LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN II TAHAP 1 Bidang Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Di SMPN 14 Jember
Erwin Wahyu Ilahi 1510221065
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2018
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pelaksanaan program Pengenalan Lapangan Persekolahan II tahap I telah disusun oleh Erwin Wahyu Ilahi dan telah te lah disetujui oleh pembimbing sebagai laporan sah atas pelaksanaan program PLP II bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia di SMPN 14 Jember.
Jember, 08 Februari 2018 Dosen Pembimbing
Mahasiswa,
Agus Milu Susetyo, S.Pd. M.Pd NPK 0718088601 0718088601
Erwin Wahyu Ilahi NIM 1510221065 1510221065
Mengetahui, Ketua Panitia PLP II Tahap I FKIP UM Jember
(Henri Fatkurochman, S.S, M.Hum) NIP 197302212005011003 197302212005011003
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas karunianya sehingga penyusunan laporan dengan dengan judul “Pelaksanaan “ Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan II Tahap I Bidang Studi Pendidikan Bahasa Indonesia di SMPN 14 Jember ” dapat selesai tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang cerah Keberhasilan penulisan ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besa rnya kepada: 1. Bapak Drs. Totok Endri Lestari, M.Pd selaku kepala sekolah di SMPN 14 Jember. 2. Ibu Astuti, M.Pd selaku guru pamong selama di SMPN 14 Jember 3. Bapak Agus Milu Susetyo, M.Pd selaku dosen pembimbing Penulisan laporan, sampai penulisan laporan ini dapat terselesaikan. Mudah-mudahan laporan ini memberikan manfaat dan menambah ilmu pengetahuan, khususnya khususnya bagi mahasiswa dan sekolah , sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Segala kritik dan saran sangat diharapkan demi penyempurnaan laporan ini.
Jember, 08 Februari 2018
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .................................................................................................i Halaman Pengesahan ..........................................................................................ii Kata Pengantar ....................................................................................................iii Daftar Isi..............................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 1.1 Deskripsi Umum .....................................................................................1 1.2 Tujuan Melaksanakan Program PLP II ...................................................3 1.3 Ruang Lingkup Pengamatan ...................................................................4 BAB II ISI (HASIL PENGAMATAN) ............................................................5 2.1 Deskripsi Hasil Telaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran yang digunakan Guru ..............................................................................5 2.2 Deskripsi Hasil Telaah Strategi Pembelajaran yang Digunakan Guru .........................................................................................................21 2.3 Deskripsi Hasil Telaah Sistem Evaluasi yang digunakan Guru ..............21 2.4 Deskripsi Hasil Telaah Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran ...........................................................22 BAB III PUNUTUP ...........................................................................................26 3.1 Kesimpulan ...........................................................................................26 3.2 Rekomendasi .........................................................................................27 3.3 Daftar Pustaka .......................................................................................28 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................29 Lembar Pengamatan.....................................................................................29 Foto Kegiatan Pengamatan ..........................................................................35 Kalender Akademik .....................................................................................36 Dokumen Terkait .........................................................................................37 Riwat Hidup .................................................................................................96
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Umum
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dirancang untuk proses pembelajaran peserta didik, di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara, memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya wajib. Nama-nama untuk sekolah itu pun juga bervariasi tergantung kebijakan setiap negara yang bersangkutan. Pendidikan di Indonesia itu sendiri terdapat beberapa tingkatan sekolah yakni, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah Atas, dan kuliah. Beberapa unsur yang harus ada di dalam sekolah yakni, bangunan, peraturan sekolah, peserta didik dan guru. Berbicara mengenai guru, guru adalah tenaga pendidik atau pengajar yang bertugas untuk mencerdaskan anak bangsa, tapi untuk menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, karena diperlukannya pendidikan yang tinggi serta pelatihan-pelatihan yang dapat membantu kita menjadi seorang tenaga pendidik yang profesional, Salah satu kegiatan yang mendukung proses itu adalah PLP II (Pengenalan Lapangan Persekolahan II). Pengenalan lapangan persekolahan II merupakan program sarjana pendidikan yang dilaksanakan pada semester lima di Universitas Muhammadiyah Jember, yang diperuntukkan untuk memantapkan kompetensi akademik kependidikan, dan bidang studi melalui berbagai bentuk aktivitas sekolah, khususnya yang berkaitan dengan administrasi pembelajaran. (Tim Penyusun Pedoman PLP II, 2018). Secara langsung diterjunkan ke sekolah-sekolah yang ada di seluruh Kabupaten Jember. Salah satu tempat penerjunan PLP II adalah di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 14 Jember. SMPN 14 Jember merupakan sekolah yang dibangun dan resmi beroperasi pada tahun 2007, dengan partisipasi masyarakat dan dukungan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah melalui program Block Grant Pembangunan unit sekolah baru, dengan jumlah total luas tanah adalah 9585 M2.
1
2
SMPN 14 Jember terletak di lokasi yang sangat strategis, dan sangat mudah dijangkau oleh khalayak umum, yakni terletak di Jalan Koptu Berlian Nomor 14 Jember. Siswa yang bersekolah di SMPN 14 Jember merupakan warga sekitar Desa Antirogo, namun demikian terdapat pula siswa yang berasal dari des a-desa lain di Kabupaten Jember, meskipun berasal dari desa-desa yang berbeda tidak ada perdebatan yang dapat memecahkan rasa solidaritas antar siswa. SMPN 14 Jember jenjang akreditasinya merupakan Akreditasi A+, dan di kepala sekolai oleh Bapak Drs. Totok Endri Lestari, M.Pd. dengan jumlah total tenaga pendidik (Guru) sebanyak 23 orang, yaitu 11 orang PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan 12 orang GTT untuk staf tata usaha sebanyak 2 orang, yaitu 1 orang PNS dan 1 orang lagi adalah PTT. Sekolah ini sangat didasarkan pada rasa kekeluargaan dan persahabatan, sehingga tali persaudaraan antar siswa dan guru ataupun dengan sesama siswa sangat erat, walaupun demikian tidak mengurangi rasa hormat mereka kepada guru hal itu terbukti ketika mereka baru sampai ataupun pada saat pulang sekolah, satu persatu siswa s alim kepada para guruguru mereka. Siswa menganggap guru sebagai orang tua, sedangkan bagi guru siswa dianggap sebagai anak sendiri, hal tersebut yang menyebabkan keeratan tali kekeluargaan di seluruh warga sekolah dan ini sesuai dengan Visi dan Misi SMPN 14 Jember. Visi merupakan serangkaian kata yang menunjukkan impian, cita-cita atau nilai dari sebuah instansi, organisasi, ataupun sebuah perusahaan. Pikiran-pikiran tersebut merupakan gambaran tentang masa depan yang ingin dicapai sedangkan Misi merupakan tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai visi tersebut. Misi juga merupakan deskripsi atau tujuan mengapa Instansi, Organisasi, maupun Perusahaan tersebut berada di tengah-tengah masyarakat. (salamadian, 2017). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Visi merupakan harapan atau cita-cita seluruh warga sekolah yang ingin dicapai di masa depan, sedangkan Misi merupakan langkah-langkah yang harus dilalui untuk mencapai visi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, telah mempunyai visi sekolah sebagai berikut “Menjadikan SMP Negeri 14 Jember bermutu, berkarakter, memiliki kompetensi akademik maupun non akademik dan memiliki daya saing di Jember”. Berdasarkan visi tersebut dapat
3
dijelaskan bahwa (a) SMPN 14 Jember siap membentuk peserta didik yang berkualitas (b) Memiliki akhlak atau budi pekerti (c) Memiliki pengetahuan yang luas dan cerdas, sehingga memiliki daya saing dengan peserta didik yang lainnya.
Berdasarkan visi yang telah disusun maka SMPN 14 Jember telah memiliki misi sekolah sebagai berikut (a) Melaksanakan penjabaran kurikulum dalam bentuk kurikulum satuan pendidikan , pemetaan kompetensi dasar, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran. Lembar kerja dan jurnal mengajar (b) Meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran yang efektif dalam rangka pelaksanaan CTL secara maksimal untuk mencapai standar kompetensi (c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisi en dalam rangka pengembangan potensi, kemandirian, dan budi pekerti siswa secara maksimal sesuai dengan standar kelulusan (d) Mengembangkan kualitas kinerja tenaga kependidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan (e) Mengoptimalkan standar minimal sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar termasuk penggunaan TIK (f) Menerapkan manajemen partisipasi aktif dengan melibatkan seluruh warga sekolah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing (g) Mengembangkan standar pembiayaan mengatur komponen dan biaya operasional satuan pendidikan (h) Melaksanakan penilaian secara periodik sesuai dengan kompetensi dasar masingmasing mata pelajaran dan mengadakan program pengayaan serta remedial (i) Melaksanakan dan mengembangkan budi pekerti yang diwujudkan dalam tata pergaulan yang santun antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa lainnya dilingkungan sekolah dan antara siswa dengan orang tua atau wali murid dilingkungan masyarakat.
1.2 Tujuan Pelaksanaan PLP II
Tujuan pelaksanaan PLP II tahap I berdasarkan deskripsi umum di atas sebagai berikut: a. Menelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru. b. Menelaah strategi pembelajaran yang digunakan guru. c. Menelaah sistem evaluasi yang digunakan guru
4
d. Menelaah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang digunakan guru.
1.3 Ruang Lingkup Pengamatan
Ruang lingkup PLP II tahap I ini meliputi penelaahan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan oleh guru di kurikulum 2013, strategi pembelajaran yang digunakan guru, sistem evaluasi yang digunakan guru, serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang digunakan guru di SMPN 14 Jember.
5
BAB II ISI (HASIL PENGAMATAN)
2.1 Deskripsi Hasil Telaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran yang digunakan Guru
Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan hal tersebut, pengembangan dunia pendidikan terus diperhatikan, dalam hal ini kurikulum memiliki peran penting yang cukup besar. Di mana inovasi-inovasi kurikulum sangat diperlukan dalam pendidikan yang mana diharapkan dapat meningkatkan dan mewujudkan tujuan pendidikan secara umum. Kurikulum itu sendiri merupakan perangkat pembelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggaraan pendidikan yang berisi rancangan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam suatu periode. Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu negara oleh karena itu pemerintah merancang kurikulum baru yaitu Struktur Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sasaran perubahan kurikulum 2013 tidak lain adalah guru sebagai pelaksana langsung di ruang kelas. Pendekatan saintifik yang digunakan pada kurikulum 2013 lebih memfokuskan pada beberapa peran guru dalam suatu pembelajaran. Bagaimana guru mengefektifkan pembelajaran melalui metode dan cara berpikir i lmiah (keilmuan). Salah satu tugas guru dalam kurikulum 2013 ini salah satunya (a) Guru sebagai desainer pembelajaran, (b) Guru sebagai se niman pembelajaran, (c) Motivator Pembelajaran, (d) Mediator pembelajaran, dan (e) Inspirator
6
pembelajaran. Karena itu kita selaku calon pendidik perlu mengetahui perbedaan dan persamaan antara 2 kurikulum tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, kelas VII dan VIII telah menggunakan kurikulum 2013 yang silabusnya telah ditetapkan oleh pemerintah dalam revisi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Sedangkan kelas IX masih tetap menggunakan kurikulum KTSP. Perangkat pembelajaran di kurikulum 2013 itu sendiri terdiri dari Kalender Akademik, RPE, PROTA, Distribusi Alokasi Waktu, Daftar Buku Pegangan Guru, PROMES, KKM, SILABUS, dan RPP, dari beberapa perangkat pembelajaran di atas, berikut analisisnya: a. Kalender Akademik Kalender akademik adalah jadwal penyelenggaraan kegiatan akademik selama jangka waktu setahun yang dibagi menjadi dua semester, yakni semester satu dan semester genap, di dalam kalender akademi k terdapat keterangan pekan yang efektif dan tidak efektif untuk kegiatan belajar mengajar. Pekan ef ektif merupakan jumlah pekan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar tiap semester, sedangkan pekan tidak efektif merupakan pekan yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Perhitungan pekan dalam semester genap dapat dihitung dari bulan Januari hingga Juni. Jika di total dari bulan Januari hingga Juni maka terdapat 26 (dua puluh enam) pekan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan, pada saat menganalisis kalender akademik semester Genap di SMPN 14 Jember, terdapat total sepuluh pekan tidak efektif di semester genap. Sepuluh pekan tidak efektif tersebut terbagi menjadi beberapa kegiatan yakni satu pekan untuk penilaian tengah semester genap/ PAT kelas IX, satu pekan untuk ujian sekolah kelas IX, dua pekan untuk kegiatan USBN dan UN kelas IX, satu pekan untuk libur permulaan puasa, satu pekan untuk penilaian akhir tahun, satu pekan untuk pengolahan nilai raport semester genap, dua pekan untuk hari raya Idul Fitri, dan yang terakhir satu pekan untuk libur semester genap, sehingga menghasilkan sepuluh pekan yang tidak efektif. Sedangkan sisanya merupakan pekan efektif.
7
b. RPE (Rincian Pekan Efektif). Rincian pekan efektif merupakan hitungan hari-hari efektif yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar tiap semester. RPE dapat disusun dengan memperhatikan kalender akademik sekolah untuk menetapkan j umlah pekan efektif. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan, di SMPN 14 Jember pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V II semester genap tahun ajaran 2017/2018 dengan kurikulum acuan yakni kurikulum 2013 (K13). Perhitungan alokasi waktu dari banyaknya pekan dalam satu semester yakni dihitung dari bulan Januari sampai bulan Juni terdapat 26 pekan, kemudian dikurangi 10 pekan tidak efektif. Sepuluh pekan tidak efektif ini diperoleh dari perhitungan di kalender akademik sehingga didapatkan total pekan efektif adalah 16 pekan dalam satu semester. Total 16 pekan efektif tersebut dikali 6 jam pelajaran atau dua kali pertemuan, sehingga menghasilkan total 96 jam pelajaran Bahasa Indonesia pada semester genap. (lihat lampiran hal...)
c. PROTA (Program Tahunan) Program tahunan merupakan rencana penetapan alokasi waktu selama satu tahun ajaran, untuk mencapai tujuan atau standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Penentuan alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan ol eh guru sebelum tahun ajaran baru dimulai. Program tahunan inilah yang nantinya akan menjadi pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, seperti distribusi alokasi waktu, program semester, serta pembuatan silabus dan sistem penilaian. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, pada program tahunan terdapat 4 SK (Standar kompetensi) pada semester genap. SK yang pertama yakni Teks Puisi Rakyat dengan jumlah alokasi waktu sebanyak 20 JP (Jam Pelajaran), SK yang ke dua yakni teks Fabel dengan jumlah alokasi waktu sebanyak 22 JP, SK yang ketiga yakni Surat Dinas dan Surat
8
Pribadi dengan jumlah alokasi waktu sebanyak 22 JP, dan SK yang terakhir yakni Literasi Buku Fiksi dan Non Fiksi dengan jumlah alokasi waktu sebanyak 26 JP. Keempat alokasi waktu tersebut dapat dijumlah sehingga menghasilkan waktu jam pelajaran sebanyak 92 JP, selanjutnya adalah kolom keterangan yang berada di sebelah alokasi waktu. Kolom Keterangan merupakan kolom yang berisi keterangan, terdapat keterangan jumlah jam kegiatan belajar mengajar selama satu semester sebanyak 96 JP dengan pembagian waktu (a) Kegiatan Belaja r Mengajar yakni sebanyak 84 JP, (b) ulangan harian memiliki alokasi waktu 8 JP, dan (c) alokasi waktu cadangan yang digunakan untuk remidial dan pengayaan. (lihat lampiran hal ....)
d. Distribusi Alokasi Waktu Distribusi alokasi waktu dalam program semester, merupakan program yang berisikan pembagian waktu dan hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. Distribusi alokasi waktu ini mencangkup pokok bahasan / konsep dari setiap KD (Kompetensi Dasar). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, distribusi alokasi waktu dari setiap SK yang terdiri dari 4 KD kemudian dipisah menjadi dua kolom, yakni setiap kolom terdapat dua KD. Kolom nomor satu, terbagi menjadi dua kolom dengan keterangan Kolom pertama merupakan KD yang berisi pengetahuan dan memiliki alokasi waktu 8 JP. Kolom kedua juga memiliki alokasi waktu yang sama yakni 8 JP dengan KD yang berisi keterampilan, jadi total dari setiap SK-nya adalah 16 JP. Mengapa 16 JP ? Sementara itu di dalam prota setiap SK memiliki alokasi waktu 20 JP? Hal itu terjadi karena 4 JP-nya digunakan sebagai jatah ulangan harian, sehingga jika di total antara alokasi waktu dengan jatah ulangan harian, maka akan menjadi 20 JP yang sesuai dengan prota. (lihat lampiran ke .) Kolom nomor dua, hampir sama dengan kolom pertama yakni satu SK terpecah menjadi 4 KD yang dipisah menjadi dua kolom dengan perhitungan alokasi waktu, kolom pertama yakni 8 JP sedangkan kolom kedua memiliki alokasi waktu 10 JP, Jadi jika di total adalah 18 JP, di tambah 4 JP sebagai jatah ulangan harian, jika di total antara alokasi waktu dengan jatah ulangan harian
9
maka menjadi 22 JP yang sesuai dengan Prota. (lihat lampiran ke .) Kolom nomor tiga hampir sama dengan kolom pertama dan kedua, yakni satu SK terpecah menjadi 4 KD yang dipisah menjadi dua kolom dengan perhitungan alokasi waktu, kolom pertama yakni 8 JP sedangkan kolom kedua memiliki alokasi waktu 10 JP Jadi jika di total adalah 18 JP, di tambah 4 JP sebagai jatah ulangan harian sehingga menghasilkan alokasi waktu 22 JP yang sesuai dengan Prota. (lihat lampiran ke .) Kolom yang terakhir hampir sama dengan kolom pertama, kedua, dan ketiga yakni satu SK terpecah menjadi 4 KD yang dipisah menjadi dua kolom, dengan perhitungan alokasi waktu, kolom pertama yakni 10 JP sedangkan kolom kedua memiliki alokasi waktu 14 JP, jadi jika di total adalah 24 JP, di tambah 2 JP sebagai jatah ulangan harian. Total antara alokasi waktu dengan jatah ulangan harian menjadi 22 JP yang sesuai dengan Prota. (lihat lampiran ke .) Selain, alokasi waktu dari setiap KD, di dalam distribusi alokasi waktu juga terdapat (a) Alokasi waktu untuk evaluasi formatif sebanyak 8 JP. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. (b) PTS (Penilaian Tengah Semester) sebanyak 6 JP, (c) PAS (Penilaian Akhir Semester) sebanyak 6 JP, dan (d) pekan cadangan sebanyak 4 JP. Total dari keseluruhan alokasi waktu KD dengan evaluasi formatif, PTS, PAS, dan Cadangan diperoleh jumlah JP sebanyak 104 JP.
e. PROMES (Program Semester) Promes merupakan program pengajaran yang harus dicapai dalam satu semester, selama periode ini diharapkan para siswa menguasai pengetahuan sikap dan keterampilan sebagai satu kesatuan utuh. Komponen-komponen program semester ini meliputi identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, dan semester), kompetensi dasar, alokasi waktu, dan pekan-pekan dari setiap bulan. Guru membuat program semester dengan memperhatikan kalender akademik terlebih dahulu, karena pada kalender akademik terdapat rincian pekan efekti f dan pekan yang tidak efektif. Setelah melihat kalender akademik guru juga harus memperhatikan struktur program kurikulum yang digunakan.
10
Struktur program kurikulum merupakan total berapa jam pelajaran dalam seminggu. Ada beberapa komponen penyusunan Promes yaitu (a) m ata pelajaran. (b) Kelas/ Semester, dan (c) tahun pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan, di SMPN 14 Jember dapat di analisis bahwa program semester untuk semester genap di sekolah ini terdapat 4 SK dengan setiap SK memiliki 4 KD yang dibagi menjadi dua kolom. Kolom yang pertama dengan alokasi waktu 9 JP yaitu 3x tatap muka diletakkan Pada pekan pertama dan kedua. Selanjutnya kolom yang ke dua dengan alokasi waktu 9 JP pula diletakkan pada pekan ke dua dan ke tiga di awal bulan Januari hingga akhir, pada akhir pembahasan materi diadakannyalah Evaluasi Formatif. (lihat lampiran hal...) Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan di maksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan s ebagaimana yang telah direncanakan. (Imam Mustaqim, 2015). SK yang kedua, juga memiliki 4 KD yang dibagi menjadi dua kolom. Kolom yang pertama dengan alokasi waktu 10 JP yaitu 4x tatap muka diletakkan Pada pekan ke tiga dengan alokasi waktu 1 JP, pekan keempat 6 JP, dan pekan kelima 3 JP, selanjutnya kolom yang ke dua dengan alokasi waktu 10 JP pula diletakkan pada pekan kelima dengan alokasi waktu 3 JP, pekan pertama dibulan Februari 6 JP, dan 1 JP di pekan ke dua dan Pada akhir pembahasan materi, guru juga mengadakan Evaluasi Formatif kedua. SK yang ketiga juga memiliki 4 KD yang dibagi menjadi dua kolom. Kolom yang pertama dengan alokasi waktu 10 JP yaitu 4x tatap muka diletakkan Pada pekan kedua dengan alokasi waktu 3 JP, pekan ketiga 6 JP, dan pekan keempat 1 JP. Selanjutnya kolom yang ke dua dengan alokasi waktu 10 JP pula diletakkan pada pekan ketiga dibulan Maret dengan alokasi waktu 6 JP, dan 4 JP di pekan keempat. Pada akhir pembahasan materi, guru mengadakan Evaluasi Formatif ketiga. SK yang ke lima juga terdapat 4 KD yang terbagi ke dalam 2 kolom. Kolom yang pertama dengan alokasi waktu 10 JP yaitu 3x tatap muka diletakkan Pada pekan pertama di minggu pertama di bulan April dengan alokasi waktu 6 JP, dan 4 JP di pekan kedua dibulan April. Kolom yang ke dua dengan alokasi waktu 14 JP pula diletakkan pada pekan ke satu bulan Mei 6 JP, dan 6 JP pula pada pekan
11
ke dua, di akhir pembahasan materi guru juga melakukan Evaluasi Formatif. Sisanya adalah pekan cadangan. Pekan yang tidak efektif di dalam Promes biasanya ditandai dengan warna-warna yang berbeda untuk mempermudah membedakannya dengan pekan yang efektif.
f.
KKM (Kriteria Ketuntasan Siswa) KKM merupakan kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik
mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan di awal tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan pada hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. KKM berfungsi sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar (KD) suatu mata pelajaran atau standar kompetensi (SK), sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran, sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK/KD-nya dan juga sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Penentuan KKM untuk kurikulum KTSP adalah permapel, beda halnya dengan kurikulum 2013 sekarang yakni KKM sekolah. Model-model KKM di kurikulum 2013 itu bermacam-macam, ada yang per SKS, permapel, dan ada yang persekolah. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, di sana telah menggunakan KKM sekolah. Penarikan KKM sekolah ini yakni dengan cara di ambil dari KKM masing-masing mata pela jaran. Ada beberapa langkah dan tahapan dalam penetapan KKM yang dilakukan di SMPN 14 Jember yakni (a) Dengan cara merata-rat a (b) Dengan cara mencari modus KKM terbanyak dan (c) Menggunakan KKM terendah. Semua guru dari mata pelajaran yang berbeda-beda haruslah menyetorkan KKM nya, kemudian dipilih dengan modus atau menggunakan Rata-rata, at au bisa juga menggunakan KKM terendah. SMPN 14 Jember saat ini menggunakan KKM sekolah dengan cara mengambil KKM terendah.
12
Kriteria penentuan KKM di SMPN 14 Jember meliputi (a) K (Kompleks sitas ) yakni tingkat kesulitan dan kerumitan materi, (b) DD (Daya Dukung) yakni sarana atau prasarana, kemampuan guru dalam menguasai materi yang diajarkan baik pemanfaatan media dari setiap KD-nya karena semakin lengkap daya dukungnya maka skornya semakin tinggi, semakin rendah daya dukunya maka skornya semakin rendah, dan (c) IS (Intake Siswa) yakni kemampuan siswa pada tingkat sebelumnya dapat di ambil dari nilai terendah. Intake ini juga dapat diambil dari tingkat yang satu dengan tingkat yang lainnya dan juga dapat di ambil dari nilai terendah, setelah kriteria penentuan KKM selanjutnya adalah cara untuk mencari KKM per mata pelajaran (lihat lampiran hal...) Langkah-langkah untuk mencari nilai KKM yakni dengan cara yang pertama mencari nilai IP (Indikator Pencapaian) nilai yang ada pada kolom IP ini diperoleh dari jumlah rata-rata K (Komplek Sitas), DD (Daya Dukung), dan IS (Intake Siswa). Kedua mencari nilai rata-rata KD (Kompetensi Dasar) nilai yang ada pada kolom KD diperoleh dari jumlah nilai rata-rata IP. Ketiga mencari nilai Tema, di sini nilainya diperoleh dari jumlah nilai r ata-rata KD dan yang terakhir adalah mencari nilai rata-rata untuk tiap Mata Pelajaran (MP), nilai dalam kolom ini dapat diambil dari jumlah nilai rata-rata tema.
g. Silabus Silabus dapat didefinisikan sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencangkup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Ada beberapa hal yang terdapat di dalam silabus ini yakni terdiri dari mata pelajaran, nama sekolah, kelas, Kompetensi Inti, kompetensi Dasar, materi pembelajaran dari setiap KD, kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama proses penyampaian materi, dan penilaian yang dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. Pada tahapan ini guru mengukur dari dua aspek, yakni aspek pengetahuan dan keterampilan, dan yang terakhir adalah sumber belajar, yakni buku yang digunakan selama proses kegiatan belajar mengajar.
13
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan, silabus yang digunakan di SMPN 14 Jember pada mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan silabus yang telah ditetapkan oleh pemerintah yakni revisi Permendikbud no.22 tahun 2016 dengan alokasi waktu yang disesuaikan dengan Promes di depan. Begitupun dengan Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian, dan Sumber belajar yang disesuaikan dengan kehendak guru yang bersangkutan, selain itu juga terdapat SK (Standar Kompetensi) dari setiap KD (Kompetensi Dasar). (lihat lampiran hal...)
h. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran, untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP harus berupa kegiatan konkret setapak demi setapak yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dalam mendampingi peserta didik. Satu hal yang amat penting dalam penyusunan RPP, bahwa kegiatan pembelajaran harus diarahkan agar berfokus pada peserta didik, sedangkan guru berperan sebagai pendamping, dan fasilitator. Maksudnya adalah ketika guru memilih pendekatan, metode, materi, pengalaman belajar, dan interaksi belajar mengajar harus memungkinkan peserta didik berinteraksi dan aktif, sedang guru memfasilitasi dan mendampinginya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember. RPP yang di gunakan menggunakan format kurikulum 2013 yang mencangkup beberapa hal berikut: 1) Kompetensi Inti Kompetensi Inti merupakan operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan Pendidikan, pada satuan pendidikan atau jenjang pendidikan tertentu, di dalam kompetensi inti terdapat 4 KI yang juga telah di tetapkan oleh pemerintah yaitu dalam r evisi Permendikbud nomor 22tahun 2016, KI ini dapat dilihat dari silabus. KI yang pertama merupakan kompetensi spiritual, biasanya sering digunakan untuk penilaian yang di utamakan dari sumber belajar PAI, sering disebut dengan budi pekerti. Kedua untuk kompetensi sosial, biasanya sering digunakan untuk penilaian yang di
14
utamakan dari sumber belajar PPKN, sedangkan untuk tugas kita sebagai tenaga pendidik bahasa Indonesia ada dibagian KI ketiga dan KI ke empat, akan tetapi meskipun lebih terfokuskan kepada KI tiga dan empat, juga tidak terlepas dari KI satu dan dua yang nantinya juga akan masuk pada ranah penilaian. (lihat lampiran hal...)
2) Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar merupakan kompetensi dari setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang di turunkan dari kompetensi inti. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan, di SMPN 14 Jember kompetensi dasarnya mengikuti silabus yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam revisi permendikbud nomor 22 tahun 2016. (lihat lampiran hal...)
3) Indikator pencapaian Menurut standar proses pada peraturan mentri pendidikan nasional (permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007, Indikator pencapaian kompetensi merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai ol eh perubahan perilaku yang dapat diukur dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD), dengan demikian indikator pencapaian kompetensi merupakan tolak ukur ketercapaian suatu KD dan Setiap KD terdapat beberapa indikator yang ditentukan oleh guru mata pelajaran. Indikator tersebut dapat dilihat juga didalam silabus, teta pi guru juga dapat mengembangkannya jika di dalam indikator tersebut dirasa ada materi-materi yang menurut seorang guru belum terwakili maka boleh seorang guru untuk menambahkan. Cara untuk merumuskan Indikator adalah dengan car a mencantumkan target yang ingin dicapai dari materi atau beberapa kompetensi yang ingin dicapai, biasanya isi dan tujuan yang ingin dicapai lebih dari satu. (lihat lampiran hal...)
15
4) Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan hasil atau target belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang ditentukan, setelah mengikuti pembelajaran tertentu. Hal ini berarti kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencangkup kemampuan yang akan dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu KD tertentu. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan Terdapat empat unsur pokok dalam perumusan tujuan pembelajaran diantaranya (a) merumuskannya dengan mengandung A ( Audience), B ( Behavior ), C (Condition), dan D ( Degree). Audience yakni pendengar, dalam konteks pembelajaran yang dimaksud dengan audience adalah siswa. Audience merupakan subjek sekaligus adalah objek dalam pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Behavior adalah tingkah laku atau aktivitas suatu proses dalam konteks pembelajaran, behavior tampak pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa tidak mungkin dilakukan. Perumusan tujuan pembelajaran behavior yakni seluruh aktivitas siswa yang dapat ditulis menggunakan kata kerja operasional seperti menyimak, menyebutkan, membedakan menjelaskan dan masih banyak lagi. Condition atau kondisi diartikan sebagai suatu keadaan. Condition dalam konteks pembelajaran adalah keadaan siswa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat dicapai. Perumusan tujuan pembelajaran condition ditulis dalam bentuk kata kerja yang dimaksudkan adalah aktivitas yang harus dilakukan siswa agar tercapai suatu perubahan perilaku yang diharapkan dan yang terakhir adalah Degree, dalam konteks ini degree adalah suatu perbandingan, hal ini dimaksudkan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah belajar. Degree juga merupakan tingkat penampilan yang dilakukan oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Tingkat degree bergantung pada bobot materi yang akan di sajikan, serta sejauh mana siswa harus menguasai suatu materi atau menunjukkan suatu tingkah laku, berikut contoh dari pembelajaran yang baik dan benar:
16
“Peserta didik melalui menyaksikan dan membaca teks deskripsi diharapkan Audience Condition Dapat: 1. Mendaftar ciri umum teks deskripsi dari segi isi dan tujuan Behavior Komunikasi dengan penuh tanggung jawab. Degree (Lihat Lampiran hal...) Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember. Tujuan pembelajaran ini dirumuskan pada setiap pertemuan, misalkan ada tiga kali pertemuan maka terdapat tiga kali rumusan tujuan pembelajaran yang dikelompokkan dalam tiga kali pertemuan.
5) Materi Pembelajaran Untuk materi pembelajaran yang digunakan di kurikulum 2013 di SMPN 14 Jember haruslah memuat empat aspek pengetahuan yakni faktual, konseptual, prosedural, dan Metakognitif. Pengetahuan faktual yakni berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa ketika mereka harus mencapai a tau menyelesaikan suatu masalah seperti contoh teks, video-video, ataupun lingkungan sekitar. Konseptual meliputi prinsip-prinsip, pengetahuan kategori dan klasifikasi dalam bentuk pengetahuan yang tersusun seperti skema, model, mental, atau teori implisit atau eksplisit. Prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu seperti pengetahuan keterampilan, cara-cara menyusun, menyimpulkan, ataupun dapat digambarkan sebagai rangkaian langkah-langkah dan yang terakhir meta kognitif di mana seorang anak dapat menerapkan pengetahuan, dan keterampilan (menulis, berbicara, dan membaca), dari semua materi tersebut haruslah disampaikan dari yang konkret ke abstrak.
6) Metode pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, pada kurikulum 2013 bukan hanya menggunakan pendekatan Saintifik tetapi juga boleh menggunakan berbagai macam pendekatan asalkan tetap berpusat kepada siswa yang tetap memuat bermacam-macam metode, salah satunya adalah Discovery Learning, Inquiry Based Learning, Problem Based
17
Learnig, Projeck Based Learning, dan khusus untuk bahasa Indonesia yakni Pedagogi Genre. Discovery Learning adalah metode pembelajaran yang menitik beratkan pada aktivitas siswa dalam belajar, biasanya pada proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep sendiri. Inquiry Based Learning merupakan pembelajaran yang dibangun atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa, di sini para siswa didorong untuk berkolaborasi memecahkan masalah, dan bukan hanya sekedar menerima instruksi langsung dari guru. Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Problem Based Learnig merupakan suatu pembelajaran yang berbasis masalah, dengan menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar, tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari suatu pembelajaran. Projeck Based Learning merupakan suatu pembelajaran yang berbasis proyek. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar, dan yang terakhir adalah khusus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yakni Pedagogi Genre mengarah kepada penghasilan produk sebuah tulisan, anak diharapkan berbasis teks dan menghasilkan sebuah tulisan.
7) Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan alat bantu proses mengajar, segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar. Meliputi segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan belajar yang dapat mendorong terjadinya proses belajar, seperti video, PPT , dll.
18
8) Sumber belajar Sumber Belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Penulisan sumber belajar dalam RPP menggunakan format penulisan daftar pustaka. Sumber belajar yang dicantumkan di sini merupakan sumber belajar yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, baik yang bersumber dari buku, maupun internet.
9) Langkah-langkah pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran ini meliputi kegiatan pendahuluan yakni merupakan kegiatan yang berada di awal dalam suatu pertemuan pembelajaran, yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, alokasi waktu kegiatan pendahuluan hanya 10 menit dan haruslah memenuhi beberapa prinsip pembelajaran yakni (a) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (b) Menyampaikan KD yang akan disampaikan, (c) Menyampaikan manfaat, yakni manfaat apa saja yang akan diperoleh ketika peserta didik berhasil mencapai tujuan ini, (d) Memeriksa kehadiran siswa, dan (e) Menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan berdoa biasanya hanya berada di awal pembelajaran, jadi tidak perlu setiap pelajaran berdoa bersama-sama, tetapi cukup dengan mengucapkan basmalah, karena biasanya kegiatan berdoa hanya berada di awal mata pelajaran atau jam pertama. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, kegiatan inti ini meliputi letak sintaknya materi pembelajaran pada saat itu, juga bisa dikatakan
19
sintaknya metode pembelajaran yang akan digunakan guru pada proses pembelajaran. Sintak merupakan ciri-ciri pembelajarannya, misalkan menggunakan Discoveri Learning , sintaknya itu apa, dan bagaimana. Sebuah pembelajaran dikatan Discoveri Learning, Inquiry Based Learning, Project Based Learning, Problem Based Learning, Pedagogi Genre itu terdapat sintaknya. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut: a) Discovery Learning ciri-cirinya sebagai berikut (a) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah, (b) Berpusat pada peserta didik, dan (c) adanya kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. (Mutijo & Nay, 2016) b) Inquiry Based Learning ciri-cirinya sebagai berikut (a) Menekankan kepada aktivitas peserta didik untuk mencari dan menemukan, yakni menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar (b) seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban dari persoalan yang diberikan, dengan kata lain tidak menempatkan guru sebagai sumber belajar, tetapi menempatkan guru sebagai fasili tator dan motivator (c) tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran Inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematik. Logis, dan kritis. (Aqib, Ismania, & Nadiah, 2016) c) Project Based Learning ciri-cirinya sebagai berikut (a) Pengajuan pertanyaan atau masalah (b) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin (c) Penyelidikan autentik (berdasarkan masalah) (d) Menghasilkan produk dan memamerkannya (e) Kolaborasi dan kerja sama. (Sarea, 2016) d) Problem Based Learning ciri-cirinya sebagai berikut (a) Pengajuan pertanyaan atau masalah (b) Berfokus pada keterkaitan antara disiplin ilmu (c) Penyelidikan autentik (siswa mencari sendiri pemecahan masalah, dimulai dari mendefinisikan, membuat, menganalisis, dan menyimpulkan (d) menghasilkan karya dan memamerkannya (e) Dikerjakan secara bersama-sama antara siswa dalam kelompok kecil. (Cahyono, 2012) e) Pedagogi Genre menurut (Firkins, 2007, hal. 7) siklus belajar mengajar menggunakan pendekatan genre, sebagai berikut (a) Modelling a text (memilih atau menentukan sendiri teks untuk dijadikan contoh yang
20
berkaitan dengan tujuan pembelajaran) (b) Joint Construction of a text (siswa berdiskusi mengenai struktur teks yang telah diberikan secara keseluruhan) (c) Independent Construction of text (setelah melakukan tahaptahap sebelumnya, tahap yang terakhir siswa dengan pendekatan ini adalah dengan menuliskan sebuah teks sesuai dengan jenis teks yang telah di contohkan sebelumnya), kegiatan selanjutnya adalah penutup. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan yang berpusat kepada guru, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Kegiatan penutup terdiri dari simpulan materi, pemberian tugas, evaluas i (jika terdapat evaluasi), dan rencana pertemuan selanjutnya, pada kegiatan ini terdapat Literasi dan karakter-karakter yang diharapkan oleh guru pada siswa.
10) Penilaian proses dan hasil belajar Prosedur dan Instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian, dengan adanya penilaian guru dapat melihat kemampuan siswa setelah proses pembelajaran. Proses penilaian adalah rangkaian yang dilakukan guru untuk memperoleh, menganalisis, menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Sistem penilaian bisa dikembangkan dengan melihat silabus pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, di dalam penilaian ini perlu adanya instrumen, Jurnal sikap, kisi-kisi, soal, kunci jawaban, dan rubrik penilaian. Berikut adalah format penulisan kisi kisi soal (a) Nama Institusi (kelas, semester, tahun ajaran, dan mata pelajaran) (b) SKL (standar kompetensi lulusan) yakni patokan atau kriteria minimal (c) Kompetensi dasar (d) Materi Pokok (e) Indikator soal (f) Teknik penilaian (tes tulis, atau uraian) (g) Nomor Soal (h) Ranah Kognitif/psikomotor dan (i) Tingkat Kesukaran, dan yang terakhir adalah rencana pembelajaran Remedial dan pengayaan yang di satukan dalam RPP.
21
2.2 Deskripsi Hasil Telaah Strategi Pembelajaran yang Digunakan Guru
Strategi Pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran pada akhir KBM. Strategi pembelajaran haruslah mengandung penjelasan tentang prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, strategi pembelajaran yang digunakan guru meliputi letak Sintak materi pembelajaran pada saat itu, yang digunakan guru pada proses pembelajaran. Kapan guru akan menggunakan Discoveri Learning, Inquiry Based Learning, Project Based Learning, Problem Based Learning , dan Pedagogi Genre. Discoveri Learning , dan Inquiry Based Learning , biasanya sering digunakan untuk KD nomor tiga. Metode pembelajaran Problem Based Learning biasanya para peserta didik diberikan sebuah masalah, kemudian memecahkan masalah itu sendiri, dan menyimpulkan. Sedangkan Project Based Learning , biasanya para peserta didik dimulai dari merencanakan, mencari bahan, menyusun, dan kemudian melakukan yang terakhir yakni Pedagogi Genre untuk menghasilkan produk sebuah tulisan, anak diharapkan berbasis teks dan menghasilkan sebuah tulisan.
2.3 Deskripsi Hasil Telaah Sistem Evaluasi yang digunakan Guru
Sistem Evaluasi merupakan penilaian hasil belajar akhir yang menjadi tolak ukur untuk menilai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, di mana sistem evaluasi tidak hanya berbentuk tugas, MID, atau ulangan, melainkan juga guru-guru menilai siswa dari segi kognitif dan psikomotor. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, guru yang bersangkutan menggunakan berbagai macam sistem evaluasi, salah satunya yakni dengan sistem evaluasi t ulis (ulangan harian, dan mid smester), produk (penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari se gi proses maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas suatu produk yang
22
dihasilkan. (Emtha, 2017)), unjuk kerja (mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu pekerjaan/tugas), praktik (penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi, dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu tugas.), dll. Hal itu, karena sesuai dengan kebijakan kurikulum 2013, bahwa sistem evaluasi yang digunakan oleh guru haruslah bermacam-macam.
2.4 Deskripsi Hasil Telaah Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan payung besar terminologi yang mencangkup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu manipulasi, dan pengelolaan informasi, sedangkan teknologi komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk proses mentransfer data dari perangkat satu ke yang lainnya. (Wikipedia, 2017) Teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan di SMPN 14 J ember, merupakan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dalam upaya mempermudah penyampaian materi kepada para peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan. Guru Bahasa Indonesia di SMPN 14 Jember selain menggunakan media buku yang telah di gunakan oleh sekolah untuk mencari konsep, juga telah memanfaatkan internet untuk membantu proses pembelajaran yang dilakukan selama ini, seperti mencari contoh-contoh dari materi yang sedang atau sudah dipelajari, dengan tujuan untuk menambah pemahaman siswa tentang materi tersebut, bukan hanya itu saja tetapi juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa, selain dari buku paket yang biasa mereka pelajari.
23
Ketika guru memberikan tugas untuk mencari contoh-contoh yang dapat mendukung materi yang telah dipelajari, siswa diberikan arahan untuk menemukan konsep-konsep dari contoh yang sudah mereka dapatkan dar i internet. Contoh, siswa di arahkan untuk menemukan contoh dialog, dialog interaktif dan pidato, kemudian mereka menganalisisnya dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah mereka pelajari disekolah, dengan begitu akan lebih memudahkan siswa untuk memahami materi yang telah mereka pelajari. Baik materi yang ada dibuku maupun yang tidak ada dibuku. Guru juga menggunakan internet untuk mencari-sumber-sumber teks bacaan yang tidak ada dibuku, seperti contoh teks deskripsi, teks observasi, dan teks prosedur. Penggunaan jaringan Internet juga berlaku ketika guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari contoh pidato ataupun dialog interaktif dari internet, begitu juga dengan metode pengumpulannya, guru dan siswa menggunakan media sosial Facebook karena dirasa akan memudahkan siswa sebab siswa juga telah sering menggunakan media tersebut untuk kepentingan pribadi mereka. Pengiriman tugas selanjutnya, pihak sekolah sedang merencanakan penggunaan pembelajaran yang berbasis IT, yaitu salah satunya metode pengiriman tugas menggunakan aplikasi yang bernama e-Xam agar lebih memudahkan pengiriman ataupun pemberian tugas kepada siswa. Menurut (UKG, 2012) e-Xam merupakan sebuah paket aplikasi yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan ujian berbasis komputer. e-Xam juga telah berpengalaman dalam menangani ujian berskala nasional seperti uji kompetensi Guru dan Seleksi CPNS Nasional, dan telah menangani lebih dari dua juta pengguna. Terdapat tiga aplikasi yang saling terkait di dalam e-Xam yaitu (a) e-Xam Editor yakni aplikasi yang digunakan untuk menyusun soal (b) e-Xam Caraka yakni aplikasi yang digunakan untuk mengatur pelaksanaan ujian yang didesain secara khusus untuk berjalan di atas e-Xam server (c) e-Xam pelaksana yakni aplikasi yang digunakan untuk siswa atau peserta ujian untuk mengikuti ujian, dan (d) e-Xam Server yakni sistem operasi Linux yang didesain secar a khusus berfungsi sebagai induk pengelola seluruh kegiatan pelaksanaan ujian.
24
Pada rencana proses pembelajaran berbasis IT ini pihak sekolah akan membuat satu Blog, di mana Blog ini nantinya akan dapat diakses oleh semua guru di SMPN 14 Jember. Sistemnya hampir sama dengan Edmodo yakni adanya batas waktu pengiriman ataupun pengumpulan tugas yang di berikan oleh guru. Jika sudah sampai pada batas waktu yang telah ditentukan maka akan terkunci secara otomatis sehingga siswa tidak dapat mengumpulkan tugas lagi, hal ini akan memberikan dampak yang positive bagi siswa, karena dengan seperti ini ma ka siswa akan lebih disiplin dalam hal pengumpulan tugas. Pengumpulan tugas akan tepat pada waktunya sebab akan terkunci secara otomatis jika telat sedikit saja. Berdasarkan uraian di atas, walaupun pihak sekolah akan menggunakan proses pembelajaran yang berbasis IT. Peserta didik akan tetap berada dalam pengawasan dari pihak sekolah, selain pemanfaatan Buku, Internet, dan pembelajaran berbasis IT, juga ada LKS (Lembar Kerja Siswa), tetapi untuk kelas VII dan VIII Guru yang bersangkutan sudah tidak menggunakan LKS lagi. Penggunaan LKS dirasa kurang sesuai dengan yang sedang diajarkan, sehingga guru tersebut lebih memilih merancang sendiri atau lebih memilih menggunakan buku paket saja. Keputusan ini di terapkan tentunya disesuaikan dengan ketersediaan buku paket yang ada, selain buku paket juga terdapat alat bantu proses pembelajaran berupa LCD. LCD di sini digunakan bukan untuk menjelaskan atau menyampaikan materi pembelajaran, melainkan hanya untuk mendukung proses belajar mengajar seperti menampilkan video atau gambar. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi akan membantu peserta didik memahami konsep-konsep dari materi yang mereka pelajari, set elah mereka memahami berbagai konsep tersebut. Peserta didik dengan bimbingan guru dapat mencari contoh-contoh pendukung konsep tersebut lewat internet, dari contohcontoh itu dapat dianalisis berdasarkan konsep yang telah peserta didik pahami, seperti mencari contoh pantun, gurindam, dan syair, yang disesuaikan dengan isi KD-nya, jika isi KD tersebut adalah menentukan isi puisi rakyat, maka peserta didik dapat menganalisis isi dari puisi rakyat tersebut.
25
Mengapa guru lebih memilih agar peserta didik mencari contoh puisi r akyat lewat internet? karena contoh yang ada dibuku sudah diketahui oleh peserta didik selama proses pembelajaran di kelas, dengan mencari contoh-contoh yang lain maka peserta didik dapat lebih memahami konsep yang ada. Contoh-contoh yang mereka dapatkan, dianalisis secara bersama-sama, dengan arahan-arahan yang disampaikan oleh guru kepada siswa, seperti menentukan nilai yang ada di dalam puisi rakyat tersebut, sehingga mereka bukan hanya mencari, tetapi juga menemukan sendiri. Terlepas dari semua itu tujuannya adalah untuk menguatkan konsep yang ada.
26
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan perangkat pembelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggaraan pendidikan yang berisi rancangan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam suatu periode. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh praktikan di SMPN 14 Jember, telah menggunakan kurikulum 2013 yang silabusnya telah ditet apkan oleh pemerintah dalam revisi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Perangkat pembelajaran di kurikulum 2013 itu sendiri terdiri dari Kalender Akademik, RPE, PROTA, Distribusi Alokasi Waktu, Daftar Buku Pegangan Guru, PROMES, KKM, SILABUS, dan RPP. SMPN 14 Jember kini telah benar-benar menerapkan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 yang tidak hanya mengandalkan pendekatan saintifik sebagai landasan proses pembelajaran, tetapi juga menggunakan pendekatan-pendekatan lain yang tetap berpusat kepada siswa. Metode yang digunakan dalam kurikulum 2013 ada berbagai macam metode salah satunya yaitu Discovery Learning, Inquiry Based Learning, Problem Based Lear nig, Projeck Based Learning, dan khusus untuk bahasa Indonesia yakni Pedagogi Genre. Sistem evaluasi yang digunakan oleh guru di SMPN 14 Jember juga beragam, disesuaikan dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu metode yang digunakan haruslah beragam, salah satunya yakni dengan sistem evaluasi tulis, produk, unjuk kerja, praktik, tugas, dll. Guru Bahasa Indonesia di SMPN 14 Jember selain menggunakan media buku yang telah di gunakan oleh sekolah untuk mencari konsep, juga telah memanfaatkan internet untuk membantu proses pembelajar an yang dilakukan selama ini. Penggunaan jaringan Internet juga berlaku ketika guru memberikan tugas kepada siswa, seperti menggunakan media sosial sosial Facebook untuk mengirim tugas. Pihak sekolah sedang merencanakan penggunaan pembelajaran yang berbasis IT, yaitu salah satunya metode pengiriman tugas menggunakan aplikasi yang bernama E-xam agar lebih memudahkan pengiriman ataupun pemberian tugas kepada siswa.
27
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan dari observasi di atas, praktikan mencoba untuk memberikan beberapa saran atau rekomendasi sebagai berikut: 1. Kepada panitia PLP II tahap I, diharapkan ke depannya untuk memberikan tenggat waktu dalam pembuatan laporan, agar hasil laporan dapat sesuai dengan yang diinginkan, dan menghasilkan laporan yang maksimal. 2. Guru dan kepala sekolah dapat dijadikan teladan, karena telah menjalankan tugas kewajibannya sesuai dengan tuntutan kebutuhan pemenuhan standar nasional pendidikan saat ini, dengan benar-benar mengaplikasikan kurikulum 2013 dengan sangat baik.
28
DAFTAR PUSTAKA Aqib, M., Ismania, & Nadiah, N. (2016, JUni 19). Inquiry Based Learning . Dipetik Februari 06, 2018, dari https://www.slideshare.net/guntong13/inquiry-based-learning-63222885
Cahyono, D. (2012, 12 13). Model Pembelajaran Problem Based Learning . Dipetik Februari 06, 2018, dari https://areknerut.wordpress.com/2012/12/13/model-pembelajaran problem-based-learning-pbl/ Emtha. (2017, Mei 15). Penilaian Keterampilan Dalam Kurikulum 2013. Dipetik Februari 07, 2018, dari https://emtha1110.blogspot.co.id/2017/05/penilaian-keterampilan-dalamkurikulum.html Firkins, A. (2007). A Ganre-Based Literacy Pedagogy: Teaching Writing to Low Proficiency EFL Students. English Language Teaching Journal . II, T. P. (2018). Pedoman Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolah II Tahap I. Jember: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah. Imam Mustaqim, M. (2015, Januari 10). Penilaian Formatif dan Sumatif . Dipetik Februari 04, 2018, dari https://imammalik11.wordpress.com/2015/01/10/penilaian-formatif-dansumatif/ Mutijo, & Nay. (2016, November 30). Ciri-Ciri atau karakteristik Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Dipetik Februari 06, 2018, dari http://pustamun.blogspot.com/2016/11/ciri-ciri-ataukarakteristik-model.html salamadian. (2017, Agustus 30). Visi dan Misi. Dipetik Februari 03, 2018, dari Pengertian, Contoh, & Perbedaan Visi dan Misi: https://salamadian.com/pengertian-contoh-perbedaan-visi-dan-misi/ Sarea, S. (2016, Januari 12). Wawasan Pendidikan. Dipetik Februari 06, 2018, dari Pengertian, Ciri-Ciri, Langkah-Langkah, dan Kelebihan Serta Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning: https://www.wawasanpendidikan.com/2016/01/Pengertian-Ciri-CiriLangkah-Langkah-dan-Kelebihan-serta-Kekurangan-Model-PembelajaranProblem-Based-Learning.html UKG, T. P. (2012). E-xam. Dipetik Februari 03, 2018, dari Keunggulan E- xam: http://e-xam.kemdikbud.go.id/caraka/?mod=about Wikipedia. (2017, Desember 14). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dipetik Februari 03, 2018, dari Ensiklopedia Bebas: https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi_komunikasi
35
FOTO-FOTO
1.
Telaah Strategi Pembelajaran
2. Telaah Sistem Evaluasi, Telaah kurikulum, perangkat pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi Informasi dan Komunikasi
3. Pembuatan kisi-kisi dan soal
36
KALENDER AKADEMIK 2017/2018