Dientha Yuniar
(180410060121) (180410060121 )
Retno Hening Palupi ( 180410060105) Sosiolinguistics
Variasi Linguistik dan Masyarakat Multilingual Lebih Lebih dari dari seteng setengah ah popula populasi si dunia dunia adalah adalah biling bilingual ual dan tidak tidak sediki sedikitt pula pula yang yang orang orang multili multilingu ngual. al. Mereka Mereka menggu menggunak nakan an lebih lebih dari dari satu satu bahasa bahasa karena karena mereka mereka memerl memerluka ukan n bahasa-bahasa itu untuk tujuan yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Contoh:
Mr Patel adalah pedagang rempah-rempah yang tinggal di Bombay. Dia menggunakan bahasa yang berbeda dengan orang yang berbeda, ia menggunakan Kathiawari bersama istri dan anak-anak, ia menggunakan marathi dengan orang-orang di pasar lokal, ia menggunakan bahasa Hindustan dengan orang di stasiun kereta api, dia juga tahu inggris ke bahasa inggris kriket menikmati komentar di radio, radio, tetapi tetapi ia menemu menemukan kan kesuli kesulitan tan untuk untuk memaha memahami mi bahasa bahasa inggri inggriss ketika ketika ia menont menonton on film film inggris.
Contoh Contoh diatas diatas menunj menunjuka ukan n salah salah satu satu orang orang yang yang menggu menggunak nakan an bebera beberapa pa bahasa bahasa,, dan meru merupa paka kan n salah salah satu satu cont contoh oh nega negara ra mult multili iling ngua uall yait yaitu u Indi India. a. Deng Dengan an ratus ratusan an juta juta penduduknya, India memiliki ribuan bahasa. Sosiolinguistik telah mengembangkan beberapa cara untuk mengategorika mengategorikan n bahasa bahasa berdasarkan berdasarkan status dan fungsi sosialnya sosialnya.. Mengetahui Mengetahui perbedaan bahasa vernakular dan bahasa standar adalah salah satu caranya. Bahasa vernakular
Jenis bahasa vernakular adalah bahasa umum yang digunakan sehari-hari oleh satu bangsa atau satu wilayah geografis, yang bisa dibedakan dari bahasa sastra yang dipakai terutama di sekolah-sekolah dan dalam kesusastraan. Ciri-ciri bahasa vernakular antara lain : • • •
Belum distandarkan Bahasa itu pertama didapatkan dari rumah Fungsinya relatif terbatas
1
Jadi dengan kata lain bahasa vernakular memiliki ciri otonomi, historisitas, dan vitalitas, tetapi tidak mempunyai ciri standarisasi. Bahasa Spanyol yang dipakai di Amerika adalah salah satu contoh bahasa vernakular, karena dipakai di lingkungan tertentu atau di rumah oleh orang-orang yang berbahasa Spanyol saja, tetapi di Spanyol, Uruguay, atau Chile, bahasa tersebut bukan merupakan bahasa vernakular. Bahasa vernakular biasanya merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk percakapan sehari-hari di rumah dan di lingkungan teman dekat. Bahasa Standar
Bahasa standar merupakan bahasa tertulis dan telah mengalami regularisasi dan kodifikasi, misalnya dalam tata bahasa dan dalam kamus. Bahasa standar juga berfungsi sebagai bahasa resmi dan merupakan dialek tertentu yang memiliki kedudukan khusus karena pengaruh sosial, ekonomi dan politik yang membuatnya menjadi prestisius dan berpengaruh. Jadi dengan kata lain, bahasa standar memiliki fungsi yang lebih tinggi (fungsi H) dari ragam bahasa yang digunakan sehari-hari (fungsi L). Menurut Puttenham, bahasa standar, dalam hal ini bahasa Inggris standar, adalah ragam bahasa yang digunakan oleh Royal Court dan orang-orang yang tinggal di daerah sekitar 60 mil dari London. Di daerah itu, selain Royal Court , juga terdapat universitas Oxford dan Cambridge. Daerah-daerah itulah yang menjadi pusat politik, sosial, dan intelektual, sehingga dialek yang digunakan di daerah itulah yang menjadi dialek standar bahasa Inggris saat ini. Telah dijelaskan bahwa bahasa standar mengalami kodifikasi. Ada beberapa hal penting mengenai kodifikasi bahasa antara lain: a. Kodifikasi adalah membuat bahasa memiliki sistem b. Kodifikasi adalah proses mendeskripsikan bahasa ke dalam tata bahasa dan kamus c. Kodifikasi biasanya berdasarkan kriteria bahasa yang digunakan anggota masyarakat yang terpelajar dan berkedudukan tinngi d. Subjek kodifikasi adalah ragam bahasa tertentu yang telah memiliki kedudukan khusus karena pengaruh sosial, ekonomi, dan politik. 2
Setiap ragam bahasa bisa menjadi bahasa standar jika bahasa itu tertulis, dikodifikasikan, prestisius, digunakan oleh orang-orang yang berpengaruh dan memiliki fungsi tinggi (fungsi H). Jika suatu ragam bahasa dianggap prestisius, bahasa itu akan cepat menyebar ke masyarakat luas. Bahasa standar ini dapat menjadi alat komunikasi antar wilayah yang memiliki bahasa yang berbeda (bahasa daerah). Contoh bahasa standar adalah bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa resmi masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia telah mengalami standardisasi serta memiliki fungsi yang lebih tinggi. Lingua franca
Lingua franca adalah sebuah sistem linguistik yang digunakan sebagai alat komunikasi sementara oleh para partisipan yang mempunyai bahasa ibu yang berbeda. Seperti halnya bahasa Latin yang dahulu merupakan lingua franca bagi bangsa-bangsa di Eropa, bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca bagi suku-suku bangsa yang ada di wilayah nusantara. Baik bangsa-bangsa di Eropa maupun suku-suku bangsa di Indonesia itu mempunyai bahasa vernakular yang berbeda, jadi untuk komunikasi antarbangsa dan antarsuku bangsa diperlukan sebuah bahasa yang menjadi lingua franca. Berdasarkan sejarah, istilah lingua franca (dalam bahasa Italia berarti “bahasa Frankish”), atau sabir (“mengetahui” / ”to know”) pada mulanya adalah bahasa pidgin yang digunakan di daerah Mediterania pada sekitar awal abad ke-14 dan masih digunakan pada abad ke-20. Bahasa ini sekarang telah punah, tetapi masih mempunyai basis yaitu bahasa Italia dengan campuran bahasa Spanyol, Yunani, Prancis, dan Arab. Penyebutan bahasa itu sebagai bahasa Franks adalah karena orang-orang Arab pada jaman pertengahan menyebut orang-orang Eropa Barat dengan sebutan “Franks.” Pemilihan suatu bahasa menjadi lingua franca adalah berdasarkan adanya kesalingpahaman antara sesama mereka. Di beberapa negara, lingua franca yang paling banyak digunakan adalah bahasa resmi atau bahasa nasional negara tersebut. Bahasa Indonesia/Melayu/Malaysia masih menjadi lingua franca di kawasan Asia Tenggara. Bahasa Inggris di India dan di Filipina yang diangkat secara politis menjadi bahasa resmi kenegaraan adalah juga karena bahasa Inggris itu telah menjadi lingua franca di kedua negara itu. Suatu lingua franca sering berkembang karena adanya hubungan perdagangan. Misalnya di Afrika Barat, bahasa Hausa dipelajari sebagai bahasa kedua dan digunakan di 3
hampir setiap pasar/tempat perdagangan. Bahasa Swahili di Afrika Timur adalah bahasa perdagangan yang paling sering digunakan hingga membuat Tanzania memilih bahasa itu sebagai bahasa nasional mereka. Karena dasar pemilihan lingua franca adalah saling pengertian antara para penggunanya, maka bahasa apa pun, termasuk pidgin atau creole dapat mejadi sebuah lingua franca.
Pidgins and Creoles
Pidgin adalah bahasa yang berkembang sebagai alat komunikasi antara dua kelompok orang yang belum mempunyai bahasa yang umum. Bahasa ini merupakan penyederhanaan dari dua bahasa atau lebih. Bahasa pidgin tidak mempunyai penutur asli (native speaker). Bahasa ini terbentuk secara alami di dalam suatu kontak sosial yang terjadi antara sejumlah penutur
yang
masing-masing
memiliki
bahasa
ibu.
Bahasa
pidgin
cenderung
mencampuradukkan kosa kata, bunyi, dan bentuk-bentuk gramatikal dari kedua bahasa. salah satu terbentuknya bahasa pidgin karena ada latar belakang perdagangan, misalnya suatu komunitas perdagangan memakai bahasa A untuk berkomunikasi kemudian datang pedagang lain ( bukan pengguna bahasa A ) dan tidak satupun dari mereka yang pengguna bahasa itu ( pedagang yang menggunakan bahasa A dan pedagang lain ) mengerti bahasa masing-masing sehingga terjadilah bahasa pidgin dimana mereka membuat bahasa ketiga sehingga bahasa ketiga itu lebih dominan. Bahasa pidgin juga bisah terjadi pada masa penjajahan, misalnya pada bahasa pidgin karibia, karena pulau-pulau tropis dijajah, masyarakatnya direstrukturisasi, yaitu minoritas bangsa Eropa sebagai penguasa dan sejumlah orang-orang non eropa sebagai buruh. Para buruh itu, baik penduduk asli maupun buruh datang dari kelompok yang memiliki bahasa berbeda-beda dan perlu berkomunikasi sehingga muncullah bahasa pidgin.
4
Bagaimanakan bentuk struktur linguistik dari bahasa pidgin?
Karena bahasa pidgin terbentuk sebagai bahasa campuran dan hanya digunakan sebagai alat komunikasi diantara mereka yang berbeda bahasa ibu tersebut maka bahasa pidgin tidak memiliki standarisasi, otonomi, historitas dan vitalitas. Bahasa pidgin terbentuk oleh bunyi, perbendaharaan kata, dan beragam jenis gramatikal bahasa. Ketika satu komunitas memakai bahasa yang lebih tinggi derajatnya dan komunitas lainnya memakai bahasa daerah atau bahasa yang lebih rendah tingkatannya, bahasa yang tingkatannya lebih tinggi akan memberikan sumbangan kosa kata lebih banyak, sedangkan bahasa daerah atau bahasa yang tingkatannya lebih rendah menyumbangkan aturan tata bahasanya dalam perkembangan bahasa pidgin. bahasa pidgin tidak memiliki tingkatan tinggi ( high ) atau rendahnya ( low ) suatu bahasa. bahasa pidgin dibagi menjadi tiga klasifikasi : 1. Bahasa pidgin digunakan pada domain tertentu dan dalam fungsi tertentu 2. Bahasa pidgin memiliki struktur yang sederhana dibandingkan dengan bahasa sumber 3. Bahasa pidgin pada umumnya merupakan bahasa yang tingkatannya rendah dan mengundang pandangan negatif, khususnya dari para pendatang
Bahasa pidgin tidak bertahan lama, jika perkembangannya hanya untuk fungsi tertentu, maka mereka akan punah ketika fungsi itu musnah. Sebagai alternatif, ketika perdagangan berkembang, kemudian kontak bahasa banyak dilakukan sehingga membawa sedikitnya satu pembelajaran bahasa lain, sehingga kebutuhan akan bahasa pidgin menghilang. Pada kasus-kasus tertentu, bahasa pidgin berkembang penuh menjadi bahasa kreol.
5
Kreol
Kreol adalah bahasa pidgin yang telah berkembang dan kemudian menjadi bahasa ibu bagi sekelompok orang yang mempunyai latar belakang berbeda-beda. Bahasa kreol juga dipegaruhi oleh kosa kata-kosa kata yang dibawa oleh penuturnya. Bahasa kreol mempunyai kosa kata yang lebih kaya dan struktur yang lebih kompleks. Bahasa kreol mengembangkan cara-cara untuk menandakan makna seperti bentuk waktu pada kata kerja, infleksi, maupun afiks. Jika bahasa creole telah bekembang, ia dapat berfungsi secara politis, pendidikan, kesusastraan, administrasi, dan lain-lain. Bahasa creole bisa menjadi bahasa standar, bahasa nasional, maupun bahasa resmi, misalnya Tok Pisin yang menjadi bahasa resmi di Papua New Guinea. Dalam masyarakat dengan pembagian sosial yang masih kaku, bahasa creole bisa tetap menduduki fungsi ( low ), di samping bahasa ( high ) yang resmi disetujui, misalnya pada bahasa diglosia Haiti. Jika bahasa creole digunakan bersama bahasa standar dalam suatu masyarakat di mana rintangan sosialnya (social barrier) bisa diatasi, bentuk-bentuk bahasa creole cenderung berubah berdasarkan bahasa standar itu. Proses ini disebut decreolisasi. Pada akhirnya, akan ada rangkaian kesatuan (continuum) ragam antara bahasa standar dan bahasa creole. Hal ini dikenal dengan nama post-creole continuum. Contohnya bisa ditemukan di Jamaica dan Guyana.
6