BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang mempunyai tingkat produktifitas paling tinggi di bumi yang didukung oleh kumpulan biota-biota yang sangat beragam (Wu and Zhang, 2012). Kondisi terumbu karang sangat rentan terhadap gangguan perubahan lingkungan perairan. Perubahan kualitas perairan akan mempengaruhi kondisi terumbu karang disekitarnya. Aktivitas manusia yang berlangsung di darat akan mempengaruhi ekosistem perairan disekitarnya khususnya ekosistem terumbu karang. Tekanan lingkungan akibat aktivitas di daratan tersebut, dapat menurunkan keanekaragaman hayati di wilayah terumbu karang sebesar 30 – 60% (Burke et al., 2002). Demikian juga dengan kondisi terumbu karang di perariran Pulau Bangka yang tidak luput dari pengaruh aktifitas manusia. Perubahan sekecil apapun yang terjadi di darat dapat mempengaruhi perairan disekitarnya. Aktifitas penambangan timah baik yang dilakukan di darat maupun di laut telah mengakibatkan kekeruhan. Sedimentasi terlihat baik di dasar perairan dan di kolom air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap terumbu karang serta biota yang berasosiasi dengannya (Siringoringo,R.M et al., 2013). Upaya untuk mengatasi masalah yang terjadi akibat rusaknya ekosistem terumbu karang dan terjadinya penurunan produktivitas perairan maka perlu dilakukan alternatif pemulihan ekosistem melalui pengembangan teknologi transplantasi karang pada substrat buatan. 1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempercepat pemulihan ekosistem terumbu karang.
1
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA Selain mencegah erosi pesisir, terumbu karang menyediakan sumber pangan dan mata pencaharian bagi ratusan juta penduduk pesisir di lebih dari 100 negara, baik berupa sumberdaya laut yang melimpah untuk dipanen, maupun melalui wisatawan yang tertarik dengan keindahannya, keanekaragamannya dan pasir putih pantainya yang terjaga. Sedikitnya setengah milyar penduduk di dunia bergantung sebagian atau sepenuhnya terhadap sumberdaya terumbu karang untuk menyokong kehidupannya. Mata pencaharian mereka diantaranya adalah nelayan, pengumpul, pelaku budidaya, pelaku perdagangan biota laut untuk akuarium, serta beragam pekerjaan dan kesempatan komersial yang berhubungan dengan turisme. Terumbu karang juga merupakan sumber yang menjanjikan di bidang farmasi dalam mengobati berbagai penyakit seperti kanker dan AIDS. Dalam kaitannya dengan keanekaragaman hayati, terdapat sekitar 100.000 jenis yang telah diidentifikasi, mewakili 94% Filum yang ada di dunia, terdokumentasikan ada di terumbu karang dan bahkan beberapa peneliti menduga paling tidak ada lima kali atau lebih jenis yang belum teridentifikasi. Tidak dipungkiri, kemampuan terumbu karang untuk pulih dari peristiwaperistiwa pemanasan yang ganjil, badai tropis dan berbagai gangguan akut lainnya amat sangat dipengaruhi oleh tingkat gangguan antropogenik yang terjadi. Terumbu karang yang sehat dan tidak tertekan mampu pulih secara cepat (terkadang memakan waktu minimal 5-10 tahun). Terumbu seperti itu dapat disebut “lenting” karena mampu kembali ke keadaan yang menyerupai semula, sebelum terjadi gangguan. Sementara untuk terumbu yang telah tertekan oleh kegiatan manusia, biasanya memiliki kemampuan yang rendah untuk pulih (tidak memiliki daya lenting).
2
Rehabilitasi terumbu karang merupakan salah satu cara untuk memulihkan karang yang rusak. Karang-karang muda diperbanyak di lingkungan tertentu yang terlindung, lalu ditransplantasikan kembali. Kadang-kadang struktur buatan seperti Bola Karang digunakan untuk menempelkan karang. Transplantasi terumbu karang mempunyai pengertian sebagai salah satu teknik pelestarian (rehabilitasi) terumbu karang yang semakin terdegradasi dengan teknik pencangkokan. Tujuan Transplantasi pada dasarnya adalah untuk pelestarian ekosistem terumbu karang.
Transplantasi terumbu karang berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak. Atau untuk membangun daerah terumbu karang yang baru yang sebelumnya tidak ada.
3
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 Oktober 2017 pukul 10.00 s.d 14.30 WIB. Bertempat di Pantai Matras Kecamatan Sungai liat Kabupaten Bangka 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah baki, buku gambar, pensil, penghapus, dan
penggaris. Bahan yang digunakan adalah 3 spesies
terumbu karang. 3.3 Prosedur Langkah pertama diambil sampel terumbu karang. Kemudian dimasukkan masing-masing sampel kedalam kantong plastik. Diberikan label tiap-tiap wadah sampel. Sampel kemudian dibawa ke laboratorium. Di gambar pada buku gambar secara lengkap. Dilakukan identifikasimulai dari filum sampai genus.
4
5
6
7
8
9
BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah: 1. Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan microalga yang bernama zooxanthella. 2. Berdasarkan pengidentifikasian diperoleh 3 genus terumbu karang , yakni Fungia, Porites dan Acropora.
5.2 Saran Saran saya mengenai praktikum kali ini adalah pemerintah dan masyarakat saling menjaga ekosistem terumbu karang, sangatlah besar perannya dalam membantu kehidupan komponen biotik dan abiotik di sekitarnya terutama bagi makhluk hidup..
10