BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah yang ada pada jurusan
teknik industri yang merupakan suatu kegiatan akademik yang harus diambil
oleh mahasiswa. Kegiatan ini berupa terjun langsung ke lapangan di suatu
instansi atau perusahaan. Kerja Praktek merupakan kegiatan wajib bagi
setiap mahasiswa Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Sultan
Agung. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum mahasiswa menempuh tugas akhir dan
merupakan satu kesatuan kurikulum pendidikan. Tujuan utama kerja praktek
adalah melatih mahasiswa dalam menghadapi pekerjaan dan dapat memecahkan
persoalan sebenarnya yang dijumpai dalam praktek. Dalam praktek ini
mahasiswa dapat menerapkan bahan-bahan yang diperoleh selama kuliah untuk
memecahkan persoalan yang dijumpai tersebut.
Penyusun merupakan mahasiswa teknik industri maka penyusun melaksanakan
kerja praktek disebuah industri besar. Tenaga kerja yang ada pada bagian
produksi merupakan tenaga kerja yang memiliki latar belakang pendidikan min
SMA. Untuk bagian staff merupakan karyawan yang memiliki latar belakang
pendidikan minimal D3.
Penyusun dalam melaksanakan kerja praktek fokus pada sistem Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) yang dilaksanakan oleh PT. Arisamandiri Pratama.
Penyusun juga memperhatikan teori yang didapatkan dalam perkuliahan dengan
system K3 yang dilaksanakan oleh PT. Arisamandiri Pratama. Selain itu
penyusun juga akan menjelaskan mengenai sistem Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang meliputi penggunaan alat pelindung diri (APD), adanya
penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) dan potensi kecelakaan-kecelakaan
yang mungkin terjadi di PT. Arisa Mandiri Pratama dan penyusun juga akan
memberikan solusi terkait dengan sistem K3 yang muncul pada penerapan K3
jika ada.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada kerja praktek di PT. Arisamandiri Pratama
yaitu:
1. Bagaimana penerapan alat pelindung diri pada PT. Arisamandiri
Pratama?
2. Bagaimana rambu-rambu K3 pada PT. Arisamandiri Pratama?
3. Bagaimana upaya perusahaan untuk mengingatkan pentingnya K3?
3. Tujuan Praktek Kerja
Dengan berkembangnya teknologi yang sangat pesat diharapkan mahasiswa
mampu mengenali dan menghadapi permasalahan yang muncul pada dunia
industri, baik industri dalam skala kecil atau skala besar. Dengan begitu
mahasiswa teknik industri pada kerja praktek agar mendapatkan wawasan
mengenai dunia industri dalam bekerja selain mendapatkan teori di dalam
bangku kuliah.
Adapun tujuan dari praktek kerja adalah sebagai berikut :
Untuk membekali diri dengan wawasan dan pengetahuan secara langsung
untuk menghadapi dunia kerja.
Untuk meningkatkan keterampilan yang diperoleh dari praktek kerja.
Untuk menerapkan secara langsung ilmu yang diperoleh saat
perkuliahan ditempat kerja.
Untuk memenuhi nilai mata kuliah praktek kerja sebagai salah satu
syarat kelulusan.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan
4. Tujuan Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan ini adalah salah satu kewajiban dan tanggung jawab
mahasiswa yang telah menyelesaiakn kerja praktek disebuah perusahaan untuk
kemudian dibandingkan antara teori yang didapatkan saat perkuliahan dengan
fakta yang ada di perusahaan.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
Sebagai bukti bahwa mahasiswa telah menyelesaikan kerja praktek
Untuk melaporkan hasil pelaksanaan kerja praktek yang telah
dilakukan mahasiswa
Sebagai salah satu syarat wajib mahasiswa yang telah menyelesaikan
kerja praktek
Sebagai sarana untuk meganalisa data yang diperoleh dari hasil
pelaksanaan kerja praktek.
5. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan kerja praktek yang dilakukan maka dibuat
batasan-batasan sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di PT. Arisamandiri Pratama dilakukan mulai tanggal
6 Juni-30 Juni 2016.
2. Pokok bahasan pada laporan ini adalah sistem Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di PT. Arisamandiri Pratama.
6. Sistematika Penulisan
Adapun penyusunan laporan ini menggunakan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berupa uraian yang berisikan tentang pendahuluan, tujuan
kerja praktek, tujuan pembuatan laporan, pembatasan masalah, dan
sistematika penulisan laporan.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini berisikan uraian visi, misi, tinjauan umum, sejarah, dan
struktur organisasi.
BAB III SISTEM PERUSAHAAN
Bab ini berisikan uraian tentang sistem-sistem yang ada dalam
perusahaan seperti sistem inventory, sistem perencanaan dan
pengendalian produksi (PPIC), sistem produksi, sistem pengendalian
kualitas, (QC), sistem perawatan (maintenance), sistem tata letak
pabrik, sistem sumber daya manusia, sistem keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) dan sistem pemasaran.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang penerapan K3 pada perusahaan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan uraian tentang kesimpulan dari hasil pelaksanaan
kerja praktek dan saran yang dapat diberikan kepada pembaca.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
1. Visi
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan
perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada
masa yang akan datang.
Adapun visi dari PT. Arisamandiri Pratama adalah menjadi pemimpin dunia
dalam fabrikasi produk plastik melalui QFD + P (kualitas baik, biaya
rendah, pengiriman tepat waktu dan harga murah).
2. Misi
Misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh
perusahaan dalam usaha untuk mewujudkan Visi.
Adapun Misi perusahaan PT. Arisamandiri Pratama sebagai berikut :
1. Menjadi pemimpin di Asia dalam industri plastic.
2. Menjadi salah satu perusahaan yang tertata baik di Asia dengan
peningkatan sumber daya manusia secara kontinyu.
3. Menjadi perusahaan berorientasi ekspor dan pengembangan produk
elektronik.
4. Menjadi perusahaan "go-public".
5. Menjadi perusahaan yang bertanggung jawab social.
3. Penghargaan dan Nilai-nilai Perusahaan
Sebagai sebuah perusahaan besar yang berada di Jawa Tengah penghargaan
yang telah diperoleh PT. Arisamandiri Pratama adalah :
1) ISO 9001:2008
Sebagai Total quality management which covers process, products, and
people.
2) ISO 14001:2005
Sebagai Environmental management system.
4. Sejarah
PT. Arisamandiri Pratama Berdiri pada tahun 1985 dengan nama di PT.
Elite Plastik didirikan oleh Bapak Arianto Trisnahardja dengan ijin usaha
no. 204 / JATENG / 01 / IV / 85 berlokasi di Jl. Imam Bonjo Semarang. Pada
awalnya PT. Elite Plastik merupakan perusahaan keluarga dan didukung Oleh
11 mesin plastik Injection Molding dengan kapasitas produksi sebesar
150.500 buah/1 bulan. Seiring dengan meningkatnya permintaan dari konsumen
maka pada tahun 1987 PT. Elite Plastik melakukan perluasan tempat usaha.
Daerah yang terpilih adalah daerah Karangawen kira-kira 18 km dari kota
Semarang, yang tergabung dalam wilayah administrasi Kabupaten Demak.
Pada tanggal 27 Agustus 1987 Berdiri sebuah perusahaan pengolahan
plastik lainnya Bernama PT. Inmaco dengan kapasitas mesin injeksi molding
sebanyak 25 buah dan pada tanggal 18 Agustus 1988 PT. Inmaco berganti nama
menjadi PT. Arianto Saliman Berjaya. Pada tahun 1992 PT. Elite Plastik dan
PT. Arianto Saliman Berjaya bergabung, penggabungan dua Perusahaan ini
disebabkan oleh peningkatan jumlah produksi yang sangat pesat dan juga
tuntutan akan manajemen yang lebih profesional. Pada Tahun 1989 gabungan
dua Perusahaan ini berganti menjadi PT. Arisa mandiri Pratama. PT.
Arisamandiri Pratama beroperasi didesa Karangawen pada tahun 1992 dengan
ijin usaha yang dikeluarkan Menteri Perindustrian pada tanggal 5 September
1989 Nomor 107 / PP.DIV / IX. PT. Arisamandiri Pratama merupakan
pengembangan diri dari PT. Tiger Mandiri Pratama sebagai grub pembuat
kemasan dan komponen ektronik plastik molding yang berlokasi di Jakarta.
Perkembangan pertama setelah beroprasinya usaha pada tahun 1995-1996
proses vakum Metalizing dan Uv. Coating diperkenalkan Oleh PT. Arisamandiri
Pratama yang dikhususkan bagi area proses produk ekspor untuk memberikan
nilai persaingan yang unik. Pengembangan lain adalah adanya kerjasama dalam
bentuk Joint Venture, Cosmetech Tigermandiri Packaging-CT Pack didirikan
untuk menghasilkan kemasan lipstik berkualitas tinggi untuk pasar
internasional. Pada tahun 1997 laboratorium Quality Assurance didirikan
dalam menunjang pelayanan kepada pelanggan dan Training Center untuk
memenuhi pelayanan pendidikan karyawan sampai akhirnya tercapainya
sertifikat ISO 1992 dari QCL, Tahun 1999 PT. Arisamandiri Pratama mulai
memproduksi Flash Light (Battery) yang merupakan hasil kerjasama dengan
Matsushita Gobel Light sebagai tambahan baru pada produk. Usaha Yang
dilakukan untuk memantapkan produksi adalah membangun instalasi perakitan
elektronik terutama televisi besar Cina dengan merek TCL.
PT. Arisamandiri Pratama adalah perusahaan yang bergerak dalam industri
pengolahan bahan plastik menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi
Produk yang dihasilkan sebagian besar merupakan pesanan konsumen. Selain
konsumen dalam negeri, PT. Arisamandiri Pratama memproduksi untuk luar
negeri.
Berdasarkan jenis produk yang dihasilkan Oleh PT. Arisamandiri Pratama,
Produk dibagi dalam 2 kategori besar, yaitu:
1. Kosmetik, memproduksi barang barang kosmetik.
2. Non kosmetik, terbagi differences 4 bagian, yaitu
a. Baterai Operated Product memproduksi produk produk yang
beroperasi dengan menggunakan baterai, sebagian besar produknya
adalah senter.
b. Elektronik memproduksi produk produk elektronik seperti Televisi,
VCD, DVD, mesin cuci, AC, kipas angina,dll.
c. Housewere , memproduksi barang barang dan alat-alat rumah tangga
seperti Tempat Makan, Tempat air minum, dll.
5. Lokasi Perusahaan
PT. Arisa Mandiri Pratama didirikan atau dibangun di Jl Raya Karangawen,
Km 20, Semarang 59566. Luas area PT. Arisamandiri Pratama 15 hektar.
Gambar 2.1 Lokasi PT. Arisamandiri Pratama
Alasan dipilihnya lokasi tersebut adalah :
1. Lokasi berdekatan dengan kota sehingga transportasi mudah dan pada saat
mencari kebutuhan alat- alat yang dibutuhkan pabrik dapat dipenuhi
dengan mudah.
2. Keperluan tenaga kerja yang terpenuhi.
3. Tenaga Ahli mudah dicari.
4. Harga lahan murah dan luas.
6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan susunan komponen-komponen (unit-unit
kerja) dalam organisasi. Pada dasarnya struktur organisasi menunjukkan
adanya pembagian kerja dan meninjau bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-
kegiatan yang berbeda tersebut dapat terintegrasi (koordinasi), selain itu
juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan.
Dengan melakukan pemilihan serta penentuan struktur organisasi yang
tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam perusahaan maka pencapian
tujuan perusahan akan lebih terarah, maka akan dapat diketahui sampai
dimana wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang dalam
menjalankan tugasnya.
Keterangan :
1. Kepala SBU mempunyai tugas dan tanggung jawab seperti berikut :
1. Bertanggung jawab untuk mengkoordinir dan mengawasi operasional di
bagian produksi dept Packaging yang meliputi :
a. Operasional Proses Produksi
b. Kegiatan "engineering"
c. Melakukan kontrol di bidang QCD
2. Melakukan kontrol data, dokumen, formulir serta laporan produksi
sesuai dengan sistem dan prosedur
3. Koordinasi dengan production Manager lain dalam rangka meningkatkan
kinerja perusahaan.
4. Melakukan counseling dan Performance Appraisal terhadap Section Head
yang ada di bawahnya serta memantau proses promosi karyawan di lingkup
dept Packaging.
5. Memantau proyek-proyek baru yang berkaitan dengan dept Packaging.
6. Memantau proses PDCA pada lingkup yang ada di bawah koordinasinya.
2. Section Head wewenang dan tanggung jawab seperti berikut :
1. Bertanggung jawab untuk merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi
operasional di bagian proses Injection dan Blow yang berpedoman pada
visi dan misi perusahaan
2. Memeriksa dan menandatangani data, dokumen, formulir serta laporan
yang sesuai dengan sistem dan prosedur.
3. Melaporkan data dan kegiatan operasional produksi pada proses blow
kepada production manager (meliputi pemakaian bahan, barang jadi,
proses produksi, efisiensi karyawan, dan sebagainya).
4. Mengusahakan kelengkapan fasilitas guna memperlancar kegiatan produksi
di proses Injection dan Blow.
5. Melakukan koordinasi dengan departemen lain di dalam perusahaan dalam
rangka kelancaran produksi dan QCD.
6. Melakukan Performance Appraisal dan counseling kepada bawahannya dan
bertanggung jawab proses promosi
7. Melakukan training kepada bawahannya secara berkesinambungan.
8. Mengadakan meeting koordinasi dengan bawahannya secara terencana guna
mencapai Goal yang ditentukan.
9. Mengadakan meeting koordinasi dengan PPIC, QC dalam mencapai target
produksi dalam skala waktu tertentu.
3. Production Supervisor memiliki tugas sebagai berikut :
1. Bertanggungjawab untuk melaksanakan dan mengawasi proses operasional
di bagian Injection dan Blow.
2. Bertanggung jawab membuat laporan, data, dokumen, formulir sesuai
dengan sistem dan prosedur serta melaporkannya kepada Section Head.
3. Bertanggung jawab untuk membuat rencana produksi harian bersama-sama
dengan PPIC
4. Bertanggung jawab untuk melakukan kontrol proses progress produksi
harian sesuai dengan target yang telah ditetapkan (Pengendalian
penggunaan bahan, rate reject, target quality/quantity).
5. Melakukan analisa dan evaluasi terhadap jadwal produksi dengan actual
pelaksanaan di lapangan dan membuat laporan.
6. Melaksanakan siklus PDCA dengan baik serta melakukan training kepada
bawahannya.
7. Melakukan performance appraisal dan counseling kepada bawahannya dan
bertanggung jawab terhadap proses promosi karyawan (serta tindak
lanjutnya).
8. Melaporkan kepada atasannya bila terjadi masalah yang tidak bisa
diatasi.
9. Menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan mengacu kepada program 5R.
4. Leader mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Bertanggungjawab membantu Production Supervisor dalam melaksanakan dan
mengawasi proses operasional pada Injection/Blow Product
khususnya untuk masing-masing Shift.
2. Bertanggung jawab membuat laporan, data, dokumen, formulir sesuai
dengan sistem dan prosedur serta melaporkannya kepada Production
Supervisor
3. Bertanggung jawab membantu Production Supervisor dalam membuat rencana
produksi harian.
4. Bertanggung jawab untuk melakukan kontrol proses progress produksi per
shift sesuai dengan target yang telah ditetapkan serta mutu yang
disyaratkan.
5. Melakukan analisa dan evaluasi terhadap jadwal produksi dengan actual
pelaksanaan di lapangan masing-masing shift.
6. Melaksanakan siklus PDCA dengan baik di masing-masing shift.
7. Melakukan Performance Appraisal dan counseling kepada bawahannya dan
bertanggung jawab terhadap proses promosi karyawan (serta tindak
lanjutnya).
8. Melakukan training "On the Job" terhadap karyawan.
9. Melaksanakan program 5R.
5. Operation memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab melaksanakan tanggung jawab yang telah ditetapkan
oleh masing-masing.
2. Bertanggung jawab untuk bekerja sebaik mungkin menjalankan mesin untuk
mencapai target produksi serta quality yang disyaratkan.
3. Bertanggung jawab memelihara mesin dan alat-alat produksi lain yang
digunakan.
4. Menjaga kebersihan lingkungan kerja.
6. Administration tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab dalam membuat sistem administrasi / pengarsipan
produksi.
2. Melakukan korespondensi dengan customer antar divisi dan ekspedisi.
3. Melakukan performance appraisal dan counseling.
7. Mechanic Supervisor tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Bertanggungjawab jawab dalam mengatasi problem mesin yang berada
dibawah wewenangnya serta mengatur tugas dan tanggungjawab bawahannya
.
2. Melakukan koordinasi kehiatan operasional dibagian mekanik dalam
proses produksi.
3. Bertanggungjawab terhadap kestabilan operasi mesin dalam proses
produksi
4. Merencanakan jadwal mesin dan jadwal cetakan yang akan di servis atau
diperbaiki.
5. Merencanakan pengadaan spare part dan pembuatan spare part mesin atas
persetujuan section head & manager produksi
6. Bertanggung jawab dalam menerima dan menyelesaikan 'Complain ' dari
bagian QC dan produksi mengenai reject product dan repair.
7. Menjaga kualitas hasil produksi agar tetap standart dan melakukan
kontrol / monitoring terhadap hasil setting mekanik
8. Bertanggung jawab atas performance apraisal & counseling karyawan .
8. Mechanic tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab terhadap proses setting mesin bila ada masalah dalam
proses produksi .
2. Bertanggung jawab dalam mengatasi ' trouble shooter '
3. Bertanggung jawab dalam melakukan pemasangan dan penurunan mould pada
mesin
4. Membantu mekanik Leader dalam menjaga dan mengawasi kondisi kestabilan
operasi mesin dalam proses produksi
5. Membantu mekanik Leader dalam mengatasi ' complain ' dari bagian QC,
produksi mengenai ' reject product dan repair proses'.
6. Bertanggungjawab terhadap keutuhan dan kebersihan mesin dilingkup
tugasnya masing – masing .
9. Quality Control Supervisor tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Bertanggungjawab membantu dept head dlm menjalankan actifitas kerja QC
management.
2. Bertanggungjawab membantu dept head dalam mengembangkan dan
menjalankan metode / sistem / mekanisme kerja QC yg telah ditetapkan .
3. Mengkoordinasi , memimpin dan memonitor kegiatan inspeksi QC.
4. Bertanggungjawab dalam melakukan koordinasi dgn bagian prodksi dalam
proses Quality produk Control.
5. Memberikan arahan / instruksi kerja kepada leader hingga tingkat
inspector.
6. Bertanggungjawab terhadap proses performace apraisal & konseling
bawahannya.
10. Quality Control Leader tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Mengatur mengontrol kerja pengawasan yang dilakukan inspector QC.
2. Menyediakan sampel produk yang akan diproduksi.
3. Mendapatkan data hasil kerja pengawasan kualitas produk , khususnya
produk yang di "reject" serta mencatat semua hasil pemeriksaan di
dalam laporan kualitas harian dan mingguan.
4. Membantu pelatihan bagi karyawan baru.
5. Mengambil keputusan apabila ada laporan penyimpangan dari inspektor
QC.
6. Membantu kegiatan pemeriksaan QC dalam waktu/ jika tidak ada
inspector QC.
7. Membantu Supervisor/Sr.Leader memimpin team QC dalam tugas harian
mereka.
8. Melakukan tes kualitas pada operator-operator baru & inspector QC
kapanpun diminta.
11. Quality Control Inspector tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan kualitas langsung di dalam proses produksi (
awal, selama dan akhir proses).
2. Mencatat / mendata hasil pengawasan kualitas, dalam laporan harian QC.
3. Melapor terjadinya penyimpangan dan data laporan kepada atasan.
4. Mencatat hasil pemeriksaan kualitas di dalam laporan mingguan.
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin harus segera
ditandatangani oleh Supervisor.
12. Ka.Shift Mixing tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Memastikan pelaksanaan jatah oplosan material.
2. Membantu atasan untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal.
3. Memeriksa dan membuat laporan hasil kerja Mixing.
4. Memeriksa pelaksanaan labelling.
5. Melakukan koordinasi dengan Senior Leader Crusher, Peletezing dan
Trouble Shooter.
6. Menjamin kelancaran distribusi bahan ke mesin Injection.
7. Menarik bahan beda warna salah oplos.
8. Penanggungjawab 5 R area Mixing
13. Mixing Leader tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Menginstruksikan dan mengarahkan bawahan untuk melakukan proses
Mixing.
2. Cek pengiriman bahan ke mesin Injection dan bertanggungjawab
terkirimnya jatah oplosan.
3. Mempersiapkan bahan yang akan di Mixing.
4. Melaporkan jumlah pelaksanaan oplos ke bagian Administrasi BPB ( Bukti
Pemindahan Bahan ).
5. Cek Labelling.
6. Mempersiapkan dan menjamin terkirimnya jatah oplosan ke mesin
peletezing untuk bahan yang perlu di pellet.
7. Bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kerja.
8. Bertanggung jawab terhadap kualitas hasil oplosan.
BAB III
SISTEM PERUSAHAAN
1. Sistem Inventory
Sistem inventory adalah suatu sistem adalah bahan-bahan, bagian yang
disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam suatu
perushaan untuk di proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk
yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan
setiap waktu yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat
persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai dan tersimpan dalam
database (sistem inventory). Inventory atau barang persediaan merupakan
aset perusahaan yang berupa persediaan bahan baku / raw material, barang-
barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang dimiliki untuk
dijual. Karena inventory disimpan di gudang, maka manajemen inventory dan
gudang sangat berkaitan. Pergudangan sendiri adalah kesatuan komponen
didalam Suplay Chain Product. Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
barang yang bersifat setengah jadi, sampai digunakan dalam proses produksi.
Fungsi penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan, gudang bahan baku.
Perusahaan besar atau kecil, untuk pengadaan dan penyimpanan barang ini
diperlukan biaya besar. Biaya penyimpanan ini setiap tahun umumnya mencapai
sekitar 20 – 40% dari harga barang.
PT. Arisamandiri Pratama memiliki satu gudang yang digunakan untuk
menyimpan persediaan bahan baku. Dimana bahan baku yang dimaksud merupakan
bahan baku mentah (original). PT. Arisa Mandiri Pratama juga memiliki satu
gudang produk jadi yaitu barang yang siap dikirim.
2. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Di PT. Arisamandiri Pratama, perencanaan dan pengendalian produksi
dilakukan oleh divisi Produksi. Perencanaan produksi dilakukan divisi
produksi setelah mendapatkan rekapitulasi CMO (Confirm Monthly Order) dari
divisi marketing dengan mempertimbangkan stock awal bahan, dan penetapan
hari kerja. CMO ini berfungsi sebagai panduan merencanakan dan
mengendalikan stock bahan sampai pengiriman produk jadi dan menjamin bahwa
perencanaan dapat dilaksanakan sesuai keinginan semua pihak.
Perencanaan produksi perusahaan ini meliputi perencanaan produksi
jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan jangka waktu panjang
dilakukan dalam waktu satu tahun. Sedangkan perencanaan produksi jangka
pendek dilakukan setiap hari.
Selain perencanaan produksi, divisi PPIC juga melakukan
pengendalian produksi. Pengendalian produksi dilakukan PPIC dari mulai
proses pengeluaran bahan baku ke divisi produksi. Kegiatan pengendaliannya
berupa melakukan pengontrolan terhadap hasil produksi dan perencanaan
kebutuhan bahan yang telah dibuat. Bagian PPIC menerbitkan revisi rencana
mingguan apabila ada ketidaksesuaian berdasarkan data-data distribusi
gudang dan produksi.
Alur pengeluaran bahan baku ke produksi dimulai ketika departemen
Produksi menerima SOP (surat order produksi) dari PPIC yang selanjutnya
bagian produksi (admin gedung) akan membuat permintaan bahan baku dari
departemen logistik. Lalu bagian produksi (departemen mixing) akan
menyiapkan bahan baku sesuai dengan SOP yang ada. Dan selanjutnya, bahan
baku tersebut akan di distribusikan ke bagian produksi. Setelah itu
departemen produksi melakukan pengechekan mengenai jumlah yang diterima.
3. Sistem Produksi
PT. Arisamandiri Pratama memiliki tipe produksi yaitu job order. Job
Order dilakukan pada divisi marketing untuk memenuhi seluruh pesanan dari
pelanggan sesuai dengan spesifikasi jenis produk yang diinginkan. Di dalam
proses produksi terdapat departemen Quality Control. Departemen ini juga
melakukan pengawasan dan penelitian selama proses produksi sampai pada
pengiriman barang. Dengan adanya bagian Quality Control ini, perusahaan
lebih yakin bahwa produk yang dipasarkan adalah produk yang berkualitas
baik karena sudah melalui proses pengawasan dan penelitian terlebih dahulu.
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang menjadi suatu kebutuhan dasar yang tanpa
barang tersebut produksi tidak akan terjadi.
Bahan-bahan atau material utama yang digunakan PT. Arisamandiri Pratama
untuk proses produksi diantaranya adalah :
1. ABS (Acrylic Butadiene Styrene)
2. AS
3. PP (Poly Propilene)
4. HDPE
5. LDPE
6. PC
7. POM
8. TPR
9. HI (Hight Impact)
10. PS (Poly Styrene)
11. ACRELIC
2. Proses Produksi
Pada pembuatan produk yang dilakukan oleh PT. Arisamandiri Pratama
memiliki beberapa tahap alur proses produksi yaitu :
1. Persiapan Material atau bahan baku
Sebelum proses produksi berlangsung, terlebih dahulu material
disediakan oleh departemen mixing sesuai dengan SOP yang ada.
2. Mixing
Pada bagian ini bahan baku plastic akan dicampurkan warna tertentu
sesuai dengan SOP yang ada.
3. Persiapan mold (cetakan)
Bagian mekanik mempersiapkan cetakan sesuai SOP yang di keluarkan oleh
PPIC.
4. Bagian quality control
Sebelum proses produksi berlangsung bagian quality control (QC)
mempersiapkan IP (inpection plan), SA (sample approve), CRB (color
range board), DRB (defect range board).
Gambar 3.1 DRB (defect range board)
Gambar 3.2 CRB (color range board)
5. Pembuatan setup by off (produk awal jalan)
Sebelum proses produksi berlangsung, mekanik melakukan setting untuk
membuat produk sesuai dengan SA (sample approve) yang ada dan secara
dimensi mengacu IP (inspection plan) yang tersedia selanjutnya mandor
akan membuat setup by off sebelum proses produksi berjalan dan
selanjutnya akan di validasi oleh pihak quality control. Apabila
pengajuan set up by off tersebut di accept oleh QC, maka proses
produksi dapat berjalan dan sebaliknya apabila pengajuan set up by off
dinyatakan reject, maka pihak produksi wajib mengajukan setup by off
tahap ke 2.
6. Control
Dalam proses produksi seorang leader wajib mengetahui SOP yang di
terima sebagai dasar acuan untuk kerja yang di dalamnya terdiri dari :
1. Nama customer
2. Jumlah order
3. Warna
4. Jenis bahan baku dan berat produk
7. Menanggapi jika ada complain
Dalam proses produksi jika terjadi complain dari customer internal
maupun external bagian produksi wajib melakukan evaluasi dengan tim
untuk membahas problem tersebut dengan membuat CAPAR (corrective and
preventive action request). Dan apabila complaint tersebut keluar dari
standar pihak produksi berhak mengganti barang tersebut sesuai dengan
kuantiti yang di complain.
Gambar 3.3 CAPAR (corrective and preventive action request)
8. Proses produksi
a. Proses Injection
Sebelum memulai proses Injection, terlebih dahulu mempersiapkan
cetakan (mold) yang kemudian di naikan ke mesin injection (clamping
unit). Setelah cetakan di naikan kemudian biji resin (plastic) di
masukan ke hopper (bagian dari mesin injection) selanjutnya bahan resin
tersebut masuk ke bagian barrel (melumerkan plastic) sesuai dengan
prinsip gravitasi, pemanasan resin tersebut hingga tercapai titik
mealting oleh heater, resin mengalami proses platisizing berbentuk
cairan sehingga mudah untuk di injection kan ke dalam molding (cetakan)
di dalam molding (cetakan) resin di cetak sesuai dengan desain dari
cetakannya, dan mengalami pendinginan untuk proses perubahan fase dari
cair ke padatan (solidifikasi). Faktor yang mempengaruhi dalam
injection molding adalah material plastic yang di pergunakan. Mesin
injection dan proses injection molding secara kuantitatif proses
injection molding sangat di pengaruhi oleh suhu material, tekanan,
kecepatan aliran material silinder dan molding, temperature molding,
kekentalan resin, laju pendinginan. Namun semua faktor ini dapat
terukur dalam ruangan injection molding yang terisolasi.
Gambar 3.4 Proses Injection
b. Bagian Dekorasi
Setelah proses injection, selanjutnya produk akan diberi dekorasi
sesuai dengan permintaan pelanggan. Proses dekorasi ada 3 macam yaitu :
1. UV Coating
Proses UV Coating di bagi mejadi 3 yaitu :
proses base coat adalah proses penempelan cat secara dasar sebelum
proses vacum.
proses vacum adalah proses penempelan alumunium terhadap produk yang
akan di proses top coat.
proses top coat adalah proses pemberian/penyemprotan clear pada produk
setelah proses vacum
Gambar 3.5 Proses Dekorasi (UV Coating)
2. Stamping
Proses stamping adalah proses penempelan foil (pita) terhadap produk
dengan menggunakan mesin stamping.
3. Printing
Proses printing adalah proses pemberian dekorasi berupa tulisan dan
gambar.
Gambar 3.6 Proses Dekorasi (Printing)
c. Bagian Assembly
Proses assembly adalah proses penggabungan antara berbagai macam
komponen injection yang di rakit sesuai dengan desain (sample approve).
Setelah proses perakitan selesai, produk tersebut akan di validasi oleh
bagian quality control dan dalam pengecekan tersebut. Jika produk
dinyatakan OK, maka produk siap di kirim ke gudang jadi. Sebaliknya,
jika produk dinyatakan NG atau cacat maka barang tersebut akan di
sortir.
4. Sistem Pengendalian Kualitas
Menurut Deming, pengendalian mutu secara sistematis merupakan suatu
kegiatan meliputi langkah-langkah perencanaan (plan), pelaksanaan (do),
pemeriksaan (check), serta penindakan atas dasar hasil evaluasi dan
perbaikan terus menerus (act).
Pengendalian kualitas didefenisikan sebagai suatu sistem verifikasi dan
penjagaan atau perawatan dari suatu tingkatan atau derajat kualitas produk
atau proses yang dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama,
pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta
tindakan korektif bilamana diperlukan.
Ada 3 Quality Plant yang diterapkan pada PT. Arisamandiri Pratama
yaitu:
1. Kontrol penerimaan (Quality incoming)
Bahan baku yang sudah datang dari supplier akan dicek oleh incoming
Quality Control. Jika bahan baku telah memenuhi syarat yang di
tentukan dan sudah dinyatakan OK dari pihak incoming maka bahan baku
akan dibongkar dari container, sedangkan jika bahan baku yang tidak
memenuhi syarat atau NG maka bahan baku tadi akan dikembalikan ke
supplier yang telah mengirim bahan baku tersebut. Stock bahan baku
yang sudah memenuhi syarat atau OK akan masuk ke gudang. Kemudian
jika tiap gedung produksi injection akan meminta bahan baku, maka
departemen PPIC serta kepala gudang harus membuat jumlah permintaan
sesuai bahan baku yang akan diperlukan untuk membuat produk sesuai
dengan SOP baik jenis bahan bakunya maupun quantitinya.
2. Kontrol proses
Bahan baku yang di pesan dari tiap gedung produksi injection tadi
akan masuk ke departemen mixing dahulu guna mencampurkan bahan baku
dengan warna sesuai perintah SOP. Selanjutnya bahan baku yang sudah
di mixing akan langsung di kirimkan ke tiap gedung produksi
injection.
3. Kontrol akhir proses (Final Process)
Hasil dari bahan baku yang sudah diinjection ke setiap mesin
kemudian dicek kualitas barangnya. Jika baik dinyatakan OK dan jika
tidak dinyatakan NG untuk kemudian dilakukan final process yaitu
a) Departemen Dekorasi : UV Coating, stamping dan printing
b) Departemen Assembly : proses penggabungan antara berbagai macam
komponen injection yang di rakit sesuai dengan desain (sample
approve)
Untuk standarisasi pengendalian kualitas mutu produk seorang QC harus
mempersiapkan IP (inpection plan), SA (sample approve), CRB (color range
board), dan DRB (defect range board) sebagai acuan standarisai cacat
produk. Jika terjadi defect maka QC akan melaporkan jenis dan tingkat
kerusakan atau cacat (defect) produk tersebut ke bagian PPIC. Produk yang
mengalami defect akan menunggu keputusan dari PPIC untuk dilakukan
perbaikan, untuk produk yang tidak terdapat defect maka QC memberikan
status OK/NG pada produk tersebut karena sudah sesuai dengan standart.
Pengendalian kualitas ini dilakukan pada setiap divisi pada lantai
produksi, untuk meminimasi terjadinya cacat produk.
5. Sistem Perawatan (Maintenance)
Sistem maintenance yang berlaku di PT. Arisamandiri Pratama yaitu
melakukan perawatan mesin dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah
produksi. Perawatan mesin yang dilakukan meliputi pengecekan kondisi mesin,
oli mesin dan pipa saluran oli mesin. Jika mesin terdapat kerusakan, maka
pihak maintenance langsung memperbaiki kerusakan mesin tersebut agar proses
produksi bisa berjalan dengan lancar.
6. Sistem Tata Letak Pabrik
Tata letak ruangan dalam industri merupakan hal yang penting yang harus
diperhatikan. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan harus dilakukan
penentuan tempat dan luas untuk setiap ruangan dengan tujuan untuk menjaga
keseimbangan dari jalannya proses produksi tersebut.
Tata letak didefinisikan sebagai tata ruang pengaturan fasilitas-
fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan
tersebut memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau fasilitas lain
yang bersifat sebagai penunjang.
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana akan menentukan efisiensi
dan akan menunjang kelangsungan ataupun kesuksesan suatu industri.
Peralatan dan desain produk yang bagus tidak akan berarti jika perencanaan
layout di tata tak beraturan dan kesalahan dalam perencanaan tata letak
akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi sebuah industri.
Pemilihan dan penempatan layout merupakan langkah kritis dalam proses
perencanaan fasilitas produksi, karena layout yang dipilih akan menentukan
hubungan fisik aktivitas-aktivitas produksi yang berlangsung. Menurut
Wignjosoebroto (1998), ada empat macam desain layout peralatan pabrik,
yaitu :
1. Product Layout
Product layout merupakan desain tata letak yang berdasarkan aliran
produksi. Type ini mesin dan fasilitas produksi diatur berdasarkan aliran
atau urutan proses yang dibutuhkan oleh suatu produk. Digunakan jika suatu
pabrik memproduksi produk/kelompok produk spesifik dalam jumlah besar
dengan prosedur standar.
2. Fixed Position Layout
Merupakan tipe tata letak berdasarkan lokasi material yang tetap,
dimana material atau komponen produk utama akan tinggal pada
posisi/lokasinya, sedangkan fasilitas produksi seperti peralatan, mesin,
manusia, serta komponen kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi material
atau komponen utama tersebut.
3. Family Product Layout
Tata letak ini berdasarkan pengelompokan produk atau komponen yang
akan dibuat. Produk yang tidak identik dikelompokkan berdasarkan langkah-
langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai bukan
berdasarkan pada kesamaan jenis produk akhir.
4. Functional Process Layout
Merupakan tata letak fasilitas dimana mesin dan peralatan produksi yang
memiliki jenis sama dikelompokkan dalam satu stasiun kerja. Tata letak ini
digunakan untuk industri manufaktur yang bekerja dengan jumlah produksi
relative kecil dan terutama jenis produknya tidak standar. Tata letak ini
memberikan fleksibilitas yang tinggi.
PT. Arisamandiri Pratama menggunakan desain tata letak family Product
Layout dimana terdapat pengelompokan produk atau komponen yang akan dibuat.
Produk yang tidak identik dikelompokkan berdasarkan langkah-langkah
pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai bukan berdasarkan
pada kesamaan jenis produk akhir. Perusahaan dengan luas 15 Ha, yang
terbagi atas dua bangunan yaitu :
1) Bangunan kantor inti dan sarana pendukung yang terdiri dari
:
1. Lantai 1 :
a. PPIC.
b. Purchasing
c. Marketing office.
d. Sales
e. HRD personalia
f. Bagian keuangan
g. Meetingroom
2. Lantai 2 :
a. Ruang tamu
b. Desain
c. Accounting
3. Lantai 3:
a. Aula
b. Café (tamu)
c. Ruang owner
2) Bangunan produksi secara keseluruhan yang terdiri dari :
a. Gedung A (Mesin inject komponen housewere, elektronik
dan pianika).
b. Gedung B (Mesin printing dan stamping semua
produksi).
c. Gedung C (Mesin inject komponen pianika, elektronik dan housewere
serta meng-assembly produk pianika).
d. Gedung D (Mesin inject komponen kosmetik, elektronik
dan housewere).
e. Gedung E (Assembly dispenser).
f. Gedung F (Assembly mesin cuci).
g. Gedung G (Mesin inject elektronik, housewere dan
senter).
h. Gedung H (Mesin inject kosmetik dan assembly
kosmetik).
i. Gedung I (Mesin inject kosmetik dan mesin blow untuk
botol).
j. Gedung J (Mesin inject pentel dan assembly pentel
(tipe-x)).
k. Gedung K (Assembly housewere dan assembly kipas
angin).
l. Gedung L (Mesin inject produk besar seperti cover Tv, Lemari, dan
body mesin cuci).
m. Gedung M dan N (Mesin UV Coating untuk yang berguna melapisi produk
agar seperti croom).
n. Gedung O (Gudang werehouse)
o. Gedung P, Q, R, S (Assembly elektronik seperti Tv,
Ac.
p. Gedung T (Produksi speaker).
Gambar 3.7 Layout Tata Letak Perusahaan
Keterangan :
1. Bangunan kantor inti dan sarana pendukung yang terdiri dari PPIC,
Purchasing, Marketing office, HRD personalia, Ruang tamu, Desain
dll.
2. Bangunan produksi secara keseluruhan yang terdiri dari gedung
produksi injection, gedung produksi bagian dekorasi, gedung produksi
bagian assembly dan gedung untun mixing bahan baku.
3. Poliklinik dan kantin.
4. Tempat penyimpanan sementara limbah B3.
5. Gudang bahan baku dan gudang produk jadi.
7. Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia
Tersedianya Sumber Daya Manusia yang handal dan profesional dibidangnya
adalah merupakan modal dasar yang sangat menentukan kunci keberhasilan
sebuah perusahaan. Permasalahan seperti tejadinya kecelakaan kerja, mogok
kerja, pencurian dan perbuatan indisipliner diperusahaan yang sebagian
besar disebapkan oleh ulah manusia atau karyawan perusahaan itu sendiri.
Untuk itu perusahaan harus mampu menempatkan orang yang kompeten pada
tempat yang tepat, memiliki semangat kerja yang tinggi, disiplin dan
bermoral baik. Agar tujuan ini dapat tercapai, maka salah satu cara yang
harus dilakukan oleh pihak perusahaan adalah melaksanakan rekrutmen dan
seleksi yang baik dan tepat pada setiap pelaksanaan penerimaan karyawan.
Selain rekrutmen, pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses
mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan
semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin
baik, sesuai dengan standart. Untuk peningkatan sumber daya manusia yang
ada di PT. Arisamandiri Pratama yaitu dengan dilakukannya pelatihan dan
training 6 bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan dan skill
karyawan agar selalu meningkat seiring perkembangan jaman.
Jam kerja normal berlaku untuk staf kantor dan teknisi netral. PT.
Arisamandiri Pratama semua karyawan bekerja dari hari Senin sampai Sabtu
mulai dari pukul 07.00 – 14.30 WIB, dengan waktu istirahat selama 0,5 jam
pukul 12.00 – 12.30 WIB, dan pada hari sabtu mulai dari pukul 07.00-13.00
WIB. Jumlah karyawan PT. Arisamandiri Pratama sebesar 1813 orang yang
terdiri dari 1232 pekerja wanita dan 581 pekerja pria.
a. Jam Kerja Shift
Karyawan yang mengikuti jam kerja shift adalah semua karyawan yang
berada di produksi dan keamanan. Sistem kerja diperusahaan yaitu 6 hari
kerja dan 1 hari off (libur) dengan jam istirahat pada shift pagi 0,5 jam.
Jam kerja perusahaan juga dibagi menjadi 3 shift dengan enam hari kerja.
Pembagian shift adalah sebagai berikut:
Shift 1 : 07.00 – 14.30
Shift 2 : 14.30 – 22.00
Shift 3 : 22.00 – 07.00
b. Jam Kerja Lembur
Pada dasarnya lembur merupakan kebutuhan skunder Perusahaan dan bukan
tujuan utama para karyawan dalam menunaikan tugas dan kewajibannya terhadap
Perusahaan. Berdasarkan data/survey di SDM tenaga kerja/karyawan melakukan
pekerjaannya tidak sampai melebihi ketentuan jam kerja atau sesuai dengan
jadwal shiftnya.
Setelah diamati proses lembur dan mekanismenya, ternyata waktu lembur
sudah terschedul dengan pola waktu dan mekanisme secara matang. Ketentuan
jam kerja lembur mengacu pada beberapa ketentuan sebagai berikut :
1. Pada dasarnya kerja lembur ditiadakan.
2. Menyesuaikan Undang-Undang Ketenagakerjaan tentang "Ketentuan Kerja
Lembur Melebihi Waktu Kerja" yang mensyaratkan lembur tidak lebih
dari 56 jam perbulan ( 14 jam dalam satu minggu ).
3. Unit Kerja yang biasanya lembur tetap diharapkan agar para pimpinan
mengatur jadwal kerja yang baik, bila perlu diadakan kerja shift
(untuk operator dan sebagainya).
4. Lembur hanya dapat ditoleransi dalam kondisi yang sangat mendesak,
dengan cara harus ada Surat Perintah Lembur (SPL) dari pimpinan atau
atasannya serta menyebutkan dengan jelas pekerjaan atau tugas yang
harus dikerjakan.
5. Masing-masing Kepala Plant, Kepala Proyek dan Pimpinan yang membawahi
harus membuat Perhitungan Pertanggungjawaban realisasi lembur kepada
Kepala Cabang atau atasan secara periodik sebagai dasar pembayaran
upah lembur.
6. Kerja lembur yang menyimpang dari ketentuan diatas, tidak dapat
dibayar upah lemburnya dan akan menjadi pertimbangan konduite
tersendiri.
8. Sistem Keselamatan Kesehatan Kerja
Pada PT. Arisamandiri Pratama memiliki departemen K3, pada departemen
ini memeliki beberapa tugas penting dalam perusahaan. Salah satunya
merupakan departemen yang memiliki tugas untuk menangani masalah
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada PT. Arisamandiri Pratama
Adapun tugas dari departemen K3 dalam menangani keselamatan dan
kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Menangani kecelakaan (accident) kerja pada lantai produksi.
2. Menganalisa semua potensi yang membahayakan keselamatan dan kesehatan
karyawan.
Jadi dalam hal ini departemen K3 akan melakukan analisa terhadap semua
departemen proses produksi. Analisa tersebut dilakukan guna mengetahui
hal-hal atau potensi bahaya yang dimiliki setiap departemen proses
produksi. Jadi dalam setiap departemen akan diketahui indikator apa yang
membahayakan untuk keselamatan dan kesehatan karyawan.
3. Menjalankan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3),
OSHAS 18001 dan ISO 14001.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari
sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian
dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan Pengertian SMK3 OHSAS 18001: ialah bagian dari sebuah sistem
manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk mengembangkan dan
menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi (perusahaan)
tersebut. Implementasi SMK3 tidak jauh berbeda dengan standar
internasional OHSAS 18001 dimana ada konsep dasar dari SMK3 yakni PDCA
cycle (Plan, Do, Check, Action), berikut kami jelaskan sedikit tentang
konsep PDCA :
Plan (Perencanaan) : Menetapkan sasaran dan proses yang diperlukan
untuk mencapai hasil sesuai kebijakan K3 perusahaan.
Do (Pelaksanaan) : Pelaksanaan proses.
Check (Pemeriksaan) : memantau dan mengukur kegiatan proses
terhadap kebijakan, sasaran, peraturan perundang-undangan dan
persyaratan k3 lainnya serta melaporkan hasilnya.
Action (Tindakan) : mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja k3
secara berkelanjutan.
4. Menjalankan dan menerapkan peraturan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) dan lingkungan hidup.
Jadi peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan
lingkungan hidup ditegaskan untuk semua elemen untuk dijalankan dan
diterapkan baik pada perusahaan atau pada lantai produksi. Dalam sistem
keselamatan dan kesehatan kerja untuk alat pemadaman kebakaran meliputi
APAR, untuk APAR ditempat pada setiap kantor per devisi, sedangkan untuk
lantai produksi penempatan apar ditempatkan pada ujung dan tengah lantai
produksi yang digantung pada tiang bangunan dengan jarak antar apar rata-
rata 15-20 meter. Penempatan APAR pada bagian ujung dan tengah supaya
apar mudah terlihat, serta mudah dijangkau.
5. Membuat rekomendasi standart alat pelindung diri (APD) yang digunakan
dalam lantai produksi.
Departemen K3 ini menjadi pihak yang bisa menentukan alat pelindung diri
seperti apa yang akan digunakan dalam lantai produksi. Jadi dalam
pemberian alat pelindung diri departemen akan melakukan analisa terlebih
dahulu pada setiap departemen proses produksi. Tahap analisa ini guna
mengetahui potensi bahaya yang ditimbulkan dalam lantai produksi.
Sehingga alat pelindung diri yang diberikan dapat sesuai dengan potensi
bahaya yang timbul dalam proses produksi. Alat pelindung diri (APD) yang
disediakan oleh perusahaan untuk karyawan proses produksi kosmetik dan
houseware meliputi masker, sarung tangan, topi, sepatu dan untuk
karyawan proses produksi elektronik meliputi earplug, kacamata, topi,
masker, sarung tangan, sepatu.
6. Memberikan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan hidup
dan pelatihan.
PT. Arisamandiri Pratama memberikan beberapa fasilitas kesejahteraan dan
keamanan kerja pada para karyawan. Fasilitas kesejahteraan ini merupakan
salah satu bentuk penghargaan terhadap hak-hak tenaga kerja. Adapun
fasilitas kesejahteraan tersebut antara lain:
1. Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) sebagai fasilitas asuransi yang
diberikan kepada seluruh tenaga kerja.
2. Karyawan yang memerlukan pemeriksaan dokter akan memperoleh rujukan
dari dokter poliklinik dan biaya pengobatan ditanggung perusahaan
termasuk rawat jalan dan rawat inap.
3. Pemberian santunan pada karyawan yang sakit atau meninggal dunia.
4. Setiap karyawan diberikan APD.
9. Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran merupakan sebagai analisis, perencanaan, penerapan,
dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan
maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Untuk sistem pemasaran pada PT. Arisamandiri Pratama dilakukan oleh
departemen marketing, pemasaran produk dari perusahaan dikirim ke berbagai
tempat di Indonesia seperti kota Semarang, Jakarta, Surabaya, bali dll.
Serta PT. Arisamandiri Pratama juga mengirimkan produknya ke luar negeri
seperti India, Arab, Australia, Malaysia, Jepang, Singapore dll.
BAB IV
SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
DI PT. ARISAMANDIRI PRATAMA
1. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tuntutan profesionalisme dalam dunia kerja terkadang harus diimbangi
dengan bahaya keselamatan yang selalu ada. Tidak sedikit kecelakaan kerja
terjadi saat karyawan sedang bekerja, baik pada sektor jasa, manufaktur,
konstruksi dan transportasi. Perusahaan sebagai pemegang kendali terbesar
dalam hal ini tentu harus menjamin keselamatan dan kesehatan kerja seluruh
pekerja dan staff di perusahaannya. Maka dari itu, informasi keselamatan
yang tepat harus dikomunikasikan sebaik mungkin kepada pekerja sebagai
persiapan melakukan pekerjaan dan pengendalian kecelakaan.
PT. Arisamandiri Pratama telah menerapkan system Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di perusahaannya. K3 terdiri atas penyediaan alat
pelindung diri di setiap lini perusahaan utamanya pada bagian produksi,
pertolongan pertama pada kecelakaan, perlindungan dan pencegahan bahaya
kebakaran, pengadaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), dan sosialisasi K3.
Selain itu jika telah terjadi kecelakaan maka terdapat pula prosedur
pelaporan kecelakaan PT. Arisamandiri Pratama
2. Perumusan Masalah
Adapun dalam penyusunan Laporan Kerja praktek ini akan dirumuskan
masalah sebagai berkut:
1. Bagaimana pelaksanaan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.
Arisamandiri Pratama?
2. Alat Pelindung apa yang harus digunakan PT. Arisamandiri Pratama?
3. Bagaimana upaya perusahaan untuk mengingatkan pentingnya K3?
3. Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan kerja praktek yang dilakukan maka dibuat
batasan-batasan sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di PT. Arisamandiri Pratama dilakukan mulai tanggal
6 Juni-30 Juni 2016.
2. Pokok bahasan pada laporan ini adalah system Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di PT. Arisamandiri Pratama.
4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui system Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.
Arisamandiri Pratama.
2. Mengidentifikasi alat pelindung diri di setiap lini perusahaan
perlindungan dan pencegahan bahaya kebakaran, Rambu-rambu, APAR (Alat
Pemadam Api Ringan), prosedur pelaporan kecelakaan PT. Arisamandiri
Pratama.
5. Manfaat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah pengetahuan dan melatih kemampuan dalam
menganalisa suatu masalah berdasarkan teori yang telah didapatkan
dibangku kuliah.
Penulis dapat mengetahui kondisi perusahaan secara langsung.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan.
2. Tinjauan Khusus Keselamatan dan Kesehatan (K3)
1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT.
Arisamandiri Pratama, perusahaan mempunyai kebijakan dalam pengelolaan K3
yang efektif di semua aspek kegiatan.
Kebijakan K3 merupakan kebijakan dari perusahaan untuk menciptakan
tempat kerja yang aman dan sehat. Hal ini tentunya perlu kerja sama dari
semua karyawan di perusahaan untuk mencegah penyakit akibat kerja, mencegah
kecelakaan kerja, mengendalikan semua bahaya di tempat kerja serta
melindungi kesehatan karyawan. Pelaksanaan system K3 di PT. Arisamandiri
Pratama telah dilaksanakan dengan baik. Perusahaan dan karyawan telah
melaksanakan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Serta
mematuhi peraturan perundang-undangan yang diterapkan di semua area operasi
dan secara berkesinambungan dapat melaksanakan denga baik.
Hal-hal yang dilakukan PT. Arisamandiri Pratama dalam kebijakan K3
adalah:
a. Mencapai tingkat kinerja K3 hingga sesuai standar yang telah
ditetapkan.
b. Menerapkan Safety Room setiap hari sebelum kerja di mulai untuk
karyawan bagian kantor PT. Arisamandiri Pratama.
c. Mengikut sertakan pertimbangan masalah K3 kedalam proses perencanaan
kegiatan usahan untuk menjamin bahwa K3 merupakan bagian yang utuh dari
kegiatan operasi.
d. Mengembangkan system pengolahan K3 yang terpadu dan senantiasa ditinjau
kembali secara untuk menjamin kesesuaian dengan kegiatan perusahaan dan
penerapan terbaik yang diakui.
e. Mendorong dan melengkapi semua karyawan agar dapat mengenali dan
bertindak pada setiap kesempatan untuk melakukan perbaikan dalam proses
pengelolaan K3.
3. Pengamatan Pelaksanaan K3
Pelaksanaan K3 di PT. Arisamandiri Pratama telah dilaksanakan dengan
baik. Adapun pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan dan Pelaksanaan K3 PT. Arisamandiri Pratama
Beberapa hal yang diamati dalam pelaksanaan kebersihan di PT.
Arisamandiri Pratama yaitu:
1) Penerangan
Penerangan di PT. Arisamandiri Pratama pada pekerja in door seperti
pada ruang kantor inti, ruang ruang produksi dan QC, ruang officer K3,
dll sudah cukup untuk para pekerja yang ada didalam ruangan tersebut.
2) Fasilitas Kesehatan Kerja
Adapun fasilitas kesehatan kerja yang disediakan oleh PT.
Arisamandiri Pratama antara lain:
a) Toilet
Jumlah toilet yang disediakan perusahaan sudah mencukupi kebutuhan
sesuai jumlah karyawan. Setiap toilet juga telah dilengkapi dengan
kloset dan air yang mengalir lancar. Total toilet di setiap gedung
PT. Arisamandiri Pratama yaitu 5 toilet.
b) Poliklinik
Poliklinik di PT. Arisamandiri Pratama dibuka setiap hari kerja
senin hingga sabtu yakni pukul 06.30 – 13.30 WIB. Pelayanan ini
diberikan kepada seluruh karyawan dan pekerja pabrik PT.
Arisamandiri Pratama. Macam pelayanan yang diberikan adalah meliputi
pelayanan umum, pelayanan pengobatan, pengobatan kecelakaan kerja,
pelayanan KB, serta menyediakan tenaga kesehatan dan pengurus
poliklinik yang terdiri atas:
1. Satu orang dokter umum, yang bertugas melayani pemeriksaan dan
pengobatan untuk tenaga kerja dan masyarakat sekitar, melakukan
kegiatan emergency serta merencanakan pemakaian obat untuk
keperluan bulan berikutnya.
2. Satu petugas kesehatan, yang bertugas membantu dokter dalam
melaksanakan pekerjaannya dan melakukan pemeriksaan dan
pengobatan jika dokter tidak ada.
c) Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan
saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
Gambar 4.1 Alat APD di gedung D
Alat pelindung diri yang yang harus digunakan berdasarkan tempat
kerjanya di PT. Arisamandiri Pratama yaitu:
1. Pengujian Bahan Baku
Pengujian Bahan Baku Beton adalah proses pengujian bahan baku
yang dimana proses ini untuk melihat kualitas biji plastic
dikirim supplier. Adapun alat pelindung diri yang harus
digunakan oleh pekerja saat melakukan pengujian bahan baku
adalah topi, sarung tangan, dan masker dan sepatu.
2. Bagian Mixing
Pada bagian ini bahan baku plastic akan dicampurkan warna
tertentu sesuai dengan yang akan di produksi. Adapun alat
perlindungan diri yang harus digunakan oleh pekerja saat
melakukan mixing adalah masker, sarung tangan, sepatu, kacamata
dan topi
3. Bagian Inject
Pada Bagian dimana pekerjanya ini adalah mengoperasikan mesin
untuk melakukan produksi, jadi produksi ini merupakan produksi
yang otomatis. Adapun alat pelindung diri yang harus digunakan
oleh pekerja pada saat melakukan proses produksi adalah masker,
sarung tangan, dan topi dan sepatu.
4. Bagian dekorasi (U.V Coating, printing, stamping)
Setelah hasil produk dari mesin inject jadi, produk tersebut
akan di dekorasi seperti U.V Coating, printing, stamping sesuai
dengan SOP yang ada. Adapun alat pelindung diri yang harus
digunakan oleh pekerja pada saat melakukan dekorasi adalah topi,
masker, sepatu, sarung tangan.
5. Bagian Assembly
Pada bagian ini masing-masing produk akan di assembly sesuai SOP
yang ada dan selanjutnya produk tersebut di packing untuk di
kirim ke gudang jadi. Adapun alat pelindung diri yang harus
digunakan oleh pekerja pada saat melakukan dekorasi adalah
kacamata, earplug, topi, masker, sepatu, sarung tangan.
6. Bagian Maintenance
Pada bagian Maintenance dimana pekerjanya ini melakukan
pengontrolan mesin dan perbaikan mesin. Adapun alat pelindung
diri yang harus digunakan oleh pekerja pada saat melakukan
Maintenance adalah adalah topi, masker dan sarung tangan dan
sepatu.
d) Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Kotak P3K terdapat hampir di seluruh ruangan di PT. Arisamandiri
Pratama dan berisi obat-obatan dan peralatan yang digunakan untuk
mmberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. Kotak P3K berjumlah 5
buah yang didalamnya terdapat:
Kasa steril
Perban
Plester
Kapas
Alkohol
Betadine
Amonia
Kayu putih
Gambar 4.2 Kotak P3K
b. Perlindungan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
Dalam upaya pencegahan kebakaran serta perlindungan bahaya kebakaran,
PT. Arisamandiri Pratama melakukan upaya diantaranya:
1) Titik kumpul
Titik kumpul ini berwarna hijau dan tulisannya berwarna putih, yang
dipasang disetiap jalur disekitar lingkungan kita berada dan disetiap
lingkungan perusahaan dengan arah pandang secara umum dapat dilihat
oleh semua orang. Jalur ini menunjukan dimana area titik berkumpul
evakuasi berada.
Gambar 4.3 Titik Kumpul
2) Manual Fire Alarm
Manual Fire Alarm berfungsi untuk memberitahukan apabila terjadi
bahaya dan kerusakan ataupun kejadian yang tidak diharapkan pada
jaringan melalui sinyal sehingga memberikan peringatan secara jelas
agar dapat diantisipasi. Alarm ini memberikan tanda bahaya berupa
bunyi dan sinar. Jaringan alarm ini berhubungan langsung oleh pos
security sebagai sentralnya.
Gambar 4.4 Manual Fire Alarm
3) Fire Protection
Adapun komponen perlindungan api yang ada di PT. Arisamandiri
Pratama adalah:
a) APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
PT. Arisamandiri Pratama memiliki APAR secara keseluruhan sebanyak
119 buah yang dipasang dengan radius 15-20 meter. APAR yang
digunakan pun berbeda disetiap gedungnya. APAR ini diletakkan di
tempat yang mudah dijangkau dengan ketinggian 120 cm. Adapun
pemeriksaan APAR meliputi:
1. Tekanan APAR bila masih di garis hijau, berarti masih baik
2. Tanggal kadaluarsa APAR
3. Segel APAR apakah masih baik
4. Kondisi selang
5. Pemeriksaan APAR pada PT. Arisamandiri Pratama dilakukan 1
bulan sekali.
Jenis-jenis APAR yang terdapat di PT. Arisamandiri Pratama antara
lain:
1. Powder sejumlah 101 buah
2. CO2 sejumlah 18 buah
Gambar 4.5 APAR
4. Sosialisasi K3
PT. Arisamandiri Pratama dalam upaya mensosialisasikan K3 dikalangan
tenaga kerja menyelenggarakan:
a. Slogan-slogan pentingnya K3
Gambar 4.6 Slogan K3
b. Peringatan menggunakan APD.
Gambar 4.7 Peringatan Menggunakan APD
c. Pemasangan poster denah evakuasi setiap ruangan
Gambar 4.8 Poster Denah Evakuasi
d. Rambu-rambu K3
Gambar 4.9 Rambu K3
1. Penyelidikan dan Pelaporan Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan kerja, maka ditelusuri penyebabnya serta
menceritakan kronologinya. Laporan kecelakaan kerja ini akan dilaporkan
pada saat kejadian, pelaporan langsung dilaporkan dikantor PT. Arisamandiri
Pratama dan langsung menindak lanjuti apabila kecelakaan yang terjadi
adalah kecelakaan yang bersifat berat. Berikut adalah jalur komunikasi jika
terjadi keadaan darurat atau kecelakaan:
2. Potensi Bahaya di Tempat Kerja
Adapun potensi bahaya di PT. PT. Arisamandiri Pratama meliputi, yaitu:
Tabel 4.1 Potensi bahaya
"No "Lokasi "Kondisi/akti"Potensi "Keterangan "
" " "vitas "Bahaya " "
"1 "Area Crusher "Tidak ada "Bila terjadi"identifikasi"
" "Gedung A "APAR "kebakaran, "kebutuhan "
" " " "tidak bisa "APAR "
" " " "memadamkan " "
" " " "dengan cepat" "
"2 "Gedung B "Penempatan "Jika terjadi"Pindahkan ke"
" " "APAR dekat "kebakaran "tempat yg "
" " "panel "akibat "aman & "
" " "listrik "panel, alat "strategis "
" " " "tidak bisa " "
" " " "diambil " "
"3 "Area Flaming "Tabung APAR "Bila terjadi"Sosialisasi "
" "Gedung B "tidak pada "kebakaran, "penempatan "
" " "posisi yang "tidak bias "APAR "
" " "tepat "memadamkan " "
" " " "dengan cepat" "
"4 "Mold Area "Tabung APAR "Kelayakan "isi ulang "
" "Gedung C "kadaluwarsa "APAR tidak "dan "
" " "15-8-2005 & "standart "tempatkan "
" " "posisi " "pada tempat "
" " "terhalang " "yang aman & "
" " "mold " "strategis "
"5 "Area Crusher "Tidak ada "Bila terjadi"identifikasi"
" "Gedung C "APAR "kebakaran, "kebutuhan "
" " " "tidak bisa "APAR "
" " " "memadamkan " "
" " " "dengan cepat" "
"6 "Area Mold "Dekat dengan"bila ada "Identifikasi"
" "Gedung D "panel "percikan api"Kebutuhan & "
" " "listrik "bisa "Sosialisasi "
" " "terutama "kebakaran " "
" " "mesin " " "
" " "grinding " " "
"7 "Pintu Timur "APAR tidak "bila terjadi"Identifikasi"
" "Gedung J "ada. 1 "kebakaran "kebutuhan "
" " "gedung hanya"tidak "APAR "
" " "memiliki 2 "memadai " "
" " "APAR " " "
"8 "Mesin 1 Gedung "APAR "Susah cari "Pindahkan ke"
" "I "terhalang "APAR timbul "tempat yg "
" " "papan info "kepanikan "aman & "
" " " "bila terjadi"strategis, "
" " " "kebakaran "identifikasi"
" " " " "kebutuhan "
" " " " "APAR "
Tabel 4.1 Lanjutan
"No "Lokasi "Kondisi/akti"Potensi "Keterangan "
" " "vitas "Bahaya " "
" "Penyimpanan "Kurang "potensi "Sosialisasi "
" "besin, heksan, "dikelola "kebakaran "IK "
"9 "corium Gedung "dengan baik,"khususnya " "
" "M-N "alasan "jika dekat " "
" " "penggunaan "suber panas " "
" " "sedikit "(mesin, " "
" " " "listrik dsb)" "
"10 "Tempat Mixing "tempat cuci "Gangguan "IK & "
" "Cat Gedung M-N "dengan "kesehatan, "Sosialisasi "
" " "tinner "potensi " "
" " "dibiarkan "kebakaran " "
" " "terbuka, " " "
" " "beberapa " " "
" " "jerigen " " "
" " "dibiarkan " " "
" " "tanpa tutup " " "
"11 "Line Printing, "Kepatuhan "Gangguan "Sosialisasi,"
" "Spray Booth "menggunakan "pernafasan "APD "
" "Gedung M-N "masker "dan " "
" " "kurang. "kesehatan " "
"12 "Spray Booth "Tidak ada "Gangguan "Dibuat "
" "Gedung M-N "tempat "pernafasan, "tempat yang "
" " "khusus untuk"potensi "aman agar "
" " "botol "kebakaran "tidak mudah "
" " "thinner cuci" "tumpah "
" " "yang aman, " " "
" " "sering " " "
" " "tumpah krn " " "
" " "sembarang " " "
" " "tempat " " "
"13 "Spray Touch Up "Kurang "Gangguan "Pemasangan "
" "Gedung PQR "dikelola "pernafasan, "Exhause / "
" " "dengan baik,"potensi "pindah "
" " "hamburan cat"kebakaran "tempat dg "
" " "kemana-mana " "sirkulasi "
" " " " "udara baik "
"14 "Aktivitas Solder"Kepatuhan "Gangguan "Sosialisasi "
" "Gedung PQR "menggunakan "pernafasan "IK "
" " "masker " " "
" " "kurang. " " "
"15 "Gudang cat di "tumpahan "Gangguan "penyediaan "
" "Werehouse "akibat "pernafasan, "exhause/fan "
" " "pengambilan "potensi "untuk "
" " "thinner cuci"kebakaran. "mengurangi "
" " "secara "Ruangan "akumulasi "
" " "manual "panas. "gas, "
" " "(pompa rusak" "penyediaan "
" " "& tidak " "pompa "
" " "memadai) " " "
5. Perlindungan Lingkungan PT. Arisamandiri Pratama
1. Pemantauan Lingkungan
Proses produksi akan selalu menghasilkan produk samping berupa limbah
baik limbah padat dan cair yang merupakan sumber pencemar potensial bagi
lingkungan. Limbah tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Untuk itu
perlu dilakukan kegiatan pemantauan lingkungan terhadap kandungan bahan
beracun dan berbahaya yang ada dalam limbah padat dan cair.
PT. Arisamandiri Pratama memiliki sarana dan prasarana maupun metode
untuk pemantauan lingkungan dari kegiatan produksi. Sehingga pada saat
limbah dibuang tidak mencemari lingkungan dan tidak membahayakan
keseimbangan ekosistem dan memenuhi syarat baku mutu.
Pemantauan yang dilakukan PT. Arisamandiri Pratama adalah 1 bulan
sekali yang meliputi pengambilan dan pengukuran sampel pada instalasi
pengolahan limbah, pemantauan buangan air limbah ke badan penerima,
pemantauan kebisingan dalam dan luar lingkungan kerja, dan proses
pengolahan pada daur ulang bahan baku produksi.
2. Limbah Perusahaan
Produk yang dihasilkan pada PT. Arisamandiri Pratama yaitu kosmetik dan
non kosmetik seperti houseware, elektronik dan senter yang berbahan baku
plastik. Limbah yang dihasilkan perusahaan merupakan limbah padat berupa
potongan plastik dan produk yang cacat dari hasil produksi di mesin inject,
dimana limbah tersebut bisa diolah dengan mesin crusher menjadi butiran
plastic yang dapat digunakan lagi sebagai bahan baku. Sedangkan limbah
padat lainnya seperti kardus yang sudah rusak, kayu (serbuk grajen), serta
pita printer akan di kumpulkan di tempat penyimpanan sementara limbah B3.
Selain itu, limbah cair yang ada di perusahaan ini adalah oli pelumas yang
digunakan untuk mesin produksi dan pembersihan cetakan untuk itu oli bekas
mesin produksi dan pembersihan cetakan di tampung di departemen maintenance
yang selanjutnya akan di jual di pengepul.
Gambar 4.11 Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
3. Prestasi Perusahaan
Sebagai sebuah perusahaan besar yang berada di Jawa Tengah penghargaan
yang telah diperoleh PT. Arisamandiri Pratama adalah :
3) ISO 9001:2008
Sebagai Total quality management which covers process, products, and
people.
4) ISO 14001:2005
Sebagai Environmental management system.
6. Analisa Realisasi Kebijakan K3 di PT. Arisamandiri Pratama
Kebijakan yang di buat perusahaan terkadang tidak sesuai dengan
realisasi yang ada lapangan. Untuk itu perlu analisa berupa inspeksi atau
pemeriksaan yang dilakukan untuk mengecek apakah perusahaan benar-benar
menerapkan kebijakan K3 yang buatnya.
Adapun inspeksi yang dilakukan diantaranya yaitu:
1. Kebersihan di PT. Arisamandiri Pratama
Kebersihan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh PT. Arisamandiri
Pratama Hal ini diwujudkan dengan adanya petugas kebersihan yang setiap
hari bekerja membersihkan seluruh area perusahaan. PT. Arisamandiri
Pratama merupakan perusahaan yang menjunjung tinggi rasa kekeluargaan
dan kebersamaan.
Gambar 4.12 Petugas kebersihan
2. Fasilitas Kesehatan Kerja
Adapun fasilitas kesehatan kerja yang ada di PT. Arisamandiri Pratama
diantaranya sebagai berikut:
a. Toilet
Toilet yang ada di PT. Arisamandiri Pratama sudah mencukupi
kebutuhan karyawan baik pekerja maupun staff perusahaan. Terdapat 2
toilet di kantor inti dan sarana pendukung. 5 toilet di setiap
gedung produksi. 1 toilet di sekitar poliklinik. dan 1 toilet untuk
satpam.
b. Alat Pelindung Diri
Adapun alat pelindung diri yang digunakan terbagi atas setiap
aktivitas pekerjaan dalam pengolahan, diantaranya yaitu:
1. APD Pengujian Bahan Baku
Alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja saat
melakukan pengujian bahan baku adalah topi, sarung tangan, dan
masker. Namun ternyata yang biasanya digunakan penguji hanyalah
topi. Hal ini pekerja merasa tidak nyaman jika menggunakan
sarung tangan, dan masker padahal pada proses ini bahan baku
yang diuji biasanya agak kotor. Akibatknya ketika setelah
melakukan pengujian plastic tangan perkerja menjadi kotor karena
pekerja tersebut tidak menggunakan sarung tangan.
2. Bagian Mixing
Alat perlindungan diri yang harus digunakan oleh pekerja saat
melakukan mixing adalah masker, sarung tangan, kacamata dan
topi. Pekerja pada bagian ini hanya menggunakan topi, kacamata
dan sarung tangan. Padahal di lingkungan mixing berdebu yang
mengakibatkan perkerja batuk-batuk karena tidak menggunakan
masker.
3. Bagian Injection
Alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja pada saat
melakukan proses produksi inject adalah masker, sarung tangan,
dan topi. Tetapi pekerja di bagian inject hanya memakai topi
saja padahal masker serta sarung tangan sangatlah penting untuk
menghindari debu dan supaya tangan pekerja tidak terasa panas
saat mengambil produk di mesin inject.
4. Bagian dekorasi (U.V Coating, printing, stamping )
Alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja pada saat
melakukan dekorasi adalah baju mekanik, masker, sarung tangan,
kacamata, topi, earplug, dan topi. Namun ternyata pekerja banyak
yang tidak menggunakan sarung tangan. Hal ini terjadi karena
pekerja merasa tidak nyaman saat menggunakan sarung tangan.
5. Bagian Assembly
Alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja pada saat
melakukan assembly adalah masker, sarung tangan, topi, dan
earplug. Pada bagian assembly pekerja hanyalah menggunakan alat
pelindung diri topi, dan earplug saja. Hal ini di karenakan
pekerja merasa tidak nyaman jika menggunakan alat pelindung diri
masker dan sarung tangan.
6. Bagian Maintenance
Alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja pada saat
melakukan Maintenance adalah baju mekanik, sarung tangan,
kacamata, masker, helm. Namun ternyata yang biasanya digunakan
pekerja bagian maintenance yaitu sarung tangan dan kacamata. Hal
ini pekerja merasa tidak nyaman jika menggunakan helm, dan
masker padahal bahaya seperti tertimpa cetakan (mold), terkena
gantungan crain bisa terjadi. Serta di lingkungan sekitar pun
banyak sekali debu.
Banyaknya pekerja di perusahaan yang tidak menggunakan alat pelindung
diri ini sangat disayangkan. Sebab dari PT. Arisamandiri Pratama telah
menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja. Adapun APD yang disediakan
perusahaan yaitu:
Tabel 4.2 Inspeksi jenis APD
"Jenis APD "Gambar APD "Tempat Kerja "
"Sarung tangan " "Bagian Inject, bagian"
" " "dekorasi, bagian "
" " "assembly, bagian "
" " "mixing dan bagian "
" " "maintenance "
"Masker " "Bagian Inject, bagian"
" " "dekorasi, bagian "
" " "assembly, bagian "
" " "mixing dan bagian "
" " "maintenance "
"Helm " "Bagian maintenance "
Tabel 4.2 Lanjutan
"Jenis APD "Gambar APD "Tempat Kerja "
" " "Bagian dekorasi dan "
" " "bagian maintenance "
" " " "
"Baju Mekanik " " "
"Topi " "Bagian kantor inti, "
" " "Bagian Inject, bagian"
" " "dekorasi, bagian "
" " "assembly, bagian "
" " "mixing dan bagian "
" " "maintenance "
"Kacamata " "Bagian maintenance, "
" " "bagian dekorasi, "
" " "bagian assembly dan "
" " "bagian mixing "
"Earplug " "Bagian maintenance, "
" " "bagian dekorasi, "
" " "bagian assembly dan "
" " "bagian mixing "
3. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
PT. Arisamandiri Pratama melakukan pengecekan APAR setiap 1 bulan
sekali.
Gambar 4.13 Pengecekan APAR
Adapun jumlah APAR dan penempatannya akan disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 4.3 Data Apar PT. Arisamandiri Pratama
"No "Lokasi "Isi "Jumlah "Jenis "
"1 "Gedung A " 5 Kg dan" 6 "Powder "
" " "25Kg " " "
"2 "Gedung B "5 Kg dan " 5 "Powder "
" " "25Kg " " "
"3 "Gedung C "5 Kg dan " 6 "Powder "
" " "25Kg " "dan CO2 "
"4 "Gedung D "5 Kg dan " 6 "Powder "
" " "25Kg " " "
"5 "Gudang E "5 Kg dan " 5 "Powder "
" " "25Kg " " "
"6 "Gudang F "5 Kg dan " 4 "Powder "
" " "25Kg " " "
"7 "Gudang G "5 Kg dan " 4 "Powder "
" " "25Kg " " "
"8 "Gedung "5 Kg dan "32 "Powder "
" "H,I,J,K,L,M,N "25Kg " " "
"9 "Security Pos "5Kg "1 "Powder "
"10 "Gedung Inti "5 Kg dan "6 "Powder "
" " "25Kg " " "
"11 "Warehouse "5Kg "2 "Powder "
"12 "Moldshop "5Kg "2 "Powder "
4. Rambu-rambu K3
Rambu-rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Varia Usaha Beton
sudah baik dan merata, pada pintu masuk perusahaan sudah ada rambu-
rambu yang di wajibkan memakai APD, slogan K3, serta slogan untuk
lingkungan. Selain itu di setiap ruangan dan di luar ruangan telah
dipasang jalur evaluasi dengan lengkap dan jelas dimana jalur evakuasi
tersebut menuju ke titik assembly point dan di setiap ruangan pula
terdapat denah evakuasi, seperti pada ruangan kantor, ruang lab, kamar
mandi dll. Dimana denah evakuasi tersebut juga memudahkan karyawan atau
seseorang segera menuju lokasi titik assembly point.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. PT. Arisamandiri Pratama adalah perusahaan yang bergerak dalam industri
pengolahan bahan plastik menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi
Produk yang dihasilkan sebagian besar merupakan pesanan konsumen. Selain
konsumen dalam negeri, PT. Arisamandiri Pratama memproduksi untuk luar
negeri. Jenis produk yang di hasilkan oleh PT. Arisamandiri Pratama
yaitu kosmetik dan non kosmetik.
2. Hal-hal yang mencakup sistem K3 di PT. Arisamandiri Pratama diantaranya
yaitu adanya Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan pekerja saat
melakukan pekerjaannya. Jenis APD yang digunakan berbeda-beda
berdasarkan jenis pekerjaan dan tempat kerjanya di perusahaan.
Diantaranya pekerja di proses pengujian bahan baku harus menggunakan APD
topi, sarung tangan, dan masker. Alat pelindung diri yang harus
digunakan pekerja bagian mixing adalah masker, sarung tangan dan topi.
Alat pelindung diri yang harus digunakan pekerja bagian inject adalah
masker, sarung tangan, dan topi. Alat pelindung diri yang harus
digunakan pekerja bagian dekorasi (U.V Coating, printing, stamping )
adalah baju werpak, masker, sarung tangan, kacamata, topi, earplug,
masker, sarung tangan, dan topi. Alat pelindung diri yang harus
digunakan oleh pekerja pada saat melakukan assembly adalah masker,
sarung tangan, topi, dan earplug. Alat pelindung diri yang harus
digunakan oleh pekerja pada saat melakukan Maintenance adalah sarung
tangan, kacamata, masker, helm. Untuk alat pelindung diri berupa sepatu
tidak di sediakan oleh perusahaan, karena sepatu yang di pakai pekerja
bukanlah jenis safetyshoes melainkan sepatu pribadi saja.
3. Pada APD (alat Pelindung Diri) di PT. Arisamandiri Pratama seperti
sarung tangan, masker, helm, kacamata, baju mekanik, dan topi perusahaan
menyediakan dibagian administrasi setiap gedung. Untuk APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) PT. Arisamandiri Pratama melakukan pembersihan serta
pengecekan seluruh APAR yang ada di perusahaan setiap 1 bulan sekali
jadi apabila isi APAR sudah hampir habis perusahaan langsung melakukan
persediaan untuk di ganti dan untuk APAR yang belum habis sebelum masa
berlakunya perusahaan langsung melakukan pembaharuan APAR.
4. Rambu – rambu keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan perusahaan
sudah baik, dari pintu masuk perusahaan sudah ada peringatan untuk
memakai APD dan rambu-rambu pada setiap ruangan sudah baik hampir
menyeluruh sedangkan rambu jalur assembly point di setaip ruangan sudah
sangat baik karena rambu jalur assembly point dipasang diseluruh ruangan
yang ada di PT. Arisamandiri Pratama, slogan K3 pada perusahaan cukup
baik dan terdapat poster utamakan keselamatan kerja pada bagian dalam
gedung produksi PT. Arisamandiri Pratama. Rambu – rambu K3 yang berada
dilingkungan perusahaan selalu di perbaharui sehingga rambu-rambu K3
yang berada di perusahaan jarang sekali ditemukan rambu-rambu yang rusak
ataupun kumuh.
5. Dalam upaya mengingatkan akan Produktivitas serta Keselamatan dan
Kersehatan Kerja (K3), PT. Arisamandiri Pratama melakukan pengecekan APD
rutin setiap 10 menit sebelum jam kerja karyawan dimulai, serta adanya
penerapan breafing dari setiap kepala gedung, dimana breafing tersebut
melakukan kegiatan menganalisa berapa target produk yang sudah di buat
oleh setiap shift pekerja sebelumnya dan juga menganalisa apakah ada
kendala pada saat proses produksi berlangsung.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penyusun kepada PT.
Arisamandiri Pratama adalah sebagai berikut:
1. Pekerja di seluruh lini harusnya sadar akan keselamatan dan kesehatan
kerja sehingga seharusnya selalu menggunakan APD yang diharuskan oleh
perusahaan. Utamanya pekerja yang berada di lini produksi inject dan QC
harus menggunakan masker dan sarung tangan, karena pada lini produksi
inject cukup berdebu dan pekerja harus mengambil produk didalam mesin
yang cukup panas sehingga tangan pekerja bisa melepuh dan membahayakan
pekerja. Serta pada bagian maintenance agar selalu menggunakan helm,
karena banyak resiko yang dihadapi seperti tertimpa mold(cetakan) dan
terkena gantungan crain.
2. Menurut penulis sebaiknya PT. Arisamandiri Pratama membeli/mengadakan
alat pemadam api berupa Hydrant karena jika terjadi kebakaran besar
maupun kecil semaksimal mungkin dapat segera diatasi.
3. Penataan kardus untuk produk jadi di setiap gedung supaya di rapihkan
agar pada saat pekerja lain lewat tidak tersenggol dan menjadikan kardus
tersebut terjatuh.
4. Agar mencapai kesadaran akan pentingnya K3 untuk semua pekerja PT.
Arisamandiri Pratama menurut penulis sebaiknya di pertergas jika ada
pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan
pekerjaannya. Karena jika perkerja lalai dan tidak menggunakan APD maka
akan membahayakan pekerjannya sendiri bahkan membahayakan perusahaan.
-----------------------
1
2
3
4
5
Gambar 4.10 Jalur komunikasi kecelakaan