LAPORAN
PRAKTIKUM LAPANGAN
MEKANIKA FLUIDA
PENGUKURAN DEBIT ALIRAN SUNGAI
DISUSUN OLEH
PANGERAN APRIYONO SUBIRTO
NIM. 31512A0060
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Mataram, Juli 2017
Co'Ass Praktikum Praktikan
HERUNADI SYAHPUTRA PANGERAN APRIYONO SUBIRTO
NIM.31412A0046 NIM.31512A0060
Dosen Pengampuh
ERNI ROMANSYAH, S.Tp.,M.Sc.
NIDN.0801078801
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan dari matakuliah "MEKANIKA FLUIDA".
Laporan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Mataram, Juli 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Praktikum 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1.Tempat dan Waktu Praktikum ..6
3.2.Alat dan Bahan praktikum ..6
3.3.Cara Kerja ..6
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN 8
4.1. Hasil 8
4.2 Perhitungan 9
BAB V PEMBAHASAN 14
BAB VI PENUTUP
6.1.Kesimpulan 16
6.2.Saran 16
DAFTARPUSTAKA ....
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan mendominasi komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-mana dalam biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia serta fisika yang unik. Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara permanen berkala digenangi air, baik air tawar, payau, atau laut yang dihitung dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami maupun buatan.
Limnologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari lingkungan perairan darat (misalnya danau, situ, waduk, danau, rawa dan lahan basah), terdiri atas kompoenen biotik dan abiotik, serta pengungkapan proses-proses interaksi diantara komponen-komponen itu.
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dalam suatu penampang tertentu (sungai/ saluran/mata air). Pemilihan lokasi pengukuran debit air : di bagian sungai yang relatif lurus; jauh dari pertemuan cabang sungai; tidak ada tumbuhan air; aliran tidak turbelen; aliran tidak melimpah melewati tebing sungai. Pengukuran debit air sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus air. Kecepatan arus yang berkaitan dengan pengukuran debit air ditentukan oleh kecepatan gradien permukaan, tingkat kekasaran, kedalaman, dan lebar perairan.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannnya praktikum ini adalah untuk mengukur debit aliran sungai dengan metode current meter, pelampung dan sekat ukur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Besarnya debit sedimen terlarut/suspensi dapat dihitung melalui pengukuran debit dan pengambilan sampel sedimen. Sampel sedimen suspensi yang diambil dari suatu lokasi pos duga air dilakukan setelah pengukuran debit. Lokasi pengambilan sampel harus memenuhi syarat sebagaimana yang berlaku pada pengukuran debit.
Peralatan yang digunakan adalah :
Alat pengambil sampel sedimen jenis USDH 48 yang digunakan pada saat pengukuran debit dengan merawas
Alat pengambil sampel sedimen jenis USD 59 untuk pengukuran debit menggunakan perahu, sisi jembatan, cable car dan winch cable way.
Botol sampel isi 500 ml lengkap dengan etiketnya
Seperangkat peralatan pengukuran debit lengkap
Jika maksud pengambilan sampel untuk mendapatkan data distribusi konsentrasi sedimen suspensi terhadap kedalaman, maka digunakan metode integrasi titik. Metode integrasi kedalaman diperlukan bila diinginkan analisa hidrologi yang terkait dengan sedimen suspensi dari suatu SWS atau DPS (Anonim,2014).
Menurut Nurdin (1984) air adalah zat yang mengelilingi semua organismedan merupakan bagian terbesar pembentuk tumbuh-tumbuhan dan binatang air. Air juga meruapakan tempat terjadinya berbagai reaksi kimia oleh berbagaiorganisme hidup. Menurut Adriman (2002) menyatakan bahwa perairan umum adalahbagian permukaan bumi yang secar permanent maupun berkala digenangi oleh air,baik air tawar, payau maupun air laut, mulai dari garis pasang surut terendah kearah
daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau buatan. Menurut Sachlan (1980) perairan umum merupakan sumberdaya yangmempunyai potensi besar baik bagi perikanan maupun untuk kehidupan manusia.
Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis makhluk hidup bersifat aquatic. Debit air adalah jumlah air yang mengalirdari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk,m3 /dtk, dm3 /dtk). Menurut Fauzi (1996) bahwa arus merupakan pergerakan dan perpindahanmassa air secara horizontal dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Goldman dalam Rambe (1999) bahwa kecepatan arus air dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu arus yang sangat cepat ( > 100cm/detik), cepat (50 – 100 cm/detik), sedang (25 – 50 cm/detik), lambat (10 – 25cm/detik) dan sangat lambat (< 10 cm/detik).
Menurut Mahida (1984) bahwa pergerakan air yang cukup lambat didaerah berlumpur menyebabkan patikel-partikel halus mengendap dan detritusberlimpah. Menurut Hehanusa (2001) debit adalah jumlah atau volume air yangmengalir di sungai atau badan air yang lain (asal kata dari Belanda, debiet ), dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu. Menurut Asdak (2002) bahwa pada musim kemarau besar debit air aliranair menyusut drastis.
Menurut Danar (2004) bahwa pada musim hujan debit air meningkatdrastis. Dengan tingginya debit air, seluruh air dengan kandungan organik yangtinggi di dalamnya akan tersapu habis dan masuk ke perairan pesisir. Menurut Odum (1971) bahwa pengendapan partikel lumpur di dasarperairan tergantung pada arus.
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002).
Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan, dan kecepatan aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan kecepatan rerataV, sehingga debit aliran adalah:
Q = AxV
Dengan :
Q =Debit Aliran (m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan Aliran (m/s)
Metode penelitian meliputi pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran langsung di lapangan meliputi pengukuran lebar, tinggi air, tinggi saluran drainase, sisi miring, dan diameter pada masing-masing saluran drainase dari yang berbentuk trapesium, persegi, dan lingkaran. Variabel yang diamati adalah debit air pada masing-masing saluran drainase.
Debit air sungai merupakan tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai ( Mulyana, 2007).
Perlu diingat bahwa distribusi kecepatan aliran di dalam alur tidak sama arah horisontal maupun arah vertikal. Dengan kata lain kecepatan aliran pada tepi alur tidak sama dengan tengah alur, dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama dengan kecepatan pada dasar alur.
Distribusi Kecepatan Aliran
A : teoritis
B : dasar saluran kasar dan banyak tumbuhan
C : gangguan permukaan (sampah)
D : aliran cepat, aliran turbulen pada dasar
E : aliran lambat, dasar saluran halus
F : dasar saluran kasar/berbatu
Persoalan yangsering muncul ketika melakukan pengukuran debit sungai mendorong para ahli hidrologi mengembangkan alat/bangnan pengontrol aliran sungai untuk tujuan pengukuran debit.bangnan tersebut antara lain, weir dan flume. Cara kerja banganunan pengukur debit tersebut diatas adalah dengan menggunakan kurva aliran untuk mengubah kedalaman aliran air menjadi debit. Perbedaan pemakaian kedua alat tersebut adalah bahwa flume digunakan untuk mengukur debit pada sungai dengan debit aliran besar, sering disertai banyak sampah atau bentuk kotoran lainnya. Sedangkan aliran air kecil atau dengan ketinggian aliran (h) tidak melebihi 50 cm. Biasanya dipakai weir. Aliran yang melewati lempengan weir akan menunjukan besar kecilnya debit di tempat tersebut. Kegunaan utama alat tersebut adalah untuk mengurani kesalahan dalam menentukan hubungan debit (Q) dan tinggi muka air.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengukuran debit aliran sungai dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Juni 2017 pukul 14.00 WITA sampai dengan selesai yang berlokasi di Saluran Air Irigasi Pertanian, Jalan Lingkar Selatan, Kota Mataram.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran debit aliran sungai ini yaitu:
Saluran air, Sekat ukur (segitiga, segi empat, dan trapesium), Penggaris, Stopwach, Meteran, Tali, Paralon (sebagai pelampung), Current meter, Pensil, dan Kertas.
3.3 Cara Kerja
Proses pelaksanaan praktikum ini untuk mengukur kecepatan aliran sungai dengan menggunakan alat current meter adalah sebagai berikut :
Ukur dimensi sungai meliputi lebar sungai, dan bagi lebar sungai menjadi beberapa segmen tergantung keadaan sungai tersebut.
Hitung kedalaman sungai dengan menggunakan tongkat berskala.
Tempatkan alat ukur current meter pada kedalaman tertentu, sesuai dengan kedalaman sungai (lihat tabel 1.1).
Dengan menggunakan stopwach, hitunglah kecepatan sungai melalui angka yang ditampilkan dalam monitor current meter. Lama waktu pencatatan adalah 1 menit.
Ulangin langkah hingga tiga kali pengukuran.
Lakukan pengukuran pada segmen 2 dan 3
Hitunglah kecepatan aliran sungai rata-rata pada setiap segmen pengukuran dengan cara menjumlahkan nilai pengamatan.
Hitunglah debit sungai dengan mengalikan luas penampang sungai dengan kecepatan rata-rata aliran sungai.
Prosedur pengukuran kecepatan aliran sungai dengan metode apung adalah sebagai berikut :
Ukur panjang sungai dengan menggunakan meteran yang akan dijadikan lintasan benda. Jarak atau panjang sampai sekurang-kurangnya memberikan waktu perjalanan selama 20 detik.
Jatuhkan benda yang dapat terapung pada titik pengamatan 1 dan waktu mulai dihitung. Hentikan pencatatan waktu ketika benda telah sampai pada titik pengamatan 2.
Catat waktu yang ditempuh benda tersebut.
Lakukan pengamatan beberapa kali minimal tiga kali percobaan.
Hitung rata-rata waktu yang diperlukan benda selama percobaan tersebut.
Hitung kecepatan aliran sungai dengan membagi antar jarak titik pengamatan dengan waktu tempuh rata-rata. Kemudian kalikan kecepatan aliran tersebut dengan angka tetapan 0,75 (keadaan dasar sungai kasar).
Hitung debit sungai dengan mengalikan luas sungai dengan kecepatan aliran yang didapatkan dari perhitungan langkah 6.
Prosedur pengukuran kecepatan aliran sungai dengan menggunakan sekat ukur adalah sebagai berikut :
Disiapkan semua alat yang digunakan.
Pasang sekat ukur pertama yang dikehendaki.
Alirkan air kedalam saluran yang dikehendaki.
Catat tinggi permukaan air mulai dari bagian dasar sekat ukur/saluran.
Dalam waktu bersamaan, hitung kenaikan permukaan air pada bagian yang dibendung.
Ulangi langkah 2 sampai 5 sebanyak 3 kali.
Ulangi prosedur diatas dengan sekat ukur yang berbeda.
BAB IV
HASIL DAN PERHITUNGAN
4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil debit aliran sungai sebagai berikut :
Pengukuran debit dengan current meter :
No.
Segmen
Ulangan
Kedalaman
(h)
Meter
Dimensi
saluran
Luas
(A)
m²
Kecepatan
(V)
m/dtk
Debit (Q)
m³/dtk
(p)
meter
(l)
meter
1.
Tepi kiri
1
26 cm
2 m
1,15 m
2,30
0,3
2
0,4
3
0,4
2.
Tengah
1
26 cm
2 m
1,15 m
2,30
0,1
2
0,3
3
0,3
3.
Tepi kanan
1
23 cm
2 m
1,15 m
2,30
0,1
2
0,3
3
0,4
Pengukuran debit dengan pelampung :
No.
Segmen
Ulangan
Kedalaman
(h)
Meter
Dimensi
saluran
Luas
(A)
m²
Kecepatan
(V)
m/dtk
Debit (Q)
m³/dtk
Waktu (t)
(p)
meter
(l)
meter
1.
Tepi
kiri
1
27
5
0,75
3,75
11,50
2
13,17
3
13,7
2.
Tengah
1
29
5
0,75
3,75
8,99
2
8,98
3
10,27
3.
Tepi
kanan
1
26
5
0,75
3,75
10,66
2
13,64
3
18,90
Pengukuran debit dengan sekat ukur :
No.
Sekat
Ulangan
Tinggi
dasar
saluran
(D)
Tinggi
air (h)
meter
Lebar
saluran
(B)
Lebar
dalam
sekat
(b)
Konst
anta
debit
(k)
Koefi
sien
debit
(n)
Debit
(Q)
m³/dtk
1.
Segiempat
1
21 cm
8 cm
90 cm
50 cm
1,133
1,5
679,800
2
3
2.
Segitiga
1
35 cm
19 cm
99 cm
22 cm
82,089
2,5
3,899
2
3
3.
Trapesium
1
31 cm
14 cm
95 cm
28 cm
-
1,5
10,936
2
3
4.2 Perhitungan
Perhitungan Menggunakan Current Meter :
Segmen tepi kiri
0,3+0,4+0,43 x 2,30
=0,36 x 2,30
=0,828
Segmen tengah
0,1+0,3+0,33 x 2,30
=0,23 x 2,30
=0,529
Segmen tepi kanan
0,1+0,3+0,43 x 2,30
=0,26 x 2,30
=0,598
Perhitungan Menggunakan Pelampung :
Mencari kecepatan (V) m/dtk
Segmen tepi kiri
Ulangan 1
V=st
=511,50
=0,434
Ulangan 2
V=st
=513,17
=0,379
Ulangan 3
V=st
=513,7
=0,364
Segmen tengah
Ulangan 1
V=st
=58,99
=0,556
Ulangan 2
V=st
=58,98
=0,556
Ulangan 3
V=st
=510,27
=0,486
Segmen kanan
Ulangan 1
V=st
=510,66
=0,469
Ulangan 2
V=st
=513,64
=0,366
Ulangan 1
V=st
=518,90
=0,264
Mencari debit (Q) m³/dtk
Segmen tepi kiri
0,434+0,379+0,3643 x 3,75
=0,392 x 3,75
=1,47
Segmen tengah
0,556+0,556+0,4863 x 3,75
=0,532 x 3,75
=1,995
Segmen tepi kanan
0,469+0,366+0,2643 x 3,75
=0,366 x 3,75
=1,3725
Perhitungan Menggunakan Sekat Ukur :
a.) Sekat Segiempat
Konstanta debit (k) :
k = 107,1+ 0,1778+ 14,2 821 – 25,7 90-50h 21.90+ 2,04 9021
=107,1+0,022+5,409-25,7 3201,890+ 2,04 4,285
= 86,831 169.3 +2,04 4,285
=86,831 . 13,011+2,04 . 2,070
=1,133
Koefisien debit (n) :
Koefisien debitnya bernilai 1,5
Debit aliran (Q) :
Q=k.b.h 32
Q=1,133 . 50 . 8 . 1,5
Q=679,800
b.) Sekat Segitiga
1. Konstanta debit (k) :
k=81,2+ 0,2419+ 84+ 1235 1999-0,09²
=81,2+0,012+ 84+ 125,916 0,010201
=81,2+0,012+86,028 . 0,010201
=82, 089
2. Koefisien debit (n) :
Koefisien debitnya bernilai 2,5
3. Debit aliran (Q) :
Q=kh 52
= 82,089 . 19 . 2,5
=3,899
c.) Sekat Trapesium
1. Konstanta debit (k) :
Tidak memiliki rumus konstanta debit
2. Koefisien debit (n) :
Koefisien debitnya bernilai 1,5
3. Debit aliran (Q) :
Q=0,0186 bh 32
=0,0186 . 28 . 14 . 1,5
=10,936
BAB V
PEMBAHASAN
Debit aliran merupakan banyaknya air yang mengalir dalam satuan volume per waktu dengan satuan meter kubik per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Debit aliran tersebut dipengaruhi dengan adanya siklus hidrologi, salah satunya yaitu hujan. ketika intensitas hujan rendah debit aliran kecil sedangkan ketika intensitas hujan tinggi debit aliran akan semakin besar. Besar kecilnya debit aliran mempengaruhi sedimentasi yang terjadi pada hulu sungai.
Pada praktikum kali ini, kegiatan pengukuran debit aliran sungai dilakukan dengan tiga cara atau metode, diantaranya adalah dengan menggunakan current meter, pelampung dan sekat ukur. Dari ketiga metode tersebut, terdapat perbedaan dari segi proses pelaksanaan kegiatan pengukuran kecepatan aliran. Untuk pengukuran dengan menggunakan current meter kecepatan aliran sungai dapat diukur apabila tampilan angka pada monitor current meter telah muncul ,setelah current meter ditempatkan pada kedalaman tertentu sesuai kedalaman sungai.
Pada penggunaan metode pelampung, digunakan suatu benda yang dapat mengapung seperti pipa. Kemudian benda tersebut dijatuhkan pada titik pengamatan satu dan pencatatan waktu dimulai, pencatatan waktu dihentikan setelah benda telah sampai pada titik pengamatan dua, barulah kecepatan aliran sungai dapat diukur. Selanjutnya dengan penggunaan sekat ukur, pengukuran dapat dilakukan setelah sekat ukur dipasang dengan serapat rapatnya, diusahakan agar aliran air tidak melewati sisi bagian kanan dan kiri sekat ukur, melainkan aliran air harus keluar melalui sekat yang berbentuk segi empat, segitiga dan trapesium.
Dari hasil pengukuran dengan tiga metode tersebut, yang dimulai dengan pengukuran dengan menggunakan metode current meter. Melalui proses perhitungan didapatkan hasil bahwa segmen tepi kirilah yang memiliki debit aliran terbesar yaitu 0,828 m/dtk. Sedangkan untuk perhitungan pada pengukuran debit dengan pelampung hasil kecepatan aliran tertinggi terdapat pada segmen tengah dengan waktu ulangan ialah 0,556 0,556 0,486.
Pada perhitungan untuk mencari debit aliran dengan metode pelampung didapatkan bahwa debit aliran terbesar dimiliki oleh segmen tepi kanan yaitu dengan 1,3725³/dtk.
Kemudian pada pengukuran debit dengan sekat ukur didapati hasil perhitungan untuk konstanta debitnya, nilai tertinggi dimilik oleh sekat segitiga yaitu 82,089. Berikutnya untuk perhitungan mencari koefisien debit, nilai tertingginya juga dimiliki oleh sekat segitiga yaitu 2,5 sedangkan untuk sekat segiempat dan trapesium memiliki hasil koefisien debit yang sama. Untuk perhitungan debit aliran, debit aliran terbesar dimiliki oleh sekat segiempat yaitu 679,800
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.
Besar kecilnya debit aliran mempengaruhi sedimentasi yang terjadi pada hulu sungai.
Kecepatan aliran berbanding lurus dengan besarnya debit dimana semakin besar kecepatan aliran air maka semakin besar debit air yang dihasilkan.
5.2 Saran
Pada praktikum ini sebaiknya diberikan jarak antar masing-masing kelompok, pembagian tempat pengukuran alirannya jangan terlalu berdekatan agar praktikan dapat konsen pada saat proses pengukurannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.http://raharjabayu.wordpress.com/2011/06/13/pengukuran-debit-dan-pengambilan-sampel/.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Asdak.Chay.2002.Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Gajah Mada
University Press:Yogyakarta.
Adriman. 2002. Kualitas Dan Distribusi Spasi Karakteristik Fisika KimiaPerairan Sungai Sulir Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis.Berkala Perikanan Terubuk ISSN 0126-4265 Vol. 29, No. 2.
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
GadjamadaUniversity : Jogjakarta. 618 hal.
Danar,A. 2004. Musim Hujan Dan Eutrofikasi Perairan Pesisir. http: //cac. Eng.Ui.ac.id / article / articleprint / 2660 / 1 / 25 /
Fauzi.1996.Kumpulan Istilah Perikanan.Lembaga Yayasan Informasi danKajian. Pekanbaru. 203 hal. (tidak diterbitkan)
Hehanusa, P.E., dan Haryani, G.,s. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat).Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia.230 hal.
Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Rajawali : Jakarta. 543 hal.
Nurdin, S,. 1984. Peran Radiasi Matahari Sebagai Input Dalam Kemantapan Ekosistem. IPB : Bogor. 45 hal.
Odum. 1971. Fundamentalis Of Ecologi. 3rd Ed. W. B. Sounders Comp.Philadelphia. 574 pp.
Rambe, S.B.M.S. 1999. Kualitas Sungai Kampar Di Kecamatan Bangkinang Barat Ditinjau Dari Karakteristik Fisika, Kimia dan Struktur KomunitasPhytoplankton. Skripsi, Fperika UNRI. Pekanbaru. 46 hal.
Sachlan,M. 1980. Planktonologi. Diktat Perkuliahan Planktonologi. FakultasPerikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 63 hal.Sihotang, C,.1988. Limnologi II . Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI :Pekanbaru. 64 hal.
LAMPIRAN
PRAKTIKUM LAPANGAN
KELOMPOK I
PENGUKURAN DEBIT DENGAN SEKAT UKUR
gambar (1) setelah pemasangan sekat ukur segiempat
gambar (2) setelah pemasangan sekat ukur segitiga
gambar (3) setelah pemasangan sekat ukur segitiga dan trapesium
gambar (4) & (5) kegiatan saat proses pengukuran
doc.by-p.apryonws