LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOPROSES
MATERI: NATA
OLEH: 6 RABU 1. Alvin Dharma Utama
21030116130174 21030116130 174
2. Egy Rakhmasari
21030116120018 21030116120 018
3. Regita Ayu Hanabila
21030116140101 21030116140 101
4. Rico Febrianto
21030116120015 21030116120 015
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTI DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2017
NATA LEMBAR PENGESAHAN
Laporan resmi Praktikum Bioproses yang berjudul Nata yang disusun oleh: Kelompok
: 6 Rabu
Anggota
:
1. Alvin Dharma Utama
21030116130174 21030116130174
2. Egy Rakhmasari
21030116120018 21030116120018
3. Regita Ayu Hanabila
21030116140101 21030116140101
4. Rico Febrianto
21030116120015 21030116120015
Telat diterima dan disahkan, pada: Hari
:
Tanggal
:
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti responsi dan seminar Praktikum Bioproses
Semarang,
September 2017
Mengetahui, Dosen pengampu
Pranata Laboran Pendidikan
Asisten Pembimbing
Dr. Ing Silviana, S.T., M.T.
Jufriyah, S.T.
Arisiani Melatika
NIP. 197412162000122001
NIP. 197001091997032001
NIM. 21030114120057
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
ii
NATA LEMBAR PENGESAHAN
Laporan resmi Praktikum Bioproses yang berjudul Nata yang disusun oleh: Kelompok
: 6 Rabu
Anggota
:
1. Alvin Dharma Utama
21030116130174 21030116130174
2. Egy Rakhmasari
21030116120018 21030116120018
3. Regita Ayu Hanabila
21030116140101 21030116140101
4. Rico Febrianto
21030116120015 21030116120015
Telat diterima dan disahkan, pada: Hari
:
Tanggal
:
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti responsi dan seminar Praktikum Bioproses
Semarang,
September 2017
Mengetahui, Dosen pengampu
Pranata Laboran Pendidikan
Asisten Pembimbing
Dr. Ing Silviana, S.T., M.T.
Jufriyah, S.T.
Arisiani Melatika
NIP. 197412162000122001
NIP. 197001091997032001
NIM. 21030114120057
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
ii
NATA RINGKASAN Nata adalah produk produk pangan berupa berupa lapisan selulosa selulosa sebagai sebagai hasil fermentasi bakteri pembentuk nata, yaitu Acetobacter xylinum. Nata merupakan makanan berkalori rendah yang sebagian besar tersusun dari air dan selulosa sehingga sering digunakan sebagai makanan pencuci mulut, bahan pencampur fruit cocktail, dan es krim. Saat ini, nata tidak hanya dibuat dari air kelapa, namun dalam perkembangannya perkembangannya berbagai berbagai media dapat digunakan digunakan dengan syarat syarat cukup sumber karbon dan nitrogen serta persyaratan tumbuh yang lain seperti pH dan suhu. Air kelapa merupakan merupakan salah satu produk dari tanaman kelapa yang belum banyak dimanfaatkan. dimanfaatk an. Air kelapa muda merupakan minuman yang sangat popular dan air kelapa dari buah yang tua juga telah dikembangkan sebagai produk industri namun pemasarannya masih terbatas. Jambu Jamb u biji (Psidium guajava) adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava. Penggunaan jambu biji sebagai bahan bahan dasar pembuatan pembuatan minuman minuman instan instan semakin semakin meningkat pada pada beberapa tahun terakhir. Hal ini didasarkan pada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh jambu biji. Alat yang yang digunakan digunakan dalam pembuatan pembuatan nata antara lain kompor kompor listrik, listrik, beaker beaker glass, gelas ukur, pengaduk, indikator pH, buret, statif dan klem. Sedangkan bahan yang digunakan adalah, bahan baku, yaitu: sari buah jambu dan air kelapa, urea, MgSO4 , Acetobacter Acetobacter xylinum, xylinum, KH 2PO4 , Gula halus, halus, jeruk nipis, nipis, serta serta jeruk purut. purut. Pada hasil praktikum diperoleh kadar glukosa yang berkurang dari kadar glukosa awal, hal ini disebabkan oleh adanya proses pengambilan glukosa dari sari jambu dan air kelapa oleh sel-sel Acetobacter Acetobacter xylinum. Densitas Densitas tiap sampel mengalami kenaikan karena densitas berbanding lurus dengan massa, jika massa bertambah, densitas akan bertambah dan volume akan berkurang. pH pada tiap variabel mengalami penurunan dari pH 5 menjadi 4 karena aktivitas bakteri yang membentuk asam mempengaruhi media sehingga pada hari terakhir terjadi penurunan penurunan pH dikarenakan dikarenakan suasana berubah menjadi menjadi lebih asam. Bahan yang yang paling paling baik untuk pembuatan nata adalah air kelapa karena air kelapa lebih cair daripada sari jambu sehingga memudahkan untuk inokulum dan bahan menjadi homogen. Komposisi nutrisi yang baik ditambahkan ke dalam bahan adalah 10%W glukosa dan 1%W urea. Jika nutrisi kurang akan menyebabkan proses fermentasi tidak berjalan baik, dan jika berlebih akan menghambat proses fermentasi. Untuk praktikum berikutnya, disarankan untuk lebih menjaga kebersihan laboratorium dan alat agar tidak mengganggu kesterilan alat yang dapat menyebabkan proses fermentasi tidak berjalan dengan baik. Berhati-hati dalam pengambilan pengambilan sampel untuk titrasi, titrasi, karena bakteri Acetobacter xylinum amat sensitif terhadap gerakan yang dapat merusak kestabilan bakteri tersebut.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
iii
NATA SUMMARY Nata is a food product product in the form of cellulose cellulose layer as a result result of fermentatio fermentation n of nata-forming bacteria, namely Acetobacter xylinum. Nata is a low-calorie food that is mostly composed of water and cellulose so often used as desserts, mixed fruit cocktail ingredients, and ice cream. Currently, nata is not only made from coconut water, but in its development various media can be used with sufficient condition of carbon and nitrogen source and other growing requirement such as pH and temperature. Coconut water is a product of coconut plants that have not been widely utilized. Young coconut water is a very popular drink and coconut water from old fruit has also been developed as an industrial product but its marketing is still limited. Guava (Psidium guajava) is one of shrubs, in English called Lambo guava. The use of guava as the basic ingredients of instant drink production has increased in recent years. This is based on some of the advantages possessed by guava. Tools used in the manufacture of nata include electric stove, beaker glass, measuring glass, stirrer, pH indicator, burette, stative and clamps. While the material used is, raw materials, namely: juice and coconut water, urea, MgSO 4 , Acetobacter Acetobacter xylinum, KH 2PO4 , refined sugar, sugar, and lime. lime. In the lab results results obtained reduced reduced glucose levels levels from initial initial glucose levels, levels, this is due to the process of taking glucose from the juice and coconut juice by Acetobacter xylinum cells. The density of each each sample increases increases because the density is proportional proportional to the mass, if the mass increases, the density increases and the volume decreases. The pH of each variable variable decrease decreasess from pH 5 to 4 because because the bacterial bacterial activity activity that that forms acid affects the media so that on the last day there is a decrease in pH due to the changing atmosphere becomes more acidic. The best material for making nata is coconut water because coconut water is more liquid than pink juice, making it easier for inoculum and the material material to be homogeneous. homogeneous. A good nutritional nutritional composition composition added to the ingredient is 10% W glucose and 1% W urea. If less nutrients will cause the fermentation process is not going well, and if excess will inhibit the fermentation process. process. For the next practice, it is advisable to keep the laboratory and equipment clean so as not to disturb the sterility of the apparatus which may cause the fermentation process to not work properly. properly. Be careful in sampling sampling for titration, titration, because because the bacteria bacteria Acetobacter Acetobacter xylinum is very sensitive to movements that can damage the stability stability of these bacteria.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
iv
NATA PRAKATA
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT at as segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum Bioproses khususnya materi Nata dengan lancar. Laporan ini ditujukan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Praktikum Pr aktikum Bioproses Bioproses yang sedang penulis lakukan pada semester ini. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak maka laporan ini tidak dapat terselesaikan.
Oleh karena itu penulis
menyampaikan terimakasih kepada: 1. Ibu Dr. Ing Silviana, S.T., M.T. selaku penanggung jawab Laboratorium Mikrobiologi Industri Universitas Diponegoro, 2. Ibu Jufriyah, S.T., selaku Pranata Laboratorium Pendidikan Laboratorium Mikrobiologi Industri Universitas Diponegoro D iponegoro 3. Iqbal Ryan Ramadhan selaku koordinator asisten Laboratorium 4. Arisiani Melatika selaku asisten pengampu pratikum Nata 5. Teman-teman rekan kerja yang telah membantu serta melancarkan proses penyusunan laporan laporan ini Penyusun berharap laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap pembaca dan da n pada umumnya. Laporan Lapor an ini merupakan laporan terbaik yang saat ini bisa kami ajukan, namun kami menyadari pasti ada kekurangan yang perlu kami perbaiki. Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Semarang,
September 2017
Penyusun
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
v
NATA DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................
ii
RINGKASAN ..................................................................................................... iii SUMMARY ........................................................................................................ iv PRAKATA .........................................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .........................................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................
1
1.3. Tujuan Percobaan .....................................................................................
1
1.4. Manfaat Percobaan ...................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Nata .........................................................................................
3
2.2 Spesifikasi Bahan Baku .............................................................................
3
2.3 Landasan Teori ..........................................................................................
5
2.4 Hal-hal yang Berpengaruh pada Fermentasi Nata ....................................... 10 2.5 Manfaat Produk ......................................................................................... 12 2.6 Bahan Baru Pembuatan Nata ..................................................................... 12 2.7 Fungsi Reagen ........................................................................................... 14 2.8 Reaksi Pembentukan Nata ......................................................................... 15 BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Rancangan Praktikum ................................................................................ 17 3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................... 18 3.3 Gambar Alat .............................................................................................. 18 3.4 Cara Kerja ................................................................................................. 18 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ................................... 21
4.1 Hasil Percobaan ......................................................................................... 21 4.2 Pembahasan............................................................................................... 22 4.2.1 Fenomena Perubahan Densitas ........................................................ 22 LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
vi
NATA 4.2.2 Fenomena Perubahan pH ................................................................. 22 4.2.3 Fenomena Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa ........................ 23 4.2.4 Fenomena perbandingan konsentrasi gula yang ditambahkan pada variabel 1 & 2 .................................................................................. 23 4.2.5 Fenomena Perbandingan Bahan Baku pada Variabel ....................... 24 4.2.6 Perbandingan Jenis Pengatur pH pada Variabel ............................... 25 4.2.7 Fenomena Penutup yang Digunakan ................................................ 25 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 27
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 27 5.2 Saran ......................................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 28 LAMPIRAN
A-1 LAPORAN SEMENTARA B-1 LEMBAR PERHITUNGAN C-1 LEMBAR KUANTITAS REAGEN D-1 REFERENSI E-1 LEMBAR ASISTENSI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
vii
NATA DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan gizi dalam 100 gram buah jambu biji .................................
4
Tabel 2.2 Kandungan gizi dalam 100 gram buah kelapa .......................................
4
Tabel 4.1 Data Percobaan..................................................................................... 21 Tabel 4.2 Hasil Percobaan Tinggi Nata de Coco dan Guava ................................. 21 Tabel 4.3 Hasil Analisa Densitas, %S, dan pH Nata ............................................. 21
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
viii
NATA DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Fase Pertumbuhan Acetobacter xylinum ............................................
6
Gambar 2.2 Fase Adaptasi ...................................................................................
7
Gambar 2.3 Fase Pertumbuhan Awal ...................................................................
7
Gambar 2.4 Fase Eksponensial.............................................................................
8
Gambar 2.5 Fase Pertumbuhan Diperlambat ........................................................
8
Gambar 2.6 Fase Stasioner ...................................................................................
9
Gambar 2.7 Fase Menuju Kematian .....................................................................
9
Gambar 2.8 Fase Kematian ..................................................................................
9
Gambar 2.9 Reaksi Hidrolisis Selulosa................................................................. 15 Gambar 2.10 Reaksi Perubahan α-D-glukosa menjadi β-D-glukosa ...................... 15 Gambar 2.11 Reaksi Pembentukan Ikatan 1,4- β-glikosida .................................... 16 Gambar 2.12 Reaksi Pembentukan Selulosa ......................................................... 16 Gambar 3.1 Skema Pembuatan Nata .................................................................... 17 Gambar 3.2 Kompor Listrik ................................................................................. 18 Gambar 3.3 Gelas Ukur ....................................................................................... 18 Gambar 3.4 Autoclave ......................................................................................... 18 Gambar 3.5 Gelas Ukur ....................................................................................... 18 Gambar 3.6 Pengaduk .......................................................................................... 18 Gambar 3.7 Inkubator .......................................................................................... 18 Gambar 4.1 Perubahan Densitas Awal dan Akhir ................................................. 22 Gambar 4.2 Perubahan pH Awal dan Akhir ......................................................... 22 Gambar 4.3 Perubahan Kadar Glukosa ................................................................. 23
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
ix
NATA DAFTAR LAMPIRAN
A-1 LAPORAN SEMENTARA B-1 LEMBAR PERHITUNGAN C-1 LEMBAR KUANTITAS REAGEN D-1 REFERENSI E-1 LEMBAR ASISTENSI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
x
NATA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Nata berasal dari bahasa Spanyol yang apabila diterjemahkan kedalam bahasa latin menjadi “natare” yang berarti terapung-apung (Susanti, 2005). Nata termasuk produk fermentasi. Nata dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain (Lapuz et al., 1967). Beberapa spesies yang termasuk bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling banyak dipelajari adalah A. xylinum (Swissa et al., 1980).
Nata adalah produk pangan berupa lapisan selulosa sebagai hasil fermentasi bakteri pembentuk nata, yaitu Acetobacter xylinum . Nata merupakan makanan berkalori rendah yang sebagian besar tersusun dari air dan selulosa sehingga sering digunakan sebagai makanan pencuci mulut, bahan pencampur fruit cocktail, dan es krim. Saat ini, nata tidak hanya dibuat dari air ke lapa, namun dalam perkembangannya berbagai media dapat digunakan dengan syarat cukup sumber karbon dan nitrogen serta persyaratan tumbuh yang lain seperti pH dan suhu. Nata dapat dibuat dari berbagai media baik itu limbah pertanian ataupun bukan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengolah limbah pertanian menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dan manfaat bagi kesehatan. Kaitannya dengan kemampuan serat nata dalam meminimalkan terjadinya penyakit telah banyak diteliti. Artikel ini membahsa nata, jenis dan kaitannya dengan kemampuan nata sebagai sumber serta dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit yang terjadi. 1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh bahan dasar, gula, serta pengatur pH terhadap kualitas nata? 1.3 Tujuan Percobaan
1. Mengkaji proses pembuatan nata dari sari buah jambu biji dan air kelapa dengan cara fermentasi. 2. Mengkaji hasil yang diperoleh dengan berbagai bahan dasar; jambu biji dan air kelapa, gula, dan jenis pengatur pH. LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
1
NATA
1.4 Manfaat Percobaan
1. Mengetahui cara pembuatan nata dengan fermentasi 2. Membandingkan kualitas nata dengan berbagai nutrisi, pH, dan faktor pendidih
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
2
NATA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Nata
Nata berasal dari bahasa Spanyol yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa latin menjadi ”natare” yang berarti terapung-apung (Susanti, 2005). Nata termasuk produk fermentasi. Nata dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain (Lapuz et al., 1967). Beberapa spesies yang termasuk bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling banyak dipelajari adalah Acetobacter xylinum (Swissa et al., 1980).
Bibit nata adalah Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan pada media yang mengandung glukosa dan sudah diperkaya dengankarbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalamkondisi demikian, bakteri tersebut dapat menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan retnik yang tumbuh pada media yang mengandung glukosa tersebut, akan dihasilkan jutaan benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat dan berwarna putih hingga transparan, padat, kokoh, kuat, dan kenyal dengan rasa mirip dengan kolang-kaling, dan disebut nata (Mutiara, 2016). 2.2 Spesifikasi Bahan Baku 2.2.1 Jambu Biji
Jambu biji memiliki nama latin Psidium guajava dan termasuk dalam keluarga Myrtaceae. Di beberapa daerah di Indonesia, jambu biji dikenal dengan nama jambu siki atau jambu klutuk. Nama jambu klutuk diberikan karena ketika dimakan, bijinya keras berbunyi klutuk klutuk. Buah jambu biji memiliki rasa yang manis meski ada juga yang rasanya sangat asam. Daging buahnya berwarna merah muda ada juga yang putih. Bijinya keras, sangat banyak dan kecil-kecil. Akan tetapi, sekarang ada varietas unggul dimana rasanya sangat manis dan hampir tanpa biji. Jambu biji sangat kaya vitamin C, lebih tinggi dari buah jeruk, dan jauh lebih tinggi daripada kiwi yang disebut-sebut sebagai rajanya vitamin C. Di samping serat, terutama pektin yang merupakan serat larut, jambu biji
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
3
NATA
juga mengandung mineral seperti mangan dan magnesium, serta asam amino esensial seperti tryptophan. Juga fitokimia berkhasiat seperti asam elagat, asam linoleat, dan asam korbigen. Tabel 2.1 Kandungan gizi dalam 100 gram buah jambu biji Kandungan Gizi
Jumlah /100 gram
Energi Protein Lemak Karbohidrat Serat Kalsium Fosfor Zat Besi Vitamin A Vitamin B1 Vitamin C Air
49 kal 0,9 g 0,3 g 12,2 g 5,6 g 14 mg 28 mg 1,1 mg 25 IU 0,02 mg 87 mg 86 g (Harjana, 2013)
2.2.2 Air Kelapa
Pohon kelapa merupakan tumbuhan yang sangat bermanfaat bagi manusia, mulai dari akar, batang, daun hingga buah kelapa semua bisa dimanfaatkan. Nah, pada kesempatan kali ini saya akan membahas khusus mengenai manfaat air buah kelapa untuk kesehatan serta kandungan nutrisi yang ada di dalamnya. Sejak zaman dahulu kala, air kelapa memang dikenal sebagai minuman berkhasiat yang membantu mengganti cairan tubuh. Kandungan nutrisi buah kelapa bisa dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 2.2 Kandungan gizi dalam 100 gram buah ke lapa Kandungan Per 100 gram
Daging Buah Muda
Daging Buah Matang
Daging Buah Tua
Air Kelapa
Kalori (kal) Air (g) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat(g) Mineral (g) Kalsium(mg)
36,04 44,15 0,53 0,48 7,42 0,42 3,71
101,23 37,1 2,12 7,95 5,3 0,53 4,24
202,46 24,86 1,80 18,39 7,42 0,53 11,13
17 95.5 0.2 0.1 3.8 0.4 15
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
4
NATA
Fosfor (mg) Zat Besi (mg) Vit. C (mg)
15,9 0,53 2,12
29,15 0,69 2,12
51,94 1,06 1,06
8 0.2 1 (Harjana, 2013)
2.3 Landasan Teori
1. Teori Acetobacter xylinum Starter nata adalah Acetobacter xylinum. Penggunaan starter merupakan syarat yang sangat penting, yang bertujuan untuk memperbanyak jumlah bakteri Acetobacter xylinum yang menghasilkan enzim pembentuk nata. Bakteri Acetobacter xylinum tergolong familia Pseudomonas dan genus Acetobacter . Berbentuk bulat dengan panjang 2 mikron, biasanya terdapat
sebagai sel tunggal atau kadang-kadang berikatan dengan sel lain membentuk ikatan seperti rantai. Pembentukan nata memerlukan starter sebanyak 10-20% dari volume media sebagai starter mikroba (Saragih, 2004). a. Sifat Fisiologi Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil dan propil alkohol, tidak membentuk senyawa busuk yang beracun dari hasil peruraian protein (indol) dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. Sifat yang paling menonjol dari bakteri ini adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya, selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. b. Fase Pertumbuhan Pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum terbagi dalam fase-fase. Fase-fase yang dialami oleh Acetobacter xylinum adalah fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. (Pambayun, 2002)
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
5
NATA
Gambar 2.1 Fase pertumbuhan Acetobacter xylinum (Yusuf, 2015) b.1. Fase Adaptasi / Fase Lag Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mula-mula akan mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya (Yanti, 2011). Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:
Medium dan lingkungan pertumbuhan Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sama seperti medium dan lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi jika nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.
Jumlah inokulum Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase adaptasi. Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya: kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungan nuriennya terbatas, mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan komposisi sama seperti sebelumnya. Fase adaptasi bagi Acetobacter xylinum dicapai antara 0-6 jam sejak inokulasi (Malvianie, 2014).
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
6
NATA
Gambar 2.2 Fase adaptasi b.2. Fase pertumbuhan awal Pada fase ini, sel mulai membelah dengan kecepatan rendah. Fase ini menandai diawalinya fase pertumbuhan eksponensial. Fase ini dilalui dalam beberapa jam.
Gambar 2.3 Fase pertumbuhan awal b.3. Fase pertumbuhan eksponensial / Fase log Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan termasuk suhu dan kelembaban udara. Mikroba membutuhkan energi lebih banyak dari pada fase lainnya. Pada fase
ini Acetobacter
xylinum mengeluarkan
enzim
ekstraseluler
polymerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa. Fase log ini dicapai Acetobacter xylinum dalam waktu 6-14 jam tergantung pada kondisi lingkungan (Malvianie, 2014)
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
7
NATA
Gambar 2.4 Fase eksponensial b.4. Fase pertumbuhan diperlambat Pada fase ini terjadi pertumbuhan yang diperlambat karena ketersediaan nutrisi yang telah berkurang. Terdapatnya metabolit yang bersifat toksik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel yang telah tua
Gambar 2.5 Fase pertumbuhan diperlambat b.5. Fase pertumbuhan tetap / Fase stasioner Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah berkurang. Karena kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia. Fase stasioner ini dicapai Acetobacter xylinum dalam waktu 14-20 jam (Malvianie, 2014).
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
8
NATA
Gambar 2.6 Fase stasioner b.6. Fase menuju kematian Pada fase ini bakteri mulai mengalami kematian karena nutrisi te lah habis dan sel kehilangan banyak energy cadangannya.
Gambar 2.7 Fase menuju kematian b.7. Fase kematian Pada fase ini sel sangat cepat mengalami kematian dan hampir merupakan kebalikan dari fase logaritmik. Sel mengalami lisis dan melepaskan komponen yang terdapat di dalamnya.
Gambar 2.8 Fase kematian
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
9
NATA
2. Teori Thiman Menurut Thiman (1962) pembentukan nata terjadi karena proses pengambilan glukosa dari larutan gula dalam bahan dasar nata oleh sel-sel Acetobacter xylinum. Kemudian glukosa tersebut digabungkan dengan asam
lemak membentuk precursor (penciri nata) pada membrane sel. Prekursorini selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk akskresi dan bersama enzim mempolimerisasikan glukosa menjadi sellulosa material diluar sel. Komponen ini akan membentuk sel mikrofibril yang panjang dalam cairan fermentasi. 2.4 Hal-hal yang Berpengaruh pada Fermentasi Nata
1. Media Media yang diperlukan untuk pembentukan Nata antara lain gula yang digunakan sebagai sumber karbon yang berperan penting pada pertumbuhan mikroba. Menurut Suratiningsih (1994), bahwa bakteri Acetobacter xylinum, mampu mensintesis Nata dari glukosa, maltosa, maupun gliserol. Macam dan kadar gula yang ditambahkan akan mempengaruhi ketebalan dan sifat Nata yang terbentuk. 2. Nutrisi Lain Selain gula, nutrisi lain yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri adalah nitrogen, vitamin, dan mineral dan biasanya digunakan yeast ekstrak, natrium nitrat, MgSO4.2H2O dan (NH4)SO4. 3. Suhu Suhu merupakan faktor yang penting untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum, hal ini dikarenakan mikroba tertentu mempunyai suhu
optimum untuk bisa hidup dan berkembang. Menurut Sunarso (1992) suhu inkubasi fermentasi sangat berpengaruh terhadap pembentukan Nata. Suhu inkubasi 28-31 oC merupakan suhu optimal bagi pembentukan Nata yang akan menghasilkan Nata yang tebal dan keras. 4. Umur Bakteri Menurut Bhakti (1974) umur bakteri yang digunakan juga akan mempengaruhi ketebalan dan sifat Nata yang dihasilkan. Semakin tua umur kultur akan semakin menurunkan hasil bobot dan ketebalan. Umur bakteri 7 hari masih dapat membentuk Nata yang baik, sehingga koleksi kultur murni
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
10
NATA
bakteri tersebut dalam laboratorium perlu pemindahan untuk permudaan setiap tujuh hari. 5. pH Menurut Sunarso (1992) semakin rendah pH media fermentasi d iperoleh Nata yang semakin tebal. Hal ini disebabkan semakin terseleksinya pertumbuhan mikroba akibat turunnya pH, maka Acetobacter xylinum akan semakin sedikit mendapat saingan dengan mikroba yang lain untuk mendapat nutrien dari media pertumbuhannya. PH optimal untuk menghasilkan Nata yang tebal adalah 4-5. 6. Penutup Penutupan dilakukan menggunakan media kertas bersih untuk menghindari kontaminasi dan mendapatkan pertukaran oksigen (Roni Palungkun, 1993). Selama proses fermentasi wadah harus tertutup rapat agar kotoran yang terbawa udara luar tidak dapat mencemari proses fermentasi 7. Kebutuhan Oksigen Bakteri Nata Acetobacter xylinum merupakan mikroba obligat aerobic. Bila kekurangan oksigen, bakteri ini akan mengalami ga ngguan atau hambatan dalam pertumbuhannyadan bahkan akan segera mengalami kematian. Wadah yang digunakan untuk fermentasi nata tidak boleh ditutup rapat agar kebutuhan oksigen tercukupi. Tetapi udara yang secara langsung mengenai produk nata dapat menyebabkan kegagalan proses pembuatan nata (Pambayun, 2002). 8. Sumber Cahaya Pembuatan nata dalam ruang gelap akan mempercepat pembentukan struktur nata dan nata yang dihasilkan akan tebal. Ruang gelap yang dimaksud adalah ruang gelap yang tidak mendapat cahaya matahari secara langsung maupun cahaya lampu (Luwiyanti, 2001). 9. Sanitasi Bekerja dengan mikroorganisme dituntut adanya tingkat sanitasi yang tinggi. Sanitasi meliputi sanitasi perorangan, lingkungan, dan peralatan harus dikontrol dan dijaga agar bakter tidak terkontaminasi (Wardanu,2009) 2.5 Manfaat Produk
Nata adalah produk kaya serat yang dibuat dari berbagai media dengan persyaratan cukup sumber karbon, nitrogen, pH dan suhu. Kandungan serat yang
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
11
NATA
tinggi pada nata memberikan keuntungan pada manusia yang mengkonsumsinya. Keuntungan tersebut berupa kemampuan serat nata dalam menjaga kesehatan dan mencegah serta meminimalkan terjadinya beberapa penyakit, yaitu sebagai penurun kolesterol, glukosa darah pada penderita diabetes mellitus, mencegah konstipasi, mengendalikan berat badan (mencegah obesitas), mencegah kanker kolekteral, dan bermanfaat pada mikroflora di usus besar (Nugraheni, 2012). 2.6 Bahan Baru sebagai Medium Fermentasi Nata
a. Nata de Banana Skin Menurut Agus (2012), jumlah kulit pisang cukup banyak yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Hal tersebut sangat disayangkan mengingat limbah kulit pisang mengandung beberapa nutrisi yang masih dapat dimanfaatkan lebih lanjut menjadi suatu produk pangan misalnya nata de banana skin. Kulit pisang mempunyai kandungan gizi yang cukup lengkap seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Kandungan karbohidrat yang cukup tinggi dalam kulit pisang merupakan syarat utama untuk memproduksi nata. b. Nata de Mocaf Nata De Mocaf ini diteliti dan diciptakan untuk mengatasi problem limbah cair fermentasi tepung mocaf yang bisa menimbulkan masalah dikemudian hari. Pembuatan tepung mocaf semakin berkembang mulai dari tingkat desa sampai dengan perkotaan karena memang sangat mudah mengerjakannya. Disamping itu, karena tepung mocaf sangat laku dipasaran dan bisa menggantikan tepung terigu hampir 100%. Karena mudahnya dibuat dan lakunya tepung mocaf tersebut, dikhawatirkan limbah cairnya dibuang disembarang tempat tanpa memikirkan kesehatan lingkungan. Dibuang sia-sia, seolah-olah tidak ada harganya. Padahal sudah ditemukan bahwa limbah cair tepung mocaf bisa bermanfaat untuk dibuat minuman Nata De Mocaf layak dikonsumsi, berserat tinggi, menyehatkan dan laku dijual.
c. Nata de Soya Nata de Soya merupakan bahan pangan hasil fermentasi pengolahan limbah tempe dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri ini bisa
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
12
NATA
hidup pada media cair yang mengandung gula. Gula akan digunakan sebagai sumber penyedia kebutuhan energi oleh bakteri tersebut. Gula yang dipergunakan pada penelitian ini adalah gula pasir (sukrosa). Gula tersebut diperlukan untuk pembentukan felikel Nata. Gula juga berfungsi sebagai sumber karbon yang penting untuk pertumbuhan bakteri. Suratiningsih (1994), bakteri Nata mampu mensintesis galaktosa, maltosa, laktosa dan gliserol. Jenis gula tersebut akan mempengaruhi ketebalan Nata yang dihasilkan (Nurhayati, 2016). d. Nata de Cassava Ubi kayu atau ketela pohon (singkong) merupakan salah satu tanaman ubi-ubian yang dapat digunakan sebagai sumber makanan pokok selain beras. Disamping,harga relatif murah, ubi kayu dapat tumbuh dimana saja sekalipun di daerah yang kurang subur asalkan beriklim tropis. Ubi kayu ini bisa langsung dijadikan bahan makanan, serta juga bisa digunakan sebagai bahan industri seperti industri farmasi, industri perekat dll. Banyak industri pengolahan ketela pohon di Indonesia yang mengolah limbah tidak dilakukan dengan baik bisa menimbulkan berbagai permasalahan bagi lingkungan sekitar diantaranya limbah cair sisa pengendapan pati dapat menyebabkan bau tidak sedap dan penyakit. Air sisa pengendapan pati ini sebenarnya mempunyai potensi menjadi bahan baku pada produksi nata dikarenakan kandungan karbohidrat tinggi dan zat-zat lain yang ada didalamnya (Arviyant i, 2009). e. Nata de Cucumber Di Indonesia banyak sekali berbagai macam jenis buah-buahan yang mengandung sumber vitamin dan mineral. Salah satunya yaitu buah timun suri (Cucumis sativus L.) merupakan sumber serat yang sangat berguna bagi pencernaan makanan dalam tubuh manusia. Buah timun suri merupakan buah yang cepat mengalami kebusukan karena faktor lingkungan tak terkendali, maka untuk mencegah kebusukan buah timun suri dapat diolah sebagai alternatif pada pembuatan berbagai produk olahan timun suri, misalnya nata timun suri. Dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian membuat nata dari timun suri dengan variasi konsentrasi sukrosa terhadap karakteristik nata timun suri (Cucumis sativus L.) (Herawaty, 2015).
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
13
NATA
2.7 Fungsi Reagen
1. Sari buah tomat Sebagai bahan baku karena mengandung glukosa 3,88-5,35% (Ari, 2005). 2. Air leri Sebagai bahan baku karena mengandung glukosa sebesar 5,18% (Suratmiyati, 2016). 3. Urea Sumber nitrogen untuk merangsang pertumbuhan dan aktivitas bakteri Acetobacter xylinum (Suparti, 2007).
4. MgSO4 Sumber nutrisi mineral agar mikroorganisme dapat melakukan metabolismenya dengan baik dan dapat
memproduksi produk dengan aktivitas terbaik
(Nurhayati, 2016). 5. KH2PO4 Digunakan sebagai sumber kalium yang dibutuhkan
dalam
metabolisme
karbohidrat dan terlibat dalam banyak proses transport (Nurhayati, 2016). 6. Tropicana Slim Sumber karbon yang mana merupakan unsur yang paling besar dalam mediu m fermentasi, melalui fermentasi glukosa akan menghasilkan etanol (2C 2H5OH) (Nurhayati, 2016). 7. Acetobacter xylinum Sebagai starter (Suparti, 2007). Starter nata merupakan mikroorganisme yang diinokulasi ke dalam medium fermentasi pada saat fase pertumbuahan eksponensial. Starter yang baik memenuhi kriteria sebagai sehat dan aktif, dapat digunakan dalam jumlah rendah dibandingkan dengan jumlah medium fermentasi, bebas kontaminasi, dan dapat membatasi kemampuannya untuk memproduksi produk akhir. Starter yang digunakan pada pembuatan nata biasanya berasal dari kultur cair yang disimpan selama t iga sampai empat hari sejak inokulum (Collado, 1986). 2.8 Reaksi Pembentukan Nata
Pembentukan selulosa oleh Acetobacter xylinum terbagi menjadi 4 tahap reaksi, yaitu tahap pertama hidrolisis sukrosa, lalu tahap kedua reaksi perubahan α-D-Glukosa menjadi β-D-Glukosa, tahap ketiga yaitu reaksi pembentukan 1,4-
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
14
NATA
β-glikosida, dan terakhir adalah tahap pembentukan selulosa oleh Acetobacter xylinum (Felicia, 2012).
Tahap awal yaitu sukrosa dihidrolisis dengan menggunakan enzim sukrase atau enzim invertase, yaitu suatu jenis protein yang berperan sebagai katalis dalam pengubahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa (Poejiadi, 1994).
Gambar 2.9 Reaksi hidrolisis selulosa (Felicia, 2012) Tahap
selanjutnya
yaitu
perubahan
intramolekuler
α-D-Glukosa
menjadi β-D-Glukosa dengan menggunakan enzim isomerase yang ter dapat pada Acetobacter xylinum. Proses ini disebabkan glukosa yang berperan dalam
pembentukan selulosa adalah glukosa dalam bentuk β
Gambar 2.10 Reaksi perubahan α-D-glukosa menjadi β-D-glukosa (Felicia, 2012) Tahap setelahnya yaitu reaksi mengubah β-D-Glukosa agar menjadi ikatan 1,4-β-glikosida.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
15
NATA
Gambar 2.11 Reaksi pembentukan ikatan 1,4- β-glikosida (Felicia, 2012) Tahap terakhir yaitu reaksi polimerisasi pembentukan selulosa dengan unit ulangnya adalah selobiosa. Jenis polimerisasinya adalah polimerisasi kondensasi dengan mengliminasi air.
Gambar 2.12 Reaksi pembentukan selulosa (Felicia, 2012)
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
16
NATA
BAB III METODE PERCOBAAN 3.1
Rancangan Praktikum 3.1.1 Skema pembuatan nata
Persiapan bahan baku sari jambu dan air kelapa
Sterilisasi alat
Proses fermentasi
Panen nata
Proses pembuatan media dari sari jambu dan air kelapa
Penambahan bakteri
Menimbang berat nata
Mendidihkan sari jambu dan air kela a
Menghitung kadar glukosa masing-masing variable, ρ, dan pH
Gambar 3.1 Skema pembuatan nata 3.1.2 Variabel Operasi
a. Variabel tetap : 1. CO(NH2)2
@1 gram
2. MgSO4
@2 gram
3. KH2PO4
@1 gram
4. Gula
10% & 15% W
5. pH 4,5 b. Variabel bebas 1. Bahan baku
: sari buah jambu dan air kelapa
2. A.xylinum
: 15% V
3. Penutup
: kertas koran
c. Variabel respon 1. Kadar glukosa 2. pH 3. Densitas
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
17
NATA
3.2
Alat dan Bahan 3.2.1 Bahan
1. Sari buah jambu 2. Air kelapa 3. MgSO4 4. Gula 5. Acetobacter xylinum 6. Urea 7. NaOH 8. Jeruk nipis & asam cuka 3.2.2 Alat
1. Kompor listrik 2. Beaker Glass 3. Autoclave 4. Gelas Ukur 5. Pengaduk 6. Inkubator 3.3
3.4
Gambar Alat
Gambar 3.2 Kompor listrik
Gambar 3.3 Gelas beaker
Gambar 3.4 Autoclave
Gambar 3.5 Gelas ukur
Gambar 3.6 Pengaduk
Gambar 3.7 Inkubator
Cara Kerja A. Pembuatan Nata
1.
Saring air perasan bahan baku
2.
Panaskan hingga mendidih, setelah itu matikan kompor
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
18
NATA
3.
Sambil menunggu dingin masukkan kedalam beaker glass
4.
Tambahkan nutrien sesuai veriabel percobaan
5.
Dinginkan air perasaan bahan baku hingga suhu ruang
6.
Atur pH sampai 4,5 menggunakan jeruk nipis dan asam cuka
7.
Tambahkan starter Acetobacter xylinum sesuai veriabel percobaan
8.
Tutup beaker glass dengan penutup yang ditentukan
9.
Fermentasikan pada 30 °C
10. Panen nata yang terbentuk selama hari yang ditentukan 11. Keringkan nata yang terbentuk 12. Timbang nata B. Analisa a. Pembuatan glukosa standar
1) Ambil 2,5 gram glukosa anhidrit 2) Encerkan hingga 1000 ml b. Standarisasi kadar glukosa
1) Ambil 5 ml glukosa standar, encerkan hingga 100 ml, ambil 5 ml, netralkan pHnya 2) Tambahkan 5 ml fehling A dan 5 ml fehling B 3) Panaskan hingga 60 – 70 °C 4) Titrasi dengan glukosa standar sambil dipanaskan 60 – 70 °C sampai warna biru hampir hilang, lalu tambahkan 2 tetes MB 5) Titrasi kembali dengan glukosa standar sambil dipanaskan 60 – 70 °C sampai warna biru menjadi merah bata 6) Catat kebutuhan titran (F) c. Menghitung kadar glukosa bahan
1) Ambil 5 ml bahan, encerkan hingga 100 ml, ambil 5 ml lalu netralkan pHnya 2) Tambahkan 5 ml fehling A dan 5 ml fehling B, dan tambahkan 5 ml glukosa standar yang telah diencerkan 3) Panaskan hingga 60 – 70 °C 4) Titrasi dengan glukosa standar sambil dipanaskan 60 – 70 °C sampai warna biru hampir hilang, lalu tambahkan 2 tetes MB
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
19
NATA
5) Titrasi kembali dengan glukosa standar sambil dipanaskan 60 – 70 °C sampai warna biru menjadi merah bata 6) Catat kebutuhan titran (M)
× × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
20
NATA
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Percobaan
Sari Jambu Air Kelapa Gula Pasir Urea
1
Tabel 4.1 Data percobaan 2 3 4
5
6
-
-
-
10%W 10%W
15%W 10%W
10%W 10%W
10%W 10%W
15%W 10%W
10%W 10%W
Tabel 4.2 Hasil percobaan tinggi Nata de Coco dan Guava
Variabel
1 2 3 4 5 6
Tinggi Nata de Coco dan Guava Hari ke(cm) 1
2
3
4
0 0 0 0 0 0
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Massa Nata de Coco dan Guava saat panen (gram) -
Tabel 4.3 Hasil analisa densitas, %S, dan pH nata ρ awal ρ akhir %S %S pH Variabel (g/ml) (g/ml) awal akhir awal 1 2 3 4 5 6
1,0232 1,0603 1,0232 1,0232 1,0603 1,0233
1,175 1,184 1,063 1,142 1,185 1,164
5,86% 6,6% 5,86% 7,81% 8,48% 7,81%
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
2,55% 3,38% 2,07% 2,28% 3,2% 1,6%
4 4 4 4 4 4
pH akhir 3 3 3 3 3 3
21
NATA
4.2. Pembahasan 4.2.1. Fenomena Perubahan Densitas 1.2 ) l m / r 1.1 g ( s a t i 1 s n e D
Awal Akhir
0.9 Variabel Variabel Variabel Variabel Variabel Variabel 1 2 3 4 5 6
Gambar 4.1 Perubahan densitas awal dan akhir Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa setiap variabel mengalami kenaikan densitas dari densitas awal. Hal ini disebabkan karena pada proses fermentasi, Acetobacter xylinum merubah kandungan gula dalam bentuk asam dan mengoksidasi asam asetat menjadi CO 2 dan H2O. CO2 dalam media terlepas keatas sehingga mengakibatkan volume berkurang dan massa media bertambah. Berdasarkan rumus
=
,
densitas sebanding dengan massa. Jika massa bertambah, maka densitas bertambah dan volume berkurang Karena adanya produk asam asetat dan H2O (Mayukazumi, 2012). 4.2.2. Fenomena Perubahan pH 5 4 3
H p
Awal
2
Akhir
1 0 Variabel Variabel Variabel Variabel Variabel Variabel 1 2 3 4 5 6
Gambar 4.2 Perubahan pH awal dan akhir Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pH pada tiap variabel mengalami penurunan. Pada tiap variabel mengalami penurunan pH karena Acetobacter xylinum yang dimasukkan mampu mendegradasi substrat yang terdapat pada sari buah secara optimal sebagai nutrisi pertumbuhannya hingga menghasilkan asam asetat. Reaksinya:
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
22
NATA
C6H12O6 → 2 CH3CH2OH + CO2 (anaerob) Pada tahap ini terjadi perombakan glukosa pada sari buah menjadi alkohol dan gas CO2. Selanjutnya : CH3CH2OH + O2 → CH3COOH + H2O Pada tahap ini terjadi perubahan alkohol menjadi asam asetat dan air dengan memanfaatkan bakteri Acetobacter xylinum. Karena terbentuk asam asetat maka pH akhir turun. (Ossins, 2013). 4.2.3. Fenomena Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa 10 8 S 6 %
Awal
2
Akhir
4 0 Variabel Variabel Variabel Variabel Variabel Variabel 1 2 3 4 5 6
Gambar 4.3 Perubahan kadar glukosa Secara teoritis kadar glukosa akhir lebih kecil (berkurang) dari kadar glukosa awal. Hal ini disebabkan karena adanya proses pengambilan glukosa dari sari jambu dan air kelapa oleh sel-sel Acetobacter xylinum yang kemudian digabung dengan asam lemak membentuk precursor pada membran sel. Precursor ini selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk ekskresi dan bersama enzim mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa. Sesuai dengan fungsi Acetobacter xylinum yaitu mengoksidasi glukosa menjadi selulosa, maka seiring dengan terbentuknya selulosa yang membentuk matrik (nata), maka glukosa yang ditemukan akan semakin sedikit disebabkan karena nata sudah mulai terbentuk (Lordbroken , 2013). 4.2.4. Fenomena perbandingan konsentrasi gula yang ditambahkan pada variabel 1&2
Pada variabel 1 ditambahkan gula sebanyak 10%W dan pada variabel 2 ditambahkan gula sebanyak 15%W. Menurut Karina (2016), semakin tinggi kadar gula kelapa dan starter yang ditambahkan dalam media fermentasi, maka akan semakin tebal lembaran nata yang
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
23
NATA
dihasilkan. Hal ini disebabkan karena aktivitas Acetobacter xylinum dalam merombak glukosa menjadi selulosa. Sumber karbon yang terkandung dalam media dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber energi untuk metabolismenya. Aktivitas bakteri Acetobacter xylinum bergantung pada ketersediaan sumber karbon dalam media fermentasi. Katersediaan sumber kar bon yang sedikit akan mengakibatkan banyak bakteri yang mati sebab persaingan memperoleh sumber energi yang minim, sehingga akan mempengaruhi metabolisme mikroorganisme dalam menghasilkan metabolitnya berupa selulosa. 4.2.5
Fenomena Perbandingan Bahan Baku pada Variabel
Pada percobaan yang dilakukan, sampel yang digunakan adalah sar i buah jambu dan air kelapa. Sampel ini dibagi ke dalam 6 variabel dimana variabel 1 sampai 3 menggunakan bahan baku sari buah jambu dan 4 sampai 6 menggunakan bahan baku air kelapa. Keduanya sama sama menggunakan bakteri Acetobacter xylinum dalam fermentasi. Dari hasil percobaan yang dilakukan didapat hasil densitas, pH dan kadar glukosa. Apabila dibandingkan antara variabel yang menggunakan bahan baku jambu dan bahan baku air kelapa diperoleh hasil bahwa kadar glukosa dan densitas dari variabel yang menggunakan air kelapa lebih tinggi dibanding dengan variabel yang menggunakan jambu namun pH keduanya memiliki besar yang sama. Hal ini disebabkan karena kandungan karbon dan nitrogen pada bahan yang dibunakan sebagai media kultur bakteri Acetobacter xylinum (Afreen, 2014). Bakteri Acetobacter xylinum menggunakan bahan tersebut untuk menghasilkan bakterial selulosa dimana hasilnya berupa nata. Apabila dilihat dari bahan yang digunakan, sari buah jambu dan air kelapa, tentu saja keduanya mempunyai perbedaan kandungan, kualitas dan waktu penggunaan. Pada air kelapa, air kelapa secara besar mengandung banyak gula, mineral, protein, nitrogen dan vitamin (Gayathry, 2015). Namun pada air kelapa kandungan tersebut dalam waktu yang lama karena pada air kelapa mempunyai fiber kandungan yang bersifat lebih halus, superior, dan
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
24
NATA
mudah untuk diubah ke dalam bentuk selulosa. Pada jambu, jambu kaya akan vitamin khususnya vitamin C, gula, mineral seperti fosfat, kalsium dan besi (Patel, dkk, 2013). Namun pada jambu akan mengalami penurunan kualitas kandungan seiring dengan waktu tumbuhnya hingga titik busuk. Penurunan ini meliputi penurunan pada gula, mineral, dan vitamin. Penurunan ini disebabkan karena di dalam jambu akan terjadi peningkatan aktivitas oksidasi kandungan dimana akan menghasilkan polyphenol oxidase.
Maka dari itu, variabel air kelapa mempunyai densitas dan kandungan glukosa yang lebih tinggi dari pada jambu. 4.2.6
Perbandingan Jenis Pengatur pH pada Variabel
Pada percobaan yang kami lakukan, air kelapa dan sari buah jambu digunakan dalam pembuatan variabel. Keduanya mempunyai pH yang berbeda. Namun untuk mengoptimalkan pertumbuhan Acetobacter xylinum digunakan pH 4. Untuk mengatur pH dengan besar tersebut
digunakan CH 3COOH dan jeruk nipis. Dari hasil percobaan, pH yang diperoleh adalah sama dimana dari variabel yang dianalisa, pH mencapai 4 dan kemudian menjadi 3 pada akhir . Hal ini disebabkan karena CH3COOH adalah asam lemah (Shakhashiri, 2008) dan jeruk nipis yang mempunyai asam askorbat termasuk ke dalam asam lemah (Michael, 2011). Asam lemah merupakan asam yang belum terdisosiasi sempurna pada larutan. Akibat dari belum terdisosiasi secara sempurna adalah penurunan pH tidak akan menurun secara signifikan dimana pH hanya akan turun secara perlahan. 4.2.7
Fenomena Penutup yang Digunakan
Pada percobaan yang kami lakukan, air kelapa dan sari buah jambu digunakan dalam pembuatan variabel. Masing masing variabel digunakan sebagai media tumbuh bakteri Acetobacter xylinum. Kemudian setiap variabel ditutup menggunakan kertas. Perlu diketahui bahwa bakteri Acetobacter xylinum merupakan bakteri aerobik dimana bakteri ini akan meningkatkan hasil selulosa pada
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
25
NATA
oxygen dalam jumlah banyak dan akan menurun aktivitasnya jika oxygen dalam jumlah yang sedikit (Scra mm, 1954). Pada percobaan digunakan kertas sebagai penutup media. Penutupan media dengan kertas ini bertujuan untuk mengalirkan O 2 . Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa fluida mengalir pada struktur lembaran kertas yang keluar dan masuk melalui pori porinya yang mempunyai ukuran tertentu (Carson, 1940). Pada percobaan yang kami lakukan, kertas yang digunakan mempunyai ukuran pori sebesar 1,2 microns dimana ukuran pori tersebut mampu mengalirkan O 2 untuk digunakan dalam pertumbuhan bakteri.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
26
NATA
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
1)
Kadar glukosa akhir (saat panen) pada semua variabel lebih kecil daripada kadar glukosa awal karena danya proses pengambilan glukosa dari sar i jambu dan air kelapa oleh sel-sel Acetobacter xylinum.
2)
Densitas akhir (saat panen) pada semua variabel lebih besar daripada densitas awal nya karena densitas berbading lurus dengan massa.
3) pH akhir (saat panen) pada semua variabel mengalami penurunan dibandingkan dengan pH awalnya karena aktivitas bakteri yang membentuk asam mempengaruhi media. 4)
Bahan baku yang baik untuk pembuatan nata adalah air kelapa, karena air kelapa lebih mampu membuat homogen antara bahan dengan inokulum.
5)
Kadar nutrisi yang baik untuk nata adalah 10%W glukosa dan 1%W urea, penambahan nutrisi yang berlebih dapat meningkatkan produksi asam asetat yang dapat menghambat proses enzimatik.
5.2 Saran
1)
Kondisi laboratorium harus diperhatikan kembali kebersihan dan kekedapan terhadap cahaya yang berpengaruh terhadap proses fermentasi.
2)
Alat harus terjaga sanitas dan steril agar tidak menghambat proses fermentasi
3)
Selama proses fermentasi, bahan harus terjaga tidak goyang agar tidak mengganggu proses fermentasi dengan Acetobacter xylinum yang rentan terhadap gerakan.
4)
Starter yang digunakan harus dalam keadaan yang baik.
5)
Preparasi bahan harus lebih optimal agar tidak menghabiskan banyak waktu di laboratorium.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
27
NATA
DAFTAR PUSTAKA
Dreecold and Cumn. Industrial Mikrobiology 2nd ed Mc. Graw Hill book Inc, New York. Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol XVIII, No.
2. Holmstad, R., Antoine, C., Silvy, J., Costa, A.P., dan Antoine, J. 2012. Modelling The Paper Sheet Structure According To The Equivalent Pore Concept . Norwegian
Pulp and Paper Research Institute, PFI, Norway. Kusnadi, 2003. Kultur Campuran dan Faktor Lingkungan Mikroorganisme yang Berperan dalam Fermentasi “Tea -Cider”. Departemen Biologi – FMIPA Institut Teknologi Bandung. Lapuz, M. M., Gollardo E.G., & Palo M.A. 1967. CultureRequirements,
Characteristics
and
Identity .
The Organism and
The
Philippine
J.
Science.98:191 – 109. Patria, Anshar. 2008. Pengaruh Penambahan Gula Dan Amonium Sulfat Terhadap Kualitas Nata De Soya. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh Putriana, Indah dkk. 2013. Mutu Fisik, Kadar Serat dan Sifat Organoleptik Nata de Cassava Berdasarkan Lama Fermentasi. Program Studi S-1 Teknologi Pangan
Universitas Muhammadiyah Semarang Rahayu, Tutiek. 2012. Sifat Mekanik Selulosa Bakteri Dari Air Kelapa Dengan Penambahan Kitosan. Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Swissa, M., Aloni, Y., Weinhouse, H. &Benziman, M. 1980. Intermediary step in Acetobacterxylinum Cellulose Synthesis” Studies whit whole Cells and Cell Free Preparation of the Wild Type and A Celluloses Mutant . J.Bacteriol. 143: 1142 –
1150.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
28
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM BIOPROSES
Materi
NATA
NAMA
: KELOMPOK 6 RABU
GROUP
: 6 RABU
REKAN KERJA
: 1. Alvin Dharma Utama
21030116130174
2. Egy Rakhmasari
21030116120018
3. Regita Ayu Hanabila
21030116140101
4. Rico Febrianto
21030116120015
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
A-1
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengkaji proses pembuatan nata dari sari buah jambu biji dan air kelapa dengan cara fermentasi. 2. Mengkaji hasil yang diperoleh dengan berbagai bahan dasar; jambu biji dan air kelapa, gula, dan jenis pengatur pH. II. PERCOBAAN 2.1 Bahan yang Digunakan
1. Sari buah jambu 2. Air kelapa 3. MgSO4 4. Gula 5. Acetobacter xylinum
6. Urea 7. NaOH 8. Jeruk nipis & asam cuka 2.2 Alat yang Dipakai
1. Kompor listrik 2. Beaker Glass 3. Autoclave 4. Gelas Ukur 5. Pengaduk 6. Inkubator 2.3 Cara Kerja A. Pembuatan Nata
1.
Saring air perasan bahan baku
2.
Panaskan hingga mendidih, setelah itu matikan kompor
3.
Sambil menunggu dingin masukkan kedalam beaker glass
4.
Tambahkan nutrien sesuai veriabel percobaan
5.
Dinginkan air perasaan bahan baku hingga suhu ruang
6.
Atur pH sampai 4,5 menggunakan jeruk nipis dan asam cuka
7.
Tambahkan starter Acetobacter xylinum sesuai veriabel percobaan
8.
Tutup beaker glass dengan penutup yang ditentukan
9.
Fermentasikan pada 30 °C
A-2
10. Panen nata yang terbentuk selama hari yang ditentukan 11. Keringkan nata yang terbentuk 12. Timbang nata B. Analisa a. Pembuatan glukosa standar
1) Ambil 2,5 gram glukosa anhidrit 2) Encerkan hingga 1000 ml b. Standarisasi kadar glukosa
1) Ambil 5 ml glukosa standar, encerkan hingga 100 ml, ambil 5 ml, netralkan pHnya 2) Tambahkan 5 ml fehling A dan 5 ml fehling B 3) Panaskan hingga 60 – 70 °C 4) Titrasi dengan glukosa standar sambil dipanaskan 60 – 70 °C sampai warna biru hampir hilang, lalu tambahkan 2 tetes MB 5) Titrasi kembali dengan glukosa standar sambil dipanaskan 60 – 70 °C sampai warna biru menjadi merah bata 6) Catat kebutuhan titran (F) c. Menghitung kadar glukosa bahan
1) Ambil 5 ml bahan, encerkan hingga 100 ml, ambil 5 ml lalu netralkan pHnya 2) Tambahkan 5 ml fehling A dan 5 ml fehling B, dan tambahkan 5 ml glukosa standar yang telah diencerkan 3) Panaskan hingga 60 – 70 °C 4) Titrasi dengan glukosa standar sambil dipanaskan 60 – 70 °C sampai warna biru hampir hilang, lalu tambahkan 2 tetes MB 5) Titrasi kembali dengan glukosa standar sambil dipanaskan 60 – 70 °C sampai warna biru menjadi merah bata 6) Catat kebutuhan titran (M)
× × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
A-3
2.4 Hasil Percobaan
Pengukuran densitas awal o
Standarisai volume picnometer Berat Air + Picnometer
= 85,15 gram
Berat Picnometer
= 31,82 gram
Densitas Air
= 1 gram/ml
Berat Air = (Berat Air+Picnometer) – (Berat Picnometer) Berat Air = 85,15 gram – 31,82 gram = 53,33 gram Volume Picnometer = (Berat Air) / (Densitas Air) = (53,33 gram) / (1 gram/ml) = 53,33 ml o
Pengukuran densitas a) Variabel 1 Berat Sampel + Picnometer = 86,38 gram Densitas = 1,0232 gram/ml b) Variabel 2 Berat Sampel + Picnometer = 88,37 gram Densitas = 1,0603 gram/ml c) Variabel 3 Berat Sampel + Picnometer = 86,38 gram Densitas = 1,0232 gram/ml d) Variabel 4 Berat Sampel + Picnometer = 86,38 gram Densitas = 1,0232 gram/ml e) Variabel 5 Berat Sampel + Picnometer = 88,37 gram Densitas = 1,0603 gram/ml f) Variabel 6 Berat Sampel + Picnometer = 86,38 gram Densitas = 1,0232 gram/ml
Perhitungan %S awal Standarisasi glukosa (F) = 24 ml a) Variabel 1 M = 18 ml b) Variabel 2 M = 17 ml A-4
c) Variabel 3 M = 18 ml d) Varianel 4 M = 16 ml e) Variabel 5 M = 15 ml f) Variabel 6 M = 16 ml
Pengukuran densitas akhir o
Standarisai volume picnometer Berat Air + Picnometer
= 85,15 gram
Berat Picnometer
= 31,82 gram
Densitas Air
= 1 gram/ml
Berat Air = (Berat Air+Picnometer) – (Berat Picnometer) Berat Air = 85,15 gram – 31,82 gram = 53,33 gram Volume Picnometer = (Berat Air) / (Densitas Air) = (53,33 gram) / (1 gram/ml) = 53,33 ml o
Pengukuran densitas a) Variabel 1 Berat Sampel + Picnometer= 94,48 gram Densitas = 1,175 gram/ml b) Variabel 2 Berat Sampel + Picnometer = 94,96 gram Densitas = 1,184 gram/ml c) Variabel 3 Berat Sampel + Picnometer = 88,51 gram Densitas = 1,063 gram/ml d) Variabel 4 Berat Sampel + Picnometer = 92,72 gram Densitas = 1,142 gram/ml e) Variabel 5 Berat Sampel + Picnometer = 95,02 gram Densitas = 1,185 gram/ml f) Variabel 6 Berat Sampel + Picnometer = 93,89 gram Densitas = 1,164 gram/ml
A-5
Perhitungan %S akhir Standarisasi glukosa (F) = 25 ml g) Variabel 1 M = 22 ml h) Variabel 2 M = 21 ml i) Variabel 3 M = 21,8 ml j) Varianel 4 M = 22,4 ml k) Variabel 5 M = 21,2 ml l) Variabel 6 M = 23,1 ml
Pengukuran tinggi nata
Variabel
Tinggi Nata de Coco dan Guava Hari ke(cm) 1
2
3
4
1 2 3 4 5 6
0 0 0 0 0 0
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Pengukuran pH nata Variabel 1 2 3 4 5 6
PRAKTIKAN
pH awal 4 4 4 4 4 4
Massa Nata de Coco dan Guava saat panen (gram) -
pH akhir 3 3 3 3 3 3
MENGETAHUI ASISTEN
Alvin
Egy
Regita
Rico
Arisiani Melatika
A-6
NATA LEMBAR PERHITUNGAN
1.
Standarisasi Volume Picnometer Berat Air+Picnometer = 85,15 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Densitas Air = 1 gram/ml Berat Air = (Berat Air+Picnometer) – (Berat Picnometer) Berat Air = 85,15 gram – 31,82 gram = 53,33 gram
Volume Picnometer
= =
, /
= 53,33 ml 2.
Pengukuran Densitas Awal Nata a. Variabel I Berat Sampel+Picnometer = 86.38 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml (Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Densitas = Volume Air 86,38 gram − 31,82 gram = 53,33 ml
= 1,0232 gram/ml b. Variabel II Berat Sampel+Picnometer = 88,37 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml (Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Densitas = Volume Air 88,37 gram − 31,82 gram = 53,33 ml = 1,0603 gram/ml c. Variabel III Berat Sampel+Picnometer = 86,38 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml (Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Densitas = Volume Air 86,38 − 31,82 = 53,33 = 1,0232 /
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
B-1
d. Variabel IV Berat Sampel+Picnometer = 86,38 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml (Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Densitas = Volume Air 86,38 gram − 31,82 gram = 53,33 ml = 1,0232 gram/ml e. Variabel V Berat Sampel+Picnometer = 88,37 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml (Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Densitas = Volume Air 88,37 gram − 31,82 gram = 53,33 ml = 1,0603 gram/ml f. Variabel VI Berat Sampel+Picnometer = 86,38 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml (Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Densitas = Volume Air 86,38 gram − 31,82 gram = 53,33 ml = 1,0232 gram/ml 3.
Perhitungan Densitas Akhir Nata
a. Variabel I Berat Sampel+Picnometer = 94,48 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml (Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Densitas = Volume Air 94,48 gram − 31,82 gram = 53,33 ml = 1,175 gram/ml b. Variabel II Berat Sampel+Picnometer = 94,96 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
B-2
Densitas = =
(Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Volume Air 94,96 gram − 31,82 gram
53,33 ml = 1,184 gram/ml
c. Variabel III Berat Sampel+Picnometer = 88,51 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml (Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Densitas = Volume Air 88,51 gram − 31,82 gram = 53,33 ml = 1,063 gram/ml d. Variabel IV Berat Sampel+Picnometer = 92,72 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml (Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Densitas = Volume Air 92,72 gram − 31,82 gram = 53,33 ml = 1,142 gram/ml e. Variabel V Berat Sampel+Picnometer = 95,02 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml (Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Densitas = Volume Air 95,02 gram − 31,82 gram = 53,33 ml = 1,185 gram/ml f. Variabel VI Berat Sampel+Picnometer = 93,89 gram Berat Picnometer = 31,82 gram Volume Picnometer = 53,33 ml (Berat Sampel + Picnometer) − (Berat Picnometer) Densitas = Volume Air 93,89 gram − 31,82 gram = 53,33 ml = 1,164 gram/ml
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
B-3
4.
Perhitungan Kadar Glukosa Awal Nata
Standarisasi larutan glukosa standar (F) = 24 ml a. Variabel 1 V titran (M) = 18 ml × × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,0232 /
(24 − 18) × % = % = 5,86%
b. Variabel 2 V titran (M) = 17 ml × × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,0603 /
(24 − 17) × % = % = 6,6%
c. Variabel 3 V titran (M) = 18 ml × × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,0232 /
(24 − 18) × % = % = 5,86%
d. Variabel 4 V titran (M) = 16 ml × × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,0232 /
(24 − 16) × % = % = 7,81%
e. Variabel 5 V titran (M) = 15 ml
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
B-4
× × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,0603 /
(24 − 15) × % = % = 8,48%
f. Variabel 6 V titran (M) = 16 ml × × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,0232 /
(24 − 16) × % = % = 7,81%
5.
Perhitungan Kadar Glukosa Akhir Nata
Standarisasi larutan glukosa standar (F) = 25 ml a. Variabel 1 V titran (M) = 22 ml × × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,175 /
(25 − 22) × % = % = 2,55%
b. Variabel 2 V titran (M) = 21 ml × × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,184 /
(25 − 21) × % = % = 3,38%
c. Variabel 3 V titran (M) = 22,8 ml
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
B-5
× × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,063 /
(25 − 22,8) × % = % = 2,07%
d. Variabel 4 V titran (M) = 22,4ml × × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,142 /
(25 − 22,4) × % = % = 2,28%
e. Variabel 5 V titran (M) = 21,2 ml × × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,185 /
(25 − 21,2) × % = % = 3,2%
f. Variabel 6 V titran (M) = 23,1 ml × × 0,0025 × 100% ×
( − ) × % =
80 100 × × 0,0025 5 5 × 100% 80 × 1,164 /
(25 − 23,1) × % = % = 1,6%
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
B-6
LEMBAR KUANTITAS REAGEN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO
PRAKTIKUM KE MATERI HARI TANGAL KELOMPOK NAMA
ASISTEN
:3 : NATA : JUMAT : 15 SEPTEMBER 2017 : 6 RABU : 1. Alvin Dharma Utama 2. Egy Rakhmasari 3. Regita Ayu Hanabila 4. Rico Febrianto : ARISIANI MELATIKA
21030116130174 21030116120018 21030116140101 21030116120015
KUANTITAS REAGEN Bahan Baku = Guava dan air kelapa 80%V Acetobacter xylinum = 20%V Basis = 80 ml 1 2 3 Sari Jambu Air Kelapa Gula Pasir 10%W 15%W 10%W Urea 10%W 10%W 10%W MgSO4 2 gram 2 gram 2 gram KH2PO4 1 gram 1 gram 1 gram Pengatur pH JN JN CH3COOH Kertas HVS HVS HVS
4 -
5 -
6 -
10%W 10%W 2 gram 1 gram JN HVS
15%W 10%W 2 gram 1 gram JN HVS
10%W 10%W 2 gram 1 gram CH3COOH HVS
Penyimpanan lemari , pH = 4 Praktikum hitung pH awal, ρ awal, %S awal PL mengukur tinggi nata Panen berat nata, pH akhir, ρ akhir, %S akhir, foto nata Panen hari selasa TUGAS TAMBAHAN
C-1