LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PERBENGKELAN SESI KERJA PEMIPAAN
Disusun Oleh : Nama NIM Kelas Pembimbing
: Emha Isnan Alfajri : 061740411841 : 2 EGD : H. Indra Gunawan,S.T.,M.Si. Gunawan,S.T.,M.Si.
PROGRAM SARJANA TERAPAN (D IV) TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA TAHUN AKADEMIK 2017-2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas se mua limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum yang berjudul berjudul pemipaan ini meskipun dengan sangat sederhana. Harapan saya semoga laporam yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi laporan ini menjadi lebih baik lagi. Sebagai penulis, saya mengakui bahwasanya masih masi h banyak kekurangan yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi lebih memperbaiki makalah ini. Terima Kasih.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................................. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 1.3. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pemipaan ...................................................................................... 2.1.1. Tujuan Perancangan Sistem Pemipaan .......................................... 2.1.2. Jenis dan Fungsi Pipa..................................................................... 2.1.3. Macam – Macam Pipa ................................................................... 2.2. Pengenalan Alat dan Bahan ...................................................................... 2.2.1. Alat Sambung ................................................................................ 2.2.2. Alat Pemberi Tanda ....................................................................... 2.2.3. Alat Ukur....................................................................................... 2.2.4. Alat Pemotong............................................................................... 2.2.5. Alat Penjepit.................................................................................. 2.3. Valve......................................................................................................... BAB III. PEMBAHASAN 3.1. Proses Pembuatan Elbow...........................................................................
BAB IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan............................................................................................... 4.2. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ LAMPIRAN ...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sistem perpipaan terus berkembang kearah yang lebih baik. Pada mulanya manusia memindahkan air dari sungai ke rumah dengan menggunakan ember. lalu berkembang dari satu orang menjadi banyak orang yang berurutan sehingga proses pengambilan air menjadi lebih mudah. Melalui analogi sederhana ini manusia berfikir untuk lebih mengefisienkan waktu dan tenaga maka dibuatlah distribusi melalui sistem perpipaan. Saat ini sistem perpipaan sudah sangat maju, sebagai contoh sistem perpipaan yang dibuat untuk mengantarkan minyak dari satu negara ke negara lain melalui sistem perpipaan bawah laut (offshore). sehingga dengan sistem ini akan menghemat waktu lebih banyak. Sistem pemipaan identik dengan saluran pembuluh darah yang mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh. Sistem pemipaan digunakan untuk penyediaan dan pendistribusian air besih, pembuangan limbah dari kawasan industri ataupun dari fasilitas publik lainnya. Selain itu, sistem pemipaan digunakan untuk mentransportasikan minyak mentah dari sumur minyak menuju tangki yang kemudian akan diproses selanjutnya, mentransportasikan dan mendistribusikan gas alam dari sumber gas menuju tangki penyimpanan. Sistem pemipaan juga di aplikasikan dalam pendistribusian minyak atupun gas untuk menyuplai kebutuhan industri, mesin pembangkit tenaga dan keperluan komersial. Sistem pemipaan juga digunakan untuk mengangkut cairan, bahan kimia,
campuran kimia dan uap pada industri makanan, pabrik kimia dan industri lainnya. Sistem pemipaan juga digunakan untuk instalasi pemadam kebakaran, untuk keperluan mesinmesin dan lain – lain. Semakin banyak penggunaan pipa dalam aspek kehidupan manusia maka semakin banyak di perlukan ahli-ahli dibidang pemipaan. Umumnya bagian perpipaan dan detailnya merupakan standar dari unit, seperti ukuran diameter, jenis katup yang akan dipasang, baut dan gasket pipa, penyangga pipa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian akan terdapat keseragaman ukuran antara satu dengan lainnya. Sedangkan di pasaran telah terdapat berbagai jenis pipa dengan ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan seperti dari bahan Carbon Steel , PVC ( Polyvinil Chloride), stainless Steel , dan lain-lain. Dalam merancang suatu jalur pipa yang tersusun dari beberapa buah pipa yang disusun secara seri maupun paralel maka persoalan yang dihadapi belumlah begitu rumit, namun banyak juga jalur pipa yang ada bukanlah suatu rangkaian yang sederhana melainkan suatu jaringan pipa yang sangat kompleks, sehingga memerlukan penyelesaian yang lebih teliti. Oleh sebab itu lah laporan ini dibuat a gar dapat memperluas pengetahuan kita tentang pipa.
1.1.Rumusan Masalah a. b. c. d.
Apa manfaat pipa? Mengapa pipa sangat dibutuhkan? Bagaiman membuat instalasi pipa yang baik dan benar? Bagaimana ketetapan yang mengatur tentang pipa?
1.2.Tujuan Tujuan dibuatnya laporan ini agar dapat menambah dan memperluas pemahaman mahasiswa/i dalam hal perpipaan : 1. Untuk dapat mengetahui dan menerangkan proses pemotongan dan penguliran pipa. 2. Untuk menumbuhkan minat atau ketertarikan mahasiswa/i untuk memperdalam tentang pemipaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pemipaan
Pipa adalah media tempat mengalirnya fluida proses dari suatu unit yang satu ke unit lainnya. Secara umum karakteristiknya ditentukan berdasarkan material (bahan) penyusunnya. Ukuran diameter pipa didasarkan pada diameter ”Nominal” antara diameter luar (OD) atau diameter dalam (ID). Tubing adalah pipa dengan ukuran diameter yang lebih kecil dari pipa, kegunaannya (secara umum) adalah untuk penghubung antara alat ukur dengan pipa proses an dari instrumen ke sistem kontrol. Ukuran standar untuk tubing selalu diameter luar (OD). 2.1.1. Tujuan Perancangan Sistem Pemipaan
Menentukan jenis material yang sesuai dengan kondisi kerja seperti, tekanan external/internal, suhu, korosi dll. Standard Code mana yang sesuai untuk diaplikasikan pada sistem perpipaan yang akan dirancang. Pemilihan standard code yang benar akan menentukan arah perancangan secara keseluruhan, baik dari segi biaya, reliabilitas, safety design, dan stress analisis. Perhitungan dan pemilihan ketebalan pipa. Pemilihan ketebalan pipa (schedule number) sebaiknya memenuhi kriteria cukup, aman, dan ketersediaan stok di pasaran. Dengan cara bagaimana sistem perpipaan akan dikoneksikan satu sama lain, jenis sambungan, dan material sambungan seperti apa yang sesuai. Bagaimana planning dan routing dari sistem perpipaan akan dilakukan. General arrangement, dan routing sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan aspek inherent safety design, konsumsi pipa seminimum mungkin tanpa mengorbankan dan mengurangi kemampuan, fungsi dan operasional dari peralatan yang terkoneksi
2.1.2. Jenis dan Fungsi Pipa Jenis pipa yang umum digunakan pada pekerjaan pipa, baik didalam bangunan maupun diluar bangunan adalah:
Pipa galvanis Pipa galvanis adalaah pipa besi lunak yang dilapisi dengan timah, pipa galvanis diproduksi dengan berbagai ukuran maupun ketebalan dindingnya, disesuaikan dengan kegunaannya ukuran panjang standar adalah 6 m.
Pipa besi tuang Pipa besi tuang dalam pekerjaan sistem saluran dan pembuangaan digunakan untuk instalasi air bersih dan air kotor, pipa ini diproduksi dengan Ø 2” – 15” dengan panjang 3-6 m.
Pipa tembaga Pipa tembaga dalam pekerjaan sistem saluran dan pembuangan dipakai untuk i nstalasi air bersih, terutama untuk instalasi air panas karena tembaga merupakan bahan pengantar panas yang baik, ringan, mudah disambung, tahan terhadap karat.
Pipa PVC (Polyvinyl Clorida)
Pipa PVC ( polyvinyl clorida) umumnya dipergunakan untuk instalasi air bersih maupun air kotor, pipa PVC dibagi dalam 4 kelas yaitu : -
Kelas AW (VP) dengan tekanan kerja 10 kg/cm2.
-
Kelas A2 dengan tekanan kerja 8 kg/cm2.
-
Kelas D (VU) dengan tekanan kerja 5 kg/cm2.
-
Kelas C untuk saluran kabel listrik.
Panjang standar pipa PVC adalah 4 m dan 6 m per batang. Pipa PVC kelas AW (VP) and AZ digunakan untuk instalasi air bersih, saluran pembuangan, irigasi, pembuangan dan ventilasi pada gedung, saluran bahan kimia dan
sprinkler. Pipa PVC kelas A2 dan D (VU) digunakan untuk pembuangan irigasi pembuangan pada jalan raya, pembuangan pada bangunan, pipa PVC kelas C digunakan untuk instalasi listrik dan penerangan. 2.1.3. Macam – Macam Pipa Pipa ada beberapa macam, yaitu : 1. Pipa penghantar, adalah pipa yang mengantarkan air dari sumber air digunung, sungai atau sumber air lannya ke reservoir/bak/kolam penampung. 2. Pipa induk, adalah pipa yang mengalirkan air dari reservoir pada jaringan pipa di dalam kota untuk sampai ke rumah-rumah. 3. Pipa bagi atau distribusi, adalah pipa yang mengalirkan air ke rumah-rumah atau ke konsumen. 2.2. Pengenalan Alat dan Bahan
Untuk membuat suatu instalasi pasti kita membutuhkan banyak pipa, karena keterbatasan panjang, dan bentuk pipa yang dijual di pasaran dan diproduksi dari pabrik, maka dalam pekerjaan suatu instalas i kita tak terlepas dari penyambungan-penyambungan pipa. Adapun macam-macam alat sambung tersebut adalah sebagai berikut : 2.2.1. Alat Sambung Pipa a. Tee Digunakan untuk menyambung tiga buah pipa yang berdiameter sama, dengan arah tegak lurus. Alat sambung ini mempunyai ulir di tiga ujungnya.
b. Reducing Tee Digunakan untuk menyambung tiga buah/batang pipa yang mempunyai dua macam ukuran diameter dengan arah tegak lurus. Alat sambung ini mempunyai uliran di ketiga ujungnya.
c. Elbow ( F+F ) Digunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter 90’. Alat sambung ini mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.
d. Elbow ( F+M ) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 90’. Alat sambung ini mempunyai uliran yang berada pada masing-masing ujungnya, yaitu uliran dalam dan uliran luar.
b. Elbow 45’ ( F + F ) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 45’ . Alat sambung ini mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.
c. Socket Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa lurus dengan ukuran diameter yang sama dan mempunyai ulir di kedua ujungnya.
d. Reducing Socket Di pergunakan menyambung dua pipa lurus dengan ukuran diameter pipa yang berbeda. Alat sambung ini mempunyai ulir di kedua ujungnya
e. Elbow 45’ (F + M) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama, dengan sudut 45’, alat sambung ini mempunyai ulir yang berlainan di kedua ujungnya itu uliran dalam dan uliran luar.
f.
Bend (F + M) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 90’, alat sambung ini mempunyai uliran yang berlainan di kedua ujungnya yaitu uliran dalam dan uliran luar.
g. Bend (F + F) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiamter sama, dengan sudut 90’, yang mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.
h. Bend 45’ (F + F) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama, dengan sudut 45’ yang mempunyai ulir dalam dan ulir luar dan mempunyai jari-jari panjang.
i.
Bend 45’ (F + M) Dipergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 45’ yang mempunyai jari-jari panjang dan dikedua ujungnya mempunyai ulir yang berlainan. Yaitu ulir luar dan ulir dalam.
j.
Barel Union Alat sambung ini di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama, terutama pada instalasi tertutup.
k. Bushis Di pergunakan dua buah pipa yang berlainan ukuran diameternya sama dengan ulir luar pada posisi luar dan uli ran dalam pada posisi dalam.
l.
Heksagonal Nipple Alat sambung ini di pergunakan untuk mengencangkan sambungan pipa. Bentuk segi enam di tengah alat ini di pergunakan untuk mengencangkan sambungan dengan menggunakan kunci pipa.
m. Cap Dipergunakan untuk menutup aliran dan alat sambung ini mempunyai ulir luar.
n. Plug Di pergunakan untuk menutup pipa atau alat sambung yang mempunyai ulir dalam.
2.2.2. Alat Pemberi Tanda
Penggores Baja
Terbuat dari baja yang keras dengan ujung yang lancip, Berguna untuk menggores sebagai penandaan pengukuran pada pipa 2.2.3.
Alat Ukur
Mistar Baja
Terbuat dari stainless atau baja yang berfungsi untuk mengukur panjang.
Mistar Siku
Terbuat dari baja atau stainless, Mempunyai ukuran dan berguna untuk memeriksa kesikuan dari alat kerja atau benda-benda kerja.
Rol meter
2.2.4.
Dignakan untuk mengukur panjang
Alat Pemotong
Gergaji Besi
Mata gergaji terbuat dari baja keras, Ada yang mempunyai satu sisi dan ada yang mempunyai dua sisi.
Pipe Cutter
Digunakan untuk memotong pipa tegak lurus terhadap sumbu panjang pipa.
2.2.5.
Alat Penjepit
Ragum Pipa
Alat yang terbuat dari baja yang berfungsi untuk menjepit pipa a tau benda kerja.
Ragum Meja
Digunakan untuk menjepit pipa atau benda kerja.
2.3.Valve Macam-macam valve yang sering ditemukan atau digunakan pada plant adalah sebagai berikut : a. Gate valve Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem perpipaan. Fungsinya hanya untuk menutup dan membuka aliran (fully closed & fully opened position), on/off control dan isolation equipment.Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besa r kecilnya aliran (regulate atau trotthling). Karena akan merusak posisi disc nya dan mengakibatkan valve bisa passing pada saat valve ditutup (passing = aliran tetap akan lewat, walaupun valve sudah menutup). Pada saat Gate valve terbuka sebagian (misal 50% opening), maka
aliran fluida akan sebagian lewat dibawah disc yang menyebabkan turbulensi (turbulensi = aliran fluida yang bergejolak). Berikut adalah contoh gambar dari Gate valve :
Gambar. Gate Valve b. Globe valve Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada dasarnya bagian utama dari Globe valve ini sama saja dengan Gate valve. Yaitu terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland.
Gambar. Globe Valve c. Rotation valve
Dikatakan rotation valve karena valve membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc. Valve – valve dibawah ini berbeda dengan gate valve dan globe 13 valve dalam hal cara membuka dan menutup valve. Pada gate valve dan globe valve, kita diharuskan memutar handwell, namun untuk rotation valve, kita bisa membuka dan munutup valve hanya dengan memutar handle valve sebesar 90 derajat. Oleh karena itu valve jenis ini bisa membuka dan menutup lebih cepat dari gate valve ataupun globe valve. Handle pada valve tipe i ni adalah pengganti handwell pada gate valve dan globe valve. Hal penting yang harus diperhatikan adalah, pada posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa. Yang termasuk jenis ini adalah: Plug valve, Ball valve dan Butterfly valve. d. Diaphgram valve Diaphgram valve bisa digunakan untuk mengatur aliran (trhottling) dan bisa juga digunakan sebagai on/off valve. Diaphgram valve handal dalam penanganan material kasar seperti fluida yang mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta fluida yang mempunyai sifat korosif. e. Pinch valve Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan, dan yang mempunyai partikel-partikel solid yang banyak serta fluida-fluida yang mempunyai kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak). f.
Check valve Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir kesatu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai handwell/handle maupun stem.
g. Relieve valve dan Safety valve Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure) pada suatu sistem agar tidak membahayakan alat
(equipment), personnel yang sedang bekerja, dan untuk kepentingan proses itu sendiri. Relieve valve akan membuka perlahan-lahan apabila terjadi kelebihan (excess) pressure dan akan menutup kembali apabila pressure telah kembali normal. cocok diaplikasikan ke fluida liquid. Sedang Safety valve, akan membuka 14 secara sangat cepat langsung 60% opening apabila terjadi excess pressure. Dan akan menutup kembali hanya apabila pressure telah berada dibawah pressure normal (set point). Digunakan untukfluida gas.
BAB III PEMBAHASAN 2.1. Proses Pembuatan Elbow
A. Keselamatan kerja
1. Fokuskan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-hal yang mengganggu kelancaran kerja. 2. Buanglah hasil potongan yang tidak terpakai karena dapat menyebabkan kecelakaan kerja 3. Perhatikan dan ikuti petunjuk dari instruktur. 4. Hati-hatilah saat sedang memotong pipa agar tidak mengalami cedera. 5. Aturlah penempatan peralatan dengan baik dan teratur. B. Alat dan Bahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pipa sepanjang 20cm 2 buah Penggores Gergaji Besi Kikir Mistar baja Lem Pipa Mistar Siku
C. Langkah kerja
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ukur panjang pipa sebanyak 20cm 2 buah Tandai dengan penggores. Potong pipa yang telah ditandai dengan gergaji besi. Bersihkan bram / serpihan bekas pemotongan. Beri tanda membentuk sudut 45 o pada bagian tengah kedua pipa dengan penggores. 7. Potong kedua pipa dengan mengikuti garis yang te lah dibuat. 8. Kikirlah kedua permukaan ujung pipa untuk mendapatkan kesikuannya serta agar ukuran panjang pipa tepat. 9. Lakukan pengeleman pada kedua pipa agar menyatu. 10. Periksakanlah hasil kerja pada instruktur.
D.
Gambar Hasil Pembuatan Pipa Elbow