LAPORAN PENDAHULUAN ASITES
A. PENGERTIAN Asites Asites adalah adalah penimbu penimbunan nan cairan cairan secara secara abnorma abnormall dirungg dirunggaa perut perut sering sering dikata dikatakan kan penimbunan asites merupakan tanda prognosis yang kurang baik dan pengelolaan penyakitnya menjadi semakin sulit,asites juga dapat menjadi sumber lnfeksi seperti setiap penimbunan cairan secara abnormal dirungga tubuh yang lain infeksi akan lebih memperberat perjalanan penyakit dasarnya.
B. ETIOLOGI Secar Secaraa morf morfol ologi ogis, s, siro sirosi siss diba dibagi gi atas atas jeni jeniss mikr mikrono onodu dula larr (por (poral al), ), mikr mikrodo odonol nolar ar (pas (pasca canek nekro roti tik) k) dan jeni jeniss camp campur uran, an, sedan sedang g dalam dalam klin klinik ik dike dikenal nal 3 jeni jenis, s, yait yaitu u port portal al,, pascanokretik, dan biller. Penyakit penyakit yang diduga dapat menjadi penyebab sirosis hepatis hep atis antara antara lain lain mal nutris nutrisi, i, alkohol alkoholesm esme, e, irus irus hepatis hepatis,, kegagal kegagalan an jantun jantung g yang yang menyeb menyebabka abkan n bendungan ena hepatika, penyakit !ilson, hemokromatosis, "at toksik, dan lain#lain.
$. MANIFESTASI MANIFESTASI KLINIK Asites lanjut sangat mudah dikenali pada inspeksi, akan tampak perut membuncit pada umumnya gi"i kurang, otot atrofi dan pada bagian besar kasus dapat dijumpai stigmata hati kronik. kronik. Pada saat pasien pasien tidur terlentang, terlentang, pembesaran perut akan nampak mencolok kesamping kesamping kanan dan kiri seperti perut kodok letak umbilikus tergeser kekaudal mendekati sismfisis pubis, sering dijumpai hernia umbilikalis kiri tekanan intara abdomen yang meninggi sedangkan otot# otot otot atrofi atrofi sehing sehingga ga kekuat kekuatanny annyaa berkur berkurang, ang, tanda# tanda#tan tanda da isis isis lain lain menunj menunjukka ukkan n adanya adanya akumilasi cairan dalam rongga perut. Perut antar lain % pekak samping (&lank dullness) pekak alih (shiffing dulinees)
'. PATOFISIOLOGI Penimbunan asites ditentukan oleh faktur yang penting yakni faktor lokal dan d an sistemik. . &aktor lokal
Bertanggung ja!ab terhadap penimbunan cairan dirongga perut, faktor lokal yang penting adalah cairan sinusoid hati dan sistem kapiler pembuluh darah usus. . &aktor sistemik Bertanggung
ja!ab
terhadap
perubahan#perubahan
yang
terjadi
pada
sistem
cardioaskuler dan ginjal yang menimbun retensi air dan garam. &aktor utama sebagai pencetus timbulnya retensi air dan garam oleh ginjal adalah asodilatasi arteri perifer mula# mula akan terjadi peningkatan tahananan sistem porta dan diikuti terbentuknya pitas porta sistemik baik intra maupun ektra hati apabila struktur perubahan parenkim semakin berlanjut, pembentukan pintas juga semakin berlanjut, asodilatasi juga akan menjadi berat, sehingga tidak hanya sirkulasi splankrik,tetapi ditempat lain misalnya % kulit otot dan paru. *asodilatasi arteri ferier akan menyebabkan ketahanan tahanan ferifer menurun tubuh akan menafsirkan seolah#olah menjadi penurun olome efektif darah arteri reaksi yang dilakukan untuk mela!an keadaan itu adalah meningkatkan tonos saraf simpatik adrenergik. +asil akhirnya adalah aktiitas terhadap 3 sistem asokonstriktor yakni sistem renin#angiostensin, aldesteron, arginin asopresin dan saraf simpatik aktiasi sistem arginin asopresin akan menyebabkan retensi air, sistem aldesteron akan menyebabkan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus dan meningkatkan reapsorpsi garam pada tubulus progsimal, disamping itu sistem askuler juga akan terpengaruh oleh aktiitasi ketiga aso kontriktor tersebut. Apabila terjadi sirosis hatisemakin berlambat, asodilatasi arteri ferifer akan menjadi semakin berat sehingga aktiitasi sistem neoru homoral akan mampu menimbulkan asites. 'isdamping itu, aktiasi sistem neurohumoral yang terumenerus tetapi akan menimbulkan perubahan fungsi ginjal yang semakin nyata sehingga terjadi sindrom heparorenal.
. PEMERIKSAAN PENUNJANG Adanya anemia, gangguan faal hati (penurunan kadar albumen serum,peninggian kadar globulin serum,penurunan kadar bilirubin direk dan inderik),penurunan en"im kolenisterase, serta peninggian S-/ dan S-P/. Pemeriksaan khusus untuk menilai adanya asites yang masih sedikit, misalnya dengan paddle singn pemerisaan penunjang yang dapat diberikan informasi dalam keadaan ini adalah 0S&ungsi dioagnostik sebaiknya dilakukan pada setiap pasien baru. 'ari pemeriksaan cairan asites dapat diketahui adanya keganasan .infeksi premer atau sekunder, eksudat, kilus atau transudasi.
&. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan asites % . 1stirat dan diet rendah garam. 'engan istirahan dan diet rendah garam (22#22mg perhari), kadang#kadang asites dan edema telah dapat diatasi. Adakalanya harus dibantu dengan membatasi jumlah pemasukan cairan selama 4 jam , hanya sampai liter atau kurang. . Bila dengan istirat dan diet tidak dapat diatasi, diberikan pengobatan diuretik berupa spironolakton 2#22 mg5hari (a!al) dan dapat ditingkatkan sampai 322 mg5hari bila setelah 3#4 hari tidak dapat perubahan. 3. Bila terjadi asites reflakter (asites yang tidak dapat dokendalikan dengan terafi medikamentosa yang intensif). 'ilakukan terapi para sintesis. 6alau pun merupakan cara pengobatan asites yang tergolong kono dan setempat ditinggalkan karena berbagai komplikasinya, parasintesis banyak kembali dicoba untuk digunakan. Pada umumnya parasentisis aman apabila disertai dengan infus albumin sebanyak 7#8 g untuk setiap liter cairan asites.Selain albumin dapat pula digunakan dekstran 92:.6alau pun demikian untuk mencegah pembentukan asites setelah parasintase, pengaturan diet rendah garam dan diuritek biasanya tetap diterlukan. 4. Pengendalian cairan asites. 'iharapkan terjadi penurunan berat badan kg5 hari5keseimbangan cairan negatif 722#822 ml5hari. +ati#hati bila cairan terlalu banyak dikeluarkan dalam suatu saat,dapat mencetuskan ensefalopati hepatik.
-. PROGNOSIS Pada umumnya dikatakan terbentuknya asites merupakan pertanda prognosis yang tidak baik. ;emungkinan hidup sampai satu tahun hanya kira#kira 2: dan sampai tahun kira#kira 2:. &aktor#faktor yang mempengaruhi prognosis adalah perubahan hemodinamika sistem porta, sistem askular sistemik dan fungsi ginjal, ketiga faktor itu lebih penting dari pada tes fungsi hati konensial yang bisa digunakan
+. ASUHAN KEPERAWATANTEORI 1. Pengkajian a. Riwaya ke!e"aan !eka#ang Pada fase ini pasien akan mengeluarkan adanya penurunan berat badan, tidak nafsu makan (anoreksia), nyeri pada kuadran kanan atas keluhan lain yang berhubungan dengan adanya penyakit pada fase lanjut, pasien akan mengeluh bah!a mudah terjadi luka memar., rontok rambut, terutama di daerah ketiak dan pubis, juga pasien juga akan mengutarakan bah!a menstruasinya tidak teratur (pada !anita dan impoten pada pria).
b. Riwaya ke!e"aan $a!a %a%& Perlu ditanyakan apakah adanya atau pernah ada kebiasaan minumminum keras • •
• •
(alkohol). Pernah menderita penyakit tertentu terutama hepatitis B, non A, non B, hepatitis ' (pernah menderita penyakit kuning) dan pernah penyakit jantung. Apakah terjadi mendapat tranfusi darah Bagaimana kebiasaan pola makan
c. Pe$e#ik!aan 'i!ik Pemeriksaan fisik pada penderita sirosis hepatis harus di lakukan secara menyeluruh. ) ;eadaan pasien, bentuk tubuh ) Pada sklera mata diperoleh sklera mata yang ikterus sampai dengan kehijauan, kadang#kadang pada konjungtia di peroleh kesan anemia. 3) Pada infeksi daerah dada di temukan adanya spider nei atau adanya terlihat suatu usaha dalam bernafas karena tekanan abdomen terhadap diafragma ditemukan bulu ketiak yang rontok dan gynecomatik pada laki#laki. 4) Pemeriksaan abdomen 1nfeksi % perut yang membesar karena asites, adanya bayangan ena, hernia • • •
•
umbilikus. Perkusi % adanya asites sehingga terdengar pekak Palpasi % nyeri pada kuadran kanan atas, hepar membesar dan padat teraba benjol# benjol
d. Te! (iangn)!ik ) 0ntuk memastikan sirosis hepatis dilakukan biopsy
) 'ilakukan pemerikasaan laboratorium darah % hemoglobin, leukosit, trombosit menurun. 3)
*. Diagn)!a Ke+e#awaan ) ;etidakmampuan memenuhi kebutuhan mera!at diri dan pemenuhan kebutuhan
nutrisi b.d kelelahan dan adanya ascites. ) Perubahan pola nutrisi % kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia 3) ;etidakseimbangan olume cairan tubuh berlebihan b.d peningkatan tekanan intra kranial abdomen dan penurunan tekanan osmotik. 4) Potensial terjadi kerusakan integeritas kulit b.d bed rest, ascites dan edema.
,. Ine#-en!i Ke+e#awaan Diagn)!a 1 ;etidakmampuan memenuhi kebutuhan mera!at diri dan pemenuhan kebutuhan
nutrisi b.d kelelahan dan adanya ascites T&j&an % Setelah dilakukan tindakan kepera!atan diharapkan klien mampu mera!at diri sendiri K#ie#ia Hasil % klien mampu menunjukan aktifitas mera!at diri Renana in(akan %
) Berikan istirahat baring selama klien akut =asional % Peningkatan istirahat dan ketenangan menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan ) Berikan aktifitas ringan selama bed rest =asional % /irah baring lama dapat menurunkan kemampuan ini tepat terjadi karena keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode istirahat 3) >ika klien lelah batasi kunjungan keluarga atau teman =asional % ?eningkatkan istirahat dan ketenangan menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan
Diagn)!a * Perubahan pola nutrisi % kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia T&j&an % Setelah dilakukan tindakan kepera!atan diharapkan nutrisi klien terpenuhi K#ie#ia Ha!i% % ;lien mampu menunjukan perilaku pola hidup untuk meningkatkan atau
mempertahankan berat badan yang sesuai menunjukan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium dan bebas tanda malnutrisi Renana in(akan %
) bserasi tanda#tanda ital =asional % 0ntuk mengetahui keadaan umum klien ) A!asi pemasukan diet atau jumlah kalori dan ber ikan sedikit dalam frekuensi sering dan tindak makan pagi paling besar =asional % ?akan banyak sulit untuk mengatur bila klien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari 3) Berikan pera!atan mulut sebelum makan =asional % ?enghilangkan rasa tidak dapat meningkatkan nafsu makan 4) A!asi glukosa darah =asional % +iperglikemia atau hipoglikemia dapat terjadi memerlukan perubahan diet atau pemberian insulin ) ;onsultasi dengan ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai dengan kebutuhan klien dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi =asional % Berguna untuk membuat program diet untuk kebutuhan indiidu. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat misalnya hepatitis.
Diagn)!a , ;etidakseimbangan olume cairan tubuh berlebihan b.d peningkatan tekanan intra
kranial abdomen dan penurunan tekanan osmotik T&j&an / Setelah dilakukan tindakan kepera!atan diharapkan intake dan out put cairan seimbang K#ie#ia Ha!i% % /anda#tanda ital stabil, turgor kulit seimbang, capilary reffil @ detik, dan
pengeluaran urin sesuai Renana in(akan %
) A!asi dan pengeluaran serta bandingkan dengan berat badan harian. $atat kehilangan mulai usus, contoh % muntah, diare
=asional % ?emberikan informasi tentang kebutuhan pengganti atau efek therapy ) ;aji tanda#tanda ital, nadi, perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukaosa =asional % 1ndukator olume sirkulasi atau perfusi 3) Periksa ascites atau pembentukan edema ukuran abdomen sesuai dengan indikasi =asional % ?enurunkan kemungkinan pendarahan ke dalam jaringan 4) A!asi nilai laboratorium, contoh % hemoglobin, hematokrit, albmin, dsn !aktu pembekuan =asional % ?enunjukan hidrasi dan mengidentifikasikan retensi natrium atau kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan edema
Diagn)!a 0 Potensial terjadi kerusakan integeritas kulit b.d bed rest, ascites dan ede ma. T&j&an % Setelah dilakukan tindakan kepera!atan diharapkantidak terjadi integritas kulit K#ie#ia Ha!i% % ?engidentifikasi faktor resiko dan menunjukan erilaku atau teknik mencegah
kerusakan kulit Renana in(akan %
) /inggikan ekstremitas ba!ah =asional % ?eningkatkan aliran balik ena dan menurunkan edema pada ekstremitas ) Pertahankan sprei kering dan bebas lipatan =asional % ;elembaban meningkatkan pruritus dan meningkatkan kerusakan kulit 3) -unting kuku jari hingga pendek dan berikan sarung tangan bila diinginkan =asional % ?encegah klien dari cidera pada kulit khususnya pada !aktu tidur 4) Berikan masase pada !aktu tidur =asional % Bermanfaat dalam meningkatkan tidur den gan menurunkan iritasi kulit
DAFTAR PUSTAKA
'oenges, ?arilynn . 22. Rencana Asuhan Keperawatan .>akarta % -$ ?ansjoer, Arif. 22. Kapita Selekta Kedokteran. disi ke 111. >ilid ;e . &;01 % ?edia Aesculapius. Sloane, thel. 23. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. >akarta % -$ Smelt"er, Su"anne $. 22. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.>akarta % -$. 6ong, 'onna <. 23. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik . >akarta % -$ =udolf. 27. Buku Ajar Pediatrik . >akarta % -$
+asan, =upseno. 2. 1lmu ;esehatan Anak. >akarta % &;01