-----------------------
File :
APAR.doc
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Kode Revisi :
Page :
2
BAB I
PENDAHULUAN
I. TUJUAN
TIU : Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman
kebakaran
TIK : Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur APAR dan dapat
memadamkan kebakaran dengan APAR
II. TEORI
2.1 Teori dan Anatomi Api
2.1.1 Teori Api
Nyala api adalah suatu fenomena yang dapat diamati gejalanya
yaitu adanya cahaya dan panas dari suatu bahan yang sedang terbakar.
Gejala lainnya yang dapat diamati adalah bila suatu bahan telah
terbakar
maka akan mengalami perubahan baik bentuk fisiknya maupun sifat
kimianya Keadaan fisik bahan yang telah terbakar akan berubah pula
menjadi zat baru
Gejala perubahan tersebut menurut teori perubahan zat dan energi
adalah perubahan secara kimia.
2.1.2 Teori Segitiga Api (Triangel of Fire)
Untuk dapat berlangsungnya proses nyala api diperlukan adanya tiga
unsur pokok yaitu adanya unsur : bahan yang dapat terbakar (fuel), oks
igen (O2) yang cukup dari udara atau bahan oksidator dan panas
yang cukup .
Apabila salah satu unsur tersebut tidak berada padakeseimbangan yang cu
kup, maka api tidak akan terjadi.
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
File :
Cover
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Kode Revisi :
Page :
1
LAPORAN PRAKTIKUM SPPK
ALAT PEMADAM API RINGAN
NAMA : LUFFY ARVIONITA
KELAS : K3 - 4A
NRP : 6512040026
AUTOMATIC FIRE EXTINGUISHER LABORATORY
SAFETY ENGINEERING STUDY PROGRAM
SURABAYA STATE SHIPBUILDING POLYTECHNIC
SURABAYA
2013/2014
Cover
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
2.1.3 Teori Piramida bidang Empat (Tetrahedron of Fire)
Fenomena pada suatu bahan yang terbakar adalah terjadi perubahanbentuk
dan sifat-sifatnya yang semula menjadi zat baru , maka proses ini
adalah perubahan secara kimia . Proses pembakaran ditinjau dengan
teori kimia adalah reaksi satu unsur atau satu senyawa dengan
oksigen yang disebut
Disebut
oksidasi atau pembakaran. Produk yang terbentuk disebut oksida.
2.2 Kebakaran
2.2.1 Fenomena Kebakaran
Fenomena kebakaran atau gejala pada setiap tahapan mulai awalterjadinya
penyalaan sampai kebakaran padam, dapat diamati beberapa
fase tertentu seperti source energy, initiation,growth, flashover, ful
l fire dan bahaya bahaya spesifik pada peristiwa kebakaran seperti :
back draft , penyebaran asap panas dan gas dll. Tahapan -
tahapan tersebut antara lain:
a) Tidak diketahui kapan dan dimana awal terjadinya api/kebakaran,
tetapi yang pasti ada sumber awal pencetusnya (source energy), yaitu
adanya potensi energi yang tidak terkendali.
b) Apabila energi yang tidak terkendali kontak dengan zat yang dapat
terbakar, maka akan terjadi penyalaan tahap awal (initiation)
bermula dari sumber api/nyala yang relatif kecil.
c) Apabila pada periode awal lebakaran tidak terdeteksi, maka nyala api
akan berkembang lebih besar sehingga api akan menjalar bila ada
media disekelilingnya.
d) Intensitas nyala api meningkat dan akan menyebarkan panas
kesemua arah secara konduksi, konveksi dan radiasi, hingga padasuatu s
aat kurang lebih sekitar setelah 3-10 menit atau setelah
temperatur mencapai 300ºC 10 menit atau setelah temperatur
mencapai 300ºC akan terjadi penyalaan api serentak yg disebut
Flashover
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
3
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
e)
Setelah flashover, nyala api akan membara yang disebut periodekebakaran
mantap (Steady/full development fire). Temperatur pada saat kebakaran
penuh dapat mencapai 600 - 1000 ºC .
Bangunan dengan struktur konstruksi baja akan runtuh pada temper
ature 700 ºC. Bangunan dengan konstruksi beton bertulang set
elah terbakar lebih dari 7 jam dianggap tidak layak lagi
untuk digunakan
f) Setelah melampaui puncak pembakaran, intensitas nyala akan
berkurang/surut berangsur-angsur akan padam yang disebut
periode surut.
2.2.2 Pengertian Kebakaran
Definisi kebakaran menurut Depnaker yaitu suatu reaksi oksidasi
eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar
yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Definisi
kebakaran menurut pengertian asuransi secara umum yaitu sesuatu
yang benar-benar terbakar yang seharusnya tidak terbakar dan
dibuktikan dengan adanya nyala api secara nyata, terjadi secara
tidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan atau
kerugian. Definisi umumnya adalah suatu peristiwa terjadinya
nyala api yang tidak dikehendaki, sedangkan defenisi khususnya
adalah suatu peristiwa oksidasi antara tiga unsur penyebab
kebakaran. Unsur-unsur penyebab kebakaran ituadalah:
1. Bahan Padat : seperti kayu, kain, kertas,
plastik dan lain
sebagainya dan jika terbakar umumnya
akan meninggalkan abu / bara.
2. Bahan Cair : seperti cat, alkohol dan
berbagai jenis minyak
3. Bahan Gas : seperti propane, Butane, LNG dan
lain sebagainya
Pada peristiwa kebakaran dikenal adanya segitiga kebakaran. Segitiga
kebakaran yaitu tiga unsure yg membentuk rantai penyebab terjadinya api.
Tiga unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bahan yang mudah terbakar
2. Oksigen atau zat pengoksida, dan
3. Sumber panas yang cukup untuk menaikkan temperatur bahan bakar sampai
titik penyalaannya.
2.2.3 Sifat-sifat Kebakaran
Peristiwa kebakaran memiliki beberapa sifat, antara lain:
1. Terjadinya secara tidak terduga.
2. Tidak akan padam apabila tidak dipadamkan.
3. Kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila
konsentrasi keseimbangan hubungan 3 unsur segitiga api tidak
terpenuhi lagi.
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
4
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
.
3. Kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila
konsentrasi keseimbangan hubungan 3 unsur segitiga api
2.2.4 Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi kebakaran yang dimiliki di Indonesia mengacu pada standard
Nasional Fire Protection Association (NFPA Standard No. 10, for the
installation of portable fire extinguishers) yang telah dipakai oleh
PERMENAKERTRANS RI No. Per 04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Klasifikasi dari kebakaran adalah sebagai berikut:
"Kelas "Klasifikasi Kebakaran "
" "Kebakaran pada benda pada mudah terbakar yangmenim"
"Kelas A "bulkan arang/karbon (contoh : Kayu, kertas,karton/"
" "kardus, kain, kulit, plastik) "
" "Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terba"
"Kelas B "kar (contoh: Bahan bakar, bensin, lilin, gemuk, mi"
" "nyak tanah, thinner) "
" "Kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik ata"
"Kelas C "u yang "
" "mengandung unsur listrik "
" "Kebakaran pada logam mudah terbakar (contoh : Sodi"
"Kelas D "um, lithium,radium) "
(Sumber : NFPA 10 Tahun 1998)
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
5
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
2.3 APAR
Alat pemadam api ringan (APAR) adalah suatu alat yang dikemas
dalam tabung untuk memadamkan api awal dengan kata lain APAR hanya
dapat memadamkan api yang masih kecil.
2.3.1 Jenis-jenis media pemadam kebakaran
Fire Extinguisher atau Alat Pemadam Api Ringan (APAR), terdiri dari:
1. APAR jenis Air (Water Fire Extinguisher)
Efektif untuk jenis api kelas A: Kayu, Kertas, Kain, Karet, Plastik,
dll. Air merupakan salah satu bahan pemadam api yang paling berguna
sekaligus ekonomis. Semua pemadam api berbahan air produksi memiliki
aplikasi tipe jet yang mampu menghasilkan arus yg terkonsentrasi
sehingga membuat operator mampu melawan api dari jarak yang lebih jauh
dari pada Nozzle semprot biasa.
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
6
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
2. APAR jenis Tepung Kimia (Dry Chemical Powder)
Efektif untuk jenis api kelas A (Kayu, Kertas, Kain, Karet, Plastik,
dll.), kelas B (Bensin, Gas, Oil, Cat, Solvents, Methanol, Propane,
dll) dan kelas C (Komputer, Panel Listrik, Genset, Gardu Listrik,
dll.). Alat Pemadam Api Ringan berbahan bubuk kering, sangat
serbaguna untuk melawan api Kelas A, B & C, serta cocok untuk
mengatasi resiko tinggi. Selain berguna dalam mengatasi bahaya
listrik, cairan mudah terbakar dan gas, bubuk juga efektif untuk
kebakaran kendaraan.
3. APAR jenis Busa (Foam Liquid AFFF)
Alat Pemadam Api Ringan berbahan busa, cocok untuk melawan api Kelas A
& B. Alat pemadam berbahan busa memiliki kemampuan untuk mengurangi
resiko menyalanya kembali api setelah pemadaman. Setelah api
dipadamkan, busa secara efektif menghilangkan uap bersamaan dengan
pendinginan api.
Alat pemadam api berbahan busa menyediakan kemampuan yang cepat dan
kuat dalam mengatasi api kelas'A' dan 'B'. Sangat efektif terhadap
bensin dan cairan yang mudah menguap, membentuk "segel" api diatas
permukaan dan mencegah pengapian ulang. Ideal untuk penggunaan multi-
risiko.
Peringkat Api menyediakan cara untuk mengukur efektivitas dari suatu
alat pemadam dalam hal ukuran maksimum api yang bisa dipadamkan. Kelas
A contohnya kotak api kayu yang terbakar dengan lebar 0.5m x tinggi
0.56m x panjang. Angka rating adalah sepuluh kali panjang dalam meter,
misalnya. 13A menggunakan tumpuka kayu 1,3 meter. Kelas B terkait
dengan kebakaran luas permukaan dan angka rating untuk jumlah cairan
yang mudah terbakar dalam rasio 1 / 3 air , 2 / 3 bahan bakar yang
dapat dipadamkan dalam areal melingkar.
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
7
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
4. APAR jenis CO2 (Carbon Dioxide)
Alat pemadam api berbahan CO2 sangat cocok untuk peralatan ber-
listrik dan api Kelas B. Kemudian kemampuan tingginya yang tidak
merusak serta efektif dan bersih yang sangat dikenal luas. CO2
memiliki sifat non-konduktif dan anti statis. Karena gas ini tidak
berbahaya untuk peralatan dan bahan yang halus, sangat ideal untuk
lingkungan kantor yang modern, dimana minyak, solvent dan lilin
sering digunakan.
Kinerja yang tidak merusak dan sangat efektif serta bersih sangatlah
penting. Kedua model memiliki corong yang tidak ber-penghantar dan
anti statis, cocok untuk situasi yang melibatkan cairan yang mudah
terbakar dan bahaya listrik.
Gas (yang dihasilkan) tidak (bersifat) merusak peralatan dan bahan
yang halus. Ideal untuk lingkungan kantor modern, dengan semua risiko
elektronik-nya, dan dimana minyak, bahan pelarut dan lilin sering
digunakan.
Peringkat Api menyediakan cara untuk mengukur efektivitas dari suatu
alat pemadam dalam hal ukuran maksimum api yang bisa dipadamkan.Kelas
B ini terkait dengan kebakaran luas permukaan dengan angka rating
untuk jumlah cairan.n yang mudah terbakar dalam rasio air 1/3, 2/3
bahan bakar yang dapat dpadamkan dalam 1 area melingkar.
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
8
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
5. APAR jenis Hallon (Thermatic Halotron)
Efektif untuk jenis api kelas A (Kayu, Kertas, Kain, Karet, Plastik,
dll.) dan C (Komputer, Panel Listrik, Genset, Gardu Listrik, dll.)
Alat Pemadam Api Otomatis yang berisi Clean Agent Halotron"! I. Alat
pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis ini menggunakan gas pendorong
Argon, dan au, Kertas, Kain, Karet, Plastik, dll.) dan C (Komputer,
Panel Listrik, Genset, Gardu Listrik, dll.)
Alat Pemadam Api Otomatis yang berisi Clean Agent Halotron I. Alat
pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis ini menggunakan gas pendorong Argon, dan
alat pengukur tekanan dipasang di Alat pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis.
Kapasitas unit 2kg dan 5kg difungsikan otomatis oleh sensitifitas panas
dengan kepala sprinkler dan lengkap dengan tekanan. Alat pemadam Api Ringan
(APAR) Otomatis ini memerlukan pemeliharaan minimum 1 tahun dan Thermatic
Halotron I ini juga bergaransi 1 tahun. Menjadi agent/media isi yang
paling bersih, tidak meninggalkan residu setelah digunakan. Aman jika
terhirup manusia dan juga ramah lingkungan. Thermatic Halotron I ini
desain sebagai pengganti gas Halon dan tidak mengandung CFC.
Cara Kerja Thermatic Halotron I integrasi fire alarm adalah sebagai
berikut :
Keberadaan asap dalam ruangan dideteksi smoke detector yang mengcover
kebakaran ruangan yang diproteksi, sehingga alarm bell berbunyi.
Apabila ada kebakaran dan belum sempat dipadamkan dan suhu ruangan
mencapai panas 68OC, bulb sprinkler otomatis pecah dan gas Halotron I
menyemprot otomatis sehingga api dalam sekejap akan segera padam.
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
9
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
2.3.2 Penandaan dan Pengenalan
a) Penandaan APAR
Penandaan yang disyaratkan
Kalimat yang bermakna umum tidak menjurus seperti "mutu", "
umum",atau "universal" tidak boleh dituliskan pada pelat nama ya
ng dipasangpada badan APAR. Setiap APAR harus memiliki keterangan
sebagai berikut:
Kata jenis tepung Kimia Kering " yang disusul tipe APAR sesuai d
engan
ketentuan "Tipe Tabung Gas" atau "Tipe Tabung Bertekanan Tetap"
- Cara pemakaian
- Nama dan alamat pabrik pembuat atau penjualnya yang
bertanggungjawab.
b) Cara Penandaan
Penandaan APAR dapat dialkukan dengan cara:
- Huruf timbul atau sketsa pada plat logam yang disolder
atau diikat pada tabung APAR
- Dicat langsung pada tabung APAR
- Dengan label yang tahan lama
- Tahun harus ditandakan secara permanen pada badan A
PAR
c) Warna Pengenal
Badan APAR harus berwarna merah. (DEPNAKER, 1999)
2.4 Bagian - Bagian APAR
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
10
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
Bagian bagian apar :
1. TABUNG (TUBE)
Tabung (Tube) yang kami pakai terbuat dari bahan berkualitas
tinggi baja paduan. mereka banyak diterapkan dalam kimia,
metalurgi, mekanik. Sehingga tahan terhadap bahan kimia serta
tahan terhadap tekanan yang terukur. Tabung berbentuk seamless
yaitu tabung yang dibuat tanpa adanya las.
2. Valve
Spare part yang berfungsi untuk menutup dan membuka aliran media
(Isi) yang berada di dalam tabung.
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
11
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
3. Handle
Spare part yang berfungsi sebagai pegangan untuk menekan serta
membantu valve dalam melakukan fungsinya.
4. Pressure
Spare part yang berfungsi untuk menunjukkan tekanan N2 dalam
tabung.
5. Hose
Spare part yang berfungsi sebagai selang penghantar media.
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
12
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
6. Nozzle
Spare part yang berfungsi sebagai pegangan untuk
mengarahkan media pada sumber api.
7. SABUK TABUNG
Spare part yang berfungsi sebagai dudukan selang pada
tabung.
8. Pin Pengaman
Spare part yang berfungsi sebagai pengaman tabung.
9. BRACKET/ HANGER
Spare part yang berfungsi sebagai gantungan APAR.
2.5 CARA PENGGUNAAN APAR
1. Pastikan APAR berisi dan dapat digunakan (lihat indikator).
2. Tarik Pin atau Pengunci APAR.
3. Sebelum masuk ke lokasi kebakaran, tes terlebih dahulu dengan menekan
sedikit pompanya.
4. Berdirilah sesuai arah mata angin untuk menghindari panasnya api.
5. Pegang selang APAR, jangan nozlenya, tekan tuas, sapukan ke api kiri
dan kanan secara berulang hingga api mati.
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
13
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
2.6 BAHAN KANDUNGAN APAR
Selain dibedakan berdasarkan besar atau ukurannya, APAR dapat pula
dibedakan berdasarkan bahan pemadam (racun api) di dalamnya. APARmengandung
tiga jenis bahan, yaitu :
1) Halon
Adalah APAR yang diisi dengan gas carbon monoksida (CO) yang
dapat mematikan api dengan mengeluarkan cairan yang dingin.
Pengguna APAR dilarang memegang Nozle saat melakukan pemadaman
untuk menghindari tangan menjadi kaku karena mengalami kebekuan
yang berakibat fatal saat melakukan pemadaman.
2) Powder
Adalah APAR yang menggunakan bahan dari tepung atau bubuk.
Pengguna APAR jenis ini sebaiknya menggunakan masker sebab
partikel tepung atau bubuk dapat terhirup masuk ke saluran
pernapasan, yang bila dalam jumlah besar dapat menyebabkan
pingsan.
3) Foam
Adalah APAR berbahan dari jenis busa atau foam yang dibuat dari
campuran air dan sabun dengan komposisi standar.
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
14
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
2.7 Prinsip pemadam api
Prinsip pemadam api adalah merusak keseimbangan campuran antara faktor /
unsur penunjang terjadinya api. Pemadaman dapat dilakukan dengan :
1) Cara pendinginan (cooling)
Salah satu cara dengan menurunkan temperatur bahan bakar sampai
tidak menimbulkan uap / gas kebakaran. Air adalah salah satu bahan
pemadam yang baik dalam menyerap panas. Pendinginan biasanya tidak
efektif pada produk gas dan cairan mudah terbakar yang memiliki
flash poin dibawah suhu air. Oleh karena itu media air tidak
dianjurkan. Membasahi bahan – bahan yg mudah terbakar merupakan cara
efektifdalam mencegah terjadinya kebakaran pada bahan yg belum
terbakar. Akan memerlukan waktu cukup lama untuk bisa terbakar
karena air harus diuapkan terlebih dahulu.
2) Cara reduksi oksigen (smothering)
Dengan membatasi oksigen dalam proses kebakaran, api dapat padam.
Proses ini biasanya dengan menutup sumber api dengan karug goni basah
(pemadaman tradisional) ataupun dengan penyemprotan karbon dioksida yg
dapat mengurangi oksigen dalam kebakaran tersebut.
3) Pemindahan bahan bakar (starvation)
Ini cukup efektif tapi dalam prakteknya mungkin sulit. Sebagai contoh,
pemindahan bahan bakar yaitu dengan menutup / membuka kerangan,
memompa minyak ke tempat lain, memindahkan bahan yg mudah terbakar
dll. Cara lain dengan menyiram bahan bakar yang terbakar dengan air
atau membuat busa yg dapat menghentikan / memisahkan minyak dengan
pembakaran.
4) Pemutusan rantai reaksi (Break Chain Reaction)
Pertama kali, para ahli menemukan bahwa reaki rantai bisa menghasilkan
nyala api. Pada beberapa zat kimia mempunyai sifat memecah sehingga
terjadi reaksi rantai oleh atom – atom yang dibutuhkan oleh nyala api
untuk tetap terbakar. Dengan tidak terjadinya reaksi atom – atom ini,
maka nyala api lama kelamaan padam.
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
15
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
5) Melemahkan (Dillution)
Cara ini sama halnya dengan smothering, hanya saja pada cara ini
seperti mengurangi konsentrasi dari setiap unsur pembentuk api (Heat,
fuel, oxygen) dengan memadukan keempat teori diatas.
2.8 CARA PEMILIHAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
1. Sebaiknya memilih APAR yang memiliki penunjuk pressure tekanan dalam
tabung, sehingga dapat dilihat masih fungsi atau tidaknya tabung
pemadam api tersebut.
2. Memilih tabung seamless (Tanpa Las), sehingga mengurangi bahaya
kebocoran pada tabung pemadam api.
3. Telah diuji kelayakannya oleh Dinas PMK Laboratories.
4. Sebaiknya memilih atau membeli tabung pemadam api yang bergaransi.
2.9 CARA PENEMPATAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
Suhu Penyimpanan 21-25OC
Penempatan pada dinding atau ditempatkan didalam box/fire
extinguisher cabinet khusus dengan jarak 4" s/d 48" atau 10 cm s/d 1,2
meter dari permukaan lantai dengan simbol informasi penempatan alat
pemadam api
Tidak terhalang dan mudah dilihat
Jarak antar alat pemadam api berdasarkan klasifikasi kebakaran/api:
Kelas api A dengan jarak gerakan 75 feet atau kurang
Kelas api B dengan jarak gerakan 50 feet
Kelas api C mengikuti kelas bahaya A atau B
Kelas api D dengan jarak gerakan 75 feet
Atau disesuaikan dengan hazardous level sesuai NFPA 10
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
16
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
2.10 Pemasangan APAR menurut PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980
Mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai, dan diambil serta
dilengkapi tanda pemasangan
Tinggi tanda pemasangan 125 cm dr dasar lantai
Jarak maksimal antar APAR 15 meter.
Pemasangan antar APAR adalah 15 m. Sehingga radius perlindungan untuk
satu APAR adalah : π x r2 = 3.14 x 7.52 m = 176.625 m2
Jumlah APAR = luas bangunan/ luas perlindungan APAR
Tabung sebaiknya berwarna merah
Tabung tidak berlubang – lubang atau cacat karat
Ditempatkan menggantung dengan kuat atau diletakkan apada peti yang
tidak dikunci
Pemasangan APAR harus sedemkian rupa hingga batas max atas APAR
terletak pada ketinggian 1,2 m kecuali karbon dioksida dan tetpung
kering dapat lebih rendah (min 15 cm dr permukaan lantai)
Suhu ruangan pemasangan APAR dibawah 49'C dan diatas – 44'C
APAR pada tempat terbuka harus dilindungi dengan tutup pengaman
2.11 CARA PERAWATAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
1. Dilakukan pengecekan berkala per-6 bulan.
2. Untuk menghindari pembekuan media pada tabung pemadam api, harap
dilakukan 1 kali pembolak-balikan tabung per-bulan.
3. Dilakukan pengecekan tekanan dalam tabung dengan mengecek
pressure/indikator yang berada pada tabung pemadam api.
4. Dilakukan pengecekan selang pada tabung pemadam api.
5. Dilakukan pembersihan tabung untuk menghindari karat dan korosi.
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
17
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
III. PERALATAN
1. Tong tempat pembakaran
2. APAR
IV. PROSEDUR PENGGUNAAN APAR
1) Water Extinguisher
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
18
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
2) Foam Extinguisher
3) Carbon Dioxide ( CO2 ) Exthinguisher
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
19
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
4) Dry Powder Extinguisher
5) Halon Extinguisher
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
20
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
6) Purple-K Extinguisher
V. PROSEDUR KERJA PEMADAMAN KEBAKARAN
1. Mengambil APAR dari tempatnya
2. Berdiri pada jarak 2 - 2,5 M dari api
3. Menarik pin atau putus segel pengaman pada pin operating
lever
4. Mencoba keandalan APAR sebelum diarahkan kesasaran
5. Mengarahkan kebawah/ke dasar api
6. Menyemprotkan dari sisi kesisi / kibaskan media pemadam api
pada dasar nyala api sehingga oxygen tidak dapat ikut reaksi
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Disetujui oleh :
Page :
21
Kode Revisi :
File :
APAR.doc
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
File :
Tugas Pendahuluan
Kode Revisi :
Page :
5
Disetujui oleh :
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Gambar 2 Tipe Tabung Gas (Gas Cartridge Type)
Sumber : Dokumen Penulis, 2013
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
File :
Tugas Pendahuluan
Kode Revisi :
Page :
4
Disetujui oleh :
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
2.
Tipe Tabung Bertekanan Tetap (Stored Pressure Type) ialah suatu alat
pemadam kebakaran yang bahan pemadamannya didorong keluar oleh gas
kering tanpa bahan kimia aktif/udara kering yang disimpan bersama
dengan tepung pemadamannya dalam keadaan bertekanan. Digunakan untuk
APAR dengan isi Busa, Air, DC.
Gambar 1 Tipe Tabung Bertekanan Tetap (Stored Pressure Type)
Sumber : Dokumen Penulis, 2013
Tipe Tabung Gas (Gas Cartridge Type) ialah suatu alat pemadam
kebakaran yang bahan pemadamannya di dorong keluar oleh gas bertekanan
yang dilepas dari tabung gas. Digunakan untuk APAR dengan isi Busa,
Air, DC, CO2.
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
File :
Tugas Pendahuluan
Kode Revisi :
Page :
3
Disetujui oleh :
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Jenis gas (hydro carbon berhalogen, CO2 , dsb)
o Karbondioksida
Media pemadam api CO2 berupa fase cair bertekanan tinggi
. Prinsip kerja CO2 ialah reaksi dengan O2 sehingga
konsentrasinya berkurang dari 21% menjadi sama atau lebih
kecil dari 14%. Hal ini disebut pemadaman dengan cara menutup.
Media pemadam api CO2 tidak beracun tetapi dapat membuat orang
pingsan atau meninggal karena kekurangan oksigen. Kelemahan
CO2 ialah tidak dapat mencegah terjadinya kebakaran kembali
setelah api padam (reignitasi) karena CO2 tidak dapat mengikat
O2 secara terus-menerus tetapi dapat mengikat O2 sebanding
dengan jumlah CO2 yang tersedia sedang suplai oksigen di
sekitar tempat kebakaran terus berlangsung.
o Halon
Gas halon bila terkena panas api kebakaran pada suhu
sekitar 485oC akan mengalami proses penguraian. Zat-zat yang
dihasilkan dari proses penguraian tersebut akan mengikat unsur
hidrogen dan oksigen (O2) dari udara. Karena sifat zat baru
tersebut beracun maka cukup membahayakan terhadap manusia.
Pada saat tejadi kebakaran, apabila digunakan halon untuk
memadamkan api maka seluruh penghuni harus meninggalkan
ruangan kecuali bagi yang sudah mengetahui betul cara
penggunaannya. Jenis gas halon yang dapat digunakan sebagai
alat pemadam adalah halon 1301 (BTM) dan halon 1211 (BCF).
Halon 1301 (BTM – CBrF3) dengan konsentrasi 4% digunakan untuk
pencegahan kebakaran terhadap alat-alat elektronik.
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
File :
Tugas Pendahuluan
Kode Revisi :
Page :
2
Disetujui oleh :
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
c) Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah
terbakar sehingga suhunya turun.
Jenis busa
Busa digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B. Busa
memadamkan api melalui kombinasi tiga aksi pemadaman yaitu
menutupi, melemahkan dan mendinginkan.
1.Menutupi yaitu membuat selimut busa di atas bahan yang
terbakar, sehingga kontak dengan oksigen (udara) terputus.
2.Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah
terbakar.
3.Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah
terbakar sehingga suhunya turun.
Jenis tepung kimia kering
Cara kerja dari pemadam ini adalah dengan merusak reaksi
kimia pembakaran dengan membentuk lapisan tipis pada permukaan
bahan yang terbakar . Makin halus butiran serbuk kimia kering maka
makin luas permukaan yang ditutupi .
Ammonium hydro phosphat dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran kelas A, B dan C.
Natrium bikarbonat dapat dipergunakan untuk memadamkan
kebakaran kelas B dan C.
Kalsium bikarbonat dapat dipergunakan untuk memadamkan
kebakaran kelas B dan C.
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher
Politeknik
Perkapalan
Negeri
Surabaya
Automatic Fire
Extingusher Laboratory
Program Studi
Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja
File :
Tugas Pendahuluan
Kode Revisi :
Page :
1
Disetujui oleh :
Disusun :
Lukman Handoko, S.KM,MT
Luffy Arvionita
6512040026
K3 - 4A
TUGAS PENDAHULUAN
SOAL :
1. Sebutkan media pemadam kebakaran jenis APAR beserta penjelasan masing-
masing jenis!
2. Sebutkan dan jelaskan tipe APAR beserta cara kerja dari masing-masing
tipe yang ada!
JAWABAN :
1.
Jenis cairan (air)
Sifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisik
mengambil panas (cooling) dan sangat tepat untuk memadamkan bahan
padat (kelas A). APAR jenis air tidak dapat digunakan untuk :
1. Kebakaran pada aparat listrik yang bertegangan (kelas C).
2. Kebakaran minyak (kelas B).
3. Kebaran bahan yang reaktif terhadap air (kelas B).
4. Kebakaran logam (kelas D).
Jenis busa
Busa digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B. Busa
memadamkan api melalui kombinasi tiga aksi pemadaman yaitu
menutupi, melemahkan dan mendinginkan.
a. Menutupi yaitu membuat selimut busa di atas bahan
yang terbakar, sehingga kontak dengan oksigen (udara)
terputus.
b. Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah
terbakar.
1.
Praktek 6
Portable Fire Extinguisher