BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ikan memiliki sistem peredaran darah tunggal (tertutup) dimana dalam satu kali peredaran darahnya hanya melewati jantung satu kali dan darah yang beredar melalui pembuluh darah. Organ peredaran darahnya darahn ya terdiri dari sebuah jantung yang terdiri dari satu atrium (serambi) dan satu ventrikel (bilik). Proses peredaran darah dimulai dengan darah dipompa oleh jantung, tepatnya ventrikel.
Kemudian,
darah
mengalir
menuju
insang yaitu
tempat
terjadinya
pengambilan oksigen oleh darah dan pengeluaran karbondioksida lewat dinding kapiler. Kapiler insang membawa darah kaya oksigen ke seluruh pembuluh kapiler yang terdapat pada bagian tubuh ikan. Selanjutnya, darah akan kembali ke atrium jantung melalui pembuluh balik (vena). Sistem peredaran darah yang baik pada ikan akan sangat berpengaruh terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan ikan tersebut. Oleh karena itu praktikum penghitungan nilai hematokrit ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem peredaran darah pada ikan yang akan diuji itu berlangsung dengan baik atau tidak. Apabila hasil penghitungan nilai hematokritnya baik (normal) maka ikan tersebut tercukupi kadar nutrisi dan oksigennya.
1
1.2 TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara menghitung nilai hematokrit pada ikan mas.
1.3 MANFAAT
Dari praktikum ini kita dapat mengetahui bagaimana cara menghitung nilai hematokrit pada ikan mulai dari pengambilan darah segar dari aorta ventralis sampai dengan menghitung nilai hematokrit menggunakan hematocrit reading chart .
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KLASIFIKASI IKAN MAS
Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio) Ikan Mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan air tawar. Menurut sejarahnya ikan mas berasal dari daratan Cina dan Rusia. Adapun klasifikasi ikan mas menurut Lagler (1997) dalam Ichtyologi adalah : Filum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Sub Kelas
: Teleostei
Ordo
: Ostariophysi
Sub Ordo
: Cyprinidae
Genus
: Cyprinus
Species
: Cyprinus carpio
Ikan mempunyai bentuk badan yang compressed atau bentuk badan agak memanjang pipih ke samping, mulut (bibir) berada di ujung tengah (terminal), dapat
3
disembulkan, dan lunak (elastis). Mempunyai dua pasang kumis (barbel). Penyebaran ikan mas terutama di daerah tropis dengan ketinggian 150 – 600 m di atas permukaan laut.
2.2 KOMPOSISI DAN FUNGSI DARAH
Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel
sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi
–
berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen, juga terdapat ion – ion anorganik dan komponen organik untuk fungsi metabolik. Fungsi dari kedua komponen tersebut kadang – kadang terpisah, kadang – kadang bergabung. Contohnya penggumpalan darah dan produksi antibodi. Bahan
bahan untuk menggumpalkan darah berasal dari
–
plasma adalah fibrinogen sedangkan dari sel darah adalah trombosit. yang mengandung bahan penyusun, diantaranya : a. Sel-sel (butir) darah
Sel darah merah (Eritrosit)
Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit) berinti dan berwarna merah kekuningan dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara satu species dengan lainnya. Menurut analisi kimia, sel darah merah terdiri dari dua macam senyawa yaitu protein dan lipid. Bentuk sel darah merah berubah ketika memasuki kapiler. Sel darah merah kaya akan macam-macam senyawasenyawa seperti glukosa, enzim, garam-garam organik, dan garam-garam anorganik. Eritrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron tergantung pada spesies ikannya. Jumlah eritrosit pada masing-masing species juga berbeda, tergantung aktivitas ikan tersebut. Pada ikan yang memiliki aktivitas tinggi seperti ikan predator blue marlin ( Makaria nigricans ) memiliki hematokrit 43% dan mackerel 52,5%, sedangkan pada ikan nototheniid ( Pagothenia bermachii ) hanya 21%. Tiap-tiap mm darah berkisar antara 20000
4
s.d. 3000000. Pengangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat d alam eritrosit.
Sel darah putih(Leukosit)
Sel darah putih (leukosit) memiliki jumlah antara 20000 s.d. 150000 tiap 3
mm darah. Leukosit dapat dibedakan menjadi dua yaitu granulosit (leukosit yang bergranula) dan agranulosit (leukosit yang tidak bergranula). Berdasarkan penyerapan warna, granulosit terdiri dari neutrophil, acidophil (eosinophil) dan basophil. Agranulosit yang merupakan komponen terbesar leukosit terdiri dari limposit, monosit dan trombosit.
Keping Darah (trombosit)
Trombosit berperan penting dalam pembekuan darah. Berfungsi mencegah kehilangancairan tubuhpada kerusakan-kerusakan di permukaan tubuh.
b. Plasma Darah
Merupakan cairan darah yang umumnya terdiri dari :
Air mencakup 91-92%
Protein, sekitar 8-9% yang terdiri dari serum albumin, serum globulin dan fibrinogen.
Garam anorganik dalam bentuk ion sekitar 0,9% seperti
Substansi organik bukan protein, terdiri dari : Non protein Nitrogen, misalnya lipid, karbohidrat, glukosa, garam amonium, urea, asam urat, dll.
Gas terlarut dalam plasma.
Berbagai substansi lain seperti hormon, enzim dan anti toksin. Sel darah ikan memiliki inti yang menonjol dengan jumlah ± 2juta mm3 dan memiliki ukuran yang cukup konsistenyaitu umumnya sekitar 12 x 3 mikron dan memiliki sitoplasma yang kecil.
5
Menurut strukturnya, sel darah terdiri dari membran sel yang merupakan dinding sel, bahan yang menyerupai spong yang disebut stroma, dan hemoglobin yang menempati ruang kosong pada stroma. Darah memiliki fungsi utama yaitu menjaga keseimbangan pH tubuh. Fungsi utama sistem sirkulasi darah adalah sebagai media transport zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh juga untuk transport panas dari dan ke jaringan tubuh dan untuk mempertahankan diri dari serangan penyakit. Terdapat variable dasar d alam sirkulasi darah yaitu : a. Tekanan darah
Systoke (kontraksi), ventrikel menghasilkan tekanan dan aliran denyut yang berulang-ulang selama kontraksi.
Diastroke (relaksasi), periode relaksasi dan pengisian kembali sinus-venosis dan atrium.
1. Aliran darah 2. Frekuensi Cor (heart rate) : jumlah denyut per menit. 3. Stroke volume : jumlah darah yang dipompa keluar dari ventrikel per denyut. 4. Volume total darah (volume cor), yang tidak tetap, tergantung :
Respon pengembalian vena
Sistem syraf simpatik
Adrenalin
Asetilkolin
Sedangkan volume darah dipengaruhi oleh : 1. Evolusi yang terus-menerus, misalnya ikan primitif mempunyai volume darah lebih sedikit dari ikan sekarang.
6
2. Ikan yang lebih aktif mempunyai volume darah lebih banyak daripada ikan nonaktif (sedentary). Fungsi sirkulasi yang paling penting selama aktifitas adalah pengangkutan oksigen, karena meningkatnya aktifitas otot tanpa diimbangi dengan meningkatnya ketersediaan oksigen sehingga menghabiskan sistem energi anaerobik dan akhirnya menjadi lelah (fatique). Ikan yang mempunyai jumlah otot merah (anaerobik) banyak, biasanya lebih aktif dan mempunyai curah cor yang lebih banyak. Dasar dari respons sistem sirkulasi terhadap meningkatnya kecepatan aktifitas adalah meningkatnya curah cord an terdapat jumlah peningkatan dan mekanisme yang digunakan, bervariasi dengan cara hidup ikan dan spesies ikan. b. Hematokrit
Hematokrit menunjukkan persen sel darah merah dari sejumlah darah. Bila dikatakan hematokrit 40 (40%) berarti darah terdiri dari 40% sel darah merah dan 60% plasma dan sel darah putih. Nilai normal hematokrit tergantung pada jenis kelamin. Ada 3 metode untuk menentukan nilai hematokrit, yaitu : 1. Darah dimasukkan ke dalam tabung Winsrobe yang mempunyai skala, kemudian diputar dengan kecepatan 3000 putaran per menit selama setengah jam (sebelum dimasukkan ke dalam tabung darah diberi antikoagulan terlebih dahulu. 2. Mikrohematokrit, pada metode ini digunakan tabung kapiler khusus, alat pemutar dan papan skala untuk menentukan % volume sel darah merah. Kecepatan pemutaran adalah 11000rpm selama 4 menit. 3. Hematokrit
dapat
dilakukan
secara
elektronik.
Pada
metode
ini
menggunakan alat darah yang mampu meneruskan aliran, sedangkan sel darah merah bersifat menghambat aliran listrik darah yang telah
7
dicampurdengan antikoagulan dihisap pada tabung khusus dan diselipkan pada alat baca. Dengan hanya menekan tombol, nilai hematokrit dapat dibaca pada galvanometer
8
BAB III METODOLOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN 3.1.1
ALAT
Timbangan, untuk menimbang bobot tubuh ikan uji
Diseccting kit, untuk membedah ikan uji
Penjepit arteri, untuk menjepit bagian saluran darah aorta ventralis
Pipa kapiler heparinized, untuk memampung sampel darah segar
Sentrifuge hematokrit
Wax atau malam lilin untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang telah berisi darah segar
3.1.2
Hematocrit reading chart” (papan pembaca nilai hematokrit (%))
“
BAHAN
Ikan mas ukuran konsumsi (± 100 g)
3.2 PROSEDUR KERJA
1. Mengambil salah satu ikan uji dari akuarium stok, ikan ditimbang lalu dicatat bobotnya 2. Memegang ikan uji dengan tangan kiri (kepala menghadap ke arah muka kita), menusuk bagian anterior kepala ikan dengan sonde tepat di bagian otak depan,
9
hingga terasa ada rongga, lalu putar sonde perlahan-lahan sehingga otaknya rusak dan ikan akan pingsan 3. Membedah ikan pada bagian dekat insang dan sebagian perut bagian anterior, hingga terlihat organ jantung yang berdenyut secara teratur (exposed organ jantung dengan sinus venosus yang terlihat pucat) 4. Menjepit aorta ventralis menggunakan penjepit arteri, lalu membiarkan beberapa saat hingga sinus venosus terisi penuh oleh darah 5. Memutuskan
dengan
menggunakan
gunting,
lalu
menyiapkan
dan
mendekatkan salah satu ujung pipa kapiler sambil membuka penjepit arteri secara perlahan-lahan dan hati-hati lalu menampung darah dalam pipa kapiler tersebut sampai ± ¾ volumenya. 6. Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa kapiler tercampur secara homogen, maka pipa kapiler yang telah berisi darah segar tersebut digoyang dengan hati-hati ke kiri dan kanan serta diputar. Tanda bahwa darah sudah tercampur secara homogen dengan heparin, darah tidak membeku, bisa bergerak disepanjang kolom pipa kapiler. 7. Menutup salah satu ujungnya dengan menacapkan secara tegak lurus pada lapisan malam lilin atau wax yang telah disediak an 8. Menyiapkan sentrifuge hematokrit, lalu meletakkan secara seimbang antara masing-masing pipa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa kapiler yang bertutup) 9. Pipa kapiler di sentrifuge selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm 10. Setelah selesai disentrifuge, pipa kapiler yang sudah terbagi dua bagian besar darah tersebut (plasma dan sel darah) diletakkan pada “ Hematocrit Reading Chart” lalu menyesualikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah sebagai batas bawah, lalu menentukan dan membaca nilai hematokrit pada batas atas dari sel darah (dalam %)
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Nilai Hematokrit Kelompok 1 – 9 NILAI
KELOMPOK
BOBOT IKAN (gr)
1
90 gr
43 %
2
94 gr
38 %
3
111 gr
40 %
4
109 gr
10%
5
95 gr
45 %
6
107 gr
15 %
7
99 gr
15 %
8
102 gr
40 %
9
110 gr
40 %
11
HEMATOKRIT (%)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Nilai Hematokrit Kelompok 10 – 18 NILAI
KELOMPOK
BOBOT IKAN (gr)
10
107,7 gr
30 %
11
109,8 gr
-
12
113,9 gr
-
13
99,73 gr
-
14
107,77 gr
15 %
15
111,97 gr
55 %
16
100,40 gr
13 %
17
121,83 gr
43 %
18
87,69 gr
40 %
HEMATOKRIT (%)
Tabel 3. Hasil Pengamatan Nilai Hematokrit Kelompok 19 – 27 NILAI
KELOMPOK
BOBOT IKAN (gr)
19
91,99 gr
30 %
20
105,36 gr
19 %
21
113,3 gr
25 %
22
92,5 gr
35%
23
121,91 gr
35 %
24
105,07 gr
43 %
25
106,13 gr
50 %
26
107,17 gr
35 %
27
111,07 gr
42 %
12
HEMATOKRIT (%)
4.2 PEMBAHASAN
Pengukuran hematokrit dapat dijadikan sebagai salah satu parameter untuk mengetahui kesahatan ikan. Kuswardani (2006) mengungkapkan bahwa kadar hematokrit ini dapat bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan masa pemijahan. Nilai hematokrit yang kurang dari 22% akan menunjukan terjadinya anemia. Sedangkan nilai hematokrit ikan – ikan teleostei yang normal berkisar antara 20 – 30 % dan untuk beberapa spesies laut berkisar 42 % (Bond, 1979). Sedangkan. Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan . Pada hematokrit, kadar eritrosit yang rendah menunjukkan terjadinya anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan bahwa ikan dalam keadaan stress. Peningkatan hemotokrit dapat disebabkan sel membengkak pada keadaan ikan yang mengalami hipoksia. Adapun faktor yang mempengaruhi lainnya ialah jumlah eritrosit; apabila jumlah eritrosit dalam keadaan banyak, maka nilai hematokrit akan meningkat. Ukuran eritrosit pun berpengaruh pada viskositas darah. Semakin tinggi viskositas darah maka akan semakin tinggi nilai hematokrit. Kelainan bentuk pada eritrosit juga berpengaruh; apabila terjadi kelainan bentuk (poikilositosis) maka akan terjadi trapped plasma (plasma terperangkap) sehingga nilai hematokrit akan meningkat. Selain itu, tidak sempurnanya penutupan ujung pipa kapiler dengan malam/wax sehingga dapat menyebabkan hilangnya darah dari pipa kapiler saat dilakukan sentrifugasi. Berdasarkan hasil praktikum penghitungan nilai hematokrit yang dilakukan kelompok kami, nilai hematokrit pada ikan yang diuji yaitu sebesar 35% apabila dibandingkan dengan data hasil kelompok lain maka tergolong kedalam nilai yang tidak normal, artinya kadar sel darah pada ikan tersebut berjumlah sebesar 35% dan plasma darah sebesar 65%. Ini menunjukan bahwa dalam kondisi stress yang diakibatkan oleh praktikan saat melakukan pemingsanan dan pembedahan. Namun pada beberapa kelompok,
13
seperti pada kelompok 4, 16, dan 20 terdapat nilai hematokrit yang dibawah 20%. Ini menunjukan ikan yang diuji oleh kelompok tersebut terdapat perbedaan dari faktor nutrsi, umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan masa pemijahannya seperti yang telah diungkapkan oleh Kuswardani (2006). Pada kelompok 11, 12, dan 13 tidak didapatkan nilai hematokrit ini disebabkan adanya kesalahan pada saat pipa kapiler yang berisi darah disentrifuge, serta kurangnya ketelitian dan keterampilan saat melakukan percobaan.
14
BAB V SIMPULAN
5.1 SIMPULAN
Nilai hematokrit menunjukan kadar persentase kandungan sel darah dan plasma darah pada darah. Kadar hematokrit pada darah ikan dalam percobaan ini, bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan . Pada hematokrit, kadar eritrosit yang rendah menunjukkan terjadinya anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan bahwa ikan dalam keadaan stress. Sehingga untuk mendapatkan nilai hematokrit yang normal diperlukan ketelitan dan keterampilan, diantaranya saat melakukan pemingsanan pada ikan, harus dilakukan dengan hati-hati agar ikan tidak stress yang berakibat pada nilai hematokrit yang dihasilkan. 5.2 SARAN
Percobaan ini memiliki tingkat kegagalan yang tinggi, oleh karena itu diperlakukan keterampilan dan ketelitian yang tinggi. Kegagalan tersebut biasanya terjadi pada hilangnya pensentrifugasian pipa kapiler karena kurang padatnya Wex/malam dalam menyumbat salah satu ujung kapiler, serta tingkat stress ikan saat dilakukan sampling d arahnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan Air. Jatinangor
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/sistem-peredaran-darah-pada-ikan pisces.html. diakses pada tanggal 12 November 2013 pukul 18.35 WIB
http://masperfish.wordpress.com/2010/07/17/ikan-mas/ diakses pada tanggal 12 November 2013 pukul 18 43 WIB
http://widiindrakesuma.blogspot.com/2013/10/perhitungan-nilai-hematokrit-padaikan.html diakses pada tanggal 12 November 2013 pukul 18 47 WIB
http://nyetnyetanyet.wordpress.com/2009/10/24/laporan-hematrokit-fha/ pada tanggal 12 November 2013 pukul 19.04 WIB
16
diakses
LAMPIRAN
Gambar 2. Menimbang bobot ikan uji
17
Gambar 3. Ikan dipingsankan
Gambar 4. Ikan dibedah pada bagian dekat insang dan sebagian perut bagian anterior
18
Gambar 5. Bagian aorta ventralis dijepit hingga b agian sinus venosus terisi penuh oleh darah
Gambar 6. Pipa kapiler diisi oleh darah segar
19
Gambar 7. Pipa kapiler yang sudah diisi darah akan di sentrifuge selama 4 menit
Gambar 8. Pipa kapiler yang sudah terbagi dua bagian besar darah
20
g
21