Laporan Pendahuluan Dan Asuhan keperawatan Fraktur
Oleh : Abdullah
(2010.01.071)
Ahma hmad au!"k #a"da "daw"
(2010.01 .01.07 .07$)
P%O&%A' D* 1 +,P,%A-AA ,+OLA/ && && L' +,,/A +,, /AA A /AF/A-A* /AF/A-A* AL /AA &,&&O& P%O#OL&&&O 201$
LAPO%A P,DA/LA F%A+% 1. De!e De!en" n"s" s" Fraktur Fraktur adalah adalah terputus terputusnya nya kontinui kontinuitas tas jaringan jaringan tulang tulang yang yang umumnya umumnya disebabkan oleh rudapaksa. (Mansjoer, Arif, 2000). Frak Fraktu turr adal adalah ah terp terput utus usny nya a kont kontin inui uita tas s jari jaring ngan an
tula tulang ng,,
bias biasan anya ya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan dan sudut dari tenaga ters terseb ebut ut,,
kead keadaa aan n
tula tulang ng,,
dan dan
jari jaring ngan an luna lunak k
dise diseki kita tarr
tula tulang ng akan akan
menen menentuk tukan an apaka apakah h fraktu frakturr yang yang terja terjadi di itu lengk lengkap ap atau atau tidak tidak lengk lengkap ap (Prie,!il"ia, (Prie,!il"ia, 200#. $al % &'#). Fraktur Fraktur femur femur adalah adalah terputusn terputusnya ya kontinui kontinuitas tas batang batang femur femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (keelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh lakilaki de*asa. Patah pada daerah ini dapat dapat menimb menimbulk ulkan an perda perdarah rahan an yang yang ukup ukup banya banyak, k, mengak mengakiba ibatka tkan n pendertia jatuh dalam syok (F+-, 200#. $al %#') Fraktur Femur adalah terputusnya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat dapat diseb disebabk abkan an oleh oleh traum trauma a langsu langsung, ng, kelel kelelaha ahan n otot, otot, kondi kondisi sikon kondi disi si tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis (!melter 1 are, 2000, hal% 2'#3). 2. ,t"o ,t"olo lo3" 3" a. +ekera +ekerasan san langs langsung ung +ekerasa +ekerasan n langsun langsung g menyebab menyebabkan kan patah patah tulang tulang pada titik titik terjadin terjadinya ya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring. b. +ekerasa +ekerasan n tidak tidak langsung langsung +ekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. 4ang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran "ektor kekerasan. . +ekerasa +ekerasan n akiba akibatt tarikan tarikan otot Patah Patah tulang tulang akibat akibat tarikan tarikan otot sangat sangat jarang jarang terjadi. terjadi. +ekuatan +ekuatan dapat dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan. (5s*ari 6, &77')
4. +las +las"! "!"k "kas as"" a.
erdasarkan sifat fraktur %
&) Faktur 8ertutup (9losed) % bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi. 2) Fraktur 8erbuka (5pen/9ompound) % bila terdapat hubungan antara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit. b.
erdasarkan komplit atau ketidak komplitan fraktur % &) Fraktur +omplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto. 2) Fraktur -nkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang seperti% a) $air :ine Fraktur (patah retidak rambut) b) ukle atau 8orus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa di ba*ahnya. ) ;reen !tik Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang.
.
erdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme
trauma% &) Fraktur 8rans"ersal% fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung. 2) Fraktur 5blik% fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma angulasi juga. ') Fraktur !piral% fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi. ) Fraktur +ompresi% fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain. #) Fraktur A"ulsi% fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang. d.
erdasarkan jumlah garis patah % &) Fraktur +omunitif% fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan. 2) Fraktur !egmental% fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan. ') Fraktur Multiple% fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama.
e.
erdasarkan pergeseran fragmen tulang % &)
Fraktur ndisplaed (tidak bergeser)% garis patah lengkap ttetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum nasih utuh.
2)
Fraktur
f.
Fraktur +elelahan % fraktur akibat tekanan yang berulangulang.
g.
Fraktur Patologis % fraktur yang diakibatkan karena proses patologis
tulang.
$. anda dan 3e5ala 8andatanda klasik fraktur% &.
>yeri
2.
'.
+repitasi
.
engkak
#.
Peningkatan temperatur lokal
.
Pergerakan abnormal
3.
6hymosis
?.
+ehilangan fungsi
6. Pato!"s"olo3" 8ulang bersifat rapuh namun ukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. 8api apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang
yang
mengakibatkan
rusaknya
atau
terputusnya
kontinuitas
tulang. (9arpnito, :ynda @uall, 2000). !etelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marro*, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. @aringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. @aringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai denagn "asodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. +ejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya. Pohon 'asalah +erusakan langsung 8rauma pada tempat fraktur
+erusakan tidak langsung
+erusakan akibat tarikan otot
8rauma tidak pada tempat fraktur
eban yang terlalu berat
8erjadi tekanan eksternal dari pada internal 8erjadi trauma usak atau terputusnya kontinuitas tulang fraktur
9edera pada jaringan Pelepasan implus nyeri espon hipotalamus espon nyeri
8rauma jaringan
Fraktur terbuka
+erusakan persarafan
8erputusnya semua jaringan
;angguan neuromuskular
Adanya luka
;angguan mobilitas fisik
+erusakan integritas kulit
+risis situasional
emas Ansietas
Masuknya kuman
>yeri akut
-ntoleransi akti"itas
esiko infeksi
. Pemer"ksaan penun5an3 Pemeriksaan penunjang pada pasien fraktur menurut
setelah direduksi, fragmenfragmen tulang dipertahankan dengan alat orthopedik berupa pen, sekrup, plat dan paku (Prie,&77%'3). nd"kas" Menurut Appley (&77%'3?) indikasi dilakukan 5-F adalah% a. Fraktur yang tidak dapat direduksi ke arah operasi. b. Fraktur yang baik stabil seara ba*aan. . Fraktur patologik. d. Fraktur multiple. e. Fraktur pada pasien yang sulit pera*atannya (paraplegi, pasien dengan idera multiple sangat lanjut usia). +euntun3an dan keru3"an O%F +euntungan 5-F menurut Prie (&77%'32) adalah% &)
+etelitian fragmen tulang yang patah.
2)
+eseimbangan memeriksa pembuluh darah dan saraf yang ada di
sekitarnya. ')
Menapai stabilitas fiksasi yang ukup memadai.
)
8idak perlu memasang gips berulangkali.
#)
Memerlukan anestesi.
Pendapat lain dikemukakan oleh
2)
!egera mungkin ambulasi dan latihan tubuh yang nyeri.
')
Mudah membersihkan luka.
+erugian 5-F menurut Prie (&77%'32) adalah % isiko infeksi melalui pen, karena &0B dari jumlah total pasien yang dipasang internal fiksasi terinfeksi, bila pen terinfeksi maka akan terjadi osteomyelitis yang sukar disembuhkan. Pera*atan luka diberikan 2 kali sehari agar infeksi tidak terjadi. +es"mpulan 9an3 dapat d"amb"l dar" berba3a" pen3ert"an d" atas bahwa tu5uan dar" penatalaksanaan O%F adalah: a. Mengembalikan/memperbaiki bagianbagian tulang yang patah ke dalam bentuk semula. b. -mobilisasi untuk mempertahankan bentuk. . Memperbaiki fungsi bagian tulang yang rusak.
'enurut 'ans5oer (2000:201) penatalaksanaan med"s !raktur adalah: a. Pemeriksaan terhadap jalan nafas. b. Pemeriksaan proses jalan nafas. . Pemeriksaan sirkulasi. d. :akukan foto radiologi. e. Pemasangan alat bila dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan menegah kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak, terdiri dari% &)
Pembidaian,
misalnya mitella untuk fraktur humeri dengan
kedudukan baik. 2)
-mobilisasi saja tanpa reposisi.
')
eposisi tertutup dan fiksasi dengan gips.
8erapi operatif terdiri dari % &)
eposisi terbuka, fiksasi interna.
2)
eposisi tertutup dengan kontras radiologi diikuti fiksasi eksterna.
8erapi operatif dengan reposisi anatomis diikuti dengan fiksasi interna (5pen edution -nternal Fi=ation) atroplastik, eksisional, eksisi fragmen dan pemasangan endoprostaid. Penatalaksanaan !raktur den3an O%,F &. Pengertian 56F adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana prinsipnya tulang ditransfiksasikan di atas dan di ba*ah fraktur , sekrup atau ka*at ditransfiksi di bagian proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama lain dengan suatu batang lain Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak . Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk fraktur kominutif ( hanur atau remuk ) . Pin yang telah terpasang dijaga agar tetap terjaga posisinya , kemudian dikaitkan pada kerangkanya. Fiksasi ini memberikan rasa nyaman bagi pasien yang mengalami kerusakan fragmen tulang. 2. -ndikasi a. Fraktur terbuka grade -- dan --b. Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang yang parah. . Fraktur yang sangat kominutif ( remuk ) dan tidak stabil. d. Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.
e. Fraktur pel"is yang tidak bisa diatasi dengan ara lain. f.
Fraktur yang terinfeksi di mana fiksasi internal mungkin tidak ook. Misal % infeksi pseudoartrosis ( sendi palsu ).
g. >on union yang memerlukan kompresi dan perpanjangan. h. +adang C kadang pada fraktur tungkai ba*ah diabetes melitus. '. +euntungan dan +omplikasi 6ksternal Fiksasi +euntungan eksternal fiksasi adalah % Fiksator ini memberikan kenyamanan bagi pasien , mobilisasi a*al da latihan a*al untuk sendi di sekitarnya sehingga komplikasi karena disuse dan imobilisasi dapat diminimalkan. !edangkan komplikasinya adalah %. a. -nfeksi di tempat pen ( osteomyelitis ). b. +ekakuan pembuluh darah dan saraf. . +erusakan
periostium
yang
parah
sehingga
terjadi delayed union atau non union . d. 6mboli lemak. e. 5"erdistraksi fragmen. Penatalaksanaan keperawatan 8indakan pada fraktur terbuka harus dilakukan seepat mungkin% a. erikan toksin anti tetanus b. erikan antibiotik untuk kuman gram positif dan negatif. .
teknik debridement.
Prosedur
teknik debridement adalah%
melakukan nekrosis umum atau anestesis lokal bila luka ringan dan keil, bila ukup luas pasang tourniDuet, ui seluruh ekstremitas selama #&0 menit, kemudian lakukan penukuran, luka diirigasi dengan hall steril, lakukan tindakan desinfeksi dan pemasangan duk, eksisi luka lapis demi lapis mulai dari kulit, sub kulit fasia otot, eksisi otototot yang tidak "ital dan dibuang, lalu buang tulangtulang keil yang tidak melekat periosteum.
Pertahankan program tulang besar yang perlu untuk
stabilitas, luka fraktur terbuka dan lalu dibiarkan terbuka dan perlu ditutup satu minggu, kemudian setelah edema menghilang (seondary sature) atau dapat juga hanya dijahit pada situasi bila luka tidak terlalu terbuka atau lebar (jahit luka jarang).
. +ompl"kas"
a. Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring b. onunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali. d. 9ompartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan takanan yang berlebihan di dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan masif pada suatu tempat. ;ejala klinis yang terjadi pada syndrome kompartemen dikenal dengan # P yaitu% &. Pain (nyeri) % nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otototot yang terkena, ketika ada trauma langsung. >yeri merupakan gejala dini yang paling penting. 8erutama jika munulnya nyeri tidak sebanding dengan keadaan klinik (pada anakanak tampak semakin gelisah atau memerlukan analgesia lebih banyak dari biasanya). 5tot yang tegang pada kompartemen merupakan gejala yang spesifik dan sering. 2. Pale (puat), diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daereah tersebut. '. Pullness (berkurang atau hilangnya denyut nadi ) . Parestesia (rasa kesemutan) #. Paralysis % Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartemen sindrom. e. !hok, f.
Fat embalism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh darah. Faktor resiko terjadinya emboli lemakada fraktur meningkat pada lakilaki usia 200 tahun, usia 30 sam pai ?0 fraktur tahun.
g. 8romboemboli ompliastion, trombo "ena dalam sering terjadi pada indi"idu yang imobiil dalm *aktu yang lama karena trauma atau ketidak mampuan laimnya komplikasi pada perbedaan ekstremitas ba*ah atau trauma komplikasi paling fatal bila terjadi pada bedah ortopedil h. -nfeksi i.
A"asular nerosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptika atau nerosis iskemia.
8. Asuhan keperawatan
+O,P DAA% A/A +,P,%A-AA
Pen3ka5"an Pengkajian merupakan tahap a*al dan landasan dalam proses kepera*atan, untuk itu diperlukan keermatan dan ketelitian tentang masalahmasalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan kepera*atan. +eberhasilan proses kepera*atan sangat bergantuang pada tahap ini. 8ahap ini terbagi atas% a. Pengumpulan
-dentitas +lien Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perka*inan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal M!, diagnosa medis.
b)
+eluhan tama Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. >yeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. ntuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan% &) Pro"oking -nident% apakah ada peristi*a yang menjadi yang menjadi faktor presipitasi nyeri. 2) Euality of Pain% seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk. ') egion % radiation, relief% apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi. ) !e"erity (!ale) of Pain% seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
klien, bisa berdasarkan skala
menerangkan
seberapa
jauh
rasa
nyeri
sakit
atau klien
mempengaruhi
kemampuan fungsinya. #) 8ime% berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari. (-gnata"iius,
i*ayat Penyakit !ekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat renana tindakan terhadap klien. -ni bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. !elain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya keelakaan bisa diketahui luka keelakaan yang lain (-gnata"iius,
i*ayat Penyakit
memberi
petunjuk
berapa
lama
tulang
tersebut
akan
menyambung. Penyakitpenyakit tertentu seperti kanker tulang dan penyakit pagets yang menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung. !elain itu, penyakit diabetes dengan luka di kaki sanagt beresiko terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik dan juga
diabetes
menghambat
proses
penyembuhan
tulang
(-gnata"iius,
i*ayat Penyakit +eluarga Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker tulang yang enderung diturunkan seara genetik (-gnata"iius,
f)
i*ayat Psikososial Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehariharinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat (-gnata"iius,
g)
PolaPola Fungsi +esehatan (&)
Pola Persepsi dan 8ata :aksana $idup !ehat Pada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan terjadinya keaatan pada dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan
kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya. !elain itu, pengkajian
juga
meliputi
kebiasaan
hidup
klien
seperti
penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium,
pengkonsumsian
alkohol
yang
bisa
mengganggu
keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak.(-gnata"iius,
Pola >utrisi dan Metabolisme Pada klien
fraktur
harus
mengkonsumsi
nutrisi
melebihi
kebutuhan sehariharinya seperti kalsium, at besi, protein, "it. 9 dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan tulang. 6"aluasi
terhadap
pola
menentukan penyebab
nutrisi
masalah
klien
bisa
membantu
muskuloskeletal
dan
mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi masalah muskuloskeletal terutama pada lansia. !elain itu juga obesitas juga menghambat degenerasi dan mobilitas klien. (')
Pola 6liminasi ntuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi *alaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, *arna serta bau fees pada pola eliminasi al"i. !edangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya, *arna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak. (+eliat, udi Anna, &77&)
()
Pola 8idur dan -stirahat !emua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. !elain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur (
(#)
Pola Akti"itas +arena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien menjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. $al lain yang perlu dikaji
adalah bentuk akti"itas klien terutama pekerjaan klien. +arena ada beberapa bentuk pekerjaan beresiko untuk terjadinya fraktur dibanding pekerjaan yang lain (-gnata"iius,
Pola $ubungan dan Peran +lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. +arena
klien
harus
menjalani
ra*at
inap (-gnata"iius,
Pola Persepsi dan +onsep
keaatan
akibat
frakturnya,
rasa
emas,
rasa
ketidakmampuan untuk melakukan akti"itas seara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image). (-gnata"iius,
Pola !ensori dan +ognitif Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan.begitu
juga
pada
kognitifnya
tidak
mengalami
gangguan. !elain itu juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur. (-gnata"iius,
Pola eproduksi !eksual
juga, perlu dikaji status perka*inannya termasuk jumlah anak, lama perka*inannya (-gnata"iius,
ketidakutan
timbul
keaatan
pada
diri
dan
fungsi
tubuhnya.Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif (-gnata"iius,
(&&) Pola 8ata >ilai dan +eyakinan ntuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. $al ini
bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien. (-gnata"iius,
Pemeriksaan Fisik
ini perlu
untuk
dapat melaksanakan
total
are karena ada
keenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam. a)
;ambaran mum Perlu menyebutkan% &. +eadaan umum% baik atau buruknya yang diatat adalah tandatanda, seperti% (a)
+esadaran
penderita%
apatis,
sopor,
koma,
gelisah,
komposmentis tergantung pada keadaan klien. (b) +esakitan, keadaan penyakit% akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus fraktur biasanya akut. ()
8andatanda "ital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi
maupun bentuk. 2. !eara sistemik dari kepala sampai kelamin (a)
!istem -ntegumen 8erdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat,
bengkak, oedema, nyeri tekan. (b) +epala 8idak ada gangguan yaitu, normo ephalik, simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada nyeri kepala. ()
:eher
8idak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada. (d) Muka Gajah terlihat menahan sakit, lainlain tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. 8ak ada lesi, simetris, tak oedema.
(e)
Mata 8idak ada gangguan seperti konjungti"a tidak anemis (karena
tidak terjadi perdarahan)
(f)
8elinga 8es bisik atau *eber masih dalam keadaan normal. 8idak ada
lesi atau nyeri tekan. (g) $idung 8idak ada deformitas, tak ada pernafasan uping hidung. (h) Mulut dan Faring 8ak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak puat. (i)
8horaks
8ak ada pergerakan otot interostae, gerakan dada simetris. (j)
Paru -nspeksi
% Pernafasan
meningkat,
reguler
atau
tidaknya
tergantung pada ri*ayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru.
Palpasi % Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
Perkusi
%
!uara
ketok
sonor,
tak
ada
erdup
atau
suaratambahan lainnya.
Auskultasi % !uara nafas normal, tak ada *heeing, atau suara tambahan lainnya seperti stridor dan ronhi.
(k) @antung -nspeksi Palpasi
% 8idak tampak iktus jantung.
% >adi meningkat, iktus tidak teraba.
Auskultasi
(l)
% !uara !& dan !2 tunggal, tak ada murmur.
Abdomen
-nspeksi % entuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi % 8ugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.
Perkusi % !uara thympani, ada pantulan gelombang airan. Auskultasi % Peristaltik usus normal 2'# kali/menit.
(m) -nguinal;enetaliaAnus 8ak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan A.
b)
+eadaan :okal
$arus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama mengenai status neuro"askuler. Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah% &. :ook (inspeksi) Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain% a) 9itriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi). b) 9ape au lait spot (birth mark). ) Fistulae d) Garna kemerahan atau kebiruan (li"ide) atau hyperpigmentasi. e) enjolan, pembengkakan, atau ekungan dengan halhal yang tidak biasa (abnormal). f)
Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
g) Posisi jalan (gait, *aktu masuk ke kamar periksa) 2. Feel (palpasi) Pada *aktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi anatomi). Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien. 4ang perlu diatat adalah% a) Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. b) Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema terutama disekitar persendian. ) >yeri tekan (tenderness), krepitasi, atat letak kelainan (&/' proksimal,tengah, atau distal). d) 5tot% tonus pada *aktu relaksasi atau konttraksi, benjolan yang terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. !elain itu juga diperiksa status neuro"askuler. Apabila ada benjolan, maka sifat benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya. '. Mo"e (pergeraka terutama lingkup gerak) !etelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan diatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Penatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat
menge"aluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. ;erakan sendi diatat dengan ukuran derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0
(posisi
netral)
atau dalam
ukuran metrik.
Pemeriksaan
ini
menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif. (eksoprodjo, !oelarto, &77#) 2.
Anal"sa Data
4.
D"a3nosa +eperawatan &. >yeri akut berhubungan dengan agenagen yang menyebabkan idera fisik (idera jaringan lunak). 2. -ntoleransi akti"itas berhubungan dengan tindakan imobilisasi, traksi atau gips. '. isiko infeksi berhubungan dengan prosedur in"asif, kehanuran jaringan (kehilanganbarier kulit) dan kerusakan respon imun. . +erusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik, medikasi, bedah perbaikan, perubahan pigmentasi dan perubahan sensasi. #. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, adanya anaman terhadap konsep diri, gambaran diri, adanya anaman kematian (tersedak atau sulit bernafas). . $ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler dan muskuloskeletal, nyeri post operasi. 3. +urang pera*atan diri berhubungan dengan imobilisasi, traksi atau gips pada ekstremitas.
$.
nter;ens" keperawatan a. >yeri akut berhubungan dengan agenagen yang menyebabkan idera fisik (idera jaringan lunak). 8ujuan
% >yeri dapat berkurang atau hilang
+riteria hasil menunjukkan
% Pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, tindakan
santai,
dapat
berakti"itas,
tidur,
istirahat,
menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan akti"itas terapeutik sesuai indikasi.
-nter"ensi &)
%
6"aluasi keluhan nyeri atau ketidaknyamanan, perhatikan lokasi,
karakteristik nyeri dan kaji tingkat nyeri dengan standar PE!8 asional
% ntuk memulihkan penga*asan keefektifan inter"ensi,
tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi atau reaksi terhadap nyeri. 2)
idera. asional ')
% Membantu dalam menghilangkan ansietas.
@elaskan prosedur sebelum memulai tindakan.
asional
% Memungkinkan pasien untuk siap seara mental dalam
akti"itas,
begitu
juga
berpartisipasi
dalam
mengontrol
tingkat
ketidaknyamanan. )
:akukan dan a*asi latihan rentang gerak aktif atau pasif.
asional
% Mempertahankan kekuatan atau mobilitas otot yang sakit dan
memudahkan resolusi inflamasi pada jaringan yang idera. #)
erikan
alternatif tindakan
kenyamanan.
9ontoh %
pijatan,
perubahan posisi, relaksasi, nafas dalam, imajinasi dan sentuhan terapeutik. asional )
% Meningkatkan sirkulasi perifer.
Monitor tandatanda "ital, obser"asi kondisi umum pasien dan
keluhan pasien. asional 3)
Atur posisi yang nyaman dan aman
asional ?)
% Mengurangi nyeri dan pergerakan.
Pertahankan imobilisasi pada bagian yang sakit.
asional 7)
% ntuk mengetahui perkembangan kesehatan klien.
% >yeri dan spasme dikontrol dengan imobilisasi.
+olaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi.
asional
% Menurunkan nyeri atau spasme otot.
b. -ntoleransi akti"itas berhubungan dengan tindakan imobilisasi, traksi atau gips. 8ujuan % intoleransi akti"itas klien dapat berkurang setelah dilakukan tindakan kepera*atan. +riteria hasil % Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin dan mempertahankan posisi fungsional.
-nter"ensi % &) +aji tingkat immobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang immobilisasi tersebut. asional % Pasien akan membatasi gerak karena salah persepsi (persepsi tidak proporsional) 2) Mendorong partisipasi dalam akti"itas rekreasi (menonton 8H, membaa koran dll ). asional % Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memusatkan perhatian, meningkatkan perasaan mengontrol diri pasien dan membantu dalam mengurangi isolasi sosial. ') Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan pasif dan aktif pada yang edera maupun yang tidak. asional % Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan
tonus
otot,
mempertahankan
mobilitas
sendi,
menegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi 9a yang tidak digunakan. ) Membantu pasien dalam pera*atan diri asional % Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan
tonus
otot,
mempertahankan
mobilitas
sendi,
menegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi 9a yang tidak digunakan. #) +onsul dengan bagian fisioterapi asional % ntuk menentukan program latihan. . isiko infeksi berhubungan dengan prosedur in"asif, kehanuran jaringan (kehilanganbarier kulit) dan kerusakan respon imun. 8ujuan
% Meminimalkan terjadinya kerusakan integritas kulit.
+riteria hasil
% Menapai penyembuhan luka sesuai *aktu, bebas
drainase purulen atau eritema dan demam. -nter"ensi &)
%
Pantau kondisi umum pasien dan monitor tandatanda "ital, kaji
tandatanda infeksi. asional 2)
-nspeksi kulit terhadap adanya iritasi.
asional ')
% Mengetahui perkembangan kesehatan pasien.
% Menegah terjadinya kerusakan kulit yang lebih luas.
+aji sisi pen dan kulit. Perhatikan adanya keluhan peningkatan nyeri
asional )
% ntuk mengidentifikasi timbulnya infeksi lokal.
5bser"asi keadaan luka terhadap pembentukan bulla, krepitasi dan
bau drainase yang tidak enak. asional #)
% Mengetahui tandatanda infeksi gas gangren.
+aji tonus otot dan reflek tendon.
asional
% +ekakuan otot, spasme tonus otot rahang menunjukkan
tanda tetanus. )
-nspeksi kulit terhadap adanya iritasi.
asional 3)
% Menegah terjadinya kerusakan kulit yang lebih luas.
!elidiki adanya nyeri yang munul seara tibatiba, perhatikan
adanya keluhan peningkatan nyeri. asional ?)
% Merupakan indikasi terjadinya osteomyelitis.
erikan pera*atan dengan teknik septik dan aseptik pada pen
ka*at steril dan alatalat yang terpasang pada pasien (kateter, infus) asional 7)
%
+olaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik dan "itamin 9.
asional
% Program pengobatan untuk menegah infeksi, untuk
menjamin keseimbangan >itrogen positif dan meningkatkan proses penyembuhan. d. +erusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik, medikasi, bedah perbaikan, perubahan pigmentasi dan perubahan sensasi. 8ujuan
% Meminimalkan terjadinya kerusakan integritas kulit.
+riteria hasil
% Pasien menyatakan ketidaknyamanan hilang dan
menapai penyembuhan luka sesuai *aktu. -nter"ensi &)
%
+aji/atat ukuran, *arna, kedalaman luka, perhatikan jaringan
nekrotik dan kondisi di sekitar luka. asional
%ntuk menentukan
inter"ensi
selanjutnya,
mengetahui
indikasi, keefektifan inter"ensi dan terapi yang diberikan. 2)
Massase kulit dan penonjolan tulang.
aional ')
bah posisi pasien dengan sering.
asional )
% Menurunkan tekanan pada area yang peka.
% Meminimalkan risiko terjadinya kerusakan kulit (deubitus).
+aji posisi inin bebat pada otot traksi.
asional
% Posisi yang tidak tepat dapat menyebabkan idera kulit.
#)
eri bantalan di ba*ah kulit yang terpasang traksi.
asional
% Meminimalkan tekanan pada area yang terpasang gips atau
traksi. )
:akukan pera*atan pada area kulit yang terpasang gips atau traksi
ataupun yang dilakukan tindakan bedah. asional 3)
+olaborasi dengan dokter dalam pemberian obatobatan topikal.
asional ?)
% Menegah terjadinya kerusakan kulit.
% Memperepat proses penyembuhan.
+olaborasi dengan ahli gii untuk pemberian diit.
asional
% Memperepat proses penyembuhan.
e. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, adanya anaman terhadap konsep diri, gambaran diri, adanya anaman kematian (tersedak atau sulit bernafas). 8ujuan
% Ansietas berkurang atau hilang.
+riteria hasil
% Pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun
sampai dapat ditangani, pasien mengakui dan mendiskusikan rasa takut, pasien menunjukkan tentang perasaan yang tepat -nter"ensi &)
%
asional
%
Menenangkan
dan
menurunkan
ansietas
karena
ketidaktahuan dan atau takut menjadi kesepian. 2)
asional ')
% Mendefinisikan masalah dan pengaruh pilihan inter"ensi.
Akui kenyataan atau normalitas perasaan, termasuk marah.
asional
% Memberikan dukungan emosi yang dapat membantu pasien
melalui penilaian a*al, juga selama pemulihan. )
asional
% Membantu memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan
relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping. isiko disfungsi neuro"askuler perifer berhubungan dengan penurunan atau interupsi aliran darah% idera "askuler langsung, edema berlebihan, pembentukan trombus dan hipo"olemia. 8ujuan
% Mempertahankan perfusi jaringan
+riteria hasil
% 8erabanya nadi, kulit hangat/kering, sensasi normal,
sensasi biasa, tanda "ital stabil dan haluaran urine adekuat untuk situasi indi"idu. -nter"ensi &)
:epaskan perhiasan dari ekstremitas yang sakit
asional 2)
%
%
+aji aliran kapiler, *arna kulit dan kehangatan distal pada fraktur
asional
% +embalinya *arna harus epat ('# detik), *arna kulit putih
menunjukkan gangguan arterial, sianosis diduga adanya gangguan "ena. ')
A*asi posisi atau lokasi inin penyokong bebat
asional
%
Alat traksi dapat menyebabkan tekanan pada pembuluh
darah atau saraf, terutama pada aksila dan lipat paha, mengakibatkan iskemia dan kerusakan saraf permanen. )
Ambulasi sesegera mungkin
asional
%
Meningkatkan sirkulasi dan menurunkan pengumpulan
darah, khususnya pada ekstremitas ba*ah. #)
A*asi tanda "ital. Perhatikan tandatanda puat atau sianosis
umum, kulit dingin, perubahan mental asional
%
+etidakadekuatan "olume sirkulasi akan mempengaruhi
sistim perfusi jaringan. )
erikan kompres es di sekitar fraktur sesuai indikasi
asional
% Menurunkan edema atau pembentukan hematoma yang
dapat mengganggu sirkulasi. f.
$ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler dan muskuloskeletal, nyeri post operasi. 8ujuan
% Pasien dapat melakukan mobilitas fisik seara mandiri.
+riteria hasil
% Meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada
tingkat yang paling tinggi yang mungkin, mempertahankan posisi fungsional, meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakit. -nter"ensi &)
%
+aji keadaan imobilisasi dan persepsi pasien terhadap imobilisasi.
asional
% -nformasi yang benar dapat meningkatkan kemajuan
kesehatan. 2)
antu pasien dalam rentang gerak, latih dan bantu 5M(ange 5f
Motion) pasif/aktif.
asional
% Meningkatkan aliran darah ke otot, tulang dan menegah
kontraktur. ')
antu dan dorong pasien dalam akti"itas pera*atan diri.
asional
% Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi serta kesehatan
diri. )
antu dan dorong pasien dalam mobilisasi.
asional #)
% Menurunkan risiko komplikasi tirah baring (deubitus).
5bser"asi tekanan darah dan atur posisi ele"asi tungkai.
asional
% Menga*asi adanya hipotensi postural karena tirah baring,
posisi ele"asi dapat mengurangi edema. )
bah posisi seara periodik dan dorong pasien untuk latihan batuk
efektif dan nafas dalam. asional
% Menegah atau menurunkan insiden komplikasi kulit dan
pernafasan. 3)
Pertahankan tirah baring dan melatih tangan serta ekstremitas yang
sakit dengan lembut. asional ?)
eri bantuan dalam menggunakan alat gerak.
asional 7)
% Meminimalkan nyeri dan menegah salah posisi.
% Mobilisasi menurunkan komplikasi.
+olaborasi dengan ahli terapi fisik untuk melatih pasien.
asional
%
erguna dalam pembuatan akti"itas program latihan
mobilisasi. g. +urang pera*atan diri berhubungan dengan imobilisasi, traksi atau gips pada ekstremitas 8ujuan
% 8idak terjadi defisit pera*atan diri.
+riteria hasil
% Pasien menunjukkan tidak adanya defisit pera*atan diri
-nter"ensi &)
%
masalah yang berhubungan dengan idera. asional
% Fraktur dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
melakukan akti"itas seharihari. 2)
:ibatkan orang terdekat dalam pera*atan diri.
asional ')
%
asional
% Pasien memperoleh kembali kemandirian.
)
erikan bantuan A<: (Ati"ity
asional #)
% Mera*at kebutuhan dasar dan mempertahankan harga diri.
asional
% asa harga diri dapat ditingkatkan dengan akti"itas
pera*atan diri.
DAFA% PA+A Apley, A. ;raham , uku Ajar 5rtopedi dan Fraktur !istem Apley, Gidya Medika, @akarta, &77#. lak, @.M, et al, :ukman and !orensens Medikal >ursing % A >ursing Proess Approah, th 6dition, G.. !aunder 9ompany, &77#. 9arpenito, :ynda @uall, enana Asuhan
dan
+epera*atan, 6;9, @akarta, &777. asional, @akarta, &77&. $enderson, M.A, -lmu edah untuk Pera*at, 4ayasan 6ssentia Medika, 4ogyakarta, &772. $udak and ;allo, +epera*atan +ritis, Holume - 6;9, @akarta, &77. -gnata"iius, ursing % A >ursing Proess Approah, G.. !aunder 9ompany, &77#. +eliat, udi Anna, Proses Pera*atan, 6;9, @akarta, &77. :ong, arbara 9, Pera*atan Medikal edah, 6disi ' 6;9, @akarta, &77. Mansjoer, Arif, et al, +apita !elekta +edokteran, @ilid --, Medika Aesulapius F+-, @akarta, 2000. 5s*ari, 6, edah dan Pera*atannya, P8 ;ramedia Pustaka tama, @akarta, &77'. Prie, 6"elyn 9, Anatomi dan Fisiologi ntuk Paramedis, ;ramedia, @akarta &773. eksoprodjo, !oelarto, +umpulan +uliah -lmu edah F+-/!9M, inarupa Aksara, @akarta, &77#. 8uker, !usan Martin, !tandar Pera*atan Pasien, 6;9, @akarta, &77?.