i
IDENTIFICATION AND INSPECTION OF AIRCRAFT F L I G H T I N ST ST R UM U M E N T SYSTEMS SYSTEMS ON ALOUETTE II HELICOPTER
Oleh:
Tria Satria
111221028
Zaskia Azhar Yasmin
111221032
Program Studi Teknik Aeronautika Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung 2014
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ...............................................................................................................................i DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................ii DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 1.1
Tujuan Praktikum ........................................................................................................ 1
1.2
Dasar Teori .................................................................................................................. 1
BAB II KEGIATAN PRAKTIKUM ......................................................................................... 5 2.1
Alat yang Digunakan................................................................................................... 5
2.2
Langkah Kerja .............................................................................................................6
2.3
Hasil Praktikum ........................................................................................................... 8
2.4
Analisis Hasil Praktikum............................................................................................. 8
BAB 3 KESIMPULAN............................................................................................................ 11 3.1
Kesimpulan................................................................................................................ 11
3.2
Saran .......................................................................................................................... 11
i
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Pitot tube dan static port ........................................................................................... 1 Gambar 2 Altimeter Alouette II ................................................................................................. 2 Gambar 3 ASI Alouette II .......................................................................................................... 3 Gambar 4 Compressor ...............................................................................................................5 Gambar 5 Pressure gauge........................................................................................................... 5 Gambar 6 Manual pump ............................................................................................................ 6 Gambar 7 Altimeter pipe ............................................................................................................7 Gambar 8 Perubahan nilai altimeter .......................................................................................... 7 Gambar 9 Airspeed pipe ............................................................................................................ 7 Gambar 10 Perubahan nilai airspeed ......................................................................................... 8
ii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Hasil praktikum pengetesan ASI .................................................................................. 9 Tabel 2 Hasil praktikum pengetesan altimeter ..........................................................................9
iii
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi dan inspeksi flight instrument pada helikopter Alouette II 1.2 Dasar Teori
Flight instrument adalah instrument / peralatan yang terdapat pada cockpit pesawat udara yang menyediakan pilot dengan berbagai informasi tentang keadaan terbang pada pesawat udara seperti ketinggian, kecepatan, dan arah. Flight instrument digunakan dalam kondisi kurangnya penglihatan maupun saat ketika informasi tersebut tidak tersedia dari referensi visual diluar pesawat. Beberapa instrument yang memiliki sensing element udara diantaranya altimeter ,airspeed indicator dan vertical speed indicator . Elemen ini adalah sebuah pitot tube dan static port . Pitot tube berfungsi mengukur tekanan total udara dan static port berfungsi mengukur tekanan static udara di ketinggian tertentu.
Gambar 1 Pitot tube dan static port
1. Altimeter Altimeter merupakan instrument yang terdapat pada cockpit pesawat terbang yang digunakan untuk mengukur ketinggian terbang pesawat terbang tersebut terhadap sea level . Pengukuran terhadap ketinggian dinamakan altimetry. Ketinggian dapat
ditentukan berdasarkan pada pengukuran tekanan atmosfer. Semakin tinggi suatu ketinggian maka semakin rendah tekanan udaranya.
Gambar 2 Altimeter Alouette II
Terdapat 2 jenis altimeter yang digunakan pada pesawat terbang, yaitu pressure altimeter / aneroid barometer dan radio altimeter . Radio altimeter digunakan untuk mengukur nilai absolut dari ketinggian yang didasarkan pada waktu yang diperlukan untuk sinyal dari gelombang radio dari pesawat udara ke ground maupun sebaliknya. Pressure altimeter / aneroid barometer membantu memperkirakan ketinggian suatu benda di atas permukaan laut. Aneroid barometer mengukur tekanan atmosfer dari static port luar pesawat udara. Aneroid altimeter dikalibrasi untuk menunjukkan tekanan langsung sebagai ketinggian di atas permukaan laut sesuai dengan model matematika didefinisikan oleh International Standard Atmosphere (ISA). Pesawat yang lebih tua menggunakan aneroid barometer sederhana di mana jarum dibuat kurang dari satu revolusi di sekitar display dari nol sampai skala penuh. Desain ini berevolusi untuk altimeter dengan jarum primer dan satu atau lebih jarum sekunder yang menunjukkan jumlah putaran, mirip dengan tampilan j am. Dengan kata lain, setiap jarum menunjuk ke sebuah digit yang berbeda dari pengukuran ketinggian saat ini. Desain berevolusi lebih lanjut untuk-jenis drum altimeter , langkah terakhir dalam instrument asi analog, di mana setiap revolusi jarum tunggal dicatat untuk 1000 feet dengan ribuan feet lainnya direkam pada odometer-jenis drum numeric. Untuk menentukan ketinggian, pilot pertama kali membaca drum untuk menentukan
2
thousand feet , kemudian melihat jarum untuk hundred feet . Altimeter analog modern di pesawat transport biasanya-jenis drum. Pesawat modern menggunakan "sensitive altimeter ". Pada altimeter sensitif, tekanan referensi permukaan laut dapat disesuaikan dengan tombol pengaturan. Dalam terminologi penerbangan, tekanan udara regional atau lokal di permukaan laut (MSL) disebut QNH atau "pengaturan altimeter ". Dan tekanan yang akan mengkalibrasi altimeter untuk menunjukkan ketinggian di atas tanah di lapangan terbang yang diberikan disebut QFE lapangan. Dalam aerospace, mekanikal altimeter yang kerjanya didasarkan pada diafragma yang berada didalamnya digantikan oleh sistem integrated measurement / Air Data Computer (ADC). ADC mengukur ketinggian, kecepatan penerbangan dan suhu luar untuk memberikan output data yang lebih tepat memungkinkan kontrol penerbangan otomatis dan tingkat Flight divisi. 2. Airspeed indicator (ASI) Airspeed indicator merupakan alat pengukur tekanan diferensial yang mengukur tekanan dinamik udara yang dilalui pesawat terbang / instrumen yang mengukur kecepatan pesawat relatif terhadap udara sekitar dengan menggunakan perbedaan tekanan udara static pressure dan udara bergerak yang ditekan oleh gerak maju pesawat (ram pressure), dengan meningkatnya tekanan maka perbedaan diantara tekanan juga akan meningkat.
Gambar 3 ASI Alouette II
Pesawat yang menggunakan glass cockpit instrument system modern dengan dua indikator kecepatan udara, yaitu indikator elektronik di panel data penerbangan primer dan instrumen tradisional mekanik untuk digunakan jika panel elektronik 3
gagal. Airspeed ini biasanya disajikan dalam bentuk "pita strip" yang bergerak ke atas dan ke bawah dengan kecepatan udara di tengah. Skema warna yang sama digunakan seperti pada airspeed indicator mekanik untuk mewakili vertical speed.
4
5
BAB II KEGIATAN PRAKTIKUM 2.1 Alat yang Digunakan
1. Wrench 9/16 2. Flat Blade Screwdriver 3. Philips Screwdriver 4. Compressor
Gambar 4 Compressor
5. Pressure gage
Gambar 5 Pressure gauge
6. Selang 7. Connector Valve 8. Manual pump/vacum pump
Gambar 6 Manual pump
9. Altimeter helikopter Alouette II 10. Airspeed indicator helikopter Alouette II
2.2 Langkah Kerja
Langkah-langkah dalam melaksanakan identification flight instrument adalah sebagai berikut 1. Mengecek dan memahami Aircraft maintenance Manual (AMM) Helikopter Alouette II untuk mendapatkan informasi mengenai instrumen-instrumen dan sistem apa saja yang ada pada pesawat tersebut khususnya mengenai flight instrument yang ada didalam panel kokpit pesawat. 2. Mencari dan mengidentifikasi lokasi flight instrument pada cockpit helikopter alouette II 3. Melepaskan instrumen tersebut dari panel dengan cara membuka mountingnya
Langkah-langkah dalam melaksanakan inspection dan fungtional check altimeter dan airspeed indicator adalah sebagai berikut : Altimeter 1. Melepaskan altimeter dari panel cockpit helikopter Alouette II 2. Menyambungkan pipa altimeter dengan pompa manual/vacum pump
6
Gambar 7 Altimeter pipe
3. Melakukan pengetesan altimeter dengan menarik handle pompa manual, sehingga udara didalam akan tersedot 4. Jika altimeter masih berfungsi maka pointer akan bergerak menunjukan perubahan nilai
Sebelum penarikan Setelah penarikan ( sucktion) Gambar 8 Perubahan nilai altimeter
5. Catan angka ketinggian pada instrument dan tekanan pada pressure gauge di manual pump sebelum dan setelah penarikan handle pump. Airspeed indicator 1. Melepaskan airspeed indicator dari panel cockpit helikopter aloutte II 2. Menyambungkan pipa dinamik airspeed indicator pada compressor
Gambar 9 Airspeed pipe
7
3. Melakukan pengetesan airspeed indicator dengan cara meniupkan udara betekanan dari compressor ke pipa dinamik (D) dan menyedot udara memakai manual pump ke pipa statik (S) 4. Jika airspeed indicator masih berfungsi maka pointer akan bergerak dan menunjukan perubahan nilai
Sebelum diberi tekanan Setelah diberi tekanan Gambar 10 Perubahan nilai airspeed
2.3 Hasil Praktikum
Pada saat akan melakukan praktikum kami tidak dapat menemukan informasi mengenai flight instrument di helikopter alouette II baik di AMM,IPC atau dokumen lainya. Identifikasi yang kami dapatkan adalah pada helikopter alouette II terdapat satu buah Altimeter dan satu buah Airspeed indicator dan satu buah vertical speed indicator . Kedua instrument ini terletak pada centralize cockpit . Pada saat akan melepaskan instrument tersebut tedapat beberapa baut/mounting yang hilang sehingga instruent tidak terpasang dengan baik dan kencang. Pada saat melakukan inspeksi instrument tersebut, hasil yang kami dapatkan adalah kedua instrument (altimeter dan airspeed indicator ) dalam kondisi fisik yang bersih,baik dan keduanya dapat dikatakan berfungsi, namun untuk keakuratannya belum pasti akurat. Karena pada saat akan melakukan fungtional check jarum pada airspeed tidak berada di angka nol dan jarum di altimeter tidak menunjukan ketinggian yang benar yaitu 791 dpl dimana yaitu ketinggian kota Bandung. 2.4 Analisis Hasil Praktikum Diketahui : (dari tabel ISA)
h = 791 m (ketinggian kota Bandung) 8
ρ = 1.14 Kg/ m 3 Ps = 98290,03 Pa a. Airspeed indicator Tabel 1 Hasil praktikum pengetesan ASI
V
V
V
V
V
V
V
actual
actual
actual
teori
teori
teori
error
(knots)
(m/s)
(km/h)
(knots)
(km/h)
(m/s)
(% )
137895,20
50
25,7
92,52
513,47
950,12
263,92
9,27
30
206842,80
58
29,812
107,323
850,07
1572,97
436,94
13,66
40
275790,40
75
38,55
138,78
1087,01 2011,41 558,73 13,49
Percobaan
Tekanan
Tekanan
ke
(Psi)
(Pa)
1
20
2 3
Perhitungan V teoritical (diwakilkan oleh data nomor 1)
2 137895, 2 −98290, 0 3 √ =√ 2− = 1.14 =263,92 / ∆ = 238,25,272 =9,27 %= Persentasi kesalahan kecepatan
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa perbandingan antara kecepatan actual dan teoritical sangat jauh berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tersebut adalah kurang baiknya cara pengetesan yang dilakukan oleh praktikan seperti pemberian tekanan berlebihan dan kesalahan pembacaan tekanan pada pressure gauge maupun angka pada instrument . b. Altimeter Tabel 2 Hasil praktikum pengetesan altimeter
Percobaan ke
h1 (m)
h2 (m)
h1 (ft)
h2 (ft)
1 2 3
384,05 384,05 384,05
737,62 777,24 853,44
1260 2420 1260 2550 1260 2800
Δh (m)
Ps (mmHg) suction
Ps (k.Pa) suction
Ps (k.Pa) Bandung
353,57 393,19 469,39
80 100 120
10,67 13,33 16,00
98,29 98,29 98,29
ΔPs actual (k.Pa)
ΔPs teori (k.Pa)
87,62 84,96 82,29
99,96 99,81 99,51
9
error (%) 12,34 14,88 17,31
Perhitungan ΔPs teori (diwakili oleh data nomor 1)
Perhitungan kesalahan Δ
ℎ =.1013300. 5 = 1013300.5 =99959.72 =99.96
=100− (∆∆ 100) =100− (87,99,6926 100)=12,34%
Dari hasil perhitungan diatas didapat perbedaan yang cukup besar antara teori dan aktual. Faktor yang menyebabkan hal tersebut bisa jadi dikarenakan ketidak akuratan alat vacum pump yang digunakan karena tidak sesuai dengan kondisi aslinya jika pesawat berada di suatu ketinggian dan ketidak telitian praktikan dalam melakukan pengujian dan pengukuran.
10
11
BAB 3 KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan praktikum yang kami lakukan maka dapat diketahui
bahwa helikopter aloette II yang berada di hanggar aeronautika POLBAN memiliki fligh insrument yang terdiri dari satu buah Altimeter , satu buah Airspeed indicator dan satu buah Vertical speed indicator . Altimeter yang dicek dengan memberikan tekanan negatif ( suction) dengan alat pompa manual menandakan altimeter masih dapat berfungsi. Ketika dilakukan suction pada altimeter pointer pada display bergerak dan menunjukan nilai tertentu. Airspeed yang dicek dengan memberikan udara bertekanan dari compressor menandakan airspeed indicator masih dapat berfungsi. Ketika airspeed indicator disambungkan dengan compressor dan diberi total pressure dengan blower compressor maka pointer pada display dapat bergerak menunjukan nilai tertentu. 3.2 Saran
Sebaiknya dibuat prosedur yang baik dan benar untuk kegiatan pengetesan flight instrument ini agar didapat hasil yang tidak jauh berbeda antara aktual dan teori. Diperlukannya ketelitian dalam melakukan pengetesan instrument ini agar data yang diperoleh dapat dioleh dengan baik dan benar.