BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakang Belakang
Beker Bekerja ja denga dengan n tubu tubuh h dan lingk lingkun ungan gan yang yang sehat sehat,, aman aman sert sertaa nyam nyaman an merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,men sosial,mental tal dan phisik phisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan lingkungan tempat kerja kerja dapat dapat member memberii pengar pengaruh uh yang yang positi positiff terhad terhadap ap keseha kesehatan tan pekerj pekerja, a, sepert sepertii penin peningka gkatan tan moral moral pekerj pekerja, a, penuru penurunan nan absens absensii dan peningka peningkatan tan produk produktif tifita itas. s. Sebal Sebalik ikny nyaa temp tempat at kerj kerjaa yang yang tida tidak k sehat sehat (ser (serin ing g terp terpap apar ar zat zat yang yang baha bahaya ya mempeng mempengaru aruhi hi kesehat kesehatan) an) dapat dapat mening meningkat katkan kan angka angka kesaki kesakitan tan dan kecela kecelakaa kaan, n, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya. Pada umumnya kesehatan kesehatan tenaga kerja sangat mempengaruhi mempengaruhi perkembangan perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang sudah maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi. Dimana industrilisasi banyak memberikan dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan meningkatkan meningkatkan pelayanan, pelayanan, tetapi tetapi kegiatan kegiatan industrial industrialisasi isasi juga memberikan dampak yang tidak baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya. Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perub perubaha ahan-pe n-perub rubahan ahan dalam dalam pembang pembangunan unan baik baik dalam dalam bidang bidang teknol teknologi ogi maupun maupun industri. Dengan adanya perubahan tersebut maka konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit / kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan. Seperti
faktor mekanik (proses kerja, peralatan) , faktor fisik (panas , bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga merupakan hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan, stress, penyakit Jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya. Perubahan ini banyak tidak disadari oleh pengelola tempat kerja atau diremehkan. Atau Atau walaup walaupun un menget mengetahu ahuii pendeka pendekatan tan pemeca pemecahan han masala masalahny hnyaa hanya hanya dari dari segi segi kuratif kuratif dan rehabilitatif rehabilitatif saja tanpa memperhatikan memperhatikan akan pentingnya pentingnya promosi dan pencegahan. Adanya Adanya Depart Departeme emen n Enviro Environme nment nt and Social Social Respons Responsibi ibilit lity y pada pada suatu suatu indust industri ri maupun maupun perusa perusahaa haan n sangat sangatlah lah diperl diperlukan ukan guna memini meminimal malisi isirr potens potensii keru kerugi gian an
yang yang diak diakib ibat atkan kan oleh oleh
keja kejadi dianan-ke keja jadi dian an
dala dalam m
aspe aspek k
kese keseha hata tan, n,
keselamatan keselamatan kerja dan lindungan lindungan lingkungan, Bagian ESR pada PT United United Tractors, Tractors, Tbk , khususnya bidang bidang K3 menjadi objek studi saya, saya, karena pada setiap proses proses dan tahapan kegiatannya memiliki resiko yang tinggi. Adapun kegiatan utama dari PT United Tractors, Tbk adalah Industri alat-alat berat. Hal inilah yang menjadi dasar peninjauan dan evaluasi yang akan dilakukan pada masa Praktik Kerja Profesi.
1.2
Maksud dan Tujuan PKP
Maks Maksud ud dari dari Prak Prakti tik k Kerj Kerjaa Prof Profes esii (PKP (PKP)) ini ini adala adalah h menga mengama mati ti sist sistem em Kese Kesela lama mata tan, n, Kese Keseha hata tan n Kerj Kerjaa dan Ling Lingkun kunga gan n Hidu Hidup p teru teruta tama ma pada pada pros proses es Remanufakturing alat-alat berat. Tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Profesi (PKP) di PT United Tractors, Tbk ini adalah : 1. Mempel Mempelaja ajari ri secara secara langsu langsung ng pelaksan pelaksanaan aan kegiatan kegiatan di bidang bidang Kesehat Kesehatan an dan Keselamatan kerja 2. Mempelajari Mempelajari bidang Sistim Sistim Manajeme Manajemen n dan terti tertib b administr administrasi asi 3. Memp Mempel elaj ajar arii poten potensi si bahay bahayaa dan dan resi resiko ko yang yang diti ditimb mbul ulka kan n dari dari kegia kegiata tan n operasional, serta cara penanganan dalam mengatasi permasalahan. 4. Memper Memperole oleh h pengal pengalaman aman bekerja bekerja sama sama dengan dengan berbagai berbagai pihak pihak dan berbagai berbagai disiplin ilmu.
faktor mekanik (proses kerja, peralatan) , faktor fisik (panas , bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga merupakan hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan, stress, penyakit Jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya. Perubahan ini banyak tidak disadari oleh pengelola tempat kerja atau diremehkan. Atau Atau walaup walaupun un menget mengetahu ahuii pendeka pendekatan tan pemeca pemecahan han masala masalahny hnyaa hanya hanya dari dari segi segi kuratif kuratif dan rehabilitatif rehabilitatif saja tanpa memperhatikan memperhatikan akan pentingnya pentingnya promosi dan pencegahan. Adanya Adanya Depart Departeme emen n Enviro Environme nment nt and Social Social Respons Responsibi ibilit lity y pada pada suatu suatu indust industri ri maupun maupun perusa perusahaa haan n sangat sangatlah lah diperl diperlukan ukan guna memini meminimal malisi isirr potens potensii keru kerugi gian an
yang yang diak diakib ibat atkan kan oleh oleh
keja kejadi dianan-ke keja jadi dian an
dala dalam m
aspe aspek k
kese keseha hata tan, n,
keselamatan keselamatan kerja dan lindungan lindungan lingkungan, Bagian ESR pada PT United United Tractors, Tractors, Tbk , khususnya bidang bidang K3 menjadi objek studi saya, saya, karena pada setiap proses proses dan tahapan kegiatannya memiliki resiko yang tinggi. Adapun kegiatan utama dari PT United Tractors, Tbk adalah Industri alat-alat berat. Hal inilah yang menjadi dasar peninjauan dan evaluasi yang akan dilakukan pada masa Praktik Kerja Profesi.
1.2
Maksud dan Tujuan PKP
Maks Maksud ud dari dari Prak Prakti tik k Kerj Kerjaa Prof Profes esii (PKP (PKP)) ini ini adala adalah h menga mengama mati ti sist sistem em Kese Kesela lama mata tan, n, Kese Keseha hata tan n Kerj Kerjaa dan Ling Lingkun kunga gan n Hidu Hidup p teru teruta tama ma pada pada pros proses es Remanufakturing alat-alat berat. Tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Profesi (PKP) di PT United Tractors, Tbk ini adalah : 1. Mempel Mempelaja ajari ri secara secara langsu langsung ng pelaksan pelaksanaan aan kegiatan kegiatan di bidang bidang Kesehat Kesehatan an dan Keselamatan kerja 2. Mempelajari Mempelajari bidang Sistim Sistim Manajeme Manajemen n dan terti tertib b administr administrasi asi 3. Memp Mempel elaj ajar arii poten potensi si bahay bahayaa dan dan resi resiko ko yang yang diti ditimb mbul ulka kan n dari dari kegia kegiata tan n operasional, serta cara penanganan dalam mengatasi permasalahan. 4. Memper Memperole oleh h pengal pengalaman aman bekerja bekerja sama sama dengan dengan berbagai berbagai pihak pihak dan berbagai berbagai disiplin ilmu.
1.3
Ruang Lingkup
PT United Tractors, Tbk mempunyai lingkup tugas di industri pembuatan alat-alat berat, pertambangan, pembuatan genset dan perakitan kembali alat-alat berat (remanufakturing) Seluru Seluruh h lingku lingkup p pelaya pelayanan nan yang yang dilaks dilaksana anakan kan akan selalu selalu mengac mengacu u pada pada ped pedom oman an
mana manaje jeme men n
peru perusa saha haan an
khus khusus usny nyaa
divi divisi si
Envi Enviro ronm nmen enta tal, l,
Soci Social al
Responsibility serta General Affairs PT United Tractors, Tbk
1.4
Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKP
Kedudukan peserta PKP dalam instansi ini adalah sebagai mahasiswa yang mengamati mengamati dan mempelajari mempelajari pelaksanaan pelaksanaan sistem sistem manajemen manajemen LK3 pada PT United Tractors, Tbk. Praktik Praktik kerja profesi profesi di PT United Tractors, Tractors, Tbk dilaksanaka dilaksanakan n pada liburan semester 7, yaitu dimulai pada Pertengahan bulan Februari hingga Pertengahan bulan Maret 2010 dan dilaksanakan selama kurang lebih 180 jam kerja. Praktik Kerja Profesi (PKP) terdiri dari 3 tahap yaitu Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan , dan Tahap Pelaporan. Kegiatan pada tahap pelaksaan dilakukan dalam 23 hari (antara pertengahan bulan Februari hingga pertengahan bulan Maret 2010) dengan hitungan waktu 1 hari = 8 jam.
BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI 2.1 Sejarah PT. United Tractors, Tbk
PT United Tractors Tbk ( UT / Perseroan ) berdiri pada tanggal 13 Oktober 1972 sebagai distributor tunggal alat berat Komatsu di Indonesia. Pada tanggal 19 September 1989, Perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode perdagangan UNTR, dimana PT Astra International Tbk menjadi pemegang saham mayoritas. Selain dikenal sebagai distributor alat berat terkemuka di Indonesia, PT United Tractors Tbk dan Grupnya yang bergerak di bidang kontraktor penambangan dan bidang pertambangan batu bara. Ketiga unit usaha ini dikenal dengan sebutan Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan Pertambangan. 1. Mesin Konstruksi
Unit usaha Mesin Konstruksi menjalankan peran sebagai distributor tunggal alat berat Komatsu, Nissan Diesel, Scania, Bomag, Valmet dan Tadano. Dengan rentang ragam produk yang diageninya, Perseroan mampu memenuhi seluruh kebutuhan alat berat di sektor-sektor utama di dalam negeri, yakni pertambangan, perkebunan, konstruksi, kehutanan, material handling dan transportasi. Layanan purna jual kepada seluruh pelanggan di dalam negeri tersedia melalui jaringan distribusi yang tersebar pada 18 kantor cabang, 15 kantor site-support dan 12 kantor perwakilan. Unit usaha ini juga didukung oleh anak-anak perusahaan yang menyediakan produk dan jasa terkait, yaitu PT United Tractors Pandu Engineering ( UTPE ), PT Komatsu Remanufacturing Asia ( KRA ) dan PT Bina Pertiwi ( BP ).
2. Kontraktor Penambangan
Unit usaha Kontraktor Penambangan dijalankan melalui anak perusahaan Perseroan, PT Pamapersada Nusantara ( Pama ). Didirikan pada tahun 1988, Pama melaksanakan jasa penambangan kelas dunia yang mencakup rancang tambang, eksplorasi, penambangan, pengangkutan, barging dan loading . Dengan wilayah kerja terbentang di seluruh kawasan pertambangan batu bara terkemuka di dalam negeri, Pama dikenal sebagai kontraktor penambangan terbesar dan terpercaya di Indonesia.
a. Pertambangan Unit usaha Pertambangan mengacu pada kegiatan terbaru Perseroan sebagai operator tambang batu bara melalui akuisisi PT Dasa Eka Jasatama ( DEJ ), anak perusahaan PAMA. Proses akuisisi telah diselesaikan pada bulan April 2007. Berlokasi di Rantau, Kalimantan Selatan, DEJ memiliki kandungan batu bara berkualitas tinggi dengan kalori 6.700 kcal, serta kapasitas produksi sebesar 3,5 juta ton per tahun. Dan pada tahun 2008 , Perseroan kembali mengakuisisi PT Tuah Turangga Agung (TTA) yang merupakan tambang Batu Bara yang berlokasikan di Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Untuk menjalankan fungsi bidang bisnis diatas maka secara umum dapat dilihat pada gambar bisnis proses PT United Tractors Tbk.
Gambar 1 PT United Tractors, Tbk
DATA PERUSAHAAN • •
20 Hectares Area ( PPI Cakung ) Jumlah karyawan PT United Tractors Tbk Head Office = 756 Orang Jakarta Branch = 131 Orang Others = 24 Orang • • •
•
PT United Tractors P. E
= 22 Orang
Total karyawan HO & Cab Jkt : 911 Orang
Gambar 2 Diagram Proses Bisnis PT United Tractors, Tbk
Kelompok Perusahaan .
Saat ini grup PT United Tractors Tbk memiliki sepuluh perusahaan termasuk anak perusahaan dan perusahaan afiliasi:
1. PT Komatsu Indonesia ( KI )
KI berdiri pada tahun 1982, merupakan pabrik mesin konstruksi terbesar di Asia Tenggara, serta produsen dan perakit alat berat Komatsu. Kegiatan utamanya mencakup manufaktur, pengembangan, pemasaran dan penjualan serangkaian model alat berat untuk berbagai industri. Produk yang dihasilkan KI digunakan dalam empat sektor utama yang dilayani UT, yaitu sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan dan konstruksi.
2. PT United Tractors Pandu Engineering ( UTPE )
UTPE berdiri pada tahun 1983, berlokasi di Kawasan Industri MM2000, Jababeka, Cikarang. Perusahaan ini menjalankan kegiatan rekayasa dan fabrikasi attachment dan komponen alat berat.
3. PT Pamapersada Nusantara (Pama)
Pama berdiri sejak tahun 1988, merupakan perusahaan kontraktor yang bergerak di bidang eksploitasi tambang. Pada awalnya Pama merupakan divisi rental alat berat UT, sebelum akhirnya berdiri sendiri sebagai anak perusahaan UT dan diakui sebagai salah satu pionir kontraktor penambangan di Indonesia. Klien - klien utama Pama saat ini diantaranya adalah Adaro Indonesia, Kaltim Prima Coal, Tambang Batubara Bukit Asam, Kideco Jaya Agung dan Indominco Mandiri. Pada tahun 2007 Pama mengakuisisi PT Dasa Eka Jasatama ( DEJ ), sebuah konsesi tambang batu bara yang berlokasi di Rantau, Kalimantan Selatan. DEJ memiliki kandungan batubara berkualitas tinggi dengan kalori 6.700 kcal, serta kapasitas produksi sebesar 3,5 juta ton per tahun.
4. PT Bina Pertiwi
BP berdiri pada tahun 1976, merupakan salah satu anak perusahaaan UT yang secara khusus berperan sebagai distributor traktor pertanian Kubota. Selain menjual traktor dan suku cadang Kubota, BP juga melayani penjualan genset, serta penyewaan dan penjualan forklift Patria.
5. PT United Tractors Semen Gresik ( UTSG )
UTSG berdiri pada tahun 1992. Perusahaan ini berdomisili di Gresik, Jawa Timur, dan berperan sebagai kontraktor pertambangan batu kapur untuk PT Semen Gresik.
6. UT Heavy Industry ( UTHI )
UTHI berdiri pada tahun 1994 di Singapura, merupakan perpanjangan tangan UT dalam proses distribusi alat berat ke Indonesia.
7. PT Komatsu Remanufacturing Asia ( KRA )
KRA berdiri pada tahun 1997 dengan kantor pusat dan fasilitas produksi berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur. Kegiatan utama KRA adalah remanufaktur dan rekondisi mesin dan komponen alat berat.
8. PT Multi Prima Universal ( MPU )
MPU berdiri pada tahun 2008 dan berdomisili di Jakarta. Kegiatan utama adalah di bidang penyewaan alat berat dan penjualan alat berat bekas
9. PT Tuah Turangga Agung ( TTA )
TTA merupakan sebuah pertambangan yang diakuisisi UT pada tahun 2008 dan berlokasi di Kapuas, Kalimantan Tengah. Luas areanya adalah sebesar 5.000 ha, dan mengandung batu bara berkualitas 6.300 kcal dengan cadangan batubara sebesar 40 juta ton.
2.2 VISI & MISI PT. UNITED TRACTORS TBK a.
VISI PT. United Tractors Tbk
Menjadi perusahaan kelas dunia berbasis solusi di bidang alat berat, pertambangan dan energi, untuk menciptakan manfaat bagi para pemangku kepentingan. b. MISI PT. United Tractors Tbk
Menjadi perusahaan yang : •
Bertekad membantu pelanggan meraih keberhasilan melalui pemahaman usaha yang komprehensif dan interaksi berkelanjutan.
•
Menciptakan peluang bagi insan perusahaan untuk dapat meningkatkan status sosial dan aktualisasi diri melalui kinerjanya.
•
Menghasilkan nilai tambah yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan melalui tiga aspek berimbang dalam hal ekonomi, sosial dan lingkungan.
•
Memberi sumbangan yang bermakna bagi kesejahteraan bangsa.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan didalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3L yang artinya keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan. Aspek lingkungan dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan juga merupakan hal yang penting, namun dalam pembahasan berikut yang akan menjadi fokus utamanya adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan. Dalam memepelajari faktor faktor yang dapat menyebabkan manusia mengalami kecelakan inilah berkembang berbagai konsep dan teori tentang kecelakaan (accident theories). Teori tersebut umumnya ada yang memusatkan perhatiannya pada faktor penyebab yang ada pada pekerjaan atau cara kerja, ada yang lebih memperhatikan faktor penyebab pada peralatan kerja bahkan ada pula yang memusatkan perhatiannya pada faktor penyebab pada perilaku manusianya. Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial. Dengan demikian pengertian sehat secara utuh menunjukkan pengertian sejahtera (well-being). Kesehatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun pendekatan praktis juga berupaya mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia menderita
sakit dan sekaligus berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk mencegah agar manusia tidak menderita sakit, bahkan menjadi lebih sehat. Sebagaimana kita ketahui bahwa umumnya manusia selalu mempunyai pekerjaan (work, occupation) dan sebagian besar waktunya berada dalam situasi bekerja sehingga dapat terjadi manusia akan menderita penyakit yang mungkin disebabkan oleh pekerjaannya atau menderita penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya. Karena alasan tersebut berkembang ilmu yang dikenal dengan kesehatan kerja (occupational health). Kesehatan kerja disamping mempelajari faktor-faktor pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan manusia menderita penyakit akibat kerja (occupational disease) maupun penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaannya
(work-related
disease)
juga
berupaya
untuk
mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan (health promotion) pada manusia pekerja tersebut. Istilah ‘keselamatan dan kesehatan kerja’, dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied science). Pandangan yang melihat Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kerangka sebagai suatu pendekatan ilmiah tampak seperti misalnya pada definisi berikut: Occupational Health and Safety concern the application of scientific principles in understanding the nature of risk to the safety of people and property in both industrial & non industrial environments. It is multi disciplinary profession based upon physics, chemistry, biology and behavioral sciences with applications in manufacturing, transport, storage and handling of hazardous material and domestic and recreational activities. (OSHA, USA)
Dari definisi tersebut dapat diamati adanya uraian yang menekankan prinsip ilmiah yang mendasari Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta keilmuan dasar yang menjadi pendukungnya. Sedangkan pandangan melihat Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kerangka sebagai suatu pendekatan praktis atau suatu program dapat dilihat dari definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai: The promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well being of workers in all occupations; the prevention among workers of departures from health caused by their working conditions; the protection of workers in their employment from risks resulting from factors adverse to health; the placing and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to his physiological equipment; to summarize: the adaptation of work to man and each man to his job. (Joint committee: ILO & WHO) Dengan demikian menjadi semakin jelas bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada hakekatnya merupakan suatu pendekatan ilmiah dan sekaligus merupakan suatu program. Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi. Dengan kata lain hakekat dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tidak berbeda
dengan
pengertian bagaimana
kita mengendalikan
risiko (risk
management) agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Pendekatan-pendekatan ilmiah yang ada dalam lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak saja terbatas pada ilmu keselamatan (safety sciences) dan ilmu kesehatan (health sciences) seperti ilmu kesehatan kerja (occupational health science), tetapi juga keilmuan lainnya seperti: higiene industri (industrial
hygiene), ergonomi, human factors, epidemiologi, statistik, kedokteran, rekayasa (engineering), kimia, health promotion, toksikologi, manajemen, hukum, sosial dan perilaku dan lain-lain sebagainya. Dengan demikian Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
dapat
dipandang
sebagai
ilmu terapan
yang bersifat
multidisiplin, yang kaya dengan keragaman berbagai pendekatan menurut bidang keilmuan masing-masing dalam upaya mengendalikan resiko sakit dan celaka.
3.2 Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai ilmu terapan, yang bersifat multidisiplin didalam era global dewasa hadir dan berkembang dalam aspek keilmuannya (di bidang pendidikan maupun riset) maupun dalam bentuk program-program yang
dilaksanakan
di berbagai
sektor yang tentunya
penerapannya didasari oleh berbagai macam alasan . Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 45% penduduk dunia dan 58% penduduk yang berusia diatas sepuluh tahun tergolong tenaga kerja. Diperkirakan dari jumlah tenaga kerja diatas, sebesar 35% sampai 50% pekerja di dunia terpajan bahaya fisik, kimia, biologi dan juga bekerja dalam beban kerja fisik dan ergonomi yang melebihi kapasitasnya, termasuk pula beban psikologis serta stress. Dikatakan juga bahwa hampir sebagain besar pekerja didunia, sepertiga masa hidupnya terpajan oleh bahaya yang ada di masing-masing pekerjaanya. Dan yang sangat memperihatinkan adalah bahwa hanya 5% hingga 10% dari tenaga kerja tadi yang mendapat layanan kesehatan kerja di Negara yang sedang berkembang. Sedangkan di negara industri tenaga kerja yang memperoleh layanan kesehatan kerja diperkirakan baru mencapai 50%. Kenyataan diatas jelas menggambarkan bahwa sebenarnya hak azasi pekerja untuk hidup sehat dan selamat dewasa ini belum dapat terpenuhi dengan baik. Masih banyak manusia demi untuk dapat bertahan hidup justru mengorbankan kesehatan dan keselamatannya dengan bekerja ditempat yang penuh dengan berbagai macam bahaya yang mempunyai risiko langsung maupun yang baru
diketahui risikonya setelah waktu yang cukup lama. Dari uraian diatas akan dapat dipahami bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai ilmu maupun sebagai program memang sangat diperlukan untuk menegakkan hak azasi manusia (khususnya pekerja) untuk hidup sehat dan selamat. Di sisi lain, kajian mengenai aspek biaya atau aspek ekonomi yang harus ditanggung oleh negara-negara didunia sehubungan dengan penyakit-penyakit akibat kerja
maupun yang berhubungan
dengan pekerjaan, biaya-biaya
kompensasi yang harus ditanggung akibat cidera, kecacatan akibat terjadinya kecelakaan merupakan beban yang harus dipikul. Belum lagi kerugian kerugian lain karena hilangnya hari kerja, kerusakan properti, tertundanya produksi akibat terjadinya kecelakaan. Tentunya kerugian (loss) yang diakibatkan masalah kesehatan maupun masalah keselamatan bila tidak dikendalikan dengan baik akan menjadi beban saat ini maupun dikemudian hari. Karena itulah Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai ilmu terapan maupun dalam berbagai bentuk programnya sangat diperlukan agar kerugian yang kelak dapat terjadi bisa diperkecil atau ditiadakan kalau memang memungkinkan. Tentunya dalam rangka menegakkan hak azasi manusia untuk hidup sehat dan selamat, serta tidak terjadinya berbagai kerugian dan beban ekonomi seperti yang diuraikan, dikembangkan perangkat hukum (legal) pada tingkat internasional, regional naupun nasional. Kita ketahui ada berbagai konvensi yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan keselamatan pada tingkat internasional maupun regional yang perlu dipatuhi. Adapula dalam berbagai bentuk regulasi atau standar-standar
tertentu yang berkaitan
dengan masalah
kesehatan
dan
keselamatan. Dalam hubungan inilah Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai keilmuan maupun sebagai program berfungsi membantu pelaksanaan penerapan aspek legal. Bahkan dengan pendekatan ilmiahnya melalui penelitian atau riset yang dilakukan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ikut membantu pula memberi masukan pada penyusunan kebijakan dalam menentukan standar-standar tertentu dalam bidang kesehatan dan keselamatan.
Dengan demikian kehadiran Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu pendekatan ilmiah maupun dalam berbagai bentuk programnya di berbagai sektor bukan tanpa alasan. Alasan yang pertama adalah karena hak azasi manusia untuk hidup sehat dan selamat, dan alasan yang kedua adalah alasan ekonomi agar tidak terjadi kerugian dan beban ekonomi akibat masalah keselamatan dan kesehatan, serta alasan yang ketiga adalah alasan hukum.
3.3 Konsep Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi sebagai ilmu terapan yang bersifat multidisiplin maupun sebagai suatu program yang didasarkan oleh suatu dan alasan tetentu perlu dipahami dan dipelajari secara umum maupun secara khusus. Secara umum adalah memahami prinsip dasarnya sedangkan secara khusus adalah memahami pendekatan masing keilmuan yang terlibat didalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sebagai ilmu yang bersifat multidisiplin, pada hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tujuan untuk memperkecil atau menghilangkan potensi bahaya atau risiko yang dapat mengakibatkan kesakitan dan kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi. Kerangka konsep berpikir Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah menghindari resiko sakit dan celaka dengan pendekatan ilmiah dan praktis secara sistimatis (systematic), dan dalam kerangka pikir kesistiman (system oriented). Untuk memahami penyebab dan terjadinya sakit dan celaka, terlebih dahulu perlu dipahami potensi bahaya (hazard) yang ada, kemudian perlu mengenali (identify) potensi bahaya tadi, keberadaannya, jenisnya, pola interaksinya dan seterusnya. Setelah itu perlu dilakukan penilaian (asess, evaluate) bagaimana bahaya tadi dapat menyebabkan risiko (risk) sakit dan celaka dan dilanjutkan dengan menentukan berbagai cara (control, manage) untuk mengendalikan atau mengatasinya.
Langkah langkah sistimatis tersebut tidak berbeda dengan langkah-langkah sistimatis dalam pengendalian resiko (risk management). Oleh karena itu pola pikir dasar dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada hakekatnya adalah bagaimana bagaimana mengendalikan mengendalikan resiko dan tentunya tentunya didalam didalam upaya mengendalikan mengendalikan risiko risiko tersebut tersebut masing-mas masing-masing ing bidang keilmuan akan mempunyai mempunyai pendekatanpendekatan pendekatan tersendiri yang sifatnya sangat khusus. Kesela Keselamat matan an dan Keseha Kesehatan tan Kerja Kerja yang yang mempuny mempunyai ai kerangk kerangkaa pikir pikir yang yang bersi bersifat fat sisti sistimat matis is dan berori berorient entasi asi kesist kesistima iman n tadi, tadi, tentun tentunya ya tidak tidak secara secara sembarangan penerapan praktisnya di berbagai sektor didalam kehidupan atau di suat suatu u organ organis isas asi. i. Karen Karenaa itu itu dalam dalam rang rangka ka mener menerap apkan kan kesel keselam amat atan an dan keseha kesehatan tan kerja kerja ini diperl diperlukan ukan juga juga pengor pengorgani ganisas sasian ian secara secara baik baik dan benar. benar. Dala Dalam m hubu hubunga ngan n inil inilah ah dipe diperl rluk ukan an Sist Sistim im Mana Manaje jeme men n Kese Kesela lama mata tan n dan dan Kesehatan Kerja yang Terintegrasi (Integrated Occupational Health and Safety Management System) yang perlu dimiliki oleh setiap organisasi. Melalui sistim manajem manajemen en Kesela Keselamat matan an dan Kesehat Kesehatan an Kerja Kerja inilah inilah pola pola pikir pikir dan berbaga berbagaii pende pendekat katan an yang yang ada diinte diintegra grasik sikan an kedalam kedalam seluru seluruh h kegiat kegiatan an operasi operasional onal organisasi agar organisasi dapat berproduksi dengan cara yang sehat dan aman, efis efisie ien n sert sertaa meng mengha hasi silk lkan an prod produk uk yang yang sehat sehat dan dan aman aman pula pula sert sertaa tida tidak k menimbulkan dampak lingkungan yang tidak diinginkan. Perlunya organisasi memiliki sistim manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja yang terintegrasi ini, dewasa ini sudah merupakan suatu keharusan dan telah menjadi peraturan. Organisasi Buruh Sedunia (ILO) menerbitkan panduan Sistim Manaje Manajemen men Kesela Keselamat matan an dan Keseha Kesehatan tan Kerja. Kerja. Di Indones Indonesia ia panduan panduan yang yang serupa dikenal dengan istilah SMK3, sedang di Amerika OSHAS 1800-1, 1800-2 dan di Inggris BS 8800 serta di Australia disebut AS/NZ 480-1. Secara lebih rinci lagi asosiasi di setiap sektor industri di dunia juga menerbitkan panduan yang serupa seperti misalnya khusus dibidang transportasi udara, industri minyak dan gas, serta instalasi nuklir dan lain-lain sebagainya. Bahkan dewasa ini organisasi tidak hanya dituntut untuk memiliki sistim manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi, lebih dari itu organisasi diharapkan memiliki budaya sehat dan selamat (safety and health culture) dimana setiap anggotanya menampilkan perilaku aman dan sehat. OHSAS–Occupational Health and Safety Assesment Series-18001 merupakan standar internasional untuk penerapan SMK3. Tujuan dari OHSAS ini sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan SMK3 Permenaker, yaitu meningkatkan kondisi kesehatan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja karena kondisi K3 tidak saja menimbulkan kerugian secara ekonomis tetapi juga kerugian non ekonomis seperti menjadi buruknya citra perusahaan. Cikal bakal OHSAS 18001 adalah dokumen yang dikeluarkan oleh British Standards Standards Institute Institute (BSI) (BSI) yaitu yaitu Occupational Occupational Health and Safety Safety Management Management Sistem-Specification Sistem-Specification (OHSAS) 18001:1999. 180 01:1999. OHSAS 18001 diterbitkan oleh BSI dengan tim penyusun dari 12 lembaga standa standaris risasi asi maupun maupun sertif sertifika ikasi si beberap beberapaa negara negara di dunia dunia sepert seperti, i, Standa Standards rds Australia, SFS Certification dan International Certification Services. Stan Standar dar OHSA OHSAS S menga mengand ndung ung bebe bebera rapa pa komp kompon onen en utam utamaa yang yang harus harus dipenuhi oleh perusahaan dalam penerapan SMK3 demi pelaksanaan K3 yang berkesinambungan yaitu : 1.
Adanya ko komitmen pe perusahaan aan te tentang K3 K3.
2.
Adan Adany ya per perenca encana naan an ten tenttang ang prog progra ram m-pr -progr ogram K3. K3.
3.
Operasi dan Implementasi K3.
4.
Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan K3 di
perusahaan. 5.
Pengka gkajian manajeme emen perusahaa haan tentang kebijakan K3 untu ntuk
pelaksanaan berkesinambungan. Maka berdasarkan kesepakatan international pada tahun 1996 International Organization for Standardization meluncurkan suatu standard untuk mengelola lingkungan secara profesional di dalam organisasi dan industri, standard tersebut
disebut Sistem Sistem Manajem Manajemen en Lingkun Lingkungan gan ISO ISO 14001:1 14001:1996 996.. Namu Namun n meli meliha hatt perkembangan industri dewasa ini, pada tahun 2003 dilakukan revisi terhadap sistem sistem terseb tersebut ut dan diluncu diluncurka rkan n pada tahun tahun 2004. 2004. Standa Standard rd terseb tersebut ut untuk untuk selanjutnya disebut ISO 14001:2004. 14001:2004. ISO 14001:2004 dibangun atas dasar elemen – elemen yang menetapkan 1.
Spesifikasi as aspek da dan da dampak li lingkung ungan
2.
Prosed osedur ur dan dan inst nstruks ruksii kerj kerjaa yang yang akur akurat at
3.
Proses yang konsisten
4.
Kese Kesesu suai aian an deng dengan an tuj tujua uan n dan tar targe gett orga organi nisa sasi si dal dalam am men menin ingk gkat atka kan n kinerja lingkungan
5.
Minimasi limbah
6.
Keterkaitan dengan peraturan dan perundangan
7.
Kons Konsiisten stensi si has hasil, il, keju kejujjuran uran pener penerap apan an dan deskr deskriipsi psi prod produk uk yang yang cermat
8.
Evaluasi kinerja
9.
Kesehat hatan dan keselamatan peker kerja
10.
Komunikasi ke pihak – pihak terkait perlindungan lingkungan
ISO 14001:2004 14001:2004 adalah adalah sistem sistem manaje manajemen men yang yang dinami dinamis, s, dimana dimana dapat dapat ditera diterapkan pkan bersam bersamaa syst system em manaj manajem emen en mutu mutu ISO ISO 9001: 9001:200 2000 0 dan dan dapa dapatt dise disesu suai aika kan n denga dengan n deng dengan an peru peruba bahan han orga organi nisa sasi si dan indu indust stri ri,, peru peruba baha han n peraturan / perundangan yang berlaku maupun perubahan ilmu dan teknologi. Keuntu Keuntunga ngan n dari dari penerap penerapan an sistem sistem manaje manajemen men lingkun lingkungan gan ISO 14001:2 14001:2004 004 adalah 1.
Perlindungan li lingkungan
2.
Manaj najemen li lingku gkungan gan ya yang le lebih ba baik
3.
Meni Mening ngka katk tkan an cit citra ra per perus usah ahaa aan n dala dalam m menj menjal alin in hub hubun unga gan n yang yang leb lebih ih baik dengan masyarakat sekitar
4.
Menin ningkat katkan day daya sain aing per perusahaan
5.
Kepercay cayaan dan kep kepuasan pela elanggan gan
6.
Menekan resiko yang membahayakan lingkungan dan pekerja
7.
Menekan biaya produksi
Mengelola kesehatan dan keselamatan OHSAS 18001 di tempat kerja merupakan tantangan yang besar. Secara efektif mengelola isu-isu ini berarti mengambil peluang tidak hanya persyaratan hukum, tetapi juga kesejahteraan personil di lingkungan kerja mereka. Sistem OHSAS 18001 perlu dikembangkan karena : 1. Untuk mematuhi undang-undang, seperti di Kesehatan & Keselamatan Kerja, etc UU 1974. 2. Untuk melaksanakan kebijakan kesehatan dan keselamatan. 3. Untuk terus meningkatkan kebijakan untuk mencerminkan kenyataan di tempat kerja. Kebijakan OHSAS 18001 adalah cara mengelola risiko, dengan memastikan bahwa operasi didokumentasikan secara tepat dan terkendali, dan semua orang yang menyadari tanggung jawab mereka sendiri. Bila dilaksanakan dengan baik, sebuah OHSAS 18001 secara otomatis sistem akan mengakibatkan perbaikan terus menerus, lebih komprehensif dan efisien. Setiap organisasi yang berbeda akan memiliki kumpulan prosedur. Dalam rangka untuk mencapai kesehatan dan keselamatan sertifikasi (atau kualitas lingkungan atau untuk yang lain), setiap perusahaan harus mampu menunjukkan kemampuan untuk: 1. Tetapkan standar kinerja. 2. Ukur dengan pencapaian. 3. Mengambil tindakan korektif. 4. Identifikasi daerah untuk peningkatan secara terus menerus.
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Divisi ESRGA
ESRGA ( Environment Social Responsibility) Divison merupakan salah satu divisi yang ada di PT United Tractors Tbk yang memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :
4.1.1.1 Visi dari ESRGA Division adalah :
Untuk menjadi satu mitra bisnis bagi seluruh pemegang taruhan untuk mencapai produktifitas terbaik dan keunggulan operasional melalui SPEED.
4.1.1.2 Misi dari ESRGA Division adalah SPEED yang diterjemahkan
menjadi: •
Service Quality Excellence
•
Product
Quality
Excellence •
Enviro-Socio
Friendly •
Efficient & Effective
expenses & investment •
accordance with stakeholder expectation
4.1.1.3 Divisi ESRGA memiliki tiga role yaitu :
1. Policy, System, and People Development.
Delivered
in
2. Implementasi EHS, SR, Security Management System and General Affairs dan memberikan dukungan bidang ESR & GA di Grup AHEME. 3. Memantau dan melaporkan Kinerja ESR dan GA
4.1.1.4 Ruang Lingkup Integrasi Sistem :
Ruang Lingkup Integrasi sistem ini adalah meliputi 4 (empat) Sistem Manajemen, yaitu: 1. ISO 9001:2008 2. ISO 14001:2004 3. OHSAS 18001:2007 4. SMK3 Permenaker No. 5 Tahun 1996
4.1.1.5 Ruang Lingkup Pelaksanaan atau Implementasi Integrasi Sistem adalah :
A.
ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007 , SMK3 Permenaker
No. 5 Tahun 1996 Meliputi area PT United Tractors Tbk Head Office (Area PPI Cakung). B.
ISO 9001:2008 meliputi area ESRGA Division, Human Capital Division, UT Learning Centre. (Pedoman Manajemen Mutu HC Division & UT Learning Centre Terpisah).
4.1.1.6 Organisasi ESRGA Division Organisasi ESRGA division pada PT United Tractors dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 3 Organisasi ESRGA Division
Divisi ESRGA dipimpin oleh Kepala Divisi yang bertugas pula sebagai
MR (Management
Representative).
MR ditunjuk
oleh Top
Management ( DIC / Director in Charge). MR ESRGA merupakan : 1. Penanggung Jawab dari Divisi ESRGA dan memiliki pengetahuan mengenai
management
lingkungan,
K3,
mutu
serta
sistem
management lainnya. 2. Wakil management mutu, lingkungan dan keselamatan kesehatan kerja serta sistem management lainnya dari Divisi ESRGA.
Fungsi
dan Wewenang MR ( Management Representative )
ESRGA Division adalah : 1. Memonitor perkembangan implementasi dan melaporkan kepada Top Management (DIC / Director in Charge ) 2. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan serta alokasi sumber daya di Divisi ESRGA. 3. Mengkoordinasi organisasi yang menjalankan sistem management LK3, Mutu serta sistem management lainnya. Tanggung Jawab MR ( Management Representative ) ESRGA Division adalah: 1.
Memastikan tersedianya sistem managemen lingkungan, K3,
mutu serta sistem management lainnya yang efektif dan efisien sesuai persyaratan ISO 9001:2008, ISO 14001:2006, OHSAS 18001:2007, SMK3 Permenaker No. 5 Tahun 1996 dan Sistem Management lainnya ( ISO 26000, dll ). 2.
Digunakannya sumber daya yang tersedia secara efektif dan
efisien. 3.
Melaksanakan review setiap Business Process yang ada di
dalam Divisi ESRGA. Kualifikasi MR adalah : 1. Minimal Golongan 5. 2. Telah bekerja di ESRGA Division minimal 3 tahun. 3. Telah mengikuti training ISO 9001:2008 dan atau ISO 14001:2004 dan atau OHSAS 18001:2007 dan atau SMK3 Permenaker No. 5 Tahun 1996 dan atau Sistem Management lainnya ( ISO 26000, dll ). ESRGA Division berdiri pada tahun 2000 dengan nama HRGA Division yang terdiri dari EHS Department, IR Department serta HR Department. Di dalam EHS dan IR Department terdapat bagian, yang dinamakan EHS Section dan IR Section. Pada Tahun 2001 HRGA Division membentuk dua Department yaitu IR
Department dan EHS Department. Pada saat inilah EHS Department sudah mulai membesar dari section menjadi Department. Tahun 2007 terjadi perubahan nama Department di dalam HRGA Division yaitu SR & Subkontraktor Management serta EHS Department. Pada tahun 2008 HRGA Division berubah nama menjadi HC ESRGA Division dimana pada semester kedua mulai ada pemisahan antara HC dengan ESRGA Division. Selain itu, terjadi juga perubahan nama Department di divisi ESRGA yaitu Department SR dan Subkontraktor Management serta EHS Department. Selanjutnya pada tahun 2009 ESRGA resmi menjadi satu Divisi tersendiri dengan nama ESRGA Division yang terdiri dari tiga Department yaitu ESR Department, Security Department dan GA Department.
4.1.2
ESR DEPARTMENT
Sebelum Tahun 2006 HRGA Div membawahi EHS, IR, GA, Organization Development, Recruitment, HR Services Department, dan Pada tahun 2006 HRGA Division mengalami perubahan. Perubahan tersebut adalah terbentuknya dua Divisi yakni HC Division dan ESRGA Division. Pada tahun 2009 ESRGA Division, perubahan tersebut adalah ESR Department, GA Department serta Security Department Adapun Organisasi ESR Department sebagai berikut :
Gambar 4 Organisasi ESR Departement 4.1.2.1 FUNGSI DAN TUGAS
a. ESR Department Head ESR Department mengatur secara managerial struktur, sistem, dan fungsi Enviroment Management, Health and Safety Management dan Social Responsibility Management di seluruh bisnis perusahaan PT United Tractors Tbk serta menjaga hubungan eksternal dengan instansi swasta maupun pemerintah terkait. b. Enviroment Management Section . Environment Section Head mengatur dan melaksanakan ketentuan, aturan yang terkait dengan lingkungan / environment sesuai peraturan perundang-undangan yang ditetapkan management diseluruh area / unit bisnis PT United Tractors Tbk c. Health And Safety Management Section. Health And Safety Section Head mengatur dan melaksanakan ketentuan Health dan Safety sesuai peraturan perundang undangan yang ditetapkan management diseluruh area / unit bisnis PT United Tractors Tbk . d. Social Responsibility Management Section. Social Responsibility Section Head mengatur dan melaksanakan ketentuan Social Responsibility
yang telah ditetapkan manajemen untuk diimplementasikan
diseluruh area / unit bisnis PT United Tractors Tbk . Sebagai anak perusahaan dari PT Astra International, Tbk, PT United Tractors, Tbk juga menganut paham AGC dan AFC sebagai bentuk kepedulian perusahaan akibat dari proses industri yang berdampak bagi lingkungan sekitarnya, baik aspek social, ekonomi maupun aspek lingkungan hidup. Makna dari Green Company adalah sebuah perusahaan yang memiliki manajemen
yang secara
sadar
meletakkan pertimbangan perlindungan dan
pembangunan Lingkungan dan Kesehatan, Keselamatan Kerja stakeholder dalam setiap pengambilan keputusan bisnisnya sebagai wujud nyata tanggung jawab dan upaya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
Astra Green Company ini mempunyai empat komponen, antara lain Green Strategy, Green Process, Green Product, dan Green Employee. Resultan dari keempat komponen tersebut pada akhirnya akan menghasilkan kinerja ”Environmental, Health, and Safety” yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam dunia bisnis, masyarakat, dan kehidupan bernegara. Green Strategy ini mempunyai pengertian bahwa suatu strategi bisnis harus selalu
memperhatikan
aspek
perlindungan
dan
pembangunan
Lingkungan,
Keselamatan, dan Kesehatan Kerja, serta ditunjang suatu sikap ”Commitment, Involvement, dan Leadership” yang nyata dalam setiap tingkatan dan tindakan organisasi perusahaan. Strategy tersebut pada akhirnya diharapkan dapat menjadi ”Competitive Advantage” dalam persaingan yang sengit, dan juga menghindari kesulitan dalam menghadapi ”non technical barrier to trade”, seperti: ISO 14000, ekolabel, SMK3, isu Hak Asasi Manusia, dan lain-lain. (green company, 2001). Green Strategy ini mempunyai beberapa elemen, antara lain strategic planning LK3, komitmen, keterlibatan dan kepemimpinan, penyusunan program pengelolaan LK3, mekanisme review, strategic networking & alliances, dan pengelolaan dokumen. Perusahaan dengan Green Process akan selalu memperhatikan pembinaan suppliernya sebagai langkah awal mencegah limbah berlebih serta peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya alam. Hal mendasar dalam mewujudkan perusahaan dengan green process adalah melaksanakan segala tuntutan perundangan atau peraturan dasar yang berlaku dalam bidang ”Environment, Health, and Safety” secara bijaksana, taktis, dan sistematis. Dengan mengupayakan ”green process” secara konsisten, akan dicapai suatu tingkat efisiensi operasional yang tinggi, sesuai dengan spirit ”zero emission dan ”zero accident”. (green company, 2001). Untuk mencapai Green Process dengan poin yang tinggi, maka diperlukan kepatuhan terhadap elemen-elemennya, antara lain desain LK3, ergonomi, plant lay out dan proteksi daerah kerja, alat pelindung dan alat keselamatan pada mesin, alat pelindung diri, kebisingan dan getaran, pencahayaan, penanganan barang dan bahan,
pengendalian bahan berbahaya dan beracun, penerapan cleaner production, sistem pengelolaan End of Pipe, inspeksi terencana, tata rumah tangga,konstruksi, drainase, kesiapsiagaan dan tanggap darurat, investigasi dan laporan insiden LK3, pemantauan dan pengukuran, sistem permit, instalasi listrik, alat proteksi kebakaran, fasilitas pendukung kenyamanan karyawan, program penghijauan, pengendalian kesehatan, pengendalian supplier umum, dan penyediaan jasa boga. Perusahaan dengan ”green product” memiliki pemahaman bahwa hasil produksi barang dan jasa yang diberikan kepada pelanggan tidak membahayakan lingkungan, keselamatan, dan kesehatannya. Umumnya, produk dan jasa tersebut di atas diperoleh dari upaya rancang bangun yang konsisten, sesuai dengan pertimbangan ekonomi dan asas manfaat. Bekal pemahaman terhadap ”Life Cycle Analysis” produk dan jasa akan sangat bermanfaat dalam upaya tersebut. Perusahaan dengan Green Product ini memiliki dua elemen penting, yaitu pengembangan produk dan spesifikasi produk. Perusahaan dengan ”Green Employee” memiliki pemahaman bahwa seluruh anggota organisasi dalam segala tingkatan memiliki pola pikir, sikap, dan tindakan yang ramah lingkungan dalam aktifitas, serta selalu berpijak pada norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kondisi tersebut dapat dicapai apabila terdapat suasana, program pendidikan, dan pola pembinaan yang terencana dan sistematis (Green Company, 2001). Elemen dari Green Employee ini ada dua, yaitu pelatihan, kemampuan dan kesadaran serta komunikasi.
4.1.3. SECURITY DEPARTMENT
Security sebagai salah satu komponen yang mensupport bisnis UT sejak berdirinya secara organisasi merupakan salah satu Section dibawah koordinasi General Affairs Department Head yang terdiri dari Staff Administrasi
( Staff
Admin ), seorang Koordinator Security HO dan Para Komandan Regu beserta anggotanya, dengan tugas hanya meliputi UT HO saja. Seiring dengan perkembangan bisnis UT dan perkembangan tugas yang mencakup UT CM maupun AHEME Group maka sejak 1 Juli 2009 Security telah berkembang menjadi Security Department
dibawah koordinasi ESRGA Division, sebagai salah satu Department yang memberikan support pengamanan fisik maupun non fisik secara langsung pada setiap tahapan Bisnis Process UT. Dalam melaksanakan tugasnya Security Department Head dibantu oleh dua orang Staff masing-masing Staff Operasi Informasi
( Staff Opsinfo ), Staff
Administrasi ( Staff Admin ), seorang Koordinator Security HO, PIC Security Cabang / Site dan Para Komandan Regu beserta anggotanya sekaligus bertugas sebagai Satuan Tugas Rescue yang terdiri dari Komandan Satuan Tugas Rescue, Komandan Tim Rescue dan Anggota.
Departemen Security memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
Gambar 5 Struktur Organisasi Department Security
Departemen Security memilik peranan penting dalam keberlangsungan seluruh proses yang ada di PT. United Tractors, Tbk. Adapun Fungsi dan tugas dari Department security adalah sebagai berikut: 1. Security Department Head
Adalah pimpinan pucuk Security Department Internal bertugas mengatur secara managerial struktur, system dan fungsi subordinatnya, Eksternal secara fungsional
sebagai jembatan penghubung antar department yang terkait dan
bertanggung jawab kepada ESRGA Division Head/ General Manager dengan tugastugasnya adalah: 1. Memberikan asistensi dalam penyusunan Rencana Pengamanan UT HO,
UT
CM dan AHEME Group. 2. Mengkoordinasi pelaksanaan pengamanan UT HO, UT CM dan AHEME Group.
3. Memberikan asistensi terhadap implementasi Security Management System untuk UT HO, UT CM dan AHEME Group. 4. Menyelenggarakan Self Assesment Security Management System (SMS) untuk UT HO dan UT CM maupun Cross Assessment untuk AHEME Group. 5. Melaporkan kejadian / permasalahan diluar norma yang terjadi di UT HO dan UT CM kepada ESR-GA Division Head pada kesempatan pertama, dll. 2. Staff Operasi Informasi
Seperti yang kita ketahui bersama Head of Security di bantu olah Staff Operasi Informasi yang bertugas untuk: 1.
Mengatur Mekanisme komunikasi Security UT HO, UT CM dan
AHEME Group. 2.
Melaksanakan pengumpulan keterangan/informasi yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas secara akurat dan tepat waktu. 3.
Membantu Security Departmentt Head dalam mengendalikan dan
mengawasi pelaksanaan pengamanan di UT HO dan UT CM. 4.
Melaksanakan investigasi atas perintah Security Department Head, dll.
3. Staff Administrasi
Selain staff operasi informasi, Head of Security juga di Bantu oleh staff administrasi yang bertugas untuk: 1. Melaksanakan pemeliharaan dan validasi Data Base Security dengan cara meminta/menghimpun data UT HO dan UT CM. 2. Menyusun Security Budget Plan, melaksanakan koordinasi dengan pihak pihak terkait dalam penyusunan Budget Plan dan melaksanakan penyusunan administrasi pendukung untuk pengurusan upah lembur anggota Security UT HO agar sesuai dengan pelaksanaan tugas masing-masing anggota. 3. Merencanakan, mengajukan, mengkoordinasikan dan memonitor pengadaan materiil tahunan (sarana dan prasarana) pendukung tugas pengamanan untuk UT HO dan UT CM.
4. Melaksanakan iventarisasi dan pemeliharaan peralalatan Security dan Rescue Team yang menjadi tanggung jawab Security Department.
4. Koordinator
Selain staff operasi informasi, kelengkapan lain yang digunakan oleh Head of Security adalah koordinator yang bertugas untuk: 1.
Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan tugas komandan Regu
dalam memimpin pelaksanaan tugas pengamanan di UT HO. 2.
Memberikan saran - masukan kepada Security Departmentt Head
tentang sistem pengamanan fisik di UT HO. 3.
Mengkoordinasi penegakan ketertiban di UT HO agar semua
aktivitas dilaksanakan sesuai dengan SOP yang berlaku.
5. Komandan Regu
Kelengkapan lain yang diperlukan adalah adanya komandan regu yang bertugas untuk: 1. Memimpin Anggota Regunya dalam pelaksanaan tugas pengamanan. 2. Mengamankan lingkungan/kawasan kerjanya dari setiap ancaman dan gangguan keamanan serta menegakkan ketertiban dengan melaksanakan berbagai kegiatan.
6. Petugas keamanan / Security Guard.
Petugas keamanan / security guard bertugas untuk: 1. Melaksanakan pengamanan seluruh aset perusahaan
dan
menegakan
ketertiban di sektor tugas masing-masing dengan melaksanakan berbagai kegiatan. 2. Melaksanakan penyelamatan / rescue ( bagi anggota yang tergabung dalam Rescue Team bila terjadi “Bencana” maupun tugas tambahan sesuai instruksi.
3. Mengimlpementasikan SOP dan Costumer Service dalam setiap tindakan pelaksanaan tugas, dll.
7. PIC Security Cabang / Site
PIC Security Cabang / Site bertugas untuk: 1.
Menyusun Rencana Pengamanan Cabang / Site sesuai dengan hasil identifikasi ancaman dan gangguan.
2.
Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan tugas Komandan Regu dalam memimpin pengamanan Cabang / Site.
3.
Memberikan masukan-masukan kepada Security Departmentt Head berkaitan dengan sistem pengamanan Cabang / Site.
4.
Mengkoordinir penegakan ketertiban di Cabang / Site agar semua dilaksanakan sesuai dengan SOP yang berlaku.
4.1.4 GENERAL AFFAIRS DEPARTMENT
PT United Tractors Tbk ( UT / Perseroan ) merupakan anak perusahaan PT. Astra Internasional Tbk, Secara resmi UT berdiri pada tanggal 13 Oktober 1972 sebagai distributor alat berat Komatsu di Indonesia. Ditanggal yang sama berdiri jugalah Department General Affairs (GA) sebagai supporting department, hingga beberapa tahun kemudian UT memiliki gedung baru di kawasan cakung ( hingga saat ini ), menambah kompleksitas pekerjaan GA mengingat cakupan kerjanya semakin berkembang. General Affairs adalah department yang berkembang mengikuti bisnis dan kebutuhan penunjang perusahaan secara umum, di awali dengan keberadaan beberapa seksi meliputi project dan asset management, service, purchasing, dan maintenance, kemudian berkembang di tahun 2000-an melalui penambahan fungsi AP, Vendor Management & System Development.
Sebagai sebuah perusahaan kelas atas, harapannya GA Department dapat memberikan layanan penunjang secara professional sehingga dapat menjadi partner bisnis baik secara internal maupun secara eksternal nantinya.
Adapun Organisasi General Affairs Department sebagai berikut : Gambar 6.Organisasi General Affairs Department
Dimana pembagian tugas-tugas Struktur organisasi GA Department adalah sebagai berikut :
1. Department Head
Adalah pimpinan pucuk di GA Department. Secara internal bertugas mengatur secara managerial struktur / sistem dan fungsi section yang ada, di eksternal secara struktural sebagai jembatan penghubung antar department yang terkait, bertanggung jawab kepada ESRGA Division Head .
2. Section Head
Adalah pelaksana dari seksi yang terkelompokkan secara fungsi dan kebutuhan department, dibantu oleh beberapa anggota ( staff dan officer ). Secara internal bertugas melaksanakan fungsi section yang ada bertanggung jawab langsung kepada GA Manager. Adapun section head yang terdapat di GA department yaitu : a. Section Head Project & Asset Management Strategic Program yang harus dijalankan yaitu :
Proper Facility ( Office, Workshop, Warehouse, Housing )
Project Management
LVA ( Low Value Asset ) Management
Green Design
Pengelolaan
Aset
(
Perencanaan,
Pencatatan,
maintenance,
audit,
penghapusan) b. Section Head Maintenance Management Strategic Program yang harus dijalankan yaitu :
Maintenance Management ( Preventive Maintenance, Quick Response Handling, Quality Result )
Evaluasi dan efisiensi penggunaan sumber daya alam dan energi
c. Section Head Vendor dan Account Payable Management Strategic Program yang harus dijalankan yaitu :
Vendor management ( Selection, Execution, Evaluation dan AP Mgt )
Corporate deal
d. Section Head Purchasing Strategic Program yang harus dijalankan yaitu :
On Time Order Delivery Project Management
Corporate Deal Purchase System
e. Section Head General Services Strategic Program yang harus dijalankan yaitu :
Car Management
GA Hotline / Service Center
Cleaning Service
Gardener
Event Organizer
3. Staff
Adalah anggota yang bertugas melaksanakan fungsi dan system yang disusun oleh Section Head, bertanggung jawab langsung kepada Section Head. Adapun jabatan associate meliputi :
Specialist / Staff Ahli
Staff
Officer
Others ( Subcont / Magang / PKL, dan lainnya).
4.1.4 STATUS PEDOMAN MANAJEMEN ESRGA & DEFINISI
4.1.4.1 PENGESAHAN Pedoman Manajemen ESRGA ini harus ditinjau dan disetujui oleh Direktur HC, ESRGA
PT United Tractors Tbk, sebelum didistribusikan. Semua revisi
Pedoman Manajemen ESRGA harus diketahui oleh Wakil Manajemen Mutu, LK3, SR, Security sebelum dikeluarkan.
4.1.4.2 IDENTIFIKASI Pedoman Manajemen ESRGA asli ( hard copy ) harus menunjukkan identifikasi stempel Controlled ( terkendali ). Untuk softcopy dikendalikan dalam bentuk file PDF. Pembubuhan stempel ini dilakukan pada halaman cover dan halaman pengesahan. Setiap halaman dalam Pedoman Manajemen ESRGA harus diidentifikasikan dengan Logo UT , tanggal, revisi, dan halaman. Status revisi ditulis di halaman cover ataupun di setiap halaman dari pedoman manajemen ini.
4.1.4.3 PERUBAHAN Perubahan mempertimbangkan
terhadap
pedoman
perubahan
manajemen
kondisi
internal
akan maupun
dilakukan
dengan
eksternal
yang
mempengaruhi sistem mutu ESRGA, LK3 dan SR. Wakil Manajemen Mutu, LK3, SR, Security harus bertanggung jawab atas terdistribusinya semua
revisi dari Pedoman
Manajemen
ESRGA
bilamana
perubahannya disetujui. Tiap halaman yang direvisi harus diidentifikasikan oleh nomor revisi dan tanggal revisi serta mengakibatkan semua halaman mengikuti perubahan nomor revisi dan tanggal revisi tersebut. Revisi harus bernomor urut ( Revisi 0, 1, 2, dst. ). Adanya perubahan yang terbaru ditandai dengan tinta warna biru dan bergaris bawah (pada softcopy dokumen). Sedangkan pada hardcopy akan bergaris bawah dan berwarna hitam.
4.1.4.4 DEFINISI Makna kata-kata dalam Pedoman Manajemen ESRGA ini dijelaskan sebagai berikut: HC
: Human Capital
ESR
: Environment dan Social Responsibility, termasuk didalam Environment ada pengelolaan Health dan Safety.
GA
: General Affairs
LC
: Learning Center
SR
: Social Responsibility
Ketidaksesuaian
: Suatu penyimpangan terhadap dokumen dan/atau standar
Customer
: Semua pihak / bagian yang menerima jasa / produk dari ESRGA
Kontrak
: Pernyataan lisan atau terdokumentasi yang disetujui antar pihak ESRGA dengan customer & vendor.
Business process Mapping
: Gambaran proses secara umum dan menyeluruh dari kegiatan ESRGA termasuk secara umum bisnis UT.
MR
: Management Representative ( wakil manajemen ).
PIC
: Person In Charge, yaitu penanggung jawab aktivitas ESRGA yang ditunjuk oleh Division Head atau Wakil Manajemen Mutu, LK3, SR & Security sesuai dengan PM / AM tahun berjalan
PM / AM
: Policy Management / Activity Management
Affco
: Affiliate Company (anak perusahaan)
Supplier
: Institusi / Subkontraktor / Vendor yang membantu ESRGA dalam melaksanakan tugasnya, baik berupa barang maupun jasa.
Tenant
: Perusahaan di AHEME Group yang menyewa fasilitas bangunan atau lahan dll yang ada di areal PT. United Tractors – Kantor Pusat
HO
: Head Office, kantor pusat PT United Tractors Tbk, Jl. Raya Bekasi Km. 22 Cakung Jakarta Timur
UTCM
: United Tractors Contractors Machinery sebagai perusahaan yang bergerak di distributor alat berat.
AHEME
: Astra Heavy Equipment Mining And Energy adalah jenis group usaha PT. United Tractors Tbk.
4.1.5. BUSINESS PROCESS MAPPING ESRGA DIVISION , HC DIVISION & UTLC
4.1.5 1 BUSINESS PROCESS MAPPING ESRGA DIVISION Strategi bisnis divisi ESRGA dapat di lihat sebagai berikut:
Gambar 7 BPM ESRGA Division
Berikut akan di bahas satu persatu mengenai strategi bisnis proses ESRGA A.
POLICY A.1.
DEVELOP ESR, SECURITY & GA POLICY
ESRGA Division pada kuartal ke 4 melakukan pengumpulan bahan untuk penyusunan ESR Security dan GA policy. Bahan tersebut diantaranya :
pencapaian ESR Security dan GA Policy sebelumya.
achievement dari peta status LK3
Security
GA
Direction dari Shareholder
Company Strategic
Direction dan Implementation
Makro Isu Bahan yang terkumpul akan dibahas dalam meeting koordinasi divisi di
Kuartal ke 4. Draft ESR Security dan GA Policy dimintakan persetujuan dari BOD. Setelah itu policy yang telah disetujui oleh BOD disosialisasikan ke AHEME Group dan cabang / site melalui berbagai media ( Contoh : Lotus Note, Intranet, Forkom AHEME, dll ). Di Kuartal tahun berikutnya, dilakukan pengukuran pencapaian dari ESR Security dan GA Policy yang telah diimplementasikan pada tahun sebelumnya.
Dari hasil rekap pencapaian Policy tersebut dijadikan bahan untuk
review dan Penyusunan ESR Security dan GA sebelumnya.
A.2.
DEVELOP ESR, SECURITY ;GA SYSTEM MANAGEMENT; TOOLS
ESRGA Division terdiri dari tiga Department yaitu : ESR Department, GA Department, dan Security Department. Masing-masing Department tersebut memiliki prosedur untuk Develop System Management and Tools sesuai dengan detail dan penjelasan dari BPM dari masing-masing department tersebut diatas terhadap SOP yang related. Sebagai informasi prosedur Develop System Management dan Tools untuk : 1.
ESR
Department
adalah
PROS
ESRGA-IA-01
mengenai system Management dan Tools Development. 2.
GA Department adalah PROS ESRGA-IC-12 mengenai
system Management dan Tools Development. 3.
Security Department PROS ESRGA-IB-01 mengenai
system Management dan Tools Development.
A.3.
CASCADING ESR, SECURITY dan GA SYSTEM
ESRGA Division terdiri dari tiga Department yaitu : ESR Department, GA Department, dan Securiy Department. Masing-masing Department tersebut memiliki prosedur untuk Cascading System sesuai dengan detail dan penjelasan dari BPM dari masing-masing department tersebut diatas terhadap SOP yang related. Sebagai informasi prosedur Cascading System untuk : 1.
ESR Department PROS ESRGA - IA - 02 mengenai Cascading System
2.
GA Department PROS ESRGA-IC-11 mengenai Cascading System
3.
Security Department PROS ESRGA-IB-02 adalah mengenai Cascading System
B.
IMPLEMENTATION
B.1.
ESR, SECURITY dan GA MANAGEMENT IMPLEMENTATION
Setiap Department yang ada di ESRGA Division memiliki management implementation yang berbeda-beda. Detail penjelasannya ( berupa SOP,instuksi kerja, dll ) dapat dilihat pada penjelasan Management Implementation di Business Process Management ( BPM ) per department. Dengan lingkup Corporate dan UTCM ( operasional holding ).
C.
ASSESSMENT dan ADVISORY
C.1.
CROSS ASSESSMENT dan MONITORING
Setiap Department dalam ESRGA Division melakukan fungsi assessment dan monitoring yang meliputi corporate dan UTCM. Adapun prosedur yang mengatur mekanisme tersebut dapat dilihat pada detail penjelasan BPM masing-masing Department.
C.2.
ESR, SECURITY dan GA MANAGEMENT PROJECT, SUPPORT dan
CONSULTATION .
Setiap Department dalam ESRGA Division melakukan fungsi management project, support dan consultation yang hanya berlaku di level corporate ( AHEME Group ). Adapun prosedur yang mengatur mekanisme tersebut dapat dilihat pada detail penjelasan BPM masing-masing Department.
D.
SUPPORTING ACTIVITY
D. 1.
UT’s MANAGEMENT SYSTEM dan PDCA
Untuk System Management di level Divisi ESR dan HC memiliki satu kesatuan manual
(Dokumen Level 1 ) sebagai panduan untuk dokumen di level
berikutnya. Untuk prosedur, instruksi kerja, dan lain-lain yang ada pada setiap Department di kedua Divisi tersebut juga memiliki system pengendalian dokumen yang tersentralisasi di level Corporate HC, ESR dan GA dengan SOP nomor PROS HC ESRGA LC - I - 02 mengenai pengendalian dokumen dan data. Sistem Management tersebut diatas di implementasikan dalam siklus PDCA di level Divisi dan Department. Bentuk penjabaran dari sistem itu adalah : 1.
Adanya PM / AM Div
2.
Activity Plan, TOD, IPP, IDP, dan lain-lain dari setiap Department
3.
Review bulanan di setiap Department dan Divisi.
4.
Review 3 bulanan di Corporate HC,ESR, dan GA
5.
Audit internal system management sesuai SOP nomor PROS HC ESRGA LC - I – 01 di level Corporate HC, ESR & GA
6.
Tinjauan Mangement di level Divisi yang diatur dalam SOP ESR nomor PROS ESRGA-IA-08, Security nomor PROS ESRGA-IB-09, GA nomor PROS ESRGA-IC-10 dimana didalam SOP tersebut minimum Tinjauan Management akan diikuti oleh Top Management dan MR.
D.2.
TALENT MANAGEMENT
Untuk mengelola Talent Management menginduk pada SOP yang dibuat oleh HC Division.
D.3.
BUDGET MANAGEMENT
Untuk mengelola Budget Management menginduk pada SOP yang dibuat oleh Finance dan Budget Division.
D.4.
AP MANAGEMENT
Untuk mengelola AP Management menginduk pada SOP yang dibuat oleh GA Division.
4.1.5.2 BUSINESS PROCESS MAPPING ESR DEPARTMENT
Adapun proses bisnis ESR Departement dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Gambar 8 BPM ESR Department
Berikut akan di bahas satu persatu mengenai stragtegi proses bisnin ESR departemen. B. CORE ACTIVITY B.1
ESR POLICY
ESR Department mengumpulkan bahan - bahan di bidang lingkungan, keselamatan, kesehatan kerja serta Social Responsibility sesuai fungsi dari Departmentnya. Bahan - bahan yang terkumpul akan di diskusikan lebih lanjut mengikuti proses penyusunan policy division yang telah dijelaskan didalam DEVELOP ESR, SECURITY dan GA POLICY.
B.2
ESR SYSTEM MANAGEMENT dan TOOLS DEVELOPMENT
ESR Department melakukan penyusunan sistem yang membantu agar Produk yang digunakan dan dikembangkan oleh Management dalam rangka men-delivery jasa ke customer mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IA-01 tentang System Management and Tools Development.
B.3
CASCADING ESR SYSTEM
ESR Department menjalankan sistem penyampaian informasi terkait General Affairs yang disampaikan oleh ESR Department ke seluruh Karyawan Kantor Pusat, Cabang / Site dan Affco mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IA-02 tentang prosedur Cascading ESR System.
B.4
ESR MANAGEMENT IMPLEMENTATION
ESR Department memiliki berbagai macam fungsi di dalam implementasi tugas-tugasnya. Tugas- tugasnya tersebut di bidang lingkungan, keselamatan, kesehatan kerja dan Social Responsibility. Adapun penjelasannya dapat dilihat di SOP : 1.
SOP nomor PROS ESRGA-IA-10 tentang prosedur Identifikasi Aspek dan Dampak
2.
SOP nomor PROS ESRGA-IA-11 tentang prosedur Identifikasi Peraturan
3.
SOP nomor PROS ESRGA-IA-12 tentang prosedur Komunikasi
4.
SOP nomor PROS ESRGA-IA-17 tentang prosedur Pengelolaan Limbah
5.
SOP nomor PROS ESRGA-IA-18 tentang prosedur Permit
6.
SOP
nomor
PROS
ESRGA-IA-09
tentang
prosedur
Emergency
PROS
ESRGA-IA-14
tentang
prosedur
Penanganan
Preparedness 7.
SOP
nomor
Kecelakaan Kerja 8.
SOP nomor PROS ESRGA-IA-16 tentang prosedur Pengelolaan Fasilitas Poliklinik
9.
SOP nomor PROS ESRGA-IA-13 tentang prosedur Pemantauan dan Pengukuran
10.
B.5
SOP nomor PROS ESRGA-IA-15 tentang prosedur Pengelolaan Bahan
ESR MANAGEMENT CONSULTATION
ESR Department melaksanakan fungsi konsultasi kepada AHEME Group yang membutuhkan serta UTCM untuk menyelesaikan project / permasalahan mereka dengan memberikan konsultasi project. Adapun penjelasan detailnya dapat dilihat dalam SOP nomor PROS ESRGA-IA-03 tentang prosedur ESR Management Consultation.
B.6
ESR ADMINISTRATION
ESR Department melaksanakan fungsi tersebut untuk menjamin peralatan yang dimiliki oleh ESR Department dapat digunakan / berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang diinginkan. Adapun penjelasan detailnya dapat dilihat dalam prosedur nomor PROS ESRGA-IA-04 tentang prosedur ESR Administration.
B.7
ASSESSMENT, MONITORING dan INSPECTION
ESR Department melaksanakan fungsi tersebut kepada AHEME Group dan UTCM untuk
menjamin terlaksananya
program
asesmen
/
inspeksi yang
menggambarkan kondisi pengelolaan seluruh area di bidang Environment, Health dan Safety serta Social Responsibility. Detail kegiatannya dapat dilihat dalam SOP nomor PROS ESRGA-IA-05 tentang prosedur Assessment, Monitoring dan Inspection.
B.8
ESR COMPETENCY MANAGEMENT
ESR Department melaksanakan fungsi tersebut kepada AHEME Group dan UTCM. Agar seluruh karyawan mengenal, mengetahui mengenai pengetahuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Detail kegiatannya dapat dilihat dalam SOP nomor PROS ESRGA-IA-06 tentang prosedur ESR Competency Management.
B.9
PDCA
ESR Department melaksanakan fungsi PDCA di lingkup Departmentnya agar seluruh
karyawan
mengenal,
mengetahui
mengenai
pengetahuan
mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja. Detail kegiatannya dapat dilihat dalam SOP nomor PROS ESRGA-IA-08 tentang prosedur PDCA.
B.10
CUSTOMER SATISFACTION
Dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan, ESR Department melakukan pengelolaan terhadap pelanggan baik dalam AHEME Group dan UTCM dengan memberikan strategi usulan untuk meningkatkan kualitas layanan di PT United Tractors Tbk Kantor Pusat mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IA-07 tentang Customer Relationship
B.11
GREEN & FRIENDLY COMPANY
Green dan Friendly Company dapat dicapai bila target yang ada di ESR Policy tercapai mengikuti mekanisme penyusunan ESR Policy serta peta status yang mengikuti prosedur nomor PROS ESRGA-IA-05 tentang Assessment, monitoring dan inspection.
C. SUPPORTING ACTIVITY C.1 GENERAL SERVICES
Untuk mengelola General Services di ESR Department mengikuti SOP yang dibuat oleh GA Department
C. 2 BUDGET MANAGEMENT
Untuk mengelola Budget Management di ESR Department menginduk pada SOP yang dibuat oleh Finance dan Budget Division.
C.3 TALENT MANAGEMENT
Untuk mengelola Talent Management di ESR Department menginduk pada SOP yang dibuat oleh HC Division
4.1.5.3 BUSINESS PROCESS MAPPING SECURITY DEPARTMENT
Berikut adalah proses bisnis dari department security:
Gambar 9 BPM Security Department Berikut akan di bahas lebih lanjut beserta penjelasannya: C. CORE ACTIVITY C.1
SECURITY POLICY
Security Department mengumpulkan data - data bidang Pengamanan sesuai dengan tugas dari fungsi Departmentnya. Data-data yang terkumpul akan di diskusikan lebih lanjut mengikuti penyusunan policy yang telah dijelaskan didalam DEVELOP ESR, SECURITY dan GA POLICY.
C.2
SECURITY
SYSTEM
MANAGEMENT
dan
TOOLS
DEVELOPMENT
Security Department membuat produk yang digunakan dan dikembangkan oleh Security Dept dalam rangka
menunjang keberhasilan mendelivery jasa ke
pelanggan. Hal ini mengikuti PROS ESRGA-IB-01 tentang prosedur System Management and Tools Development.
C.3
CASCADING SECURITY SYSTEM
Security Department menjalankan Cascading Security System guna menjamin bahwa updating informasi dikomunikasikan secara verbal dan non verbal ke seluruh karyawan Kantor Pusat, Cabang / Site dan AHEME. Di dalam prosesnya diatur dalam PROS ESRGA-IB-02 tentang prosedur Cascading Security System.
C.4
SECURITY MANAGEMENT IMPLEMENTATION
Security Department memiliki berbagai macam tugas harian yang melibatkan anggota security dan customer. Dimana di dalam tugas harian ini anggota akan bekerja secara optimal guna menjaga barang, asset, keselamatan dari setiap kegiatan customer. Adapun tugas tersebut dapat dilihat di dalam SOP :
PROS ESRGA-IB-10 tentang prosedur Pengendalian Keluar-masuk Barang
PROS ESRGA-IB-11 tentang prosedur Pengendalian Keluar-masuk Orang.
PROS ESRGA-IB-15 tentang prosedur Pengendalian Kunci
PROS ESRGA-IB-16 tentang prosedur Pengaturan Lalin dan Parkir
PROS ESRGA-IB-13 tentang prosedur Penanganan Kehilangan
PROS ESRGA-IB-12 tentang prosedur Penanganan Huru-hara dan Ancaman Bom.
C.5
PROS ESRGA-IB-14 tentang prosedur Penanganan Sengketa
PROS ESRGA-IB-17 tentang Komunikasi
EVENT SECURITY MANAGEMENT
Security Department melaksanakan tugas Pengamanan Event yang diselenggarakan oleh AHEME Group maupun UTCM yang pelaksanaannya dijelaskan secara detail dalam SOP nomor PROS ESRGA-IB-03 tentang Event Security Management.
C.6
EMERGENCY dan EVACUATION MANAGEMENT
Security Department melaksanakan tugas Emergency and Evacuation untuk AHEME Group maupun UTCM yang pelaksanaannya dijelaskan secara detail dalam SOP nomor PROS ESRGA-IB-04 tentang Emergency and Evacuation Management
C.7
SECURITY ADMINISTRATION
Security Department melaksanakan kegiatan administrasi yang diatur sesuai dengan prosedur nomor PROS ESRGA-IB-05 tentang Security Administration.
C.8
ASSESSMENT, MONITORING dan INSPECTION
Security Department dalam melaksanakan tugas asesmen, monitoring dan inspeksi untuk AHEME Group dan UTCM sesuai dengan SOP nomor PROS ESRGA-IB-06 tentang Prosedur Assessment, Monitoring dan Inspection.
C.9
SECURITY COMPETENCY MANAGEMENT
Security Department dalam melaksanakan tugas
tersebut untuk AHEME
Group dan UTCM kegiatannya diatur dalam SOP nomor PROS ESRGA-IB-07 tentang prosedur Security Competency Management.
C.10
SECURITY
MANAGEMENT
PROJECT
,SUPPORT
dan
CONSULTATION
Security Department memberikan konsultasi / project sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan tahapan yang sistematis. Hal ini dapat dilihat dalam SOP nomor PROS ESRGA-IB-08 tentang Security Management Project, Support, dan Consultation
C.11
PDCA
Security Department melaksanakan kegiatan di lingkup Departmentnya mengikuti prosedur nomor PROS ESRGA-IB-09 tentang Prosedur PDCA.
C.12
CUSTOMER SATISFACTION
Dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan melakukan pengelolaan terhadap customer baik dalam AHEME Group dan UTCM mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IA-07 tentang Customer Satisfaction.
C.13
GENERAL SERVICES
Untuk mengelola General Services di Security Department mengikuti SOP yang dibuat oleh GA Department
C.14
BUDGET MANAGEMENT
Untuk mengelola Budget Management di Dept ESR menginduk pada SOP yang dibuat oleh Finance dan Budget Division.
C.15
TALENT MANAGEMENT
Untuk mengelola Talent Management di Security Department menginduk pada SOP yang dibuat oleh HC Division
C.16
COMPANY SECURITY FOR COMPANY PRODUCTIVITY
Security Department mencapai kepuasan pelanggan di dalam setiap aktivitasnya. Hal ini diukur melalui survey Empoloyee Opening Survey
( EOS )
yang dilakukan oleh HC Division. Dimana frekuensi waktunya 2 tahun sekali.
4.1.5.4 BUSINESS PROCESS MAPPING GA DEPARTMENT
Gambar 10 BPM GA Department
D. CORE ACTIVITY D.1
GA POLICY
GA Department mengumpulkan bahan - bahan di bidang umum (General Affair) sebagai fungsi support operasional sesuai fungsi dari Departmentnya. Bahan bahan yang terkumpul akan di diskusikan lebih lanjut mengikuti policy yang telah dijelaskan didalam DEVELOP ESR, SECURITY dan GA POLICY.
D.2
GA SYSTEM MANAGEMENT & TOOLS DEVELOPMENT
GA Department melakukan penyusunan sistem yang membantu agar produk yang digunakan dan dikembangkan oleh Management dalam rangka men-delivery
jasa ke customer mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IC-12 tentang System Management and Tools Development.
D.3
CASCADING GA SYSTEM
GA Department menjalankan sistem penyampaian informasi terkait General Affairs yang disampaikan oleh GA Department ke seluruh Karyawan Head Office, Cabang / Site dan Affco mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IC -11 tentang prosedur Cascading GA System.
D.4
CUSTOMER RELATION ( GA CUSTOMER CARES )
GA Department menghubungkan / mengkomunikasikan customer
ke
perusahaan
ataupun
sebaliknya
untuk
informasi dari
meningkatkan
kualitas
pelayanannya dengan mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IC-08 tentang prosedur Customer Relation.
D.5
NON TRADE PURCHASING
GA Department menjelaskan dan mengendalikan aturan yang berhubungan dengan Non Trade Purchasing proses ke customer dengan mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IC-01 tentang prosedur Customer Relation.
D.6
PROJECT MANAGEMENT
GA Department menjalankan Project Management untuk menjelaskan proses pelaksanaan project agar dapat berjalan secara efisien dengan mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IC-02 tentang prosedur Project Management dan dilengkapi dengan Instruksi Kerja.
D.7
MAINTENANCE
GA Department menjalankan Maintenance System untuk pemeliharaan fasilitas atau peralatan dan mengadakan perbaikan yang diperlukan sehingga dapat
mencapai tingkat biaya maintenance serendah mungkin dengan mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IC-04 tentang prosedur Maintenance
D.8
GENERAL SERVICE
GA Department menjalankan General Services untuk mendukung kegiatan yang ada di lingkungan Head office dengan mengikuti SOP nomor PROS ESRGAIC-05 tentang prosedur General Services.
D.9
ASSET MANAGEMENT
GA Department menjalankan Asset Management untuk menjelaskan proses pencatatan asset yang mudah dan singkat serta mendapatkan database asset yang valid dengan mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IC-03 tentang prosedur Asset Management.
D.10
AP MANAGEMENT
GA Department menjalankan AP Management untuk melakukan evaluasi terhadap flow of proses AP dengan mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IC-06 tentang prosedur AP Management.
D.11
SUPPLIER dan VENDOR MANAGEMENT
GA Department menjalankan Supplier dan Vendor Management untuk menjelaskan proses penentuan vendor serta melakukan evaluasi sehingga dapat menekan cost of non conformance dengan mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IC07 tentang prosedur Supplier dan Vendor Management
D.12
GA MANAGEMENT PROJECT , SUPPORT dan CONSULTATION
GA Department menjalankan GA Management Project ,Supplier dan Consultation untuk mendukung kegiatan yang ada di lingkungan Head office dengan
mengikuti SOP nomor PROS ESRGA-IC-09 tentang prosedur GA Management Project, Supplier dan Consultation.
D.13
ASSESSMENT, MONITORING dan INSPECTION
GA Department menjalankan Assestment, Monitoring dan Inspection untuk menilai dan memonitor proses kegiatan di GA Department dengan mengikuti SOP nomor PROS ESRGA- IC-14 tentang prosedur Assestment. Monitoring & Inspection.
D.14
PDCA
GA Departmentt melaksanakan fungsi di lingkup Departmentnya mengikuti prosedur nomor PROS ESRGA-IC-10 tentang prosedur PDCA.
D.15
TALENT MANAGEMENT
Untuk mengelola Talent Management di Department GA menginduk pada SOP yang dibuat oleh HC Division.
D.16
BUDGET MANAGEMENT
Untuk mengelola Budget Management di Department GA menginduk pada SOP yang dibuat oleh Finance dan Budget Division.
D.17
Dalam
CUSTOMER SATISFACTION FORM COMPANY PRODUCTIVITY
rangka memenuhi kepuasan pelanggan
pengelolaan terhadap customer AHEME Group .
GA Department melakukan
4.2 Pembahasan 4.2.1
Reman Remanufacturing adalah proses paling canggih dalam pengembalian fungsi,
performa dan ketahanan komponen ke tingkat produk baru dengan memanfaatkan teknik pembaruan terkini dan teknologi produsen aslinya. Sebagai produk yang berorientasi penuh pada kualitas, biaya, dan pengiriman serta lingkungan, Peremajaan memiliki keunggulan tersendiri: Target kualitas Peremajaan adalah setara dengan produk baru.
Biaya
Peremajaan dipatok 40% dari harga produk baru untuk memperkecil biaya operasional konsumen. Peremajaan berkomitmen mempertahankan tingginya tingkat ketersediaan produk di pasaran, sama seperti suku cadang biasa, dengan demikian memungkinkan kami menjalankan Sistem Pertukaran Komponen untuk mengurangi masa perawatan peralatan dan memaksimalkan ketersediaan peralatan kapan pun konsumen membutuhkannya. Komponen Peremajaan merupakan bagian dari penghematan sumber daya dan mengurangi limbah dengan pemanfaatan kembali dan daur ulang komponen. Baru baru ini Peremajaan UT didirikan di tiga kota besar yaitu Jakarta, Pakanbaru dan Balikpapan. Bekerja sama dengan Komatsu Remanufacturing Asia , PT United Tractors Remanufacturing membantu memperpanjang umur mesin dan memberikan beberapa kemudahan bagi konsumen sembari menghemat sumber daya yang terbatas. Reman merupakan anak cabang dari PT United Tractors, Tbk yang menitikberatkan pada proses perakitan kembali (re-build/remanufakturing) dimana dalam prosesnya terdapat beberapa bagian yang memiliki risiko tinggi bagi keselamatan para pekerjanya. Resiko tinggi tersebut sudah seharusnya di lindungi oleh sistem manajemen lingkungan yang bersifat preventif akan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Setelah
beroperasi
sejak
tiga
tahun
yang
lalu,
United
Tractors
Remanufacturing Facility (UT Reman), salah satu fasilitas dari PT United Tractors Tbk (UT) yang khusus mengelola perbaikan komponen alat-alat berat, resmi
memperoleh Sertifikat ISO 9001:2008 dari badan sertifikasi SGS. Tiga fasilitas plant UT Reman yang memperoleh Sertifikat ISO adalah plant Pekanbaru, Jakarta, dan Balikpapan. Perolehan Sertifikat ISO 9001:2008 merupakan salah satu bentuk komitmen UT Reman dalam menghasilkan produk komponen siap pakai yang berkualitas dalam rangka mendukung para pelanggan UT mengelola armada alat berat mereka. Reman didirikan pada tahun 2007, Industri ini didirikan atas dasar banyaknya klien yang mengirimkan kembali alat-alat berat yang telah digunakan ke PT United Tractors, Tbk untuk di proses lebih lanjut. Hal ini juga termasuk dalam kegiatan pemanfaatan kembali barang-barang yang sudah tidak dapat digunakan sehingga dapat bermanfaat seperti sediakala. Komponen yang dikirim oleh klien biasanya berupa cylinder, engine serta komponen-komponen kecil lainnya. Ada beberapa proses yang terdapat pada industri reman, diantaranya yaitu: 1. Test Bench 2. Sub Assy 1 3. Dynamometer 4. FIP 5. Fabrikasi
Berikut akan dituliskan kegiatan yang dilakukan saat proses. 1. Sub Assy 1 Kegiatan yang dilakukan: -
Pengangkatan komponen dengan crane.
-
Pengangkatan secara manual.
-
Pembongkaran komponen.
-
Pencucian komponen.
-
Pengukuran komponen.
-
Assembling komponen.
2. Test Bench Kegiatan yang dilakukan: -
Pengangkatan komponen dengan crane.
-
Pengetesan komponen.
3. Dynamometer Kegiatan yang dilakukan:
4.
-
Pengangkatan komponen dengan crane.
-
Pengetesan engine.
FIP Kegiatan yang dilakukan: -
Dissassembling/assembling komponen.
-
Memukul komponen.
-
Pencucian komponen.
-
Assembling komponen.
-
Pengetesan komponen.
5. Fabrikasi Kegiatan yang dilakukan: -
Pengemasan komponen.
-
Peletakan komponen sesuai bentuk dan fungsinya.
4.1.3 IPAL Sebagai salah satu anak perusahaan PT. Astra International yang telah menjadi perusahaan terkemuka dengan komitmennya kepada lingkungan, PT. United Tractors, Tbk seolah tidak ingin ketinggalan untuk senantiasa berlomba-lomba menjaga lingkungan dengan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah yang terdiri dari 2 IPAL, yaitu IPAL Produksi dan IPAL Domestik, dimana masing-masing IPAL memiliki ciri dan karakteristiknya masing-masing.