LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM FREKUENSI TINGGI
SEMESTER IV TH 2013/2014
JUDUL
PENGUKURAN SWR DAN DAYA PADA TRANSCERIVER VHF
KELOMPOK
: 3
ANGGOTA
: 1. AURORA NUR ANGGRAINI 2. DELLA NUR IKA SAPUTRI 3. DIAN SEPTYA NINGRUM 4. ILHAM GUMANTI
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2014
PENGUKURAN SWR DAN DAYA PADA TRANSCEIVER VHF
I.
TUJUAN 1. Mengetahui dan mengukur SWR antara antenna dan pemancar VHF 2. Mengetahui dan mengukur daya output dari transceiver VHF 3. Mengetahui pengaruh AWG pada kabel yang terhubung dari antenna pemancar ke SWR meter 4. Mencari matching tidaknya perangkat transceiver dengan antenna 5. Mengetahui beberapa jenis transceiver
II.
PENDAHULUAN Untuk mengetahui besarnya SWR pada suatu antenna terdapat dua factor yang emperngaruhi besarnya SWR tersebut. Dua factor tersebut adalah forward RF dan reflected RF power. SWR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SWR =
√ √
Dimana Pf = Forward RF Power Pr = reflected RF Power
Pengukuran seberapa besar power RF output yang digunakan pada peralatan radio ke antenna. Pada forward RF power semakin besar indicator mengindikasikan RF power, semakin besar pula RF power yang digunakan di antenna. Dengan kata lain power reflected RF nya minimum. Dalam pegukuran power reflected RF, semakin kecil indicator mengindikasikan power reflector RF nya maka semakin bagus transmisi propagasi power pada antenna.
III.
IV.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN No.
Alat
Jumlah
1
RIG VHF
1 set
2
HT VHF
1 set
3
SWR meter
1 buah
4
Antenna Ring O
1 buah
5
Antena HT
1 buah
6
Dummy Load untuk 20 Watt
1 buah
7
Multimeter Digital
1 buah
8
Kabel Coaxial
3 set
9
Power Supply
2 buah
GAMBAR RANGKAIAN
V.
LANGKAH KERJA 1. Mengatur power supply dan mengukur dengan voltmeter agar tegangan oyput didaptkan 13,8 volt. Jika sudah tercapai, dilanjutkan dengan mematikan power supply 2. Menghubungkan power supply ke HT. Memperhatikan polaritas tegangan jangan sampai terbalik. 3. Menghbungkan SWR meter dengan HT. Menghubungkan terminal antenna pada HT dengan kabel coaxial dan menghubungkan ujung lainnya ke terminal TX pada SWR meter. 4. Menghubungkan SWR meter dengan antenna. Menghubungkan terminal antenna pada SWR meter dengan antenna melalui kabel coaxial. 5. Memperhatikan langkah 1-4 untuk memastikan tidak ada yang tidak terpasang. 6. Menghidupkan power supply. Begitu juga dengan HT. 7. Mengatur frekuensi pada batas terendah range frekuensi. 8. Mengatur daya yang tepat pada SWR meter, memilih daya 5 watt untuk HT. 9. Mengakalibasi SWR terlbeih dahulu untuk mengukur VSWR. Mengatur saklar pada kalibrasi, dengan menekan tombol PTT di HT, mengatur potensio di SWR meter sampai angka yang tepat. Setelah selesai, mengubah saklar ke mode pengukuran VSWR. 10. Melakukan pengukuran VSWR dengan menekan tombol PTT yang ada di HT. mencatat hasil pada Tabel 1. 11. Mengkalibrasi SWR meter pada mode daya terlebih dahulu untuk mengukur daya. Mengatur saklar pada kalibrasi, dengan menekan tombol PTT di HT, mengatur potensio di SWR meter sampai angka yang tepat. Setelah selesai, merubah saklar ke mode pengukuran daya. 12. Melakukan pengukuran saya dengan menekan tombol PTT yang ada di HT. mencatat hasilnya pada Tabel 1. 13. Mengubah frekuensi pada batas tertinggi range VHF. Dan mengulangi langkah 7 sampai 12. 14. Mengubah kembali frekuensi pada batas tengah range frekuensi VHF. Mengulangi langkah 7 sampai 12
15. Mencari frekuensi yang menghasilkan SWR dan daya yang tertinggi. Mencaat hasilnya pada Tabel 2. 16. Mengulangi langkah 4 sampai dengan 15 dengan mengganti antenna HT dengan antenna Ring O dan setelah itu Dummy Load. 17. Mengganti HT dengan RIG jika langkah 16 telah selesai. 18. Mengulangi langkah 1-16. Daya RIG adalah 20 Watt.
VI.
TABEL PERCOBAAN Tabel 1. Pengukuran SWR dan daya untuk tiga frekuensi yang berbeda. Transceiver
Antenna
HT
Antena HT
HT
HT
RIG
RIG
RIG
Antena Ring O
Dummy Load
Antena HT
Antena Ring O
Dummy Load
Frekuensi
SWR
Daya (Watt)
136,000
1,2
3,5
173,000
1,15
4,5
159,500
1,15
3,8
136,000
1
5
173,000
1
4
159,500
1,1
4,2
136,000
1
2,5
173,000
1
4
159,500
1
3,2
136,000
1,4
30
173,000
1,2
43
159,500
1,5
40
136,000
1
50
173,000
1,2
48
159,500
1,2
49,8
136,000
1
50
173,000
1
50
159,500
1
50
(MHz)
Tabel 2. Pengukuran SWR dan Daya Tertinggi Transceiver HT
RIG
VII.
Antenna
Frekuensi (MHz)
SWR
Daya (Watt)
Antena HT
139,000
1
5
Antena Ring O
139,000
1
5
Dummy Load
139,000
1
5
Antena HT
139,000
1
48
Antena Ring O
139,000
1
50
Dummy Load
139,125
1
50
PEMBAHASAN Jika pada suatu saluran transmisi terjadi gelombang pantul antara gelombang
pantul dan gelombang dating akan saling menguatkan atau melemahkan. Besar dan kecilnya pola amplitude yang tetap disebut gelombang berdiri(standing wave). Perbandingan antara amplitude tegangan maksimum dan minimum disebut VSWR (Voltage Standing Wave Radio). Atau dengan kata lain VSWR merupakan satuan yang menunjukkan sampai dimana antenna sesuai dengan jalur transmisi yang dikirimnya. Untuk ukuran yang idealnya, nilai dari VSWR adalah 1, karena hal itu menandakan bahwa semua daya dapat terpancarkan semuanya. Berdasarkan hasil percobaan maka dapat dilihat bahwa hasil yang didapat, nilai VSWR tidak seluruhnya bernilai 1 namun nilai yang didapat masih masuk kedalam nilai toleransi karena belum mencapai bernilai 2. Seiring dengan bertambahnya nilai VSWR maka akan berkurang daya yang dipancarkan, karena ada daya yang dipantulkan kembali sehingga mengurangi jumlah daya yang seharusnya dipancarkan. Transceiver
Antenna
HT
Antena HT
HT
Antena Ring
Frekuensi
SWR
Daya (Watt)
136,000
1,2
3,5
173,000
1,15
4,5
159,500
1,15
3,8
136,000
1
5
(MHz)
O
HT
RIG
RIG
RIG
Dummy Load
Antena HT
Antena Ring
173,000
1
4
159,500
1,1
4,2
136,000
1
2,5
173,000
1
4
159,500
1
3,2
136,000
1,4
30
173,000
1,2
43
159,500
1,5
40
1
50
173,000
1,2
48
159,500
1,2
49,8
136,000
1
50
173,000
1
50
159,500
1
50
136,000
O
Dummy Load
Dari hasil yang didapatkan yang mendapatkan nilai VSWR terbaik atau matching adalah Dummy Load. Sedangkan peyimpangan terbanyak adalah pada antenna HT. hal itu menunjukkan bahwa transmisi daya RF menggunakan antenna HT tidak begitu optimal seperti antenna ring o atau dummy load. Factor-faktor yang mempengaruhi nilai pengukuran VSWR dan daya adalah frekuensi, dan juga kabel coaxial yang digunakan. Terjadi beberapa perbedaan data pada saat berbeda pula frekuensinya. Transceiver HT
RIG
Antenna
Frekuensi (MHz)
SWR
Daya (Watt)
Antena HT
139,000
1
5
Antena Ring O
139,000
1
5
Dummy Load
139,000
1
5
Antena HT
139,100
1
48
Antena Ring O
136,000
1
50
Dummy Load
139,125
1
50
Penggunaan kabel juga mempengaruhi dalam pengukuran VSWR. Pada saat praktikum kabel yang digunakan adalah RG 58 dan RG 8. Kedua kabel tersebut sama-sama memiliki impedansi sebesar 50 Ω, namun ada beberapa perbedaan dari kedua kabel tersebut, yaitu:
RG-58 Digunakan
untuk
RG-8 radio
amatir,
Digunakan untuk radio amatir
komunikasi radio dan Ethernet Frekuensi kerja hingga 300 GHz
Frekuensi kerja dibawah 30 MHz
Panjang Gelombang = Pendek
Panjang Gelombang = lebih panjang
Diameter = kecil
Diameter = besar
Daya yang dibutuhkan lebih sedikit
Daya yang dibutuhkan lebih besar
Jika dilihat dari karakteristik kabel coaxial tersebut dapat diketahui bahwa kabel coaxial RG-8 lebih baik digunakan karena kekhususan kabel tersebut dalam penggunaannya. Berdasarkan hasil yang didapatkan, hasil yang terbaik adalah yang menggunakan kabel coaxial RG-8.
VIII.
KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, seperti: 1. Nilai ideal dari VSWR adalah ≤ 2 2. Semakin meningkatkanya VSWR maka daya
yang dipancarkan akan
semakin berkurang, karena terjadinya pantulan. 3. Semakin kecil nilai VSWR maka matching antara saluran transmisi dengan daya pemamcar semakin baik. 4. Beberapa factor yang mempengaruhi nilai VSWR dan daya adalah frekuensi dan kabel coaxial yang digunakan 5. Kabel coaxial yang baik untuk percobaan ini adalah kabel coaxial RG-8.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.aspenelectronics.com/files/Bird/Bird_Documents/VSWR_Voltage_Standing_Wave_Rati o.pdf
http://emc.toprudder.com/vswr.pdf
http://oprekzone.com/vswr-volt-standing-wave-ratio-swr-meter-salurantransmisi-daya-rf/