BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam bidang ilmu material kedokteran gigi kita banyak menemuai aplikasi penggunaan gips, baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium.Material gips ini banyak dipergunakan antara lain dalam pembuatan model dan die, articulating cast, mould, refractory refractor y investment dan lain-lain. Karena banyaknya pengunaan gips dalam Kedokteran Gigi ini maka perlu untuk mengetahui segala aspek dalam gips terutama sifat sifatnya sehingga akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal. Dan untuk lebih memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara manipulasi gips yang benar serta pengaruh sifat sifatnya terhadap hasil manipulasi. Bahan bahan yang dipakai di bidang Kedokteran Gigi kebanyakan mempunyai berbagai fungsi berdasarkan kegunaannya atau pemakaianya. Salah satunya adalah penggunaan Gips. Gips dalam bidang ilmu material kedokteran gigi aplikasi bahan ini banyak sekali dijumpai, baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium. Bahan yang berasal dari Gips dapat digunakan sebagai : • Model dan die • Bahan cetak • Mounting • Packing Bahan tanam Gipsum merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Gypsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat ( CaSO4.2H2O ) murni. Produk gypsum dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Saat ini penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi telah meluas. Penggunaan tersebut dapat
1
diperlihatkan dalam pembuatan model gig tiruan. Selain itu kegunaan klinis maupun laboratories yang lain yaitu untuk membuat model kerja maupun model studi sehingga bahan gypsum ini harus mempunyai kekuatan tekan yang kuat agar tidak rusak dalam pembuatan restorasi gigi tiruan. Di alam gypsum merupakan massa yang padat dan berwarna abu-abu, merah atau coklat. Warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksida besi, anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida lain. Intial setting dan final setting pada gipsum sangat begantung dengan komposisi powder dan liquid yang digunakan. Jika powder yang digunakan lebih banyak dalam artian tidak seimbang dengan liquidnya maka gypsumtersebut akan dapat mencapai tahapan initial setting yang lebih cepat. 1.2. Rumusan Masalah 1
Apa saja tipe, fungsi, sifat dan syarat gypsum yang baik?
2
Bagaimana cara memanipulasi gypsum yang baik?
3
Bagaimana aplikasi gypsum di kedokteran gigi?
1.3. Tujuan 1
Mengetahui, Menjelaskan dan Memahami tipe, fungsi, sifat dan syarat gypsum yang baik
2
Mengetahui, menjelaskan dan memahami cara manipulasi gypsum yang baik
3
Mengetahui,
menjelaskan
dan
memahami
aplikasi
gypsum
di
Kedokteran Gigi
2
1.4. Mapping Gypsum
Type
Fungsi
Sifat
Cara Memanipulasi
Syarat
Faktor-faktor
Setting Expansion dan Setting Time
Aplikasi di Kedokteran Gigi
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Gypsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia, merupakan produksamping dari beerapa proses kimia. Secara kimiawi, gypsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat. Gypsum pada kedokteran gigi digunakan untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi. Gypsum sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis secara umum sebelum diklasifikasikan yaitu : Plaster dan stone gigi. Kandungan utama plaster dan stone gigi adalah kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2. H2Oatau CaSO4. . H2O. bergantung pada metode pengapuran bentuk hemihidrat yang berbeda dapat diperoleh. Bentuk ini disebut α -hemihidrat dan ββhemihidrat. Adanya Adanya penulisan αα- hemihidrat dan β-hemihidratini β -hemihidratini menurut kandungan mineral yang ada didalamnya. ( KennethJ . Anusavice, 2004 : 156). Produk gypsum telah digunakan secara meluas dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari rongga mulut dan struktur maksilo-facial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium l aboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa protes a gigi. Berbagai jenis plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan restorasi kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica maka dikenal dengan bahan tanam gigi. Bahan tanam tersebut digunakan untuk membentuk mold guna mengecor restorasi gigi
4
dengan logam yang dicairkan. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155). Penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi juga dapat diperlihatkan dalam membuat gigitiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter gigi sekarang memiliki bentuk negative dari jaringan yang dibentuk tersebut yang dibuat dalam rongga mulut. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155). Bila jenis plaster lain yang dikenal dengan stone gigi, yang sekarang diaduk dengan airsekarang diaduk dengan air kemudian dituang kedalam cetakan model negative yang tadi lalu dibiarkan sampai mengeras. Lalu cetakan plaster yang mengeras tersebut menjadi mold untuk menjadi model positif atau model master. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa kehadiran pasien. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155). Gypsum memiliki tipe/jenis yang berbeda yaitu yaitu plaster(β-hemihidrat) plaster(β -hemihidrat) danstone(α-emihidrat),perbedaan danstone(α-emihidrat),perbedaan ersebut didasarkan dari perbedaan hasil dalam ukuran kristal,daerah permukaan, dan derajat kesempurnaannya. Tipe-tipe Gypsum
1. Plaster Cetak (Tipe I) 2. Plaster Model (Tipe II) 3. Stone Gigi (Tipe III) 4. Stone Gigi Kekuatan Tinggi (Tipe IV) 5. Stone Gigi Kekuatan Tinggi Ekspansi Tinggi (Tipe V) Dari masing masing tipe tersebut,memiliki perbedaan jumlah air yang dibutuhkan untuk mengembangkan
partikel
bubuknya,dimana
perbedaan
jumlah
air
yang
dibutuhkan dikarenakan beda ukuran partikel dan total daerah permukaanjuga adhesin antar partikel
5
hemihidrat juga merupakan faktor utamanya. Dari masing masing tipe tersebut juga memiliki perbedaan dalam penggunaannya di bidang kedokteran gigi, dimana untuk plaster/jenis gips yang kurang kuat digunakan untuk pembuatan model studi untuk menegakkan diagnosa sedangkan stone sendiri digunakan untuk membuat model kerja yang membutuhkan kekuatan tinggi untuk terhindar dari adanya perubahan dimensi ketika digunakan. ( Kenneth J. Anusavice, 2004).
6
BAB III PEMBAHASAN
3.1.Tipe, Fungsi, Sifat dan Syarat G ypsum yang Baik 3.1.1. Tipe gypsum 1. Impression plaster (tipe I) Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam bidang kedokteran gigi danbahan ini digantikan dengan bahan yang tidak terlalu kaku dan material elastik impression(Hatrick dkk, 2003). Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditambahkan zattambahan untuk mengatur waktu pengerasan dan ekspansi pengerasan. Plaster cetak jarangdigunakan lagi untuk mencetak dalam kedokteran gigi karena telah digantikan oleh bahanyang kurang kaku seperti hidrokoloid
dan
elastomer.
plaster
terbatas
digunakan
untuk
cetakanakhir, atau wash, dalam pembuatan gigi tiruan penuh. 2. Model plaster (tipe II) Model plaster biasanya digunakan untuk diagnostik cast dan artikulasi dari stone cast.Produk ini secara tardisional diproduksi dalam warna putih untuk membedakannya dengandental stone (Hatrick dkk, 2003). Plaster model ini atau plaster laboratorium tipe II sekarangdigunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidaklahpenting dan kekuatan cukup, suatu batasn yang disebutkan dalam spesifikasi. Biasanyadipasarkan dalm warna putih
alami,
jadi
terlihat
kontras
dengan
stone
yang
umumnyaberwarna. 3. Dental stone (tipe III) Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture, model ortodonsi dan lain lain.Dental stone secara tradisional berwarana kuning atau putih (Hatrickdkk, 2003). Pada tahun 1930, suatu peristiwa penting terjadi, yaitu ketika α-gipsumditemukan dan
7
diperkenalkan
dalam
kedokteran
gigi.
Dikombinasikan
dengan
kemajuan daribahan cetak hidrokoloid, α-gipsum α -gipsum yang diperbaharui kekerasannya membuat die stone dapatdigunakan dan pembuatan model tidak langsung mungkin dilakukan.Kedokteran gigi banyak membantu sejarah perkembangan plaster. Stone tipe III memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam sebesar 20,7 Mpa (3000psi), tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa (5000 psi). Bahan ini ditujukan untuk pengecoran dalammembentuk gigi tiruan penuh yang cocok dengan jaringan lunak. Stonetipe III lebih disukai untuk pembuatanmodel yang digunakan pada konstruksi protesa, karenastone tersebut memiliki kekuatan yangcukup untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah proses selesai.Tanpa melihat jenis stone yang digunakan, terdapat sedikitnya 2 metode untukmembuat model. Dalam salah satu metode, mold untuk pengecoran dibuat denganmembungkus sekitar cetakan dengan lembaran malam lunak sehingga melebihi kurang lebih12 mm di luar sisi jaringan pada cetakan. Basis untuk model dibentuk pada daerah ini. Prosesini disebut boxing. Adukan stonedan air kemudian dituang ke dalam cetakan di bawahvibrator. Adukan dibiarkan mengalir perlahan dalam aliran yang terkendali
sepanjangcetakan,
sehingga
aliran
tersebut
dengan
sendirinya mendorong udara keluar begitu adukanmengisi semua cetakan gigi tanpa adanya gelembung udara yang terjebak.Metode lain adalah dengan mengisi cetakan seperti yang telah dijabarkan. Sisaadukanstone-air dituang pada lempeng kaca. Cetakan yang telah terisi kemudian dibalikkanpada tumpukan stone di lempeng kaca tersebut, dan basis dibentuk dengan spatulasebelum stonemengeras. Prosedur tersebut tidak diindikasikan bila digunakan bahan cetakyang mudah mengalami deformasi atau bila stone mengalir menyebar. Model baru bolehdilepaskan dari cetakan setelah pengerasan awal tercapai. Waktu pengerasan minimalbervariasi dari 30-60 menit,
8
bergantung pada kecepatan pengerasan stone atau plaster sertajenis bahan cetak yang digunakan. digunakan. 4. Dental stone, high strength (tipe IV) Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok untuk pembuatan pola dari malam dalam cast restoration (Hatrick dkk, 2003). Persyaratan utamabagi bahan stone untuk pembuatan die adalah kekuatan,
kekerasan,
dan
ekspansi
pengerasanminimal.
Untuk
memperoleh sifat ini, digunakan αα -hemihidrat dari jenis ’Densite’. Partikelpartikelberbentuk kuboidal serta daerah permukaan yang lebih kecil menghasilkan sifattersebut tanpa menyebabkan pengentalan adukan.Diperlukan permukaan keras bagi suatu die yang terbuat dari stone, karena preparasikavitas diisi dengan malam dan diukir sehingga selaras dengan tepi-tepi die. Suatu instrumenyang tajam digunakan untuk
tujuan
ini.
Karenanya,
stone
harus
tahan
terhadap
abrasi.Untungnya, kekerasan permukaan meningkat lebih cepat bila dibandingkan dengan kekuatan kompresi, karena permukaan lebih cepat mengering. Ini merupakan keunggulan nyata,dimana permukaan tahan terhadap abrasi, sementara inti die cukup liat dan kurangterpaparkan terhadap patah tanpa disengaja. Rata-rata kekerasan permukaan kering dari stonetipe IV kurang lebih 92 (kekerasan Rockwell), stone tipe III adalah 82. Meskipunpermukaan lebih keras, tetaplah harus berhati-hati ketika mengukir pola malam. 5. Highstrength, high expansion dental stone (tipe V) Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas respon untukmemenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yang lebih tinggi dibanding dental stone. Material ini berwarna biru atau hijau dan paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua produk gips(Hatrick dkk, 2003). Ini merupakan produk gipsum yang dibuat akhir-akhir ini, dan memiliki kekuatan kompresi yang
9
lebih tinggi dibandingkan stone gigi tipe IV. Kekuatan yang ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W:P. Sebagai tambahan, ekspansi pengerasan ditingkatkan dari maksimal 0,10%-0,30%. Alasan peningkatan batasan ekspansi pengerasan disebabkan karena logam campur yang baru, seperti basis logam, memiliki pengerutan pengecoran yang lebih besar dibandingkan logam campur mulia konvensional. Jadi, dibutuhkan ekspansi lebih tinggi pada stone yang digunakan di gunakan untuk die untuk mengimbangi pengerutan pemadatan logam campur. 3.1.2. Sifat gypsum 1. Kekuatan kompresi (paling umum digunakan untuk mengukur kekuatan gips) yangbaik. Besarnya Kekuatan kompresi dari beberapa produk gipsum berkisar berkisar (12 MPa-38 MPa). 2. Kekuatan tarik, tergantung pada penggunaan.Bila digunakan untuk membuat piranti restorasi maka dibutuhkan kekuatan tarik yang lebih besar dibanding bila digunakan untuk model studi. 3. Kekerasan dan ketahanan abrasi.Kekerasan dan ketahanan abrasi permukaan gipsum harus baik. 4. Produksi detail permukaan.Dapat memberikan detail permukaan yang tajam. 3.1.3. Fungsi gypsum Untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagaipiranti untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa danrestorasi kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica, dikenal sebagai bahantanam gigi. Bahan tanam tersebut dibuat untuk membuat mold guna mengecor restorasi gigidengan logam yang dicairkan. Untuk membuat model studi, model analisa, model diagnose,model anatomis, biasanya model-model tersebut digunakan gypsum tipe Plaster/β-Hemihidrat. Plaster/β -Hemihidrat. Sedangkan untuk membuat model kerja dan die biasanya digunakan gypsum tipeα -
10
Hemihidrat. Secara umum fungsi gips adalah untuk membuat suatu model dan die,mounting, bahan tanam, packing akrilik, bahan cetak. 3.1.4. Syarat gypsum yang baik 1. Sifat mekanis baik, artinya harus kuat sehingga tidak mudah rusak atau tergores selama proses pembuatan piranti restorasi atau saat ukir malam, dll. 2. Dapat mereproduksi detail yang halus dengan batas yang tajam. 3. Memiliki stabilitas dimensional yang baik (menunjukkan perubahan dimensi yangsangat kecil saat setting dan hendaknya cukup stabil). 4. Kompatibel dengan bahan cetak, tidak terjadi interaksi antara permukaan cetakandengan permukaan model, die. 5. Murah dan mudah dipergunakan. 3.2.Manipulasi Gypsum Proses manipulasi pertama-tama dilakukan dengan mencampurkan Plaster atau gips dengan air atau larutan PE dengan perbandingan 100gr dengan 50 sampai 60ml. Harus dijaga agar tidak terbentuk gelembung udara sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat muncul di permukaan dan dapat menyebabkan ketidaktepatan hasil cetakan (Combe, 1992). Untuk lebih detailnya, manipulasi gips dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :
Pemilihan
Untuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi yang akan dibuat.
Perbandingan (rasio P/W atau air/bubuk)
Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses manipulasi dan juga setting reaksi, misalnya apabila terlalu banyak kandungan air dalam gips maka waktu setting akan lebih cepat dan diperoleh hasil gips yang lunak. Karena kekuatan suatu stone secara tidak langsung sebanding dengan rasio W:P adalah sangat penting untuk mempertahankan jumlah air serendah mungkin. Namun, jangan terlalu rendah sehingga adukan tidak mengalir ke dalam setiap detail cetakan.
11
Sekali rasio W:P otimal ditentukan, menggunakan rasio W:P yang dianjurkan pabrik sebagai pedoman takaran yang harus selalu digunakan. Air dan bubuk harus selalu diukur dengan menggunakan silinder pengukur volume air yang akurat dan menimbang kesetaraannya untuk bubuk. Bubuk tidak boleh diukur dengan volume (menggunakan sendok penakar), karena tidak dimampatkan seragam. Sendok penakar tersebut mungkin bervariasi dari produk yang satu dengan yang lain, serta bubuk bisa menjadi lebih keras begitu kemasan bersisa tidak digunakan. Bila wadah kemasan dikocok, volume akan meningkat sebagai akibat terjebaknya udara. Bubuk dalam kantung yang sudah ditimbang menjadi populer, karena memiliki keakuratan, mengurangi sisa, dan menghemat waktu.
Pengadukan
Bila mengaduk dengan tangan, mangkuk pengaduk harus berbentuk parabolik, halus, dan tahan terhadap abrasi. Spatula harus memiliki bilah yang kaku serta pegangan yang nyaman dipegang. Terjebaknya udara dalam adukan harus dihindari untuk mencegah porus yang dapat menyebabkan kelemahan dan ketidakakuratan permukaan. Air yang sudah diukur jumlahnya ditempatkan dalam mangkuk pengaduk, dan bubuk yang sudah ditimbang ditaburkan. Adukan kemudian dengan cepat diputar, dengan secara periodik menyapu spatula ke dalam mangkuk pengaduk untuk menjamin pembasahan semua bubuk serta memecahkan endapan, atau gumpalan. Pengadukan harus terus berlangsung sampai diperoleh adukan yang halus, biasanya dalam 1 menit. Semakin lama waktu pengadukan berarti mengurangi waktu kerja, khususnya untuk menuang model. Kebiasaan menambahkan air dan bubuk berulang-ulang untuk mencapai konsistensi yang tepat harus dihindari. Hal tersebut menyebabkan ketidakseragaman
pengerasan
dalam
massa
adukan,
menghasilkan
kekuatan yang rendah dan distorsi, satu penyebab utama ketidakakuratan dalam menggunakan produk gipsum. Vibrator
・
12
Sewaktu menuang ke dalam cetakan model atau die biasanya digunakan vibrator untuk membantu mengalirnya adonan ke dalam cetakan dan mempermudah terlepasnya
gelembungudara.
Penggunaan
vibrator
otomatis
dengan
frekuensi tinggi dan amplitude yang tinggi adalah membantu. Cegah dilakukannya vibrasi yang berlebih karena dapat menyebabkan distorsi bahan cetak. Initial setting time-working time
・
Setelah dicampur selama 1 menit, working time dimulai. Selama viscositas dari campuranbertambah, bahan tidak lagi mengalir dan mulai megeruh. Saat mulai mengeruh berarti campuran telah mencapai initial setting. Atau bisa dilihat pada awal campuran dimana bahanmenjadi kaku tetapi tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis atau adanya panas. Pada umumnya, initial initia l setting terjadi selama 8 – 10 10 menit mulai dari awal pengadukan. Finnal setting
・
Finnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi memiliki kekuatan danresistensi yang minimal. Saat final setting reaksi kimia selesai dan model terasa dingin saat disentuh. Sebagian besar pabrik merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya bahan bisa dengan aman dilepas dari cetakan Pemberian bahan separator
・
Sebelum dilakukan pencetakan dengan gips sebaiknya pola diberi bahan separasi sepertiVaseline. Hal ini bertujuan agar setelah gips setting maka akan mudah dilepas. Namun tidakboleh terlalu berlebihan karena akan membuat permukaan menjadi lebik lunak. Hindari terjebaknya udara
・
Adanya
kandungan
udara
dalam
pencampuran
gips
akan
dapat
menyebabkan porositas padahasil akhir dari gips. Hal tersebut dapat
13
dihindari dengan menuangkan air terlebih dulu ke dalam wadah setelah itu diikuti dengan memasukkan powder. Penyimpanan
・
Gips dapat menyerap air dari lingkungan. Kelembaban dan tempat yang dekat dengan sumberair akan berpengaruh buruk pada powdernya. Hal ini akan mempengaruhi waktu setting, sehingga gips sebaiknya disimpan dalam kontainer tertutup. Namun terkadang diperlukan proses merendam model gipsum dalam air, sebagai persiapan untuk teknik yang lain. Komponen gipsum yang membentuk model umumnya sedikit larut dalam air. Jikamodel stone direndam dalam air mengalir, dimensi liniernya akan menurun sekitar 0,1% untuk setiap 20 menit perendaman tersebut. Metode teraman untuk merendam model adalah menempatkannya dalam bak berisi air yang khusus untuk tujuan tersebut, dimana debris plaster masih tetap konstan di dasar bak air untuk membentuk larutan jenuh kalsium sulfat. Seperti dijelaskan sebelumnya, penyimpanan baik stone atau plaster pada temperatur ruang tidak menimbulkan perubahan dimensi yang bermakna. Namun, bila temperatur penyimpanan dinaikkan sampai antara 90o dan 110o C (194o-230oF), pengerutan terjadi begitu kristalisasi air dikeluarkan dan dihidrat berubah menjadi hemihidrat. Kontraksi plaster pada temperatur tinggi lebih besar dibandingkan dengan stone, dan ini juga mengurangi kekuatannya. Kontraksi tersebut dapat terjadi selama penyimpanandi atas temperatur ruang, begitupun bilamodel stone sedang dikeringkan. Barangkali tidaklah aman menyimpan atau memanaskan suatu model stone pada temperatur yang lebih tinggi dari 55oC (130oF). Produk gipsum agak peka terhadap perubahan kelembaban relatif
dari lingkungan. Bahkan kekerasan
permukaan dari model plaster dan stone mungkin berfluktuasi sedikit dengankelembaban atmosfer relatif. Permukaan gipsum yang dibuat dengan adukan yang lebih encer nampak terpengaruh lebih banyak dibandingkan dengan rasio W:P yang rendah. Hemihidrat gipsum mengambil air dari udara dengan mudah. Misalnya, bila kelembaban
14
relatif melebihi 70%, plaster mengambil uap air secukupnya untuk memulai reaksi pengerasan. Hidrasi pertama menghasilkan lebih sedikit kristal gipsum pada permukaan kristal hemihidrat. Kristal ini bertindak sebagai nukleus kristalisasi, dan manifestasi pertama dari kerusakan plaster adalah penurunan dalam waktu pengerasan. Begitu kerja higroskopik berlanjut, lebih banyak kristal gipsum terbentuk sampai keseluruhan kristal hemihidrat tertutup. Pada keadaan ini air sulit menembus lapisan dihidrat, dan waktu pengerasan menjadi diperpanjang. Karena itu, adalah penting bahwa semua jenis produk gipsum disimpan dalam atmosfer kering. Cara penyimpanan terbaik adalah menutup produk tersebut dalam wadah logam tahan kelembaban. Bila produk gipsum disimpan dalam tempat tertutup, umumnya waktu pengerasan hanya sedikit dihambat, sekitar 1 atau 2 menit per tahun. Bila perlu hal ini dapat diatasi sengan sedikit meningkatkan waktu pengadukan. Kebersihan
・
Peralatan manipulasi gips harus dijaga dij aga kebersihannya. Seperti yang disebut diatas waktusetting gips akan lebih cepat karena pengadukan. Bowl, spatula, dan vibrator harus segeradibersihkan segera sebelum setelah menipulasi, sehingga tidak terkontaminasi bahan lain 3.3. Aplikasi Gypsum di Kedokteran gigi 1
Plaster of Paris digunakan untuk model negative cetakan gigi
2
Dental stone digunakan untuk mold, dan gigi tiruan tanpa ada pasien
3
Plaster ditambakan dengan silica membenuk mold yang biasa digunakan untuk bahanrestorasi gigi dengan bahan logam yang dicairkan.
4
Tipe I diigunakan untuk cetakan akhir (wash) dalam pembuatan gigi tiruan penuh (GTL)
5
Tipe II digunakan untuk mengisi kuvet yang digunakan untuk pembuatan protesa, mounting,flaring, packing, dan model studi.
15
6
Tipe III digunakan untuk pembuatan gigi tiruan tanpa pasien, die, pengecoran dalam bentukgigi tiruan penuh.
7
Tipe IV dan V digunakan untuk pembuatan die. Hal ini dikarenakan ekspansi kekerasanminimal. Agar malam tidak berubah saat dilepas, ditambahkan silica.
16
BAB IV KESIMPULAN
Gipsum merupakan bentuk hemihidrat dari kalsium sulfat dihidrat dengan rumuskimia (CaSO4)2H2O. Untuk aplikasinya dalam kedokteran gigi. Gypsum digunakan dengan mencampurkan air sehingga terbentuk adonan gypsum. Waktu adonan berubah menjadi keras (setting) dibagi menjadi dua yaitu initial setting time dan final setting time. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur apakah suatu adonanSyarat Komposisi, Faktor, Sifat Manipulasi Aplikasi Dalam Kedokteran Gigi gypsum sudah setting atau belu adalah jarum gilmore dan vikat, atau bisa juga dengan metode visual the loss of gloss. Gipsum dalam kedokteran gigi dapat digunakan sebagai bahan cetakan akhirpembuatan gigi tiruan (tipe I), pengisian kuvet dalam pembuatan protesa, packing, model strudi s trudi (tipe II), die (tipe IV dan V), model kerja, pengecoran, dan lain-lain.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J. 2003. Philips: 2003. Philips: Buku Ajar Ilmu Bahan Keddokteran Gigi. Gigi . 10th ed. Jakarta: EGC Combe, EC. 1992. Sari Dental Material . Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka Harty, F.J dan R. Ogston.1995. Kamus Kamus Kedokteran Gigi.Jakarta:EGC Gigi.Jakarta:EGC
18