DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPORAN PENELITIAN 13 JANUARI 2017
GAMBARAN KEPARAHAN KARIES GIGI GIGI PERMANEN PERMANEN PADA ANAK ANAK USIA USIA 6, 9, DAN 12 12 TAHUN YANG DINILAI DINILAI DENGAN DENGAN MENGGUNAK MENGGUNAKAN AN INDEKS INDEKS PUFA DI KABUPATEN KABUPATEN KOLAKA KOLAKA SULAWESI TENGGARA
Nama
: In I nce Ti Tien Ay A yu Ni Nilam Ku K usuma Ma Maulana
Stambuk
: J111 11 149
Pembimbing
: Dr Drg. RiniPratiwi, M. M.Kes
Hari Hari/T /Tan angg ggal al Baca Baca : Juma Jumat/ t/ 13 Jan Janua uari ri 2017 2017 Tempat
: Ruang Seminar IKGM Fakultas Kedokteran Gigi UniversitasHasanuddin
DIBACAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
1
GAMBARAN KEPARAHAN KARIES GIGI GIGI PERMANEN PERMANEN PADA ANAK USIA 6, 9, DAN 12 TAHUN TAHUN YANG DINILAI DINILAI DENGAN DENGAN MENGGUNAK MENGGUNAKAN AN INDEKS INDEKS PUFA DI KABUPATEN KABUPATEN KOLAKA KOLAKA SULAWESI TENGGARA Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana
Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Universitas Hasanuddin
LATAR BELAKANG
Kesehata Kesehatan n gigi dan mulut merupaka merupakan n bagian dari dari kesehatan kesehatan tubuh yang tidak tidak dapat dipisahkan satu dengan dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan akan 1
mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indones Indonesia ia saat ini masih sangat sangat memprihat memprihatinka inkan, n, perlu perlu perhatian perhatian serius dari tenaga kesehatan.
13
Kesehata Kesehatan n gigi dan mulut di Indones Indonesia ia perlu diperhatik diperhatikan, an,
karena karena penyakit penyakit gigi dan mulut merupaka merupakan n penyakit penyakit tertinggi tertinggi yang yang dikeluhka dikeluhkan n 14
oleh oleh masya masyarak rakat. at. Departemen Kesehatan RI (1992) menyatakan menyatakan bahwa masalah masalah utama utama kesehatan kesehatan gigi gigi dan mulut mulut di di Indonesia Indonesia adala adalah h berupa berupa penyakit penyakit jaringan jaringan 19
keras keras gigi yang yang cukup tinggi. tinggi. Data globa globall menunjukkan menunjukkan bahwa bahwa penyakit penyakit gigi dan dan mulut menja menjadi di masalah masalah dunia yang yang dapat dapat mempeng mempengaruh aruhii kesehata kesehatan n umum dan dan kualitas kualitas hidup. hidup. Penyakit Penyakit gigi dan mulut yang yang terbanyak terbanyak diderita diderita masyarak masyarakat at bahkan bahkan anak-ana anak-anak k yaitu yaitu penyakit penyakit karies gigi.
14
Penyakit karies gigi merupakan 1
masalah masalah utama dalam dalam rongga rongga mulut mulut anak anak sampai sampai saat saat ini. ini. Karies gigi merupakan salah salah satu satu penya penyakit kit infeks infeksii yang yang dapat dapat meru merusa sak k strukt struktur ur gigi gigi dan dan jaring jaringan an dalam mulut yang menyebabkan menyebabkan gigi berlubang. berlubang.
3
2
Hasil Hasil stud studii morbid morbidita itass Studi Studi Keseh Kesehata atan n Rumah Rumah Tangga Tangga Survei Survei Keseha Kesehatan tan Nasional 2001, 2001, dari prevalensi sepuluh kelompok penyakit yang dikeluhkan dikeluhkan masyaraka masyarakat, t, penyakit penyakit gigi dan mulut di urutan pertama pertama dengan dengan prevalens prevalensii 61%, diderit dideritaa oleh 90% 90% penduduk penduduk Indone Indonesia sia dan dan 89% anak anak di bawa bawah h umur 12 13
tahun. Data terbaru terbaru Oral Health Health Media Centre Centre (April 2012), 2012), memperlihatk memperlihatkan an 6090% anak anak usia sekolah sekolah dan hampir hampir semua semua orang orang dewasa dewasa di seluruh seluruh dunia dunia memiliki memiliki permasa permasalahan lahan gigi. gigi. Data Data dari dari Persatua Persatuan n Dokter Dokter Gigi Indone Indonesia sia (PDGI) (PDGI) meny menyebu ebutka tkan n bahwa bahwa sedik sedikitny itnyaa 89% pen pender derita ita gigi gigi berlub berlubang ang adalah adalah anak anak-an -anak ak usia dibawah 12 tahun.
1
Usia anak tergolong usia usia rentan bagi bagi terjadinya penyakit karies gigi.
3
Anak usia sekolah khususnya anak sekolah dasar adalah satu kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya anak-anak tersebut masih masih mempuny mempunyai ai perilaku atau atau kebiasaan kebiasaan diri yang kurang kurang menunjang menunjang terhadap terhadap kesehat kesehatan an gigi, sehingg sehinggaa masalah masalah kesehata kesehatan n gigi dan mulut menjadi menjadi perhatia perhatian n yang yang sanga sangatt penting penting dalam dalam pemba pembangu nguna nan n keseha kesehatan tan yang yang sala salah h satuny satunyaa dise diseba babk bkan an oleh oleh kesehatan gigi.
14
ren renta tanny nnyaa
kelo kelomp mpok ok
ana anak k
usia usia
sek sekol olah ah dari dari
gan gangg ggua uan n
Salah satu penyebab tersebut adalah tersedianya berbagai jenis
jajanan anak-anak di lingkungan lingkungan sekolah pada umumnya yang bersifat manis, lunak, dan melekat pada gigi, ditambah lagi dengan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut yang masih kurang.
11
3
Gigi permanen yang yang pertama erupsi dalam rongga mulut pada usia usia 6 tahun tahun yaitu yaitu gigi geraham geraham pertama pertama permanen. permanen. Gigi ini merupakan merupakan gigi gigi yang terbesar dan baru erupsi setelah pertumbuhan dan perkembangan perkembangan rahang sudah cukup memberi tempat untuknya. Gigi Gigi gerahampertama permanen berfungsi berfungsi untuk untuk mengunya mengunyah, h, menumbuk, menumbuk, dan menggiling menggiling makanan makanan karena karena
mempuny mempunyai ai
permukaa permukaan n kunyah kunyah yang lebar lebar dengan dengan banyak banyak tonjolan-to tonjolan-tonjola njolan n dan lekukanlekukanleku lekuka kan. n. Berd Berdas asar arka kan n hasi hasill pene penelit litia ian n sint sintaa dkk, dkk, oran orang g tua tua di Kawangko Kawangkoan an masihbisa masihbisa
kelu kelura raha han n
Bawah Bawah berpendap berpendapat at bahwa bahwa gigi geraham geraham pertama pertama permanen permanen ini
mengala mengalami mi
pergantian pergantian
gigi,
sehingg sehinggaa mereka mereka
tidak
begitu begitu
memer memerhat hatika ikanny nnya. a. Setela Setelah h gigi terse tersebut but terken terkenaa karies karies dan dibaw dibawaa ke dokter dokter gigi, gigi, kemudian kemudian mendapat mendapat penjelas penjelasan an tentang tentang gigi tersebut tersebut baru para orang tua 5
mengetahui bahwa gigi tersebut tidak ada penggantinya. penggantinya. Berdasarkan penelitian dari Syamsul Syamsul Bashierah Ikasari Ikasari dikutip Liwe Liwe (2015) yang yang dilakukan dilakukan di SD di Kecamata Kecamatan n Tamalanre Tamalanreaa Makassar Makassar dari usia usia 6, 9, 12 tahun persenta persentase se terbesar terbesar kasus karies gigi molar pertama pada anak anak berdasarkan umur berada pada umur umur 9 tahun tahun yaitu 37,3% 37,3% sebayak sebayak 224 anak anak untuk usia 12 tahun yaitu yaitu 32,8% 32,8% sebanyak sebanyak 197 anak sedangkan usia 6 tahun yaitu yaitu 29,8% sebanyak 179 anak. anak.
10
Keadaan karies gigi di Indonesia cenderung meningkat dari DMF-T=0,7 (1973), menjadi 2,3 (1979-1982) (1979-1982) dan pada survey kesehatan gigi terakhir dari dari WHO adalah 2,6 (1984-1988), sedang menurut hasil survey dasar kesehatan gigi dan mulut di 7 wilayah Daerah Tingkat II Jawa Barat tahun1995 prevalensi karies gigi masyar masyarakat akat di Jawa Jawa Baratsekit Baratsekitar ar 79,9% 79,9% dengan dengan DMF-T = 5,74 5,74 pada kelompok usia 8 sampai 55 tahun.
19
Hasil berbagai survei dan penelitian,
4
diantara diantaranya nya National National Health Health and Nutrition Nutrition Examinat Examination ion Survey Survey (NHNES) (NHNES) tahun tahun 1999-2002 1999-2002 di AS melapo melaporkan rkan 42% anak usia 6-19 6-19 tahun tahun memiliki memiliki karies karies gigi gigi permane permanen. n. Survey Kesehata Kesehatan n Nasional Nasional India India tahun tahun 2002-2003 2002-2003,, melaporka melaporkan n prevalen prevalensi si karies karies anak usia 12 tahun tahun adalah adalah 53,8%,pe 53,8%,penelit nelitian ian di Delhi India India terhadap terhadap 520 anak
usia
9-12 9-12
tahun
yang
dipublik dipublikasik asikan an
tahun 2011
menunjukkan prevalensi karies 52,3%, rerata def-t anak usia 9 tahun adalah 2,17 dan usia 12 tahun adalah adalah 0,27; sedangka sedangkan n rerata DMF-t anak usia 9 2
tahun tahun adalah adalah 1,1 dan usia usia 12 tahun adalah adalah 0,8. Hasil survei Kesehatan Nasi Nasion onal al tahu tahun n 2004 2004 diny dinyataka atakan n bahwa bahwa 30% 30% pend pendud uduk uk Indo Indone nesi siaa mende menderit ritaa peny penyak akit it gigi gigi
dan dan
mulu mulut. t.
Di
nega negarara-ne nega gara ra berk berkem emba bang ng sepe sepert rtii Indo Indone nesi siaa
prev preval alen ensi si kari karies es gigi gigi teru teruss meni mening ngka kat. t. Berd Berdas asar arka kan n cata catata tan n
Orga Organi nisa sasi si
Kese Kesehat hatan an Dunia Dunia WHO tahun tahun 2003 2003 meny menyata ataka kan n angka angka kejad kejadian ian karies karies pada pada anak anak masih masih sebesar sebesar 60-90%, 60-90%, untuk daerah daerah pulau Jawa prevalen prevalensi si penderita penderita karies
sebanyak 58,6%.
15
Nation National al Inst Institu itution tion of Health Health di Amer Amerika ika Serika Serikatt
melaporkan bahwa karies karies gigi menjadi penyakit penyakit kronis kronis yang paling sering diderita anak anak umur umur 5 – 17 – 17 tahun, tahun, yang yang kasusnya kasusnya lima kali lebih banyak banyak dibandin1g dibandin1g asma dan tujuh tujuh kali kali dari dari demam demam akibat akibat alergi. alergi. Jika Jika tidak tidak diobati, diobati, karie kariess gigi dapat dapat menyebabkan menyebabkan timbulnya timbulnya rasa sakit sakit pada gigi, gigi, gangguan penyerapan makanan, mempengaruhi mempengaruhi pertumbuhan pertumbuhan tubuh anak dan hilangnya hilangnya waktu waktu sekolah sekolah karena karena 1
sakit sakit gigi. gigi.
Karies Karies gigi adalah adalah penyakit penyakit jaringan jaringan gigi gigi yang yang ditandai ditandai dengan dengan kerusaka kerusakan n jaringan, dimulai dari permukaan gigi meluas kearah pulpa. Karies gigi dapat terjadi terjadi pada pada setiap setiap orang yang yang dapa dapatt timbul timbul pada pada suatu permukaan permukaan gigi dan
5
14
dapat meluas kebagian yang lebih dalam dari gigi. Karies Karies bersifat bersifat progresif progresif dan prevalen prevalensinya sinya meningkat meningkat seiring seiring pertambaha pertambahan n usia dalam dalam setiap setiap populasi. populasi. Hal tersebut dikaitkan dengan waktu paparan yang lebih
lama dengan faktor
2
etiologi karies. Prevalensi karies masih cukup tinggi tinggi di seluruh dunia, dunia, sehingga karies karies merupakan merupakan suatu penyakit penyakit infeksi infeksi gigi yang menjadi menjadi prioritas prioritas masalah masalah 14
kesehatan gigi dan mulut. Hasil Hasil Riset Riset Keseha Kesehatan tan Dasar Dasar (RIS (RISKE KESDA SDAS) S) Tahun Tahun 2013 menunjukkan menunjukkan prevalensi nasional masalah masalah gigi dan dan mulut sebesar 3
25,9%. Di beberapa negara barat prevalensi prevalensi karies gigi gigi semakin berkurang berkurang dalam waktu sekitar dua puluh lima tahun terakhir ini, tetapi di negara yang sedang berkemba berkembang, ng, termasuk termasuk Indonesi Indonesia, a, penyakit penyakit ini masih masih menjadi menjadi masalah masalah utama pada orang dewasa dan terutama pada anak-anak. Menurut sebuah penelitian yang yang dilakukan dilakukan di Berisso Berisso Buenos Buenos Aires Argentina Argentina yang yang dipublika dipublikasi si Januari Januari 2010 menunjukk menunjukkan, an, anak anak usia 6 tahun mempuny mempunyai ai prevalen prevalensi si karies karies gigi gigi sulung sulung 67,9% dan gigi permanen permanen 16,3%. Penelitian Penelitian lain di Peru yang dipublikasikan dipublikasikan Juli 2009, rerata DMF-T anak usia 12 tahun adalah 3,92 dengan prevalensi karies 2
83,8%. Tingg Tingginy inyaa propor proporsi si karies karies diseb disebabk abkan an karen karenaa banyak banyaknya nya faktor faktor yang yang berpeng berpengaruh aruh terhadap terhadap
terjadinya terjadinya
karies.Ka karies.Karies ries yang yang tidak dirawat dirawat ini
lamakelamaan akan menjadi infeksi odontogenik.
3
Selama 70 tahun terakhir, data tentang karies dikumpulkan dengan 4
menggunakan indeks DMFT. Salah satu satu kelemahan kelemahan indeks indeks DMF-T DMF-T tidak dapat dapat mencatat mencatat konsekue konsekuensi nsi dari lesi-lesi lesi-lesi karies karies dengan dengan keterliba keterlibatan tan pulpa yang yang tidak 3
dirawat. Indeks Indeks DMFT ini memberika memberikan n informasi informasi tentan tentang g karies, karies, penamba penambalan lan dan dan pencabutan pencabutan tetapi tidak menilai akibat klinis dari karies gigi gigi yang tidak dirawat.
6
Karies Karies dalam dalam yang yang sudah sudah menge mengenai nai pulpa tetap dimasukan dimasukan ke dalam dalam katego kategori ri 4
karies dentin dan kelainan pulpanya tidak dinilai sama sekali. Pada negara-negara dengan dengan pendapat pendapatan an rendah rendah dan menengah menengah,, kebanya kebanyakan kan karies karies gigi mencapai mencapai dentin tidak dirawat dengan berbagai berbagai alasan. Sehingga proses karies seringkali berkembang
menjadi
tahap
lebih
lanjut.Di negara-negara tertentu seperti
Filipina,banyak Filipina,banyak karies gigi telah berkembang
mencapai
pulpa,
yang dapat
menyebabkan menyebabkan infeksi infeksi jaringan jaringan sekitarnya sekitarnya yaitu dalam bentuk ulserasi, abses dan 12
fistula.
Pada Pada tahun tahun 2007, 2007, World World Health Health Asse Assembly mbly (WHA (WHA)) mengaku mengakuii adanya adanya beb beban an yang ang sang sangat at bes besar ar di di selu seluru ruh h dun dunia ia aki akiba batt peny penyak akit it gigi gigi dan dan mulu mulutt sert sertaa menekankan menekankan pentingnya meningkatkan meningkatkan upaya upaya berdasarkan pengumpulan data yang komprehensif (evidence (evidence based).Oleh karena itu diperlukan diperlukan sistem penilaian baru yang dapat menilai menilai tingkat keparahan keparahan penyakit penyakit gigi dan mulut. Penilaian tingkat keparahan keparahan penyakit penyakit gigi dan mulut adalah dengan dengan menggunakan menggunakan indeks 4, 12
PUFA/pufa.
Indeks PUFA adalah suatu indeks penyakit karies gigi yang digunakan 3
untuk untuk mengukur mengukur keparah keparahan an karies karies gigi yang tidak tidak dirawat. dirawat. Indeks ini dinilai berdasarkan berdasarkan keterlibatan keterlibatan pulpa (P/p), adanya adanya ulserasi (U/u) (U/u) karena sisa akar, akar, 4
adanya adanya fistel fistel (F/f) dan apaka apakah h sudah sudah ada abses abses (A/a). (A/a). Indeks ini digunakan baik untuk gigi permanen ataupun gigi sulung.
3
7
Gambar 1. Karies mencapai Pulpa Sumber: Monse B, Heinrich-Weltzien R, Benzian H, Holmgren C, C, van Palenstein Palenstein HW. PUFA – PUFA – An index of clinical consequences of untreated dental caries. Comm Dent Oral Epidemiol 2010; 38: 79
terdapat tepi tajam gigi atau terdapat fragmen akar. Gambar 2.Ulser akibat terdapat Sumber: Monse B, Heinrich-Weltzien R, Benzian Benzian H, Holmgren C, van Palenstein HW. HW. PUFA – PUFA – An index of clinical consequences of untreated dental caries. Comm Dent Oral Epidemiol 2010; 38: 79
Gambar 3.Fistula. Sumber: Monse B, Heinrich-Weltzien R, Benzian Benzian H, Holmgren C, van Palenstein HW. HW. PUFA – PUFA – An index of clinical consequences of untreated dental caries. Comm Dent Oral Epidemiol 2010; 38: 79
8
Gamb Gambar ar 4.Abses. Sumber: Monse B, Heinrich-Weltzien R, Benzian Benzian H, Holmgren C, van Palenstein HW. HW. PUFA – PUFA – An index of clinical consequences of untreated dental caries. Comm Dent Oral Oral Epidemiol 2010; 38: 79
Hasil National Oral Health Survey (NOHS) tahun 2006 di Filipina, 97,1% 97,1%
anak anak sekol sekolah ah dasar dasar umur umur 6 tahun tahun dan dan 78,4% 78,4% anak anak umur umur 12
tahun tahun
mengalami karies, karies, dan hampir hampir 50% menderita infeksi infeksi odontogenic dengan karie kariess yang yang menca mencapai pai pulpa pulpa,, ulsera ulserasi, si, fistu fistula la dan abse absess (PUFA) (PUFA)..
13
Berdasarkan hasil Survei Riset Kesehatan Dasar (RISKERDAS) tahun 2013 menunjukkan indeks Decayed Missing Filled Tooth (DMF-T) sebagai indikator status kesehatan gigi, yaitu sebesar 4,6. Hal ini menunjukkan bahwa kerusakan gigi penduduk Indonesia 460 buah gigi per 100 orang. Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKERDAS) tahun 2013 prevalensi
karies
adalah
28,6.
7
Berdasarkan
Riset
Kesehatan
Dasar
(RISKERDAS) tahun 2007 Prevalensi nasional Karies Aktif adalah 43,4%. Sebanyak
14
provinsi
memiliki prevalensi Karies Aktif diatas prevalensi
nasional salah satunya satunya yaitu Sulawesi Tenggara.Tiga Tenggara.Tiga kabupaten/ kota di Sulawesi Sulawesi Tenggara, lebih 30% penduduknya mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut, 6
salah satunya yaitu Kabupaten Kolaka. Kabupaten Kolaka merupakan salah satu dari sepul sepuluh uh Kabupa Kabupaten/K ten/Kota ota di Sulawe Sulawesi si Tenggara Tenggara.. Berdasar Berdasarkan kan Profil Profil
9
Kesehatan Kabupaten Kolaka tahun 2014, kabupaten kolaka memiliki luas 2
wilayah sebesar 3.265,30 km dengan jumlah penduduk 24.154 jiwa. Kabupaten Kolaka terdiri dari 12 kecamatan yaitu Iwoimeda, Wolo, Samaturu, Latambaga, Kolaka, Wundulako, Baula, Pomalaa, Tanggetada, Polinggona, Watubangga, dan 8
Toari.
Penduduk Kabupaten Kolaka Berdasarkan Kecamatan Kecamatan Tahun 2014 Gambar 1. Peta Persebaran Penduduk Sumber: Pofil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2014. Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka; 2015. p.7
Peny Penyak akit it mulu mulutt term termas asuk uk kar karie iess masi masih h menj menjad adii tant tantan anga gan n besa besarr bagi bagi kesehatan kesehatan masyarakat. WHO menetapkan pada tahun 2000 sebanyak 50% anak usia 5-6 tahun bebas bebas karies dan dan standar rerata rerata karies gigi (DMF-T) secara secara 2
global global tidak tidak lebih dari 3 untuk untuk anak anak usia usia 12 tahun. tahun. Peny Penyaakit
karie ries
gigi igi
meru merupa paka kan n sala salah h satu satu peny penyeb ebab ab masa masala lah h kese keseha hata tan n gigi gigi dan dan mulu mulut. t. Inde Indeks ks DMF-T Indonesia yang yang menggambarkan menggambarkan pengalaman karies karies menunjukkan hasil sebesar sebesar 4,6 yang yang berarti berarti kerusaka kerusakan n gigi penduduk penduduk Indonesi Indonesiaa 460 buah gigi per 100 orang.Kurangnya orang.Kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan menyebabkan penderita atau orang tua cenderung
mengabaikan perawatannya. perawatannya.
Penyakit
karies
gigi
yang tidak
10
dirawat akan terus berlanjut kerusakannya dan dapat menyebabkan infeksi, kerus kerusak akan an pada pada jarin jaringan gan sekita sekitarr gigi, gigi, anta antara ra lain lain berupa berupa ulkus, ulkus, serta serta abse absess atau
pembengkakan pembengkakan
dan
bahkan
menjadi fokal infeksi bagi organ tubuh
3
lainnya. Komplikasi infeksi oleh karena karies yang tidak dirawat, merupakan alasan yang paling umum dari anak-anak yang yang datang ke rumah sakit.
2
Di Indonesia, laporan mengenai keparahan karies gigi berdasarkan indeks PUFA masih langka, padahal penelitian demikian sesungguhnya diperlukan sebagai indikator untuk menilai keadaan kesehatan gigi dan keberhasilan upaya 16
peningkatan kesehatan gigi di seluruh daerah Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui gambaran keparahan keparahan karies gigi permanen permanen pada anak usia usia 6, 9, dan 12 tahun tahun yang yang dinilai dengan dengan menggunakan menggunakan indeks PUFA di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan rumusan masalah pada pada penelitian ini adalah adalah gambaran keparahan keparahan karies gigi permanen pada anak usia 6, 9, dan 12 tahun yang dinilai dengan menggunakan menggunakan indeks PUFA di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara? TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keparahan karies gigi permanen pada anak usia 6, 9, dan 12 tahun yang dinilai dengan menggunakan menggunakan indeks PUFA di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara.
11
MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi ilmiah bagi Dinas Kesehatan Kota setempat dalam menyusun program kesehatan gigi dan dunia ilmu pengetahuan pengetahuan kedokteran kedokteran gigi dan mulut pada umumnya umumnya serta menjadi salah satu aspek bagi pengembangan penelitian lebih lanjut. METODE PENELITIAN
Metode Metode penelitian penelitian yang yang digunakan digunakan adalah adalah metode metode Pilot Pathfinder Survey. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional sectional study. study. penelitian cross
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pene Penelit litia ian n ini ini dila dilaks ksan anak akan an di Seko Sekola lah h Das Dasar ar (SD) (SD) dari dari 4 Wilay Wilayah ah Keca Kecama mata tan n yakni akni SDN SDN 2 Lam Lamok okat ato o di Keca Kecama mata tan n Kola Kolaka ka,, SDN SDN 1 Ana Anaiw iwoi oi di Keca Kecama mata tan n Tang Tangge geta tada da,, SD 2 Kol Kolak akas asii di di Keca Kecama mata tan n Lata Latamb mbag aga, a, Dan Dan SD 1 Tos Tosib ibaa di di Keca Kecamat matan an Samatu SamaturuK ruKabu abupa paten ten Kolaka Kolaka UtaraS UtaraSula ulawe wesi si Tengga Tenggara, ra, pada pada tangga tanggall 17-19 November 2016. Popul Populasi asi dan Sampel Sampel Penelit Penelitian ian
Populasi pada penelitian yaitu seluruh anak-anak kelompok usia 6, 9, dan 12 Tahun di kabupaten kabupaten Kolaka Sulawesi Sulawesi Tenggara. Pada kelompok kelompok umur 6 tahun, tahun, terdiri dari anak umur 6 dan 7 tahun, kelompok umur 9 tahun terdiri dari anak umur 8, 9 dan 10 tahun, kelompok umur 12 tahun terdiri dari anak umur 11, 12 dan 13 13 tahun. tahun. Metode Metode penelitia penelitian n menggu menggunaka nakan n pilot pathfinder surveyyaitu membagi wilayah wilayah menjadi daerah daerah urban dan rural. Sampel diambil diambil dari SD dari dari
12
masing-masing daerah.Se .Secara keselur luruhan, kabupaten kolaka mem memilik liki 12 Kecamat matan, yakni Kecamatan Toari , Keca Kecama mata tan n Baul Baulaa, Keca Kecama mata tan n Kola Kolaka ka, Keca Kecamat matan an Latam Latambag bagaa, Kecama Kecamatan tan Pomala Pomalaaa, Kecama Kecamatan tan Samat Samaturu uru, Kecamatan Tanggetada , Kecamatan Kecamatan Watubang Watubangga ga, Keca Kecama matan tan Wolo Wolo, Kecama Kecamatan tan Wundu Wundulak lako o, Keca Kecamat matan an Poling Polinggo gona na, dan dan Keca Kecama mata tan n Iwoi Iwoime mend ndaa aa. Dari seluruh kecamatan terse tersebut but untuk untuk menen menentuk tukan an tempat tempat pene peneliti litian an dipilih dipilih 2keca 2kecamat matany anyang ang masing masing-masing mewakili mewakili daerah urban dan dan rural, dari 591 sampel sampel penelitian, hanya hanya 590 sampel yang memiliki data yang lengkap, terdapat 1 yang memiliki data tidak lengkap sehingga data ini diekslusi (dikeluarkan). Kriteria Inklusi
1. Siswa Siswa yang yang bers bersed edia ia menjad menjadii sampe sampell peneli penelitia tian. n. 2. Siswa yang yang bersedia bersedia dilakukan dilakukan pemeriksa pemeriksaan an gigi dan mulut. 3. Siswa yang yang kooperatf kooperatf selama selama prose prosess pemeriks pemeriksaan aan gigi dan pengumpu pengumpulan lan data. Kriteria Ekslusi
1.
Data Data tidak tidak lengk lengkap ap (tidak (tidak mengis mengisii
data data menge mengenai nai lokas lokasi,u i,umur mur,, dan jenis jenis
kelamin). DEFINISI OPERASIONAL
1.
Kepa Kepara raha han n
kari karies es
gig gigii
ada adala lah h
suat suatu u
kon kondi disi si
yan yang g
men mengg ggam amba bark rkan an
pengalaman karies seseorang yang sudah lebih lanjut dilihat dari dampaknya pada pulpa gigi dan kondisi jaringan sekitar gigi, berupa terbukanya pulpa, adanya ulserasi, ulserasi, fistula dan abses yang yang dihitung dengan menggunakan menggunakan indeks PUFA.
13
2.
Indeks Indeks PUFA adalah adalah suatu suatu indeks indeks penyakit penyakit karies karies gigi yang yang digunakan digunakan untuk mengukur keparahan karies gigi yang tidak dirawat, yang mencatat keterlibatan pulpa (P/p), ulserasi (U/u) mukosa mulut karena fragmen gigi, fistula (F/f) dan abses (A/a).
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kartu status, alat tulis, mirror , sarung sarung tangan, tangan, dan masker, masker, lembar lembar penilaia penilaian n indeks PUFA. KRITERIA KRITERIA PENILAIAN PENILAIAN Indeks PUFA
Indeks PUFA adalah suatu angka yang menggambarkan keparahan penyakit karies gigi yang tidak dirawat.Indeks ini dinilai berdasarkan keterlibatan pulpa (P/p), (P/p), adanya adanya ulserasi ulserasi (U/u) karena karena sisa sisa akar, akar, adanya adanya fistel fistel (F/f) dan apakah apakah sudah sudah 4
ada abses (A/a). Indeks ini digunakan digunakan baik untuk gigi gigi permanen permanen ataupun gigi sulung.
3
Data status perkembangan keparahan karies diperoleh dengan melakukan pemeriksaan pemeriksaan kesehatan gigi. Operator memeriksa perkembangan keparahan karies gigi gigi perma permanen nen denga dengan n melih melihat at kondis kondisii rongg ronggaa mulut mulut yang yang sebelu sebelumny mnyaa telah telah diberikan pelatihan pelatihan mengenai cara penilaian dan penjelasan penjelasan mengenai mengenai kondisi gigi yang yang dapat dapat dima dimasuk sukan an dalam dalam kate katego gori ri P atau atau U atau atau F atau atau A. A. Operat Operator or Menghitung banyaknya banyaknya gigi permanen permanen yang menggambarkan menggambarkan keparahan keparahan penyakit penyakit karies gigi gigi yang tidak dirawat.Hasil visualisasi visualisasi kemudian dicatat dicatat dalam lembar formulir survey (kartu status).
14
Tiap gigi diberi satu skor, P (karies dengan keterlibatan pulpa) pulpa) atau U (ulserasi mukosa mulut mulut karena fragmen fragmen gigi) atau F (fistula) atau A (abses).Penilaiannya (abses).Penilaiannya menggunakan menggunakan indeks PUFA dengan cara visual, dengan penilaian penilaian sebagai berikut: 1. P adalah adalah keterlib keterlibatan atan pulpa,dic pulpa,dicatat atat jika terbu terbukany kanyaa ruang ruang pulpa pulpa dapat dapat terlihat terlihat atau jika struktur mahkota gigi telah telah rusak oleh proses karies karies dan hanya hanya akar atau fragmen akar yang tersisa. Probing tidak dilakukan untuk diagnosis keterlibatan pulpa. 2. U adalah adalah ulserasi ulserasi karena karena trauma trauma dari potongan potongan tajam gigi,dica gigi,dicatat tat jika tepi yang tajam dari dislokasi dengan keterlibatan pulpa atau fragmen akar menyebabkan ulserasi traumatik dari jaringan lunak sekitarnya, misalnya lidah atau mukosa bukal. 3. F adala adalah h
fistul fistulaa
yang yang ditan ditandai dai jika jika pus kelua keluarr dari dari traktu traktuss sinus sinus yang yang
berhubungan berhubungan dengan gigi dengan keterlibatan pulpa. 4. Aadalah Aadalah
abses abses
yang yang
ditandai ditandai ada pembengk pembengkakan akan disertai disertai pus yang
berhubungan berhubungan dengan keterlibatan pulpa. Skor PUFA per orang, yaitu jumlah dengan cara yang sama seperti DMFT/def-t dan mewakili mewakili jumlah gigi yang yang termasuk dalam dalam kriteria diagnosis diagnosis PUFA. Huruf kapital untuk gigi permanen dan huruf kecil digunakan untuk gigi sulung. Skor untuk gigi permanen dicatat secara terpisah. Jadi untuk seorang individu skor, rentang skor PUFA 0-28 untuk gigi permanen.
15
ALUR PENELITIAN
1. Sebelum Sebelum penelitian penelitian dilaksa dilaksanaka nakan, n, survei survei awal dilakukan dilakukan untuk untuk mengetahui mengetahui lok lokasi da dan kondis ndisii dari lin lingkunga ungan n sek sekola olah yang ang aka akan dija dijadi dik kan lok lokasi penelitian. 2. Melakuka Melakukan n sosialisas sosialisasii kepada pihak pihak penangg penanggung ung jawab jawab mengenai mengenai maksud maksud dan tujuan pelaksanaan pelaksanaan penelitian penelitian yang akan akan dilaksanakan. dilaksanakan. 3. Peneli Peneliti ti memi meminta nta bantua bantuan n kepa kepada da kepala kepala sekola sekolah h dan dan staf stafff penga pengajar jar untuk untuk meng mengum umum umka kan n kepa kepada da sisw siswan any ya untu untuk k ber berku kump mpul ul di di ruan ruang g kel kelas as yan yang g ditent ditentuka ukan n dalam dalam rangka rangka peny penyulu uluha han n dan melak melakuka ukan n pemerik pemeriksa saan an status status kesehatan gigi dan dan mulut siswa-siswi. 4. Setela Setelah h muridmurid-mur murid id terkum terkumpul pul,, pene peneliti liti menent menentuka ukan n samp sampel el yang yang akan akan di teliti berdasar berdasarkan kan kriteria kriteria inklusi.Pe inklusi.Peneliti neliti melakuka melakukan n penyuluha penyuluhan n terhadap terhadap sampe sampell menge mengena naii tujuan tujuan pen peneli elitia tian n dan dan melaku melakukan kan pemeri pemeriksa ksaan an statu statuss keparaha keparahan n karies karies gigi perma permanen nen yang yang dinilai dinilai dengan dengan mengguna menggunakan kan indek indekss PUFA yang diperoleh dengan pemeriksaan langsung rongga mulut siswa-siswi secara visual dibantu dengan menggunakan kaca mulut ( mirror ). ). 5. Mencatat Mencatat hasil hasil pemeriksa pemeriksaan an pada pada lembaran lembaran formulis formulis survey survey (kartu (kartu status). status). 6.
Setela Setelah h seluru seluruh h data terku terkumpu mpull dilakuk dilakukan an perhi perhitun tunga gan, n, pengo pengolah lahan an,, dan menganalisis data yang telah didapatkan.
16
ANALISIS DATA
1. Jenis Data
: Data primer
2. Pengo Pengolah lahan an data data : Seluru Seluruh h data data diolah diolah denga dengan n mengg mengguna unaka kan n progr program am SPSS 16.0 for Windows (SPSS Inc, Chicago, IL,USA) 3. Peny Penyaj ajia ian n data data
: Dat Dataa dis disaj ajik ikan an dala dalam m ben bentu tuk k tab tabel el dan dan ura uraia ian. n.
HASIL PENELITIAN
Telah dilakukan penelitian mengenaigambaran keparahan karies gigi permanen pada anak usia 6, 9, dan 12 tahun yang dinilai dengan menggunakan inde indeks ks PUFA PUFA di Kabu Kabupa pate ten n
Kol Kolak akaa Sula Sulawe wesi si Teng Tengg gara. ara. Pene Peneli liti tian an ini ini
dilaksanakan dilaksanakan diSekolah diSekolah Dasar Dasar dari 4 Wilayah Kecamatan yakni SDN 2 Lamokato di Kecamata Kecamatan n Kolaka Kolaka,, SDN 1 Anaiwo Anaiwoii di Kecamatan Kecamatan Tanggeta Tanggetada, da, SD 2 Kolaka Kolakasi si di Kecamata Kecamatan n Latamb Latambaga, aga, Dan SD 1 Tosiba Tosiba di Kecamata Kecamatan n Samatur SamaturuKabu uKabupate paten n Kolaka Kolaka Utara Sulawesi Sulawesi Tenggara Tenggara,, pada pada tangga tanggall 17-19 17-19 Novemb November er 2016, 2016, dari dari 591 591 sampel penelitian, penelitian, hanya hanya 590 sampel yang yang memiliki data yang yang lengkap, lengkap, terdapat 1 yang memiliki data tidak lengkap sehingga data ini diekslusi (dikeluarkan). (dikeluarkan). Selanjutnya, seluruh hasil penelitian dikumpul dan dicatat, serta dilakukan pengolahan pengolahan dan analisis data data dengan dengan menggunakan menggunakan program SPSS versi 16.0 (SPSS Inc, Chicago, IL, USA).Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi sebagai berikut.
17
Tabel 1.Distri Distribus busii karakt karakteri eristi stik k sampel sampel berda berdasar sarka kan n lokasi lokasi urban urban dan dan rural rural Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara pada bulan November 2016 (n=590) Urban (n=310)
Karakteristik
Kelompok Usia (thn) 6 9 12 Jenis Jenis Kelami Kelamin n Laki-laki Perempuan
Rural (n=280)
Jumlah (n=590)
n
(%)
n
(%)
n
%
59 89 162
19.0% 28.7% 52.3%
95 79 106
33.9% 28.2% 37.9%
154 168 268
26.1% 28.5% 45.4%
130 180
41.9% 58.1%
135 145
48.2% 51.8%
265 325
44.9% 55.1%
Sumber: Data Primer
Tabel Tabel 1 distribus distribusii karakter karakteristik istik sampel sampel berdasark berdasarkan an lokasi lokasi urban urban dan rural rural berjumlah 590 anak anak menunjukkan bahwa jumlah sampel sampel untuk kelompok usia 6 tahu tahun n di wilay wilayah ah urb urban an 59 59 (19. (19.0% 0%)) dan dan di wila wilay yah rur rural al 95 95 (33. (33.9% 9%). ). Juml Jumlah ah sampel sampel untuk untuk kelompok kelompok usia 9 tahun tahun di wilayah wilayah urban urban 89 (28.7 (28.7%) %) dan dan di wilayah wilayah rural rural 79 (28.2%). (28.2%). Pada kelompok kelompok usia 12 tahun di wilayah wilayah urban urban 162 (52.3%) (52.3%) dan pada pada wilayah wilayah rural 106 (37.9%). (37.9%). Sedangka Sedangkan n jumlah sampel sampel laki-laki laki-laki di wilayah wilayah urban urban 130 130 (41.9%) (41.9%) dan di wilayah wilayah rural rural 135 135 (48.2%) (48.2%).Jumla .Jumlah h sampel sampel perem perempua puan n di wilaya wilayah h urba urban n berj berjuml umlah ah 180 (58.1% (58.1%)) dan dan di wilay wilayah ah rural rural 145 145 (51.8%).
18
Tabel 2. Distribusi PUFA berdasarkan gigi yang terkena pada anak usia 9, dan 12 tahun Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara pada bulan November 2016 (n=436) Usia (thn)
9
12
To tta al
N
168
PUFA
n
Gigi 17/47
16/46
15/45
14/44
13/43
12/42
11/41
21/31
22/32
23/33
24/34
25/35
26/36
27/37
P
16
1/0
5/2
0/2
0/1
0/1
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/1
0/2
0/1
0/0
U
1
0/0
0/1
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
F
0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
A
0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
P
120
2/2
10/29
5/9
1/1
1/1
1/0
0/0
0/0
0/0
1/0
2/0
2/5
6/41
0/1
U
3
0/0
0/1
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
1/0
0/0
0/1
0/0
F
1
0/0
0/1
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
A
7
0/0
0/1
0/1
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
1/4
0/0
P
136
3/2
15/31
5/11
1/2
1/2
1/0
0/0
0/0
0/0
0/0
2/1
2/7
6/42
0/1
U
4
0/0
0/2
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
1/0
0/0
0/1
0/0
F
1
0/0
0/2
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
A
7
0/0
0/1
0/1
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
0/0
1/4
0/0
268
4 36 36
N: Jumlah sampel menurut usia 9 dan 12 Tahun n: Jumlah gigi berdasarkan kerusakannya Sumber: Data Primer
19
Tabel 2 menujukkan menujukkan distribusi PUFA berdasarkan gigi gigi yang terkena pada anak anak usia 9 dan 12 tahun.Pada anak usia 6 tahun tidak ditemukan ditemukan kerusakan kerusakan gigi gigi yang melib melibat atka kan n pulp pulpa, a, menim menimbu bulk lkan an ulse ulsera rasi si,, fist fistul ulaa
maup maupun un abse absess pada pada gigi gigi
permane permanennya nnya.. Pada anak anak usia 9 tahun ada kerusaka kerusakan n gigi yang melibatkan melibatkan pulpa pulpa dan terjadi ulserasi, tetapi tidak ditemukan kerusakan kerusakan yang menimbulkan fistula maupun abses pada gigi gigi permanennya. permanennya. Pada Pada anak usia usia 12 tahun, ditemukan ditemukan kerus kerusak akan an gigi gigi dengan dengan keter keterliba libatan tan pulp pulpa, a, ada ulsera ulserasi, si, dan dan fistula fistula serta7 serta7 gigi gigi permanen yang mengalami abses. Tabel 2 juga juga menunjukkan bahwa pada anak usia 9 tahun, gigi yang yang karies dengan dengan keter keterlibata libatan n pulpa pulpa (P) terbanyak terbanyak pada gigi molar satu kanan kanan atas atas (gigi (gigi 16) sebanyak sebanyak 5 gigi,karies gigi yang tidak dirawat dan menyebabkan menyebabkan ulserasi mukosa
Tabel 2 menujukkan menujukkan distribusi PUFA berdasarkan gigi gigi yang terkena pada anak anak usia 9 dan 12 tahun.Pada anak usia 6 tahun tidak ditemukan ditemukan kerusakan kerusakan gigi gigi yang melib melibat atka kan n pulp pulpa, a, menim menimbu bulk lkan an ulse ulsera rasi si,, fist fistul ulaa
maup maupun un abse absess pada pada gigi gigi
permane permanennya nnya.. Pada anak anak usia 9 tahun ada kerusaka kerusakan n gigi yang melibatkan melibatkan pulpa pulpa dan terjadi ulserasi, tetapi tidak ditemukan kerusakan kerusakan yang menimbulkan fistula maupun abses pada gigi gigi permanennya. permanennya. Pada Pada anak usia usia 12 tahun, ditemukan ditemukan kerus kerusak akan an gigi gigi dengan dengan keter keterliba libatan tan pulp pulpa, a, ada ulsera ulserasi, si, dan dan fistula fistula serta7 serta7 gigi gigi permanen yang mengalami abses. Tabel 2 juga juga menunjukkan bahwa pada anak usia 9 tahun, gigi yang yang karies dengan dengan keter keterlibata libatan n pulpa pulpa (P) terbanyak terbanyak pada gigi molar satu kanan kanan atas atas (gigi (gigi 16) sebanyak sebanyak 5 gigi,karies gigi yang tidak dirawat dan menyebabkan menyebabkan ulserasi mukosa mulu mulutt kare karena na frag fragme men n gigi gigi (U) pada pada gigi gigi molar molar satu satu kana kanan n baw bawah ah(g (gig igii 46) 46) sebanya sebanyak k 1 gigi,teta gigi,tetapi pi tidak ditemukan ditemukan kerusak kerusakan an gigi yang menimbulk menimbulkan an fistula (F) serta abses (A). Sedangkan pada anak usia 12 tahun, gigi yang karies dengan keterlibatan pulpa pulpa (P) (P) terbanyak terbanyak pada gigi molar satu kiri bawah bawah (gigi (gigi 36) 36) sebanya sebanyak k 41 gigi, kerusak kerusakan an gigi yang menimbul menimbulkan kan ulserasi ulserasi mukosa mukosa mulut karena karena fragmen fragmen gigi (U) pada gigi 46,24dan36 masing-masing sebanyak 1 gigi, karies gigi yang tidak dirawat dirawat dan dan menye menyebabk babkan an fistel fistel (F) (F) pada pada gigi gigi molar molar satu satu kanan kanan bawah bawah (gigi 46) sebanyak sebanyak 1 gigi dan karies gigi yang tidak dirawat dan menyebabkan menyebabkan abses abses yang terbanyak terkena pada pada gigi molar satu satu kiri bawah bawah (gigi 36) sebanyak 4 gigi.
20
PEMBAHASAN
Hasil Hasil penelitian penelitian tidak ditemuka ditemukan n kerusaka kerusakan n gigi yang melibatka melibatkan n pulpa serta menimbulkan ulserasi, fistula maupun abses pada gigi permanen pada anak usia 6 tahun. Penelitian ini hampir sama dengan survey di Brazil pada anak 6-7 tahun menggunakan menggunakan indeks PUFA menghasilkan prevalensi skor PUFA hanya han ya sebanyak 24% dan hanya satu gigi yang menerima skor s kor “u”.
12
Hasil penelitian menunjukkan pada anak usia 9 tahun, gigi yang paling banyak mengalami karies dengan keterlibatan pulpa adalah gigi molar satu kanan atas (Gigi (Gigi 16). Hasil Hasil penelitian penelitian McDon McDonald ald (2011) (2011) mengemuka mengemukakan kan bahwa bahwa tingginy tingginyaa frekuensi karies pada permukaan oklusal oklusal gigi molar pertama permanen pada anak usia 9 tahun. Tetapi pada penelitian ini tidak menilai tingkat keparahan karies.Hal ini disebabk disebabkan an karena karena periode periode erupsi erupsi yang pendek pendek.. Lebih lanjut lanjut lagi dijelaskan dijelaskan bahwa bahwa gigi gigi molar molar pertam pertamaa perma permanen nen adala adalah h gigi gigi yang yang paling paling pertam pertamaa erupsi erupsi 17
dalam dalam pertumbuh pertumbuhan an gigi permanen permanen.. Anak-anak mempunyai resiko karies yang paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi. Gigi geraham pertama
permanen
waktu waktu erupsi erupsi di rongg ronggaa mulut mulut ana anak k pada pada umur umur 6 – 7 tahu tahun. n. Wakt Waktu u erup erupsi si gigi geraham geraham pertama pertama permanen permanen lebih cepat cepat dari gigi geraham geraham yang lain menyebab menyebabkan kan gigi gigi ini rentan rentan terhadap terhadap karies karies karena karena pada masa ini permukaan permukaan oklusa oklusall gigi gigi molar molar pertam pertamaa sedang sedang berk berkemb embang ang.. Pada Pada masa masa ini gigi gigi rentan rentan karies karies sampai maturasi maturasi kedua kedua (pematang (pematangan an jaringan gigi) selesai selesai selama selama 2 5
tahun. Peneli Penelitia tian n yang yang dilak dilakuka ukan n oleh oleh JD Wang Wang (2012) (2012) menunj menunjuk ukkan kan ana anak k deng dengan an usi usiaa 9 tahu tahun n di Wuha Wuhan n memi memili liki ki pre prese sent ntas asee karie kariess mola molarr pert pertam amaa permanen yang tinggi yaitu yaitu sebesar 67%. Dijelaskan Dijelaskan bahwa tingginya prevalensi
21
karie kariess pada pada gigi gigi mola molarr perta pertama ma perman permanen en antara antara lain lain dikai dikaitak takan an den dengan gan permukaan oklusal gigi gigi molar yang yang memiliki pit dan fisur yang dalam serta perilaku perilaku anak dalam menjaga menjaga kebersiha kebersihan n gigi dan mulut yang yang buruk. buruk.
17
Hasil
penelitian Anwar Anwar di Makassar Makassar mengemukakan mengemukakan bahwa Gigi molar satu permanen mudah mudah diserang diserang karies gigi karena karena bentuk anatomisn anatomisnya, ya, permukaan permukaannya nya memiliki memiliki pit dan fisur yang memudahkan memudahkan retensi makanandan merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan bakteri karies. Selain itu, sulit bagi anak untuk membersihkan secara baik daerah daerah pit dan fisur fisur gigi molarnya molarnya dengan dengan sikat gigi, gigi, karena karena sebagian sebagian besar besar bagian dalam pit dan fisur tidak dapat dicapai dengan bulu sikat gigi.
18
Sedangkan pada anak usia 12 tahun, gigi yang paling banyak mengalami karies dengan keterlibatan pulpa adalah gigi molar satu kiri bawah (Gigi 36). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liwe dkk (2015) yaitu Gigi 36 merupaka merupakan n gigi yang yang paling paling tinggi tinggi angka kejadian kejadian kariesny kariesnyaa yaitu 32 gigi gigi (37,2%), dan Gigi 16 dengan angka kejadian paling sedikit sedikit yaitu 15 gigi gigi (17,4%). Tetapi pada penelitian ini tidak menilai tingkat keparahan karies. Gigi 36 menjadi yang yang palin paling g bany banyak ak terjad terjadiny inyaa kari karies es hal ini mungk mungkin in dise diseba babka bkan n oleh oleh kecenderungan kecenderungan anak-anak yang menjadi menjadi sampel lebih banyak banyak menggunakan menggunakan gigi 10
di regio regio kirinya untuk mengunyah. mengunyah.
Hasil penelitian ini didapatkan, karies yang terbanyak pada anak usia 12 tahun tahun. tahun. Penelitian Penelitian ini sejala sejalan n dengan dengan penelitian penelitian yang yang dilakukan dilakukan Pratiwi Pratiwi di Kabupaten Pinrang, Prevalensi karies gigi permanen (PUFA) pada usia 12 tahun lebih tinggi daripada usia 9 tahun.2 Semakin bertambah usia seseorang, maka maka semakin lama pula kesempatan gigi berhubungan dengan faktor-faktor
22
terjadinya karies. Hasil penelitian pada anak anak 10-11 tahun menunjukkan presentase karies karies pada pada molar molar pertama pertama yang yang lebih lebih besar besar dari dari anak anak usia 9 tahun. tahun. Peningka Peningkatan tan presenta presentase se karies karies pada pada molar pertam pertamaa permanen permanen pada pada usia usia 10-11 10-11 tahun sesuai sesuai dengan penelitian penelitian yangdilakukan yangdilakukan oleh Kumar, Kumar, dkk (2014) yaitu yaitu sebesar 53,08% 53,08% yang yang lebih besar besar daripada daripada anak usia usia 9 tahun yaitu yaitu 40,57% 40,57% dan presenta presentase se tertinggi tertinggi pada pada usia usia 12-13 12-13 tahun tahun yait yaitu u 65,04% 65,04%.. Hal Hal ini dapat dapat terjad terjadii dikait dikaitkan kan dengan dengan peningka peningkatan tan timbulny timbulnyaa karies karies gigi gigi seiring seiring denga dengan n bertamba bertambahnya hnya umur yang yang juga sesuai sesuai dengan dengan penelitian penelitian yang yang dilakukan dilakukan Al-sayya Al-sayyab, b, dkk (2013). (2013).
17
Behrman
(2004) dikutip oleh Putra dkk mengatakan bahwa, Periode karies paling tinggi adala adalah h pada pada usia usia 12-13 12-13 tahun tahun pada pada gigi gigi tetap tetap,, sebab sebab pada pada usia usia itu email email masih masih mengalami mengalami maturasi maturasi besar.
setela setelah h
erupsi, erupsi, sehingga sehingga kemungk kemungkinan inan terjadi terjadi
karies karies
15
Pada penelit penelitian ian ini gigi molarsatu molarsatu permane permanen n bawah bawah yang terkena terkena karies lebih lebih banyak dibanding molar satu permanen atas, hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anwar
di
wilaya wilayah h
kerja kerja Puske Puskesma smass
Pert Pertiwi iwi Makas Makassar sar
mengemukakan mengemukakan bahwa gigi molarsatu permanen permanen bawah yang terkena karies lebih banyak dibanding molar satu permanen atas kemungkinan karena molarsatu permanen bawah lebih dulu erupsi dibanding molar satu permanen atas sehingga molar satu bawah lebih lama terpapar dengan faktor yang mendukung terjadinya karies. Hasil Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang yang dilakukan dilakukan oleh Hamideh Hamideh Daryanavard Daryanavard di Riyadh yang melakukan penelitian pada anak umur6-12 tahun dan menemukan bahwa prevalensi karies molar satu permanen bawah lebih tinggi dibanding karies molar satu atas.
18
Sejalan dengan penelitian Manoy NT dkk di
23
Manado yaitu yaitu presentase presentase karies molar pertama permanen permanen pada rahang bawah bawah lebih besar besar dibanding dibanding karies karies molar molar pertama pertama permane permanen n pada pada rahang rahang atas. atas. Hasil Hasil ini juga serupa serupa dengan dengan penelitian penelitian yang yang dilakukan dilakukan Kumar Kumar dkk (2014) yang yang menunjukk menunjukkan an molar pertama permanen permanen pada rahang bawah memiliki presentase presentase karies sebesar sebesar 65,77% dan pada pada rahang atas sebesar sebesar 34,74%. Tingginya Tingginya presentase karies karies pada molar pertama permanen pada pada rahang bawah dapat diakibatkan oleh oleh jumlah pit dan groove groove yang lebih banyak banyak sehingga area retentif ini menjadi menjadi rentan terhadap timbulnya karies. Lebih Lebih lanjut lagi dijelaskan, pada pada umumnya umumnya molar molar pertama permanen pada pada rahang bawah terlebih dahulu erupsi daripada daripada molar pertama pada rahang rahang atas, atas, sehingga sehingga gigi gigi ini lebih lebih dahulu dahulu muncul muncul di rongga rongga mulut mulut menyebab menyebabkan kan gigi molar pertama pertama permane permanen n pada pada rahang rahang bawah bawah mudah mudah terkena terkena karies karies daripada daripada molar pertama pada rahang atas.
17
Data Data yang yang ditamp ditampilk ilkan an oleh oleh indek indekss PUFA PUFA dapat dapat untuk untuk
peren perenca canaa naan n progra program m
membe memberik rikan an
gamba gambaran ran
keseh kesehata atan n yang yang releva relevan,s n,seba ebaga gaii pelen pelengka gkap p data data
DMF-T. DMF-T. Indeks Indeks PUFA/pufa PUFA/pufa terbukti terbukti adekuat adekuat mengukur mengukur akibat akibat dari keparaha keparahan n kerusak kerusakan an gigi dan dapat dapat digunaka digunakan n secara secara universa universal, l, bahkan bahkan pada kondisi kondisi lapangan yang sederhana. Indeks ini mudah dan aman digunakan; digunakan; bahkan untuk mereka mereka yang bukan bukan dokter dokter gigi,hany gigi,hanyaa membu membutuhka tuhkan n sedikit sedikit waktu waktu melakuka melakukan n pemeriksaan pemeriksaan dan tidak membutuhkan peralatan tambahan apapun.
2
Karies merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak, sehingga perio periode de pada pada anak anak-an -anak ak perlu perlu mendap mendapat at perha perhatian tian khusus khusus,, teru terutam tamaa umur umur 6 sampai sampai 9 tahun tahun dimana dimana umur umur 6 tahun tahun gigi gigi molar molar permanen permanen sudah sudah mulai mulai tumbuh tumbuh sehingga lebih rentan terlebih terlebih dahulu terkena karies. karies. Umur 9 tahun tahun merupakan merupakan
24
periode periode gigi gigi bercamp bercampur ur dimana dimana jumlah jumlah gigi gigi perman permanen en dan gigi gigi sulung sulung dalam dalam 10
rongga mulut hampir sama yaitu yaitu 14 gigi permanen permanen dan 10 10 gigi sulung. sulung. Karies gigi inilah yang yang apabila apabila tidak dirawat dirawat dan dicegah dicegah dengan dengan baik dan benar, benar, akhirnya
dapat menyebabkan
kerusakan
pada
jaringan
penyangga
gigi
sehingga dapat mengakibatkan mengakibatkan menurunnya angka derajat kesehatan gigi dan 9
mulut di di masyaraka masyarakat. t. Untuk
menceg mencegah ah
terjadinya terjadinya
karies karies
gigi gigi dibutuhka dibutuhkan n
pemelihara pemeliharaan an
8
kesehatan kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Karies gigi merupakan penyakit yang
dapat dicegah
dengan
sangat
mudah,
misalnya
dengan tindakan
promotif/e promotif/eduka dukasi si dan dan pemberia pemberian n fluor fluor serta dental dental sealant sealant sebagai sebagai tindak tindakan an preventif preventif.. Pencega Pencegahan han dan perawata perawatan n karies pada anak merupaka merupakan n hal penting penting 2
untuk menghindari gangguan jangka panjang. Masa sekola sekolah h dasar dasar antara antara usia (6-12 tahun) tahun) merupaka merupakan n masa periode periode usia usia yang yang penting penting bagi bagi perkembanga perkembangan n manusia yang akan datang. Karena anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang rentan rentan terhadap penyakit penyakit gigi dan mulut seperti masalah gigi gigi berlubang, masalah bau mulut dan masalah pola makan yang baik yang dapat mempengaruhi mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut.
9
25
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan tidak ditemukan kerusakan gigi yang melibatkan pulpa serta menimbulkan ulserasi, fistula, maupun abses pada gigi permane permanen n anak usia usia 6 tahun tahun di Kabupate Kabupaten n Kolaka Kolaka Sulawesi Sulawesi Tenggara.pada Tenggara.pada anak usia 9 tahun, gigi gigi yang karies terbanyak terbanyak pada pada gigi molar satu kanan atas (gigi 16) dengan keterlibatan pulpa (P). Sedangkan anak usia 12 tahun, gigi yang karies terbanyak pada pada gigi molar molar satu kiri bawah (gigi 36) juga dengan keterlibatan pulpa (P). Hasil Hasil penelitian ini dapat disimpulkan disimpulkan bahwa gigi molar satu mandibular merupakan gigi tetap yang pertama erupsi pada umur sekitar 6-7 tahun, tahun, waktu waktu
erupsi erupsi
gigi geraham geraham
pertama pertama permanen permanen lebih cepat cepat dari gigi
geraham yang lain, sehingga menjadi menjadi gigi yang paling paling beresiko terkena terkena karies. Semakin Semakin bertamba bertambah h usia seseorang seseorang,, maka semakin semakin lama lama pula kesemp kesempatan atan gigi gigi berhubungan berhubungan dengan faktor faktor terjadinya karies. SARAN
Tingginya karies molar satu satu permanen permanen pada anak 9 dan 12 tahun di di Kabupaten Kolaka Kolaka Sulawesi Sulawesi Tenggara, Tenggara, maka sangat sangat dibutu dibutuhkan hkan perhatia perhatian n dari dari berbagai berbagai kalangan untuk lebih menggalakkan atau lebih mengoptimalkan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dan pemberian pengetahuan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut pada murid Sekolah Dasar, sehingga kerusakan gigi yang terjadi dapat ditangani lebih dini. Disarankan pada pihak pemerintah Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara dalam hal ini institusi kesehatan agar dapat melakukan survei kesehatan gigi dan mulut guna memperoleh data tentang keparahan penyakit gigi dan mulut
26
di
Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara,
monitoring,
evaluasi
dan
untuk
bisa
digunakan
dalam
juga perencanaan guna meningkatkan derajat
kesehatan kesehatan gigi dan mulut masyarakat masyarakat Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Yani RWE, RWE, Hadnya Hadnyanawa nawati ti H, Kiswaluy Kiswaluyo, o, Meilawaty Meilawaty Z. Gamba Gambaran ran Tingkat Keparahan Karies Gigi Anak Sekolah Dasar di 10 Kecamatan Kabupaten Jember. Stomatognatic Jurnal Kedokteran Gigi Unej; 2015:12 (2): 42-5 2. Pratiw Pratiwii R, Mutmai Mutmainna nnah h R. Gamba Gambaran ran kepara keparahan han karie kariess pada pada anak anak usia usia 6, 9 dan 12 tahun di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan menggunakan menggunakan Dentofasial Jurnal Kedokteran Gigi; 2013: indeks PUFA/pufa. Dentofasial 2013: 2 (12) (12):76 :76-80 3. Sumual Sumual IA, IA, Pangem Pangemanan anan DHC, Wowor Wowor VNS. VNS. Keparaha Keparahan n karies karies gigi yang tidak dirawa dirawatt pada siswa siswa SD GMIM 31 Manado Manado berdas berdasarkan arkan indeks indeks PUFA. Jurnal e-GiGi; 2016: 2016: 4 (2): 208-14 208-14 4. Pedoma Pedoman n Usa Usaha ha Keseh Kesehata atan n Gigi Gigi Sekola Sekolah h (UKG (UKGS). S). Jakart Jakarta: a: Kemen Kementri trian an Kesehata Kesehatan n RI; 2012, 2012, p. 1-7, 1-7, 37-40 37-40 5. Silaban Silaban S, Gunaw Gunawan an PN, Wicakson Wicaksono o D. Prevalen Prevalensi si Karie Kariess Gigi Gigi Geraham Geraham Pertama Permanen Pada Anak Umur 8 – 10 Tahun Di SD Kelurahan Kawangkoan Bawah. Jurnal e-GiGi; 2013: 1(2) 1(2):2 :2 6. Riset Keseha Kesehatan tan Dasar. Dasar. Badan Badan Penelitian Penelitian dan Pengemb Pengembanga angan n Kesehatan. Kesehatan. Jakarta: Departemen Departemen Kesehatan Republik Indonesia; Indonesia; 2007, p. 143 7. Riset Kesehat Kesehatan an Dasar. Dasar. Badan Badan Penelitian Penelitian dan Pengemba Pengembangan ngan Kesehata Kesehatan. n. Jakarta: Departemen Departemen Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia; Indonesia; 2013, p. 111-9 8. Profil Keseha Kesehatan tan Kabupate Kabupaten n Kolaka Kolaka Tahun 2014. 2014. Dinas Dinas Kesehata Kesehatan n Kabupate Kabupaten n Kolaka; 2015, p.4-7 p.4-7 9. Naingg Nainggola olan n SJ. Tingk Tingkat at Penge Pengetah tahua uan n Anak Anak Tentan Tentang g Pemeli Pemeliha haraan raan Kebersihan Gigi Dan Mulut Terhadap Ohi-S Dan Terjadinya Karies Pada Siswa Siswa/I /I Kelas Kelas IV SDN 10174 101740 0 Tanjun Tanjung g Selama Selamatt Kecama Kecamatan tan Sung Sungga gall Tahun 2014. Jurnal Ilmiah PANNMED; 2015: 2015: 9 (3): (3): 272-5 272-5 10. Liwe M, Mintjelungan C, Gunawan Gunawan P. Prevalensi Karies Gigi Gigi Molar Satu Permanen Pada Anak Umur 6-9 Tahun Di Sekolah Dasar Kecamatan Tomohon Selatan. Jurnal e-GiGi; 2015: 3 (2): 416-20 11. Anggraini Anggraini LD, Sari Sari MTC. Indeks Indeks Karies Karies dan Kondis Kondisii Jaringan Jaringan Periodonta Periodontall Anak SD Usia 6-12 Tahun Tahun (Penelitian pada SD Unggulan Unggulan Muhammadiyah Sapen Yogyakarta). Jakarta: Prosiding PIN IKGA V ; 2011, 2011, p. 355-68 355-68
12. Lestari Lestari NI, Prabandar Prabandarii P, Sam TAR. Caries Caries Assess Assessment ment Spectrum Spectrum And Treatment (Cast). Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo Moestopo (Beragama (Beragama). ). Jakarta; Jakarta; 2015. 2015. 13. Adhani R, Setiawan Setiawan R, Sukmana BI, Hadianto Hadianto T. Hubungan Hubungan Pelaksanaan Pelaksanaan UKGS Dengan Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Dan Sederajat di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Putih Kota Kedoktera n Gigi; 2014: Banjarmasin. Dentino Jurnal Kedokteran 2014: 2 (1): (1): 102-9 102-9 14. Pontonuwu J, Mariati NW, Wicaksono Wicaksono DA. Gambaran Status Karies Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Kinilow 1 Kecamatan Tomohon Utara. 15. Putra SY, Yuslana MA. Pola Konsumsi Konsumsi Sukrosa Dan Dan Perilaku Menggosok Menggosok Gigi Pada Anak Dengan Karies Gigi; 2014: 7 (2): 123-32 16. Namora L, Bahar A, Andreas Andreas P. Status Keparahan Keparahan Karies Gigi Gigi pada Murid Sekolah Sekolah Dasar Dasar di Daerah Tertingg Tertinggal al dan Daerah Daerah Perkotaa Perkotaan. n. FKG UI; 2013: 1-16 17. Manoy N, Kawengian Kawengian S, Mintjelungan C. Gambaran Gambaran Karies Gigi Molar Molar Pertama Permanen Permanen dan dan Status Gizi Di SD Katolik 06 Manado. Manado. Jurnal eGiGi: 2015; 2015; 3 (2):31 (2):317-22 7-22 18. Anwar AI. Tingkat Keparahan Keparahan Karies Pada Gigi Molar Pertama Permanen Permanen Berdasarkan Kelompok Umur 6 Dan 12 Tahun Wilayah Kerja Puskesmas Pertiwi Makassar. 19. Sufiwati I, Dewi TS, Aripin D. Prevalensi Prevalensi Karies Dan Indeks Indeks d e f Pada Murid-Murid Kelas I, II, Dan III Sekolah Dasar Yang Berada Di Sekitar Klinik Kerja Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unpad. Jurnal Sosiohumaniora; 2002 2002:: 4 (2): (2): 134 134 - 14