LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS A. DEFINISI Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (94 inci),
melekat melekat pada pada sekum sekum tepat tepat di bawah bawah katup katup ileosek ileosekal. al. ppendik ppendiks s berisi berisi makanan makanan dan mengoso mengosongk ngkan an diri secara secara teratur teratur ke dalam dalam sekum. sekum. !arena !arena pengoson pengosongan gannya nya tidak tidak e"ekt e"ekti" i" dan lumen lumenny nya a kecil kecil,, appe append ndiks iks cende cenderu rung ng menja menjadi di tersum tersumbat bat dan dan renta rentan n terhadap in"eksi. (#runner dan $udarth, %00%). Apendisitis adalah peradangan dari apendiks &ermi&ormis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. 'enyakit ini dapat mengenai semua umur baik lakilaki laki maupun maupun perempu perempuan, an, tetapi tetapi lebih lebih sering sering menyeran menyerang g laki-lak laki-lakii berusia berusia antara antara 10 sampai 0 tahun (ansjoer, rie",dkk, %00*). adalah in"eksi in"eksi pada pada appendi appendiks ks karena karena tersumba tersumbatny tnya a lumen lumen oleh "ekalith "ekalith Apendisitis adalah (batu "eces), hiperplasi jaringan lim"oid, dan cacing usus. +bstruksi lumen merupakan penyebab utama pendisitis. rosi membran mukosa appendiks dapat terjadi karena parasit parasit seperti seperti Entamoeba Entamoeba histolytic histolytica, a, Trichuris Trichuris trichiura, dan Enterobius vermikularis (+&edol", %00) . Apendisitis merupakan in"lamasi apendiks &ermi"ormis, karena struktur yang terpuntir, append appendiks iks merupak merupakan an tempat tempat ideal ideal bagi bakteri bakteri untuk untuk berkumpu berkumpull dan multipli multiplikas kasii (hang, %010)
Apendisitis merupakan
in"lamasi di apendiks yang dapt terjadi tanpa penyebab yang
jelas, setelah obstruksi obstruksi apendiks apendiks oleh "eses atau akibat terpuntirnya terpuntirnya apendiks apendiks atau pembuluh darahya (orwin, %009).
APENDISITIS
B. ETIOLOGI pendisitis pendisitis belum ada penyebab penyebab yang pasti atau spesi"ik tetapi ada "actor
prediposisi yaitu/ 1. actor actor yang yang terserin tersering g adalah adalah obstruk obstruksi si lumen. lumen. 'ada 'ada umumny umumnya a obstruk obstruksi si ini terjadi terjadi a. b. c. d. %. .
karena/ iperplasia dari "olikel lim"oid, ini merupakan penyebab terbanyak. danya "aekolit "aekolit dalam dalam lumen appendiks appendiks danya danya benda asing asing seperti seperti biji-bijian biji-bijian $triktura lumen karena "ibrosa akibat peradangan sebelumnya. 2n"eksi kuman dari colon yang paling sering adalah . oli dan $treptococcus 3aki-laki lebih banyak dari wanita. ang terbanyak pada umur 15-0 tahun (remaja
dewasa). 2ni disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut. 4. 6ergantung pada bentuk apendiks/ a. ppendik yang terlalu terlalu panjang panjang b. assa appendiks yang pendek c. 'enonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks d. !elainan katup di pangkal appendiks (7u8ulul, %009) C. KLASIFIKASI
1. pendisitis akut pendisitis pendisitis akut adalah / radang pada jaringan apendiks. pendisitis pendisitis akut pada dasarnya adalah obstruksi lumen yang selanjutnya akan diikuti oleh proses in"eksi dari apendiks. 'enyebab obstruksi dapat berupa / a. iperplasi lim"onodi sub mukosa dinding apendiks.
b. ekalit c. #enda asing d. 6umor. danya obstruksi mengakibatkan mucin cairan mukosa yang diproduksi tidak dapat keluar dari apendiks, hal ini semakin meningkatkan tekanan intra luminer sehingga menyebabkan tekanan intra mukosa juga semakin tinggi. 6ekanan yang tinggi akan menyebabkan in"iltrasi kuman ke dinding apendiks sehingga terjadi peradangan supurati" yang menghasilkan pus nanah pada dinding apendiks. $elain obstruksi, apendisitis juga dapat disebabkan oleh penyebaran in"eksi dari organ lain yang kemudian menyebar secara hematogen ke apendiks. 2.
pendisitis 'urulenta (Supurative Appendicitis) 6ekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan
terbendungnya aliran &ena pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis. !eadaan ini memperberat iskemia dan edema pada apendiks. ikroorganisme yang ada di usus besar berin&asi ke dalam dinding appendiks menimbulkan in"eksi serosa sehingga serosa menjadi suram karena dilapisi eksudat dan "ibrin. 'ada appendiks dan mesoappendiks terjadi edema, hiperemia, dan di dalam lumen terdapat eksudat "ibrinopurulen. :itandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan, nyeri lepas di titik c #urney, de"ans muskuler, dan nyeri pada gerak akti" dan pasi". 7yeri dan de"ans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda peritonitis umum. 3. pendisitis
kronik
:iagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi semua syarat / riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik apendiks secara makroskopikdan mikroskopik, dan keluhan menghilang satelah apendektomi. !riteria mikroskopik apendiksitis kronik adalah "ibrosis menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa, dan in"iltrasi sel in"lamasi kronik. 2nsidens apendisitis kronik antara 1-5 persen. 4. pendissitis rekurens
:iagnosis rekuren baru dapat dipikirkan jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan bawah yang mendorong dilakukan apeomi dan hasil patologi menunjukan peradangan akut. !elainan ini terjadi bila serangn apendisitis akut pertama kali sembuh spontan. 7amun, apendisitis tidak perna kembali ke bentuk aslinya karena terjadi "ribosis dan jaringan parut. ;esiko untuk terjadinya serangn lagi sekitar 50 persen. 2nsidens apendisitis rekurens biasanya dilakukan apendektomi yang diperiksa secara patologik. 'ada apendiktitis rekurensi biasanya dilakukan apendektomi karena sering penderita datang dalam serangan akut. 5. ukokel
pendiks
ukokel apendiks adalah dilatasi kistik dari apendiks yang berisi musin akibat adanya obstruksi kronik pangkal apendiks, yang biasanya berupa jaringan "ibrosa.
6umor pendiks denokarsinoma apendiks
'enyakit ini jarang ditemukan, biasa ditemukan kebetulan sewaktu apendektomi atas indikasi apendisitis akut. !arena bisa metastasis ke lim"onodi regional, dianjurkan hemikolektomi kanan yang akan memberi harapan hidup yang jauh lebih baik dibanding hanya apendektomi. 7.
!arsinoid pendiks 2ni merupakan tumor sel argenta"in apendiks. !elainan ini jarang didiagnosis
prabedah,tetapi ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan patologi atas spesimen apendiks dengan diagnosis prabedah apendisitis akut. $indrom karsinoid berupa rangsangan kemerahan ("lushing) pada muka, sesak napas karena spasme bronkus, dan diare ynag hanya ditemukan pada sekitar > kasus tumor karsinoid perut. $el tumor memproduksi serotonin yang menyebabkan gejala tersebut di atas.
eskipun diragukan sebagai keganasan, karsinoid ternyata bisa memberikan residi" dan adanya metastasis sehingga diperlukan opersai radikal. #ila spesimen patologik apendiks menunjukkan karsinoid dan pangkal tidak bebas tumor, dilakukan operasi ulang reseksi ileosekal atau hemikolektomi kanan
APENDISITIS
D. ANATOMI DAN FISIOLOGI 1. ANATOMI ppendiks merupakan organ yang berbentuk tabung dengan panjang kira-kira 10 cm
dan berpangkal pada sekum. ppendiks pertama kali tampak saat perkembangan embriologi minggu ke delapan yaitu bagian ujung dari protuberans sekum. 'ada saat antenatal dan postnatal , pertumbuhan dari sekum yang berlebih akan menjadi
appendiks yang akan berpindah dari medial menuju katup ileocaecal . 'ada bayi appendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkal dan menyempit kearah ujung. !eadaan ini menjadi sebab rendahnya insidens pendisitis pada usia tersebut. ppendiks memiliki lumen sempit di bagian proksimal dan melebar pada bagian distal. 'ada appendiks terdapat tiga tanea coli yang menyatu dipersambungan sekum dan berguna untuk mendeteksi posisi appendiks. ?ejala klinik pendisitis ditentukan oleh letak appendiks. 'osisi appendiks adalah retrocaecal (di belakang sekum) 5,%@>, pelvic (panggul) 1,01>, subcaecal (di bawah sekum) %,%>, preileal (di depan usus
halus) 1>, dan postileal (di belakang usus halus) 0,4>, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Appendiks pada sal!an pen"e!naan
Ana#$%i appendiks
P$sisi Appendiks
&. FISIOLOGI
ppendiks menghasilkan lendir 1-% ml per hari. 3endir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. ambatan aliran lendir di muara appendiks tampaknya berperan pada patogenesis pendisitis. 2munoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh Gut Associated Lymphoid Tissue (?36) yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendiks ialah 2munoglobulin (2g-). 2munoglobulin ini sangat e"ekti" sebagai pelindung terhadap in"eksi yaitu mengontrol proli"erasi bakteri, netralisasi &irus, serta mencegah penetrasi enterotoksin dan antigen intestinal lainnya. 7amun, pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi sistem imun
tubuh sebab jumlah jaringan sedikit sekali jika dibandingkan dengan jumlah di saluran cerna dan seluruh tubuh.
E. PATOFISIOLOGI pendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh
hiperplasia "olikel lim"oid, "ekalit, benda asing, striktur karena "ibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. +bstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. akin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan penekanan tekanan intralumen. 6ekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran lim"e yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. 'ada saat inilah terjadi terjadi apendisitis akut "okal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. #ila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. al tersebut akan menyebabkan obstruksi &ena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. 'eradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. !eadaan ini disebut dengan apendisitis supurati" akut. #ila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi in"ark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren. $tadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. #ila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis per"orasi. #ila semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut in"iltrat apendikularis. 'eradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang. 'ada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apediks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. !eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya per"orasi. $edangkan pada orang tua per"orasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah (ansjoer, %00*) . Pa#'(a)
Pathway APENDISITIS
F. MANIFESTASI KLINIK 1. 7yeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai dengan demam ringan, mual,
%. . 4. 5. . *. @.
muntah dan hilangnya na"su makan. 7yeri tekan local pada titik c#urney bila dilakukan tekanan. 7yeri tekan lepas dijumpai. 6erdapat konstipasi atau diare. 7yeri lumbal, bila appendiks melingkar di belakang sekum. 7yeri de"ekasi, bila appendiks berada dekat rektal. 7yeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atau ureter. 'emeriksaan rektal positi" jika ujung appendiks berada di ujung pel&is.
9. 6anda ;o&sing dengan melakukan palpasi kuadran kiri bawah yang secara paradoksial menyebabkan nyeri kuadran kanan. 10. pabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi menyebar, disertai abdomen terjadi akibat ileus paralitik. 11. 'ada pasien lansia tanda dan gejala appendiks sangat ber&ariasi. 'asien mungkin tidak mengalami gejala sampai terjadi ruptur appendiks. 7ama pemeriksaan Rovsing’s sign
6anda dan gejala 'ositi" jika dilakukan palpasi dengan tekanan pada kuadran kiri bawah dan timbul nyeri pada sisi kanan. Psoas sign atau Obraztsova’s 'asien dibaringkan pada sisi kiri, kemudian dilakukan ekstensi dari panggul kanan. 'ositi" sign jika timbul nyeri pada kanan bawah. 'ada pasien dilakukan "leksi panggul dan Obturator sign dilakukan rotasi internal pada panggul. 'ositi" jika timbul nyeri pada hipogastrium atau &agina. 'ertambahan nyeri pada tertis kanan bawah Dunphy’s sign dengan batuk 7yeri yang timbul saat dilakukan traksi lembut Ten Horn sign pada korda spermatic kanan 7yeri pada awalnya pada daerah epigastrium Kocher (Kosher)’s sign atau sekitar pusat, kemudian berpindah ke kuadran kanan bawah. 7yeri yang semakin bertambah pada perut itkovskiy (Rosenstein)’s sign kuadran kanan bawah saat pasien dibaringkan pada sisi kiri #ertambahnya nyeri dengan jari pada petit Aure!Rozanova’s sign triangle kanan (akan positi" $hchetkin#loombergAs sign) :isebut juga dengan nyeri lepas. 'alpasi pada "#u$berg sign kuadran kanan bawah kemudian dilepaskan tiba-tiba
APENDISITIS
G. KOMPLIKASI !omplikasi
terjadi
akibat
keterlambatan
penanganan
pendisitis.
aktor
keterlambatan dapat berasal dari penderita dan tenaga medis. aktor penderita meliputi pengetahuan dan biaya, sedangkan tenaga medis meliputi kesalahan diagnosa, menunda diagnosa, terlambat merujuk ke rumah sakit, dan terlambat melakukan penanggulangan. !ondisi ini menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas. 'roporsi komplikasi pendisitis 10-%>, paling sering pada anak kecil dan orang tua. !omplikasi 9> terjadi pada anak-anak di bawah % tahun dan 40-*5> pada orang tua. ; komplikasi %-5>, 10-15> terjadi pada anak-anak dan orang tua.4 nak-anak memiliki dinding appendiks yang masih tipis, omentum lebih pendek dan belum berkembang sempurna memudahkan terjadinya per"orasi, sedangkan pada orang tua terjadi gangguan pembuluh darah. dapun jenis komplikasi diantaranya/ 1. A*ses bses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus. 6eraba massa lunak di kuadran kanan bawah atau daerah pel&is. assa ini mula-mula berupa "legmon dan berkembang menjadi rongga yang mengandung pus. al ini terjadi bila pendisitis gangren atau mikroper"orasi ditutupi oleh omentum &. Pe!+$!asi 'er"orasi adalah pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri menyebar ke rongga perut. 'er"orasi jarang terjadi dalam 1% jam pertama sejak awal sakit, tetapi meningkat tajam sesudah %4 jam. 'er"orasi dapat diketahui praoperati" pada *0> kasus dengan gambaran klinis yang timbul lebih dari jam sejak sakit, panas lebih dari @,50, tampak toksik, nyeri tekan seluruh perut, dan leukositosis terutama polymorphonuclear
('7).
'er"orasi,
baik
berupa
per"orasi
bebas
maupun
mikroper"orasi dapat menyebabkan peritonitis. ,. Pe!i#$n$ni#is 'eritonitis adalah peradangan peritoneum, merupakan komplikasi berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. #ila in"eksi tersebar luas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis umum. kti&itas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus meregang, dan hilangnya cairan elektrolit mengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi, dan oligouria. 'eritonitis disertai rasa sakit perut yang semakin hebat, muntah, nyeri abdomen, demam, dan leukositosis. H. PEMERIKSAAN PENUN-ANG
1. 3aboratorium 6erdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan
!reactive protein (;'). 'ada
pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara
[email protected]mm (leukositosis) dan neutro"il diatas *5>, sedangkan pada ;' ditemukan jumlah serum yang meningkat. ;' adalah salah satu komponen protein "ase akut yang akan meningkat 4- jam setelah terjadinya proses in"lamasi, dapat dilihat melalui proses elektro"oresis serum protein. ngka sensiti&itas dan spesi"isitas ;' yaitu @0> dan 90>. %. ;adiologi 6erdiri dari pemeriksaan ultrasonogra"i (B$?) dan omputed Tomography Scanning (6-scan). 'ada pemeriksaan B$? ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi in"lamasi pada appendiks, sedangkan pada pemeriksaan 6-scan ditemukan bagian yang menyilang dengan "ekalith dan perluasan dari appendiks yang mengalami in"lamasi serta adanya pelebaran sekum. 6ingkat akurasi B$? 90-94> dengan angka sensiti&itas dan spesi"isitas yaitu @5> dan 9%>, sedangkan 6-$can mempunyai tingkat akurasi 94-100> dengan sensiti&itas dan spesi"isitas yang tinggi yaitu 90-100> dan 9-9*>. . nalisa urin bertujuan untuk mendiagnosa batu ureter dan kemungkinan in"eksi saluran kemih sebagai akibat dari nyeri perut bawah. 4. 'engukuran en8im hati dan tingkatan amilase membantu mendiagnosa peradangan hati, kandung empedu, dan pankreas. 5. $erum "eta #uman horionic Gonadotrophin ("!#G) untuk memeriksa adanya kemungkinan kehamilan. . 'emeriksaan barium enema untuk menentukan lokasi sekum. 'emeriksaan #arium enema dan olonoscopy merupakan pemeriksaan awal untuk kemungkinan karsinoma colon. *. 'emeriksaan "oto polos abdomen tidak menunjukkan tanda pasti pendisitis, tetapi mempunyai arti penting dalam membedakan pendisitis dengan obstruksi usus halus atau batu ureter kanan.
APENDISITIS
I. PENATALAKSANAAN MEDIS 'enatalaksanaan yang dapat
dilakukan
pada
penderita
pendisitis
meliputi
penanggulangan konser&ati" dan operasi. 1. Penanlanan k$nse!/a#i+ 'enanggulangan konser&ati" terutama diberikan pada penderita yang tidak mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa pemberian antibiotik. 'emberian antibiotik berguna untuk mencegah in"eksi. 'ada penderita pendisitis per"orasi, sebelum operasi dilakukan penggantian cairan dan elektrolit, serta pemberian antibiotik sistemik %. Ope!asi #ila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan pendisitis maka tindakan yang dilakukan
adalah
operasi
membuang
appendiks
(appendektomi).
'enundaan
appendektomi dengan pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses dan per"orasi. 'ada abses appendiks dilakukan drainage (mengeluarkan nanah). . Pen"ea'an Te!sie! 6ujuan utama dari pencegahan tersier yaitu mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat seperti komplikasi intra-abdomen. !omplikasi utama adalah in"eksi luka dan abses intraperitonium. #ila diperkirakan terjadi per"orasi maka abdomen dicuci dengan garam "isiologis atau antibiotik. 'asca appendektomi diperlukan perawatan intensi" dan pemberian antibiotik dengan lama terapi disesuaikan dengan besar in"eksi intraabdomen. ASUHAN KEPERA0ATAN A. PENGKA-IAN KEPERA0ATAN =awancara:apatkan riwayat kesehatan dengan cermat khususnya mengenai/
•
!eluhan utama klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan bawah. 6imbul keluhan 7yeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa waktu lalu.$i"at keluhan nyeri dirasakan terus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri dalam waktu yang lama. !eluhan yang menyertai biasanya klien mengeluh rasa mual dan
•
muntah, panas. ;iwayat kesehatan masa lalu biasanya berhubungan dengan masalah. kesehatan klien
sekarang. :iet,kebiasaan makan makanan rendah serat. !ebiasaan eliminasi. 'emeriksaan isik 'emeriksaan "isik keadaan umum klien tampak sakit ringansedangberat. $irkulasi / 6akikardia. ;espirasi / 6akipnoe, pernapasan dangkal. kti&itasistirahat / alaise. liminasi / !onstipasi pada awitan awal, diare kadang-kadang. :istensi abdomen, nyeri tekannyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak ada bising • •
• • • • • •
•
usus. 7yerikenyamanan, nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik c. #urney, meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam. 7yeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki
•
kananposisi duduk tegak. :emam lebih dari @ o. :ata psikologis klien nampak gelisah. da perubahan denyut nadi dan pernapasan. 'ada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri
•
pada daerah prolitotomi. #erat badan sebagai indicator untuk menentukan pemberian obat.
• • •
APENDISITIS
B. DIAGNOSA KEPERA0ATAN P!e $pe!asi 1. 7yeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi (distensi jaringan intestinal oleh
in"lamasi) %. 'erubahan pola eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan penurunan peritaltik. . !ekurangan &olume cairan berhubungan dengan mual muntah. 4. emas berhubungan dengan akan dilaksanakan operasi. P$s# $pe!asi 1. 7yeri berhubungan dengan agen injuri "isik (luka insisi post operasi appenditomi). %. ;esiko in"eksi berhubungan dengan tindakan in&asi" (insisi post pembedahan). . :e"isit sel" care berhubungan dengan nyeri. 4. !urang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang in"ormasi.
C. RENCANA KEPERA0ATAN PRE OPERASI NO
1.
DIAGNOSA
NOC
NIC
KEPERA0ATAN 7yeri akut berhubungan
$etelah dilakukan
dengan agen injuri biologi
keperawatan,
(distensi jaringan intestinal
nyeri klien berkurang dengan
india
oleh in"lamasi)
kriteria hasil/
dapa
•
•
•
asuhan 1. !aji tingkat nyeri, lokasi dan Bntu
diharapkan karasteristik nyeri.
tingk
!lien mampu mengontrol
sela %.
(ngobrol
dengan
anggota
*0-90mmg), keluarga) 5. +bser&asi tanda-tanda &ital ;(0-100Cmenit), ;; (1diastole
%4Cmenit),
suhu
kem d perk pasi seba
(,5-
*,50)
'erubahan pola eliminasi
. !olaborasi dengan tim medis men !lien tampak rileks mampu dalam pemberian analgetik tiduristirahat $etelah dilakukan asuhan 1. 'astikan kebiasaan de"ekasi mem
(konstipasi)
keperawatan,
•
%.
dengan
berhubungan penurunan
peritaltik. •
konstipasi
diharapkan klien klien
dengan kriteria hasil/ ## 1-% kalihari
dan
gaya
teratasi sebelumnya. %. uskultasi bising usus
hidup jadw
gast
• •
eses lunak #ising usus 5-0 kalimenit .
terla 6injau ulang pola diet dan
perit jumlah tipe masukan cairan. mas mak bent penti
4. #erikan makanan tinggi serat.
kons mak dapa penc terja
5. #erikan obat sesuai indikasi, contoh / pelunak "eses
oba melu
.
!ekurangan &olume cairan
$etelah dilakukan
berhubungan dengan mual
keperawatan
muntah.
keseimbangan cairan dapat dipertahankan •
• •
•
kriteria hasil/ kelembaban
asuhan 1. onitor tanda-tanda &ital
tidak 6a
diharapkan
men
&olu 2ndic dengan %. !aji membrane mukosa, kaji tugor kulit dan pengisian peri" membrane kapiler. . wasi masukan dan haluaran, 'enu
mukosa turgor kulit baik aluaran urin adekuat/ 1
catat warna urinekonsentrasi,
deng
berat jenis.
didu
cckg ##jam 6anda-tanda &ital dalam 4. uskultasi bising usus, catat batas normal kelancaran "latus, gerakan 6: (systole 110-10mmg, usus. diastole *0-90mmg), 5. #erikan perawatan mulut sering ;(0-100Cmenit), ;; (1dengan perhatian khusus pada %4Cmenit), suhu (,5perlindungan bibir. 0 . 'ertahankan penghisapan *,5 ) gasterusus.
peni 2ndic kesi oral. :ehi dan peca
$
dima dan sege deko meni *. !olaborasi pemberian cairan 2E
men 'erit
dan elektrolit
iritas men caira &olu men :ehi 4.
emas
berhubungan
$etelah dilakukan
ketid asuhan 1. &aluasi tingkat ansietas, catat keta
dengan akan dilaksanakan
keperawatan,
operasi.
kecemasab klien berkurang •
•
diharapkan &erbal dan non &erbal pasien.
nyeri pros
dengan kriteria hasil/ %.
.
periode
menghentikan
tidur.
terse pem men meni
4.
njurkan
keluarga
untuk
menemani disamping klien
kopi eng
POST OPERASI NO
1.
DIAGNOSA
NOC
KEPERA0ATAN 7yeri berhubungan dengan
$etelah
agen injuri "isik (luka insisi
keperawatan,
NIC
dilakukan
asuhan 1.
!aji
skala
diharapkan karakteristik
nyeri dan
lokasi, #erg laporkan dan
post operasi appenditomi).
nyeri • • • •
berkurang
dengan
perubahan nyeri dengan tepat.
peny
kriteria hasil/ kara %. onitor tanda-tanda &ital de elaporkan nyeri berkurang !lien tampak rileks perk :apat tidur dengan tepat . 'ertahankan istirahat dengan pasi 6anda-tanda &ital dalam posisi semi powler. batas normal abdo 4. :orong ambulasi dini. 6: (systole 110-10mmg, deng diastole *0-90mmg), e ;(0-100Cmenit), ;; (1"ung 5. #erikan akti&itas hiburan. . !olborasi tim dokter dalam meni %4Cmenit), suhu (,5 eng pemberian analgetika. *,50)
%.
$etelah
dengan
diharapkan pada area insisi :uga %. onitor tanda-tanda &ital. in"eksi dapat diatasi dengan 'erhatikan demam, menggigil, in"ek kriteria hasil/ abse !lien bebas dari tanda- berkeringat, perubahan mental . 3akukan teknik isolasi untuk menc tanda in"eksi &irus enunjukkan kemampuan in"eksi enterik, termasuk cuci
tindakan
dilakukan
asuhan 1. !aji adanya tanda-tanda in"eksi :uga
;esiko in"eksi berhubungan
in&asi" keperawatan
(insisi post pembedahan). •
•
•
untuk mencegah timbulnya tangan e"ekti". menc 4. 'ertahankan teknik aseptik in"eksi mem ketat pada perawatan luka 7ilai leukosit (4,5-11ribuul) orga insisi terbuka, bersihkan kont dengan betadine. menu 5. wasi batasi pengunjung dan terapi siap kebutuhan. . !olaborasi tim medis dalam anae pemberian antibiotik nega
.
:e"isit
sel"
care
berhubungan dengan nyeri.
$etelah
dilakukan
keperawatan kebersihan
asuhan 1.
andikan pasien setiap hari gar
diharapkan sampai klien
dapt
klien
melaksanakan
sendiri
mampu mela serta
dara
dipertahankan • • •
dengan
cuci rambut dan potong kuku
kese
kriteria hasil/ klien. klien bebas dari bau badan %. ?anti pakaian yang kotor klien tampak bersih dengan yang bersih. Bntu :3s klien dapat mandiri . #erikan ynege dukasi pada kum atau dengan bantuan klien dan keluarganya tentang
rasa gar
pentingnya kebersihan diri. 4. #erikan pujian pada klien
term
tentang kebersihannya.
pers gar 5. #imbing keluarga klien dan memandikan menyeka pasien . #ersihkan dan atur posisi serta kebe g tempat tidur klien. diter
!lien tenu men
4.
!urang
pengetahuan
$etelah
dilakukan
asuhan 1. !aji ulang pembatasan akti&itas emb
tentang kondisi prognosis
keperawatan
diharapkan pascaoperasi
pasi
dan kebutuhan pengobatan
pengetahuan
bertambah
kem
b.d kurang in"ormasi.
dengan kriteria hasil/ meni menyatakan pemahaman %. njuran menggunakan emb proses penyakit, pengobatan laksati"pelembek "eses ringan usus dan bila perlu dan hindari enema ngej berpartisipasi dalam . :iskusikan perawatan insisi,
•
•
program pengobatan
termasuk mengamati balutan, pembatasan
mandi,
kembali
dokter
ke
dan untuk
mengangkat jahitanpengikat 4. 2denti"ikasi gejala yang memerlukan e&aluasi medic,
'ema kerja meni
contoh
peningkatan
nyeri Bpaya
edemaeritema luka, adanya
resik
drainase, demam
peny
DAFTAR PUSTAKA
li8abeth, <, orwin. (%009). #iku saku ato"isiologi, ?, %0'encernaan skep>%0pendisitis.html tanggal 09 ei %01%. $melt8er, #are (%00%). "uku Aar 'epera*atan -edikal "edah . #runner G suddart. disi @. Eolume %.