LABORATORIUM FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN LENGKAP LARUTAN
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5
HAFLAH PRICILIA A. H RINI RUMAKEY SRI HIDAYANTI IGNATIA MUTIARA NUR HADRI AZMI AHMAD IKRAM JAYA
MAKASSAR 2011
BAB I DASAR FORMULASI
I.1 Dasar Pembuatan Sediaan Larutan a. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, terlarut, kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. (1: 32) b. Larutan adalah sistem sistem yang homogen secara kimia dan fisika dari dua atau lebih bahan. (3:139) c. Larutan adalah suatu proses termodinamika stabil yang terdiri dari dua dua atau banyak komponen yang biasanya berupa gas, cair, atau padat. (4:482) d. Larutan adalah campuran homogen yang dibuat dengan melarutkan zat padat, zat cair, atau gas dalam cairan lainnya dan mewakili kelompok sediaan dimana molekul-molekul terlarut
atau bahan
terlarutnya terdispersi dalam sejumlah pelarut tersebut. (5 :1521) e. Larutan adalah campuran molekul-molekul dari dua zat atau lebih untuk membentuk cairan jernih. (6: 125)
I.2 Dasar Pemilihan Zat Aktif a. Thymol merupakan kristal yang diperoleh diperoleh dari penguapan minyak Thymus
vulgaris,
Kelarutannya
Monarta
terbatas
untuk
punet
ata,
penggunaan
dan
Carum
umum
capticum .
terapi
dalam
konsentrasi 1: 3000 (thymol: air) yang digunakan sebagai mouthwash, yang biasanya dikombinasi dengan asam borat atau borax. (7: 287) b. Thymol adalah suatu obat desinfektan yang lebih kuat dibanding fenol, tetapi kelarutannya dalam air rendah. Thymol terutama digunakan sebagai suatu zat penghilang bau badan dalam sediaan mouthwash, gargle, dan toothpastes.(9:780)
c. Thymol digunakan terutama sebagai zat penghilang bau dalam mouthwash seperti campuran thymol gliserin ( BP 1988), yang mengandung air campuran thymol 0.05% dan glycerol 10% dengan pewarna dan perasa, yang sebelumnya ditambahkan air atau air hangat sebanyak 3 kali volumenya saat ingin digunakan. (7:1664)
I.3 Alasan Pembuatan Zat Aktif dalam Bentuk Sediaan Larutan Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misalnya: terdispersi secara molekuler dan pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling tercampur. dalam sediaan mouthwash ini terkandung bahan aktif yang lebih dari satu bercampur secara homogen dengan pelarut air. (1: 15) Thymol merupakan salah satu bahan aktif sebagai antiseptik dalam bentuk sediaan mouthwash (salah satu bentuk sediaan larutan). (5:1173) Mouthwash adalah larutan yang mengandung air yang paling banyak digunakan untuk menghilangkan bau busuk, penyegar atau efek antiseptik atau mengontrol plak. Salah satu bahan aktif yang sering terpakai adalah thymol. (5:1521)
BAB II DASAR PEMILIHAN BAHAN DAN WADAH
II.1
Dasar Penggunaan Moutwash Thymol
a. Farmakologi Aktivitas antimikroba dari thymol sebagai sediaan oral menghambat aktivitas dari organisme mikroba. b. Farmakokinetik Pada sediaan oral, thymol diabsorbsi pada usus lalu diekskresikan melalui urin sebagai perombakan obat / dalam bentuk glucopomide. c. Indikasi Dapat melawan kuman-kuman, penyebab plak dan bau mulut d. Kontraindikasi Pada wanita hamil dan yang mengalami hipersensitivitas e. Efek Samping Dapat mengiritasi jaringan pada konsentrasi tinggi jika digunakan dalam sediaan oral f. Dosis Pada sediaan oral sebagai bahan aktif (Moutwash) pada konsentrasi 0,05-0,1%. Pada sediaan oral sebagai pengawet/antioksidan pada konsentrasi 0,01%. g. Interaksi obat stabilitas Untuk efek sinergis pada penggunaan sediaan Moutwash thymol dikombinasikan dengan fenol dan campur untuk sediaan cavitis dengan zink okside untuk bentuk perlindungan pada mahkota gigi (9:971, 7:1664)
II.2
Dasar Penggunaan Bahan Tambahan
1. Sorbitol Sorbitol digunakan sebagai humektan dengan konsentrasi 3-15% sorbitol juga sebagai humektan dimana digunakan untuk menambah stabilitas dari perasa, selain itu untuk memodifikasi rasa mulut dan untuk menambah tingkat kemanisan. (9 : 679)
2. Indigo carmin Indigo carmin pemerianya berupa serbuk biru atau granula biru dengan warna agak tembaga dipengaruhi cahaya larutanya berwarna biru atau keunguan. (9:1280). Penggunaan, indigo carmin digunakan sebagai pewarna biru dalam sediaan obat. Warna atau celupanya dapat mengurangi warna dari bentuk pewarnaan. Dalam oksidasi warna dari indigo carmin dari biru menjadi hijau atau kuning terang. (10: 407)
3. Air suling Air dibuat sebagai persen/ kuantitas yang tertinggi dari semua moutwash
kecuali
untuk
konsentration
yang
diturunkan
sebelum
digunakan. Tentu saja terdapatnya air menimbulkan efek melarutkan pada sebagian besar zat-zat yang berhubungan denganya dan menjadi tidak murni serta mengandung garam-garam anorganik dalam jumlah berbeda (11:230)
4. Propil paraben Propil paraben efektif untuk bermacam-macam range PH dan mempunyai spektrum antimikrobial yang luas walaupun tidak terlalu efektif untuk jamur. (9:631)
5. Etanol 96% Larutan etanol dalam berbagai konsentrasi digunakan dalam formulasi farmasetik dan kosmetik. Etanol umumnya digunakan sebagai pelarut dalam larutan sebagai antimikroba. (9: 7) Dalam bidang farmasi pada prinsipnya digunakan sebagai pelarut pada
konsentrasnsi
25%
digunakan
untuk
mencuci
kulit
guna
mendinginkan atau menurunkan demam pada konsentrasi 50% untuk mencegah keringat yaitu adstringen dan losio antidrolite pada konsentrasi 60-90% sebagai germisid, merupakan antiscolite untuk kulit dan organ. (5:28)
6. Poloxamer Sebagai surfaktan untuk dapat menambah meningkatkan kebersihan pada gigi.(5:126)
7. Menthol Digunakan luas dalam farmasetik, sebagai bahan penyegar mulut dan produk sabun mandi sebagai pengaroma dan penghilang bau. Konsentrasi dalam mouthwash 0,1%- 2,0%. (9:334) Dalam konsentrasi yang sedikit selektif menstimulasi saraf sensorik yang akan menimbulkan rasa sejuk, oleh karena itu menyebabkan sensasi kesejukan.(5:1311)
8. Eucalyptol Eucalyptol merupakan minyak esensial pilihan yang juga memberikan aksi bakteriosid. Meskipun bahan- bahan pengaroma dalam mouthwash dipertimbangkan pentingnya karakteristik rasa, tapi banyak diantaranya yang memberikan aksi bakteriosid. Salah satunya adalah eukalyptol. (7:1664)
Utamanya sebagai bahan pengaroma, secara lokal digunakan untuk efek antiseptik pada inflamasi hidung dan tenggorokan serta penyakit kulit tertentu.(5:1229)
9. Natrium sakarin Tingkat kemanisan 500 kali dari sukrosa, sehingga penggunaan pada sediaan hanya sedikit konsentrasinya.(9:638)
II.3
Dasar Pewadahan Dalam pemilihan wadah yang cocok untuk sediaan mouthwash ini
dipertimbangkan dari bahan tambahan pemanisnya yang bisa menjadi kristal atau caps locking. Hal ini perlu dipertimbangkan pemilihan wadahnya. Botol plastik telah diperkenalkan sebagai salah satu wadah untuk sediaan cairan. Botol plastik ini, merupakan wadah yang bisa melindungi sediaan dari kerusakan dan pengaruh cahaya. Walaupun botol plastik bisa mempengaruhi aktivitas pengawet dan antioksidan yang digunakan dalam sediaan tersebut. (10:181)
BAB III METODE KERJA
III.1
Alat dan bahan Alat yang digaunkan dalam praktikum ini adalah timbangan, sendok
tanduk, cawan porselin, gelas arloji, erlenmeyer, gelas ukur, beker glass, pipet skala, batang pengaduk, corong, tabung reaksi. Adapun bahan yang digunakan meliputi, thymol, eucalyptol, menthol, natrium saccarine, sorbitol, tween 80, indigo carmin, propyl paraben, etanol 95%, aquadest. III.2
Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan 2. Ditimbang bahan-bahan sesuai perhitungan bahan. 3. Dibuat pengenceran bahan sesuai perhitungan pengenceran bahan. 4. Dimasukan thymol, Eucalyptol, Menthol, Triclosan, dan propyl paraben kedalam labu erlenmeyer, kemudian dimasukan etanol 95%, gojog sampai larut.(1) 5. Dimasukan natrium sacarine dan tween 80 kedalam labu erlenmeyer yang lain dan dilarutkan dengan sebagian jumlah air, gojog sampai larut. 6. Ditambahkan sorbitol ke dalam erlenmeyer dan dihomogenkan.(2) 7. Dimasukan campuran larutan (2) ke dalam larutan (1) dihomogenkan 8. Ditambahkan indigo carmin, homogenkan 9. Dimasukan sisa aquades sampai 200 ml, dihomogenkan 10. Dimasukan kedalam botol 200 ml 11. Beri etiket dan masukan ke dalam wadah.
III.3 a.
b.
Perhitungan Perhitungan bahan 1. Thymol
= 100 mg x 37 = 3,7 g
2. Eucalyptol
= 400 mg x 37 = 18,8 g
3. Menthol
= 200 mg x 37 = 7,4 g
4. Natrium sacarine
= 160 mg x 37 = 5,92 g
5. Sorbitol
= 1,5 ml x 37 = 55,5 ml
6. Tween 80
=2g
7. Indigo carmine
= 1 mg x 37 = 37 mg
8. Propyl paraben
= 20 mg x 37 = 7,4 g
9. Ethanol 95%
= 1 ml
10. Aquadest
= 7,4 liter.
x 37 = 74 g
x 37 = 37 ml
Pengenceran 1. Indigo carmin Ditimbang : 110 mg
100 ml (Alkohol)
1 ml (11 mg indigo carmine) 2. Propyl paraben Ditimbang : 200 mg
100 ml (Alkohol)
1 m (20 mg propyl paraben)
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, telah dilakukan percobaan untuk membuat sediaan larutan, mouthwash. Mouthwash adalah sediaan larutan yang mengandung air yang paling banyak digunakan untuk menghilangkan bau busuk, penyegar atau efek antiseptik atau mengontrol plak. Salah satu bahan aktif yang sering terpakai adalah thymol. Berikut rancangan formula sediaan mouthwash:
NO
Bahan
Jumlah
1
Thymol
10 mg
2
Eucalyptol
40 mg
3
Natrium Sacharin
16 mg
4
Alkohol
0,1 ml
5
Menthol
20 mg
6
Sorbitol
0,15 ml
7
Poloxamer
200 mg
8
Indigo carmin
1,1 mg
9
Propil paraben
2 mg
10
Aquadest
Ad 20 ml
Dalam sediaan mouthwash ini, thymol merupakan bahan aktif yang digunakan sebagai antifungal, antibakteri, dan antiseptiknya. Selain itu untuk melengkapi efek kerja dari thymol ditambahkan eucalyptol dan Menthol yang secara umum memiliki efek antiseptik.
Ada banyak efek yang tidak menguntungkan yang dapat timbul dalam sediaan mouthwash sejak pembuatan dalam produksi sampai digunakan oleh konsumen. Thymol sebagai bahan aktif dari hasil evaluasi didapatkan, kelarutan thymol pada alkohol sangat tinggi, sedangkan untuk kelaurutan dalam air sama sekali tidak bisa larut, begitu pula dengan kelarutan eucalyptol dan menthol. Dalam pengerjaan sediaan, dibentuk terlebih dahulu larutan satu yang dilarutkan di alkohol untuk bahan yang sukar larut dalam air, yaitu thymol, menthol, dan eucalupto, serta diikutkan triclosan, dan pengawet propyl paraben. Kesemua bahan ini lalu dilarutkan dalam etanol 95%. Selanjutnya natrium sakarin yang merupakan pemanis dalam sediaan ini dilarutkan ke bagian pelarut air bersama dengan tween 80, lalu kemudian ditambahkan sorbitol, dan digojog. Selanjutnya larutan tersebut dimasukkan ke dalam larutan yang pertama yang dibuat, yaitu larutan dengan pelarut alkohol. Kemudia dihomegenkan dan ditambah ditambah indigo carmin, yang merupakan pewarna. Dalam pembuatan sediaan mouthwash di laboratorium, sangat perlu diperhatikan urutan cara kerjanya. Karena banayak hasil sediaan yang terjadi terbentuk larutan keruh, dan jika hasilnya seperti ini, maka sediaan tersebut tidak bisa dikatakan sebagai mouthwash, mengingat sediaan mouthwash berwarna bening. Hal tersebut merupakan hasil dari kesalahan dalam pencampuran yaitu salahnya pemasukan larutan I ke larutan II. Larutan I yang berisi fase yang larut dalam alkoho yang berisi tiga bahan aktif yang sukar larut dalam air, seharusnya tidak dituangkan ke dalam larutan II, yaitu fase yang terlaut dalam air. Karena jika dilakukan seperti itu, akan membentuk larutan keruh. Jadi seharusnya larutan 2 dengan pelarut air, dituang ke larutan I untuk mendapatkan larutan yang jernih.
Selain itu, dalam melarutkan larutan II ke larutan I, harus dilakukan cepat seketikan setelah larutan kedua dibentuk, dan penuangannya harus dilakukan cepat. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya kompleks antara kediua larutan tersebut, yang bis amenimbulkan warna sediaan keruh. Jadi dalam membuat sediaan mouthwash, harus diperhatikan tingkat kelarutan suatu bahan untuk memprediksi cara kerja yang akan dilakukan dalam laboratorium, agar nantinya hasil; sediaan sesuai dengan apa yang diharapkan. Selain itu hal yang diperlukan dalam pembuatan sediaan mouthwash ini adalah pemilihan bahan tmbahan yaitu pemanis, pewarana, perasa, dan pelarut. Kesemuanya harus diperhatikan kecocokannya dengan sediaan bahan aktif yang kita ingin buat. Pertama pewarna, adakalanya dalam sediaan digunakan pewarna untuk meningkatkan minat pasien. Namun perlu diperhatikan konsentrasinya, karene dengan mempertimbangkan kadar toksik dari pewarna yang digunakan. Selain itu pemilihan pewarna perlu diperhatikan jenis- jenis pewarna yang memang diperuntukkan untuk sediaan farmasi. Untuk sediaan mouthwash, dipertimbangkan pemilihan pewarna yang memberikan asumsi efek segar pada sediaan tersebut, misalnya warna biru, hijau, dan jingga. Selanjutnya pengaroma. Pengaroma adalah respon untuk stimulasi organ-organ reseptor lainnya seperti rasa, bau, tekstur, panas dan dingin, pedas dan lunak. Biasanya rasa dan bau adalah kontributor utama untuk menentukan aromanya. Aroma ini diharapkan memberikan rasa kepuasan tersendiri bagi orang yang mengkonsumsi suatu sediaan farmasi. Perasa yang cocok untuk sediaan mouthwash adalah perasa yang memberi sensai segar saat sediaannya dikonsumsi misalnya peppermint . Bahan
selanjutnya
yang
harus
diperhatikan
adalah
pemanis.
Walaupun sukrosa dipertimbangkan sebagai bahan pemanis klasik untuk
sediaan farmasetikal dan masih populer, ada kecenderungan pada level industri untuk mencampurnya atau menggantikannya dengan pemanis sintetik. Sirup sukrosa rentan terhadap serangan mikroba dan degradasi kimia, lagi pula sukrosa cenderung mengkristal di sekeliling mulut botol yang berisi cairan sukrosa dapat menyebabkan ³ capslocking´ sehingga menjadi sulit atau tidak mungkin dibuka. Sebagian besar dan kekurangan ini diatasi dengan penggunaan bahan pemanis sintesik, yang (dengan pengecualian sorbitol) memiliki keuntungan tambahan yang tidak merugikan. Sorbitol. Sorbitol adalah bahan kristal putih dilaporkan sekitar 1 ½ kali lebih manis dari sukrosa pada bobot yang sama. Sorbitol segera larut dalam air dan kadang digunakan dalam lozenges karena begitu dimasukkan dalam larutan akan memberikan sensasi dingin yang menyenangkan. Dalam dosis besar bekerja sebagai laksatif, akhirnya jika diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal dimetabolisme sekitar 98%, karena bahan ini higroskopis sehingga biasa digunakan sebagai humektan dalam kosmetika pada lotion farmasetik dan krim. Dengan tahapan preformulasi yang baik yang meliputi pemilihan bahan tambahan yang cocok untuk sediaan mouthwash dan bahan aktif yang digunakan, serta cara pembuatan yang sesuai dengan cara kerja yang seharusnya, yang selanjutnya disimpan di wadah yang cocok, maka akan dihasilkan sediaan mouthwash yang baik. Akhirnya sebagai kesimpulan, untuk membentuk suatu sediaan yang baik diperlukan kecermatan dalam memilih bahan tambahan yang sesuai dengn bahan aktif, serta harus cermat dalam proses pembuatnnya sampai hal pemilihan wadah yang cocok.
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktur Jenderal POM. F armakope Indonesia Edisi III. Penerbit Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 1979. Hal 15, 32, 56,66, 362. 2. Direktur Jenderal POM. F armakope Indonesia Edisi IV. Penerbit Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 1995. Hal 791. 1986. Hal139. 3. Parrot E.L. Parmaceutical Technology. Penerbit Bergeys, Publishing Company,Lowa City. USA. 1986. Hal 139, 174- 175, 181. 4. Martin, Eric. Dispensing of Medication 7 th Edition. Penerbit Mark Publishing. Persylvania. 1971. Hal 482. 5. Williams, Lippincot. Remington, The Science and Practice of Pharmacy st 21 Edition. Penerbit University of The Sciences in Philadelphia. USA. 2005. Hal 1311, 1229, 1280, 1521, 1173. Available as PDF file. 6. Scovilles. The Art of Compouding. Company. USA. 1967. Hal 125, 260.
Penerbit
Bergess
Publishing
7. Sweetman Sean C. Martindale, The Complete Drug Reference 36 th Edition. Penerbit Pharmaceutical Press. USA. 2009. Hal 287, 1664. Available as PDF file. 8. Clark R, Green E. malaughlin T.P. Modern Cosmetology Volume 1. Penerbit chemical Publishing CO. New York. 1962. Hal 285- 289. 9. Rawe RC, Sheskey PJ, Quinn ME. Handbook of Pahrmaceutical Excipient 6 th Edition. Pharmaceutical Press, Illinois. 2009. Hal 7, 9, 334 631, 638, 641, 971, 679, 1280. 10. Sprowls, Joseph B. Prescription Pharmacy 2 nd Edition. Penerbit J.B. Lipincott Company. Philadelphia, Toronto. Hal 181.
LAMPIRAN
1. Preformulation Whorksheet 1. Thymol (2: 791) Nama Resmi
: Thymolum
Nama Lain
: Thymol
RM/BM
: C8H8O3 / 152,15
RB
:
Kelarutan
: Sukar larut dalam air, larut dalam etanol 95% dan dalam asetat glacial p.
Pemerian
:Hablur
tidak
berwarna,
kadang-kadang
berbentuk
besar atau sabuk hablur putih, bau aromatis seperti bau thymi, rasa pedas. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat
: Antiseptik
Incomp
: Thymol incomp secara eutektikum dengan menthol
Stabilitas
: Sangat larut dalam air dan umumnya dalam alkohol.
Konsentrasi
: 0,1% (9 : 538)
2. Eukaliptol (5 : 1299) Nama resmi
: Eucalyptol
Nama lain
: Cincol, Cajeputol
RM/BM
: C10H18O/154,25
RB
:
Pemerian
: Cairan
sedikit
berwarna,
memiliki
karakteristik,
aromatic, berasa sama kampera dan tajam, sejuk, berasa seperti rempat. Kelarutan
: 1 volume larut dalam 5 volume dari 60% alcohol, dengan alcohol, kloroform, eter, asam glacial, tidak larut dalam air.
Incomp
: Eukaliptol merupakan turunan eter. Senyawa eter menunjukkan bebera[a incomp (ketidakcocokan) jika eter yang sangat tidak reaktif digunakan, makanya hanya sedikit dalam sdiaan farmasi oral. Eter dapat dipecah oleh asam hidriodik menjadi alkohol yang sesuai dan alkil iodida (direfluks
selama 2 jam atau
lebih) Kestabilan
: Jika senyawa eter dipaparkan terhadap udara dan cahaya untuk waktu yang lama, dapat dioksidan menjadi peroxida tidak menguap yang jika pelarutnya dihilangkan, dapat meledak jika dipanaskan
Kegunaan
: Zat aktif
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Konsentrasi
: 0,2%
3. Menthol (1 :362, 9: 334) Nama Resmi
: Mentholum
Nama Lain
: Menthol
Pemerian
: Hablur, berbentuk jarumatau prisma, tidak berwarna, bau tajam seperti minyak permen. Rasa panas dan aromatik diikuti rasa dingin.
RM/BM
:C10H20 O/ 156,39
RB
:
Kelarutan
:Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, kloroform dan eter, mudak larut dalam paraffin cair dan minyak atsiri.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai penyegar
Incomp
: Incomp dengan bethanaftol, butilkolral, champora, kloral hidrat, resorsinol, fenol
Stabilitas
:
Formulasi
yang
mengandung
menthol
0,1
%
dilaporkan stabil sampai penyimpanan 18 bulan pada suhu kamar Konsentrasi
: 0,1-2,0%
4. Alkohol (1:66, 9 : 9) Nama Resmi
: Aethanolum
Nama Lain
: Etanol. Etil alkohol
Pemerian
: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas, menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah
RM/BM
: C2H5OH / 46,07
RB
:
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Pelarut
Incomp
: Dengan kondisi asam, larutan etanol mungkin bereaksi dengan bahan pengoksida. Campuran dengan alkali dapat menjadi gelap disebabkan oleh reaksi dengan residu aldehid
Stabilitas
: Larutan alkohol dapat disterilkan dengna autoklaf atau filtrasi, sebaiknya disimpan pada temapt tertutup, dalam tempat yang sejuk
Konsentrasi
: 10-30%
5. Indigo carmine (5: 1280, 9 : 151) Nama Resmi
: Indigotindisulfonate Sodium
Nama Lain
: Indigo carmine
RM/BM
: C16H8N2Na2O8S2 / 466,37
Kelarutan
: 1 g dalam 100 mL air, sangat larut dalam alkohol, praktis tidak dalam pelarut organik..
Pemerian
: Serbuk ungu kebiruan atau granula biru.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Zat pewarna
Incomp
: Susah bereaksi dengan asam sitrat dan larutan sukrosa. Incomp dengan asam askorbat, gelatin, glukosa, laktosa, zat pengoksida, larutan natrium bikarbonat saturasi.
Stabilitas
: Sangat larut dalam air dan umumnya dalam alkohol
Konsentrasi
: 0,005 ± 0,01%
6. Air suling (1 : 56) Nama Resmi
: Air suling
Nama lain
: Aquades
RM / BM
: H2O / 18,02
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan
: Sebagai pembawa
7. Propil Paraben (9: 631) Nama Resmi
: Propyl paraben
Nama Lain
: Propyl hidroxybenzoate
RM/BM
: C10H12O3/180.20
RB
:
Kelarutan
: 1 g dalam 100 mL air, sangat larut dalam alkohol, praktis tidak dalam pelarut organik..
Pemerian
: Kristal putih, kurang berasa, dan tidak berbau.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup
Kegunaan
: Zat pengawet
Incomp
: Tereduksi oleh non ionik surfaktan, akan diabsorpsi oleh Magnesium alminiun silikat, magnesium trisilikat, besi, yang bisa mengurangi efektivitas kerja propil paraben.
Konsentrasi
: 0,02 ± 0,2%
8. Natrium sakarin (9: 641) Nama Resmi
: Saccharin sodium
Nama Lain
: Natrium sakarin
RM/BM
: C7H4NNaO3S/ 205.16
RB
:
Pemerian
: Kristal serbuk putih, kurang berasa, dan tidak berbau.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup
Kegunaan
: Zat pemanis
Incomp
:-
Konsentrasi
: 0,075 ± 0,6%
9. Sorbitol (7 : 1965) Nama resmi
: Sorbitol
Nama lain
: Sorbitolum
RM/BM
: C6H14O6/182.2.
RB
:
Pemerian
: Berwarna putih atau serbuk krital hampir putih, bersifat plimorfisme, higroskopis, rasanya manis dan memberi sensasi dingin.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, dan parktis tidak larut dalam etanol, dan praktis tidak larut dalam etanol.
Incomp
: Hydroxybenzoate
Kegunaan
: Pemanis dan humektan
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Konsentrasi
: 3-15%
10. Poloxamer (7 : 1918) Nama resmi
: Polioxietilen-propilenglicol
Nama lain
: Poloxamers
RM
: HO(C2H4O)a(C3H6O)b(C2H4O)aH
RB
:
Pemerian
: Berwarna putih atau serbuk lilin hampir putih
Kelarutan
: Mudah larut dalam dan alkohol
Incomp
: Hydroxybenzoate dan fenol
Kegunaan
: Surfaktan
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, kedap udara
2. Hasil Evaluasi
Hasil Pengamatan tingkat kelarutan paracetamol
No Bahan
Aquadest
Air panas
Propylen glycol
Gliserol
(ml)
(ml)
( ml)
(ml)
2
1
5
1
Paracetamol
8,75
2
Paracetamol
6
3
Paracetamol
11
7
1
3
4
Paracetamol
8
7
1
8
5
Paracetamol
14
9
2,5
7
1
Hasil pengamatan tingkat kelarutan thymol No Bahan
Aquadest
Alkohol
1
Thymol
Tidak larut
larut
2
Thymol
Tidak larut
larut
3
Thymol
Tidak larut
larut
4
Thymol
Tidak larut
larut
5
Thymol
Tidak larut
larut
3. Teori Mouthwash
merupakan
sediaan
cair
yang
digunakan
untuk
membersihkan mulut atau perawatan pada kondisi adanya kerusakan pada mukus membrane. Kebanyakan mouthwash digunakan untuk kebutuhan kosmetik dibandingkan tujuan terapetik. Mouthwash biasanya mengandung alkohol atau gliserin untuk melarutkan bahan yang mudah menguap. (3: 174) Pembagian Mouthwash (3: 174-175, 8:285, 7: 1664) Mouthwash dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1.
Mouthwash kosmetik terdiri dari air (dan biasanya alcohol, pengaroma atau pewarna) juga dapat mengandung bahan-bahan surfaktan untuk tujuan dalam membantu kelarutan dari minyak esensial dan membantu dalam penetrasi dan pembersihan mulut dan gigi.
2. Mouthwash dimana tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan atau memusnahkan bakteri normal yang ditemukan dalam jumlah besar pada rongga mulut. Bahan-bahan antiseptik bertanggung jawab untuk efek ini yang harus dapat dibawa dalam larutan baik secara fisik maupun kimia. 3. Mouthwash astrigent dimana dalam penambahannya untuk efek langsung pada mukosa oral, juga memberikan tujuan flokulasi dan pengendapan bahan protein sehingga dapat dihilangkan dengan cara pembilasan. 4. Mouthwash pekat yang dirancang untuk penggunaan setelah diencerkan 5. Mouthwash dapar dimana aksi utamanya tergantung pada pH larutan sebagai contoh sediaan alkali, mungkin membantu dalam mengurangi lendir maupun saliva. 6. Mouthwash penghilang bau dimana tergantung pada aksi antibakterinya atau pada mekanisme lain (yang tidak berhubungan dengan aksi lain) untuk efeknya.
7. Mouthwash terapeutik dimana diformulasikan untuk tujuan meringankan infeksi, mencegah karies gigi, atau meringankan beberapa kondisi patologikal lain pada mulut, gigi atau kerongkongan.
Bahan aktif yang penting dalam mothwash adalah: (8: 285, 7: 1664) 1. Pengaroma, minyak peppermint, menthol, minyak atsiri, anethole, fenol, eucalyptol, clove, dan minyak cinnamon dan metil salisilat. Beberapa pengaroma juga berefek disinfektan, umumnya digunakan saccharin atau pemanis lain ditambahkan kecuali gula. 2. Disinfektan, asam salisilat, campuran ammonium kuartener, oxiquinolin sulfat, thymol dan p-chloro-m-cresol 3. Ekstrak obat. Jika ekstrak kaya akan tannin (seperti tincture myrrh atau cinchona) memiliki efek astrigen dan stimulan. Dengan rasanya yang menggigit juga kadang-kadang digunakan sebagai komponen pengeroma. Dalam
jumlah
kecil,
surfaktan
kadang-kadang
ditambahkan
untuk
mouthwash yang tidak ditujukan untuk aksi kelarutannya tetapi sebagai bahan pembasah, dapat meningkatkan efek detergent dari sediaan. Mouthwash juga sering diwarnai dengan bahan celupan sayuran (Saffron, carmin, floxin, eritrosin) yang tidak memiliki efek Mekanisme aksi dari efek ini dapat dilakukan sbb: (8: 285, 3:174) 1. Pembersihan gigi dan jaringan sehingga fermentasi dan pembusukan kotoran-kotoran dapat dipindahkan secara mekanik. Profilaksis gigi atau penyikatan gigi dapat menurunkan intensitas bau mulut. 2. Penghambatan bakteri dan aktivitas enzimatik pad mulut sehingga produk akhir bau mulut tidak terbentuk 3. Menggunakan bahan-bahan yang membatasi atau menghilangkan bahan bau oleh reaksi kimia atau absorbsi fisika.
4. Memasukkan bau yang menyenangkan untuk bahan yang tidak diinginkan dengan cara penutupan efek Untuk pH sediaan mouthwash. Umumnya banyak sediaan oral memiliki pH bersifat alkali dengan range pH antara 7 dan 9,5. jika bersifat asam memiliki nilai pH dibawah 5. (6 : 260) Pemanis dalam mouthwash, umumnya digunakan Saccharin atau pemanis lainnya dapat ditambahkan kecuali gula. Karena gula oleh bakteri yang hidup di mulut yang akan mengubah gula menjadi asam laktat. Ini adalah asam yang merusak gigi. (3: 181) Teori Capslocking: Dalam hal ini yang mempengaruhi terjadinya proses caps locking adalah, adanya bahan tambahan pemanis. Misalnya sukrosa. Sukrosa bisa menyebabkan pembentukan kristal disekitar mulut botol sehingga terjadi capslocking yang menyebabkan susahnya botol sediaan untuk dibuka saat
ingin dikonsumsi. (8: 181) Ketika sediaan cair yang mengandung pemanis misalnya sirup jika tersimpan dalam waktu yang lama, kemungkinan saat menggunakannya akan terbentuk kristal di sekitar bagian atas atau mulut wadah. Dengan menggunakan sorbitol 20% dalam sirup dapat mengurangi terjadinya peristiwa pengkristalan dari pemanis dan meningkatkan kestabilan zat kimia dalam zat aktif. (3:174)
Wadah dan Brosur
Gambar Hasil Evaluasi
Kelarutan Paracetamol pada Propilen glicol
Kelarutan Paracetamol pada aquadest
Kelarutan thymol pada aquadest, tidak larut
Kelarutan Paracetamol pada air panas