Pendahuluan. Keluar Keluarga ga merupa merupakan kan unit unit yang yang paling paling dekat dekat dengan dengan klien, klien, dan meru merupa paka kan n ”Pera ”Perawa watt utam utama” a” bagi bagi klie klien. n. Kelu Keluar arga ga berp berper eran an dala dalam m memb member erik ikan an asuh asuhan an / perawatan yang diperlukan klien di rumah rumah termas termasuk uk memoti memotivas vasii klien dalam keteratur keteraturan an minum obat obat . Keberh Keberhasi asilan lan perawa perawatt di ruma rumah h saki sakitt dapa dapatt siasia-si sia a jika jika tidak diteruskan diteruskan di rumah yang kemudian kemudian dapat mengakibat mengakibatkan kan klie klien n haru harus s dira dirawa watt kemb kembal alii (kambuh). Apakah sehat jiwa itu? Sehat Sehat jiwa jiwa adalah adalah kondis kondisii yang yang memung memungkin kinkan kan perkem perkemban bangan gan fisik, intelektua intelektual, l, dan emosional emosional yang optimal dari seseorang dan selaras dengan orang lain.
Bagaimana ciri sehat jiwa? Emosi tenang, cukup bahagia, dapa dapatt berg bergau aul, l, beba bebas s dari dari khawatir, benci, dan cemas. Dapat memelihara kese keseim imba bang ngan an jiwa jiwa seca secara ra mantap (ta (tabah, memiliki tanggungjawab, m a m pu mengambil keputusan). Memi Memili liki ki masa masa kana kanakk-ka kana nak k yang bahagia. Kalau begitu, apa itu sakit jiwa? Saki Sakitt jiwa jiwa adal adalah ah terj terjad adin inya ya perubahan dalam pikiran, performa, perasaan, dan perilaku umumnya berlebihan, berkurang, atau abnormal.
Apa Apa saja saja ciri ciri saki sakitt jiwa? Gangguan fungsi tubuh Sukar tidur. Tida Tidak k nafs nafsu u maka makan n dan dan makannya hanya sedikit.
Buang air kecil lebih sering, mengompol, sulit buang air besar (tinja keras). Gangguan fungsi mental Peri Perila laku ku aneh aneh memb membua uatt keluar keluarga, ga, orang orang lain lain malu malu dan bingung, memb membah ahay ayak akan an diri diri dan dan oran orang g lain lain,, akti aktiff seka sekali li,, gelisah, mengancam tanpa tujuan, hilang minat terhad terhadap ap kegiat kegiatan an sehari sehari-hari dan lingkungan, duduk atau berbaring berbaring berjam-jam berjam-jam atau menolak untuk bergerak. Banyak Banyak bicara bicara atau atau diam, diam, pembicaraan sulit dimengerti dan tidak berhubungan. Menu Menunj njuk ukka kan n sedi sedih h atau atau gembira berlebihan. Mungkin Mungkin mendengar mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak dapat dirasakan dirasakan oleh orang lain. Melu Melupa paka kan n halhal-ha hall yang yang penting. Tida Tidak k mamp mampu u meng mengam ambi bill keptusan. Perubahan tingkat kesadaran. Perubahan pribadi dan sosial Meng Mengab abai aika kan n kebu kebutu tuha han n tubuh tubuh dan kebers kebersiha ihan n diri diri (tidak mau mencuci,
menyisir rambut, menolak mandi atau berganti pakaian). Mengapa penderita ganguan jiwa harus minum obat?
Penderita umumnya merasa tidak memiliki masalah atau sakit. Untuk memacu atau menghambat fungsi mental yang terganggu. Memperbaiki kondisi penderita. Mengapa penderita ganguan jiwa sering tidak teratur minum obat?
Tidak menyadari kalau sakit. Merasa bosan dengan pengobatan karena
membutuhkan waktu yang lama. Adanya efek samping dari pengobatan. Tidak nyaman terhadap jumlah dan dosis obat. Lupa minum obat. Tidak mendapat dukungan dari keluarga. Sikap negatif terhadap pengobatan (berhenti pengobatan medis karena melakukan pengobatan tradisional atau alternatif).
Apa akibat jika tidak teratur atau berhenti minum obat? Ketidakteraturan minum obat dapat meimbulkan kekambuhan. Selain faktor obat apa saja penyebab kekambuhan yang lain?
Dari penderita Motifasi klien sembuh
untuk
Masalah yang dihadapi (sifat masalah, asal, waktu, dan jumlah). Tipe kepribadian penderita (tertutup atau terbuka). Kepatuhan pengobatan. Keluarga dan lingkungan Penolakan terhadap penderita gangguan jiwa (pengucilan, diejek, tidak diterima). Komunikasi tidak terbuka, tidak melibatkan penderita dalam pergaulan. Kurang/tidak memberikan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan penderita, kurang pujian terhadap kemampuan positif penderita. Kurang pengetahuan keluarga tentang pola perilaku penderita dan penanganannya, pengawasan minum obat.
Apa yang harus dilakukan jika penderita menolak minum obat?
Buat kesepakatan dengan penderita (membuat jadwal minum obat). Jelaskan manfaat pengobatan bagi penderita, serta akibat jika lupa/menolak minum obat. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat, seperti bentuk sirup atau puyer. Modifikasi pemberian obat, Seperti diberikan/diminumkan bersama-sama saat makan buah Berikan pujian langsung pada penderita saat mempunyai keinginan sendiri untuk minum obat. Libatkan anggota keluarga untuk mengawasi penderita minum obat (memastikan obat benar-benar diminum).
Disampaikan Oleh: Mahasiswa PSIK FK UGM Jogjakarta bekerjasama dengan unit keswamas RS.Jiwa Grhasia Yogyakarta