LOVELY COMPLEX SEASON 2 [16] 03 May 2013 77 Comments by IJaggys in 로맨스 ♥ Romance, Romance, 가족 ♥ Family, Family, 계속 ♥ continue, continue, fan fiction, fiction, fanfiction fanfiction,, Adventure, 우정 ♥ Friendship, Friendship, 유머 ♥ Humor Tags: Humor Tags: Choi Siwon, Siwon , Kim Heechul, Heechul, 어드벤쳐 ♥ Adventure, Lee Donghae, Donghae, Lee Hyukjae, Hyukjae, Lee Sungmin, Sungmin, Leeteuk , Park Jungsoo, Jungsoo, Super Junior , Super Junior member , Superjunior , Yesung
-Chapter 16, Final Deciding Battle.LOVELY COMPLEX SEASON ONE :1 — 2 — 3 — 4 — 5 — 6 — 7 — 8 — 9 — 10 10 — 11 11 — 12 12 — 13 — 14 14 — final final chapter — Sider Sider story. story. LOVELY COMPLEX SEASON TWO : 1 — 2 — 3 — 4 – 5 – 6 — 7 — 8 — 9 — 10 10 — 11 11 — 12 12 – 13 13 – The Clue — 14 14 — 15 15 —
-
Prague Saint Vitus Cathedral 29 Minutes Before The Wedding.
Lee Donghae menatap Philip Han yang baru saja memasuki altar dan berbelok mengambil tempat duduk di samping Choi Kiho, Ayah Choi Siwon yang duduk tidak jauh dari Donghae. Philip tertawa mendengar beberapa komentar dari Choi Kiho bahwa dia terlihat semakin tampan, dan tidak ada salahnya Philip mulai mencari Ibu tiri untuk Cheonsa. Dan dengan bodohnya Donghae berharap bahwa Philip akan menjalin hubungan baik dengan orang tuanya yang duduk berlawanan arah dari mereka. “What does it mean for the rest of the United Kingdom if London is the economic and cultural centre of the universe, Philip?” Donghae memutarkan matanya dengan bosan, mengapa kalangan atas selalu membahas hal-hal yang seharusnya tidak di bicarakan dalam acara-acara kebahagiaan seperti ini? Kapanpun dia melangkah di dalam ruangan itu, yang bisa dia dengar hanyalah desas-desus tentang pertumbuhan ekonomi dan permainan saham di dalam Wallstreet . “Without London, the United Kingdom would look like a rather different economy one less focussed on financial services, more reliant on manufacturing. That could make a difference to macro economic policy.” Jawab Philip dengan serius, wajahnya memang menunjukan bahwa dia sangat memperhatikan seluruh topik yang membuat kepala seperti Heechul dan Yesung akan pecah di buatnya. “By the end, I couldn’t help thinking that it’s not London that the rest of the country has a problem with. It’s the United Kingdom’s over -centralised system of government.” Entah keberanian dari mana dia memotong pembicaraan dua petinggi ini, mungkin karena dia sudah bosan menunggu permainan Dakota ini berakhir atau memang hormon keberanianya meningkat setelah memukul Philip Han kemarin. Setidaknya, Philip Han bukanlah manusia sempurna yang tidak pernah membuat kesalahan seperti yang selama ini dia pikirkan. Choi Kiho menatap Donghae dengan terkejut, “Aku ti dak pernah tahu kau tertarik dengan topik ini? Bukankah selama ini kau menganut paham Heechul, bahwa kalian membenci topik pembicaraan membosankan seperti ini dan juga tidak berniat menjadi pahlawan negara yang nasionalis dan kritis terhadap peradaban dunia?” Jawab Kiho yang membuat Philip menautkan kedua alisnya, dan menilai Donghae bahwa pemikiran Heechul yang di anutnya adalah kesalahan besar. “Kau tahu Jungha berada di mana? Dan Leeteuk?” pertanyaan dari Nyonya Lee membuat Choi Kiho harus meninggalkan tempatnya, dan pergi meninggalkan mereka berdua. Sementara Philip hanya terdiam di tempatnya sambil memerhatikan Renaissance architecture yang berada di dalam Cathedral tertua di Prague itu.
“Kau sudah mencoba untuk menghubunginya Philip? Bagaimana dengan bagian federasi keamanan yang berada di Dakota?” tanya Tuan Kim dengan sedikit cemas ketika melewati kursi mereka. Philip mengangguk dengan tenang, dan dia mengeluarkan ponsel dari sakunya. “Aku akan mencoba menghubungi Jungha, dan bagian federasi keama nan yang aku kirim ke Dakota.” Bohongnya, karena nyatanya Philip kembali memasukan ponsel itu ke dalam saku-nya lalu bersiul dengan santai. Donghae menatap Philip Han dengan bingung. Bukankah Philip Han adalah sa lah satu kekuatan Iblis Dakota di permainan ini? Mengandalkan semua power yang di miliki oleh pria bertangan besi itu, untuk menghancurkan setiap rencana dengan kekuasaanya. Tidak heran karena Philip Han menjabat sebagai ketua Parlementer, di negara yang selalu menjadi kekuatan besar untuk berpengaruh dalam bidang ekonomi, budaya, militer, sains, dan politik. Apa mungkin Jungha sudah memberitahunya bagaimana permainan ini aka n berakhir hingga dia bersiul dengan santai, dan bersikap bahwa menghilangnya Jungha dan Leeteuk sudah di rencanakan. “Kau tidak berniat untuk mencari Ibu dan Anak itu?” Donghae akhirnya membiarkan dirinya untuk bertanya tentang semua spekulasi yang berada di pikiranya sekarang. Philip mengalihkan pandanganya ke arah Donghae dari The Mucha Window yang di design oleh Alfons Mucha di tahun 1931. “ I’ve had the opportunity in the past couple of years to see many different stained glass windows, and this is my favourite. I love the detail and how the colours start so warm in the middle and transition to cool blues on the outside.” Jawab Philip dengan tenang sambil menunjuk The Mucha Window yang berada di atas altar. Donghae menatap Philip dengan bingung, seharusnya dia ikut dalam kecemasan Iblis-Iblis itu di belakang sana bukanya mengkomentari karya seni khas Tschechische ini sekarang. “Tuan, kami mendapatkan sebuah kabar beberapa menit yang lalu.” Philip ter lihat merubah ekspresi wajahnya menjadi begitu dingin setelah bawahanya tadi membisikan kabar terbaru yang baru di dapatnya. Donghae berpikir, sesuatu telah terjadi dengan Park Jungha atau pun rencana mereka. Philip Han menatap Donghae dengan dalam, dia kemudian membersihkan tenggorokanya yang terasa mencekat pita suaranya. “Han Cheonsa, dia berada di Munchen bersama Kris Duizhang.—“ “Dan mungkin dia tidak akan pernah kembali dari sana.” Lanjut Philip dengan suara dinginya. Because the only difference between a happy ending and a sad ending is where you decide the story ends. —
-
***
Brandys Nad Labem-stará Boleslav Prague East, Czech Republic 27 Minutes Before The Wedding.
Leeteuk menatap tiga mahluk aneh dengan kostum ajaib mereka dengan bingung. Jino sibuk menerbangkan sayap hitam dari kostum Batman-nya, Heechul sibuk menari-nari gerakan wushu dengan pedang permen marshmallow warna-warninya dari balik kostum Ninja Asassin, dan Yesung sibuk memutarkan lagu James Bond sambil mengarahkan pistol air berisi jus apel ke arah Leeteuk. Mereka terlihat seperti sekumpulan pasien rumah sakit jiwa yang berhasil melarikan diri sekarang. “Kalian hanya mempunyai waktu kurang dari 30 menit, mengapa kalian membuang waktu dengan mendaratkan pesawat ini di Brandys?” tanya Leeteuk dengan suara yang dijaga agar tetap tenang, dan tidak mengangkut tiga mahluk gila ini ke rumah sakit jiwa Whittingham Asylum di Inggris yang sudah di tutup pada akhir abad ke 20. “Begini menurutku kita tidak akan bisa menggagalkan pernikahan itu tepat waktu jika kita menaiki pesawat besar ini. Jadi aku mempunyai strategi cemerlang putra bangsa, bahwa aku, Yesung, dan CJT akan menaiki Helicopter ke Saint Vitus’ Cathedral dan mengagalkan pernikahan itu duluan. Minimal, menunggumu, Seon dan Aera datang. Yang terpenting adalah pernikahan itu tidak terlaksana, kau mengerti manula?” jelas Heechul yang mendapatkan tendangan sadis dari Leeteuk. “Ini Eropa bukan Seoul, kau akan menaiki Helicopter siapa?” tanya Leeteuk yang di balas oleh tawa sekutu telenovela-sinetron dari Jino dan Yesung, “Apa gunanya European Airlines Enterprise? Aku bahkan bisa meminta Cheonsa untuk mengirimkan belalang kupu-kupu sekarang dari Munchen, jika aku mau.” Jawab Heechul dengan tawa berlebihanya. Leeteuk menepuk keningnya dengan pasrah, penerbangan dari Dakota menuju Prague sepertinya telah menghancurkan otak ketiga manusia ajaib ini lebih parah dari yang sebelumnya. “Leeteuk,” panggilan Heechul membuat dia mengalihkan matanya ke arah Helicopter yang sudah siap mengudara itu. Lambang European Airlines Enterprise terpampang kokoh di setiap sisi Helicopter hitam tersebut, seakan melambangkan kejayaan keluarga Han Cheonsa di udara. “Kau pasti akan datang kan? Well, maksudku — Setelah semua ini berakhir kita akan kembali seperti dulu kan? Di dalam Porch-mu menunggu pertandingan baseball setiap tanggal 13 dengan kehebohan dari CJT dan Donghae juga Heena dan Siwon, kita akan selalu seperti itu kan?” tersirat kecemasan di dalam mata gila Heechul, dia sangat takut bahwa setelah semua ini berakhir mereka tidak akan menemukan pecahan yang hilang itu kembali. Leeteuk terdiam sebentar, kemudian dia tersenyum dan mengganguk dengan singkat.
“Ya, aku akan memastikan bahwa kau akan mendapatkan keluarga gila kesayanganmu itu kembali di dalam Porch-ku. Aku berjanji.” Jawab Leeteuk dengan yakin, dan di balas oleh senyuman Heechul sebelum Helicopter itu mengudara menuju final dari permainan takdir ini. “Aku tidak pernah tahu bahwa Paman Yesung bisa mengendarai sebuah Helicopter,” ucap Jino yang mendapat lirikan curiga dari Heechul yang duduk di samping Yesung. “Aku juga tidak pernah tahu bahwa kau bisa mengendarai Helicopter, bukankah private pilot license mengudara-mu tidak jadi keluar karna kau hampir menabrak pohon kelapa di Palm Beach ketika kau mengambil ujian Aircraft 10 hours of solo flight di Florida tiga tahun yang lalu?” cecar Heechul dengan suara yang mulai panik, Yesung mempunyai akreditasi yang buruk dalam hal mengendarai apapun. Yesung yang masih memegang kemudi tersenyum dengan polos, “Well, aku hanya tidak lulus di bagian landing . Kalian tidak perlu khawatir.” Jawabnya dengan tenang, seakan-akan Yesung sudah memberikan sinyal bahwa mereka akan mati terbakar ketika mendarat di atas Saint Vitus’ Cathedral nantinya. “Paman Heechul, bukankah pendaratan adalah hal terpenting ketika kita berada di udara?” tanya Jino dengan wajah pucat pasi, “Ya, pendaratan bahkan lebih penting dari take off.” Jawab Heechul tak kalah pucatnya. “Hey, tenang saja! Kemungkinan terburuknya kita hanya akan gagal mendarat, itu saja!” tenang Yesung dengan tarian hula-hupnya, yang mendapatkan tatapan ganas dari Heechul dan Jino. “KAU BILANG APA?! KEMUNGKINAN TERBURUKNYA KITA HANYA AKAN GAGAL MENDARAT DAN MATI BODOH!!” Jerit Heechul sambil menjambak rambut Yesung dengan anarkis. “BAGAIMANA INI?! AKU BAHKAN BELUM MENIKAHI ROSALINDA-KU. DIA BAHKAN MASIH BERADA DI MUNCHEN DENGAN BANDIT PEMBUAL DARI BEIJING ITU!!!” Jerit Jino sambil mengepak -ngepakan sayap dari kostum Batman-nya dan berharap dia bisa terbang menuju Munchen sekarang. “PAMAN YESUNG AWAS ADA POHON!!” “YAAAA! YESUNG BODOH ADA GEDUNG DI DEPAN KITA!!” “Caranya memutarkan baling-baling agar lebih cepat bagaimana ya? Aku pikir baling balingnya bergerak otomatis seperti baling-baling bam bu milik Doraemon.” “AAAPPPPAAAA?!!!!” “It must be nice to be really stupid, every day must be a new adventure.”— Kim Jongwoon -
***
Prague
Saint Vitus’ Cathedral 6 Minutes Before The Wedding.
Kim Sena menarik nafasnya dengan dalam, 6 menit lagi dia akan resmi terpenjara seumur hidupnya di dalam kehidupan yang sudah tersusun rapih oleh tangan-tangan kejam di atas sana. Ruangan mempelai wanita ini terasa begitu menyesakan, hiasan bunga Lisianthus tersebar dengan rapih menghiasi ruangan bergaya klasik Romania itu dengan indah. “Nothing’s worse than an emotional teenage girl who cries about guys she can’t have all the time.” Sena mengalihkan pandanganya dari kaca ke arah Eunhyuk yang sudah berjalan santai dengan senyuman menggodanya. “Kau terlihat menakjubkan dengan gaun pernikahan itu, tidak salah Ibu-ku memilih Jhon Galiano untuk ini.” Eunhyuk membuka pembicaraan di antara mereka seakan-akan dia tengah membicarakan bahwa, pernikahan mereka di batalkan karena Dakota baru saja merubah diri menjadi Malaikat. “Aku tidak ingin menikah denganmu, Hyukjae.” Bisik Sena yang membuat Eunhyuk mengambil satu tangkai bunga Lisianthus dan membawanya dengan bibirnya. “Stop complaining about your relationship if you’re gonna stay in it, memangnya kau akan kabur sekarang? Kau akan tetap menikah dengan pria bernama Hyukjae ini bukan? 6 menit lagi dan Dakota tidak akan mungkin berubah menjadi Oprah Winfrey, lalu memutuskan acara pernikahan ini menjadi acara amal donor darah untuk memperingati hari International Federation of Red Cross di dunia.” Gurau Eunhyuk mencoba untuk mencairkan suasana. “People with good humor are so much easier to talk to.” Eunhyuk tertawa mendengar respon Sena, “Did you find me or did I find you?” tanya Sena dengan suara frustasinya, setiap detik yang terlewat membuatnya semakin ingin berlari dan mengejar Sungmin di luar sana. “Maybe we just found each other, Kim Sena.” Balas Eunhyuk dengan tenang. “I don’t understand my feelings, and I can’t organize my thoughts, but I can always count on you. To tell me what to do.” Akhirnya Sena mengakui bahwa selama ini Eunhyuk lah yang membuatnya tidak berakhir menyilet-nyilet nadinya sendiri.
“Hyuk, persiapan tengah di mulai. Kau harus berada di sana,” suara Donghae dari ujung pintu membuat pembicaraan mereka terhenti, Eunhyuk memberikan tanda bahwa dia akan segera ke sana. Dia menggenggam tangan kanan Sena dengan lembut, “When you feel lost, I’ll be there to guide you. Even if I don’t know where we are, I know where you want to go. It doesn’t matter if you never feel the same, I’ll still be here so you don’t feel so alone.” Bisik Eunhyuk yang membuat Sena menatapnya dengan dalam. “Stay strong, make them wonder how you’re still smiling.” Lanjut Eunhyuk sambil menaruh tangkai bunga itu ke dalam tangan kanan Sena, dan mengecup kening Sena dengan singkat sebelum akhirnya dia berlari meninggalkan Sena di dalam ruangan itu sendirian. Sena mengenggam bunga itu dengan erat, dia kemudian tersenyum mendengar kata-kata calon suaminya tadi. “Yeah in another time, in another story, we would have been beautiful together Lee Hyukjae.”
Sometimes you meet the right person in the wrong way, and you had the right love at the wrong time. —
-
***
Prague
Saint Vitus’ Cathedral The Wedding.
“For whatever’s up with you, goodluck Lee Hyukjae.” Bisik Donghae lalu memeluk sahabatnya itu dengan erat sebelum dia membiarkan Eunhyuk melangkah menuju Altar dan menunggu Kim Sena di sana. Eunhyuk berjalan dengan perlahan seakan-akan dia menginginkan keadilan dunia untuk menghancurkan tempat suci ini dalam hitungan detik, Ibu dan Ayah-nya tersenyum di samping Minister yang sudah menyambutnya dengan senyuman hangat.
Rasanya baru kemarin dia menyaksikan indahnya pulau Bahama bersama genggaman Aera, menyaksikan gadis itu tersenyum ke arahnya, dan memutuskan untuk tetap berjuang melawan tangan-tangan kejam yang berada di balik sosoknya. Dan rasanya baru kemarin dia mendengar suara tenang dari Sena tentang rumahnya yang berada di Ganeva, dan bagaimana Eunhyuk membicarakan kehidupan mereka akan berlangsung setelah ini. Mungkin semua yang dia katakan akan menjadi kenyataan. Bayangan yang akan terjadi di masa depan sekarang terasa lebih je las, Eunhyuk akan membawa Sena ke dalam tour romantis di sekitar tepian Danube River. Dan beberapa hari kemudian, dia akan menjalani kehidupan baru di sebuah rumah mewah yang berada di tengah indahnya kota Barcelona, menjalani kehidupanya bersama Kim Sena. Mungkin bukan ini yang dia inginkan, tapi sepertinya hanya itu yang bisa dia rasakan. Eunhyuk terus menundukan wajahnya dan mengepalkan kedua tanganya dengan keras, berlari atau memberontak detik ini pun rasanya tidak akan ada gunanya. Salah satu musik klasik karya Beethoven memenuhi pelataran itu, Eunhyuk mengangkat sedikit wajahnya dan menatap Kim Sena kini tengah berjalan perlahan di samping Ayah-nya menuju Altar ini. Dia melihat dua mata Sena yang menunjukan pudarnya harapan di dalam mata itu, tidak jauh beda dengan dirinya. Eunhyuk mengulaskan senyumanya ketika Sena sudah berdiri di hadapanya, berharap bahwa itu akan memupuk sedikit kepercayaan Sena bahwa dia tidak akan membuatnya memikul semua beban ini sendirian. “Rasanya cinta sudah tumbuh di antara Hyukjae dan Sena.” Ucap Philip yang membuat Donghae tersenyum singkat di sampingnya, dia ta hu bahwa Philip kini tengah memasuki masa frustasinya setelah mendengar kabar mengejutkan dari Munchen. Dan mungkin dia juga tengah memasuki masa frustasinya yang lebih parah dari pria dengan kekuasaanya yang menakutkan itu. Rasanya cinta juga sudah tumbuh di antara Kris dan Cheonsa. Pikir Donghae. Sena menatap mata Eunhyuk yang masih berusaha menenangkanya, dia terkesan bagaimana Eunhyuk bisa menyembunyikan rasa sakit itu jauh lebih dalam hanya untuk membuatnya sedikit lebih tenang dan membuatnya sedikit percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Alunan musik simponi ciptaan Beethoven itu terhenti di gantikan oleh kesunyian di sana. “Dear Family and friends of Lee Hyukjae and Kim Sena, we are gathered here in the presence of the Lord to celebrate their union in marriage.” Ucapan pembukaan dari sang Minister membuat tubuh Sena sedikit bergetar, mimpi buruk ini akhirnya datang juga. “Lee Hyukjae, in the light of this vision of life together, will you take this wom an to be your wife, that you may live together in the bond of marriage? Will you strive to love and honor her, will you comfort her and be faithful to her, so long as you both shall live?” Eunyuk terdiam sebentar setelah mendengar pertanyaan Minister itu, dia kemudian menarik nafasnya. “I will.” Jawabnya dengan suara yang tertahan. Nyonya Lee tersenyum mendengarnya, walaupun di matanya masih ada sedikit kehkawatiran bahwa menghilangnya Park Jungha dan Leeteuk bisa berakibat fatal di dalam upacara
pernikahan ini. Tapi sepertinya tidak ada yang bisa menghentikan upacara pernikahan yang tengah berjalan ini. Kim Heechul dan yang lainya pasti sudah terboikot di Dakota sana, pikirnya. “Kim Sena, in the light of this vision of life together, will you take this man to be your husband, that you may live together in the holy bond of marriage? Will you strive to love and honor him, will you comfort him and be faithful to him, so long as you both shall live?” kali ini Sena menjawabnya dengan sedikit lebih tenang di banding Eunhyuk, “I will.” Ucapnya. Suara Minister mulai membacakan janji suci yang akan di ikuti oleh Eunhyuk dan Sena secara bergantian. “I, Lee Hyukjae, take you, Kim Sena, to be my wedded wife, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, so long as we live.” Janji Eunhyuk dengan suara sedikit tertahan, dia menatap Sena yang kini tengah mengulang janji yang sama. Dan mungkin kini dia tengah menatap takdirnya sendiri, Kim Sena. “Keluarga dan sahabat terkasih, yang telah berkumpul dalam tempat yang indah ini untuk tujuan dari sebuah upacara yang suci dari ikatan pernikahan, apakah anda dengan tulus bersedia memberikan wanita ini kepada pria ini dalam kunci pernikahan?” Tanya Minister itu kepada semua orang yang menghandiri upacara pernikahan dua keluarga Billionare ini. Kini Eunhyuk hanya menunggu suara dari ruangan itu menyuarakan bahwa mereka telah menyetujui ikatan pernikahan ini, dan dia sedikit berharap bahwa sekiranya ada seo rang tamu yang mau menentang pernikahan ini hingga upacara ini tidak berjalan dengan sah. “Aku tidak bersedia!” semua mata menatap ke arah suara itu, Lee Donghae kini berdiri dan mengangkat tanganya dengan lantang. Tidak seharunya pernikahan ini terjadi, tidak seharusnya takdir mempermainkan mereka hingga sebegitu kerasnya. Takdirnya dan Cheonsa sudah hancur, dan dia tidak akan membiarkan takdir Eunhyuk bersama Aera yang masih mempunyai sedikit harapan termakan oleh semua permainan ini. ‘PRAAAAANG!!’ Suara pecahan kaca The Mucha Window yang di rancang oleh Alfons Mucha di tahun 1931, membuat semua orang yang berada disana berteriak terkejut. Eunhyuk menarik Sena ke balik tubuhnya untuk menghindari gadis itu dari serpihan kaca-kaca yang masih bertebaran tepat di sekitar mereka. Bunyi deruh sebuah Helicopter terdengar dari atas kaca yang sudah pecah itu. “Ini adalah misi rahasia dari Yesung Bond, Heenim Assasin, dan JinoBatman untuk menghentikan upacara pernikahan ini, semuanya harap tenang. Kami bukan orang jahat, kami adalah pahlawan kebajikan!” Suara speaker yang keluar dari atas Helicopter itu membuat Eunhyuk dan Sena menatap saling tidak percaya, beberapa detik kemudian sebuah tali panjang muncul dari atas sana. “Show time.” Bisik Philip dengan senyuman tidak sabarnya.
“HEY EUNHYUK BODOH! CEPAT TANGKAP TALI ITU! SI GILA YESUNG TIDAK BISA MENDARATKAN HELICOPTER INI!” jerit Heechul dengan kostum ninjanya sambil beratraksi di atas sana, Eunhyuk yang masih terkesiap hanya mengangguk dan menangkap tali itu. Heechul turun dengan kehebohan sementara semua keluarga Kim sudah menutup wajah mereka dengan malu di kursinya. Tidak lama setelah Heechul berhasil mendarat, Jino dengan wajah tengiknya bersiap untuk turun dengan tali yang sama sambil mengibas-ngibaskan sayap kelelawarnya yang membuatnya tersangkut di tengah tali itu dan Jino mulai berteriak dengan panik. “Paman aku tidak bisa turun, kekuatan monster tali ini begitu kuat!” jerit Jino sambil menendang-nendang kepala Heechul yang berada di bawahnya, tapi pertunjukan tidak berhenti hingga di sana. ‘BRAAAAAK!!’ “HENTIKAN PERNIKAHAN INI!!” suara dobrakan pintu kali ini membuat semua orang mengalihkan perhatian mereka dari tiga mahluk ajaib yang masih heboh dan panik di Altar sana. Choi Siwon berteriak dengan keras dan nafas yang memburu, satu tanganya menarik Lee Sungmin yang masih tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam roda kehidupanya detik ini. “JINO APA YANG KAU LAKUKAN DI ATAS SANA?” Kini jeritan Heena yang menyusul setelah di lihatnya putra pewaris kerajaan Hyundai Corporation itu, tergantung di atas tali dengan deru suara Helicopter dan suara Yesung yang menjelaskan situasi i ni dengan naskah telenovelanya melewati speaker. “ Minister , bukan Lee Hyukjae yang akan menikah hari ini tapi Lee Sungmin! Pengucapan janji suci tadi tidak sah! Aku jelas- jelas menentang pernikahan ini.” lanjut Siwon sambil menarik Lee Sungmin berjalan menuju Altar, Sena menatap semua itu dengan pandangan gila-nya. Kurang dari satu menit yang lalu, dia dan Eunhyuk hampir resmi menikah lalu sekarang orang-orang yang tidak pernah di lihatnya sebelumnya menggagalkan pernikahan ini dan membawa Sungmin kedepanya. “Choi Siwon! Jaga kelakukan mu! Kau akan mempertanggung jawabkan semua ini!” suara Choi Kiho dari ujung ruangan membuat langkah Siwon berhenti dan menatap Ayah-nya itu dengan santai, “Choi Kiho, kau-lah yang akan mempertanggung-jawabkan semua ini di jam kebaktian-mu nanti. Dan — Ah, simpan kata-kata mutiaramu untuk pengakuan dosa nanti.” Jawab Siwon dengan senyuman puasnya, dia berhasil membuat Ayah-nya yang tidak pernah terkalahkan itu bungkam di hadapan semua orang. “Panggil semua FBI, dan singkirkan— -“ “Panggil semua FBI, dan singkirkan semua manula-manula iblis ini. Ini adalah perintah resmi dari Philip Han.” Nyonya Lee menatap Heechul dengan garang, setelah ponselnya di rebut oleh mahluk ajaib itu dengan mudah. Heechul menatap Donghae yang masih berdiri dan menatap semua itu dengan tidak percaya, di sampingnya dia melihat Philip Han tersenyum dengan senang menikmati pertunjukan ini. Well, tidak ada salahnya juga menjual nama Philip Han untuk kebaikan bersama pikirnya.
“Now, would you please move out to hell?” Ucap Heena yang sudah berada tepat di depan Nyoya Lee dengan senyuman yang sama dengan Heechul, “Jungha tidak akan pernah membiarkan semua ini terjadi begitu saja.” Jawab Nyonya Lee dengan tegang, yang di balas oleh tawa keras dari Heechul. “Sayangnya dia kini sudah berubah menjadi Hello Kitty, dan dengar -dengar kini dia berada di pedalaman Africa untuk acara kemanusiaan di sana bersama Unicef. Kau cukup percaya bukan bahwa kegilaanku dan Yesung tidak perlu di ragukan lagi?” jelas Heechul dengan suara lantangnya, rasanya dia ingin membuat semua manula-manula iblis itu menjadi Hello Kitty juga atau bahkan Sesame Street . “Bisa kau bayangkan bagaimana buasnya kami setelah ini, juga apapun yang akan terjadi setelah ini kau tidak akan pernah bisa menghancurkanya lagi. Kau tidak bisa menghancurkan kami, dan nantinya aku akan mematahkan setiap tulang dengan kedua tanganku sendiri jika mereka mencoba untuk menghancurkan keluarga ku lagi. Kau bisa memegang kata-kataku Nyonya Presdir Spencer Group.” Lanjut Heechul dengan suara dinginya. Tatapan-nya berubah menjadi begitu menusuk, setelah semua kekacauan ini rasanya tidak adil jika dia tidak mencakar-cakar mereka dengan kuku-nya. “Jika kau mencakar iblis ini sekarang, FBI justr u akan meringkusmu bukan mereka.” Bisik Heena di belakangnya. Heechul mengurungkan niatnya, tapi dia akan mencari cara bagaimana iblis-iblis ini setidaknya merasakan penderitaan seperti Jungha. Heena memeluk Heechul dengan erat setelah melihat Nyonya Lee dengan mata penuh amarah meninggalkan Altar itu, dan di ikuti oleh manula-manula iblis lainya sebelum FBI benar-benar meringkus mereka seperti seorang tahanan. Heechul tidak bergurau, dia benar benar akan mematahkan setiap tulang yang berusaha untuk menghancurkan pondasi keluarga gilanya lagi. “Well, Tuan Lee Hyukjae yang terhormat, maukah anda memberikan wanita ini kepada Lee Sungmin?” tanya Siwon dengan senyuman pahlawan-nya yang terukir di wajah tampanya dengan bangga, Penjahat Kelamin ini akhirnya bisa menunjukan kekuatanya bahwa dia juga tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan keluarga gilanya. Eunhyuk memutarkan matanya dengan jail, dia menatap Sena yang masih berdiri membeku dengan seikat bunga di tanganya. “Bagaimana jika tidak? Aku adalah calon suami -nya yang sah.” goda-nya dengan senyuman gummy-nya, yang membuat Jino yang masih tergantung di atas tali itu menendang kepala Eunhyuk dengan keras. “Lalu bagaimana dengan dia, Paman Sok Tampan?” tanya Jino gemas seraya menunjuk ke satu arah di mana Leeteuk sudah tersenyum dengan lebar. “LEE AERA?!” Eunhyuk merasakan kepalanya berputar -putar, dia kemudian berlari sekencang mungkin ke arah Aera yang sudah berdiri di samping Leeteuk dan tersenyum lembut menatapnya. Aera merasakan pelukan Eunhyuk membungkus tubuh ringkihnya, setelah semua yang terjadi dan setelah semua penderitaan yang mereka lewati, dia bisa kembali merasakan pelukan erat itu membungkus tubuhnya dengan kuat. Aera telah menepati janjinya untuk tidak menyerah dan memutuskan melawan deburan ombak itu bersama Eunhyuk.
“It’s over,” bisik Eunhyuk dengan lembut ketika merasakan Armani-nya terbasahi oleh air mata Aera di dalam pelukanya. Perjalanan begitu panjang yang membuatnya bahkan tidak ingin menengok kebelakang, tentang apa yang telah terjadi selama ini. “ Hello, Parliamentary constitutional republic of Czech? Anda berbicara dengan Ketua Parlementer Britania Raya, Philip Han. Untuk semua kerusakan yang terjadi di Saint Vitus’ Cathedral hari ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya, kita bisa membicarakan tentang kerugian material dan non material setelah saya kembali ke London hari ini.” Donghae menatap Philip yang baru saja mematikan sambungan telfonya dengan tenang. “Enjoy the rest of the show.” Ucap Philip sambil beranjak dari kursinya dan menepuk bahu Donghae. “Kau akan kemana?” tanya Donghae setelah melihat Philip terlihat sibuk menelfon para ajudanya untuk menyiapkan private jet -nya kembali ke London, pria itu bahkan terlihat tidak berminat untuk menjemput putrinya di Munchen. “Kembali ke London. Well, kau tidak mau kan menyaksikan keluarga gila-mu ini terkena sanksi hukuman kurungan penjara dari pemerintahan Czech, karena telah menghancurkan salah satu aset sejarah paling berharga di Prague?” jawab Philip sambil menunjuk kaca The Mucha Window yang kini sudah tidak berbentuk ulah Heechul, J ino, dan Yesung. Sementara di belakang sana masih terjadi kehebohan antara Penjahat Kelamin dan Heechul untuk memutuskan siapa yang akan menikah duluan, Eunhyuk atau Sungmin. “Philip Han!” Donghae menghentikan langkah pria itu, “Kau mungkin sedang menebus rasa bersalahmu kepada Han Cheonsa sekarang. Tapi aku percaya Cheonsa akan sangat berterima kasih kepadamu dengan apa yang telah kau lakukan untuk keluarga ini, dia mungkin tidak berada di sini tapi aku yakin suatu saat nanti dia akan merasakan dirimu yang sesungguhnya di balik semua otoriter kekejaman itu. Kau akan mendapatkan senyuman Han Cheonsa lagi, di suatu hari nanti. Dia akan memaafkanmu.” Philip tersenyum mendengar kata-kata Donghae. “Dan selama itu, bertahanlah hidup dengan rasa bersalahmu untuk Cheonsa,— Kris. Dan mungkin —untuk segalanya.” Lanjut Donghae dengan senyuman tulusnya. Because they can teach you everything you need to know in School, except how to live with mistakes. Philip Han mengetahui semua seluk beluk tentang pemecahan di setiap permasalahan di dunia, tapi tidak ada yang pernah mengajarinya bagaimana hidup dengan rasa bersalah yang menghantuinya. “Dan semoga kau juga mendapatkan sen yuman itu lagi, Lee Donghae.” jawab Philip dan berjalan dengan tenang, meninggalkan Donghae yang terdiam dengan kisahnya sendiri. “Sungmin dan Sena harus menikah pertama! Kau tahu tidak aku menjemput dia di Colorado dan dia menyangka bahwa aku akan menjual organ tubuhnya?” ucap Siwon tak mau kalah, sementara Heechul masih bersikeras bahwa Aera dan Eunhyuk harus menikah duluan mengingat perjuangan mereka membawa Aera kemari. “Intinya upacara pernikahan hari ini ada dua!” lanjut Heena ke arah Minister yang sudah menatap mereka dengan jengkel, “Siapa bilang? Upacara pernikahan hari ini ada 3!!” jawab Yesung dari atas Helicopter dengan Speaker andalanya dan suara sinetron horor-nya.
“Rosalinda-ku tidak berada disini Paman, aku tidak akan menikah jika tidak dengan Rosalinda-rembulan hati ku itu!” jawab Jino yang masih tergantung-gantung di tengah tali. “Lalu bagaimana dengan pasangan manula Leeteuk dan Seon yang butuh menikah?” jawab Yesung yang di balas oleh jeritan tidak terima dari Leeteuk. “BAIK! NIKAHKAN MEREKA BERTIGA!” ucap Heechul semangat sambil menarik Leeteuk dan Seon untuk mengantri di atas Altar. “Dan untuk memeriahkan pernikahan masal kali ini, izinkan aku Choi Jino Fernando Colungga untuk memberikan pertujunkan mahakarya seni dengan apresiasi tertinggi dari ketampananku yang bagaikan lautan garam di dalam lautan, –“ lanjut Jino dengan nada puisnya yang membuat Heena menatap putranya dengan waspada. “ARRRRGHHHHH! CJT CEPAT TUTUP CELANAMU!!!” “JINO AWAS!! JINO JUNIOR-MU HAMPIR MENGHANTAM WAJAH MINISTER!” “BAGUS JINO KAU MEMANG PENERUS-KU!! PUJAAN BANGSA!” “Hey, ngomong -ngomong ada yang tahu bagaimana cara mendaratkan Helicopter ini? Karna sepertinya — baling-balingnya akan berhenti sebentar lagi. — -” “AAAPPPPAAA?!!!!” Some stories begin with dreams are born, some begin when dreams die. But what happens to the dream, when the dreamer dies? Like Lee Donghae. —
***
Prague
Holečkova Of Dakota’s Estate
“Aku baru saja menelfon Cheonsa di Munchen!” Heechul mendengus kesal setelah teria kan di sengajanya tadi tidak di respon oleh Donghae yang masih sibuk menghirup greentea-nya. “Hyung tidak ada gunanya, aku rasa permasalahan mereka memang berat.” Jawab Yesun g dengan otak-nya yang terkadang kembali waras di pagi hari. “Jadi kalian benar - benar akan meninggalkan ku?” pertanyaan Jino membuat pandangan mereka berdua teralih dari Donghae di ujung sana. “Dengar CJT, aku dan Darcy membutuhkan liburan romantis di Columbia setelah ini. Aku berharap bahwa kau masih bisa mengingat bahwa aku telah memiliki kekasih selain Ddangkoma.” Jawab Yesung sambil mencium pipi kanan dan pipi kiri Jino. “Aku juga membutuhkan liburan romantis bersama Yona di Auckland setelah itu aku aka n ke Bern sebentar untuk memakan coklat terbaik disana! Senangnya!” lanjut Heechul yang membuat Jino menekuk wajahnya menjadi 10 lipatan. “Paman Leeteuk pergi bulan madu ke Venice, Paman Eunhyuk juga pergi bulan madu ke Danube River di Budapest, dan anggota baru kita, Paman Sungmin juga pergi bulan madu ke Rio De Jenero. Jadi hanya aku sendirian yang kembali ke Seoul! Kalian jahat!” keluh Jino dengan rengekan telenovelanya. “Eh aku sudah lama tidak ke Rio De Jenero, kau tahu tidak banyak orang yang mengatak an bahwa Tuhan menciptakan dunia dalam 6 hari dan pada hari ke-7 khusus menciptakan kota Rio De Jenero.” Ucap Yesung dengan nada Gossip-nya ke arah Heechul. “Benarkah? Apa aku ke Rio saja ya bersama Sungmin dan Sena? Sepertinya asik menganggu bulan madu mereka.” Balas Heechul dengan tawa gilanya, tidak peduli dengan CJT yang masih menatap kedua pamanya ini dengan marah. “Kalian jahat!” jerit Jino yang membuat kedua pamanya itu berhenti tertawa. “Dengar, orang tua mesum-mu bisa mengajakmu berjalan-jalan di pinggiran kota Seoul. Well, jika mereka tidak terlalu sibuk dengan urusan teroris kelamin mereka. Juga, masih ada si frustasi Donghae paman amis mu itu. Siapa tahu kalian bisa menjalani liburan di rumah sakit jiwa, dan menjadi teman yang menyenangkan dengan Badda di dalam kursi listrik rumah sakit jiwa.” Saran Heechul dengan tawa puasnya diikuti Yesung yang menyeret koper besar dari Elevenparis berwarna hijau muda bergambar Ddangkoma kesayanganya. “ Bye CJT! Aku akan mengirim surat rindu dari Columbia jika sempat!” jerit Yesung yang hanya di balas oleh juluran lidah dari Jino. Jino menatap Donghae yang masih duduk dengan tenang di atas kursi santai-nya yang berada di teras mewah menghadap langsung ke kolam renang bergaya Davinci. “Seseorang merindukanmu.” Ucap Jino sambil menaruh Badda ke dalam pangkuan Donghae, Donghae mengalihkan pandanganya dari cangkir teh dan tersenyum menatap Badda tengah menjilati tanganya dengan manja. “Kau merawat Badda dengan baik, aku rasa dia lebih menyukaimu sekarang.” Jawab Donghae sambil mengacak rambut keponakanya itu dengan lembut. “Sebenarnya kau kan yang merindukan ku?” tebak Donghae dengan kepercayaan diri kembali meningkat, bocah tengik ini pasti sebentar lagi akan menangkis dan mengajaknya bertarung adu ketampanan pikirnya. “Ya, aku merindukan Paman Pulgoso.” Jawab Jino dengan tenang yang membuat Donghae terdiam, seharusnya dia menjerit tidak terima dengan sebutan Pulgoso tapi justru kini dia
lebih memilih untuk menutup mulutnya. Pulgoso, Fernando, dan Rosalinda. Entah sudah berapa lama dia tidak mendengar nama-nama itu mengisi hidupnya. “Apakah kau akan kembali ke Seoul bersama ku, hari ini?” Donghae mengangkat alisnya, kemudian dia menggeleng. “Aku akan kembali ke Melbourne Branch, mungkin aku akan mengunjungimu di Seoul ke tika liburan musim panas.” Jawab Donghae sambil mengelusngelus Badda yang sudah menggeliat malas di dalam pangkuanya. “Bagaimana dengan Rosalinda?” tanya Jino dengan rendah. Donghae terdiam sebentar, tapi kemudian dia menarik nafasnya dan tersenyum dengan berat. “Kau bisa memilikinya.” Seharusnya yang di dapatkan Donghae adalah jeritan kemenangan dari Jino, tapi bocah nakal ini hanya mengulas senyum singkatnya. “Tadinya aku berpikir seperti itu. Seharusnya aku berjerit kesenangan sekarang, tapi aku rasa tantanganya begitu berat.” Donghae menatap Jino dengan bingung, sepertinya bocah ini tengah kerasukan sesuatu yang begitu menyeramkan hingga dia berubah menjadi melankolis seperti ini. Mungkin dia kerasukan arwah bangsawan-bangsawan Prague dari abad 17 di Saint Vitus’ Cathedral kemarin. “Tantangan apa?” tanya Donghae penasaran. “Tantangan untuk membahagiakan Rosalinda, aku rasa hanya ada satu orang di dunia ini yang bisa melakukanya. Dan orang itu adalah jelmaan anjing kampung dari telenovela Marimar, bernama Pulgoso.” Donghae tersenyum mendengarnya, dia lalu membiarkan Badda tertidur pulas di dalam pangkuanya. “Mungkin tidak seharusnya aku membahas hal ini dengan bocah tengik seperti mu, tapi aku tidak bisa menyelesaikan tantangan itu. Aku memutuskan melepaskanya, untuk seseorang yang seharusnya memilikinya dan menyelesaikan tantangan itu untuk membahagiakanya sejak dulu.” Jelas Donghae tanpa melihat ke arah Jino sedikitpun. “Aku dan dirinya bagaikan magnet yang bertolak berlakang. Bagaikan samudra dan angkasa , bagaikan kehidupan dan kematian. Aku tidak pernah tahu apa yang berada di balik bola mata samudra itu, aku tidak pernah mengetahui apapun tentang dirinya.” “Jika kau tidak tahu tentang satu hal, mungkin karna kau tidak pernah bertanya tentang hal itu.” Jawab Jino yang membuat Donghae kembali tenggelam di dalam pikiranya. “Untuk menuju Munchen dari Prague di butuhkan waktu 3 jam lebih 36 menit untuk sampai ke sana melalui jalur darat. Dan memakan waktu sekitar 18 menit dengan Helicopter, semoga kau tidak terlambat.” Ucap Jino dan bersiap untuk meninggalkan Paman Amis-nya itu dari teras mewah yang terasa begitu memusingkan. “Aku tidak akan pergi ke sana Jino, dan tidak ada yang akan terlambat.” Bi sik Donghae dengan suaranya yang terdengar begitu berat. Jino menghentikan langkahnya, dia kemudian menengok ke arah Donghae yang masih terdiam di kursi santai itu. “Mungkin karena Paman berpikir bahwa Paman lah yang sudah terlalu terlambat, untuk mengejar semua ini.” bisik Jino dan berjalan meninggalkan Donghae yang masih terdiam dan tersesat di dalam pikiranya sendiri. Donghae menarik nafasnya dengan frustasi, dia tidak akan pernah memutuskan untuk berlari dan mengejar bayangan itu lagi. Karena dia berpikir dia sudah terlalu terlambat.
-
You can’t expect happy ending for everyone. If someone happy, there’s always other one is not. That’s love. You can’t force it, Lee Donghae.— -TOBECONTINUED###
For The Next Final Chapter -Chapter 17-END, It All Ends Now.-
Germany Marienplatz, München.
“Kris siapa namanya?”Kris tersenyum dan kembali melemparkan pandanganya ke arah putri mereka yang masih sibuk bermain. “Angel, Angel Duizhang.”Jawab Kris dengan tenang yang membuat Cheonsa kembali terdiam, Angel adalah bukti nyata dari kisah yang terlupakan itu. “Karena dia adalah malaikat yang diturunkan Tuhan untuk diriku melalui dirimu, Han Cheonsa.” ucap Kris dan menatap dua bola mata samudra itu masih menatapnya dengan kosong. Cheonsa menyentuh satu tangan Kris ke dalam genggamanya, dia menatap sosok yang dulu mungkin berada di dalam matanya. “Jika kita bisa mengulang waktu, apa yang akan kau lakukan?” Bisik Cheonsa.
Kris menatap Cheonsa dan membalas genggaman itu dengan lembut… They meet in their favorite memories, and part in their worst regrets from the past. —
###