UNSOED
Jl. dr. Soeparno Kampus Karangwangkal Purwokerto 53122 Telp. 0281-642840; Email: farmasi.uns farmasi.unsoed.gmail oed.gmail.com .com
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI FISIOLOGI 4 : TERMOREGULASI MATA KULIAH : ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
Disusun oleh :
Curie Julia Kulzumia
(G1F012054)
Anita Kurnia
(G1F012060)
Sausa Monica
(G1F012062)
Nisadiyah Faridatus Shahih
(G1F012064)
Shinta Ana Wijaya
(G1F012068)
Lala Febria
(G1F012074)
Afiah Robhitoh
(G1F012080)
Putri Margareta
(G1F012088)
Asisten :
Dicky BAP
(G1A010113)
Intan Puspita
(G1A010109)
JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2012
1
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Praktikum
Termoregulasi B.
Waktu, Tanggal Praktikum
Waktu
: 08.00-10.00 WIB
Hari, Tanggal
: Sabtu, 15 Desember 2012
C. Tujuan Praktikum
1.
Mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara oral pada tubuh manusia
2.
Mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara axsiler pada tubuh manusia
3.
Mampu memahami perebedaan berbagai temperatur diberbagai tempat di tubuh
4.
Mampu mengetahui berbagai faktor yang berpengaruh pada pengukuran suhu tubuh
D. Dasar Teori
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinas yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu lingkungan yang dingin atau hangat. Suhu dibagi menjadi dua yaitu: -suhu inti: suhu yang dijaga kestabilan nya agar tidak berubah-ubah secara drastic yang akan mengganggu temoregulasilebih jauh. -suhu kult/perifer: sushu yang dapat berubah akibat lingkungan diluar yang mempengaruhinya.
2
Setiapsaat suhu tubuh tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: 1. Exercise 2. Hormone 3. System saraf 4. Suhu tubuh 5. Asupan makanan 6. Berbagai macam faktor lain seperti gender, iklim dan status malnutrisi Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi (Swenson, 1997). Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas (Duke‟s, 1985). Proses transfer energi di dalam tubuh menyebabkan terjainya transfer panas. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekresi adalah elemen-elemen homeostasis, utamanya pada manusia. Dalam termoregulasi, pada
sumber
dikenal istilah eksoterm eksoterm dan dan endoterm yang yang mendasarkan panas
yang
diperoleh
oleh
tubuh.
Manusia
mendapatkan sumber panas yang berasal dari dalam tubuh sehingga disebut sebagai
endoterm.
Suhu
tubuh
manusia
memiliki
kemampuan
mempertahankan konstan 37± 0,5. Mekanisme kerja hipotalamus dalam mengatur suhu tubuh Pengaturan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus region anterior dan posterior yang masing-masing berespon pada suhu tubuh meningkat dan berkurang. Suhu tubuh diatur hampir seluruhnya oleh mekanisme umpan balik, dan
3
hampir semua mekanisme ini terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang teletak
pada
hipotalamus.
Agar
mekanisme
umpan balik
ini dapat
berlangsung, harus juga tersedia pendetektor suhu untuk menentukan kapan suhu tubuh menjadi sangat panas atau sangat dingin. Area preoptik hipotalamus anterior mengandung sejumlah besar neuron yang sensitif terhadap panas yang jumlahnya kira-kira sepertiga neuron yang sensitif terhadap dingin. Neuron-neuron ini diyakini berfungsi sebagai sensor suhu untuk mengatur suhu tubuh. Neuron-neuron yang sensitif terhadap panas ini meningkatkan kecepatan kerjanya sesuai dengan peningkatan suhu, kecepatannya
kadang
meningkat
2
sampai
10
kali
lipat pada kenaikan suhu tubuh sebesar 100C. Neuton yang sensitive terhadap dingin, sebaliknya, meningkatkan kecepatan kerjanya saat suhu tubuh menurun. Apabila area preoptik dipanaskan, kulit di seluruh tubuh dengan segera mengeluarkan banyak keringat,sementara pada waktu yang sama pembuluh darah kulit di seluruh tubuh menjadi sangat berdilatasi.
Jadi hal ini merupakan reaski yang cepat untuk
menyebabkan tubuh kehilangan panas, dengan demikian membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal. Disamping itu, pembentukan panas tubuh yang berlebihan dihambat. Oleh karena itu, jelas bahwa area preoptik dari hipotalamus memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai termostatik pusat kontrol suhu tubuh. Sinyal yang ditimbulkan oleh reseptor suhu dari hipotalamus sangat kuat dalam mengatur suhu tubuh, reseptor suhu pada bagian lain dari tubuh juga mempunyai peranan penting dalam pengaturan suhu. Hal ini terjadi pada reseptor suhu di kulit dan beberapa jaringan khusus dalam tubuh. Reseptor dingin terdapat jauh lebih ba nyak daripada reseptor panas, tepatnya, terdapat 10 kali lebih banyak di seluruh kulit. Oleh karena itu,deteksi suhu bagian perifer terutama menyangkut deteksi suhu sejuk dan dingin daripadasuhu hangat. Apabila seluruh kulit tubuh menggigil, terjadi pengaruh refleks yang segeradi bangkitkan untuk meningkatkan suhu tubuh melalui beberapa cara :
4
1. Dengan memberikan rangsangan kuat sehingga menyebabkan menggigi;, dengan akibat meningkatnya kecepatan pembentukan panas tubuh. 2. Dengan menghambat proses berkeringat bila hal ini harus terjadi. 3. Dengan
meningkatkan
vasokonstriksi
kulit
untuk
menghilangkan
pemindahan pas tubuh ke kulit. 4. Walaupun banyak sinyal sensorin temperature berasal dari reseptor perifer, sinyal ini membantu pengaturan suhu tubuh terutama melalui hipotalamus. Area pada hipitalamus yang dirangsang oleh sinyal sensoris ini adalah suatu area yang terletak bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira setinggi korpus mamilaris. Sinyal sensoristemperatur dari hipotalamus anterior area preoptik juga dipindahkan ke dalam area hipotalamus posterior ini. Di sini sinyal dari area preoptik dan sin yal dari perifer tubuh digabung untuk mengatur
reaksi pembentukan panas atau reaksi
penyimpanan tubuh. Pusat termoregulasi terdapat di hipotalamus yaitu: a.
Hipotalamus anterior yang berfungsi sebagai regulator terhadap suhu panas, stiulasi pada hipotalamus anterior akan menyebab kan hipotermia, penurunan termogenesis: anoreksia, apati,peningkatan TSH, peningkatan termolisi yaitu:vasodilatasi perifer, berkeringat, peningkatan respirasi.
b.
Hipotalamus posterior yang berfungsi sebagai regulator terhadap suhu dingin stimulasi pada hipotalamus postteriaor akan menyebabkan hipertermia , peningkatan termogenesis seperti menggigil, rasa lapar, peningkatan TSH, penurunan termolisis yaitu : vasokontriksi perifer, curling up, memakai baju tebal.
Yang diatur oleh hipotalamus dan mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Bila suhu lingkungan dingin, maka tubuh melakukan mekanisme peningkatan laju metabolisme melalui perubahan-perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya sehingga dihasilkan produksi panas optimal. Sedangkan
bila
suhu
5
lingkungan
panas,
maka
tubuh melakukan mekanisme pengrangan produksi panas melalui proses pengeluaran cairan tubuh agar terjaga keseimbangan suhu endoterm. Kontrol
keseimbangan
suhu
tubuh
manusia
dilakukan
dengan
menyeimbangkan antara heat production dan heat loss. Umumnya, ketika laju panas terproduksi di dalam tubuh besar dibandingkan panas yang hilang, panas suhu inti umumnya cenderung tetap, orang normal berkisar antara 36oC-37,5oC. Sedangkan suhu kulit berubah-ubah, bergantung pada kondisilingkungan. Memahami konsep pengaturan suhu tubuh penting karena s angat berguna dal am hal penellitian atau persoalan di klinik seperti : 1.
Persoalan demam pada penyakit-penyakit
2.
Persoalan pemberian hypothermic pada kasus pembedahan (bedah jantung)
3.
Terapi pada kasus yang disebabkan panas berlebihan (Heat stroke) atau padakasus kedinginan ekstrem
4.
Masalah-masalah militer (latihan dilapangan panas terbuka), ruang angkasa, atau ditempat-tempat yang memungkinkan mempunyai panas yang ekstrem.Suhu inti (core temperature) manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya pada sore hari (jam 2 - 3 sore).
Prinsip pengaturan suhu tubuh Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu yaitu : •
Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu ratarata37oC, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vag ina,esophagus.(Tr)
6
•
Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai+ 2 cm kedalam.(Ts)Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata (tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus : TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr
Termoregulasi adalah proses pendapatan panas. Proses ini dapat diperoleh dari basal metabolisme rate, intake makanan, aktivitas otot. Termolisis adalah proses kehilangan panas.Proses ini berlangsung dengan cara : A. Melalui kulit:Radiasi,Konduksi,Konveksi,Eksresi,Evaporasi B.
Melalui traktus respiratorius
C.
Melalui Urin dan Feses
Radiasi adalah proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda lain tanpa persentuhan. Contoh : Pancaran dan panasnya sinar matahari akan sampai terasa pada tubuh seseorang yang sedang beraktifitas di luar rumah. Konveksi adalah proses pergerakan molekul-molekul gas,dari suatu tempat ke tempat lain yang berbeda suhunya. Contoh: Air yang dipanaskan pada sebuah teko akan menghantarkan panasnya dari bawah teko hingga ke bagian atas. Konduksi : Suatu proses pemindahan panas antara dua benda yang berbeda suhu dan saling bersentuhan. Contoh : Panas yang dihantarkan dari panic yang panas akan terasa ke tangan pemegang panci. Evaporasi adalah Suatu proses penguapan air dari dalam permukaan tubuh yang berakibat ikut terbuaangnya suhu badan baik dalam bentuk yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
7
Contoh: Baju yang setelah dicuci basah,lalu dijemur dengan adanya panas matahari akan kering,hal ini dikarenakan menguapnya air menjadi uap/gas. Comfert zone adalah suhu udara dimana badan seseorang dapat dengan mudah mengatur keseimbangan antara termogenesis dan termolisis sehingga terasa nyaman. Mekanisme kerja hipotalamus dalam mengatur suhu tubuh Sistem pengatur temperatur menggunakan tiga mekanisme penting untuk me nurunkan panas tubuh ketika temperatur menjadi sangat tinggi : 1. Vasodilatasi. Pada hampir semua area tubuh, pembuluh darah kulit berdilatasi dengankuat. Hal ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis
pada
hipotalamus
posterior yang menyebabkan vasokonstriksi. Vasodilatasi penuh akan me ningkatkan kecepatan pemindahan panas ke kulit sebanyak delapan kali lipat. 2. Berkeringat. Peningkatan temperatur tubuh 10C menyebabkan keringat cukup
banyak untuk
membuang
10
kali
lebih
besar
kecepatan
metabolisme basal dari pembentukan panas tubuh. 3. Penurunan
pembentukan
panas.
Mekanisme
yang
menyebabkan
pembetukan panas berlebihan, seperti menggigil dan termogenesis kimia, dihambat
dengan
kuat.Ketika
tubuh terlalu dingin, sistem pengaturan
temperatur mengadakan prosedur yang sangat berlawanan, yaitu: 1. Vasokonstriksi kulit di seluruh tubuh. Halini disebabkan oleh rangsangan pusatsimpatishipotalamus posterior. 2. Piloereksi. Berarti berdiri pada akarnya. Rangsangan simpatis menyebabkan otot erector pilli yang melekat pada folikel rambut berkontraksi, yang
8
menyebabkan rambut berdiri tegak. Mekanisme pengaturan suhu secara singkat : Kulit Reseptor ferifer hipotalamus (posterior dan anterior) Preoptika hypothalamus Nervus eferent kehilangan/pembentukan panas. E. Metode Pemeriksaan
Metode pemeriksaan yang digunakan adalah peroral dan peraxiler. Cara per oral merupakan salah satu cara mengukur suhu tubuh dengan menaruh thermometer di dalam mulut, tepatnya di bagian bawah lidah. Sedangkan cara peraxiler dengan meletakkan thermometer di bawah ketiak. Pengukuran yang dilakukan dengan cara peraxiler menunjukkan suhu yang lebih rendah dari pengukuran dengan cara peroral sekitar 0,5 oC. Jenis Pengukuran Suhu Tubuh : pengukuran suhu tubuh, terdapat empat (4) macam cara, yaitu : 1.
Peroral (sublingual), yaitu mengukur suhu melalui oral(mulut). Keuntungan:
·
Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi.
·
Nyaman bagi klien.
·
Memberi pembacaan suhu permukaan yang akurat. Kerugian:
·
Tidak boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut.
·
Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan.
·
Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif.
·
Risiko terpapar cairan tubuh
9
2.
Peraxila, yaitu mengukur suhu melalui axila(ketiak). Keuntungan:
·
Aman dan non-invasif
·
Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif. Kerugian:
·
Waktu pengukuran lama
·
Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien
3.
Perrektal, yaitu mengukur suhu melalui rektum(dubur). Keuntungan:
·
Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh
·
Menunjukkan suhu inti Kerugian:
·
Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal, nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan.
·
Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan ansietas klien.
·
Risiko terpajan cairan tubuh
·
Memerlukan lubrikasi
·
Dikontradiksikan pada bayi baru lahir.
4.
Peroftal, yaitu mengukur suhu melalui telinga(jarang dipakai). Keuntungan:
·
tempat mudah dicapai.
10
·
perubahan posisi yang dibutuhkan minimal.
·
memberi pembacaan inti yang akurat.
·
waktu pengukuran sangat cepat (2-5 detik).
·
dapat dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien Kerugian:
·
Alat bantu dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran.
·
Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah telinga atau membrane timpani.
·
Membutuhkan pembungkus probe sekali pakai.
·
Impaksi serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuran suhu.
·
Keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun masih diragukan. Keempat macam cara ini dapat digunakan salah satunya saja. Karena pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Namun, itu tergantung jenis bagian suhu mana yang ingin kita ketahui.
Ada dua macam jenis suhu tubuh yang kita perlukan untuk tujuan pemeriksaan, yaitu : 1.
Suhu inti: (core temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankanrelatif konstan (sekitar 37°C). Tempat pengukuran suhu inti yang paling efektif : rectum, membrane timpani, esophagus, arteri pulmonel, kandung kemih, rektal. Dalam hal ini, kita harus menggunakan cara pengukuran suhu melalui rectum.
2. Suhu permukaan: (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan subkutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C. Tempat pengukuran suhu permukaan yang paling
11
efektif : kulit, aksila oral. Sehingga, kita biasa menggunakan cara pengukuran melalui oral, aksila, dan telinga.
Cara Mengukur Suhu Tubuh Anak
Cara paling akurat adalah dengan suhu rektal. Namun, mengukur suhu oral bisa akurat bila dilakukan pada anak di atas 4-5 tahun, atau suhu telinga pada anak di atas 6 bulan. Mengukur suhu ketiak adalah yang paling kurang akurat, namun dapat berguna saat dilakukan pada anak kurang dari 3 bulan. Bila suhu ketiak lebih dari 37.2ºC, maka suhu rektal harus diukur. Di sisi lain, tidaklah akurat bila mengukur suhu tubuh dengan merasakan kulit anak. Hal ini disebut suhu taktil (sentuhan) karena bersifat subyektif, yaitu pengukuran sangat dipengaruhi oleh suhu orang yang merasakan kulit si anak.
Berikut cara mengukur suhu anak: * Suhu rektal: anak dibaringkan di pangkuan pemeriksa dengan perut sebagai dasarnya, sebelumnya oleskan sedikit krim atau jely pelumas (misal: Vaseline) pada ujung termometer, masukkan termometer dengan hati-hati ke dubur anak sampai ujung perak termometer tidak terlihat (0,51,25 cm di dalam dubur), tahan termometer pada tempatnya. Tahan selama 2 menit untuk termometer raksa atau kurang dari 1 menit untuk digital. * Suhu oral: yang perlu diperhatikan adalah jangan mengukur suhu pada mulut anak bila anak makan atau minum yang panas atau dingin dalam 30 menit terakhir. Sebelumnya bersihkan termometer dengan air dingin dan sabun kemudian bilas dengan air sampai bersih. Tempatkan ujung termometer di bawah lidah ke arah belakang. Minta anak untuk menahan termometer dengan bibirnya. Upayakan bibirnya menahan termometer selama kira-kira 3 menit untuk termometer raksa atau kurang dari 1 menit untuk digital.
12
* Suhu ketiak: tempatkan ujung termometer di ketiak anak yang kering kemudian Tahan termometer dengan mengempitnya antara siku dengan dada selama 4-5 menit. * Suhu telinga: perlu diperhatikan bahwa termometer telinga tidak digunakan untuk anak di bawah 6 bulan. Bila anak baru dari luar rumah di mana cuaca sedang dingin, tunggu 15 menit sebelum mengukur suhu telinga. Infeksi telinga tidak mempengaruhi akurasi suhu telinga. Caranya, ibu harus menarik telinga ke arah luar-belakang sebelum memasukkan termometer kemudian tahan alat di telinga anak selama kira-kira 2 detik (Anonim. 2010). F.
Alat Bahan
1.
Sebuah thermometer air raksa
2.
Air es
3.
Handuk
4.
Kapas
5.
Alkohol 70%
6.
Thermometer kamar
G. Cara Kerja
1.
Probandus tidur terlentang dengan badan bagian atas terbuka. Fossa axilaris dikeringkan lebih dahulu dengan handuk supaya keringat tidak membasahi thermometer.
2.
Thermometer klinis dimasukkan ke dalam fossa axilaris dan sebelum thermometer dipakai perhatikan, apakah air raksa dalam thermometer sudah turun sampai 35 oC.
3.
Lengan atas di adduksi pada toraks dengan demikian terjadi di sekitar tempat air raksa suatu ruangan yang tertutup, beberapa saat kemudian suhu mendekati suhu darah. Disebabkan oleh karena panas darah diteruskan dengan lambat melalui kulit pada thermometer.
4.
Thermometer diabaikan selama 10menit didalam fossa axilaris kemudian dibaca.
13
5.
Air raksa dalam thermometer diturunkan dan thermometer dibersihkan dengan alcohol
6.
Thermometer dimasukkan ke dalam mulut sehingga ujung thermometer terletak di bawah lidah
7.
Mulut ditutup rapat biarkan 10menit di dalam mulut. Ambil thermometer dari mulut kemudian baca
8.
Sekarang probandus bernafas dengan tenang melalui mulut terbuka setelah air raksa diturunkan maka letakkanlah thermometer di bawah lidah. Berapakah temperature setelah 5 menit berapakah temperatur setelah 10 menit tanpa menurunkan air raksa lebih dahulu .
9.
Sekarang berkumur air es kemudian termperatur di pasang lagi seperti percobaan sesudah air raksa diturunkan lebih dahulu. Pembacan dilakukan pada seperti percobaan di atas.
10. Percobaan no 1-4 diulangi dengan probandus yng berbeda 11. Amati hasil perubahan suhu tersebut dan jelaskan mengapa terjadi perubahab suhu/ perbedaan suhu tersebut.
14
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN A. Hasil o
1. Ketika termometer disisipkan di ketiak, suhu menunjukkan 37
C
dalamwaktu 10 menit. 2. Ketika termometer diletakan di bawah lidah suhu menunjukkan 37,5
o
C
dalam waktu 10 menit. 3. Ketika termometer diletakan di bawah lidah dalam mulut yang telah dikondisikan berusuhu dingin dengan mengunyah es selama beberapa menit suhu menunjukkan = 37,3 o C dalam waktu 10 menit. B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh data bahwa pengukuran suhu yang paling mendekati
akurat
adalah
pengukuran suhu
di
bawah
lidah
dibandingkan di ketiak. Demikian halnya saat pengukuran suhu di bawah lidah yang telah dikondisikan dalam keadaan dingin. Hal ini terjadi karena dalam mulut, memiliki banyak pembuluh darah dan jarang terpapar suhu udara luar di bandingkan di ketiak. Selain itu, terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhi termoregulasi, yaitu : a.
Usia
Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif konstan, masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat. Suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Bayi baru lahir mengeluaran lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu menggunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung dari ingkungan yang ektrem, suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,5 oC sampai 39,5 oC. Produksi panas akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki anak-anak. Perbedaan secara individu 0,25 oC sampai 0,55 oC adalah normal.
15
Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur sanpai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu oral 35 oC tidak lazim pada lansia dalam cuaca dingin. Namun rentang suhu tubuh pada lansia sekitar 36 oC. Lansia terutama sensitif terhadap suhu yang ektrem karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama pada kontrol vasomotor (kontrol vasokonstriksi dan vasodilatasi), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat dan penurunan metabolisme. b.
Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas. Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama, seperti lari jaak jauh, dapat meningatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41 oC. c.
Kadar hormon
Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Kadarprogesteron meningkat dan menurun secara bertahap selama siklus menstruasi. Bila kadar progesteron rendah, suhu tubuh beberapa derajat dibawah kadar batas. Suhu tubuh yang rendah berlangsung sampai terjadi ovulasi. Perubahan suhu juga terjadi pada wanita menopause. Wanita yang sudah berhenti mentruasi dapat mengalami periode panas tubuh dan berkeringat banyak, 30 detik sampai 5 menit. Hal tersebut karena kontrol vasomotor yang tidak stabil dalam melakukan vasodilatasi dan vasokontriksi. d.
Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 oC sampai 1 oC selama periode 24 jam. Bagaimanapun, suhumerupakan irama stabil pada manusia. Suhu tubuh paling rendah biasanya antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari suhu tubuh naik, sampai seitar pukul 18:00 dan kemudian turun seperti pada
16
dini hari. Penting diketahui, pola suhu tidak secara otomatis pada orang yang bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari. Perlu waktu 1-3 minggu untuk perputaran itu berubah. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai usia. Penelitian menunjukkan, puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia. e.
Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik dokter, suhu tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal f.
Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengluaran-panas dan suhu tubuh akan naik. Jika kien berada di lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubh mungkin rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekaisme suhu mereka kurang efisien. Macam-macam Termometer
Ada tiga jenis termometer yang digunakan untuk menentukan suhu tubuh adalah air raksa-kaca, elektronik dan sekali pakai. Dalam pemeriksaan, praktikan menggunakan termometer air raksa-kaca. Tingkat pendidikan inservice dapat mempengaruhi keakuratan dan reabilitas pembacaan suhu. Setiap alat pengukuran menggunakan derajat celsius atau skala fahrenheit. Termometer elektronik membuat praktikan dapat mengonversi skala dengan cara
mngaktifkan
tombol.
Berikut
termometer : a. Termometer air raksa-kaca
17
adalah
definisi
masing-masing
Termometer air raksa-kaca adalah termometer yang paling dikenal, telah digunakan sejak abad ke-15. termometer tersebut terbuat dari kaca yang pada salah satu ujungnya ditutup dan ujung lainya dengan bentolan berisi air raksa. Ada 3 jenis termometer kaca, yaitu oral (ujungnya ramping), stubby, dan rektal (ujungnya berbentuk buah pir). Ujung termometer oral langsing, sehingga memungkinkan pentolan lebih banyak terpapar pada pembuluh darah di dalam mulut. Termometer oral biasanya memiliki ujung berwarna biru. Termometer stubby biasanya lebih pendek dan lebih gemuk dari pada jenis oral. Dapat digunakan mengukur suhu dimana saja. Termometer rektal memiliki ujung yang tumpul atau runcing, untuk mencegah trauma terhadap jaringan rektal pada saat insersi. Termometer ini biasanya di kenali dengan ujung yang berwarna merah. Keterlambatan waktu pencatatan dan dan mudah pecah merupakan kerugian dari termometer air raksa-kaca. Keuntungan dari termometer air raksa-kaca adalah harga murah, mudah diperoleh, dan banyak tersedia. b. Termometer elektronik Termometer elektronik terdiri atas unit tampilan tenaga batere yang dapat diisi ulang, kabel kawat yang tipis dan alas yang memproses suhu yang dibungkus dengan kantung plastik sekali pakai. Salah satu bentuk termometer elektronik menggunakan alat seperti pensil. Probe tersendiri yang anti pecah tersedia untuk oral dan rektal. Probe untuk oral dapat juga digunakan untuk mengukur suhu di aksila. Selama 20 sampai 50 detik dari insersi, pembacaan terlihat pada unit tampilan tanda bunyi yang terdengar bila puncak pembacaan suhu terukur. Bentuk lain dari termometer elektronik digunakan secara khusus untuk pengukuran timpanik. Spekulum otoskop dengan ujung sensor inframerah mendeteksi penyebaran panas dari membran timpani. Dalam 2 sampai 5 detik dari mulai dimasukkan ke dalam kanal auditorius, hasilnya terlihat pada layar. Tanda bunyi terdengar saat puncak bacaan suhu telah tercapai. c. Termometer sekali pakai
18
Termometer sekali pakai dan penggunaan tunggal berbentuk strip kecil yang terbuat dari plastik dengan sensor suhu pada salah satu ujungnya. Sensor tersebut terdiri atas matrik dari lekukan seperti titik yang mengandung bahan kimia yang larut dan berubah warna pada perbedaan suhu. Digunakan untuk suhu oral dan aksila, terutama pada anak-anak. Dipakai dengan cara yang sama dengan termometer aksila dan digunakan hanya sekali. Waktu yang dibutuhkan untuk menunjukkan suhu hanya 60 detik. Termometer di ambil dan dibaca setelah sekitar 10 detik supaya stabil.Bentuk lain dari termometer sekali pakai adalah koyo (patch) atau pita sensitif suhu. Digunakan pada dahi atau abdomen, koyo akan berubah warna pada suhu yang berbeda. Kedua jenis termometer sekali pakai ini berguna untuk mengetahi suhu, khususnya pada bayi yang baru lahir. C. Aplikasi Klinis
1. Sistem Imun Sistem imun kita terdiri dari rangkaian sel, protein, jaringan otot, dan organ-organ tertentu. Sel yang terlibat dalam sistem imun manusia adalah lekosit (sel darah putih) yang diproduksi dan disimpan di berbagai lokasi di tubuh, seperti thymus, limpa, dan sumsum tulang. Dari lokasilokasi tersebut, lekosit menyebar ke seluruh organ tubuh melalui pembuluh limpatik dan pembuluh darah. Dengan demikian, sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara terkoordinasi dalam mengawasi pertahanan tubuh kita. Ada dua jenis lekosit, yakni fagosit dan limposit. Fagosit adalah sel-sel yang menghancurkan organisme pengganggu, sementara limposit adalah
sel-sel
yang
mengingat
dan
mengenali
para
pengganggu
sebelumnya dan kemudian membantu tubuh untuk menghancurkan mereka. Rangkaian sel, protein, jaringan otot, dan organ-organ tertentu itu adalah bagian dari sistem imun yang melindungi manusia dalam serangkaian proses yang dinamai respon imun. Karena ada respon imun,
19
maka sistem imun kita dapat menyerang para pengganggu penyebab berbagai penyakit tersebut. Sistem respon itu dimulai ketika suatu antigen (substansi asing yang menyerang tubuh) memasuki tubuh. Tubuh kemudian mengenali dan merespon antigen tersebut dengan cara memicu produksi antibodi (protein khusus yang diarahkan untuk antigen tertentu juga). Bila sudah diproduksi, antibodi itu akan bertahan di dalam tubuh dan bersiaga untuk menghalau antigen yang telah dikenali sebelumnya. Makanya, bila seseorang sudah pernah terkena suatu penyakit tertentu, misalnya cacar air, biasanya ia tidak akan terkena penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Konsep itulah yang mendasari cara kerja imunisasi. Vaksin imunisasi memperkenalkan tubuh terhadap antigen tertentu. Antigen itu diformulasikan sedemikian rupa untuk tidak membuat tubuh sakit, melainkan memicu tubuh untuk memproduksi antibodi yang akan melindungi tubuh dari serangan antigen tersebut. Dengan demikian, antibodi itu diharapkan akan melindungi tubuh dari serangan antigen sejenis di masa depan. Walau
antibodi
mampu
mengenali
antigen dan menempatkannya sebagai sasaran, antibodi tidak dapat menghancurkannya tanpa bantuan.
Di
sinilah
sel-T
menunjukkan
kemampuannya sehingga lumrah bila sel-T dikenal dengan nama "sel pembunuh". Selain
mengenali
dan
menargetkan
antigen, antibodi juga dapat menetralkan racun yang diproduksi oleh berbagai organisme. Pun, antibodi punya wewenang untuk mengaktivasi "komplemen", satu kelompok protein yang merupakan bagian dari sistem imun dan berfungsi membantu membunuh bakteri, virus, atau sel yang terinfeksi. Semua bagian sistem imun itu bekerja melindungi tubuh kita dari berbagai penyakit. Perlindungan itu dinamai imunitas. Namun, imunitas
20
setiap orang berbeda. Ada yang terlihat selalu sehat, ada yang mudah sakit. Seiring pertambahan usia, antibodi kita pun mengenal semakin banyak antigen. Itulah sebabnya orang dewasa cenderung lebih jarang sakit dibandingkan anak-anak. Perbedaan itu bisa terletak pada salah satu dari tiga jenis imunitas yang pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang. Pertama, imunitas natural ada di dalam tubuh kita sejak kita lahir. Imunitas ini membuat tubuh kita terlindung dari kuman-kuman yang dapat menyerang makhluk lain. Makanya, virus yang menyebabkan leukemia pada kucing tidak berpengaruh apa pun pada manusia. Demikian juga sebaliknya. Virus flu burung dan flu babi yang menyerang manusia adalah varian virus yang sudah bermutasi sehingga dapat menembus imunitas kita. Memang ditulari oleh hewan, namun masuk ke dalam tubuh manusia dalam bentuk mutan baru. Jenis kedua, yakni imunitas adaptif, adalah imunitas yang berkembang seumur hidup kita karena tubuh kita terkena serangan penyakit atau mendapat vaksinasi. Imunitas pasif adalah jenis yang ketiga. Dinamai pasif karena "dipinjam" dari sumber lain dan bertahan untuk waktu singkat. Misalnya ASI. Melalui ASI, seorang Ibu memberikan antibodinya kepada si bayi sehingga memberikan imunitas sementara terhadap antigen-antigen yang telah dikenali oleh antibodi tersebut saat masih berada di dalam tubuh sang ibu. Antibodi itu akan melindungi si bayi di masa-masa awal pertumbuhannya. Namun, seperti payung yang terkadang tak dapat melindungi seluruh tubuh kita dari terpaan hujan, imunitas pun tak selalu berhasil menjalankan tugasnya. Inilah penyebab mengapa kita menjadi sakit atau terinfeksi. Biasanya hal tersebut disebabkan oleh berbagai masalah. Ada empat kategori penyebab masalah pada sistem imun manusia, yakni gangguan immunodefisiensi, autoimun, alergi, atau kanker pada bagian tertentu di sistem imun. (Anonim, 2012).
21
2. Demam Bila suhu tubuh naik lebih satu derajat dari suhu normal dan menimbulkan ketidaknyamanan , kita menyebut hal ini sebagai demam. Secara awal demam dapat diketahui dari perasaan lebih panas pada perabaan di kepala, leher dan tubuh. Pengukuran lebih akurat dilakukan dalam keadaan istirahat dengan thermometer pengukur suhu tubuh. Seseorang dapat dikatakan demam bila suhu tubuhnya di atas 38 derajat celcius. Penderita demam sering menggigil dan merasa kedinginan bila suhu tubuh naik beberapa derajat secara mendadak. Pada dasarnya demam adalah alarm tubuh yang diberikan sang pencipta kepada kita, yang memberitahukan bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak beres dalam tubuh. Demam. memang gejala yang dapat berdiri sendiri atau bagian dari kumpulan gejala suatu penyakit. Karena itu segeralah mencari tahu faktor apa yang menyebabkan demam itu. Dokter biasanya akan mencari gejala lain untuk menetapkan penyebab demam tersebut. Misalnya bila demam disertai mual dan muntah, berarti ada gangguan didaerah pencernaan. Atau demam yang disertai batuk berlendir maka gangguan adalah pada saluran pernafasan. Pada bayi dan anak-anak, infeksi virus dan bakteri merupakan penyebab utama demam.Naik turunnya suhu tubuh kita diatur oleh thermostat pengatur suhu yang berada di otak kita (hipotalamus). Pusat pengaturan suhu tubuh itu mematok suhu badan kita di satu titik yang disebut set point. Dimanapun kita berada, apakah di gurun pasir yang terik atau di kutub utara yang dingin suhu tubuh manusia sehat tetap dijaga sekitar 37 derajat Celcius. Termostat hipotalamus bekerja berdasarkan informasi dari ujung saraf dan suhu darah yang beredar di tubuh. Di udara dingin hipotalamus akan membuat program agar tubuh tidak kedinginan, dengan menaikkan set point alias menaikkan suhu tubuh. Caranya dengan mengerutkan pembuluh darah, sehingga badan menggigil dan tampak pucat.Sedangkan di udara panas, hipotalamus tentu saja harus menurunkan suhu tubuh untuk mencegah heatstroke. Caranya dengan mengeluarkan
22
panas melalui penguapan. Pembuluh darah melebar, pernapasan pun menjadi lebih cepat. Makanya, pada saat kepanasan, selain berkeringat, kulit kita juga tampak kemerahan. Demam bisa muncul akibat infeksi yang terjadi setelah invasi bakteri atau virus ke dalam tubuh kita. Ketika kuman menyerang, tubuh berusaha mengatasi invasi itu dengan mengerahkan sistem pertahanan tubuh (perangkat daya tahan tubuh). Pada kondisi ini semua perangkat daya tahan tubuh meningkatkan aktifitasnya untuk menghancurkan kuman penyebab
infeksi.
Hypotalamus
yang
terdapat
di
otak
segera
memerintahkan peningkatkan suhu tubuh. Boleh jadi temperature yang tinggi sengaja diciptakan untuk lebih mudah mengenyahkan virus mengingat virus memang tidak tahan hidup pada suhu tinggi. (Kimin, 2011).
3. Hipotermia Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami penurunanan suhu inti (suhu organ dalam). Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruh tubuh (Edema Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 32°C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low readingtermometer) sampai 25°C. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakanawal penyakit yang berakhir dengan kematian. Beberapa jenis hipotermia, yaitu:
Accidental hypothermia, terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga <35°C>.
Primary accidental hypothermia, merupakan hasil dari paparan langsung terhadapudara dingin pada orang yang sebelumnya sehat.
Secondary accidental hypothermia merupakan komplikasi gangguan sistemik (seluruh tubuh) yan serius. Kebanyakan terjadinya sih di usim dingin (salju) dan iklim dingin.
23
Penyebab Hipotermi, yaitu: 1. Yang pasti, ada kontak dengan lingkungan yang dingin. 2. Adanya gangguan atau penyakit yang diderita. 3. Penggunaan obat-obatan (alkohol, barbiturate, phenothiazine, insulin, steroid, β-blocker. 4. Sepsis, hipotiroid, radang pancreas Gejala dan Indikasi Penyakit Hipotermia
Gejala awal hipotermia apabila suhu < 36°C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32°C - <36°C).
Gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan mengantuk yang sangat luar biasa.Selanjutnya pandangan mulai menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik menjadilamban.
Bila tubuh korban basah, maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.Selain itu bila angin bertiup kencang, maka pendaki akan cepat sekali kehilangan panastubuhnya (“faktor wind cill”). Jadi kalau badan basah kuyub kehujanan dan anginbertiup kencang, maka potensi
hipotermia
menjadi
“paradoxical
feeling
of
warmt”
akansemakin cepat terjadi.
Puncak dari gejala hipotermia adalah korban tidak lagi merasa kedinginan, tapi diamalah merasa kepanasan (dlm bukunya Norman Edwin disebut “paradoxical feeling of warmt”). Oleh karena itu si korban akan melepas bajunya satu per satu dan tetap masihmerasa kepanasan.
Hipotermia menyerang saraf dan bergerak dengan pelan, oleh karena itu sang korbantidak merasa kalau dia menjadi korban hipotermia. Dari sejak korban tidak bisamenahan kedinginan sampai malah merasa kepanasan di tengah udara yang terasamembekukan, korban biasanya tidak sadar kalau dia telah terserang hipotermia.
Dalam
kasus
penderita
hipotermia
yang
sampai
pada
taraf
“paradoxical feeling of warmt” selain merasa kepanasan dia juga
24
terkena halusinasi. Akan tetapi, dalam banyak hal lainnya, halusinasi juga
telah
terjadi
walau
si
korban
tidak
sampai
mengalami“paradoxical feeling of warmt”. Yang jelas, ketika si korban hipotermia sudahkehilangan “kesadaran”, maka dia akan mudah terkena halusinasi. Dan faktor halusinasiini yg sangat ber bahaya karena korban akan “melihat bermacam-macam hal” dan diaakan mengejar apa yg dilihatnya itu tanpa menghiraukan apa-apa yg ada di hadapannya.Jadi tidaklah mengherankan kalau banyak korban hipotermia ditemukan jatuh ke jurangtelah meninggal dunia. Tindakan-tindakan Pencegahan Penyakit Hipotermia:
Gejala kedinginan yang lebih parah akan membuat gerakan tubuh menjadi tidak terkoordinasi, berjalan sempoyongan dan tersandungsandung. Pikiran menjadi kacau,bingung, dan pembicaraannya mulai ngacau. Kulit tubuh terasa sangat dingin biladisentuh, nafas menjadi pendek dan lamban. Denyut nadi pun menjadi lamban,seringkali menjadi
kram
bahkan
akhirnya
pingsan.
Untuk
membantu
penderitasebaiknya jangan cepat-cepat menghangatkan korban dengan botol berisikan air panasatau membaringkan di dekat api atau pemanas. Jangang menggosok-gosok tubuhpenderita. Jika korban pingsan, baringkan dia dalam posisi miring. Periksa saluranpernafasan, pernafasan dan denyut nadi. Mulailah pernafasan buatan dari mulut danmenekan dada.
Pindahkan ke tempat kering yang teduh. Ganti pakaian basah dengan pakaian keringyang hangat, selimuti untuk mencegah kedinginan. Jika tersedia, gunakan bahan tahanangin, seperti alumunium foil atau plastik untuk perlindungan lebih lanjut. Panas tubuhdari orang lain juga bagus untuk diberikan, suruh seseorang melepas pakaian, dan berbagi pakai selimut dengan si korban. Jika penderita sadar, berikan minuman hangat jangan memberikan minuman alkohol. Segeralah cari bantuan medis.
Bila kita melakukan kegiatan luar ruangan (pendakian gunung khususnya) pada musimhujan atau di daerah dengan curah hujan
25
tinggi, harus membawa jas hujan, pakaianhangat (jaket tahan air dan tahan angin) dan pakaian ganti yang berlebih dua tiga stel,serta kaus tangan dan topi ninja juga sangat penting. Perlengkapan yang tidak kalahpentingnya adalah sepatu pendakian yang baik dan dapat menutupi sampai mata kaki, jangan pakai sendal gunung atau bahkan jangan pakai sendal jepit.
Bawa makanan yang cepat dibakar menjadi kalori, seperti gula jawa, coklat dll. Dalam perjalanan banyak “ngemil” untuk mengganti energi yang hilang.
Bila angin bertiup kencang, maka segeralah memakai perlengkapan pakaian hangat,seperti jaket dan kaus tangan. Kehilangan panas tubuh tidak terasa oleh kita, dan tahu-tahu saja kita jatuh sakit.
Bila hujan mulai turun bersegeralah memakai jas hujan, jangan menunggu hujanmenjadi deras. Cuaca di gunung tidak dapat diduga. Hindari pakaian basah kena hujan.
Bila merasa dirinya lemah atau kurang kuat dalam tim, sebaiknya terus terang padateam leader atau anggota seperjalanan yang lebih pengalaman untuk mengawasi danmembantu bila dirasa perlu.
Semangat dan jangan gampang menyerah bila kondisi mulai memburuk.
(Anonim, 2005).
4. Hipertermia Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamusbila mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhuioleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik). Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah penyakit berat dengan cirri temperatur inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh pajanan panaslingkungan (sengatan panas klasik) atau kegiatan fisik yang berat. Lingkungan yang terlalupanas juga
26
berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat dengansumber panas, dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan selimut. Gejala hipertermia pada bayi baru lahir :
Suhu tubuh bayi > 37,5 °C
Frekuensi nafas bayi > 60 x / menit
Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, jumlahurine berkurang
Klinis
Sengatan panas memiliki ciri khas di mana suhu tubuh inti lebih dari 40,6 derajatcelcius disertai disfungsi sistem saraf pusat yang berat (psikosis, delirium, koma) dananhidrosis (kulit yang panas dan kering). Manifestasi dini, disebut kelelahan panas (heat exhaustion), tidak khas dan terdiri dari rasa pusing, kelemahan, sensasi panas, anoreksia,mual, muntah, sakit kepala dan sesak napas. Komplikasi serangan panas mencakup gagal jantung kongestif dan aritmia jantung,edema serebral dan kejang serta defisit neurologis difus dan fokal, nekrosis hepatoseluler dan syok. Terapi
Kunci mengatasi hipertermia adalah pendinginan. Hal ini dimulai segera dilapangan dan suhu tubuh inti harus diturunkan mencapai 39°Celsius dalam jam pertama. Lamanya hipertermia adalah yang paling menentukan hasil akhir. Berendam dalam es lebih baik dari pada menggunakan alkohol maupun kipas angin. Komplikasimembutuhkan perawtan di ruang intensif. Suhu tubuh kita dalam keadaan normal dipertahankan di kisaran 37°C oleh pusatpengatur suhu di dalam otak yaitu hipotalamus. Pusat pengatur suhu tersebut selalumenjaga keseimbangan antara jumlah panas yang diproduksi tubuh dari metabolismedengan panas yang dilepas melalui kulit dan paru sehingga suhu tubuh dapat dipertahankandalam kisaran normal. Walaupun demikian, suhu tubuh kita memiliki fluktuasi
27
harian yaitusedikit lebih tinggi pada sore hari jika dibandingkan pagi harinya. Demam merupakan suatu keadaan dimana terdapat peningkatan suhu tubuh yangdisebabkan kenaikan set point di pusat pengatur suhu di otak. Hal ini serupa dengan pengaturan set point (derajad celsius) pada remote AC yang bilamana set point nyadinaikkan maka temperatur ruangan akan menjadi lebih hangat. Suatu nilai suhu tubuhdikatakan demam jika melebihi 37,2 „C pada pengukuran di pagi hari dan atau melebihi37,7'C pada pengukuran di sore hari dengan menggunakan termometer mulut. Termometerketiak akan memberikan hasil nilai pengukuran suhu yang lebih rendah sekitar 0.5'C jikadibandingkan dengan termometer mulut sehingga jenis termometer yang digunakanberpengaruh dalam pengukuran suhu secara tepat. Sebagian besar kasus demam memang disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi danperadangan sehingga gejala demam seringkali diidentikkan dengan adanya infeksi dalamtubuh. Namun sebenarnya ada banyak proses lainnya selain infeksi yang dapatmenimbulkan gejala demam antara lain alergi, penyakit autoimun, kelainan darah dan keganasan. Berbagai proses tersebut akan memicu pelepasan pirogen, yaitu mediatorpenyebab demam, ke dalam peredaran darah yang lebih lanjut akan memicu pelepasan zattertentu yang bernama prostaglandin sehingga akan menaikkan set point di pusatpengaturan suhu di otak. Pelepasan prostaglandin tersebut pulalah yang merupakan dalang dari timbulnyaberbagai gejala yang sering menyertai demam yaitu badan meriang, pegal-linu dan sakit kepala. Set point di pusat pengatur suhu di otak yang tiba-tiba naik tersebut akan membuattubuh merasa bahwa suhu badan berada dibawah nilai normal akibatnya pembuluh darahakan menyempit untuk mencegah kehilangan panas badan dan tubuh akan mulai menggigiluntuk menaikkan suhu tubuh. Jadi menggigil dapat dikatakan suatu tahapan awal darikenaikan suhu tubuh dalam proses demam. Dengan demikian, gejala menggigil, demam,sakit kepala, dan badan pegal-linu merupakan satu paket gejala yang disebabkan olehproses yang sejalan.
28
Selain itu terdapat pula kondisi „demam' lainnya namun yang tidak disebabkan olehkenaikan set point di pusat pengatur suhu di otak, yaitu dikenal sebagai hipertermia. Padahipertermia, terdapat kenaikan suhu tubuh yang tinggi yang disebabkan oleh peningkatansuhu inti tubuh secara berlebihan sehingga terjadi kegagalan mekanisme pelepasan panas. Hipertermia antara lain dijumpai pada heat stroke (tersengat panasnya udara lingkungan),aktivitas fisik yang berlebihan pada cuaca panas serta dikarenakan efek dari beberapa jenisobat-obatan seperti ekstasi. Terapi hipertermia (disebut juga termoterapi, selanjutnya kita sebut hipertermiasaja) adalah pengobatan kanker dengan cara memanaskan jaringan tubuh sampai mencapai 44° bahkan 45°C. Riset membuktikan bahwa suhu yang tinggi dapat menghancurkan danmembunuh sel kanker, dengan kerusakan minimal pada jaringan normal. Dengan merusak protein maupun struktur sel, hipertermia dapat membunuh sel kanker dan memperkecilukuran tumor. Biasanya hipertermia digunakan bersamaan dengan terapi lain, misalnyaradioterapi, kemoterapi, atau imunoterapi, karena hipertermia dapat
membuat
sel
kankerlebih
sensitif,
bahkan
dapat
langsung
menghancurkan sel-sel kanker yang tidak dapatdihancurkan oleh radiasi. Efek Samping Hipertermia Terapi hipertermia pada umumnya tidak menyebabkan kerusakan jaringannormal/sehat
jika
suhunya
tidak
melebihi
43,8°C.
Tetapi
perbedaan karakter jaringan dapatmenimbulkan perbedaan suhu atau efek samping pada jaringan tubuh yang berbeda-beda. Yang sering terjadi adalah rasa panas (seperti terbakar), bengkak berisi cairan (mlenthung – Jw), tidak nyaman, bahkan sakit. Teknik perfusi dapat menyebabkan pembengkakan jaringan, penggumpalan darah,perdarahan, atau gangguan la in di area yang diterapi. Tetapi
efek
samping
ini
bersifatsementara.
Sedang
whole
body
hyperthermia dapat menimbulkan efek samping yang lebihserius – tetapi jarang terjadi – seperti kelainan jantung dan pembuluh darah. Kadang efek samping yang muncul malah diare, mual, atau muntah.
29
(Kartika, 2009).
30
BAB III KESIMPULAN
1. Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. 2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya termoregulasi yaitu : usia, olahraga, kadar hormon, irama sirkadian, stres, lingkungan. 3. Dalam melakukan sebuah tindakan pemeriksaan suhu diperlukan ketepatan dan dalam pemilihan alat seperti termometer pada saat mengukur suhu harus sesuai dengan fungsinya masing-masing.
31