LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI AKIBAT IMPOTENSI (DISFUNGSI EREKSI)
ASPEK PENGETAHUAN 1.
Definisi IMPOTENSI berasal dari kata impotent, yang terdiri dari im yang berarti tidak dan pontent yang berarti mampu , jadi impotent artinya ketidakmampuan. Dalam bidang kedokteran impotensi selalu dihubungkan dengan masalah seksual sehingga impotensi diartikan sebagai ketidakmampuan ketidakmampuan pria untuk melakukan hubungan seks. Seara spesi!ik impoten adalah ketidakberdayaan pria melakukan hubungan seks melalui alat kelaminnya. "anyak istilah da terminology untuk impotensi seperti lemah syah#at, gangguan ereksi , di!ungsi ereksi, mati puuk batang $akar, dan lain%lain. Dis! Dis!un ungs gsii
erek ereksi si
iala ialah h
sala salah h
satu satu
jeni jenis s
gangg anggua uan n
seks seksua uall
pria pria,,
dima dimana na
ketid ketidakm akmam ampu puan an memp memper ertah tahan ankan kan ereksi ereksi untuk untuk melak melakuka ukan n akti&i akti&itas tas seksu seksual al dengan baik. Sebagian masyarakat menyebutnya dengan impotensi '(embing, (.M. )***+ Dis!unsi ereksi adalah ketidakmampuan yang menetap atau terus%menerus untuk untuk menapa menapaii atau atau memperta mempertahank hankan an ereksi ereksi penis penis yang berkuali berkualitas tas sehingg sehingga a dapat menapai hubungan seksual yang memuaskan 'ido#o, )**-+. Dis!ungsi ereksi yang juga disebut impotensi adalah ketidakmampuan untuk menapai menapai atau memper mempertaha tahankan nkan ereksi ereksi yang ukup ukup untuk untuk menyeles menyelesaika aikan n koitus koitus 'Su$ane . Smelt$er / "renda 0. "are )*11+ Dis!ungsi ereksi atau impotensi adalah sebuah masalah umum di kalangan pria yang ditandai oleh ketidakmampuan yang konsisten untuk mempertahankan ereksi yang ukup untuk melakukan hubungan seksual atau ketidakmampuan untuk men menap apai ai
ejak ejakul ulas asi, i,
atau atau
kedu kedua anya. nya.
Impo Impote tens nsii
dapat apat
ber&a er&ari rias asii
dari dari
ketidakmampuan total untuk menapai ereksi atau ejakulasi, kemampuan yang tidak konsisten untuk melakukannya, melakukannya, atau keenderungan keenderungan untuk mempertahankan ereksi hanya dalam #aktu sangat singkat
2.
Manifestasi Kini! Manifestasi Menurut dari in$e and arey , )**1 manis!estasi klinis dari dis!ungsi ereksi yaitu yaitu Pasien Pasien yang yang menga mengala lami mi dis!un dis!ungs gsii ereks ereksii tidak tidak dapa dapatt meng mengala alami mi ereks ereksii sehingg sehingga a akan mengalam mengalamii ganggu gangguan an seksual seksual yang berdam berdampak pak pada psikolog psikologii penderita dis!ungsi ereksi dimana pasien enderung merasa malu , menguilkan diri, depresi, bahkan timbul rasa ingin bunuh. Seara umum mani!estasi klinis dari dis!ungsi ereksi menurt Dipiro ')**2+ yaitu 3
a. 4mum ' general+ 1+ Perubahan emosi )+ Depresi 5+ 6eemasan 7+ 6esulitan dalam perka#inan dan menghindari keintiman seksual 8+ Timbul ketidakpatuhan pasien, akibat pengobatan penyakit
yang
mengakibatkan dis!umgsi ereksi b. 0ejala Impotensi atau ketidak mampuan untuk melakukan hubungan seksual.
".
Eti##$i Menurut (embing, (.M ')***+ Impotensi atau dis!ungsi ereksi di bagi menjadi ) yaitu 3 a. Masalah 9isik 1+ :kibat gangguan kesehatan 0angguan kesehatan yang menjadi penyebab utama timbulnya impotensi antara lain gangguan organi, seperti diabetes, ginjal, stroke, tekanan darah tinggi, anemia, gagal ginjal, prostat, dan luka tulang sumsum. Selain penyakit degenerati&e, masalah arteri darah juga merupakan salah satu penyebab timbulnya impotensi . arteri darah pada tubuh ber!ungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh, apabila arteri darah pada tubuh seorang pria tidak lanar, terutama pada arteri yang bertugas mengalirkan darah ke penis tidak bekerja dengan sempurna akan menimbulkan kesulitan menapai ekresi. Penyebab utama dari tidak mengalirnya darah dengan sempurna kepenis antara lain 3 a+ Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh b+ :theroslerosis atau pengerasan arteri yang berhubungan dengan proses penuaan. )+ 6elainan sara! Perangsangan seksual pada pria terletak pada bagian dalam otak yang dinamakan diense!alon yang terletak diba#ah otak besar. Pada bagian tersebut terdapat pusat sara!. Sasra! yang akan masuk ke otak berhenti dulu di thalamus, kemudian diteruskan ke otak. "agian ba#ah thalamus disebut hipotalamus. Pada bagian depan hipotalamus terdapat susunan sara! parasimpatis yang bertugas mengatur akti&itas seksual pria dan !ungsi kerja usus. Sara! tersebut dapat mengalami kerusakan karena suatu penyakit, misalnya diabetes yang selanjutnya berpengaruh terhadap kemampuan ereksi. 5+ Obat%obatan Saat ini banyak beredar obat%obatan yang digunakan untuk mengatasi keluhan penyakit seara epat dan e!ekti!. Namun, dibalik kelebihan dan keistime#aan obat tersebut, ternyata ada e!ek sampingnya terlebih jika
dikonsumsi seara tidak terkontrol dan berlebihan. Obat yang berpengaruh pada !ungsi seksual pria antara lain 3 a+ Obat penghilang nyeri pada sendi dan otot, kejang dan lain%lain. b+ Obat penenag dan obat antidepresi, seperti 3 marplan dan nardil + Obat pengontrol tekanan darah. d+ Obat untuk meningkatkan gairah seksual e+ ;at amphetamine sebagai stimulant
atau
mengontrol berat badan< obat pelangsning. 7+ 6elainan pada organ tubuh 6elainan organ tubuh dapat menyebabkan urat sara! pada tulang belakang tidak ber!ungsi dengan baik, misalnya lupa pada tulang sumsum. Sara! pada penis berasal dari urat sara! tulang belakang dan sara! otak yang juga berkaitan dengan sara! tulang belakang. Oleh karena itu, jika tulang belakang mengalami luka pikiran yang bersi!at erotis tidak akan ditunjukkan dengan adanya ereksi. Selain itu, ada kelainan pada organ genitalis pria dapat memberikan pengaruh besar terhadap terjadinya impotensi, namun hal ini jarang ditemukan. 8+ 6ebiasaan merokok Nikotin yang terkandung dalam rook dapat mengerutkan arteri darah, dan akibatnya akan mengurangi aliran darah keseluruh tubuh, termasuk aliran darah ke penis. Saai ini )8%58 = kaum pria sudah menderita impotensi pada usia )*%5* tahun yang disebabkan terjadinya penyempitan pada pembuluh darah halus dibagian orpus a&ernosum. 9ator lain yang menyebabkan ketidaklanaran aliran darah kepenis yaitu akibat keelakaan seperti jatuh atau tertimpa benda yang berat. >+ 6urang berolahraga Di $aman modern seperti sekarang ini banyak alat bantu yang diman!aatkan manusia yang bersi!at e!ekti! dan e!isien. Namun, semua kemudahan% kemudahan tersebut membuat gerak badan menjadi terbatas. :kibatnya antara !isik dan psikis tidak seimbang. (al ini dapat mengakibatkan !isik menjadi rentan terhadap gangguan penyakit. 6esibukan dan rutinistas yang padat menyita banyak #aktu sehingga kesempatan untuk berolahraga tidak ada lagi, padahal olahraga sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara !isik dan psikis. Dengan berolahraga seara teratur, aliran darah akan lanar dan proses metabolism berjalan dengan baik. -+ 9ator genetika 9ator genetika< keturunan keluarga, seperti adanya penyakit pembuluh darah, sebaiknya diperhatikan dan diantisipasi sejak dini. (al ini dapat dilakukan dengan ara memperhatikan pola makan dan pola hidup sehari% hari. ?ika penyakit organi seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan ginjal tidak epat diatasi dapat menyebabkan timbulnya penyempitan pembuluh
darah. Salat satu ontoh penyakit otganik yang seringkali memiu timbulnya impotensi yaitu diabetes mellitus. Namun, ini tidak terjadi seara mendadak, tetapi setelah beberapa lama. Diabetes lambat laun mengerutkan pembuluh% pembuluh darah
besar.
6eadaan
ini
merusak
kemampuan
jantung
mempompa darah yang diperlukan untuk ereksi. 2+ 4sia lanjut Semakin bertambah usia seseorang pria, semakin menurun pula !ungsi seksualnya. Ini ditandai dengan sulitnya menapai ereksi. "agi pria lanjut usia, akan sulit atau tidak mungkin lagi menapai ereksi hanya dengan memikirkan atau membiarakan masalah seksualitas seperti yang terjadi pada pria muda. (al ini disebabkan pasokan darah sudah berkurang, sara! lemah dan tidak lagi ber!ungsi dengan baik, hormone dalam tubuh sudah tidak seperti pria muda dan juga karena berkurangnya daya konsentrasi. @+ Pengaruh radioterapi E!ek samping dari radioterapi pada bagian perut ba#ah dan bagian panggul dapat mengakibatkan impotensi , karena sara! pada perut dan panggul langsung rusak akibat radiasi atau karena jaringan dalam tubuh terluka. 1*+ Masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual.
b. Masalah Psikis 1+ Depresi, gelisah atau kondisi kesehatan mental lain. )+ Stres 5+ 6elelahan 7+ Masalah dalam hubungan yang memiu stres, miskin komunikasi atau masalah lain Penyebab yang bersi!at !isik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usiaA sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut. Sekitar 8*= pria berusia >8 tahun dan -8= pria berusia 2* tahun mengalami impotensi. :gar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang ukup. 6arena itu penyakit pembuluh darah 'misalnya aterosklerosis+ bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis. 6erusakan sara! yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi. 6erusakan sara! ini bisa terjadi akibat3 1+ edera )+ Diabetes melitus
5+ Sklerosis multipel 7+ Stroke 8+ Obat%obatan >+ :lkohol -+ Penyakit tulang belakang bagian ba#ah 2+ Pembedahan rektum atau prostat Sekitar )8= kasus impotensi disebabkan oleh obat%obatan 'terutama pada pria usia lanjut yang banyak mengkonsumsi obat%obatan+. Obat%obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah3 1+ :nti%hipertensi )+ :nti%psikosa 5+ :nti%depresi 7+ Obat penenang 8+ Simetidin >+ Bitium 6adang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron. Tetapi penurunan kadar hormon pria 'yang enderung terjadi akibat proses penuaan+, biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual 'libido+. "eberapa !aktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi3 1+ Depresi )+ 6eemasan 5+ Perasaan bersalah 7+ Perasaan takut akan keintiman 8+ 6ebimbangan tentang jenis kelamin.
%.
Pat#fisi##$i Impotensi dapat disebabkan oleh !isiologis dan psikis, namun banyak pria yang menderita impoten karena gabungan dari kedua !aktor tersebut. Mereka merasa malu untuk meneritakan masalah ini kepada orang lain bahkan terkadang masalah tersebut disimpan sendiri hingga penyebab !isiologis kerap kali dibarengi oleh masalah psikis. 9aktor !isiologis penyebab impotensi antara lain3
a. 0angguan
aliran
darah
'hipertensi,
diabetes,
dan
penyakit
peyronie<
b.
terbentuknya jaringan parut pada penis+ 0angguan persyara!an 'idera tulang belakang, pasa pembedahan daerah
.
panggul, rusaknya persyara!an akibat penyakit kelamin. 0angguan hormonal 'dis!ungsi testis, penyakit ginjal, li&er, dan peandu
d.
alohol+ Obat C obatan 'antihipertensi, antidepresi, alohol, heroin, nikotin
9aktor psikis penyebab impotensi antara lain3 a. b. . d.
Stress Depresi 6eemasan In!ormasi yang keliru mengenai seks. Mekanisme terjadinya ereksi merupakan rangkaian !isiologi, dan psiskis yang
kompleks yang melibatkan hormone dan syara!. Ereksi ini dimulai dari rangsangan yang berhubungan dengan libido. Selanjutnya rangsangan eroti ini akan menyebabkan pelepasan didaerah dinding pembuluh darah penis, $at tersebut akan merangsang en$im guanilat siklase sehingga akan meningkatkan kadar siklik guanisin mono!os!at '0MP+ dan $at inilah yang dengan suatu rangkaian !isiologis tertentu akan menyebabkan ereksi. Mekanisme ereksi sendiri terdiri dari beberapa !ase yaitu !ase permulaan dalam keadaan lemas '!laid+, !ase pengisian darah 'pembesaran+, !ase ereksi 'tegak+, dan !ase rigid 'tegak dan keras+. Sesudah itu terjadi
lagi
!ase
detumensensi
'pelemasan
kembali+.
"egitu
kompleksnya
mekanisme yang menyebabkan ereksi ini, maka kelebihan atau kekurangan suatu $at ataupun !ungsi suatu organ dapat menyebabkan impotensi Ereksi merupakan hasil dari suatu interaksi yang kompleks dari !aktor psikologik, neuroendokrin dan mekanisme &askular yang bekerja pada jaringan ereksi penis. Organ erektil penis terdiri dari sepasang korpora ka&ernosa dan korpus spongiosum yang ditengahnya berjalan urethra dan ujungnya melebar membentuk glans penis. 6orpus spongiosum ini terletak di ba#ah kedua korpora ka&ernosa. 6etiga organ erektil ini masing%masing diliputi oleh tunika albuginea, suatu lapisan jaringan kolagen yang padat, dan seara keseluruhan ketiga silinder erektil ini di luar tunika albuginea diliputi oleh suatu selaput kolagen yang kurang padat yang disebut !asia "uk. Di bagian anterior kedua korpora ka&ernosa terletak berdampingan dan menempel satu sama lain di bagian medialnya sepanjang 5<7 panjang korpora tersebut. Pada bagian posterior yaitu pada radi krura korpora ka&ernosa terpisah dan menempel pada permukaan ba#ah kedua ramus iskiopubis. 6orpora ka&ernosa ini menonjol dari arkus pubis dan membentuk pars pendularis penis. Permukaan medial dari kedua korpora ka&ernosa menjadi satu membentuk suatu septum
inkomplit yang dapat dilalui darah. adi penis bulbospongiosum diliputi oleh otot bulboka&ernosus sedangkan korpora ka&ernosa diliputi oleh otot iskhioka&ernosus '(en#ood ?, 1@@@+. ?aringan erektil yang diliputi oleh tunika albuginea tersebut terdiri dari ruang% ruang ka&ernus yang dapat berdistensi. Struktur ini dapat digambarkan sebagai trabekulasi otot polos yang di dalamnya terdapat suatu sistim ruangan yang saling berhubungan yang diliputi oleh lapisan endotel &askular dan disebut sebagai sinusoid atau rongga lakunar. Pada keadaan lemas, di dalam korpora ka&ernosa terlihat sinusoid keil, arteri dan arteriol yang berkonstriksi serta &enula yang yang terbuka ke dalam &ena emisaria. Pada keadaan ereksi, rongga sinusoid dalam keadaan distensi, arteri dan arteriol berdilatasi dan &enula mengeil serta terjepit di antara dinding%dinding sinusoid dan tunika albuginea. Tunika albuginea ini pada keadaan ereksi menjadi lebih tipis. 0lans penis tidak ditutupi oleh tunika albuginea sedangkan rongga sinusoid dalam korpus spongiosum lebih besar dan mengandung lebih sedikit otot polos dibandingkan korpus ka&ernosus. Penis dipersara!i oleh sistem persara!an otonom 'parasimpatik dan simpatik+ serta persara!an somatik 'sensoris dan motoris+. Serabut sara! parasimpatik yang menuju ke penis berasal dari neuron pada kolumna intermediolateral segmen kolumna &ertebralis S)%S7. Sara! simpatik berasal dari kolumna &ertebralis segmen T7CB) dan turun melalui pleksus preaortik ke pleksus hipogastrik, dan bergabung dengan abang sara! parasimpatik membentuk ner&us ka&ernosus, selanjutnya memasuki penis pada pangkalnya dan mempersara!i otot%otot polos trabekel. Sara! sensoris pada penis yang berasal dari reseptor sensoris pada kulit dan glans penis bersatu membentuk ner&us dorsalis penis yang bergabung dengan sara! perineal lain membentuk ner&us pudendus. 6edua sistem persara!an ini 'sentral
polos trabekel dan arteriol menentukan penis dalam keadaan ereksi atau lemas '9eldman (:, 1@@7+. Selama ini dikenal adrenalin dan asetilkolin sebagai neurotransmiter pada sistem adrenergik dan kolinergik, tetapi pada korpora ka&ernosa ditemukan 112 adanya neurotransmiter yang bukan adrenergik dan bukan pula kolinergik 'non adrenergik non kolinergik F N:N+ yang ternyata adalah nitri oide
guanosine
triphosphate
'0TP+
menjadi
yli
guanosine
monophosphate '0MP+. 0MP merangsang kalsium keluar dari otot polos korpora ka&ernosa, sehingga terjadi relaksasi. NO dilepaskan bila ada rangsangan seksual. 0MP dirombak oleh en$im phosphodiesterase 'PDE+ yang akan mengakhiri< menurunkan kadar 0MP sehingga ereksi akan berakhir. PDE adalah en$im diesterase yang merombak yli adenosine monophosphate ':MP+ maupun 0MP menjadi :MP atau 0MP. :da beberapa iso!orm dari en$im ini, PDE 1 sampai PDE-. Masing%masing PDE ini berada pada organ yang berbeda. PDE8 banyak terdapat di korpora ka&ernosa '"oolell M, 1@@>+.
&. Penataa!sanaan Menurut ido#o ')**-+ ?enis dan ara pengobatan bergantung kepada penyebab primernya. Selain itu ditujukan pula untuk memperbaiki !ungsi ereksi. Tak jarang kasus dis!ungsi ereksi tidak memerlukan obat, terutama pada kasus dis!ungsi ereksi karena !aktor psikologis. Selain itu, peran pasangan sangat penting untuk membantu pemulihan dis!ungsi ereksi. Obat%obat yang sering dipakai, antara lain3 Phosphodiesterase inhibitor 'PDE+, misalnya3 sildenafil . Obat ini tidak boleh digunakan lebih satu kali dalam sehari. Digunakan sebagai pilihan pertama tanpa memandang penyebabnya, karena e!ekti! bagi sebagian besar penderita dis!ungsi ereksi. ara lain adalah3 a. Gauum onstrition, Pembedahan, dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah penis 're&askularisasi+. b.
Penis tiruan 'protesis penis+, merupakan pilihan terakhir jika semua upaya tidak memberikan hasil yang memadai.
Penan$anan 'an en$#atan Penanganan dis!ungsi ereksi tentu harus disesuaikan dengan penyebabnya. Penanganan dis!ungsi ereksi melibatkan keikutsertaan pasangan suami%istri. 6arena
gaya hidup sangat berperan, maka modi!ikasi gaya hidup sangat berperan dalam penatalaksanaannya. Pria yang mengalami dis!ungsi ereksi harap mengurangi konsumsi rokok, menghindari kegemukan, dan meningkatkan akti&itas !isik. 6adang diperlukan terapi psikoseksual untuk mengatasi penyebab psikogenik seperti keemasan dan depresi.
"erbagai jenis pengobatan yang tersedia untuk mengatasi masalah DE dapat dilihat pada tabel 1. Terdapat banyak ara yang digunakan untuk terapi DE, salah satunya adalah dengan obat oral yang mulai dipasarkan seara luas yaitu sildena!il. Obat ini hanya bekerja bilamana terdapat stimulasi seksual dan diminum satu jam sebelum akti!itas seksual dengan dosis antara )8 C 1**mg. Sildena!il bekerja dengan menghambat kompetiti! en$im PDE 8 yang banyak terdapat pada korpus ka&ernosus penis, sehingga menyebabkan relaksasi otot polos yang terdapat berlangsung lebih lama, dengan demikian ereksi juga akan berlangsung lebih lama. Masih banyak kontradiksi mengenai penggunaan sildena!il dalam penatalaksanaan DE, dengan angka keberhasilannya sekitar >*%-* =. Pada penderita diabetes angka keberhasilan hanya sekitar 8* =. 6ontraindikasi pemakaian sildena!il adalah pasien yang menggunakan preparat nitrat, adanya ri#ayat stroke, in!ark miokard, hipotensi, penyakit degenerati! retina dan obat yang membuat #aktu paruh sildena!il menjadi lebih panjang.
Penanganan dis!ungsi ereksi dengan !armakologi dan bedah dibagi menjadi 5 lini terapi, yaitu3 a. Terapi lini pertama Terapi lini pertama yaitu memberi oral pada pasien. 4ntuk tahap ini, "adan Penga#asan Obat%obatan dan Makanan telah mengi$inkan tiga jenis obat yang beredar di Indonesia, masing%masing dikenal dengan jenis obat 1+ Sildena!il '&iagra+, )+ Tadala!il 'ialis+ dan 5+ Gardena!il 'Be&itra+. 6etiga jenis obat ini merupakan obat untuk menghambat en$im Phosphodiesterase%8 'PDE%8+, suatu en$im yang terdapat di organ penis dan ber!ungsi untuk menyelesaikan ereksi penis. 6etiga jenis obat ini memiliki kelebihan dan kekurangan 3 1+ Sildena!il merupakan preparat erektogenik golongan PDE%8 yang pertama kali ditemukan. Mula kerja Sildena!il antara H jam C 1 jam. Sedangkan masa kerjanya berkisar 8%1* jam. Dari segi pro!ilnya, Sildena!il tidak begitu selekti! dalam menghambat PDE%8. karena, $at ini ternyata juga menghambat PDE%>, jenis en$im yang letaknya di mata. 6ondisi ini menyebabkan penglihatan mata menjadi biru 'blue &ision+. Obat ini juga
tidak bisa diminum berbarengan dengan makanan karena absorsi 'penyerapannya+ akan terganggu jika lambung dalam kondisi penuh. )+ Gandena!il, lebih selekti! dalam menghambat PDE%8 mengingat dosisnya tergolong keil yaitu antara 1*mg%)*mg. Mula kerjanya lebih epat, 1* menit C 1jam, dengan masa kerja 8%1* jam. 6eunggulan Gandena!il adalah absorsinya tidak dipengaruhi oleh makanan. ?adi jika :nda ingin melakukan hubungan intim dengan istri setelah andle light dinner, boleh% boleh saja. 6elemahannya, akan terjadi &asodilatasi 'pelebaran pembuluh darah di hidung sehingga menyebabkan hidung tersumbat+. "iasanya minum pertama akan menyebabkan pening. 5+ Tadala!il, masa kerjanya jauh lebih panjang yaitu 5> jam. Mula kerjanya sekitar 1 jam dan tidak dipengaruhi oleh makanan sehingga absorsinya tidak terganggu. 6ekurangannya, obat ini juga menghambat PDE%11 en$im yang letaknya di pinggang sehingga jika mengkonsumsi ini, si pria akan mengalami rasa sakit di pinggang. Sedangkan !armakologi topikal dapat digunakan pada penderita yang tidak dapat mengkonsumsi obat penghambat PDE 8. Obat topikal dioleskan pada kulit batang penis dan glans penis. "eberapa agen yang biasa digunakan adalah
solusio
minoksidil,
nitrogliserin
dan gel
papa&erin.
Sementara
penggunaan GD bertujuan untuk memperbesar penis seara pasi! yang kemudian inin pengikat pada pangkal penis akan mempertahankan darah dalam penis. Namun penggunaan GD ini dapat menimbulkan e!ek samping berupa nyeri, sulit ejakulasi, perdarahan ba#ah kulit 'petekie+ dan baal. 1+ Terapi lini kedua Pada terapi lini keduan yang terdiri dari suntikan intra&ernosa dan pemberian alprostadil melalui uretra. Terapi suntikan intrakar&enosa yang digunakan adalah penghambat adrenoreseptor dan prostaglandin. Prinsip kerja obat ini adalah dapat menyebabkan relakasasi otot polos pembuluh darah dan kar&enosa yang dapat menyebabkan ereksi. melakukan penyuntikan seara entraka&ernosa dan pengobatan seara inraurethra yang memasukkan gel ke dalam lubang kening. Pasien dapat melakukan sendiri ara ini setelah dilatih oleh dokter. )+ Terapi lini ketiga Terapi lini ketiga yaitu implantasi prosthesis pada penis. Tindakan ini dipertimbangkan pada kasus gagal terapi medikamentosa atau pada pasien yang menginginkan solusi permanen untuk masalah dis!ungsi ereksi. Terdapat ) tipe prosthesis yaitu semirigid dan in!latable. Tindakan ini sudah banyak dilakukan di luar negeri namun di Indonesia belum ada
*. As+,an Kee-aatan a. Pengkajian 1) Identitas 6lien a+ Nama 6lien b+ 4mur +
:gama
d+ Suku e+ Pendidikan !+
:lamat
g+ Pekerjaan h+ :gama dan keperayaan yang mempengaruhi kesehatan i+
Status soial ekonomi keluarga
)+ Dapatkan ri#ayat seksual3 a+ Pola seksual biasanya b+ 6epuasan 'indi&idu, pasangan+ + Pengetahuan seksual d+ Masalah 'seksual, kesehatan+ e+ (arapan !+
Suasana hati, tingkat energi
b. Diagnosa kepera#atan 1+ Dis!ungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
enana kepera#atan
No
D. 6ep.
1.
Dis!ungsi
Tujuan
seksual
Pasien
Inter&ensi dapat 1.
pasien
berhubungan
menerima
dengan perubahan
struktur
struktur
tubuh
terutama pada !ungsi
seksual
yang
seksual
bertambahnya usia.
ditandai perubahan
dengan dalam
menapai
perubahan
"antu
mengekspresikan
tubuh
kepuasan seksual. •
tentang
Mengekspresikan kenyamanan
seiring
dengan
). "erikan pendidikan kesehatan
6riteria hasil3
perubahan
!ungsi tubuh termasuk organ
yang
dialaminya
untuk
penurunan
!ungsi
seksual. 5.
Moti&asi
klien
untuk
Mengekspresikan
mengkonsumsi makanan yang
keperayaan diri
rendah
lemak,
kolestrol,
dan
rendah
berupa
diet
&egetarian 7.
:njurkan
klien
menggunakan
untuk
krim
&agina
dan gel ).
(arga diri rendah
Pasien
berhubungan
menerima
dengan
gangguan
bentuk
ditandai
angota
!unsional
dapat 1. 6aji perasaan
salah
tentang perubahan gambaran
satu
diri
tubuhnya
berhubungan
keadaan
dengan
angota
tubuhnya
dengan perubahan
seara positi!
yang kurang ber!ungsi seara
bentuk salah satu
6riteria hasil3
normal
anggota tubuh.
•
Pasien
mau ). Bakukan pendekatan dan bina
berinteraksi
dan
hubungan
saling
beradaptasi
dengan pasien
dengan lingkungan 5.
Tunjukkan
tanpa
perhatian
rasa
malu
rasa dan
dan rendah diri
pada pasien
Pasien yakin akan 7.
"antu
kemampuan
mengadakan
yang
dimiliki
peraya empati,
penerimaan
pasien
untuk hubungan
dengan orang lain 8. "eri kesempatan pada pasien untuk
mengekspresikan
perasaan kehilangan 5.
6etidake!ekti!an po
Pasien
la
menerima
seksualitas
dapat 1. perubahan
6aji
!ator%!aktor
dan penunjang, yang meliputi
berhubungan
pola seksualitas yang
6elelahan
dengan
disebabkan
Nyeri
kesehatannya.
Na!as pendek
6riteria (asil 3
6eterbatasan
penyakit
atau terapi medis.
•
masalah
Mengidenti!ikasi
suplai
oksigen
keterbatasannya
Imobilisasi
pada
akti&itas
6erusakan iner&asi sara!
yang
Perubahan hormone
disebabkan
Depresi
masalah kesehatan
6urangnya in!ormasi yang
seksual
•
penyebab
Mengidenti!ikasi
tepat
modi!ikasi kegiatan ).
:jarkan pentingnya mentaati
seksual
aturan
yang
pantas
dalam
respon
terhadap
keterbatasannya
untuk
medis
yang
mengontrol
dibuat gejala
penyakit 5.
"erikan in!ormasi yang tepat
pada
pasien
dan
pasangannya
tentang
keterbatasan !ungsi seksual yang
disebabkan
oleh
keadaan sakit 7.
:jarkan
modi!ikasi
mungkin
dalam
seksual
dapat
penyesuaian
yang kegiatan
membantu dengan
keterbatasan akibat sakit
DAFTAR PUSTAKA
". indhu, Siti andra. )**@. Disfungsi Seksual . ogyakarta3 Penerbit :NDI. "oolell M, 0epi%:ttee S, 0ingel ?, :llen M?. Sildena!il 3 a no&el e!!eti&e oral therapy !or male eretile dys!untion. "r ? 4rol 1@@> "uku saku Diagnosis 6epera#atan dengan Inter&ensi NI dan kriteria hasil NO, Edisi -, editor edisi bahasa Indonesia, ?udith M. ilkinson, PhD, :NP, N% ?akarta 3 E0, )*1* or#in, Eli$abeth ?. )**@. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. ?akarta3 Penerbit "uku 6edokteran E0. Datta, Misha, dkk. )*1*. Rujukan Cepat Obstetri & Ginekologi . ?akarta3 Penerbit "uku 6edokteran E0.
9eldman (:, 0oldstein I, (at$ihritou D0, 6rane ?, M6inley ?". Impotene and its medial and psyhosoial orrelates 3 results o! the Massahusetts male aging study. ? 4rol 1@@7 (en#ood ?. Sildena!il !or eretile dys!untion. Medial Progress 1@@@ IN:%ED:T ')***+. Disfungsi Ereksi, Apa ang !arus Diketa"ui Ole" Pria dan #anita 3 ?akarta. Mubarak ( ')**>+. Ere$tile Dsfun$tion fro% !arrisons Prin$iplesof 'nternal (edi$ine )*t"ed+ ?akarta. N:ND:, diagnosis kepera#atan3de!inisi dan klasi!ikasi )**@%)*113 editor edisi bahasa Indonesia, ?udith M. ilkinson, PhD, :NP, N % ?akarta 3 E0, )*1* Taher :, 6arakata S, :dimoelya :, Pangkahila , 6akiailatu 9. Penatalaksanaan disfungsi ereksi Pendidikan -edokteran Berkelanjutan A 1* ?uli 1@@@A ?akarta3 Pengurus "esar Ikatan Dokter Indonesia ibo#o S. Dn 0o!ir :. )**-. Disfungsi Ereksi . ogyakarta3 Pustaka endekia Press. ijayakusuma, (embing ,(,.M.)***. (engatasi '%potensi se$ara Efektif dan Al%ia" . ?akarta3 Ele Media 6ompitindo