!a nutrien sesui program d. #ontro% &aktor %ingkungan ( bau, bising ) indari makanan ter%a%u manis, ber%emak dan pedas. iptakan suasana makan !ang men!enangkan e. Identi&ikasipasien !ang menga%ami mua% / munta Ko+aborasi 1 &. Pemberian anti emetik dengan jad9a% regui%er g. Eitamin A, +, > dan B1 . 5ujuk kepada a%i diit
i.
Pasang / pertaankan s%ang "$T untuk pemberian makanan entera% ( +oenges, 8444 dan L. arpenito, 00; )
#aftar Pustaka
Barbara . Long, a%i baasa 5.#arnaen dkk, 001, Perawatan Medikal Bedah. >$, akarta Barbara L. Bu%%o*k 001, Patofisiology, Adaptasi and alterations infeksius function, 'ourt edition, Lipin*ott, Pi%ade%pia Brunner : Sudart, 8443, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah >d C Eo% 3 , >$, jakarta L!nda ua%% arpenito, A%i baasa Yasmin Asi, 00;, Diagnosa Keperawatan , ed 1, >$, akarta -ari%!n >. +oenges, et a%, 00;, Rencana Asuhan Keperawatan, >$, jakarta S!%via A. Pri*e, A%i baasa Adji +arma, 00= Patofisiologi, konsep klinik proses proses penyakit ed. <, >$, akarta