LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS (DM) DENGAN ULKUS Browse » Home Home » » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN DIABEE! "ELIU! #D"$ DEN%AN ULKU!
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS (DM) DENGAN ULKUS A. DEFINISI
adalah penyakit penyakit metaboli metabolik k yang yang kebany kebanyakan akan heredit herediter, er, Diabetes Diabetes Melitus Melitus (DM) adalah dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan gangguan metabolis metabolism m lemak dan protein ( Askandar Askandar,, 2000 2000 ). adalah penyakit penyakit hipergl hiperglikem ikemia ia yang yang ditanda ditandaii oleh ketiada ketiadaan an Diabetes Diabetes melitus melitus adalah absolut insulin atau insensitifitas sel terhadap insulin (Corwin, 200). Ulkus adalah
luka
terb erbuka uka
pada
permuk mukaan aan
kulit lit
atau
selapu aput
lende nder
dan ulkusadala adalah h kemat kematia ian n jaring jaringan an yang yang luas luas dan dan diser diserta taii in!asi in!asiff kuman kuman sapr saprofi ofit. t. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetik diabetikum um juga juga merup merupaka akan n salah salah satu satu geja gejala la klinik klinik dan dan perja perjala lanan nan peny penyaki akitt DM dengan neuropati perifer , (Andyagreeni, 200).
merupak pakan an kompl komplik ikasi asi kronik kronik dari dari Diabet Ulkus Ulkus Diabet Diabetik ik meru Diabetes es Mellli Melllitus tus sebagai sebab sebab utama utama morbidit morbiditas, as, mortali mortalitas tas serta serta ke"a"at ke"a"atan an penderi penderita ta Diabetes. #adar #adar $%$ yang yang ting tinggi gi mema memain inka kan n pera perana nan n pent pentin ing g untu untuk k terj terjad adin inya ya Ulkus Ulkus Uiabet Uiabetik ik untuk terjadinya Ulku Ulkus s
melalu luii Diab Diabet etik ik mela
pemb pemben entu tuka kan n
plak plak atherosklerosis pada pada
dind dindin ing g
pembuluh darah, (&aidah 200'). (#%)) Ulkus kaki Diabetes (#%
meru merupa paka kan n
komp kompli lika kasi si
yang ang
berk berkai aita tan n
deng dengan an
morbiditas morbiditas akibat Diabetes merupakan komplikasi serius Diabetes Melitus Melitus. Ulkus kaki Diabetes merupakan akibat Diabetes, (Andyagreeni, 200).
Kaki Diabetes B. KLASIFIKASI TIPE DM
#lasifik #lasifikasi asi %iabete %iabetes s elitus elitus dari dari *ationa *ationall %iabetus %iabetus %ata %ata +roup +roup Classifi Classifi"at "ation ion and %iagnosis of %iabetes elitus and ther Categories of +lu"osa ntoleran"e 1.
Klasifikasi Klinis
a. %iabetes elitus ) /ipe tergantung insulin (%/), /ipe 2) /ipe tak tergantung insulin (%//), /ipe (%// yang tidak mengalami obesitas , dan %// dengan obesitas) b. +angguan /oleransi /oleransi +lukosa +luko sa (+/+) ". %iabetes #ehamilan (+%) 2.
Klasifikasi risiko saisik
a. ebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa b. 1erpotensi menderita kelainan toleransi glukosa !. ETIOLOGI
enurut melt&er dan 1are (200), penyebab dari diabetes melitus adalah . %iabetes elitus tergantung insulin (%/) a. aktor geneti" 3enderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau ke"enderungan geneti" kearah terjadinya diabetes tipe .
Kaki Diabetes B. KLASIFIKASI TIPE DM
#lasifik #lasifikasi asi %iabete %iabetes s elitus elitus dari dari *ationa *ationall %iabetus %iabetus %ata %ata +roup +roup Classifi Classifi"at "ation ion and %iagnosis of %iabetes elitus and ther Categories of +lu"osa ntoleran"e 1.
Klasifikasi Klinis
a. %iabetes elitus ) /ipe tergantung insulin (%/), /ipe 2) /ipe tak tergantung insulin (%//), /ipe (%// yang tidak mengalami obesitas , dan %// dengan obesitas) b. +angguan /oleransi /oleransi +lukosa +luko sa (+/+) ". %iabetes #ehamilan (+%) 2.
Klasifikasi risiko saisik
a. ebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa b. 1erpotensi menderita kelainan toleransi glukosa !. ETIOLOGI
enurut melt&er dan 1are (200), penyebab dari diabetes melitus adalah . %iabetes elitus tergantung insulin (%/) a. aktor geneti" 3enderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau ke"enderungan geneti" kearah terjadinya diabetes tipe .
#e"enderungan geneti" ini ditentukan pada indi!idu yang memililiki tipe antigen 4$A(Human 4$A(Human Leucocyte Antigen) tertentu. 4$A merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya. b. aktor imunologi 3ada diabetes tipe terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. ni merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan "ara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. ". aktor lingkungan aktor eksternal yang dapat memi"u destruksi sel 5 pan"reas, sebagai "ontoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa !irus atau toksin tertentu dapat memi"u proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel 5 pankreas. 2. %iabetes elitus tak tergantung insulin (%//) e"ara pasti penyebab dari % tipe ini belum diketahui, fa"tor geneti" diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. %iabetes elitus tak tergantung insulin (%//) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat. %// ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. 3ada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. nsulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus membran sel. 3ada pasien dengan %// terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. 4al ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya Akibatnya terjadi penggabungan abnormal abn ormal antara komplek reseptor insulin dengan system transport glukosa. #adar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang "ukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan e uglikemia (3ri"e,66'). %iabetes elitus tipe disebut juga %iabetes elitus tidak tergantung insulin (%//) atau Non Insulin Depenent Diabetes Melitus(*%%) Melitus(*%%) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk %iabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak. aktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya % tipe , diantaranya adalah
) sia ( resistensi insulin "enderung meningkat pada usia di atas 7' tahun) 2) besitas 8) 9iwayat keluarga :) #elompok etnik 8. %iabetes dengan lkus
a. aktor endogen ) *europati
/erjadi kerusakan saraf sensorik yang dimanifestasikan dengan penurunan sensori nyeri, panas, tak terasa, sehingga mudah terjadi trauma dan otonom;simpatis yang dimanifestasikan dengan peningkatan aliran darah, produksi keringat tidak ada dan hilangnya tonus !askuler 2) Angiopati %apat disebabkan oleh faktor geneti", metaboli" dan faktor resiko lain. 8) skemia Adalah arterosklerosis (pengapuran dan penyempitan pembuluh darah) pada pembuluh darah besar tungkai (makroangiopati) menyebabkan penurunan aliran darah ke tungkai, bila terdapat thrombus akan memperberat timbulnya gangrene yang luas. •
Aterosklerosis dapat disebabkan oleh faktor Adanya hormone aterogenik
•
erokok
•
4iperlipidemia anifestasi kaki diabetes iskemia
#aki dingin
*yeri no"turnal
/idak terabanya denyut nadi
Adanya pemu"atan ekstrimitas inferior
#ulit mengkilap
4ilangnya rambut dari jari kaki
3enebalan kuku
+angrene ke"il atau luas.
b. aktor eksogen ) /rauma 2) nfeksi D. ANATOMI DAN FISIOLOGI
. Anatomi 3ankreas !ankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira ' "m, lebar
' "m, mulai dari uoenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 70-60 gram. /erbentang pada !ertebrata lumbalis dan 2 di belakang lambung. !ankreas juga merupakan kelen"ar enokrin terbesar yang terdapat di dalam
tubuh baik hewan maupun manusia. 1agian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh uoenum dan bagian pilorus dari lambung . 1agian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpadengan bagian ekornya menyentuh
atau
terletak
pada
alat
ini.
%ari
segi
perkembangan embriologis, kelen"ar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus (/ambayong, 200). ungsi pankreas ada 2 yaitu a. ungsi eksorin yaitu membentuk getah pankreas yang berisi en#im dan elektrolit. b. ungsi enokrin yaitu sekelompok ke"il atau pulau langerhans$ yang bersama-sama membentuk
organ enokrin yang
mensekresikan insulin. 3ulau langerhansmanusia
mengandung tiga jenis sel utama,yaitu ) el-sel A ( alpha ) , jumlahnya sekitar 20-:0 < = memproduksi glukagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai > anti insulin like acti%ity &. 2) el-sel ' ( betha )$ jumlahnya sekitar 70-?0 < , membuat insulin. 8) el-sel D (elta)$ jumlahnya sekitar '-' <, membuat somatostatin yang menghambat pelepasan insulin dan glukagon . (/ambayong, 200).
Anatomi Pankreas
2. isiologi #adar glukosa dalam darah sangat dipengaruhi fungi hepar, pankreas, adenohipofisis dan adrenal. +lukosa yang berasal dari absorpsi makanan diintestin dialirkan ke hepar melalui !ena porta, sebagian glukosa akan disimpan sebagai glikogen. 3ada saat ini kadar glukosa di !ena porta lebih tinggi daripada !ena hepati"a, setelah absorsi selesai gliogen hepar dipe"ah lagi menjadi glukosa, sehingga kadar glukosa di !ena hepati"a lebih tinggi dari !ena porta. @adi hepar berperan sebagai glukostat. 3ada keadaan normal glikogen di hepar "ukup untuk mempertahankan kadar glukosa dalam beberapa hari, tetapi bila fungsi hepar terganggu akan mudah terjadi hipoglikemi atau hiperglikemi. edangkan peran insulin dan glu"agon sangat penting pada metabolisme karbonhidrat. +lukagon menyebabkan glikogenolisis dengan merangsang adenilsiklase, en&im yang dibutuhkan untuk mengaktifkan fosforilase. n&im fosforilase penting untuk gliogenolisis. 1ila "adangan glikogen hepar menurun maka glukoneogenesis akan lebih aktif. @umlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh
hati
dan
yang
dipergunakan
oleh
jaringan perifer tergantung
dari
keseimbangan fisiologis beberapa hormon antara lain a. 4ormon yang dapat merendahkan kadar gula darah yaitu insulin. #erja insulin yaitu merupakan hormon yang menurunkan glukosa darah dengan "ara membantu glukosa arah masuk kedalam sel. ) lukagon yang disekresi oleh sel alfa pulau lengerhans. *) +pinefrin yang disekresi oleh meula arenal dan jaringan kromafin. ,)
lukokortikoi yang disekresikan oleh korteks arenal.
:). ro-th hormone yang disekresi oleh kelen"ar hipofisis anterior. b. lukogen$
epineprin$
glukokortikoi ,
mekanisme counferregulator yang pengaruh insulin.
dan gro-th men"egah
hormone membentuk
suatu
timbulnya hipoglikemia akibat
Dia"##s M#li$s (DM)
E. PATOFISIOLOGI DAN PATH%A&
enurut melt&er dan 1are (200), patofisiologi dari diabetes melitus adalah . Diabetes tipe 3ada Diabetes tipe terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena selsel beta pankreas telah dihan"urkan oleh proses autoimun. 4iperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. %isamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postpranial (sesudah makan). @ika konsentrasi glukosa dalam darah "ukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut mun"ul dalam urin (+lukosuria). #etika glukosa yang berlebih dieksresikan dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran "airan dan elektrolit yang berlebihan. #eadaan ini dinamakan diuresis osmotik. ebagai akibat dari kehilangan "airan yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia). %efisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. 3asien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori. +ejala lainnya men"akup kelelahan dan
kelemahan.3roses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut menimbulkan hiperglikemia. %isamping itu akan terjadi peme"ahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan produk samping peme"ahan lemak. 1adan keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan. #etoasidosis diabetik yang diakibatkannya dapat menyebabkan tandatanda dan gejala seperti nyeri abdominal, mual, muntah, hiper!entilasi, napas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian. 2. Diabetes tipe 3ada Diabetes tipe terdapat dua masalah yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. *ormalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. ebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. 9esistensi insulin pada diabetes tipe disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. %engan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka awitan iabetes tipe dapat berjalan tanpa terdeteksi. @ika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat men"akup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka yang lama sembuh, infeksi !agina atau pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat tinggi). 3enyakit Diabetes membuat gangguan; komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. 3enyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah besar (makro!askular) disebut makroangiopati,
dan
pada
pembuluh
darah
halus
(mikro!askular)
disebut
mikroangiopati. Ulkus Diabetikum terdiri dari ka!itas sentral biasanya lebih besar disbanding pintu masuknya, dikelilingi kalus keras dan tebal. Awalnya proses pembentukan ulkus berhubungan dengan hiperglikemia yang berefek terhadap saraf perifer, kolagen, keratin dan suplai !askuler. %engan adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang mengalami beban terbesar. *europati sensoris perifer memungkinkan terjadinya trauma berulang mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan dibawah area kalus. elanjutnya terbentuk ka!itas yang membesar dan akhirnya ruptur sampai permukaan kulit menimbulkan ulkus. Adanya iskemia dan penyembuhan luka abnormal manghalangi resolusi. ikroorganisme yang masuk mengadakan kolonisasi didaerah ini. %rainase yang inadekuat menimbulkan "losed spa"e infe"tion. Akhirnya sebagai konsekuensi sistem imun yang abnormal, bakteria sulit dibersihkan dan infeksi menyebar ke jaringan sekitarnya, (Anonim 2006).
Pa'a Dia"##s M#li$s (DM)
Pathway DIABETES MELITUS (DM)
F. MANIFESTASI KLINIS
. %iabetes /ipe
a. hiperglikemia berpuasa b. glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia ". keletihan dan kelemahan d. ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiper!entilasi, nafas bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian) 2. %iabetes /ipe a. lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif b. gejala seringkali ringan men"akup keletihan, mudah tersinggung, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi !aginal, penglihatan kabur ". komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit !askular perifer) 8. lkus %iabetikum Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun nekrosis,
daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . 3roses mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan se"ara akut emboli memberikan gejala klinis ' 3 yaitu a. !ain (nyeri) b. !aleness (kepu"atan) ". !aresthesia (kesemutan) d. !ulselessness (denyut nadi hilang) e. !aralysis (lumpuh). 1ila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari fontaine a. tadium asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan). b. tadium terjadi klaudikasio intermiten ". tadium timbul nyeri saat istitrahat. d. tadium B terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus). melt&er dan 1are (200 220).
DIABETES MELITUS (DM)
#lasifikasi agner (6?8). membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan,yaitu %erajat 0
/idak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti > cla-$callus >.
%erajat B
%erajat
Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
%erajat
Ulkus dalam menembus tenon dan tulang
%erajat
Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
angren jari kaki atau bagian istal kaki dengan atau tanpa selulitis. %erajat B
angren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
DIABETES MELITUS (DM)
G. KOMPLIKASI
#omplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe % digolongkan sebagai akut dan kronik . #omplikasi akut #omplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dari glukosa darah. a. 4ipoglikemia. b. #etoasidosis diabeti" (%#A) ". sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik (4*#). 2. #omplikasi kronik mumnya terjadi 0 sampai ' tahun setelah awitan. a. akro!askular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner, !askular perifer dan !askular selebral. b. ikro!askular (penyakit pembuluh darah ke"il), mengenai mata (retinopati) dan ginjal (nefropati). #ontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikro!askular maupun makro!askular. ". 3enyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki. d. lkus;gangren /erdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain ) +rade 0 tidak ada luka 2) +rade kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
8) +rade kerusakan kulit men"apai otot dan tulang :) +rade
terjadi abses
') +rade B
+angren pada kaki bagian distal
7) +rade B +angren pada seluruh kaki dan tungkai 8. #omplikasi jangka panjang dari diabetes Or*an+,arin*an * #rk#na
3embuluh darah
&* #r,a-i
Ko/likasi
3lak aterosklerotik terbentuk D irkulasi yg jelek menyebabkan menyumbat
arteri
berukuran penyembuhan luka yg jelek D
besar atau sedang di jantung, bisa otak,
tungkai
D
menyebabkan
penyakit
penis. jantung, stroke, gangren kaki D
%inding pembuluh darah ke"il tangan, impoten D infeksi mengalami kerusakan sehingga pembuluh mentransfer
tidak
dapat
oksigen
se"ara
normal D mengalami kebo"oran ata
/erjadi
kerusakan
pada +angguan penglihatan D pada
pembuluh darah ke"il retina +injal
•
3enebalan
pembuluh
akhirnya bisa terjadi kebutaan
darah ungsi
ginjal
•
ginjal +agal ginjal 3rotein bo"or ke dalam air
•
kemih %arah tidak disaring se"ara
yg
buruk
normal araf
#erusakan glukosa
karena #elemahan tungkai yg terjadi
saraf tidak
•
dimetabolisir se"ara tiba-tiba atau se"ara
se"ara normal D karena aliran perlahan 1erkurangnya rasa, kesemutan darah berkurang •
•
istem otonom
D nyeri di tangan D kaki #erusakan saraf menahun
yg /ekanan darah yg naik-turun menelan D mengendalikan tekanan darah #esulitan
saraf #erusakan
pada
saraf
• •
D saluran pen"ernaan
perubahan fungsi pen"ernaan disertai serangan diare
#ulit
1erkurangnya aliran darah ke $uka, •
kulit
D
hilangnya
infeksi
dalam
( ulkus
rasa
yg iabetikum) menyebabkan "edera berulang 3enyembuhan luka yg jelek •
%arah
+angguan
fungsi
sel
putih
darah udah
terkena
infeksi,
terutama infeksi saluran kemih D kulit
H. PEMERIKSAAN PENUN0ANG
. +lukosa darah darah arteri ; kapiler '-0< lebih tinggi daripada darah !ena, serum;plasma 0-'< daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi '< lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi 2. +lukosa urin 6'< glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah E 70-?0< maka sekresi dalam urine akan naik se"ara eksponensial, uji dalam urin F nilai ambang ini akan naik pada orang tua. etode yang populer "arik "elup memakai +%. 8. 1enda keton dalam urine bahan urine segar karena asam asetoasetat "epat didekrboksilasi menjadi aseton. etode yang dipakai *atroprusid, 8-hidroksibutirat tidak terdeteksi :. 3emeriksan lain fungsi ginjal ( reum, "reatinin), $emak darah (#holesterol, 4%$, $%$, /rigleserid), fungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans ( islet "ellantibody) I. PENATALAKSANAAN
. edis a. bat ) /ablet A% (ral Antidiabetes) a) ekanisme kerja sulfanilurea kerja A% tingkat prereseptor pankreatik, ekstra pan"reas • •
kerja A% tingkat reseptor
b) ekanisme kerja 1iguanida 1iguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang dapat •
meningkatkan efekti!itas insulin, yaitu 1iguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik
() enghambat absorpsi karbohidrat (2) enghambat glukoneogenesis di hati (8) eningkatkan afinitas pada reseptor insulin (:) 1iguanida pada tingkat reseptor meningkatkan jumlah reseptor insulin (') 1iguanida pada tingkat pas"areseptor mempunyai efek intraseluler
b. nsulin ) ndikasi penggunaan insulin a) % tipe b) % tipe yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan A% ") % kehamilan d) % dan gangguan faal hati yang berat e) % dan infeksi akut (selulitis, gangren) f)
% dan /1C paru akut
g) % dan koma lain pada % h) % operasi
2) nsulin diperlukan pada keadaan a) 3enurunan berat badan yang "epat. b) 4iperglikemia berat yang disertai ketoasidosis. ") #etoasidosis diabetik. d) +angguan fungsi ginjal atau hati yang berat. 2. #eperawatan saha perawatan dan pengobatan yang ditujukan terhadap ulkus antara lain dengan
antibiotika
atau
kemoterapi.
3erawatan
luka
dengan
mengompreskan ulkusdengan larutan klorida atau larutan antisepti" ringan. isalnya ri!anol dan larutan kalium permanganate '00 mg dan penutupan ulkus dengan kassa steril. Alat-alat ortopedi yang se"aramekanik yang dapat merata tekanan tubuh terhadap kaki yang luka amputasi mungkin diperlukan untuk kasus DM.enurut melt&er dan 1are (200 227), tujuan utama penatalaksanaan terapi pada Diabetes Melitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah, sedangkan
tujuan jangka panjangnya adalah untuk menghindari terjadinya komplikasi. Ada beberapa komponen dalam penatalaksanaan Ulkus Diabetik a. %iet %iet dan pengendalian berat badan merupakan dasar untuk memberikan semua unsur makanan esensial, memenuhi kebutuhan energi, men"egah kadar glukosa darah yang tinggi dan menurunkan kadar lemak. 3rinsip diet %, adalah ) @umlah sesuai kebutuhan 2) @adwal diet ketat 8) @enis boleh dimakan;tidak %iit % sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan kalorinya.
() %iit %
00 kalori
(2) %iit %
800 kalori
(8) %iit %
'00 kalori
(:) %iit % B
G00 kalori
(') %iit % B
600 kalori
(7) %iit % B
200 kalori
(G) %iit % B
2800 kalori
(?) %iit % B
2'00 kalori
%iit s;d
diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
%iit B s;d B
diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
iit B s;d B diberikan kepada penderita kurus. %iabetes remaja, atau diabetes komplikasi.
3enentuan jumlah kalori %iit %iabetes elitus harus disesuaikan oleh status gi&i penderita, penentuan gi&i dilaksanakan dengan menghitung 3er"entage of relati!e body weight (119H berat badan normal) dengan rumus 11 (#g) 119 H
------------------I 00 < /1 ("m) J 00
)
#urus (underweight)
2)
*ormal (ideal)
8)
+emuk (o!erweight)
:)
besitas, apabila
119 K 60 < 119 60 J 0 <
119 E 0 < 119 E 20 <
- besitas ringan
119 20 J 80 <
- besitas sedang
119 80 J :0 <
- besitas berat
- orbid
119 E 200 <
119 :0 J 200 <
ebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-ha ri untuk penderita % yang bekerja biasa adalah )
kurus
11 I :0 J 70 kalori sehari
2)
*ormal
11 I 80 kalori sehari
8)
+emuk
11 I 20 kalori sehari
:)
besitas
11 I 0-' kalori sehari
b. $atihan %engan latihan ini misalnya dengan berolahraga yang teratur akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian kadar insulin. ". 3emantauan
%engan melakukan pemantaunan kadar glukosa darah se"ara mandiri diharapkan pada penderita diabetes dapat mengatur terapinya se"ara optimal. d. /erapi (jika diperlukan) 3enyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari. e. 3endidikan /ujuan dari pendidikan ini adalah supaya pasien dapat mempelajari keterampilan dalam melakukan
penatalaksanaan
diabetes yang mandiri
dan
mampu
menghindari
komplikasi dari iabetes itu sendiri. P#n-i-ikan k#s#'aan /#raaan kaki
. 4iegene kaki Cu"i kaki setiap hari, keringkan sela-sela jari dengan "ara menekan, jangan digosok
• •
etelah kering diberi lotion untuk men"egah kering, bersisik dan gesekan yang berlebih
•
3otong kuku se"ara teratur dan susut kuku jangan dipotong
•
+unakan sepatu tumit rendah, kulit lunak dan tidak sempit
•
+unakan kaos kaki yang tipis dan hangat serta tidak sempit
•
1ila terdapat "allus, hilangkan "allus yang berlebihan dengan "ara kaki direndam dalam air hangat sekitar 0 menit kemudian gosok dengan handuk atau dikikir jangan dikelupas.
2. Alas kaki yang tepat 8. en"egah trauma kaki :. 1erhenti merokok '. egera bertindak jika ada masalah f. #ontrol nutrisi dan metaboli" aktor nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyembuhan luka. Adanya anemia dan hipoalbuminemia akan berpengaruh dalam proses penyembuhan. 3erlu memonitor 4b diatas 2 gram;dl dan pertahankan albumin diatas 8,' gram;dl. %iet pada penderita DM dengan selulitis atau gangren diperlukan protein tinggi yaitu dengan komposisi protein 20<, lemak 20< dan karbohidrat 70<. nfeksi atau inflamasi dapat mengakibatkan fluktuasi kadar gula darah yang besar. 3embedahan dan pemberian antibiotika pada abses atau infeksi dapat membantu mengontrol gula darah. ebaliknya penderita dengan hiperglikemia yang tinggi, kemampuan melawan infeksi turun sehingga kontrol gula darah yang baik harus diupayakan sebagai perawatan pasien se"ara total. g. tres ekanik 3erlu meminimalkan beban berat (weight bearing) pada ulkus. odifikasi weight bearing meliputi bedrest, memakai "rut"h, kursi roda, sepatu yang tertutup dan sepatu
khusus. emua pasien yang istirahat ditempat tidur, tumit dan mata kaki harus dilindungi serta kedua tungkai harus diinspeksi tiap hari. 4al ini diperlukan karena kaki pasien sudah tidak peka lagi terhadap rasa nyeri, sehingga akan terjadi trauma berulang ditempat yang sama menyebabkan bakteri masuk pada tempat luka. h. /indakan 1edah 1erdasarkan berat ringannya penyakit menurut agner maka tindakan pengobatan atau pembedahan dapat ditentukan sebagai berikut a. %erajat 0 perawatan lokal se"ara khusus tidak ada. b. %erajat - B pengelolaan medik dan bedah minor
DIABETES MELITUS (DM)
3 39AA/A* $#A % A. /A4A3 39 */9A# . Cek "atatan medis dan perawatan 2. #aji
kebutuhan
klien
untuk
manajemen
nyeri
nonfarmakologi saat akan dilakukan perawatan luka. 8. Cu"i tangan :. iapkan alat-alat a. atu set perawatan luka steril; bak steril &
arung tangan steril pasang
&
3inset anatomis 2 buah
&
3inset "hirurgis buah
&
+unting jaringan buah
farmakologi
(analgetik)
atau
&
#assa steril
&
#om berisi larutan pembersih (normal salin 0,6< sesuai order dokter)
b. Alat non steril &
arung tangan bersih
&
#apas alkohol
&
#orentang
&
3erlak atau pengalas
&
1engkok
&
#om berisi $ysol <
&
+unting !erban; plester
&
Berban
&
3lester
&
"hort
&
asker
&
bat sesuai program medis
&
/empat sampah
1. /A4A3 9*/A . iapkan dan dekatkan alat-alat dekat pasien 2. emberi salam, panggil klien serta mengenalkan diri 8. enerangkan prosedur dan tujuan tindakan :. 1erikan kesempatan pada pasien untuk bertanya. C. /A4A3 #9@A . Cu"i tangan 2. @aga pri!asi klien 8. +unakan s"hort, masker :. +unakan sarung tangan bersih sebagai proteksi '. /empatkan tempat sampah dekat dengan kita 7. Atur posisi klien senyaman mungkin dan yang memudahkan dalam perawatan luka G. 3asang perlak dan pengalas di bawah pada bagian luka yang akan dirawat ?. /aruh bengkok dekat dengan luka 6. $epaskan plester, ikatan atau balutan dengan pinset, basahi plester dengan kapas yang diolesi al"ohol dan tarik plester perlahan sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan dengan menggunakan pinset anatomis. 1ila balutan lengket dengan luka maka basahi dengan dengan * se"ukupnya. 0. Angkat balutan dan pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien.
. 1uang balutan kotor pada bengkok 2. nspeksi keadaan luka (tipe luka, derajat luka, tanda-tanda infeksi,pus) 8. /aruh pinset yang telah digunakan di "airan desinfektan dan lepaskan sarung tangan bersih. :. +unakan teknik steril dalam membuka alat-alat steril dan menuangkan "airan sesuai order. '. 3akai sarung tangan steril dan ambil pinset anatomis dan "hirurgis 7. 3egang pinset "hirurgis pada tangan dominan dan anatomis pada tangan non dominan untuk memegang kassa yang telah dibasahi dengan normal salin 0,6<. G. 1ersihkan luka menggunakan tangan dominant dengan gerakan satu arah sirkuler (dalam ke luar) atau (atas ke bawah) dengan ganti kassa pada tiap area.keluarkan pus dengan menekan area luka se"ara perlahan, pada jaringan nekrosis dapat dilakukan debridement. ?. #eringakan luka dengan kassa kering 6. 1eri obat pada area luka sesuai dengan order 20. /utup luka dengan kassa kering sesuai dengan kebutuhan 2. 1alut luka dengan !erban 22. 3asang plester untuk fiksasi balutan 28. 1uang kotoran pada bengkok pada tempat sampah dan bereskan alat 2:. $epaskan sarung tangan 2'. Cu"i tangan %. /A4A3 /9*A . !aluasi perasaan klien 2. impulkan hasil kegiatan 8. 1erikan reinfor"ement positif :. $akukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya '. Akhiri kegiatan . /A4A3 %#*/A . 4ari, tanggal, nama pasien, tindakan, keadaan luka, tanda tangan perawat.
Kaki Diabetik/ Diabetes
ASUHAN KEPERA%ATAN A. PENGKA0IAN
3engkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes melitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari. 4al yang perlu dikaji pada klien degan diabetes melitus . Akti%itas an istirahat / #elemahan,
susah
berjalan;bergerak,
kram
otot,
gangguan
istirahat
dan
tidur,
ta"hi"ardi;ta"hipnea pada waktu melakukan akti!itas dan koma 2. 0irkulasi 9iwayat hipertensi, penyakit jantung seperti A, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata "ekung. 8. +liminasi
3oliuri,no"turi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pu"at. :. Nutrisi *ausea, !omitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual;muntah. '. Neurosensori akit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung. 7. Nyeri 3embengkakan perut, meringis. G. 1espirasi /a"hipnea, kussmaul, ron"hi, whee&ing dan sesak nafas. ?. 2eamanan #ulit rusak, lesi;ulkus, menurunnya kekuatan umum. 6. 0eksualitas Adanya peradangan pada daerah !agina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria. B. DIAGNOSA KEPERA%ATAN
. *yeri akut b;d agen injuri fisik 2. #etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi &at-&at gi&i berhubungan dengan faktor biologis. 8. #erusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik perubahan sirkulasi, imobilitas dan penurunan sensabilitas (neuropati) :. #erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan tidak nyaman nyeri, intoleransi aktifitas, penurunan kekuatan otot '. #urang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal (amiliar) dengan sumber informasi. 7. %efi"it self "are b;d kelemahan, penyakitnya G. 3# 4ipo ; 4iperglikemi ?. 3# nfeksi
DIABETES MELITUS (DM)
!. REN!ANA KEPERA%ATAN No
Dia*nosa
*yeri akut b;d agen injuri fisik
NO!
NI!
etelah dilakukan Mana,##n n#ri 1 asuhan . $akukan pegkajian nyeri se"ara keperawatan, in*ka komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, k#naanan klien meningkat, dan kualitas dan ontro presipitasi. dibuktikan dengan2. bser!asi reaksi non!erbal dari le!el nyeri ketidaknyamanan. klien dapat8. +unakan teknik komunikasi melaporkan nyeri terapeutik untuk mengetahui pada petugas, pengalaman nyeri klien frekuensi nyeri, sebelumnya. ekspresi wajah, dan:. #ontrol ontro lingkungan yang menyatakan mempengaruhi nyeri seperti suhu kenyamanan fisik dan ruangan, pen"ahayaan, psikologis, /% 20;?0 kebisingan. mm4g, * 70-00'. #urangi ontro presipitasi nyeri. L;mnt, 99 7-7. 3ilih dan lakukan penanganan 20L;mnt nyeri (farmakologis;non
farmakologis).. !onrol G. Ajarkan teknik non farmakologis n#ri dibuktikan dengan klien (relaksasi, distraksi dll) untuk melaporkan gejala mengetasi nyeri.. nyeri dan "ontrol?. 1erikan analgetik untuk nyeri. mengurangi nyeri. 6. !aluasi tindakan pengurang nyeri;kontrol nyeri. 0. #olaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil. . onitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri. A-inisrasi anal*#ik 1 . . Cek program pemberian analogetik= jenis, dosis, dan frekuensi. 2. Cek riwayat alergi.. 8. /entukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal. :. onitor //B sebelum dan sesudah pemberian analgetik. '. 1erikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri mun"ul. 7. !aluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.
2.
#etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi &at&at gi&i berhubungan dengan faktor biologis.
etelah dilakukan Mana,##n N$risi asuhan keperawatan,. kaji pola makan klien klien 2. #aji adanya alergi makanan. menunjukan sa$s 8. #aji makanan yang disukai oleh klien. n$risi a-#k$adibuktikan :. #olaborasi dg ahli gi&i untuk dengan 11 stabil penyediaan nutrisi terpilih sesuai tidak terjadi mal dengan kebutuhan klien. nutrisi, tingkat energi'. Anjurkan klien untuk adekuat, masukan meningkatkan asupan nutrisinya. nutrisi adekuat 7. Makinkan diet yang dikonsumsi
mengandung "ukup serat untuk men"egah konstipasi. G. 1erikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan pentingnya bagi tubuh klien. Monior N$risi . onitor 11 setiap hari jika memungkinkan. 2. onitor respon klien terhadap situasi yang mengharuskan klien makan. 8. onitor lingkungan selama makan. :. @adwalkan pengobatan dan tindakan tidak bersamaan dengan waktu klien makan. '. onitor adanya mual muntah. 7. onitor adanya gangguan dalam proses mastikasi;input makanan misalnya perdarahan, bengkak dsb. G. onitor intake nutrisi dan kalori. 8.
etelah dilakukan integritas jaringan asuhan keperawatan,. bd faktor mekanik ound healing meningkat perubahan dengan "riteria 2. sirkulasi, imobilitas $uka menge"il dalam dan penurunan ukuran dan 8. sensabilitas peningkatan (neuropati) granulasi jaringan :. '. 7. G. #erusakan
%o$n- 2ar# Catat karakteristik lukatentukan ukuran dan kedalaman luka, dan klasifikasi pengaruh ul"ers Catat karakteristik "airan se"ret yang keluar 1ersihkan dengan "airan anti bakteri 1ilas dengan "airan *aCl 0,6< $akukan nekrotomi #;3 $akukan tampon yang sesuai %ressing dengan kasa steril sesuai kebutuhan ?. $akukan pembalutan 6. 3ertahankan tehnik dressing steril ketika melakukan perawatan luka
0. Amati setiap perubahan pada balutan . 1andingkan dan "atat setiap adanya perubahan pada luka 2. 1erikan posisi terhindar dari tekanan :..
etelah dilakukan mobilitas fisik bd Asuhan keperawatan, . tidak nyaman nyeri, dapat teridentifikasi intoleransi aktifitas, obility le!el @oint mo!ement 2. penurunan aktif. 8. kekuatan otot elf "areA%$s %engan "riteria hasil . Akti!itas fisik :. meningkat 2. 9 normal 8. elaporkan '. perasaan peningkatan 7. kekuatan kemampuan dalam bergerak :. #lien bisa melakukan . akti!itas '. #ebersihan diri klien 2. terpenuhi walaupun dibantu oleh perawat atau keluarga . #erusakan
T#ra/i E3#r2is# 1 P#r*#rakan s#n-i 3astikan keterbatasan gerak sendi yang dialami #olaborasi dengan fisioterapi 3astikan moti!asi klien untuk mempertahankan pergerakan sendi 3astikan klien untuk mempertahankan pergerakan sendi 3astikan klien bebas dari nyeri sebelum diberikan latihan Anjurkan 9 Ler"ise aktif jadual= keteraturan, $atih 9 pasif. E3#r2is# /rooion 1antu identifikasi program latihan yang sesuai %iskusikan dan instruksikan pada klien mengenai latihan yang tepat E3#r2is# #ra/i a"$lasi Anjurkan dan 1antu klien duduk di tempat tidur sesuai toleransi 2. Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai toleransi 8. asilitasi penggunaan alat 1antu S#lf 2ar# assisan2#1 Ba'in*+'*i#n#4 -r#ssin*4 f##-in* an- oil#in*. . %orong keluarga untuk
7.
berpartisipasi untuk kegiatan mandi dan kebersihan diri, berpakaian, makan dan toileting klien 1erikan bantuan kebutuhan sehari J hari sampai klien dapat merawat se"ara mandiri onitor kebersihan kuku, kulit, berpakaian , dietnya dan pola eliminasinya. onitor kemampuan perawatan diri klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari %orong klien melakukan akti!itas normal keseharian sesuai kemampuan 3romosi akti!itas sesuai usia
etelah dilakukan asuhankeperawatan,. pengetahuan klien meningkat. 2. Knol#-*# 1 Illn#ss !ar# dg kriteria ' /ahu %iitnya 8. ( 3roses penyakit ) #onser!asi energi :. * #ontrol infeksi + 3engobatan yang , Akti!itas dianjurkan '. - 3rosedur pengobatan . 9egimen;aturan pengobatan 7. / umber-sumber kesehatan anajemen '0 penyakit G.
T#a2'in* 1 Diss#as# Pro2#ss #aji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit @elaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebab yang mungkin ediakan informasi tentang kondisi klien iapkan keluarga atau orangorang yang berarti dengan informasi tentang perkembangan klien ediakan informasi tentang diagnosa klien %iskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk men"egah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit %iskusikan tentang pilihan
2.
8.
:.
'.
'.
#urang pengetahuan tentang penyakit dan perawatan nya
tentang terapi atau pengobatan ?. @elaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi 6. %orong klien untuk menggali pilihan-pilihan atau memperoleh alternatif pilihan 0. +ambarkan komplikasi yang mungkin terjadi . Anjurkan klien untuk men"egah efek samping dari penyakit 2. +ali sumber-sumber atau dukungan yang ada 8. Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang mun"ul pada petugas kesehatan :. kolaborasi dg tim yang lain.
7.
%efisit self "are
•
•
etelah dilakukan Ban$an /#raaan -iri asuhan keperawatan,. onitor kemampuan pasien klien mampu terhadap perawatan diri 3erawatan diri 2. onitor kebutuhan akan personal elf "are A"ti!ity hygiene, berpakaian, toileting dan %aly $i!ing (A%$) makan dengan indi"ator 8. 1eri bantuan sampai klien 3asien dapat mempunyai kemapuan untuk melakukan akti!itas merawat diri sehari-hari (makan,:. 1antu klien dalam memenuhi berpakaian, kebutuhannya. kebersihan, toileting,'. Anjurkan klien untuk melakukan ambulasi) akti!itas sehari-hari sesuai #ebersihan diri kemampuannya pasien terpenuhi 7. 3ertahankan akti!itas perawatan diri se"ara rutin G. !aluasi kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
?. 1erikan reinfor"ement atas usaha yang dilakukan dalam melakukan perawatan diri sehari hari. G.
3# 4ipo 4iperglikemi
; etelah dilakukan asuhan keperawatan, . diharapkan perawat akan menangani dan 2. meminimalkan episode hipo ; hiperglikemia
Mana*##n Hi/o*lik#ia onitor tingkat gula darah sesuai indikasi onitor tanda dan gejala hipoglikemi = kadar gula darah K G0 mg;dl, kulit dingin, lembab pu"at, ta"hikardi, peka rangsang, gelisah, tidak sadar , bingung, ngantuk. 8. @ika klien dapat menelan berikan jus jeruk ; sejenis jahe setiap ' menit sampai kadar gula darah E 76 mg;dl :. 1erikan glukosa '0 < dalam B sesuai protokol '. #;3 kolaborasi dengan ahli gi&i untuk dietnya.
. 2.
8. :. '. 7. G.
Mana*##n Hi/#r*lik#ia onitor +%9 sesuai indikasi onitor tanda dan gejala diabetik ketoasidosis = gula darah E 800 mg;dl, pernafasan bau aseton, sakit kepala, pernafasan kusmaul, anoreksia, mual dan muntah, ta"hikardi, /% rendah, polyuria, polidypsia,poliphagia, keletihan, pandangan kabur atau kadar *a,#,3o: menurun. onitor !;s /% dan nadi sesuai indikasi 1erikan insulin sesuai order 3ertahankan akses B 1erikan B fluids sesuai kebutuhan #onsultasi dengan dokter jika
?.
3# nfeksi
tanda dan gejala 4iperglikemia menetap atau memburuk ?. %ampingi; 1antu ambulasi jika terjadi hipotensi 6. 1atasi latihan ketika gula darah E2'0 mg;dl khususnya adanya keton pada urine 0. 3antau jantung dan sirkulasi ( frekuensi D irama, warna kulit, waktu pengisian kapiler, nadi perifer dan kalium . Anjurkan banyak minum onitor status "airan ; sesuai kebutuhan etelah dilakukan '1 3antau tanda dan gejala infeksi asuhan keperawatan, primer D sekunder perawat akan (1 1ersihkan lingkungan setelah menangani ; dipakai pasien lain. mengurangi )1 1atasi pengunjung bila perlu. komplikasi defesiensi *1 ntruksikan kepada keluarga imun untuk men"u"i tangan saat kontak dan sesudahnya. +1 +unakan sabun anti miroba untuk men"u"i tangan. ,1 $akukan "u"i tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan. -1 +unakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung. .1 3ertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan. /1 $akukan perawatan luka dan dresing infus setiap hari. keadaan luka dan '01 Amati sekitarnya dari tanda J tanda meluasnya infeksi intake nutrisi.dan ''1 /ingkatkan "airan '(1 1erikan antibiotik sesuai program.