LAPORAN PENDAHULUAN SQUAMOUS CELL CARCINOMA (SCC)
Untuk memenuhi Tugas Surgia! "i Ruang #$ RSSA
Disusun %!eh & Arin"a Ri'k e*antari #+,-.-/--###-##
PRO0RAM STUDI ILMU 1EPERA2ATAN A1ULT A1ULTAS 1EDO1TERAN 1EDO1TER AN UNI3ERSITAS 4RA2I5A6A MALAN0 /-#.
#7 Pengertian Karsinoma sel skuamosa merupakan salah satu jenis kanker yang berasal dari lapisan tengah epidermis. Jenis kanker ini menyusup ke jaringan di bawah kulit (dermis). Kulit yang terkena tampak coklat-kemerahan dan bersisik atau berkerompeng dan mendatar, kadang menyerupai bercak pada psoriasis, dermatitis atau infeksi jamur (Price Sylia, !""#$. Karsinoma sel skuamosa dapat tumbuh dalam setiap epitel berlapis skuamosa atau mukosa yang mengalami metaplasia skuamosa. Jadi bentuk kanker ini dapat terjadi misalnya di lidah, bibir, esofagus, seriks, ula, agina, bronkus atau kandung kencing. Pada permukaan mukosa mulut mulut atau ula, leukoplakia merupakan predisposisi yang penting. %etapi kebanyakan karsinoma sel skuamosa tumbuh di kulit (&"-'$ (Price Sylia, !""#$. Karsinoma sel skuamosa dapat tumbuh dalam setiap epitel berlapisskuamosa atau mukosa yang mengalami metaplasia skuamosa. Jadibentuk kanker ini dapat terjadi misalnya di lidah, bibir, esofagus, seriks,ula, agina, bronkus atau kandung kencing. Pada permukaan mukosamulut mulut atau ula, leukoplakia merupakan predisposisi yang penting.%etapi kebanyakan karsinoma sel skuamosa tumbuh di kulit (&"-'$ (Price Sylia, !""#$. Suamous )ell )arcinoma atau disebut juga Karsinoma Sel Skuamosa merupakan kanker yang sering terjadi pada rongga mulut yang secara klinis terlihat sebagai plak keratosis, ulserasi, tepi lesi yang indurasi, dan kemerahan. /7 Eti%!%gi *aktor-faktor etiologi terbanyak yang berkaitan dengan karsinoma sel skuamosa ialah pemakaian tembakau, konsumsi alkohol dan irus-irus (kurang jelas$. %ermasuk tembakau yang dibakar maupun yang tidak dibakar, seperti dihirup dan mungkin juga, sirih yang dikunyah (kebiasaan di +ndia, yanmar dan Pakistan$. alaupun sebagian besar penderita perokok dan peminum alkohol, sebanyak "' penderita karsinoma sel skuamosa tidak mengaku menggunakan tembakau atau alkohol/ orang-orang ini cenderung pria atau wanita yang lebih tua (Su0anne, !""1$.
+7 E8i"emi%!%gi 2ebih dari &"' kanker rongga mulut adalah kanker sel skuamosa. Setiap tahun kurang dari 3' kejadian kanker terjadi di 4merika Serikat, di negara-negara berkembang jumlah tersebut lebih besar lagi dan lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita dengan perbandingan 56 pada tahun ", dan !6 pada tahun &&7. perubahan tersebut dikarenakan peningkatan jumlah perokok wanita pada 3 dekade terakhir. ()orwin 8li0abeth, !"""$ Pada negara berkembang terdapat peningkatan jumlah penderita dibawah usia 1" tahun, hal ini dikarenakan meningkatnya perubahan genetik pada populasi dewasa muda dan perubahan 0at karsinogenik penyebab kanker tersebut ()orwin 8li0abeth, !"""$. $7 akt%r Resik% *aktor risiko yang terkait dengan perkembangan karsinoma sel skuamosa, meliputi hal-hal berikut6 . *aktor 9enetik6 Seseorang yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker memiliki risiko terkena kanker sebanyak 3 sampai 1 kali lebih besar dari yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker. !. :sia tua lebih dari #" tahun. 3. Jenis kelamin laki-laki. 2aki-laki leih cenderung mengalami karsinoma sel skuamosa dibanding wanita, karena pajanan terhadap :; yang lebih besar 1. Kulit putih terang, rambut pirang atau coklat terang, mata hijau, biru, atau abuabu.
tembakau yaitu termasuk merokok dan mengkonsumsi alkohol. Penggunaan alkohol dengan rokok bersama-sama secara signifikan memiliki resiko yang lebih tinggi daripada digunakan secara terpisah. erokok cerutu dan merokok menggunakan pipa mempunyai resiko yang lebih tinggi terhadap kanker mulut dibandingkan dengan merokok kretek ". +munosupresi kronis. . +nfeksi >uman Papiloma ;irus (>P;$ ,7 Mani9estasi 1!inis Karsinoma sel skuamosa inasif secara klinik ditandai lesi yang ulseratif dan induratif. Sering daerah ulserasi menunjukkan tepi melingkar, melipat dan mukosa yang berdekatan dapat menunjukkan batas-batas yang tampak leukoplakia dan atau eritroplakia. ?ila kelenjar serikal yang terkena metastasis sudah mencapai dimensi cukup besar, dapat diraba, membengkak dan melekat (berbeda dengan limadenopati yang dapat digerakkan, lunak dan nyeri tekan bila sebagai akibat penyakit radang$. Secara mikroskopik, karsinoma skuamosa menunjukkan sarang- sarang dan pulau-pulau sel keratinisasi$.
epitel
Stroma
inasif jaringan
dengan berbagai ikat
biasanya
derajat
memiliki
diferensiasi
infiltrasi
(misalnya
sel-sel
radang
mononuklear. @erajat radang dapat merupakan ukuran reaktiitas imun terhadap antigen-antigen tumor. ?eberapa penelitian menunjukkan prognosis lebih baik pada tumor-tumor dengan radang hebat. :7 Pat%9isi%!%gi (%erlampir$ .7 Pemeriksaan Diagn%stik @iagnosa ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan pemeriksaan mikroskopis melalui biopsi. Seringkali, biopsi ditunda karena keputusan dari dokter maupun pasien, terdapat infeksi atau iritasi lokal. %etapi, penundaan tersebut tidak boleh lebih dari 3-1 minggu. Kadang, luasnya lesi menyulitkan untuk melakukan biopsi yang tepat untuk membedakan displasia atau kanker. Aleh sebab itu tambahan penilaian klinis lainnya dapat membantu mempercepat biopsi dan memilih daerah yang tepat untuk melakukan biopsi. Penggunaan cairan toluidine blue sangat berguna sekali, karena keakuratannya (lebih dari &"'$, murah, cepat, sederhana dan tidak inasif. ()orwin, !"""$ ekanisme kerjanya dengan afinitas atau menempelnya toluidine blue dengan @B4 dan sulfat mukopolisakarida, sehingga dapat dibedakan apakah terjadi displasia atau keganasan dengan epitel yang normal dan lesi jinak. %oluidine blue berikatan
dengan membran mitokondria , dimana terikat lebih kuat pada epitel sel displasia dan sel kanker daripada dengan jaringan normal. ()orwin, !"""$ Sitologi eksfoliatif telah membantu dalam menentukan diagnosa. Bamun, kesulitan pengumpulan sel, waktu yang lama dan biaya yang mahal telah membatasi penggunaannya. %eknik brush biopsy secara luas digunakan pada sitologi dengan pengumpulan sel yang mewakili keseluruhan epitel berlapis skuamosa. Prosedurnya tidak menyebabkan sakit, oleh sebab itu tidak perlu penggunaan anestetikum. ()orwin, !"""$ ;7 Penata!aksanaan Me"is 8aluasi yang cermat terhadap gejala dan simptom sangat penting, termasuk didalamnya biopsi danfollow- up yang rutin. Pembedahan dilakukan dengan biopsi insisi menggunakan skapel bila lesi berukuran # mm. %eknik ini cepat, tidak banyak merobek jaringan dan hanya diangkat sedikit sampling. 4pabila ukuran tumor kecil, dapat dilakukan biopsi insisi ataupun eksisi, apabila sulit membedakan antara displasia dengan karsinoma, dianjurkan menggunakan biopsi insisi. (Su0anne, !""1$ Jika hasil biopsi tersebut menunjukkan sel karsinoma skuamosa (terdapat inasi sel displasia ke jaringan ikat$, klinisi dapat merencanakan terapi kanker. %erapi yang potensial diantaranya pembedahan atupun terapi radiasi. Kadang kemoterapi digunakan sebagai tambahan, namun beberapa tumor kurang responsif terhadap kemoterapi. Pemilihan terapi tergantung dari stadium kanker, stadium dini (kecil dan terlokalisasi$, stadium lanjut (besar dan menyebar$. 8aluasi menggunakan teknik pencitraaan yang lebih baik kualitasnya seperti C (magnetic resonance$ dan )% (computed tomography$ sangat dibutuhkan. %eknik terbaru yaitu menggunakan P8% (positron emission tomography$, bisa menentukan metastase ke kelenjar limfe. %eknik ini berguna bagi klinisi untuk membedakan batas dan rencana terapi, juga menentukan prognosisnya. (Su0anne, !""1$ *ollow-up berkala perlu dilakukan pada lesi prekanker, bahkan bila lesi tersebut menghilang, dan bila terus berlanjut perlu dilakukan pembedahan. Pada tepi lesi yang secara klinis dan mikroskopis terlihat normal, bisa menjadi permasalahan dan bisa terjadi rekurensi. (Su0anne, !""1$ Penggunaan teknik laser sangat berguna pada terapi kanker dan dapat mengontrol leukoplakia. Pencegahan menggunakan analog itamin 4 (retinoid$ dan antioksidan lain (beta karoten, itamin ), 8$ kurang efektif, berdasarkan teori,
antioksidan tersebut dapat membantu menjaga sel-sel tubuh dari radikal bebas, yang merupakan promotor terjadinya mutagenesis kromosom dan karsinogenesis. Dang menjadi permasalahan pada penggunaan antioksidan ini adalah toksisitasnya dan rekurensinya ketika antioksidan ini tidak dilanjutkan. 8fektifitas antioksidan tergantung pada dosis, regimen dan indiidu pasien. (Su0anne, !""1$ @apat pula dengan pendekatan nutrisional dengan diet kaya buah-buahan dan sayur-sayuran, karena banyak mengandung antioksidan dan protein supresor-sel yang membantu mengurangi aktifitas mutagenesis dan karsinogenesis. (Su0anne, !""1$ Pengenalan dan pengontrolan lesi pre-kanker efektif mengurangi angka morbiditas dan mortalitas kanker mulut.
<7 1%m8!ikasi Karsinoma sel skuamosa tidak diobati dapat merusak jaringan sehat di dekatnya, menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lainnya, dan dapat berakibat fatal, meskipun hal ini jarang terjadi. Cisiko karsinoma sel skuamosa agresif dapat ditingkatkan dalam kasus di mana kanker6 Sangat besar atau mendalam/ elibatkan selaput lendir, seperti bibir/ %erjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti seseorang yang mengambil obat anti-rejection setelah transplantasi organ
1%nse8 Asuhan 1e8era=atan Pengkajian keperawatan adalah identifikasiEanalisis masalah (diagnosa keperawatan$, perencanaan, implementasi dan ealuasi. Proses keperawatan menyediakan pendekatan pemecahan masalah yang logis dan teratur untuk memberikan asuhan keperawatan sehingga kebutuhan pasien terpenuhi secara komprehensif dan efektif (arilynn 8. @oenges, dkk, !""$ . Pengkajian menurut @oenges (!"""$ a. 4ktiitasEistirahat $ Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah !$ Perasaan gelisah dan ansietas 3$ Pembatasan aktiitasEkerja sehubungan dengan proses penyakit 1$ b. Sirkulasi $ %anda6 ?radikardia (>iperbilurubinemia berat$ ikterik pada sclera, kulit, membran mukosa.
c. 8liminasi $ 9ejala6 :rin gelap. @iareEkonstipasi6 *eses warna tanah liat. 4danyaEberulangnya >emodialisa. d. akananE)airan $ 9ejala6 >ilang nafsu makan (4noreksia$, penurunan ?? atau meningkat (8dema$, mualEmuntah. !$ %anda6 4sites e. Beurosesori $ %anda6 Peka terhadap rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriktis f.
+ntegritas ego $ 9ejala6 4nsietas, ketakutan, perasaan tak berdaya !$ %anda6 menolak, depresi
g. ByeriEKenyamanan $ 9ejala6 Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas. ialgia, artalgia, sakit kepala, gatal (Pruritus$. !$ %anda6 Atot tegang, gelisah. h. Pernafasan $ 9ejala6 %idak minatEenggan merokok (bagi perokok$ i.
Keamanan $ 9ejala6 4danya transfusi darahEproduk darah !$ %anda6 @emam, urtikaria, lesimakulopapular, eritema tak beraturan, eksaserbasi jerawat, splenomegals, pembesaran modus serikal posterion.
j.
Seksualitas $ 9ejala6 Pola hidupEperilaku meningkatkan resiko terpajan (contoh homoseksual
k. +nteraksi sosial $ 9ejala6 masalah hubunganEperan berkaitan dengan kondisi !$ Ketidakmampuan aktif secara sosial l.
PenyuluhanEPembelajaran $ 9ejala6 Ciwayat diketahuiEmungkin terpajan pada irus, bakteri atauu toksin (makanan terkontaminasi, air, jarum suntik atau darah$ pembawa (simptomatik atau asimptomatik$. 4danya prosedur bedah dengan anestesi haloten, terpajan pada kimia toksik, obat resep, obat jalan atau penggunaan alkohol. @iabetes, 9JK atau penyakit ginjal. 4danya infeksi seperti flu pada pernafasan atas. !$ Pertimbangan6 @C9 menunjukkan rata-rata lama dirawat 5-7 hari
3$ Cencana
pemulangan6
mungkin
memerlukan
bantuan
dalam
tugas,
pemeliharaan dan pengaturan rumah. !. @iagnosa keperawatan 4dapun diagnosa keperawatan yang la0im muncul atau ditemukan menurut +in +nayah (!""1$ antara lain6 a. Byeri berhubungan dengan interensi bedah b. Potensial terhadap resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan di rumah 3. Perencanaan a. Byeri berhubungan dengan interensi bedah %ujuan6 $ engungkapkan peningkatan kenyamanan !$ enunjukkan efek relaks Kriteria hasil6 $ Klien mengungkapkan rasa nyeri hilang atau berkurang !$ %anda-tanda ital normal 3$ Pasien tampak tenang dan relaks Inter>ensi
Rasi%na!
. engkaji tingkat nyeri, skala, intensitas, lokasi dan
. Byeri tajam, intermitten sekitar daerah perdarahan
penyebarannya !. Abserasi %%; !. Perubahan %%; yang signifikan 3. ?erikan rasa nyaman (sentuhan, teraupetik$ dan dorong penggunaan teknik relaksasi
merupakan indikator nyeri 3. :ntuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri
(latihan nafas dalam$ 1. Kolaborasi pemberian obat analgetik
1. Celaksasi dengan nafas dalam mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi A! ke seluruh tubuh.
b. Potensial terhadap resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat %ujuan6 $ 2uka sembuh dengan adekuat !$ Jaringan sekitar bersih, kering dan utuh Kriteria hasil6 $ 4danya tanda-tanda infeksi seperti pus !$ 2uka bersih tidak lembab dan tidak kotor 3$ %anda-tanda ital normal Inter>ensi
Rasi%na!
. engkaji adanya tanda-tanda
. encegah secara dini tanda-tanda
infeksi seperti6 kolor, rubor, dolor,
infeksi dan untuk memudahkan
tumor dan functiolaesia
tindakan selanjutnya
!. Abserasi %%;
!. Peningkatan %%; merupakan salah satu indikasi adanya infeksi 3. enurunkan resiko kolonisasi
3. ?ersihkan luka dengan teknik septik dan aseptik 1. Kolaborasi pemberian antibiotik
bakteri 1. 4ntibiotik berguna utk menghambat dan mencegah perkembangan mikroorganisme penyebab infeksi
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan %ujuan6 $ engungkapkan pemahaman tentang perawatan nyeri dan luka pada sakit klien !$ ?erpartisipasi dalam tindakan yang dibutuhkan 3$ endemonstrasikan kemampuan untuk melakukan perawatan insisi akurat Kriteria hasil6 $ Klien dan keluarga mengungkapkan pemahaman tentang proses penyakit dan perawatanEpengobatan. Inter>ensi
Rasi%na!
. Kaji tingkat kecemasan klien
. engetahui tingkat kecemasan klien
!. enjelaskan setiap langkahEtindakan asuhan yang diberikan sesuai kebutuhan 3. ?erikan kesempatan klien mengungkapkan perasaannya 1. 4njurkan pd keluarga klien agar selalu memberi motiasi kepada klien.
utk menentukan tindakan keperawatan selanjutnya !. +nformasi dan pengetahuan yang diberikan berguna bagi klien untuk mengurangi kecemasan 3. emudahkan klien dr stress luar, meningkatkan keterampilan koping 1. 4gar klien dpt mengerti tentang penyakitnya
DATAR PUSTA1A Su00ane ). Smelt0er, ?renda 9. ?are. !""!. Keperawatan Medikal Bedah Vol.1 .Jakarta 6 89).
ansjoer, 4rif. !""". Kapita Selekta Kedokteran. *akultas Kedokteran :niersitas +ndonesia 6 Jakarta.
Judith, ilson. !"!. Buku Saku Keperawatan. Jakarta 6 89).