PENGARUH PERUBAHAN FOTOPERIODE TERHADAP SIKLUS ESTRUS MENCIT
LAPORAN PRAKTIKUM
SYAMSUL MU’MIN NIM. P2BA11048
PROGRAM STUDI BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2012
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Pada mamalia ditemukan dua siklus berbeda yang merupakan pola sekresi hormon dan berbagai peristiwa reproduktif. Manusia dan banyak primata lainmempunyai
siklus
menstruasi
(menstrual
cycle),
sementara
mamalia
lainmempunyai siklus estrus (estrus cycle). Estrus yang dalam bahasa latin disebut “oestrus” yang berarti “kegilaan” atau “gairah” adalah satu – satunya waktu dimana perubahan vagina memungkinkan terjadinya perkawinan. Lama siklus estrus pada mencit hanya 5 hari (Campbell et all, 2004). Pada beberapa jenis ternak yang hidup di daerah berikilim subtropis, siklus birahi (estrus) hanya terjadi selama musim kawin dan periodevbukan musim kawin ternak betina dalam keadaan unestrus (tidak birahi). Pada sejumlah mamalia, proses reproduksi terjadi selama satu periode terbatas dalam setahun, seperti pada sebagian besar hewan menyusui. Estrus adalah keadaan fisiologi hewan betina yang siap menerima perkawinan dengan jantan. Siklus birahi dibagi dua fase luteal dan fase folikel. Pada fase luteal dicirikan oleh aktifnya korpus luteum yang mensekresikan progesterone pada level yang tinggi sedangkan LH dan FSH rendah.
Pada fase
folikel diawali pada saat corpus luteum lisis, kadar progesteron menurun dan pertumbuhan folikel mulai aktif dan, mensekresikansecara bertahap estrogen sesuai dengan perkembangan populasi folikel.Peningkatan estrogen akan menimbulkan terjadinya tingkahlaku birahi dan controlumpan balik positif terhadap hipotalamus dan hipofisia yang berdampak meningkatkan pulsaliti LH dan kadar FSH sampai terjadi evolusi (Sonjaya, 2008). Hewan yang mengalami siklus estrus, selama satu siklus hewan betina siap menerima hewan jantan untuk kawin hanya dalam waktu yang singkat, yaitu padamasa ovulasi. Selain itu, dinding saluran reproduksi pada akhir siklus tidak mengalami disintegrasi dan tidak luruh sehingga tidak ada pendarahan. Siklusestrus terdiri atas empat tahap/fase, yaitu tahap diestrus, proestrus, estrus, dan
metestrus. Tahapan/fase estrus yang dialami hewan dapat dikenali dari gambaransel yang diperoleh melalui apusan vagina (Isnaeni, 2006). Pada tikus dan mencit, perubahan– perubahan yang berlangsung
pada vagina
meliputi perubahan histology epitel yang tergambar pada saat dilakukanpengamatan apusan vagina. Teknik preparat apusan vagina sangat bermanfaatterutama pada spesies yang memiliki siklus estrus pendek (mencit dan tikus),karena pada spesies ini histologi dapat mencerminkan kejadian – kejadian pada ovarium dengan tepat (Nalbandov, 1990) Proses aktivitas sekual dari awal sampai akhir dan diulangi lagi disebut siklus estrus. Siklus estrus merupakan siklus reproduksi dari hewan mamalia betina dewasa. Perubahan dalam siklus estrus dapat diamati dengan cara pembuatan preparat apusan vagina atau disebut vaginal smear . Vaginal smear merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi fase siklus estrus yang sedang dialami oleh individu betina. Setiap siklus estrus memiliki tipe sel yang berbeda. Perbedaan tipe sel ini dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui suatu fase estrus pada individu betina. Periode antara satu fase estrus dengan fase estrus berikutnya disebut siklus estrus oleh karena itu, dilakukan praktikum siklus estrus ini, yaitu dengan membuat preparat sitologis apusan vagina yang dapat digunakan untuk mengetahui tahap-tahap siklus estrus pada mencit. 1.2.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan photoperiode terhadap siklus estrus yang dialami oleh mencit betina ( Mus musculus).
II. DASAR TEORI
Pada mamalia ada rasa membiak (birahi) yang datang secara berkala bagi betinanya, disebut estrus (oestrus). Karena itu pada kelompok hewan demikian daur pembiakan sama atau serentak dengan daur estrus. Daur estrus adalah suatu peristiwa antara dua kejadian estrus (Yatim, 1994). Seluruh bagian sistem reproduksi mengalami perubahan berkala dalam daur itu. Prinsipnya menyesuaikan diri dengan daur yang dialami alat kelamin primer, yakni ovarium. Pada suatu ketika dalam daur itu ovarium menghasilkan banyak estrogen, dan ini mempengaruhi saluran atau kelenjar sekunder. Bahkan juga tabiat atau behaviour tubuh betina itu secara keseluruhan mengalami perubahan berkala, sesuai deengan perubahan produksi estrogen dalam ovarium (Yatim, 1994) Metode vaginal smear menggunakan sel epitel dan sel lukosit sebagai bahan identifikasi. Sel epitel merupakan sel yang terletak di permukan vagina, sehingga apabila terjadi perubahan kadar estrogen maka sel epitel merupakan sel yang paling awal terkena akibat dari perubahan tersebut. Sel leukosit merupakan sel antibodi yang terdapat di seluruh bagian individu. Sel leukosit di vagina berfungsi membunuh bakteri dan kuman yang dapat merusak ovum. Sel epitel berbentuk oval atau polygonal, sedangkan sel leukosit berbentuk bulat berinti (Nalbandov, 1990). Siklus Estrus
Mamalia betina memiliki dua jenis siklus yang berbeda. Manusia dan banyak primata lain mempunyai siklus menstruasi, sementara mamalia lain mempunyai siklus estrus. Siklus ini berdasarkan perubahan berkala pada ovarium, yang terdiri dari 2 fase, yaitu folikel dan lutein. Fase folikel merupakan fase pembentukan folikel sampai masak, sedangkan fase lutein adalah fase setelah ovulasi sampai ulangan berikutnya dimulai (Yatim, 1994). Banyak hewan yang memiliki daur estrus sekali setahun, disebut monoestrus. Terdapat pada rusa, kijang, harimau, srigala, kucing hutan, dan sebagainya. Ada pula yang memiliki daur beberapa kali setahun, disebut polyestrus. Daur ini pada umumnya terdapat pada Rodentia dan hewan yang sudah turun-temurun dipiara,
seperti kucing dan anjing. Anjing memiliki daur 2-3 kali setahun, kucing bisa sampai 4 kali (Yatim, 1994). Daur estrus, terutama pada polyestrus dapat dibedakan atas tahap : proestrus, estrus, dan diestrus. Proestrus adalah periode pertumbuhan folikel dan dihasilkannya banyak estrogen. Estrogen ini merangsang pertumbuhan selluler pada alat kelamin tambahan, terutama pada vagina dan uterus. Estrus merupakan klimaks fase folikel. Pada masa inilah betina siap menerima jantan, dan pada saat ini pula terjadi ovulasi (kecuali pada hewan yang memerlukan rangsangan sexual lebih dulu untuk terjadinya ovulasi). Waktu ini betina jadi berahi atau panas. Apabila terjadi coitus dan pembuahan, esrtrus diiringi oleh masa hamil. Kalau tidak terjadi pembuahan, terjadi masa haid. Di masa hamil atau haid berlangsunglah fase lutein. Pada fase ini corpus luteum dalam ovarium giat menghasilkan progesteron. Ciri-ciri dari fase siklus estrus tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Proestrus : terdapat sel epitel biasa
2.
Estrus : terdapat sel menanduk (cornified)
3.
Diestrus : terdapat sel epitel biasa dan banyak lekosit
4.
Matestrus (kalau ada) : terdapat banyak sel epitel menanduk dan lekosit,
kemudian juga sel epitel biasa (Yatim, 1994). Kebanyakan pada mamalia, jika tiada kehamilan, ovarium dan alat kelamin tambahan mengalami perubahan berangsur kembali kepada suasana istirahat, tenang, yang disebut diestrus. Beberapa siklus estrus memiliki masa metestrus atau anestrus. Ini adalah perpanjangan masa diestrus, yang setelah selesai satu daur estrus tak segera dimulai dengan proestrus baru daur berikutnya. Masa istirahat atau masa non-fertil ini berlangsung 1-2 hari, berminggu, atau sampai berbulan. Tikus 1-2 hari, manusia 10-15 hari, dan anjing 40-50 hari (Yatim, 1994). Fase estrus, folikel sudah masak dan tinggal menunggu ovulasi. Pada binatang ada yang terjadi ovulasi secara spontan, sesudah saatnya telur akan keluar dengan sendirinya. Tidak pasti pada tipe tersebut terjadi ovulasi karena folikel itu gugur sebelum masak, keadaan itu disebut siklus estrus tanpa ovulasi.
Tabel 2 : Beberapa species hewan yang ovulasinya spontan Species
Waktu Estrus
pertengahan
Waktu Ovulasi
Anjing
5-10 hari estrus.
siklus Pada hari ke 1, atau 2-5 setelah estrus mulai.
Marmut
6-11 jam
1-2 jam pada fase estrus mulai.
Kuda
Rata-rata 5-6 hari
1-2 hari sebelum estrus berakhir atau hari ke 3 dalam estrus.
Kambing
36 jam
Pada akhir estrus jam ke 20-36
Babi
1-5 hari
Pada hari ke 1-3 setelah estrus mulai.
Tikus
9-20 jam
8-11 jam setelah estrus mulai.
Wanita
Hasrat menerima suami tidak Pada hari ke 12-17 setelah hari tergantung siklus estrus, akan pertama menstruasi. tetapi tergantung situasi dan kondisi. Sumber : (Sagi, 1990).
Definisi dan Periode di dalam Siklus Estrus
Siklus estrus adalah waktu antara periode estrus. Betina memiliki waktu sekitar 25-40 hari pada estrus pertama. Mencit merupakan poliestrus dan ovulasi terjadi secara spontan.durasi siklus estrus 4-5 hari dan fase estrus sendiri membutuhkan waktu. Tahapan pada siklus estrus dapat dilihat pada vulva. Fase-fase pada siklus estrus diantaranya adalah estrus, metestrus, diestrus, dan proestrus. Periode-periode tersebut terjadi dalam satu siklus dan serangkaian, kecuali pada saat fase anestrus yang terjadi pada saat musim kawin (Nongae, 2008). Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus. Pada fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat. Akhir periode ini adalah efek estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat diamati (Nongae, 2008). Menurut Shearer (2008), fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan
dengan pertumbuhan folikel dan produksi estrogen. Peningkatan jumlah estrogen menyebabkan
pemasokan
darah ke
sistem reproduksi untuk meningkatkan
pembengkakan sistem dalam. Kelenjar cervix dan vagina dirangsang untuk meningkatkan
aktifitas
sekretori
membangun
muatan
vagina
yang
tebal.
Fase estrus merupakan periode waktu ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan. Ovulasi berhubungan dengan fase estrus, yaitu setelah selesai fase estrus (Nongae, 2008). Pada fase ini estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat. Selama fase ini sapi menjadi sangat kurang istirahat yang kemungkinan dapat kehilangan dalam memperoduksi susu selama fase ini berlangsung. Pasokan darah ke dalam sistem reproduksi meningkat dan sekresi kelenjar dirangsang dengan membangun viscid mucus yang dapat diamati pada vulva. Kira-kira setelah 14-18 jam, fase estrus mulai berhenti. Selanjutnya betina tidak mengalami ovulasi hingga setelah fase estrus (Shearer, 2008). Fase metestrus diawali dengan penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini. Selain itu pada fase ini juga terjadi peristiwa dikenal sebagai metestrus bleeding (Nongae, 2008). Fase diestrus merupakan fase corpus luteum bekerja secara optimal. Pada sapi hal ini di mulai ketika konsentrasi progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus luteum. Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan (Nongae, 2008). Fase ini merupakan fase yang terpanjang di dalam siklus estrus. Terjadinya kehamilan atau tidak, CL akan berkembang dengan sendirinya menjadi organ yang fungsional yang menhasilkan sejumlah progesterone. Jika telur yang dibuahi mencapai uterus, maka CL akan dijaga dari kehamilan. Jika telur yang tidak dibuahi sampai ke uterus maka CL akan berfungsi hanya beberapa hari setelah itu maka CL akan meluruh dan akan masuk siklus estrus yang baru (Shearer, 2008). Ciri- ciri lain dari siklus estrus pada mencit adalah pada fase diestrus, vagina terbuka kecil dan jaringan berwarna ungu kebiruan dan sangat lembut. Pada fase proestrus, jaringan vagina berwarna pink kemerahan dan lembut. Pada fase estrus,
vagina mirip dengan pada saat fase proestrus, namun jaringannya berwarna pink lebih terang dan agak kasar. Pada fase metestrus 1, jaringan vagina kering dan pucat. Pada metestrus II, vagina mirip metestrus 1 namun biobir vagina edematous (Hill, 2006).
Hormon Pengendali Siklus Estrus pada Mencit
Regulasi pada siklus estrus melibatkan interaksi resiprokal antara hormon reproduksi dari hypothalamus, anterior pituitry, dan sel-sel telur. Interaksi antara uterus dengan sel-sel telur juga penting. PGF2 dari uterus merupakan luteolysin alami yang menyebabkan regresi corpus luteum dan penghentian produksi progesteron (Nongae, 2008). Progesteron memiliki peranan dominan dalam meregulasi siklus estrus. Selama fase diestrus corpus luteum yang bekerja dengan optimal, konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat pelepasann FSH dan LH melalui kontorl umpan balik negatif dari hypothalamus dan anterior pituitary. Progesteron juga menghambat perilaku estrus. Diharapkan pada kondisi kehamilan , konsentrasi progesterone yang tinggi menghambat pelepasan hormon gonadotropin sebaik menghambat perilaku estrus penigkatan kecil pada LH yang terjadi selama fase diestrus merupakan faktor untuk mempertahankan fungsi corpus luteum. Pada pertengahan fase diestrus meningkatkan pertumbuhan folikel dan estrogen, yang dididahului dengan menigkatnya FSH, yang sebenarnya merupakan perubahan kecil jika dibandingkan pada perubahan yang terjadi selama fase estrus. Jika betina tidak mengalami kehamilan selama fase awal estrus, PGF2 akan dilepaskan dari uterus dan dibawa menuju ovari (Nongae, 2008).
III. MATERI DAN METODE
3.1. Materi Praktikum Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain mikroskop cahaya, gelas obyek, gelas penutup, pipet, cotton bud , larutan alkohol fiksatif 70%, larutan Phosphat Buffer Saline (PBS), larutan pewarna giemsa dan mencit betina ( Mus musculus).
Prosedur kerja
Cotton bud dibilas dengan akuades dan dimasukkan ke dalam vagina mencit betina dengan sudut ± 45 C dan diusap sebanyak 2-3 kali putaran. Hasil usapan dari cotton bud dibuat preparat apusan. Preparat apusan dimasukkan ke dalam larutan alkohol fiksatif 70% selama 10 menit, kemudian diangkat dan dikeringanginkan. Apusan lalu dimasukkan ke dalam larutan Phosphat Buffer Saline (PBS) selama 5 menit, dibilas dengan air mengalir dan dikeringanginkan. Diamati morfologi sel epitel pada preparat yang telah dibuat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (100X) kemudian perbesaran kuat (400X). Pengamatan dilakukan selama
4 minggu dan dicatat
perbedaan-perbedaan sel yang didapat pada tiap-tiap siklus estrus.
2.2. Lokasi Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil DATA PRAKTIKUM FOTOPERIODE MENCIT
Fase estrus Kel
Perlakuan
Minggu awal
Minggu akhir
Pangkal
Tengah
Ujung
1
Kontrol
Estrus
Estrus awal
Proestrus
Pangkal Met estrus
2
6 jam (t)
Estrus
3
6 jam
Proestrus Proestrus awal
Estrus Proestrus awal
Estrus Met estrus
Unestrus
4
8 jam (t)
Proestrus Proestrus awal Proestrus akhir
Estrus
Estrus
Estrus
Estrus
5
9 jam
Estrus
Metestrus
Estrus
Proestrus
Estrus
Estrus Estrus Proestrus akhir
Tengah Proestrus
Ujung Estrus akhir Estrus
Dokumentasi Praktikum
Gambar 1. Perlakuan photoperiode mencit
Gambar 2. Kandang mencit
Gambar 3. Pengambilan smear vagina
Gambar 4. Pengambilan smear vagina
Gambar 5. Smear vagina pangkal 1
Gambar 6. Smear vagina pangkal 2
Gambar 7. Smear vagina pangkal 3
Gambar 8. Smear vagina Tengah 1
Gambar 9. Smear vagina Tengah 2
Gambar 11. Smear vagina Ujung 1
Gambar 10. Smear vagina Tengah 3
Gambar 12. Smear vagina Ujung 2
Gambar 13. Smear vagina Ujung 3
B. Pembahasan
Mencit yang telah dewasa dan siap dikawinkan mempunyai bobot jantan kurang lebih 28 gram, betina 20-25 gram. Kebuntingan antara 17-22 hari, rata-rata 21
hari Mencit termasuk hewan polioestrus, siklusnya berlangsung setiap 4-5 hari sekali, lamanya birahi antara 9-20 jam, estrus terjadi 20-40 jam setelah partus. Dari hasil praktikum tentang pengaruh photoperiode terhadap siklus estrus mencit menunjukan bahwa mencit yang diberi perluakuan pencahayaan selama 0 jam (kontrol) 6 jam, 8 jam dan 9 jam menunjukan perkembangan estrus yang relatif meningkat atau lebih cepat dibangdingkan dengan mencit kontrol. Hal ini disebabkan karena intensitas cahaya pada mencit meningkatkan siklus estrus. Banyak hewan pengerat seperti tikus, Mus musculus, aktif di malam hari. Mereka bergantung pada cahaya dan gelap untuk membiarkan mereka tahu kapan saatnya untuk tidur, mencari makanan, atau mencari pasangan.
Bahkan tikus yang
tertangkap dan ditempatkan di laboratorium menjaga pola tidur mereka.
Mereka
menerima isyarat dari jendela dan cahaya buatan. Jam biologis mereka disinkronisasi dengan waktu terang dan gelap hari (Brookline, 2001).
Menurut Yatim (1994)
meningkatnya suhu serta pancaran cahaya matahari dikira menimbulkan reaksi fisiologis berantai dalam tubuh hewan sehingga mendorong mereka untuk menghasilkan dan mengeluarkan telur. Lewat retina atau suatu indera penerima stimulus suhu dan cahaya, sehingga merangsang hypothalamus otak dan hypophysis, maka digetahkan hormon gonadotropin. Jika dilihat dari hasil pengamatan smear vagina mencit dibawah mikroskop maka terlihat perkembangan sel leukosit, sel ephitel dan sel ephitel terkornifikasi menunjukan perbedaan fase estrus mencit.
Pada mencit yang mengalami
pencahayaan lebih banyak menunjukan sel ephitel yang terkornifikasi dan hal ini menandakan bahwa mencit sedang mengalami estrus dan siap untuk kawin. Mencit yang mengalami fase estrus, pada preparat apusan vaginanya terlihatada banyak sel- sel epitel yang mengalami kornifikasi (sel epitel menanduk). Pada tahap estrus, vagina mencit akan bengkak dan berwarna merah. Tahap estrus padamencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuranuterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Tahap estrus akhir dimanaterjadi ovulasi yang hanya
berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap metestrus (Sagi, 1990) Dua fase lainnya pada siklus estrus adalah fase diestrus dan proestrus. Fase diestrus terjadi selama 2-2,5 hari dimana pada tahap ini terbentuk folikelfolikelprimer yang belum tumbuh dan beberapa mengalami pertumbuhan awal. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif ,ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir (Yatim, 1994) Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel de Graaf. Padaapusan vagina akan terlihat sel-sel epitel yang berinti yang telah mulaikehilangan inti (cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel-sel cornified initer bentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempurna bahkan belum terbentuk inti. Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir,selanjutnya fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang (Yatim, 1994). Ciri- ciri dari siklus estrus itu sendiri pada mencit adalah pada fase diestrus,vagina terbuka kecil dan jaringan berwarna ungu kebiruan dan sangat lembut. Pada faseproestrus, jaringan vagina berwarna pink kemerahan dan lembut. Pada fase estrus,vagina mirip dengan pada saat fase proestrus, namun jaringannya berwarna pink lebih terang dan agak kasar. Pada fase metestrus 1, jaringan vagina kering dan pucat. Pada metestrus II, vagina mirip metestrus 1 namun bibir vagina edematous (Hill, 2006) Setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit terjadi perubahan-perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh hormon fase-fase tersebut diantaranya. 1. Fase Estrus Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrusyang berarti “kegilaan” atau “gairah” , hipotalamus terstimulasi untukmelepaskan gonadotropin-releasing hormone
(GRH).
Estrogen menyebabkan polaperilaku
kawin pada
mencit,
gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yangdipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi.Kandungan FSH ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan kandungan luteinizinghormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalamikehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebihaktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepadamencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadapjantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencitbetina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan melakukan semacam panggilanultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz - 110kHz yang dilakukan seseringmungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit betinamenghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial yangdiekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapatorgan vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar hidungnya. Pada tahap inivagina pada mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus padamencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang,sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalahukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhirdimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. 2. Fase Metestrus Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti,aktivitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan.Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran yang paling kecil karena uterusmenciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel-selleukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur tersebut.Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung palingbanyak adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum. 3. Fase Diestrus Tahap selanjutnya adalah tahap diestrus, tahap initerjadi selama 2-2,5 hari. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yangbelum tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Hormon yangterkandung dalam ovarium adalah
estrogen meski kandungannya sangat sedikit.Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidaktertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitelberinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciutdan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir 4. Fase Proestrus Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikeldengan cepat menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikelde Graaf. Pada tahap ini hormon estrogen sudah mulai banyak dan hormon FSH danLH siap terbentuk. Pada apusan vaginanya akan terlihat sel-sel epitel yang sudah tidak berinti (sel cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel cornifie dini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempurna bahkan belum terbentuk inti dan sel-sel baru ini berada di atas sel epitel yang membelah, sel-sel baru ini disebut juga sel cornified (sel yang menanduk.Perilaku mencit betina pada tahap ini sudah mulai gelisah namun keinginan untukkopulasi belum terlalu besar. Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase iniberakhir fase selanjutnya adalah fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang. Pertumbuhan dan perkembangan folikel primer dirangsang oleh hormon FSH. Pada seat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus (Taw, 2008).
V.
A.
PENUTUP
KESIMPULAN
Fase estrus pada mencit ( Mus musculus) mengalami tiga tahap yaitu proestrus, estrus dan diestrus.
Setiap fase ini ditandai dengan berkembangnya sel leukosit,
ephitel dan sel ephitel yang terkornifikasi dan untuk mengetahui perkembangan selnya dapat dilihat dengan melakukan smear vagina dan diamati di bawah mikroskop. Tahap siklus estrus yang dialami oleh mencit ( Mus musculus) Tahap proestrus ditandai adanya sel-sel leukosit dan sedikit sel epitel sedangkan tahap estrus ditandai dengan tidak adanya leukosit dan banyak terdapat sel-sel epitel yang terkornifikasi. lama penyinaran (photoperiode) pada mencit menyebabkan pematangan gonad sehingga meningkatkan siklus estrus.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2004. Biologi Edisi Kelima – Jilid 3 Jakarta : Erlangga Hill,
M. 2006. Estrous Cycle. The University of New South Wales :http://www.lpp.uns.ac.id/web/moodle/moodledata/12/5/3Ooogonesis.pdf. diakses tanggal 20 Juli 2012.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Penerbit Kanisus. Yogyakarta. Nalbandov AV. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. Cetakan pertama. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Nongae. 2008. Estrus Cycle. http://nongae.gsnu.ac.kr/~cspark/teaching/chap5.html. Diakses tanggal akses 18 Juni 2012. Sagi, M. 1990. Embriologi Perbandingan pada Vertebrata. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Shearer, J. K. 2008. Reproductive Anatomy and University Of Florida.Florida
Physiology of Dairy Cattle.
Sonjaya, Herry. 2008. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar . Universitas Hasanuddin, Makassar Taw. 2008. Oviduct and Uterus Histology. http://www.siu.edu/~tw3a/utest.jpg. Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung