PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL PENCUCIAN DAN STERILISASI KARET DAN
GLASS WARE
Disusun oleh: KELOMPOK VI M.Wahyu i!aya"
#$%E%%%&%'(
M Ri!)an Ali
#$%E%%*&+,(
Nu- E-ila"i Rus!a
#$%E%%*&,%(
Ma/-u0 Al1i0a-i
#$%E%%*&+2(
Ku-nia Sya0i"-i
#$%E%%*&+&(
Sel3ia Muliana
#$%E%%*&,*(
4 Annisa
#$%E%%*&+5(
Ris6a A-ni"ha
#$%E%%*&*&(
Nu-ul u!a I6a P
#$%E%%*&%+(
PROGRAM STUDI 7ARMASI 7AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM UNIVERSITAS LAM8UNG MANGKURAT 8AN$AR8ARU
*&%9 PERCO8AAN I PENCUCIAN DAN STERILISASI KARET DAN
I.
GLASS WARE
PENDAULUAN %.% La"a- 8ela6an1
Sediaan parenteral seperti infus dan injeksi, proses pembuatannya dilakukan secara aseptik dan steril. Selama proses pembuatanya ada prosedur yang dinamakan sterilisasi. Proses sterilisasi dapat melalui cara fisika, kimia dan mekanik. Secara fisika berarti sterilisasi menggunakan panas, baik panas kering maupun panas basah. Metode panas kering dapat menggunakan oven, dan metode panas basah contohya adalah autoklaf. Secara kimia, sterilisasi di sini menggunakan bahan-bahan kimia dalam pemusnahan mikroorganisme, seperti fenol, alkohol 70, dan sebagainya. Sterilisasi cara mekanik contohnya adalah filtrasi, penyinaran !ultraviolet" dan o#onisasi. $alam pembuatan sediaan farmasi yang penggunaannya secara parenteral harus mele%ati serangkaian uji yang ditujukan untuk memastikan steril atau tidaknya dari sediaan tersebut. &al ini dikarenakan sediaan tersebut langsung masuk ke dalam tubuh melalui penyuntikkan langsung ke jaringan atau pembuluh darah. 'ila sediaan tersebut tidak steril, dikha%atirkan bukannya memberikan efek terapi yang diinginkan melainkan timbul suatu masalah baru seperti infeksi, dan sebagainya. Masuknya mikroorganisme melalui sediaan yang tidak steril ke dalam tubuh, akan sulit diatasi karena langsung beredar ke seluruh tubuh. Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. (ormulasi sediaan steril merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak dipakai, terutama saat pasien dioperasi, diinfus, disuntik, mempunyai luka terbuka yang harus diobati, dan sebagainya. Semuanya sangat membutuhkan kondisi steril karena pengobatan yang langsung bersentuhan dengan sel tubuh, lapisan mukosa
organ tubuh, dan dimasukkan langsung ke dalam cairan atau rongga tubuh sangat memungkinkan terjadinya infeksi bila obat tidak steril. )leh karena itu, kita memerlukan sediaan obat yang steril dan juga dalam kondisi isohidris dan isotonis agar tidak mengiritasi !*achman et al , +". %.* Tu4uan
ujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasis%a mampu memahami tahapan-tahapan dalam proses pencucian dan sterilisasi karet, ampul, vial dan botol infus.
II.
DASAR TEORI
Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik patogen, non patogen, vegetatif, non vegetatif dari suatu objek atau material. &al tersebut dapat dicapai melalui cara penghilangan secara fisika semua organisme hidup, misalnya penyaringan atau pembunuhan organisme dengan panas, bahan kimia, atau dengan cara lainnya. /lasan dilakukannya sterilisasi adalah untuk mencegah transmisi penyakit, untuk mencegah pembusukan material oleh mikroorganisme, dan mencegah kompetisi nutrien dalam media pertumbuhan sehingga memungkinkan kultur organisme spesifik berbiak untuk keperluan sendiri !seperti produksi ragi" atau untuk metabolitnya !seperti memproduksi minuman dan antibiotika" !/goes, 00". 1ji sterilitas dilakukan terhadap produk atau bahan yang sebelumnya sudah mengalami proses pensterilan yang telah diberlakukan. &asil membuktikan bah%a prosedur sterilisasi dapat diulang secara efektif. etapi umumnya disetujui bah%a kontrol yang dilakukan selama proses validasi memberikan jaminan lebih efektifnya proses sterilisasi. 1ji ini dilakukan terhadap sampel yang dipilih untuk me%akili keseluruhan lot bahan tersebut. Sampel bisa diambil dari kemasan atau %adah akhir suatu produk, atau sebagian dari tangki baik cairan atau bahan baik lainnya !*achman et al , +". 'ahan sediaan atau barang kemudian hanya boleh dinyatakan sebagai steril, jika melalui suatu pengujian terhadap sterilitas terbukti,
bah%a mereka
bebas dari mikroorganisme. 2ika tidak tercatat bukti
terhadap sterilitas, maka suatu penandaan yang cocok telah berlangsung diba%ah keterangan dari cara sterilisasi yang telah dilakukan. 1ntuk kontrol sterilitas dengan sendirinya tidak dapat ditarik seluruh muatannya. )leh karenanya orang melakukan pengujian basis acak semata-mata pada suatu jumlah %adah tertentu, tetapi representatif dari setiap muatan dan dari situ ditarik kesimpulan terhadap keseluruhan muatan. 2ika pengujian terhadap sterilitas selama %aktu pembiakan total dalam suatu %adah kultur tidak muncul suatu tumbuhnya mikroorganisme !dapat dikenali melalui pembentukan koloni atau kekeruhan atau perubahan %arna setelah penambahan sebuah indikator" maka #at yang diuji dinyatakan steril. 3amun jika disatu pihak suatu pertumbuhan mikroorganisme dapat ditetapkan, maka #at yang diuji berlaku sebagai tidak steril !4oight, +5". /da tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan !filtrasi". 'ila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering.
Sedangkan
sterilisasi
kimia%i
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan !&adioetomo, +65". Sterilisasi basah biasanya dilakukan didalam autoklaf !pada hakikatnya, autoklaf adalah pressure cooker berukuran besar" atau sterilisator
uap
yang
mudah diangkat
atau
!portabel"
dengan
menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu ++o selama +5 menit. 8arena naiknya titik didih air menjadi ++ o itu disebabkan oleh tekanan + atmosfer !atm" pada ketinggian permukaan laut, maka daur sterilisasi tersebut sering kali juga dinyatakan sebagai 9 + atm selama +5 menit. 3amun perlu diingat bah%a pernyataan ini hanya berlaku pada tempat-tempat yang tingginya sama dengan
permukaan
laut.
Pada
tempat-tempat yang lebih tinggi diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai suhu ++o. 8arena itu daripada menyatakan besarnya tekanan, lebih baik menyatakan bah%a keadaan steril dicapai dengan
cara mempertahankan suhu ++o selama +5 menit. $apat pula dipakai kombinasi suhu dan %aktu yang lain yang memberikan hasil sama !&adioetomo, +65". Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan oven pensteril yang dirancang khusus untuk tujuan ini. )ven dapat dipanaskan dengan gas atau listrik dan umumnya termperatur diatur secara otomatis. 8arena panas dan kering kurang efektif dalam membunuh mikroba daripada uap air panas, maka diperlukan termperatur yang lebih tinggi dan %aktu yang lebih panjang. Sterilisasi panas kering, biasanya ditetapkan pada temperatur +:0o ; +70o dengan %aktu tidak kurang dari jam. emperatur yang lebih tinggi memungkinkan %aktu sterilisasi yang lebih pendek dari %aktu yang ditentukan oleh peraturan, sebaliknya temperatur yang lebih rendah membutuhkan %aktu yang lebih panjang. Sterilisasi panas kering umunya digunakan untuk senya%a-senya%a yang tidak efektif disterilkan dengan uap air panas. Senya%a-senya%a tersebut meliputi minyak lemak, glisering, berbagai produk minyak tanah seperti petrolatum, petrolaum cair !minyak mineral", parafin dan berbagai serbuk yang stabil oleh pemanasan seperti
!/goes, 00". METODE EVALUASI
III.% Ala" !an 8ahan a. Ala"
/lat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah9 +. . >. . 5. :.
/mpul /utoklaf 'atang pengaduk 'otol infus 'unsen a%an petri
7. orong kaca 6. ?rlenmeyer 500 m* . ?rlenmeyer 500 m* +0. @elas beker +00 m* ++. @elas beker 00 m* +. @elas ukur +0 m* +>. @elas ukur 5 m* +. 8aca arloji +5. )ven +:. Penjepit kayu 17. Pinset 18. Pipet tetes 19. =ak tabung 0. Sendok tanduk +. Spatula . abung reaksi >. 4ial . 8ahan
'ahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah9 +. . >. . 5. :.
/luminium foil /Auadest 8apas 8ertas perkamen epol isu
III.* Ca-a Ke-4a
+. Siapkan tepol dan air untuk mencuci semua alat. . =endam alat-alat ke dalam tepol, tunggu beberapa saat kemudian dikeluarkan sambil dicelup-celup. >. 'ilas ke dalam air bersih dan keringkan dengan menggunakan tisu.
. 'ungkus alat dengan menggunakan aluminium foil dan kemudian bungkus lagi dengan kertas perkamen. 5. Pisahkan alat yang terbuat dari kaca dan karet. :. $ilakukan sterilisasi dengan menggunakan oven untuk alat yang terbuat dari kaca dan besi pada suhu +60B selama !dua" jam atau 00B selama + !satu" jam. Sedangkan untuk alat yang terbuat dari karet dilakukan sterilisasi dengan autoklaf pada suhu ++B selama >0 menit.
IV.
ASIL PRAKTIKUM ;.% asil Pen
V.
No
Naa Ala"
. +. . >. . 5. :. 7. 6. . +0. ++. +.
)se @elas beker 'otol infus *abu ukur ?rlenmeyer 8aca arloji @elas ukur Pipet tetes Pinset abung reaksi 4ial Spatula
Gaa-
PEM8AASAN
Praktikum pertama yang dilakukan adalah pencucian dan sterilisasi, yang bertujuan untuk memahami tahapan-tahapan dalam proses pencucian dan sterilisasi karet, vial, ampul dan botol infus. Sterilisasi merupakan tindakan menghilangkan mikroorganisme patogen, non patogen, spora, jamur, bakteri, ataupun *PS !lipopolisakarida". Secara umum prinsip sterilisasi didasarkan pada mekanisme destruksi mikroba dan inaktivasi atau penghilangan secara fisikal dengan metode panas, baik panas kering maupun basah, menggunakan mekanisme pembunuhan !pembinasaan" atau inaktivasi mikroorganisme tanpa perlu menghancurkan sel secara sempurna.
Sebelum dilakukan proses sterilisasi, terlebih dahulu dilakukan tahap pencucian. ujuan pencucian dan sterilisasi ini adalah untuk menghilangkan #at-#at pengotor atau penghilangan semua jenis organisme hidup, dan dalam hal ini adalah mikroorganisme !fungi, mycoplasma, virus, bakteri, proto#oa" sehingga diperoleh pengemasan yang steril, bebas pirogen dan bebas partikel sehingga tidak mempengaruhi produk dan isi. Pencucian dilakukan dengan menggunakan larutan tepol, larutan tepol dibuat dengan melarutkan tepol ke dalam air menggunakan perbandingan tepol 9 air !+ 9 5". epol + merupakan surfaktan yg mempunyai gugus lipofil dan hidrofil. @ugus lipofil akan mengikat lemak dalam tutup karet, sedangkan gugus hidrofil akan tertarik oleh aAuadest pada pencucian yang terakhir sehingga tutup karet terbebas dari lemak yang menempel. epol yang digunakan dalam sterilisasi kali ini berguna sebagai desinfektan dan #at pembasah sehingga tepol dapat berpenetrasi ke dalam pori-pori bahan yang akan disterilkan. ". Selanjutnya alat-alat yang telah dicuci tersebut dikeringkan dengan tisu. 8emudian dilakukan pembungkusan alat dengan aluminium foil dan kertas perkamen. ujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari kaca. Setelah dibungkus kemudian dilakukan proses sterilisasi alat yaitu dimasukkan ke dalam oven untuk alat yang terbuat dari bahan kaca dan ke dalam autoklaf untuk alat yang terbuat dari bahan karet. Sterilisasi pada percobaan ini dilakukan dengan dua cara yaitu cara panas kering menggunakan oven dan cara panas basah menggunakan autoklaf. Sterilisasi alat yang dilakukan dengan metode panas kering menggunakan oven dengan temperatur 00o selama C+ jam. etapi yang dilakukan dalam percobaan ini menggunakan oven dengan suhu +60o selama C+ jam, dikarenakan keterbatasan alat yang mana suhunya tidak mencapai suhu 00o. Menurut /nsel !006" sterilisasi alat menggunakan oven ini hanya dilakukan untuk alat-alat kaca dan alat-alat bedah yang tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi dan terpapar panas cukup lama. ontoh alat yang disterilisasi dengan cara ini adalah gelas beker, corong kaca, pipet volume, dan alat-alat kaca lainnya. Metode ini merupakan metode pilihan bila dibutuhkan peralatan
yang kering atau %adah yang kering seperti pada pengemasan #at-#at kimia kering atau larutan bukan air. 8ematian oleh pemanasan kering timbul karena sel mikroba mengalami dehidrasi diikuti dengan pembakaran pelan-pelan atau proses oksidasi. Sterilisasi alat yang dilakukan dengan metode panas basah !autoklaf" untuk %aktu pemanasan dibutuhkan selama 5 menit, %aktu pengeluaran udara 5 menit !0-+00o", %aktu menaik 5 menit !+00-++o", %aktu pembinasaan +5 menit !++o" dan %aktu pendinginan +5 menit. Sterilisasi dengan cara ini digunakan untuk alat-alat yang tidak tahan dengan pemanasan tinggi karena itu cara panas basah digunakan untuk mensterilisasi alat-alat karet atau sediaan steril praktikum. Suhu yang tinggi pada sterilisasi cara panas kering dikha%atirkan akan melelehkan alat-alat karet atau merusak stabilitas sediaan sehingga
sterilisasinya
!conditioning "
pada
dilakukan
sterilisasi
dengan
cara
panas
cara
ini.
basah
(ase
pemanasan
merupakan
proses
pemvakuman untuk menghilangkan udara, fase pemaparan uap !exposure" merupakan proses peningkatan tekanan peningkatan suhu dan proses pembunuhan mikroorganisme, fase pembuangan !exhaust " dilakukan setelah holding time !%aktu
pembunuhan
mikroorganisme, merupakan proses
pengeluaran uap dan proses penurunan tekanan, yang terakhir fase pengeringan atau pendinginan, merupakan proses pemasukan udara steril atau pengeringan. 8arena proses sterilisasi ini tergantung pada adanya kelembaban dan temperatur yang ditingkatkan, maka udara dikeluarkan dari ruang autoklaf ketika proses sterilisasi mulai. Dni disebabkan campuran udara dengan uap air akan menghasilkan temperatur yang lebih rendah daripada hanya uap air saja pada tekanan yang sama. Pada sterilisasi larutan air dengan metode ini, uap air sudah ada, dan semua itu dibutuhkan untuk peningkatan temperatur larutan pada %aktu yang telah ditentukan. $engan demikian larutan yang dikemas dalam %adah tertutup rapat, seperti ampul mudah disterilkan dengan cara ini. Metode ini tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak, lemak-lemak, sediaan berminyak, dan sediaan-sediaan lain yang tidak dapat ditembus oleh uap air atau pensterilan serbuk terbuka yang mungkin rusak oleh uap air jenuh !/nsel, 006".
VI.
KESIMPULAN
'eberapa kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu antara lain 9 +. Sterilisasi merupakan tindakan menghilangkan mikroorganisme patogen, non patogen, spora, jamur, bakteri, ataupun *PS !lipopolisakarida". Sterilisasi yang dilakukan pada praktikum ini adalah sterilisasi panas kering dengan oven dan sterilisasi panas basah dengan autoklaf. . Sterilisasi alat yang dilakukan dengan metode panas kering menggunakan oven dengan temperatur +60o selama C+ jam, dikarenakan keterbatasan alat yang mana suhunya tidak mencapai suhu 00o. /lat yang disterilisasi dengan cara ini adalah gelas beker, corong kaca, pipet volume, dan alatalat kaca lainnya. >. Sterilisasi alat yang dilakukan dengan metode panas basah !autoklaf" untuk %aktu pemanasan dibutuhkan selama 5 menit, %aktu pengeluaran udara 5 menit !0-+00o", %aktu menaik 5 menit !+00-++o", %aktu pembinasaan +5 menit !++o" dan %aktu pendinginan +5 menit. Sterilisasi dengan cara ini digunakan untuk alat-alat yang tidak tahan dengan pemanasan tinggi karena itu cara panas basah digunakan untuk mensterilisasi alat-alat karet atau sediaan steril praktikum.
DA7TAR PUSTAKA
/goes, @. 00. Sediaan Farmasi Steril . Penerbit D', 'andung. /nsel, &. . 006. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. ?disi D4. 1D Press, 2akarta. &adioetomo, =. S. +65. 2akarta.
Mikrobiologi asar dalam Praktek .
P. @ramedia,
*achman, *., &. /. *ieberman E 2. *. 8anig. +. !eori dan Praktek Farmasi "ndustri. ?disi 8etiga 4olume DDD. 1D Press, 2akarta. 4oight, =. +5. Buku Pela#aran !eknologi Farmasi. 1@M Press. Fogyakarta.