Dalam rangka memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air (irigasi) sangat dibutuhkan oleh tanaman (padi) dalam waktu, jumlah dan mutu yang tepat, jika tidak tanaman …Full description
diare akut dengan dehidrasi sedangDeskripsi lengkap
LAPORAN PENDAHULUAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)Full description
Masterplan Drainase KotaFull description
Deskripsi lengkap
Full description
Deskripsi lengkap
Full description
pekerjaan : Survey inventarisasi dan Desain Pengendalian Banjir Sungai Lematang, Kec. Gn. Megang, Kab. Muara Enim, Sumsel.Deskripsi lengkap
pendahuluanFull description
Laporan Pendahuluan PelabuhanFull description
Laporan Pendahuluan PPOK ( Penyakit Paru Obstruktif Kronik )
A.
Konsep Dasar 1. Definisi PPOK PPOK seba sebagai gai peny penyaki akitt yang yang dapat dapat diob diobat atii dan dan dice dicegah gah deng dengan an beberapa efek ektrapulmonal yang memberi kontribusi keparahan penyakit. Komponen paru ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak reversibel sempurna. Hambatan aliran udara biasanya progresif dan ada hubungan dengan respo espons ns
infl nflamas amasii
par paru
terha erhada dap p
ber berbaga bagaii
par partike tikell
noks noksaa
dan dan
gas. gas.
(ibisono!"#11$ Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK$ merupakan penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati! yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara pada saluran pernapasan yang tidak sepenuhnya reversibel. %angguan yang bersifat progresif ini ter&adi karena adanya respon inflamasi paru akibat pa&anan partikel atau gas beracun yang disertai efek ekstraparu yang berkontribusi terhadap dera&at penyakit (PDP'! "#1#$ Penyakit paru obstruksi kronik adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis kronik! bronkiektasis! emfisema dan asma! yang merupaka kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paruparu.(ibisono! "#11$ "#11$
". )tiologi )tiologi penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini dikaitkan dengan factorfaktor risiko yang terdapat pada penderita antara lain* (+aisal! "##,$ a.
Pa&a Pa&ana nan n dar darii par parttikel kel ant antar araa lai lain n* 1$ -erokok -ero -eroko kok k meru merupa paka kan n peny penyeba ebab b PPOK PPOK terb terbany anyak ak (/0 (/0 kasus$ kasus$ di negara negara berkem berkembang bang.. Perokok Perokok aktif aktif dapat dapat menga mengalam lamii hipersekresi mucus dan obstruksi &alan napas kronik. Dilaporkan ada hubung hubungan an antara antara penurun penurunan an volume volume ekspir ekspirasi asi paksa paksa detik detik
pertama ()P1$ dengan ¨ah! &enis dan lamanya merokok. 2tudi di 3hina menghasilkan risiko relative merokok "!45 (/0 3' * 1!1 "!4$! Perokok pasif &uga menyumbang terhadap symptom saluran napas dan PPOK dengan peningkatan kerusakan paruparu akibat menghisap partikel dan gasgas berbahaya. -erokok pada saat hamil &uga akan meningkatkan
risiko
terhadap
&anin
dan
mempengaruhi pertumbuhan paruparunya. "$ Polusi indoor -emasak dengan bahan biomass dengan ventilasi dapur yang &elek misalnya terpa&an asap bahan bakar kayu dan asap bahan bakar minyak diperkirakan memberi kontribusi sampai 6/0. -anusia banyak menghabiskan 7aktunya pada lingkungan rumah (indoor$ seperti rumah! tempat ker&a! perpustakaan! ruang kelas! mall! dan kendaraan. Polutan indoor yang penting antara lain 2O"! 8O" dan 3O yang dihasilkan dari memasak dan kegiatan pemanasan! 9at9at organik yang mudah menguap dari cat! karpet! dan mebelair! bahan percetakan dan alergi dari gas dan he7an peliharaan serta perokok pasip. HO melaporkan bah7a polusi indoor bertanggung &a7ab terhadap kematian dari 1!, &uta orang setiap tahunya. 6$ Polusi outdoor polusi udara mempunyai pengaruh buruk pada )P1! inhalan yang paling kuat menyebabkan PPOK adalah 3admium! :inc
dan
debu.
;ahan
asap
pembakaran<
pabrik<
tambang.;agaimanapun peningkatan relatif kendaraan sepeda motor di &alan raya pada dekade terakhir ini. saat ini telah meng kha7atirkan sebagai masalah polusi udara pada banyak kota metropolitan seluruh dunia. Pada negara dengan income rendah dimana sebagian besar rumah tangga di masyarakat menggunakan
cara masak tradisional dengan minyak tanah dan kayu bakar! polusi indoor dari bahan sampah biomassa telah memberi kontribusi untuk PPOK dan penyakit kardio respiratory! khususnya pada perempuan yang tidak merokok 4$ Polusi di tempat ker&a Polusi dari tempat ker&a misalnya debudebu organik (debu sayuran dan bakteri atau racunracun dari &amur$! industri tekstil (debu dari kapas$ dan lingkungan industri (pertambangan! industri besi dan ba&a! industri kayu! pembangunan gedung$! bahan kimia pabrik cat! tinta! sebagainya diperkirakan mencapai 10. b.
%enetik (defisiensi Alpha 1antitrypsin$* +aktor risiko dari genetic
c.
memberikan kontribusi 1 = 60 pada pasien PPOK. >i7ayat infeksi saluran napas berulang *'nfeksi saliran napas akut adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan! hidung! sinus! faring! atau laring. 'nfeksi saluran napas akut adalah suatu penyakit terbanyak diderita anakanak. Penyakit saluran pernafasan pada bayi dan anakanak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa de7asa! dimana ada hubungan dengan ter&adinya PPOK.d.
%ender! usia! konsumsi alkohol dan kurang aktivitas
fisik* 2tudi pada orang de7asa di 3ina14 didapatkan risiko relative pria terhadap 7anita adalah "!?# (/0 3 ' @ "!,4"!?$. sia tua >> "!51 (/0 3' "!/6"!?$. Konsumsi alkohol >> 1!55 (/0 3' * 1!4/ = "!1/$! dan kurang aktivitas fisik "!,, (/0 3' @ "!64 = 6!#"$. 6. Banda dan %e&ala Banda dan ge&ala akan mengarah pada dua tipe pokok* 1. -empunyai gambaran klinik dominant kearah bronchitis kronis ". 6. 4. /. ,. 5.
(blue bloater$. -empunyai gambaran klinik kearah emfisema (pink puffers$. Kelemahan badan ;atuk 2esak napas 2esak napas saat aktivitas dan napas berbunyi -engi atau 7hee9e
?. )kspirasi yang meman&ang . ;entuk dada tong (;arrel 3hest$ pada penyakit lan&ut. 1#. Penggunaan otot bantu pernapasan 11. 2uara napas melemah 1". Kadang ditemukan pernapasan paradoksal 16. )dema kaki! asites dan &ari tabuh 4. Klasifikasi Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah sebagai berikut* a. ;ronkitis kronik ;ronkitis merupakan definisi klinis batukbatuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak! sekurangkuranganya 6 bulan dalam satu tahun dan ter&adi paling sedikit selama " tahun berturutturut. b. )mfisema paru )mfisema paru merupakan suatu definisi anatomic! yaitu suatu perubahan anatomic paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminalis! yang disertai kerusakan dinding alveolus. c. Asma Asma
merupakan
suatu
penyakit
yang
dicirikan
oleh
hipersensitivitas cabangcabang trakeobronkial terhadap pelbagai &enis rangsangan. Keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan saluran saluran napas secara periodic dan reversible akibat bronkospasme. d. ;ronkiektasis ;ronkiektasis adalah dilatasi bronkus dan bronkiolus kronik yan mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi! termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus! aspirasi benda asing! muntahan! atau bendabenda dari saluran pernapasan atas! dan tekanan terhadap tumor! pembuluh darah yang berdilatasi dan pembesaran nodus limfe.4.
Bingkat
Keparahan PPOK /. Bingkat keparahan PPOK diukur dari skala sesak napas. -enurut American Bhoracic 2ociety (AB2$ penggolongan PPOK berdasarkan
dera&at obstruksi saluran napas yaitu ringan! sedang! berat dan sangat berat. %e&ala ini ditandai dengan sesak napas pada penderita yang dirinci sebagai berikut * a. Bidak ada sesak kecuali dengan aktivitas berat dengan skala #. b. Berganggu oleh sesak napas saat bergegas 7aktu ber&alan atau sedikit mendaki nilai 1 skala ringan. 2erta pengukuran spirometri c.
menun&ukkan nilai )P1 C /# 0 ;er&alan lebih lambat daripada orang lain yang sama usia karena sesak napas! atau harus berhenti sesaat untuk bernapas pada saat
d.
ber&alan 7alau &alan mendatar nilai " skala sedang. Harus berhenti bila ber&alan 1## meter atau setelah beberapa menit
e.
ber&alan nilai 6 skala berat. 2esak napas tersebut menyebabkan kegiatan seharihari terganggu atau sesak napas saat menggunakan atau melepaskan pakaian! nilai
4 skala sangat berat. ,. ;erdasarkan kesepakatan para pakar (PDP'< Perkumpulan Dokter Paru 'ndonesia$ tahun "##/ maka PPOK dikelompokkan ke dalam * a. PPOK ringan adalah pasien dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa produksi sputum dan dengan sesak napas dera&ad nol sampai satu. 2edangkan pemeriksaan 2pirometrinya menun&ukkan )P1 C ?#0 prediksi (normal$ dan )P1
5. Patofisiologi +ungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang disebabkan elastisitas åan paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih lan&ut! kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurang sehingga sulit bernapas.+ungsi paruparu menentukan konsumsi oksigen seseorang! yakni ¨ah oksigen yang diikat oleh darah dalam paruparu untuk digunakan tubuh. Konsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paruparu. ;erkurangnya fungsi paruparu &uga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru. +aktorfaktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus dan &uga menimbulkan kerusakan apda dinding bronkiolus terminalis. Akibat dari kerusakan akan ter&adi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus terminalis$! yang mengalami penutupan atau obstruksi a7al fase ekspirasi. dara yang mudah masuk ke alveoli pada saat inspirasi! pada saat ekspirasi banyak ter&ebak dalam alveolus dan ter&adilah
penumpukan
udara
(air
trapping$.
Hal
inilah
yang
menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala akibatnya. Adanya obstruksi pada a7al ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan peman&angan fase ekspirasi. +ungsifungsi paru* ventilasi! distribusi gas! difusi gas! maupun perfusi darah akan mengalami gangguan (;rannon! et al! 16$ ?. Pemeriksaan Penun&ang Pemeriksaan penun&ang yang diperlukan adalah sebagai berikut* 1. Pemeriksaan radiologis a. Pada bronchitis kronik secara radiologis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan* Bubular shado7s atau farm lines terlihat bayangan garisgaris yang parallel! keluar dari hilus menu&u apeks paru. ;ayangan tersebut adalah bayangan bronkus yang menebal. 3orak paru yang bertambah
b. Pada emfisema paru terdapat " bentuk kelainan foto dada yaitu* %ambaran defisiensi arteri! ter&adi overinflasi! pulmonary oligoemia dan bula. Keadaan ini lebih sering terdapat pada emfisema panlobular dan pink puffer 3orakan paru yang bertambah. ". Pemeriksaan faal paru Pada bronchitis kronik terdapat )P1 dan K yang menurun! > yang bertambah dan KBP yang normal. Pada emfisema paru terdapat penurunan )P1! K! dan KA)- (kecepatan arum ekspirasi maksimal$ atau -)+> (maFimal eFpiratory flo7 rate$! kenaikan K>+ dan >! sedangkan KBP bertambah atau normal. Keadaan diatas lebih &elas pada stadium lan&ut! sedang pada stadium dini perubahan hanya pada saluran napas kecil (small air7ays$. Pada emfisema kapasitas difusi menurun karena permukaan alveoli untuk difusi berkurang. 6. Analisis gas darah Pada bronchitis Pa3O" naik! saturasi hemoglobin menurun! timbul sianosis! ter&adi vasokonstriksi vaskuler paru dan penambahan eritropoesis.
Hipoksia
yang
kronik
merangsang
pembentukan
eritropoetin sehingga menimbulkan polisitemia. Pada kondisi umur //,# tahun polisitemia menyebabkan &antung kanan harus beker&a lebih berat dan merupakan salah satu penyebab payah &antung kanan.4. Pemeriksaan )K% Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock 7ise &antung. ;ila sudah terdapat kor pulmonal terdapat deviasi aksis kekanan dan P pulmonal pada hantaran ''! '''! dan a+. oltase G>2 rendah Di 1 rasio ><2 lebih dari 1 dan , rasio ><2 kurang dari 1. 2ering terdapat >;;; inkomplet. 4. Kultur sputum! untuk mengetahui petogen penyebab infeksi. /. aboratorium darah lengkap . Penatalaksanaan a. -encegah progresi penyakit b. -enghilangkan ge&ala
c. -emperbaiki eFercise tolerance d. -emperbaiki status kesehatan e. -encegah dan mengobati penyulit f. -encegah dan mengobati eksaserbasi g. -enurunkan mortalitas ;. Konsep Kepera7atan 1. Pengka&ian primer a. Air7ay Pengka&ian dilakukan secara cepat dan sistemik!antara lain * 1. Air7ay a$ idah &atuh kebelakang b$ ;enda asing< darah pada rongga mulut c$ Adanya secret ". ;reathing a$ pasien sesak nafas dan cepat letih b$ Pernafasan Kusmaul 6. 3irculation a$ BD meningkat b$ 8adi kuat c$ Disritmia d$ Adanya peningkatan IP e$ 3apillary refill E " detik f$ Akral dingin 4. Disability * pemeriksaan neurologis %32 menurun A * (Allert$
sadar penuh! respon bagus
* (oice >espon$ kesadaran menurun! berespon thd suara P * (Pain >espons$ kesadaran menurun! tdk berespon thd suara! berespon thd rangsangan nyeri * (nresponsive$ kesadaran menurun! tdk berespon thd suara! tdk bersespon thd nyeri ;. Pengka&ian 2ekunder Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan atau penenganan pada pemeriksaan primer. Pemeriksaan sekunder meliputi * 1. A-P) * alergi! medication! past illness! last meal! event ". Pemeriksaan seluruh tubuh * Head to toe 6. Pemeriksaan penun&ang * lebih detail! evaluasi ulang
4. Anamnese Diagnosa PPOK terutama didapatkan dari anamnese mengenai ri7ayat penyakit! karena diagnosa PPOK sering kali berdasarkan adanya keluhan sesak nafas yang mempunyai ciri khas sebagai berikut * /. Pemeriksaan +isik Pemeriksaan fisik biasanya normal pada penderita PPOK yakni dengan melihat BB seperti respirasi rate! 8adi! 3>B akral dan melihat mukosa mulut. ,. Diagnosa kepera7atan utama pasien mencakup berikut ini a. ;ersihan &alan napas tidak efektif berhubungan
dengan
bronkokontriksi! peningkatan produksi sputum! batuk tidak efektif! kelelahan
dengan ketidaksamaan
ventilasi perfusi d. 'ntoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen. e. >isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan f.
dengan anoreksia. %anggua pola tidur
berhubungan
dengan
ketidaknyamanan!
pengaturan posisi. g. Kurang pera7atan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan
upaya
pernapasan
dan
insufisiensi
ventilasi
dan
oksigenasi. h. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri! ancaman i.
terhadap kematian! keperluan yang tidak terpenuhi. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi! ansietas! depresi! tingkat aktivitas rendah dan ketidakmampuan untuk
beker&a. &. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi! tidak mengetahui sumber informasi.
6. 8o
'ntervensi Kepera7atan Diagnose Bu&uan ;ersihan &alan napas tidak Pencapaian efektif berhubungan dengan bersihan bronkokontriksi! peningkatan
napas klien produksi
sputum! batuk tidak efektif! kelelahan
dan
bronkopulmonal.
infeksi
'ntervensi a. ;eri pasien , sampai ? &alan
gelas
cairan
kecuali
terdapat
pulmonal b. A&arkan dan dorongan
kor
berikan
penggunaan
teknik
pernapasan
diafragmatik dan batuk. c. ;antu dalam pemberian
tindakan
nebuliser! inhaler dosis terukur! atau 'PP; d. akukan drainage postural perkusi pada
dengan dan
pagi
vibrasi
hari
dan
malam hari sesuai yang diharuskan. e. 'nstruksikan untuk
pasien
menghindari
iritan
seperti
asap
rokok!
aerosol!
suhu
yang ekstrim! dan asap. f. A&arkan tentang tanda
tanda dini infeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera* peningkatan
sputum!
perubahan
7arna
sputum!
kekentalan
sputum!
peningkatan
napas
pendek!
rasa
sesak didada! keletihan. g. ;eriakn antibiotik sesuai yang diharuskan. h. ;erikan dorongan pada pasien
untuk
melakukan terhadap dan
imunisasi influen9ae
streptococcus
pneumoniae.
Daftar pustaka
1. 2melt9er! 2u9anne 3. ("##1$ ;uku A&ar Kepera7atan -edikal ;edah ;runner J 2uddarth! alih bahasa* Agung aluyo (et. al.$! vol. 1! edisi ?! Iakarta* )%3 ". ibisono! usuf. 'lmu penyakit paru. 2urabaya. "#11 6. Doenges! -arilynn ). (1$ >encana Asuhan Kepera7atan* Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Pasien! alih bahasa* ' -ade Kariasa! 8i -ade 2umar7ati! edisi 6! Iakarta* )%3 4. Perhimpunan Dokter Paru 'ndonesia. Penyakit Paru Obstruktf Kronik * Pedoman Praktis Diagnosis dan Penatalaksanaan di 'ndonesia. Iakarta. "#1# /. American Bhoracic 2ociety.2tandards for Diagnosis and care of patient 7ith 3OPD. Am I >espir 3rit 3are -ed 1/@1/"*2551"#,.
Ario
Patrianto Partodimulyo dan +aisal unus! Kualiti Hidup penderita PPOK! I >espir 'ndo vol "/! no "! April! "##, ,. ;arnes PI. 3OPD! 8 )ngland I -ed "###@646*",5? 5. 2hapiro 2D. Bhe -acropage in 3OPD. Am I >espir 3rit 3are -ed 1*1,#@p."6" ?. -angunegoro H! PPOK Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di 'ndonesia! PDP'! "##1 . Darmo&o@ -artono (1$ ;uku A&ar %eriatri ('lmu Kesehatan sia an&ut$! Iakarta* ;alai penerbit +K' 1#. 8ugroho! ah&udi ("###$ Kepera7atan %erontik! edisi "! Iakarta* )%3