STUDI PENERAPAN PROSES KERJA MRO MATERIAL MANAGEMENT PADA DEPARTMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN TURN AROUND DI PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
NAMA
: DZIKRI ARIJ FIRDAUS
NIM
: 13 522 222
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2017
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN STUDI PENERAPAN PROSES KERJA MRO MATERIAL MANAGEMENT PADA DEPARTMEN PERENCANAAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN TURN AROUND DI PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Disusun Oleh : NAMA
: DZIKRI ARIJ FIRDAUS
NIM
: 13 522 222
Bontang, 24 Februari 2017
Menyetujui,
Menyetujui,
Manager Perancangan & Pengendalian TA
Pembimbing Kerja Praktek
Ir. Basuki Rahmad, M.Eng.
Ir. Basuki Rahmad, M.Eng.
NPK. 9203232
NPK. 9203232
Mengetahui, Manager Diklat & Managemen Pengetahuan
Tahit Surya Arjanggi NPK. 4053589
i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK STUDI PENERAPAN PROSES KERJA MRO MATERIAL MANAGEMENT PADA DEPARTMEN PERENCANAAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN TURN AROUND DI PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Disusun oleh: NAMA
: DZIKRI ARIJ FIRDAUS
NIM
: 13 522 222
Sleman, 21 Maret 2017
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Vembri Noor Halia Mengetahui, Kepala Jurusan Teknik Industri
Yuli Agusti Rochman,ST.,M.Eng
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dan kegiatan kerja praktek di PT. Pupuk Kalimantan Timur selama kurun waktu 2 bulan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Salawat serta salam s alam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, keluarga serta pengikutnya hingga akhir zaman. Kerja praktek merupakan salah satu persyaratan kurikulum untuk menyelesaikan pendidikan sarjana strata 1 (S1) pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Kerja praktek yang dilaksanakan penulis ini dilakukan di PT. Pupuk Kalimantan Timur. Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis tentu banyak mendapatkan pengalaman kerja serta dapat melihat keadaan lingkungan kerja yang sebenarnya sehingga dalam kerja praktek ini penulis dapat membandingkan serta menerapkan ilmu teoritis yang sudah didapat selama perkuliahan berlangsung. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini telah membantu, baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam kelancaran terlaksananya kegiatan kerja praktek di PT. Pupuk Kalimantan Timur. Adapun pihak-pihak tersebut adalah: 1. Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-NYA yang selalu memberikan kesehatan, kemudahan serta kelancaran selama pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek (KP) dan penyusunan laporan kerja praktek ini. 2. Bapak Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. 3. Ketua Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Bapak Yuli Agusti Rochman ST., M.Eng 4. Ibu Vembri Noor Halia selaku dosen pembimbing selama kerja praktek. 5. Kedua Orang tua saya Bapak Uus Rustandi dan Ibu Neti Sumarni, dan adik saya Syabira yang selalu memberikan doa, perhatian, kasih sayang, semangat, materi, dan nasehat-nasehat yang sangat berharga bagi penulis. 6. Bapak Tathit Surya Arjanggi selaku Manager Diklat dan Manajemen Pengetahuan.
iii
7. Bapak Mas’ud, Bapak Arya, Bapak Siin, Mas Jo dan Staff Diklat & MP lainnya yang saya bisa sebutkan satu-satu selaku penyelenggara KP disini, Terimakasih banyak karena telah banyak membantu dan mau direpotkan oleh kami selama KP disini. 8. Bapak Basuki Rahmad selaku Pembimbing Kerja Praktek di PT. Pupuk Kalimantan Timur. Terima kasih telah bersedia menjadi pembimbing penulis. Terima kasih atas motivasi, waktu dan informasi yang diberikan pada penulis dalam menyelesaikan kegiatan kerja praktek ini. 9. Kepada seluruh karyawan PT. Pupuk Kalimantan Timur di Departmen Perencanaan dan Pengendalian Turn Around. Terimakasih atas bantuan dan dukungan selama kerja praktek disini. Penulis meminta maaf selama kerja praktek ini banyak sekali merepotkan bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. 10. Kepada teman seperjuangan penulis dari kampus tercinta selama melaksanakan kerja praktek di PT. Pupuk Kalimantan Timur, Husein Abdurrahman, Laila Hapsari, & Gisela Dara. Terima kasih atas semua perhatiannya selama 2 bulan ini. 11. Kepada sahabat-sahabat penulis ; Bapak Renno, Paman Ammar, Om Marlin, Dek Ridho, Dek Yudha, Dek Naghin, Lord Yogi, dan Tante Nova and genk. Terimakasih telah menjadi sahabat yang selalu ada disetiap jam, menit bahkan detik selama kerja praktek yang tentunya akan penulis sangat rindukan di kemudian hari. Mohon maaf juga sebesar-besarnya apabila banyak kata, perbuatan dan tindakan yang tidak senonoh atau tidak mengenakan dihati penulis kepada kalian semua. 12. Kepada teman baru dan keluarga baru ; KMKPPKTR1SI yang sudah banyak menghabiskan waktu bersama selama 2 bulan ini. Terima kasih sudah berbagi suka, duka, dan canda tawa, tanpa kalian 2 bulan ini hanya akan menjadi sebuah cerita yang membosankan. Atas segala usaha tersebut, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasan dari Allah SWT dan semoga laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan di kemudian hari. Amin. Wassalamualaikum Wr. Wb
Bontang, 24 Februari 2017
Dzikri Arij Firdaus iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... ............................. i LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN .............................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................................... ii ............................................................................................................................ iii KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ........................................................................................................................................... ................. v DAFTAR ISI ........................................................................................................................... .............................................................................................................................viii ...........................................................viii DAFTAR GAMBAR .................................................................. .................................................................................................................................. ........................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ....................................................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................
1.1
Latar Belakang Kerja Praktek .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Kerja Praktek ..................................................................................................................... 2 ................................................................................................................... 3 1.3 Batasan Kerja Praktek .................................................................................................................... ................................................................................................................... .................................................. 3 1.4 Manfaat Kerja Praktek .................................................................
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ........................................................................................................... 5 ........................................................................................... 5 2.1 Sejarah PT. Pupuk Kalimantan Timur ...........................................................................................
2.2 Visi, Misi, Budaya Perusahaan dan Tata Nilai Perusahan ........................................................... 15 .................................................................................................................... 15 15 2.2.1 Visi Perusahaan Perusahaan ..................................................................................................................... ................................................................................................................... 15 15 2.2.2 Misi Perusahaan Perusahaan .................................................................................................................... ...................................................................................................... ..................................... 15 2.3 Nilai dan Budaya Perusahaan ................................................................. .......................................................................................... 16 2.4 Lokasi PT. Pupuk Kalimantan Timur .......................................................................................... ........................................................ 15 2.5 Lambang dan Merk Dagang PT. Pupuk Kalimantan Timur ........................................................
2.5.1.
........................................................................ 15 Lambang PT. Pupuk Kalimantan Timur ........................................................................
2.5.2.
................................................................................ ............ 15 15 Merk Dagang Pupuk Urea Mandau....................................................................
2.5.3.
................................................................................ ............ 16 Merk Dagang Pupuk NPK Pelangi ....................................................................
2.5.4.
........................................................................... ............... 17 Merk dagang Pupuk Urea Daun Buah ............................................................
.......................................................................................................................... ............................................................ 18 2.6 Jenis Perusahaan .............................................................. ............................................................................................................................ 18 18 2.7 Fasilitas Pabrik .............................................................................................................................
2.7.1.
...................................................................................................................... 18 18 Pelabuhan .......................................................................................................................
2.7.2.
Jasa Pelayanan Pabrik .................................................................................................... 19
2.7.3.
............................................................................................... 19 Gudang dan Perkantoran ................................................................................................
2.7.4.
................................................................................................................. 1 9 Labolatorium ..................................................................................................................
v
2.7.5.
........................................................................................................ 20 20 Pembangkit Pembangkit Listrik .........................................................................................................
................................................................................................. 20 2.8 Fasilitas dan Jaminan J aminan Karyawan Karyawan .................................................................................................. ........................................................................ 2 0 2.9 Peningkatan dan Mutu Pengelolaan Lingkungan ......................................................................... .........................................................................................................2 1 2.10 Pemasaran Hasil Produksi ..........................................................................................................
2.10.1.
.................................................................................................. ..................................... 21 Pemasaran Pupuk Urea .............................................................
2.10.2.
Pemasaran Pupuk Amonia ............................................................................................. 21
............................................................................................ 22 2.11 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................................................. ............................................................................................................................... ....................................................................... .... 24 24 2.12 Sertifikasi ............................................................ .................................................................................................................... ............................................................ 26 2.13 Struktur Organisasi ........................................................
BAB III PROSES PRODUKSI, DEPARTMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN TURN ............................................................................................................................... .................................................................................. ............... 28 AROUND ............................................................ ............................................................................................................... 2 8 3.1 Proses Produksi Umum ................................................................................................................ ..................................................................................................... ..................................... 28 3.2 Proses Pembuatan Ammoniak ................................................................
3.3 Proses Produksi Urea ................................................................................................................... 30 3.4.Proses Produksi Unit Utilitas ....................................................................................................... 32 .................................................................................................................. 3 6 BAB IV TUGAS KHUSUS ................................................................................................................... ............................................................................................................................ 36 4.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. ....................................................................................................................... 37 37 4.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................ .......................................................................................................................... ............................................................ 37 4.3 Batasan Masalah .............................................................. ......................................................................................................................... ............................................................ 37 4.4 Tujuan Penelitian ............................................................. ............................................................................................................................38 38 4.5 Landasan Teori ............................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................ 38 4.5.1 Pengertian Umum ................................................................. ............................................................................................................................... ....................................................................... .... 39 4.5.2 Tujuan ............................................................ ............................................................................................................................ ........................................................... 39 4.5.3 Pencapaian Pencapaian ................................................................. ....................................................................... 39 4.5.4 Pengertian dari MRO Materials Management ..................................................................... .............................................................................................................. 39 4.5.5 Term and Definiton ............................................................................................................... ................................................................................................ 4 4 4.6 Flowchart Metodologi Penelitian ................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................ 44 4.7 Hasil dan Pembahasan ................................................................. .............................................................................................................................. ......................................................... 105 BAB V PENUTUP ..................................................................... .............................................................................................................................. ..................................................................... .. 105 5.1 Kesimpulan ........................................................... .......................................................................................................................................... ..................................................................... 105 5.2 Saran .....................................................................
vi
.......................................................................................................................... ......................................................... 107 DAFTAR PUSTAKA ................................................................. ........................................................................................................................................ 109 LAMPIRAN. ........................................................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pabrik 1 PT. Pupuk Kalimantan Timur ..................................................................... 10 Gambar 2.2 Pabrik 2 PT. Pupuk Kalimantan Timur ..................................................................... 11 Gambar 2.3 Pabrik 3 PT. Pupuk Kalimantan Timur ..................................................................... 12 Gambar 2.4 Pabrik 1A PT. Pupuk Kalimantan Timur .................................................................. 13 Gambar 2.5 Pabrik 4 PT. Pupuk Kalimantan Timur ..................................................................... 14 Gambar 2.6 Pabrik Pabrik 5 PT. Pupuk Kalimantan Kalimantan Timur .................................................................... .................................................................... 14 Gambar 2.7 Lokasi Pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur ............................................................ ........................................................... 17 Gambar 2.8 Pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur ......................................................................... ........................................................................ 17 Gambar 2.9 Lambang PT. Pupuk Kalimantan Timur .................................................................... ................................................................... 18 Gambar 2.10 Merk Dagang Pupuk Urea Mandau ............................................................ .......................................................................... .............. 18 Gambar 2.11 Merk Dagang Pupuk NPK Pelangi ............................................................ .......................................................................... .............. 19 Gambar 2.12 Merk Dagang Pupuk Urea Daun Buah .................................................................... 20 Gambar 3.1 Proses Produksi Umum ................................................................................................ ............................................................................................... 28 Gambar 3.2 Proses Produksi Amoniak ............................................................................................ ........................................................................................... 30 Gambar 3.3 Proses Produksi Urea ............................................................... ................................................................................................... .................................... 31 Gambar 3.11 Proses Produksi Utilitas ............................................................................................. ............................................................................................ 31 Gambar 4.1 Bagan Proses Kerja MRO Material Management .................................................... 38 Gambar 4.2 Metodologi Penelitian .................................................................................................. 44 Gambar 4.3 Gambar Interaksi MRO ............................................................ ................................................................................................ .................................... 45 Gambar 4.4 Langkah dalam Proses Manajemen Bahan MRO ..................................................... .................................................... 48
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Milestone PT. Pupuk Kalimantan Timur ............................................ ................................................................... ....................... 6 Tabel 2.2 Data Perbandingan Kapasitas Produksi Ammonia PT. Pupuk Kalimantan Timur per tahun.......................................... ................................................................ ............................................ ............................................. .............................................. .............................. ....... 9 Tabel 2.3 Kapasitas Produksi Pabrik NPK Pelangi dan Organik ....................................... .............................................. ....... 9 Tabel 2.4 Sertifikasi PT.Pupuk Kalimantan Timur ........................................................... ................................................................. ...... 24 Tabel 4.1 Langkah Katalog Management ............................. .................................................... .............................................. ............................ ..... 51 Tabel 4.2 Langkah Logistic Concept Management..............…………………………………6 Management.............. …………………………………61 1 Tabel 4.3 Langkah Inventory Management ……………………………………………… 73 Tabel 4.4 Langkah Store and Supply Management .......................... ................................................ ....................................... ................. 89 Tabel 4.5 Langkah Evaluation and Improve ........................................... .................................................................. .............................. ....... 103
ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Untuk menjawab tantangan pada era globalisasi, profesionalisme and kualitas dari tenaga kerja di berbagai sektor sangatlah diperlukan. Karenanya, kesiapan yang matang bagi tenaga kerja untuk menjadi pribadi yang profesional dan berkualitas menjadi hal penting. Terkait dengan itu, mahasiswa yang nantinya akan terjun ke dunia kerja juga perlu mendapatkan bekal yang memadai. Teori-teori yang didapatkan diperkuliahan sepertinya tidaklah cukup tanpa disertai penerapan secara langsung. Di sektor industri, seorang lulusan teknik industri harus mampu menjadi individu yang kompeten di dalam persaingan global. Untuk itu, penambahan wawasan dan aplikasi teori secara langsung pada dunia industri, dalam hal ini kerja praktek, dapat menjadi media yang tepat untuk membentuk mahasiswa menjadi tenaga kerja yang siap pakai. Penguasaan ilmu pengatahuan dan teknologi sangant diperlukan dalam pengembangan dunia industri di Indonesia.
Dengan adanya konsep pembelajaran yang
diberikan oleh perguruan tinggi melalui mata kuliah kerja praktek yang terdapat pada kurikulum sejumlah 2 SKS mampu membantu mahasiswa dalam menghadapi era global. Kerja Praktek tidak hanya sebagai syarat kurikulum yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1) terutama pada Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia selain itu tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi suatu pekerjaan serta memberikan pengalaman khusus di bidang teknik serta hubungan antara antar a manusia dengan berbagai aspek yang terdapat dalam sebuah perusahaan karena teori saja yang terdapat pada bangku kuliah masih sangat kurang jika tanpa praktek langsung di lapangan. Pekerjaan yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan berdasarkan fakta yang ada, alat dan teknik yang digunakan serta pemecahan masalah, sebagaimana materi yang telah diberikan mahasiswa selama perkuliahan berlangsung karena ketika teori dengan praktek di lapangan sesungguhnya berbeda. Hal yang mendasari adanya kegiatan kerja praktek adalah mahasiswa mampu mengatahui pengalaman di dunia kerja yang didasari didasari dari ilmu yang diperoleh di bangku kuliah kuliah yang
1
diharapkan mampu meningkatkan pengatahuan dan kemampuan mahasiswa saat terjun di dunia kerja. Berdasarkan paparan diatas, PT. Pupuk Kalimantan Timur merupakan perusahaan yang sesuai bagi mahasiswa jurusan Teknik Industri dalam mengaplikasikan secara langsung ilmuilmu yang telah mereka dapatkan di bangku perkuliahan. Dari kerja praktek ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri tersebut. Prinsip dari pelaksanaan kerja praktek ini ialah mahasiswa mampu melakukan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan studinya di perusahaan dimana kerja praktek yang dilaksanakan berguna untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam aplikasi langsung ke dunia kerja sebagai tenaga ahli dalam bidang Teknik Industri. Penuh harapan bahwa mahasiswa mampu mempunyai andil dalam kontribusi yang terbaik bagi lingkungan sekitar dimasa yang akan datang. 1.2 Tujuan Kerja Praktek
Mahasiswa dalam melakukan kegiatan kerja praktek diutamakan memiliki tujuan dengan harapan agar mampu terelalisasikan, harapan tersebut disalurkan melalui pencapaian tujuan. Adapun tujuan dari dilaksanakannya kerja praktek ini antara lain: a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman mengenai keilmuan Teknik Industri serta melihat relevansinya di sistem perusahaan. b. Menambah wawasan operasional dalam proses produksi. c. Mahasiswa mendapatkan gambaran umum tentang perusahaan nyata mengenai sistem industri terkait sehingga mahasiswa dapat menerapkan konsep teori yang telah didapatkan apabila hendak melamar pekerjaan nanti. d. Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan di perusahaan secara sederhana untuk kasus tertentu melalui tugas khusus dan memberikan solusi berdasarkan teori terkait yang telah didapatkan diperkuliahan. e. Memahami dan mendapatkan pengalaman dengan lingkungan kerja sebenarnya sehingga mampu memberikan umpan balik berupa perkembangan keilmuan didalamnya. f. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal keilmuan industri yang tidak didapatkan di bangku kuliah dengan keadaan nyata di lapangan. g. Bagi
perusahaan,
dapat
bermanfaat
dalam
melakukan
perbaikan
dengan
memanfaatkan keahlian dan keterampilan mahasiswa untuk membantu memecahkan permasalahan yang ada di perusahaan.
2
h. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan S-1 di jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia. i.
Mendapatkan pengalaman awal untuk melatih sikap serta pola berpikir dan bertindak didalam masyarakat industri.
1.3 Batasan Kerja Praktek
Adapun batasan dalam melaksanakan kegiatan Kerja Praktek di lingkungan PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah: 1. Kerja Praktek dilaksanakan di PT. Pupuk Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Timur 2. Kerja Praktek dilakukan pada Departemen Perencanaan dan Pengendalian Turn Around di area pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur. 3. Kerja praktek dilaksanakan selama satu bulan, terhitung dari tanggal 19 Januari 2017 sampai 20 Maret 2017 dengan waktu kerja Senin – Senin – Kamis Kamis pukul 07.00 WITA sampai 16.00 WITA sedangkan hari Jumat pukul 07.00 WITA sampai 17.00 W ITA 4. Pengambilan data dilakukan terhadap Departemen Perencanaan & Pengendalian Turn Around. 5. Permasalahan yang diteliti adalah mengenai Studi Penerapan Proses Kerja MRO Material Management Pada Departmen Perencanaan dan Pengendalian Turn Around di PT. Pupuk Kalimantan Timur 1.4 Manfaat Kerja Praktek
Kerja praktek yang dilakukan akan memiliki manfaat dari tiga pihak yaitu mahasiswa, perusahan serta bagi perguruan tinggi. 1. Bagi Mahasiswa manfaat yang dapat diambil antara lain: a. Mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan cepat ketika masuk ke dunia kerja. b. Mendapatkan kesempatan berlatih di dunia industri. c. Dapat mempersiapkan diri baik secara teoritis maupun praktek d. Mahasiswa mampu mengenali aspek-aspek non teknis dalam dunia kerja nyata. e. Kesempatan memperdalam ilmu maupun memahami profesi dalam suatu kehidupan nyata.
3
f.
Mahasiswa
mampu
mengenali
permasalahan
dan
mengaplikasikan
kemampuan keahlian yang dimiliki. g. Sebagai bahan aplikasi Mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah. 2. Bagi Perguruan Tinggi a. Menjalin kerjasama antara perguruan tinggi dengan perusahaan. b. Universitas akan dapat meningkatkan standar kualitas kelulusan para mahasiswa melalui pengalaman kerja praktek. c. Dapat
mengetahui
sejauh
mana
kemampuan
mahasiswa
dalam
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan. d.
Mendapatkan bahan masukan tentang sistem pengajaran yang lebih sesuai dengan lingkungan kerja.
3. Bagi perusahaan manfaat yang dapat diambil antara lain a. Dapat memecahkan masalah dengan bantuan mahasiswa sesuai dengan ilmu yang didapat diperkulihan. b. Mengetahui profesi keilmuan Teknologi Industri terutama pada Teknik Industri. c. Membina hubungan baik dengan pihak perguruan tinggi dan mahasiswa.
4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Pupuk Kalimantan Timur
Indonesia pada dasarnya memiliki kondisi lingkungan yang cocok untuk sektor pertanian, tanah yang subur serta iklim yang mendukung menjadikannya wajar jika Indonesia dikatakan sebagai negara agraris. namun sebutan tersebut tidak menjamin bahwa negara ini memiliki sektor pertanian yang baik salah satu masalah utama yang dihadapi negara ini adalah tingginya ketergantungan pangan terhadap negara lain. hal ini merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian oleh pemerintah, karena itu presiden Jokowi terus menggalakan program swasembada pangan dengan harapan dalam kurun waktu 3 tahun yang akan datang program swasembada ini dapat dirasakan hasilnya oleh masyrakat sehingga kebutuhan masyarakat akan pangan dapat terpenuhi dengan baik tanpa harus bergantung oleh negara lain. Untuk mengurangi masalah ketergantungan pangan dengan negara lain serta tercapainya target swasembada pangan dalam kurun waktu 3 tahun kedapan, pemerintah harus mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian serta meningkatkan kesejahteraan para petani. salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan produktivitas sektor ini ialah dengan ketersediaan pupuk yang memadai untuk para petani. pupuk menjadi salah satu dari sekian banyak faktor penting yang dapat menentukan sukses tidak pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional. pupuk dengan kualitas baik dapat meningkatkan hasil pertanian secara signifikan. Salah satu pupuk yang biasa digunakan oleh para petani ialah pupuk urea. pupuk urea berguna sebagai sumber nitrogen yang kaya bagi tanaman. tidak hanya berguna sebagai pupuk, pada industri peternakan, urea juga dapat menjadi sumber pangan yang memiliki nutrisi yang baik untuk hewan ternak karena dapat meningkatkan produksi susu dan daging. di dunia industri urea juga memiliki manfaat lain sebagai bahan pembuat resin, produk produk cetak, pelapis, perekat, bahan anti kusut juga pembantu pada pencelupan di pabrik tekstil. oleh sebab itu kebutuhan akan urea akan terus bertambah seiring waktu berjalan Pupuk Kalimantan Timur merupakan salah satu anak perusahaan dari Pupuk Indoensia Holding Company (PIHC) yang hadir untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang terus meningkat seiring dengan tingginya geliat perkembangan pertanian di Indonesia, Pupuk Kalimantan Timur
5
merupakan perusahaan penghasil Urea dan Amoniak terbesar di Indonesia. Kapasitas produksinya mencapai 3,43 juta ton Urea dan 2,765 juta ton Amoniak, Amoniak, 350 ribu ton NPK, dan 45 ribu ton pupuk organik per tahun. Perusahaan ini resmi didirikan pada tanggal 7 Desember 1977 dan berlokasi di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Pada mulanya proyek Pupuk Kalimantan Timur dikelola oleh Pertamina sebagai unit pabrik terapung dibawah pengawasan Direktorat Jendral Industri Kimia Dasar. Pabrik Pupuk yang awalnya merupakan pabrik terapung kemudian dipindahkan ke daratan. Proses pemindahan ini dilakukan setelah pengkajian berbagai segi teknis. Saat ini PT. Pupuk Kalimantan Timur telah mengoperasikan 7 unit pabrik yaitu Pabrik-1A, Pabrik 2, Pabrik 3, Pabrik 4, Pabrik 5, Pabrik 6 ( Boiler Batubara), dan Pabrik & (NPK). Pabrik-1A sampai dengan Pabrik-5 terdiri dari tiga unit yaitu unit Utility, Unit Amoniak, danUnit Urea. Pabrik-1A merupakan hasil transfer asset dari PT Kalimantan Timur Pasifik Amoniak. PT. Pupuk Kalimantan Timur menjalankan operasi bisnisnya dengan tujuan memenuhi kebutuhan pupuk domestik, baik untuk sektor tanaman pangan melalui distribusi pupuk bersubsidi dengan wilayah pemasaran meliputi seluruh kawasan timur Indonesia, maupun untuk sektor tanaman perkebunan dan industri untuk produk nonsubsidi yang pemasarannya ke seluruh wilayah Indonesia serta untuk kebutuhan ekspor. Tugas ini diberikan oleh Pemerintah dan PIHC (Persero) untuk memberikan kontribusi dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Tidak hanya itu PT. Pupuk Kalimantan Timur juga menjual amoniak untuk kebutuhan industri dalam dan luar negeri. pada Tabel 2.1 dapat dilihat perjalanan PT Pupuk Kalimantan Timur dari awal berdiri hingga saat ini, dan di Tabel 2.2 terdapat data kapasitas produksi setiap pabrik yang ada di PT Pupuk Kalimantan Timur setiap tahunnya.
Tabel 2.1. Milestone PT. Pupuk Kalimantan Timur No.
Tanggal
Milestone
1.
7 Desember Desember 1977
Berdirinya PT Pupuk Kalimantan Timur
2.
8 Januari 1979
Penandatanganan Penandatanganan Kontrak Pembangunan Pabrik-1
3.
23 Maret 1982
Penandatangan Penandatanga n Kontrak Pembangunan Pabrik-2
4.
30 Desember 1983
Produksi pertama Amoniak 6
Pabrik-1 5.
2 Februari 1984
Pengapalan pertama Amoniak ke PT Petrokimia Gresik
6.
24 Januari 1984
Ekspor amoniak pertama ke India
7.
15 April 1984
Produksi pertama pupuk Urea Pabrik-1
8.
24 Juli 1984
Pengapalan pertama pupuk Urea ke Surabaya
9.
28 Oktober 1984
Peresmian Pabrik-1 dan Pabrik-2 oleh Presiden
10.
28 November 1985
Penandatangan Penandatanga n Kontrak Pembangunan Pabrik-3
11.
4 April 1989
Peresmian Pabrik-3 oleh Presiden RI
12.
9 Oktober 1996
Penandatanganan Penandatanganan Kontrak Pembangunan Pabrik POPKA
13.
23 Desember 1998
Penandatanganan Penandatangan an Kontrak Pembangunan Pabrik-4
14.
18 Februari 1999
Produksi pertama Urea Granul Pabrik POPKA
15.
6 Juli 2000
Peresmian POPKA dan Pemancangan pertama Pabrik-4
16.
3 Juli 2002
Peresmian Pabrik Urea Unit 5 (Pabrik4) Oleh Presiden RI
17.
11 Februari 2003
Penugasan PT Pupuk Kalimantan Timur untuk pendistribusian Pupuk Pupuk di Kawasan Timur Indonesia
18.
17 Mei 2008
Pemancangan Perdana Proyek Pupuk NPK Fuse Blending 7
19.
21 Mei 2010
Pemancangan Tiang Pertama Pembangunan Boiler Batu Bara
20.
29 Juli 2011
Perancangan Perancangan Program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi(GP3K)
21.
13 Oktober 2011
Peluncuran Pupuk Urea Bersubsii Berwarna/Urea Berwarna/Urea Pink
22.
18 April 2012
Penandatanganan Penandatanganan Karung Pupuk Bersubsidi Merk Pupuk Indonesia oleh Menteri BUMN
23.
25 Oktober 2012
Peresmian Proyek Pembagunan Pembagunan Pabrik-5 oleh Presiden
24.
13 Maret 2014
Pengambilalihan Pengambilalihan Pabrik Amoniak Milik PT Kalimantan Timur Pasifik Amoniak (PT KPA) oleh PT Pupuk Kalimantan Timur
25.
31 Maret 2014
Bergabungnya Pabrik POPKA dengan Pabrik ExKPA menjadi Pabrik-1A
26.
19 November 2015
Peresmian Pabrik-5 Oleh Presiden RI
27.
19 November 2015
Penandatanganan Penandatangan an MOU PT Pupuk Kalimantan Timur dengan Jordan Phospate Mines Company (JPMC) tentang Pembangunan Pembangunan Pabrik PA-SA
8
Tabel 2.2. Data Kapasitas Produksi PT. Pupuk Kalimantan Timur per Tahun Pabrik
Amoniak (Ton)
Urea (Ton)
Pabrik 1A
660.000
570.000
Pabrik-2
595.000
570.000
Pabrik-3
330.000
570.000
Pabrik-4
330.000
570.000
Pabrik-5
850.000
1.150.000
Total Produksi
2.765.000
3.430.000
Sejalan dengan perkembangan perusahaan dan dalam rangka ikut mendukung program ketahanan pangan nasional melalui penggunaan teknologi pemupukan berimbang, sejak tahun 2005 Pupuk Kalimantan Timur telah memproduksi pupuk majemuk dengan merk dagang NPK Pelangi. NPK Pelangi merupakan jenis pupuk majemuk yang mengandung unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman yang telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Saat ini Pupuk Kalimantan Timur mengoprasikan pabrik NPK Blending dan 2 pabrik NPK Fuse. 1. Pabrik Pupuk NPK Blending, diproduksi dengan proses Bulk Blending, dengan tampilan produk berwarna merah, putih, hitam, dan keabu-abuan. Pupuk jenis ini dialokasikan untuk Pupuk Nonsubsidi. 2. Pabrik Pupuk NPK Compound (Fuse), doproduksi dengan proses Steam Fusion Granulation, dengan tampilan produk berwarna coklat keabu-abuan. Selain itu, Pupuk Kalimantan Timur juga memproduksi pupuk organik yang resmi berproduksi pada tahun 2010 yang berlokasi di Pare-Pare. Adapun kapasitas produksi NPK Pelangi dan organik tersebut disajikan pada tabel 2.3 Pupuk jenis ini dialokasikan untuk pupuk bersubsidi dan nonsubsidi .
Tabel 2.3. Kapasitas Produksi Pabrik NPK Pelangi & Organik Pabrik
Tahun Produksi
Kapasitasi Produksi (Ton)
NPK Blending
2005
150.000
NPK Fuse
2009
200.000
Organik
2010
3.000
Pupuk Kalimantan Timur menjalankan operasi bisnisnya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pupuk domestik, baik untuk sektor tanaman pangan melalui distribusi pupuk bersubsidi dengan wilayah pemasaran meliputi seluruh Kawasan Timur Indonesia, maupun 9
untuk sektor tanaman perkebunan dan industri untuk produk nonsubsidi yang pemasarannya ke seluruh wilayah Indonesia serta untuk kebutuhan Ekspor. Pupuk Kalimantan Timur Juga Menjual Amoniak untuk kebutuhan Industri dalam dan luar negeri. Sebagai produsen pupuk urea terbesar di dunia dalam satu lokasi, PT. Pupuk Kalimantan Timur pada saat ini memiliki 6 pabrik amoniak dan urea, kemudian ditambah dengan pabrik NPK. Pabrik tersebut antara lain Pabrik-1 (sudah tidak memproduksi amoniak), Pabrik-2, Pabrik-3, Pabrik-4, Pabrik-5, Pabrik-1A (gabungan dari pabrik ex. PT. Kalimantan Timur Pasific Amoniak (KPA) dan Proyek Optimasi Pupuk Kalimantan Timur (POPKA)), Pabrik Pupuk NPK Compound (Fuse), dan NPK Blending . Selain itu juga terdapat beberapa unit produksi dan sarana pendukung antara lain Urea Formaldehyde, ASU/ASP (penghasil nitrogen dan oksigen), HRU, storage amoniak dan urea, seperangkat maintenance system dan lain-lain.
Gambar 2.1 Pabrik 1 PT. Pupuk Kaltim
Pembangunan proyek Pabrik-1 diserahkan kepada Lumnus Co. Ltd. dari Inggris sebagai kontraktor utama yang bekerja sama dengan Lurgi dari Jerman Barat dan Coppee Rust dari Belgia. Pelaksanaan pembangunan Pabrik-1 mulai dilaksanakan pada tanggal 16 November 1979 dan seharusnya selesai tanggal 20 Maret 1982. Karena alat – alat pabrik ternyata tidak layak dipasang, maka Pabrik-1 baru dapat berproduksi tanggal 30 Desember 1983 untuk amoniak sedangkan urea mulai berproduksi pada tanggal 15 April 1984. Pabrik-1 ini menggunakan proses Lurgi untuk pembuatan amoniak dengan kapasitas sebesar 1500 Ton/hari dan proses Stamicarbon BV Gellen Holland untuk urea dengan kapasitas 1700
10
Ton/hari. Khusus untuk amoniak, Syintesis loop menggunakan proses Grande Proisse. Pada perkembangan selanjutnya s elanjutnya dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas kapas itas Pabrik-1 (optimalisasi) pada pertengahan tahun 1995. Kapasitas Pabrik-1 yang semula s emula adalah 1.500 Ton/hari untuk amoniak dapat ditingkatkan menjadi 1.800 Ton/hari. Sedangkan kapasitas urea berubah dari 1.700 Ton/hari menjadi 2.125 Ton/hari. Karena Pabrik-5 sudah mulai beroperasi maka Pabrik-1 akan di shutdown, hal ini dikarenakan proses produksi pabrik dirasa kurang efisien. Oleh karenanya Pabrik-1 sekarang sudah tidak memproduksi amoniak lagi, sehingga pabrik hanya beroperasi untuk proses produksi urea
Gambar 2.2 Pabrik 2 PT. Pupuk Kaltim
Pada tahun 1982 mulai dibangun Pabrik-2 dengan kapasitas 1.500 Ton/hari amoniak dan 1.725 Ton/hari urea. MW Kellog Cooperation sebagai kontraktor utama menandatangani kontrak pembangunan proyek pabrik tersebut bersama – sama dengan Toyo Menka Kaisha dan Kobe Steel dari Jepang pada tanggal 24 Maret 1982. Pembangunan pabrik ini selesai pada tanggal 29 Oktober 1984 dan mulai berproduksi secara komersial pada tangggal 1 April 1985. Proses yang digunakan adalah proses MW Kellog untuk pembuatan amoniak dan proses Stamicarbon untuk urea. Dan peresmian Pabrik-2 Pabrik -2 dilaksanakan oleh ole h Presiden RI R I yang pada masa itu dilaksankan oleh Pak Suharto bersamaan dengan peresmian Pabrik -1, pada tanggal 28 Oktober 1984. Pada tahun 1999 dilaksanakan retrofit terhadap pabrik amoniak sehingga kapasitas produksi menjadi 1800 Ton/hari.
11
Gambar 2.3 Pabrik 3 PT. Pupuk Kaltim
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pupuk nasional yang semakin meningkat, mulai tahun 1987 diputuskan untuk mendirikan Pabrik-3 (dengan konsep hemat energi) dengan kapasitas 1.000 Ton/hari amoniak dan 1.725 Ton/hari untuk urea dengan pemancangan tiang pertama pada tanggal 19 Juni 1986 oleh Ir. Hartarto dan diresmikan oleh Presiden RI Soeharto. Pembangunan proyek tersebut dipercayakan kepada PT. Rekayasa Industri (Persero) sebagai kontraktor utama yang bekerja sama dengan Chiyoda Chemical Engineering & Contr. Co. dan Toyo Menka Cooperation. Pabrik tersebut dilengkapi pula dengan sebuah unit recovery hidrogen yang mengolah flash gas dan purge gas Pabrik-1, Pabrik-2, dan Pabrik-3 yang disebut Hidrogen Recovery Unit (HRU) dari proses Constain Petrocarbon dan ditempatkan di area Pabrik-2. Bila dioperasikan unit ini dapat memberi tambahan produksi amoniak Pabrik-3 sebesar 180 Ton/Hari. Adapun proses yang digunakan oleh Pabrik -3 adalah proses Haldoer Topsoe untuk amoniak dan proses Stamicarbon Stripping untuk urea. Pabrik-3 diresmikan pada t anggal 4 April 1989
12
Gambar 2.4 Pabrik 1A PT. Pupuk Kaltim
Pabrik-1A awalnya terbentuk karena gabungan dua buah pabrik yaitu gabungan dari PT. Kalimantan Timur Pasifik Amoniak (PT. KPA) beserta pabrik Proyek Optimasi Pupuk Kalimantan
Timur
(POPKA).
Dimana
pembentukan
Pabrik-1A
ini
diawali
dari
ditandatangani proses “Transfer Asset Agreement” pada pada tangal 13 Maret 2014 di Kantor Pupuk Indonesia (Persero), Jakarta. Oleh karenanya PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) secara resmi mengambil alih pengoperasian PT Kalimantan Timur Pasifik Amoniak (KPA) berupa pabrik amoniak berkapasitas 2000 Ton per hari dan fasilitas fasil itas pendukungnya. Nilai aset pabrik amoniak beserta fasilitas pendukungnya pendukungnya itu adalah USD109 juta. Dengan pengambilalihan aset ini, maka kapasitas produksi PKT akan bertambah sebanyak 660 ribu Ton per tahun, sehingga total kapasitas produksi amoniak PKT menjadi 2,51 juta Ton per tahun. Pada tahun 1997 mulailah dibangun pabrik Urea IV (POPKA) dan mulai berproduksi pada awal tahun 1999. Pabrik ini didirikan dengan melihat potensi yang ada di PT. Pupuk Kalimantan Timur yaitu adanya kelebihan produksi amoniak dan karbondioksida (CO2) dari Pabrik-1 dan Pabrik-2. Pabrik POPKA yang diresmikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tanggal 7 Juni 2000 ini memproduksi urea granul dengan kapasitas 1.725 Ton/Hari. Sebagai kontraktor utama adalah PT. Rekayasa Industri yang bekerja sama dengan Chiyoda Chemical Engineering Construction Company, yang menggunakan lisensi proses dari Stamicarbon. Karena masing-masing pabrik hanya memproduksi amoniak dan urea, maka untuk meningkatkan efisiensi kini digabungkanlah kedua pabrik tersebut menjadi satu pabrik yaitu Pabrik-1A. Sehingga untuk produksi per tahunya Pabrik-1A bisa menghasilkan me nghasilkan 660.000 Ton amoniak (dari ex. KPA) dan 570.000 Ton urea (dari ex.POPKA)
13
Gambar 2.5 Pabrik 4 PT. Pupuk Kaltim
Sebagai upaya untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan akan pupuk urea oleh masyarakat Indonesia dan sekaligus sebagai pengganti pabrik – pabrik pabrik yang sudah tua, maka pada tahun 1999 pemerintah menyetujui untuk membangun 3 buah pabrik urea di Indonesia yang salah satunya adalah pendirian Pabrik-4 di PT. Pupuk Kalimantan Timur. Proyek pembangunan Pabrik-4 ditangani oleh kontraktor utama PT. Rekayasa Industri dengan Mitsubishi Heavy Industries, Japan. Kapasitas produksi untuk amoniak adalah 330.000 Ton/tahun dan 570.000 Ton/tahun untuk urea. Unit urea Pabrik-4 diresmikan pada tanggal 3 Juli 2002 dan unit amoniak Pabrik-4 diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal 31 Mei 2004. Sama seperti POPKA, Pabrik-4 pun memproduksi urea granul. Pabrik ini menggunakan proses Haldor Topsoe untuk amoniak dan dan Snamprogetti untuk urea
Gambar 2.6 Pabrik 5 PT. Pupuk Kaltim
14
Pembangunan unit Pabrik-5 diresmikan pada tanggal 25 Oktober 2012 oleh Presiden RI. Masa pembangunan proyek dilakukan hingga tahun 2014. Saat ini, Pabrik-5 sudah beroperasi. Pabrik-5 dapat memproduksi urea 3.500 Ton/Hari atau 1,15 juta Ton/tahun dan memproduksi amoniak 2.500 Ton/Hari atau 850 ribu Ton/tahun. Proyek Pabrik-5 ini ditujukan untuk menggantikan produksi amoniak dan urea dari Pabrik-1. 2.2 Visi, Misi, Budaya Perusahaan dan Tata Nilai Perusahan
Berdasarkan SK Direktur PT. Pupuk Kalimantan Timur No.SK/DIR/207/2012 tanggal 11 Juni 2012, Visi dan Misi PT. Pupuk Sriwidjaya adala sebagai berikut: 2.2.1 Visi Perusahaan
“Menjadi Perusahaan di bidang industri pupuk, kimia dan agribisnis kelas dunia yang tumbuh dan berkelanjutan.” 2.2.2 Misi Perusahaan •
Menjalankan bisnis produk-produk pupuk, kimia serta portofolio investasi di bidang kimia, agro, energi, trading, dan jasa pelayanan pabrik yang bersaing tinggi
•
Mengoptimalkan nilai perusahaan melalui bisnis inti dan pengembangan bisnis baru yang dapat meningkatkan pendapatan dan menunjang Program Kedaulatan Pangan Nasional
•
Mengoptimalkan utilisasi sumber daya di lingkungan sekitar maupun pasar global yang didukung oleh SDM yang berwawasan internasional dengan dengan menerapkan teknologi terdepan
•
Memberikan manfaat yang optimum bagi pemegang saham, karyawan dan masyarakat serta peduli pada lingkungan.
2.3 Nilai dan Budaya Perusahaan
Untuk mencapai Visi dan Misi, Perusahaan (ACTIVE) yang secara terus-menerus disosialisasikan kepada pegawai. Budaya kerja tersebut meliputi : •
Achievement Oriented Insan Pupuk Kalimantan Timur tangguh dan profesional dalama mencapai sasaran selalu berusaha mecapai keunggulan dalam mencapai nilai-nilai: Profesional dan Tangguh
•
Customer Focus
15
Insan Pupuk Kalimantan Timur selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik dan berkomitmen pada kepuasan pelanggan dengan menegakkan nilai-nilai : Perhatian dan Komitmen •
Teamwork Insan Pupuk Kalimantan Timur harus menjalin sinergi dan bersatu dalam bekerja dengan mengutamakan nilai-nilai: Sinergi dan Bersatu
•
Integrity Insan Pupuk Kalimantan Timur harus menjunjung tinggi kejujuran dan bertanggung jawab dengan menjunjung nilai-nilai: Jujur dan Tanggung Jawab
•
Visionary Insan Pupuk Kalimantan Timur selalu berpikir jauh kedepan dan siap menghadapi perubahan dinamika usaha dengan memperhatikan nilai-nilai: Inovatif dan Adaptif
•
Enviromentally Friendly Insan Pupuk Kalimantan Timur peduli terhadap lingkungan dan memberi manfaat bagi masyarakat luas untuk keberlanjutan perusahaan dengan memperhatikan nilainilai: Peduli dan Berkelanjutan
2.4 Lokasi PT. Pupuk Kalimantan Timur
Lokasi pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur terletak di wilayah pantai kota Bontang, kira-kira 121 km sebelah utara Samarinda, Ibukota Provinsi Kalimantan Timur.Secara geografis terletak pada 0o 10’ 46,9” LU dan 117o 29’ 30,6” BT. Pabrik tersebut terletak pada areal seluas 493 Ha. Lokasi perumahan dinas karyawan terletak sekitar 6 km sebelah barat pabrik seluas 765 Ha. Pada daerah tersebut juga terdapat perumahan BTN untuk karyawan. Untuk kebutuhan transportasi ke daerah Bontang dapat digunakan jalan darat, laut, maupun udara. Jalur udara menggunakan pesawat PT Pupuk Kalimantan Timur dari Balikpapan yang terbang dengan jadwal rutin sekali setiap hari. Transportasi udara memakan waktu 45 menit. berikut peta lokasi pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur yang dapat dilihat pada Gambar 2.7.
16
Gambar 2.7. Lokasi Pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur
Dasar pertimbangan pemilihan Kota Bontang sebagai lokasi pabrik adalah sebagai berikut: •
Lokasi dekat dengan sumber bahan baku yaitu Tanjung Santan yang berjarak 25 km dari Kecamatan Bontang Utara.
•
Lokasi dekat dengan pantai sehingga memudahkan dalam pengangkatan.
•
Lokasi berada di tengah-tengah daerah pemasaran pupuk untuk eskpor maupun pemasaran pupuk dalam negeri.
•
Pemetaan Zone Industry.
•
Lokasi berpeluang untuk pemasaran pabrik karena luasnya lahan yang dimiliki.
Dengan tambahan pabrik-5 ini maka saat ini total kapasitas produksi secara keseluruhan adalah 2.765.000 ton amoniak dan 3.430.000 ton urea per tahun dan PT. Pupuk Kalimantan Timur, menjadi produsen urea di dunia dalam satu lokasi. Pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur yang terlihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8. Pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timu 17
2.5 Lambang dan Merk Dagang PT. Pupuk Kalimantan Timur 2.5.1.
Lambang PT. Pupuk Kalimantan Timur
Gambar 2.9. Logo PT. Pupuk Kalimantan Timur
Makna : •
Segi lima melambangkan Pancasila merupakan landasan idiial perusahaan.
•
Daun dan Buah melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
•
Lingkaran putih kecil adalah letak lokasi Bontang dekat khatulistiwa.
•
Tulisan PUPUK KALIMANTAN TIMUR melambangkan keterbukaan perusahaan memasuki era globalisasi.
•
Warna Jingga : Melambangkan semangat sikap kreativitas membangun dan sikap professional dalam mencakapi kesuksesan usaha.
•
Warna Biru : Melambangkan Keluasan wawasan Nusantara dan semangat integrasi untuk membangun bersama serta kebijaksanaan dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.5.2.
Merk Dagang Pupuk Urea Mandau
Gambar 2.10. Merk Dagang Pupuk Urea Mandau
15
Salah satu produk pupuk yang dibuat oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur ialah Pupuk Urea Mandau seperti terlihat pada Gambar 2.10. Adapun Arti merk dagang dari Pupuk Urea Mandau ialah : •
Daun sebanyak 17 melambangkan kemakmuran sebagai salah satu cita – cita kemerdekaan.
•
Mandau alat untuk membuat lahan pertanian yang dipergunakan penduduk asli Kalimantan, melambangkan kepeloporan perusahaan dalam mengembangkan usaha pertanian.
•
Mandau berjumbai lima melambangkan pancasila.
•
Mandau biru melambangkan keluasan wawasan pemasaran.
•
Warna merah melambangkan dinamika kewiraswastaan.
2.5.3.
Merk Dagang Pupuk NPK Pelangi
Gambar 2.11. Merk Dagang Pupuk NPK Pelangi
Desain produk Pupuk NPK Pelangi yang di produksi oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur terlihat pada Gambar 2.11. Arti merk dagang dari Pupuk tersebut ialah : •
Logo terdiri dari simbolisasi pelangi yaitu tiga bidang lengkung dengan warna dasar unsur cahaya : Merah, Hijau, Biru (R, G, B).
•
Daun buah mewakili perusahaan Pupuk Kalimantan Timur yang sudah dikenal.
•
Daun Hijau melebar dan mengembang melambangkan kesuburan, hasil yang bermanfaat serta kemakmuran.
16
•
Tulisan Pupuk Kalimantan Timur berwarna biru menampilkan identitas produsen untuk melengkapi ikon daun buah yang sudah ada.
•
pemilihan tipografi / huruf tanpa kaki untuk mengesankan modern, terbuka, dan responsif, terhadap pengembangan.
•
warna merah menggambarkan dinamika dan kecerahan harapan
•
warna hijau menggambarkan karakteristik sejuk, kesuburan, dan kemakmuran sesuai dengan esensi produk yang memberi kesuburan tanah.
•
2.5.4.
warna biru menggambarkan kemajuan dan manfaat t eknologi.
Merk dagang Pupuk Urea Daun Buah
Gambar 2.12. Merk Dagang Pupuk Daun Buah
Pupuk dengan Merk Daun Buah, Gambar 2.12, merupakan salah satu produk pupuk yang di Produksi oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur, Arti me rk dagang dari Pupuk Daun Buah: •
Logo diolah melalui penggabungan simbol daun buah yang sudah menjadi simbol / ikon dari Pupuk Kalimantan Timur dengan ilustrasi stilasi daun.
•
Simbol daun buah mewakili perusahaan perusahaan Pupuk Kalimantan Timur yang sudah dikenal.
•
Daun hijau melebar dan mengembang melambangkan kesuburan, hasil yang bermanfaat serta kemakmuran.
•
Warna merah menggambarkan dinamika dan kecerahan harapan.
•
Warna hijau menggambarkan karakter sejuk, kesuburan, dan kemakmuran sesuai dengan esensi pupuk yang memberi kesuburan tanah.
•
Warna biru menggambarkan kemajuan dan manfaat teknologi
17
2.6 Jenis Perusahaan
Selain menghasilkan ammoniak dan urea, pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur juga menghasilkan produk sampingan berupa nitrogen, oksigen, dan karbondioksida. Selanjutnya untuk perkembangan produk selain produk tersebut, maka dibuka beberapa anak perusahaan sebagai berikut : •
PT. Kalimantan Timur Nusa Etika (KNE)
•
PT. Kalimantan Timur Multi Boga Utama (KMBU)
•
PT. Daun Buah
•
PT. Kalimantan Timur Cipta Yasa (KCY)
•
PT. Kalimantan Timur Adhiguna Dermaga (KAD)
•
PT. Kalimantan Timur Bahtera Adhiguna (KBA)
•
PT. Kalimantan Timur Industrial Estate (KIE) Selain itu didirikan juga beberapa perusahaan patungan dengan perusahaan besar nasional dan internasional, seperti:
•
PT. Kalimantan Timur Methanol Industri
•
PT. Kalimantan Timur Parna Industri
•
PT. Kalimantan Timur Nitrat Indsutri
•
PT. Kalimantan Timur Soda Ash
•
PT. Kalimantan Timur Pasifik Amoniak
2.7 Fasilitas Pabrik
Untuk mendukung operasional pabrik PT.Pupuk Kalimantan Timur memiliki beberapa fasilitas untuk mendukung pabrik dalam produksinya, diantaranya sebagai berikut : 2.7.1. Pelabuhan PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki pelabuhan dengan 6 dermaga kapal, pelabuhan ini beroperasi dengan efisien dan dilengkapi dengan fasilitas Urea Bulk Loading Area, Ammonia Loading Arm, Bungker PIT, Fire Hydrant, dan tiga buah kapal muda. Pelabuhan yang dimiliki PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki kapasitas daya tampung kapal yang berbeda-beda, berikut adalah daya tampung pada setiap kapal : •
Dermaga-1: (Construction Jetty) untuk kapasitas kapal hingga 6000 DWT dengan maksimum kedalaman 5 meter.
•
Dermaga-2: (BSL Ext. Ammonia Jetty) untuk kapasitas kapal hingga 40.000 DWT dengan maksimum kedalaman 12 meter. 18
•
Dermaga-3: (Quadrant Arm Loader) untuk kapasitas kapal hingga 40.000 DWT dengan maksimum kedalaman 13 meter.
•
Dermaga-4: (Tursina Jetty) untuk kapasitas kapal hingga 20.000 DWT dengan maksimum kedalaman 9 meter. Coal Boiler Jett y untuk kapal pengang pengangkut kut batubara.
2.7.2. Jasa Pelayanan Pabrik Jasa Pelayanan pabrik awalnya didirikan oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur dengan nama Industri Pelayanan Pabrik yang bertujuan agar tidak terlalu bergantung pada pihak luar dalam hal pengadaan peralatan pabrik. Dengan membuat suku cadang dan komponen mesin pabrik sendiri., biaya dapat diminimalkan dan tentunya kualitas dapat ditingkatkan, sehingga operasional pabrik dapat lebih efisien. JPP atau Jasa Pelayanan Pabrik dilengkapi dengan unit produksi permesinan yang menggunakan mesin CNC, unit produksi Foundary dan pengecoran vakum, unit fabrikasi dan laboratorium metalurgi dan metrologi. Dengan desain lengkap, peralatan yang persisi dan dengan teknologi terkini yang terkomputerisasi, kapasitas produksi JPP dapat melebihi kebutuhan komponen dan suku cadang yang sesungguhnya untuk pabrik-pabrik yang dimiliki oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur 2.7.3. Gudang dan Perkantoran Unit yang berfungsi menangani hasil produksi Urea dalam hal penyimpanan, pengantongan, dan pengapalan.Untuk unit pergudangan memiliki lima Urea Bulk Storage dengan kapasitas sebagai berikut: •
UBS 1 : 35.000 ton
•
UBS 2 : 35.000 ton
•
UBS 3 : 45.000 ton
•
UBS 4 : 40.000 ton
•
UBS 5: 60.000 ton
Untuk unit Urea, pengantongan memiliki tiga unit gudang Urea kantong. Gudang Urea kantong 1 memiliki kapasitas 5.000 ton untuk Gudang Urea 2 memiliki kapasitas 3.000 ton dan gudang Urea kantong terbuka memiliki kapasitas 5.000 ton. t on. 2.7.4. Labolatorium PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki 2 laboratorium, yaitu : a. Unit Usaha Laboratorium (UUL)
19
UUL sebagai laboratorium pusat yang memiliki PT. Pupuk Kalimantan Timur berfungsi sebagai uji mutu dan kualitas dari bahan baku, hasil produksi dan lingkungan UUL juga melayani jasa analisis dan kalibrasi bagi perusahaan perusahaan di kawasan industri di Bontang. b. Laboratorium Proses Laboratorium Proses terdapat di setiap unit operasi pabrik PT.Pupuk Kalimantan Timur. Berfungsi untuk mendukung kegiatan operasional dan menganalisa bahan bahan proses dari pabrik utility, pabrik ammonia ammonia dan pabrik urea 2.7.5. Pembangkit Listrik PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki 2 pembangkit yaitu : a. STG : Steam Turbin Generator yang menggunakan uap panas yang dihasilkan oleh batu bara. Pada PT. Pupuk Kalimantan Timur, STG yang dimiliki sebanyak 2 buah dengan masing-masing tenaga yang dihasilkan sebesar 30 MW. b. GTG : Gas Turbin Generator yang menggunakan Gas Alam sebagai pembangkit. 2.8 Fasilitas dan Jaminan Karyawan
Fasilitas dan jaminan perusahaan PT Pupuk Kalimantan Timur yang diberikan kepada seluruh karyawan perusahaan dan anak perusahaan berupa : •
Fasilitas Rumah Tinggal.
•
Fasilitas Rumah Sakit.
•
Fasilitas Tempat Ibadah.
•
Fasilitas Olahraga.
•
Fasilitas Perbelanjaan.
•
Fasilitas Pendidikan : PAUD, TK, SD, SMP, SMA.
•
JK (Jaminan Kecelakaan)
•
JKK (Jaminan Keselamatan Kerja)
•
JHT (jaminan Hari Tua)
•
JP (Jaminan Pesiun)
2.9 Peningkatan dan Mutu Pengelolaan Lingkungan
PT Pupuk Kalimantan Timur berupaya meningkatkan mutu dan pengelolaan lingkungan. Hasil yang dicapai adalah keberhasilan meraih ISO 9002 pada tahun 1996, ISO 14001 pada tahun 1997, dan ISO 17025 pada tahun 2000. ISO 9002 adalah pengakuan di bidang sistem
20
manajemen produksi dan instalasi, ISO 14001 pada bidang manajemen lingkungan dan ISO 17025 di bidang laboratorium uji mutu
2.10 Pemasaran Hasil Produksi
2.10.1.
Pemasaran Pupuk Urea
Produk pupuk urea PT. Pupuk Kalimantan Timur diddistribusikan untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia bagian timur dan tengah yang meliputi daerah : •
Jawa Timur
•
Bali
•
Kalimantan Timur
•
Kalimantan Tengah
•
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara
•
NTB dan NTT
•
Maluku
•
Irian Jaya
•
Jawa Tengah
Untuk pemasaran urea ke luar negeri yang dilayani oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur berdasarkan kuota dari PT. Pupuk Indonesia Indonesia Holding meliputi : •
Malaysia
•
Vietnam
•
Jepang
•
China
•
Srilanka
•
Philipina
2.10.2.
Pemasaran Pupuk Amonia
Produk Amonia sebagian besar diekspor keluar negeri, antara lain : •
Korea Selatan
•
India
•
Yordania
•
Tanzania
•
spanyol
•
Thailand 21
•
Malaysia
•
Jepang
•
Taiwan
2.11 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan adalah salah satu aspek penting dalam operasional pabrik kimia. Kebanyakan masalah proses dan kerusakan peralatan dapat diatasi atau diperbaiki dimana penanganannya membutuhkan perhatian adalah antisipasi terhadap tingkat bahaya yang dapat mengancam keselamatan personal dan peralatan. Sikap dan perhatian para operator merupakan faktor penting untuk menjalankan pabrik pabrik dengan aman. Usaha kesehatan dan keselamatan kerja di PT Pupuk Kalimantan Timur mempunyai sasaran umum dan khusus. Sasaran umum yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Perlindungan terhadap karyawan yang berada di tempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan 2. peningkatan produksi dan produktivitas kerja perlindungan terhadap setiap orang yang berada di tempat kerja agar selalu dala m keadaan aman dan sehat 3. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
Sedangkan secara khusus usaha keselamatan dan kesehatan kerja antara lain : 1. Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja. 2. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil produksi 3. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerjaan dan manusia dengan pekerjaan. 4. Menciptakan kondisi perusahaan sesuai dengan standar ISO 14001
22
Secara khusus setiap karyawan dan tamu yang akan memasuki kawasan pabrik harus melewati prosedur sebagai : 1. Mengikuti Pengisian Data Pribadi dan Evaluasi (PDPE) yang dilaksanakan oleh Departemen KAMTIB 2. Mengikuti pengarahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diselenggarakan oleh Biro K3LH. 3. Memiliki Badge dengan warna merah untuk lingkungan pabrik yang dikeluarkan oleh departemen KAMTIB. 4. Menggunakan kelengkapan keselamatan, yaitu safety shoes, helm, earplug, dan earmuff untuk tingkat kebisingan > 90 db (khusus di kawasan compressor house).
23
2.12 Sertifikasi
Pupuk Kaltim dikenal dengan pengembangan-pengembangan inovatif di bidang manajemen serta kepeduliannya pada pelestarian lingkungan. Hal tersebut dibuktikan dengan sertifikasi yang telah didapat oleh Pupuk Kaltim sebagai berikut : Tabel 2.1 Sertifikasi yang Diraih PT. Pupuk Kaltim No. Jenis Sertifikasi
Keterangan
1
Diraih sejak tahun 2007, untuk
SMK-3
bidang
Gambar
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja.
2
ISO 9002
Diraih pada tahun 1996 untuk pengakuan di Bidang Manajemen Produksi dan Instalasi.
3
Sertifikasi
Dikeluarkan
Produk
Sertifikasi Produk Surabaya untuk
Penggunaan
merek
Tanda
tanggal 21 Oktober 2010 berlaku
SNI,
dagang
oleh
Lembaga
Pelangi,
pada
Merek Dagang hinggal 21 Oktober 2014. Pelangi
4
Sertifikasi
Dikeluarkan
Produk
Sertifikasi Produk Surabaya untuk
Penggunaan
merek dagang Pelangi Unggul,
Tanda
oleh
Lembaga
SNI, pada tanggal 21 Oktober 2010
Merek Dagang berlaku hinggal 21 Oktober Oktober 2014. Pelangi Unggul
24
5
Sertifikasi
Dikeluarkan
Produk
Sertifikasi Produk Surabaya untuk
Penggunaan
merek dagang Pelangi Prima, pada
Tanda
tanggal 21 Oktober 2010 berlaku
SNI,
oleh
Lembaga
Merek Dagang hingga 21 Oktober 2014. Pelangi Maxi
6
Sertifikasi
Perpanjangan SNI untuk produk
Produk
Urea Daun Buah, dikeluarkan oleh
Penggunaan
Kementrian
Tanda SNI
tanggal 22 Desember 2009 dan berlaku
Perindustrian
sampai
22
pada
Desember
2013. Perpanjangan SNI untuk produk Amoniak Cair dikeluarkan oleh
Kementrian
Perindustrian
pada tanggal 23 Desember 2009 dan berlaku sampai 23 Desember 2013. 7
ISO 17025
Diraih pada tahun 2000, untuk bidang Laboratorium Uji Mutu dan Kalibrasi
8
ISPS Code
Diraih pada tahun 2007 untuk Standar
Keamanan
Pelabuhan,
berlaku hingga Oktober 2014 2014
25
2.13 Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan dibentuk untuk mempersatukan dan menggalang semua aktivitas yang ada untuk mencapai tujuan. Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas Badan Usaha Milik Negara dengan nama PT. Pupuk Kalimantan Timur dengan sistem organisasi mengikuti garis dan staf yang terdiri dari Dewan Direksi, Kepala Seksi, Kepala Kompartemen, Kepala Departemen atau Biro, Kepala Bagian, Kepala Seksi, Kepala Regu dan Pelaksana. Dewan Direksi terdiri dari seorang Direktur Utama dan empat orang Direktur Teknik, Penelitian dan Pengembangan, Direktur Komersiil, Direktur Produksi, dan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum. Dewan Direksi bertanggung jawab kepada dewan komisaris yang mewakili pemerintah sebagai pemegang saham, adapun tanggung jawa dan wewenangnya adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama, memimpin organisasi perusahaan dan bertanggung jawab atas kelancaran jalannya perusahaan kepada Dewan Komisaris. 2. Diretur Teknik, Penelitian dan Pengembangan, memimpin bidang pengembangan dan penelitian serta rancang bangun, perekayasa dan penagadaan dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. 3. Direktur Komersiil, memimpin bidang keuangan dan bidang pemasaran produk yang dihasilkan perusahaan dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. 4. Direktur Produksi, bertanggung jawab atas kelancaraan produksi dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. 5. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, memimpin bidang pengembangan sumber daya karyawan dan bidang umum dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Selain itu terdapat juga unsur bantuan yang terdiri dari beberapa Kompartemen dan departemen yang masing-masing dipimpin oleh General Manager untuk masing-masing kompartemen dan Manager untuk masing-masing Departemen. Kompartemen terdiri atas: - General Manager
-
Wakil Kepala Bagian
- Manager
-
Kepala Seksi
- Koordinator
-
Kepala Regu
- Kepala Bagian
-
Pelaksana
Sedangkan untuk mengawasi direksi dalam mengelola perusahaan, dibentuk Dewan Komisaris yang terdiri dari seorang Komisaris Utama dan empat orang komisaris 26
Anggota yang bertanggung jawab kepada Departemen Perindustrian RI melalui Dirjen Industri Kimia Dasar.
DIREKTUR PRODUKSI
GENERAL MANAGER PEMELIHARAAN
MANAGER PERENCANAAN & PENGENDALIAN TURN AROUND
KEPALA BAGIAN JASA
KEPALA BAGIAN MATERIAL
PEMELIHARAAN
& ADMINISTRASI
- STAF PERENCANAAN SCHEDULING & BUDGETING TURN AROUND - STAF GATEKEEPING & EVALUASI TURN AROUND
- STAF JASA
- STAF MATERIAL &
PEMELIHARAAN
ADMINISTRASI
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Departemen Perencanaan & Pengendalian TA
27
BAB III PROSES PRODUKSI, DEPARTMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN TURN AROUND
3.1 Proses Produksi Umum
PT Pupuk Kalimantan Timur mempunyai 5 (lima) unit pabrik dengan masing-masing pabrik terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu Pabrik Amoniak, Pabrik Urea, Serta Pabrik Utilitas Pabrik Utilitas adalah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan pembantu maupun energi yang dibutuhkan oleh Pabrik Amoniak dan Pabrik Urea. Produk yang dihasilkan dan diolah dari Pabrik Utilitas ini adalah Air Bersih, Air Pendingin, Air Demin,Udara Pabrik, Udara Instrument, Tenaga Listrik, Uap Air. Pabrik utilitas, Pabrik Ammonia, dan Pabrik Urea di support dengan Gas Metering Station (GMS) untuk bahan bakar dengan komposisi 70% untuk produksi dan 30% bahan bakar lain-lain..
Gambar 3.1 Proses Produksi Umum 3.2 Proses Pembuatan Ammoniak
Bahan baku pembuatan amoniak adalah gas alam, uap air dan udara. Gas alam memiliki komposisi utama metana (CH4) sekitar 70% dan Karbon dioksida (CO2) sekitar 10%. Steam atau uap air diperoleh dari air Sungai Musi setelah mengalami suatu proses pengolahan tertentu di Pabrik Utilitas. Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dan sebelum udara ini
28
digunakan sebagai udara proses, ditekan terlebih dahulu oleh kompressor udara. Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan urutan sebagai berikut: (1) Feed Treating Unit
Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming Unit. Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit. (2) Reforming Unit
Di Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut : • Hidrogen Hidrogen • Nitrogen • Karbon Dioksida Gas-gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit Purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya. (3) Purifikasi & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalis Reaktor Amoniak, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator. (4) Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas hidrogen : nitrogen = 3 berbanding dengan 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh Reaktor Amoniak agar terjadi reaksi pembentukan amoniak. Gas ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea. Hasil / produk pada proses di atas adalah amoniak cair yang beserta karbon dioksida digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea. 29
Gambar 3.2 Proses produksi amoniak 3.3 Proses Produksi Urea
Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang disupply dari Pabrik Amoniak. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu: (1) Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan amoniaknya setelah dilakukan stripping oleh CO2 (2) Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amoniak di unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua step penurunan tekanan, yaitu pada 17kg/cm2 G dan 2,5 kg/cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser. (3) Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum dengan pemanasan. Kemudian kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang digunakan di kristaliser
30
diambil dari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari recovery. (4) Prilling Unit
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai kandungan airnya tinggal 0,2% berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling Tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari distributor dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt conveyor. (5) Recovery Unit
Gas amoniak dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil kembali dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian absorbent kemudian di-recycle kembali ke bagian sintesa. (6) Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3-nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk di-recover. Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.
Gambar 3.3 Proses Pembuatan Urea
31
3.4. Proses Produksi Unit Utilitas
Unit utilitas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan steam, air pendingin, bahan baku pembuatan, air tawar, udara,dan instrumen bagi pabrik Amoniak, Urea, serta fasilitas penunjang kegiatan pada pabrik Kaltim Kaltim 4. 1. Unit Penyedia Air Sumber utama dari pemenuhan kebutuhan air dari unit utilitas adalah air laut sekitar area pabrik. Air laut l aut sebagian besar digunakan sebagai seba gai air pendingin secara “one through”, bahan baku pembuatan air tawar pada unit desalinasi, dan unit demineralisasi. Persyaratan kualitas yang dibutuhkan air laut sebagai bahan baku, yaitu: a. Bebas dari kotoran yang memungkinkan terjadinya penyumbatan selama mengalirdalam perpipaan dan peralatan. b. Bebas dari zat pencemar (seperti Amoniak dan Urea), mikroorganisme, oli atau minyak pelumas, dan binatang laut lainnya.
2. Sea Water Intake Merupakan tempat atau kolam penampungan air laut sebelum dipompakan ke unit penyediaan air. Air laut yang akan digunakan akan masuk melalui bar screen yang dipasang di bawah 5 meter dari minimum level air dengan fungsi sebagai penyaring untuk menahan kotoran-kotoran yang relatif berukuran besar. Air laut setelah melewati saringan pertama (bar screen) disaring lagi di rotary screen sehingga kotoran-kotoran yang berukuran kecil akan
tertahan di rotary screen kemudian disemprot dari dalam penyaring dengan air laut dan dibuang ke trash basket .Air laut yang telah tersaring dialirkan secara merata menuju pabrik amoniak, urea, dan unit cooling water , sebagian lagi menuju unit klorinasi, dan unit desalinasi.
3.
Unit Klorinasi
Pada unit klorinasi ini berfungsi untuk menghasilkan NaOCl dengan cara mengelektrolisis air laut. NaOCl ini diinjeksikan pada sea water intake unit, yang bertujuan untuk membunuh ganggang-ganggang dan mikroorganisme yang dapat tumbuh pada pipa-pipa, tube-tube condenser , filter-filter dan peralatan lainnya.
Pembuatan larutan Natrium Hypochlorite dilakukan dengan cara elektrolisa air laut sehingga dihasilkan Natrium Hyphochlorite sebanyak 48 kg/jam. Proses elektrokhlorinasi terdiri atas beberapa tahap yaitu : 1. Air laut disuplai. 32
2. Kotoran kasar dari air laut disaring disari ng menggunakan strainer . 3. Air laut dialirkan ke elektrolisis cellbank dan dielektrolisis untukmenghasilkan Natrium Hypochlorite.
4. Gas hidrogen dipisahkan dalam tangki penyimpanan NatriumHypochlorite. 5. Natrium Hypochloride diinjeksikan kedalam intakeCooling Water . Namun karena injeksi
yang dilakukan secara terus-menerus
maka ada beberapa
mikrooganisme yang kebal terhadap penginjeksian tersebut dan tetap hidup, maka perlu dilakukan shock dossing untuk mencegah hal tersebut.
4.
Unit Cooling Water System
Pada unit cooling water ini berfungsi sebagai air pendingin untuk kebutuhan proses maupun peralatan unit. Pada unit ini menggunakan sistem sis tem tertutup te rtutup dan diinjeksi dengan sodium nitrit agar tidak terjadi korosi pada peralatan yang akan dilalui oleh air pendingin akibat adanya mikroorganisme. Air laut digunakan untuk pendingin menggunakan sistem “ once through” (sekali pakai) dan selalu dipantau secara periode kandungan amoniak, urea, dan oli, serta sisa Cl- yang terbuang di outfall.Aliran cooling water melalui supply header dimana dimana line menuju ke Urea, danUtilitas.
5.
Sweet Cooling Water
Sweet Cooling Water digunakan sebagai air pendinginuntuk kebutuhan proses maupun
peralatan. Unit sweet cooling water pada Pabrik 4 merupakan sistem sirkulasi tertutup yang mensuplai sweetwater ke user pabrik urea dan utilitas. Peralatan yang digunakan untuk membuat sweet cooling water adalah Marine Plate Excanger. Marine Plate Exchanger adalah alat penukar panas (heatexchanger ) yang berupa kumpulan plate-plate tipis,dimana satu sisi dilewati oleh sweetcoolingwater panas panas dan satu sisi yang lain dilewati oleh air laut sebagaipendingin.
6.
Unit Desalinasi
Pada unit desalinasi ini berfungsi untuk menghilangkan garam-garam yang terdapat pada air laut, sehingga merubah air laut menjadi air tawar yang diperlukan untuk menyediakan air demin.Beberapa zat aditif yang perlu ditambahkan untuk mencegah terjadinya kerak dan foaming. Desalinasi dilakukan dengan cara menguapkan air laut pada evaporator vakum. Air laut masuk kedalam pipa kondensor dari tingkat delapan dengan tekanan vakum dan temperatur 33
yang paling rendah hingga ke tingkat satu dengan tekanan vakum dan temperatur yang paling tinggi,
sehingga
air
laut
menjadi
lebih
panas
karena
akan
digunakan
untuk
mengkondensasikan uap-uap (cair) panas yang terbentuk pada masing-masing tingkat. Uap air yang terbentuk dikondensasikan untuk memperoleh air tawar gunadipakai sebagai air proses, dan ditampung di tangki Raw Condensate bersama dengan Proses Condensate dari Urea dan Ammonia yang telah distripping dengan menggunakan steam. Dalam tangki ini air siap diproses agar bebas dari kandungan mineral mineral di Unit Deminer alisasi.
7.
Unit Demineralisasi
Unit ini berfungsi untuk mengolah air dari didesalinasi, air kondensat dan air hasil samping dari proses amoniak menjadi air bebas mineral. Pada unit ini kandungan mineral jaga serendah mungkin dengan menjaga parameter konduktivitas air demin produk dibawah 1 ms. Produk air demin ini digunakan untuk sebagai umpan boiler Khusus di unit utilitas Pabrik 4 dan pengisian sistem Sweet Cooling Water . Air dari unit desalinasi langsung menuju Mixed Bed Polisher untuk untuk dihilangkan mineralnya sedangkan Proses condensat sebelum memasuki Mixed Bed Polisher harus harus melalui Process Condensate Stripper terlebih terlebih dahulu. Process Condensate Stripper berfungsi untuk mengolah buangan process condensate dari
unit buangan amoniak untuk menghilangkan gas-gas CO 2 dan NH3 yang terlarut. Air condensate kemudian dimasukan ke dalam Mixed Bed Polisher untuk diproses menjadi air
bebas mineral bersama dengan air ai r dari unit desalinasi. Air condensate dari Pabrik Amoniak dialirkan ke stripper melalui melalui bagian atas menara yang akan kontak secara langsung dengan steam. Amoniak dan CO 2 dari condensate bersama-sama steam akan keluar pada bagian atas Stripper ke ke atmosfir. Mixed bed polisher yang yang digunakan untuk menghilangkan ion-ion yang terkandung dalam air.
Air yang berupa steam condensate dan process condensate yang telah melewati stripper dan dan Polish er maka air tawar dari unit desalinasi. Jika raw condensate dialirkan ke unit Mixed Bed Polisher maka
akan terjadi proses pengikatan ion-ion baik kation maupun anion yang terdapat dalam raw condensate oleh Kation and Anion Exchanger (resin), reaksi yang terjadi pada penguraian
atas ion-ionnya terjadi secara reversibleJika ion penukar telah jenuh dengan dissolved ion yang terdapat dalam raw condensat e maka perlu dilakukan regenerasi dengan menggunakan H2SO4 dan soda caustic (NaOH) untuk mengaktifkan kembali resin-resin penukar ion tersebut. Aliran regenerasi akandikumpulkan dalamkolam netralisasi dengan parameter pH larutan.
34
Air yang telah diproses dalam unit demineralisasi ditampung ke dalam tangki air demineralisasi yang akan berfungsi sebagai air umpan boiler sedangkan beberapa digunakan sebagai air pendingin sesuai dengan kebutuhan sweet cooling water . 8.
Unit Deaerator
Deaerator berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa gas yang terlarut di antaranya yang terpenting adalah oksigen dan karbondioksida. Gas-gas ini perlu dihilangkan untuk menghindarkan
adanya
korosi.
Oksigen
dan
karbondiokasida
akan
menyebabkan
kerak/lubang dan korosi pada pipa/peralatan yang terbuat dari logam. Prinsip pelepasan gas di deaerator adalah kelarutan O2 akan turun jika tekanan parsial O 2 turun dan kelarutan O 2 turun jika temperatur sistem naik sehingga kadar oksigen dalam air dapat dikurangi secara mekanik menjadi 0,05 cc/lt atau kurang dari 0,007 ppm dengan pemanasan (deaerating) karena oksigen ini tidak akan mengion selama masih terlarut didalam air dan akan tetap tinggal sebagai oksigen bebas. Sedangkan untuk menurunkan tekanan parsial O2. Air yang telah diproses dalam unit akan digunakan sebagai air umpan bolier untuk kebutuhan Unit Unit Pembangkit Steam.
35
BAB IV TUGAS KHUSUS
4.1 Latar Belakang
Sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang industri berbasis nasional, tentunya memiliki sejumlah mesin produksi yang kompleks dan canggih canggih guna menunjang hasil produksi yang berkualitas. Tentunya, dalam menjaga kestabilan mesin produksi tersebut te rsebut diperlukan sebuah mainteneance yang teratur dan cepat tanggap agar perusahaan tersebut tidak banyak mengalami kerugian yang besar dikarenakan proses produksi yang tehambat oleh kerusakan mesin produksi. Memang benar faktanya bahwa sebuah maintenance tidak akan sepeuhnya efektif apabila tidak didukung oleh management material yang baik. Didalam sebuah perkerjaan proses perbaikan pasti sering ditemukan sebuah kejadian dimana ketika waktu maintenance akan berlangsung, para pekerja sudah siap dan begitu juga alatnya, tetapi sparepart yang akan digunakan atau diganti tidak tersedia disana ataupun gudang persediaan. Hal itu tentunya akan memperlambat atau menunda sebuah proses maintenance yang sudah seharusnya dijadwalkan hanya karena menunggu sparepart tersebut. Hal itu juga akan memperburuk keadaan yang ada, karena mesin produksi dari pabrik tersebut mengalami penambahan waktu downtimme yang tentunya akan membuat perusahaan mengalami kerugian yang semakin besar. Selain itu, hal ini juga dapat menambah biaya pembelian barang dikarenakan butuh biaya pengiriman yang extra agar sparepart yang dibutuhkan didatangkan secepat mungkin agar mesin dapat berproduksi lagi. Dampak kerugian dari MRO material yang buruk tidak berhenti disitu saja. Normalnya MRO materials mengeluarkan dana sebesar 50-60% dari biaya maintenance atau mungkin bisa lebih di dalam perusahaan yang ada di Indoensia. Apabila kita menanamkan sebuah stock dari MRO sparepart yang tinggi, kemungkinannya adalah kita akan menyimpan sparepart yang salah didalam gudang. Ini berati bahwa persediaan yang ada di dalam gudang tersebut menjadi tidak berarti. Banyak dampak yang akan berakibat fatal untuk perusahaan apabila tidak memiliki sebuah MRO material yang baik. Peningkatan managemen material tentunya akan menignkatkan pula startegy dalam keuntungan untuk perusaahaan tersebut. Pertama-tama organisasi tersebut harus paham tentang apa saja sparepart yang harus di stock dan apa saja
36
yang bisa dibeli langsung agar kedepannya perusahaan tidak mengalami kerugian yang besar dalam melakukan produksi Maka dari uraian diatas tersebut, tentang pentingnya suatu manajemen MRO material yang baik, penulis memutuskan untuk mengambil suatu topik yaitu “Studi Penerapan Proses Kerja MRO Material Management Pada Departmen Perencanaan Dan Pengendalian Turn Around Di PT. Pupuk Kalimantan Timur”. 4.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengapa Studi Penerapan Proses Kerja MRO Material Management Pada Departmen Perencanaan Dan Pengendalian Turn Around di PT. Pupuk Kalimantan Timur diperlukan ? 2. Bagaimana cara mengimplementasikan Studi Penerapan Proses Kerja MRO Material Management Pada Departmen Perencanaan Dan Pengendalian Turn Around di PT. Pupuk Kalimantan Timur? 3. Keuntungan apa saja yang didapatkan dalam Studi Penerapan Proses Kerja MRO Material Management paada Departmen dan Pengendalian Turn Around di PT. Pupuk Kalimantan Timur? 4.3 Batasan Masalah
Agar masalah yang akan diteliti menjadi fokus, maka peneliti an dibatasi sebagai berikut: 1. Penelitian hanya dilakukan di Departemen Perencanaan dan Pengendalian Turn Around di PT Pupuk Kalimantan Timur.. 2. Data yang digunakan bersifat bersifat subjektif dari responden 4.4 Tujuan Penelitian
Dari pengamatan ini peneliti dapat mengetahui beban mental pekerja saat melakukan pekerjaannya. Manfaat yang lainnya diantaranya: 1.
Dapat mengetahui mengapa Studi penerapan proses kerja MRO Material Management pada Departmen Perencanaan dan pengendalian Turn Around di PT. Pupuk Kalimantan Timur diperlukan
2.
Dapat mengetahui cara mengimpletasikan Studi penerapan proses kerja MRO Material Management pada Departmen Perencanaan dan Pengendalian Turn Around di PT. Pupuk Kalimantan Timur 37
3.
Mengetahui keuntungan dari Studi penerapan proses kerja MRO Material Management pada Departmen Perencanaan dan Pengendalian Turn Around di PT. Pupuk Kalimantan Timur.
4.5 Landasan Teori 4.5.1 Pengertian Umum
Proses Kerja MRO Material Manajemen (disingkat M3) adalah salah satu prose kerja yang terdiri dari proses kerja Supply Base Management. Ada banyak interaksi dengan proses kerja lainnya danjuga proses kerja sub. Hal itu bisa dilihat pada bagan dibawah ini :
Gambar 4.1 Bagan Proses Kerja MRO Material Management
Panduan ini berisi deskripsi lengkap tentang proses kerja MRO Materials Manajemen, langkah-langkah dan juga peran yang terlibat didalamnya.
38
4.5.2 Tujuan
Tujuan dari proses ini: •
Keamanan yang optimum pasokan pada biaya terendah kepemilikan;
•
Meminimumkan saham
•
Terendah biaya terpisahkan oleh leverage, manajemen rantai pasokan
4.5.3 Pencapaian
Hasil dicapai berdasarkan tiga driver nilai yang dihitung dalam kasus bisnis: - Persediaan sekarang: •
pengurangan 60% dari modal kerja persediaan »37% dengan mengurangi persediaan dengan proses standarisasi »23% oleh rantai nilai optimasi (terintegrasi pemasok) dan berbagi suku cadang
•
50% pengurangan biaya tercatat tahunan
- Persediaan Masa Depan: •
pencegahan Tahunan persediaan MRO berlebih
•
Proporsional pengurangan biaya tahunan
•
Peningkatan persyaratan pengiriman pertemuan
4.5.4 Pengertian dari MRO Materials Management
"MRO Materials Management" didefinisikan sebagai: •
Barang Maintenance (Perawatan / Turnaround dan Proyek Kecil);
•
Barang Perbaikan (Maintenance / Turnaround dan Proyek Kecil);
•
Operasi barang (Operate Plant);
•
Barang langsung (tidak ada bahan baku dan barang kemasan).
4.5.5 Term and Definiton
1. Controller Controller adalah sumber daya, yang terlatih dalam dasar-dasar dan aplikasi analisis ekonomi, yang disediakan oleh Manufacturing Excellence Group. Tujuan utama adalah untuk menyediakan metode standar untuk dan bimbingan dalam menggunakan biaya dan manfaat untuk menentukan nilai tambah bagi Materials Management MRO.
39
2. Discipline Team Manager DTM mengelola tim (pada area spesifik) yang membuat standar global dan memilih OEM untuk mengisi kebutuhan.
3. Gatekeeper Gatekeeper adalah peran kunci pada Work Process ini dan dibantu oleh suatu team pendukung. Peran ini bertanggung jawab mengeliminasi permintaan kerja (work request) yang bernilai rendah, memeriksa kelengkapan notifikasinya, memberi prioritas notifikasi dan menentukan Proses kerja yang sesuai untuk menanganinya. Pejabat yang dapat mengisi peran ini adalah orang yang sangat familiar dengan operasi pabrik, anggaran, komitmen produksi, biaya-biaya, margins, Large Capital Projects, Small Projects, TA, dan Pemeliharaan. Peran Gatekeeper diisi oleh pejabat atau orang yang dalam bekerjanya tidak dapat diintervensi oleh pejabat atau orang lain. Plant Manager harus mendukung peran ini dan memastikan Gatekeeper memberi prioritas dan mengeliminasi permintaan kerja sesuai kepentingan bisnis perusahaan.
4. Global Catalog Manager Orang yang bertanggung jawab untuk pengembangan dan pemeliharaan katalog global, database MRO item yang memiliki kontrak global dan / atau barang strategis dan kritis yang dibagi di antara yang berbeda.
5. Inspector Ini adalah ahli teknis di berbagai disiplin ilmu (mekanik, listrik, instrumen, pipa, dan teknologi sistem). Mungkin terletak dalam satu atau lebih tanaman atau departemen Teknik. Tujuan utama mereka adalah untuk memilih teknologi peralatan dan metode instalasi yang akan digunakan dalam proyek, berikut standar global DSM ketika mereka ada. Mereka juga membantu gatekeeper dalam memverifikasi manfaat yang diusulkan, dan meninjau untuk peralatan minimum.
6. Item Owner(s) Pemilik barang, sebagaimana dimaksud dalam proses kerja ini adalah orang yang bertanggung jawab atas logistik Bahan MRO di Fasilitas Operasi. Sebagian besar waktu Pemeliharaan Manager (bertanggung jawab) akan memenuhi peran ini. The Plant Manager
40
akan bertanggung jawab untuk biaya keseluruhan / menghabiskan fasilitas. The akuntabel orang dari sudut pandang hukum orang yang dalam pengisian 7. Local catalog manager rang yang bertanggung jawab untuk pengembangan dan pemeliharaan katalog lokal, database barang MRO yang digunakan dalam proses pemeliharaan dan operasi lokal. katalog berisi item yang disimpan pada saham dan yang dibeli langsung.
8. Maintenance Specialist Peran Pemeliharaan Spesialis membantu dalam menilai nilai tambah dari kegiatan pemeliharaan. - Orang yang bertanggung jawab untuk program pemeliharaan di Plant. Dia biasanya seorang insinyur pemeliharaan, pengawas tunggal atau multi disiplin (bisa menjadi pengrajin memimpin). Orang ini biasanya akrab dengan berbagai jenis teknik perawatan. - Orang ini benar-benar akrab dengan operasi pabrik, anggaran, komitmen produksi, biaya, margin, dll Adalah penting bahwa ia berada dalam posisi otoritas sehingga dia tidak bisa ditekan oleh siapa pun yang lebih rendah dalam Manajemen dari Manager Plant. - Orang yang memenuhi peran ini harus berpengetahuan dari semua berbagai proses pekerjaan dan cukup terlatih untuk mengukur mengukur nilai kegiatan khusus untuk bisnis. bisnis.
9. MRO Improvement Team Tim multifungsi yang secara berkala mengukur dan analisis kinerja proses manajemen material MRO. Dalam perwakilan tim proses kerja yang berbeda seperti Manajemen MRO Material (M3), Pembelian Bayar (PTP), Maintenance (M), Operate Plant (OP), Meningkatkan Peralatan Keandalan (IER), Besar Proyek Modal (LCP), Proyek Kecil (SP) dan Turnaround (TA) dan membentuk berbagai tim disiplin dapat terlibat. Pemasok (SLA pihak) akan terlibat seperlunya. Dalam kasus non-kinerja tim perlu menentukan inisiatif perbaikan.
10. MRO Manager Orang yang bertanggung jawab untuk proses manajemen material MRO total, termasuk pengisian dan mengkoordinasikan SLA dengan pihak ketiga. Manajer MRO bertanggung jawab untuk keseluruhan rantai pasokan MRO di situs: - Manajemen Katalog; - Manajemen konsep Logistik; - Manajemen persediaan; 41
- Operasi Toko; - Pengisian; - koordinasi dan pelaksanaan SLA (IS, OEM, kolam renang); - Proposal dijual / memo / saham. manajer MRO - Mengawasi seluruh proses M3; - Mengoptimalkan rantai pasokan; - Mengamankan keamanan pasokan di situs.
11. Purchasing Manager Orang yang memberikan kontribusi untuk memaksimalkan nilai tambah untuk rantai bisnis DSM untuk proses pengadaan untuk produk dan layanan dengan menyediakan metodologi pengadaan praktek terbaik dan taktik, menganalisa permintaan dari kelompok usaha, pasar / supplier dan pengetahuan produk
12. Reliability Engineer Peran kehandalan engineer bertanggung jawab untuk melakukan (dan memfasilitasi) sebagian besar analisis yang termasuk dalam proses kerja ini. - Orang yang memenuhi peran ini akan bertanggung jawab untuk mengelompokkan peralatan ke dalam kelompok yang sesuai ringkas untuk membantu dalam komunikasi dan analisis sebagai pemimpin kunci dalam Failure Mode dan Efek Analisis (FMEA). - Orang akan melakukan analisis untuk memilih strategi PPM optimal untuk mengurangi masalah reliabilitas. - Orang yang memenuhi peran ini bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana PPM yang komprehensif, mengukur dampaknya pada bisnis dan menyajikan rencana ini untuk personil yang tepat. - Orang yang bertanggung jawab untuk rencana P PM dan dampaknya pada bisnis. - Orang yang menganalisa sejarah pemeliharaan, pemeliharaan preventif, dan data Pemanfaatan Aset. Berdasarkan analisisnya, orang ini akan merekomendasikan perbaikan bagian mana perlu memiliki MRO Kategori yang berbeda berdasarkan (FMEA) Kekritisan dan Pasar Ketersediaan atau Inventarisasi Manajemen perlu dimodifikasi. Ini membutuhkan orang untuk menganalisis dan memprioritaskan berdasarkan pada kedua pengetahuan dan bisnis persyaratan teknis Plant. Jika orang tersebut tidak dapat menjawab bagaimana memecahkan masalah teknis tertentu, sumber daya teknis harus digunakan untuk
42
mengembangkan proyek-proyek. Berdasarkan Keandalan Engineer (dari Meningkatkan Proses Peralatan Keandalan Kerja
13. Requestor Orang yang memiliki kebutuhan yang sebenarnya atau kebutuhan untuk keamanan pasokan dari item MRO. Permintaan untuk kebutuhan yang sebenarnya dimulai di M, TA, SP atau OP. Pemohon untuk kebutuhan aktual barang MRO dapat: - Manajer Pemeliharaan (M); - Manajer Operasi (OP-Normal); - Aktifkan sekitar manager (TA); - Proyek Manager (SP); - Personil Toko dan teknisi. Permintaan kebutuhan yang diharapkan dimulai di IER, LCP atau SP. Pemohon untuk keamanan pasokan dapat: - Spesialis Perawatan / Keandalan Engineers (IER); - Manajer Proyek (LCP, SP); - Manajer Operasi (OP).
14. Specialist Orang untuk saran teknis dan keahlian, dapat menjadi sumber luar
15. Warehouse Employee Orang yang melakukan tugas-tugas manajemen katalog, seperti: - Mempertahankan kontrol atas database katalog lokal; - Menetapkan nomor saham baru, Coding; - Menciptakan dan memelihara Bill of Material.
manajemen persediaan dan toko & pasokan tugas: - Memelihara catatan penghitungan fisik persediaan; - Pengaturan pemesanan ulang poin; - Mempercepat bahan melalui pembelian; - Mengkoordinasikan jadwal selama perputaran dan liburan;
43
16. Warehouse Supervisor Orang yang: - Mengawasi proses M3 di situs; - Kontrol dan mengoptimalkan tingkat persediaan di / nya toko / gudang; - Memiliki tanggung jawab untuk mengawasi bahwa gudang karyawan bekerja sesuai proses kerja yang efektif.
4.6 Flowchart Metodologi Penelitian
Gambar 4.2 Metodologi Penelitian
4.7 Hasil dan Pembahasan Elemen Manajemen Baik MRO Material
Karena dengan praktek manajemen yang baik, bahan MRO baik praktek management harus terdiri dari proses pengembangan strategi dan implementasi. Ini elemen dan interaksi mereka digambarkan pada gambar 1 di bawah ini:
Gambar 4.2 Interaksi MRO deskripsi singkat dari elemen tersebut di atas adalah sebagai berikut:
44
1. Spares identifikasi kebijakan, ini adalah di mana kita pertama harus mengidentifikasi kebutuhan untuk suku cadang. Mengingat bahwa tidak semua identified spares diperlukan diperlukan untuk diisi. Sebagai tujuan strategi suku cadang adalah untuk: i) kebijakan dukungan pemeliharaan, dan ii) untuk mengurangi konsekuensi dari saham keluar; kita perlu menyelaraskan suku cadang kami memegang kebijakan untuk kebijakan pemeliharaan dan memahami stock out konsekuensi. Hasil dari proses ini adalah kebijakan stockholding dan jika kita memutuskan untuk suku cadang saham, mereka sesuai pemesanan. 2. Sourcing, ini adalah di mana menganalisis kebutuhan kita, konsolidasi persyaratan bagian kita dan mengevaluasi optionn kami untuk mendapatkan mereka. Ini inckude menganalisis pengeluaran untuk kebutuhan bagian dan mengevaluasi pilihan kami untuk mendapatkan mereka. Ini termasuk anakyzing pengeluaran kita untuk avaibles terbaik pilihan bahan massal, komoditas, dan bagian standart, insurence barang / bagian OEM, dll Evaluatng vendor lokasi kami, posisi, dan kinerja untuk membangun relaitonship strategis. 3. Kontrol Persediaan melibatkan berbagai proses bagian menerima, kembali, bagian pemeliharaan, pengelolaan non persediaan item dalam katalog, bagian usang manamgement, taking saham, valuasi saham, dan pra saham menyetujui ulang proses pemesanan. Salah satu proses importanr lebih dalam elemen ini juga pengelolaan pengelolaan suku cadang pantas diperbaiki. Seperti diperbaiki adalah peralatan dan persediaan, itu adalah veryinportant untuk membangun proses yang benar untuk mengumpulkan informasi necessaary seperti penyebaran Histrical dan biaya siklus hidup terkait, diperlukan untuk memungkinkan keputusan yang baik. 4. Spares Penerbitan adalah tentang memastikan bahan yang optimal manajemen mendukung
untuk
fungsi
pemeliharaan.
Meningkatkan
efisiensi
fucntion
pemeliharaan excuting pekerjaan mereka dan dengan demikian mengurangi down time operasional / MTTR. Ini termasuk memastikan proses bebas yang efisien dan kerumitan: bagian penerbitan, konsinyasi penerbitan, biaya jelas aturan alokasi, memilih daftar, kitting, dan pengiriman situs bagian. 5.
rekaman Historical, ini adalah pertarungan menangkap informasi yang tepat tentang sparres, kebijakan, penggunaan, biaya dan bahkan kinerja pemasok yang akan digunakan sehingga kita dapat menganalisis bahan MRO kami dan strategi sourcing untuk meningkatkan pemeliharaan dukungannya. Lebih dari unsur-unsur lain, kemampuan untuk esbalish praktek rekaman sejarah yang tepat tergantung pada 45
CMMS sebagai memungkinkan teknologi yang digunakan untuk mengelola mterials dan pekerjaan pemeliharaan 6. Analisis, adalah tentang belajar dari kinerja saat ini kinerja maanagement material dan ditangkap dataini langkah rekaman sejarah di atas, dan menggunakan mereka untuk menghasilkan informasi yang akan memungkinkan decisson baik untuk MRO suku cadang manajemen dan sumber strategi. Ada banyak alat secara luas avaible yang akan digunakan untuk elemen ini, dari klasifikasi ABC sederhana, tingkat pelayanan asseesment, kuantitas pesanan ekonomi, metodologi suku cadang yang lebih maju reability berpusat. Pada akhirnya, 6 kunci ini langkah di atas, harus terus ditingkatkan untuk memastikan praktek manajemen material meningkatkan alur disampaikan dalam mendukung operasi dan maintenenace fungsi. Manajemen material adalah keuntungan stretegic
Meningkatkan praktek manajemen material Anda akan memiliki dampak yang luar biasa untuk ur fungsi pemeliharaan dan kinerja keseluruhan tanaman Anda. Khususnya, dalam lingkungan pemeliharaan reaktif, peningkatan bahan dukungan manajemen akan hasil di: •
Peningkatan kecepatan dan ketepatan perbaikan. (Ditingkatkan MTTR dan mengurangi ulang) dan
•
Kurang downtime dan meningkatkan avaibility
Adalah perawatan Plnned lingkungan, inmprovement dalam manajemen amterial akan menghasilkan: •
Peningkatan volume perencanaan dan kecepatan
•
Peningkatan akurasi perencanaan
•
Pekerjaan yang direncanakan adalah 30-505 lebih efisien
Semua hal di atas akan menyebabkan kinerja keuangan yang lebih baik bagi organisasi
Karakterisktik MRO materi yang Baik
Jadi bagaimana Anda bisa tahu apakah organisasi Anda melakukan pekerjaan yang baik oin mengelola bahan MRO? Berikut adalah beberapa indikasi praktik barang Bahan Manajemen. Apakah Anda tahu apakah organisasi memiliki karakteristik ini? 1. Bagian dan bahan yang mudah avaible untuk digunakan di mana dan bila diperlukan 2. Tingkat Layanan yang diukur dan biasanya tinggi. Stockour mewakili kurang dari 3% dari pesanan ditempatkan di ruang took 46
3. Terdistribusi (satelit) toko digunakan throughtout pabrik untuk barang yang biasa digunakan (mis: pengencang, pas, bagian listrik umum). 4. Bagian dan material mengisi kembali secara otomatis sebelum persediaan di tangan habis dan tanpa disuruh oleh kru pemeliharaan. 5. Inventarisasi ditinjau secara teratur untuk menghapus usang atau sangat jarang analisis ABC dilakukan bulanan 6. Pembelian / Toko mampu sumber dan memperoleh bagian darurat terburu-buru yang tidak diisi dengan cepat dan dengan waktu yang cukup untuk menghindari downtime tanaman 7. turnovers persediaan rata lebih besar dari 1,5 kali 8. poin Order dan kuantitas berdasarkan lead time, saham Keselamatan dan jumlah pesanan ekonomi 9. Inventarisasi dikendalikan menggunakan sistem komputerisasi yang Fullu terintegrasi dengan sistem mainteneance manajemen / perencanaan.
Proses Manajemen Bahan MRO Kerja, yang ditunjukkan pada gambar 4, terdiri dari 5 utama langkah (level-1):
1. Catalog Management 2. Logistic Concept Management 3. Inventory Management 4. Store & Supply Goods 5. Evaluation & Improve
Gambar 4.3 Level-1 langkah dalam Proses Manajemen Bahan MRO Kerja
4.7.1 General Assumptions
47
Sebagai proses kerja M3 memiliki banyak antarmuka dengan proses kerja lainnya dan metode, perlu untuk membuat sejumlah asumsi untuk fokus pada mendapatkan hasil: 1. Nol saham di gudang 2. Stock hanya untuk kontingensi 3. Semua bahan yang dibeli dari katalog, untuk item baru (TA / SP / LCP) proses manajemen katalog harus digunakan 4. Sebisa mungkin bahan akan di Service Level Agreements dengan waktu pengiriman dijamin, a. mengakibatkan harga yang lebih rendah untuk persalinan normal b. dan dengan harga premium untuk pengiriman terburu-buru. 5. bahan prinsipnya MRO sourcing harus dilakukan pada kontrak global, hanya jika ini adalah sumber lokal berhasil harus dimulai (manajemen konsep logistik). 6. Setelah TA, SP atau LCP ada bahan akan dikembalikan ke toko (kecuali untuk repairables yang ditandai selama tahap persiapan, bagian ini juga tidak akan kembali memerintahkan). 7. Siap Beroperasi proses (bagian dari LCP) telah diterapkan sebelumnya suku cadang modal dan awal suku cadang start-up yang diperintahkan. 8. IER hasil di: a. Angka kekritisan untuk setiap kategori material dan pekerjaan (preventif, korektif, berbalik, dll) b. Definisi paket pekerjaan standar untuk pekerjaan preventif dan korektif, termasuk bahan yang dibutuhkan, waktu memimpin ditetapkan dan waktu untuk memperbaiki. 9. Persiapan kerja tepat waktu adalah penting karena 0-saham dan hanya kontingensi masalah dari gudang. 10. Titik awal untuk kebutuhan sebenarnya untuk perintah kerja tidak mendesak selalu membeli! (Tidak mengambil dari toko) 11. Menhub harus mencakup cek pada suku cadang kekritisan (tercakup dalam Pemeliharaan Rencana / IER) dan juga harus mencakup cara menambahkan / memodifikasi informasi pasar (dibahas dalam SLA). 12. Dalam karya lainnya memproses output harus sesuai kebutuhan input (seperti yang dijelaskan dalam manual ini).
48
13. Ketika informasi tidak lengkap permintaan akan dikembalikan ke pemohon untuk penyelesaian lebih lanjut. form akan kembali ke langkah sebelumnya (ini akan dilakukan secara umum dalam semua langkah dalam proses kerja). 14. Jika bahan tidak dalam katalog mereka bisa dibeli pada pesanan pembelian biasa. Jika bahan yang diduga berada di toko atau at au untuk diletakkan di, langkah-langkah katalog dan persediaan manajemen perlu diikuti. 15. Disiplin Tim memberikan item MRO untuk diletakkan di katalog global dengan semua data IER selesai.
4.7.2 Main step 1 'Catalog Management' 4.7.2.1 Input and output
Permintaan item MRO (butuhkan untuk keamanan pasokan dan kebutuhan item) dari proses kerja lainnya seperti: • 'Pemeliharaan', • 'Kecil Proyek', • 'Large Capital Proyek', • 'Berputar', • 'Meningkatkan Peralatan Keandalan', • 'Disiplin Tim', • 'Pembelian Bayar', dll • Perubahan dari kekritisan dan ketersediaan pasar. Output - Kebutuhan aktual untuk item MRO; Atau - Item MRO dengan data yang cukup untuk memilih konsep logistik yang tepat
4.7.2.2 Steps in 'Catalog Management'
Langkah utama 1 'Katalog Manajemen' terurai menjadi 4 langkah (level 2): 1.1 kebutuhan aktual? 1.2 Mengumpulkan data MRO 1.3 Menentukan & mempertahankan katalog lokal 1.4 Menjaga & mengidentifikasi katalog global
Langkah utama 1 'Katalog Manajemen' terurai menjadi 23 sub-langkah (Level 3): 1.1.1 Tentukan kebutuhan pasokan MRO 49
1.1.2 kebutuhan aktual? 1.2.1 Data MRO Kumpulkan 1.2.2 IER dilakukan? 1.2.3 Tentukan perubahan permintaan katalog lokal 1.3.1 Menerima dan memverifikasi permintaan perubahan untuk katalog lokal 1.3.2 butir Cari di katalog lokal 1.3.3 butir Cari di katalog global 1.3.4 Ekstensi Katalog lokal? 1.3.5 Cari alternatif dalam katalog global 1.3.6 Cari alternatif dalam katalog lokal 1.3.7 Tentukan tindakan katalog 1.3.8 Perubahan item dalam katalog lokal 1.3.9 Menginformasikan pemohon 1.3.10 Perubahan global katalog 1.4.1 Mengatur permintaan perubahan untuk katalog global 1.4.2 Menerima dan memverifikasi permintaan perubahan untuk katalog global 1.4.3 butir Cari di katalog global 1.4.4 ekstensi katalog global 1.4.5 Cari alternatif dalam katalog global 1.4.6 Tentukan tindakan katalog 1.4.7 Perubahan item dalam katalog global 1.4.8 Menginformasikan pemohon dan anggota katalog global
50
Tabel 4.1 Langkah Catalog Management
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbility, (I) : Involved
Assumption
1.1.1 Define need for MRO supply
Pada langkah ini informasi yang didefinisikan untuk kebutuhan pasokan MRO. pemohon mendefinisikan mana dari dua kebutuhan dasar untuk pasokan MRO diperlukan: 1) kebutuhan nyata untuk item MRO. 2) kebutuhan yang diharapkan untuk item MRO untuk dapat mengamankan pasokan suku cadang di masa depan. Kedua akan dibahas. (Termasuk membutuhkan diharapkan juga mengubah dan menghapus MRO item).
Permintaan untuk kebutuhan yang sebenarnya dimulai di M, TA, LCP atau SP. Permintaan kebutuhan yang diharapkan dimulai di IER.
Permintaan untuk item MRO, ini difasilitasi dengan alat pengumpulan data
(R):Requestor
Dalam proses kerja lainnya output perlu menyesuaikan kebutuhan input (seperti yang dijelaskan dalam manual ini).
1.1.2 Actual need?
pemohon harus memilih jika MROitem: # Benar-benar diperlukan dan data yang relevan yang tersedia, pilih item dari (n online) katalog. # Atau diperlukan untuk keamanan pasokan, dalam hal ini lebih banyak data yang diperlukan, yang dikumpulkan dalam langkah selanjutnya.
Permintaan dengan data yang lengkap dari alat seperti yang dijelaskan dalam Lampiran 2.1.
Pilihan untuk sumber langsung MRO-item atau mengumpulka n lebih banyak data untuk keamanan pasokan MRO-item.
(R): Requestor
Harus fokus pada membenarkan mana nilai ditambahkan untuk DSM, terutama ketika keamanan pasokan dipilih.
51
(R) : Responsbility, (I) : Involved
Steps
Step description
Input
Output
Assumption
1.2.1 Collect MRO data
pemohon mengumpulkan semua data dari item MRO yang diperlukan untuk memperbarui katalog lokal dan / atau global dan untuk menentukan atau mengubah konsep logistik (misalnya nomor OEM, karakteristik item, barang kekritisan, jendela perawatan, pemasok waktu pengiriman dll) .
Semua data yang diperlukan untuk MROitem untuk menyelesaika n proses untuk mengamanka n pasokan pada waktu yang tepat (Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (data tambahan untuk item tidak dijelaskan)) dan Lampiran 2.3 IER Data.
R): Requestor (I): Maintenance Specialist, Purchasing Manager
Dari informasi pasar tentang bagian usang akan diproses untuk mencari alternatif untuk item yang tidak dapat diberikan lagi.
1.2.2 IER done?
Cek penunggu pintu gerbang jika item MRO lembar data (Lampiran 2.1 / 2.2 / 2.3 IER) telah diisi dengan benar dan lengkap. Ref .: Lampiran barang MRO 2.3 IER Data
Permintaan dengan data yang lengkap dari alat seperti yang dijelaskan dalam Lampiran 2.1. IER memberika n kehandalan, kekritisan dan data lead time (IER WP). Dari pasar dan evaluasi pemasok pengiriman data perlu dikumpulka n Lampiran 2.3 IER lembar data barang MRO.
Memeriksa datasheet sesuai persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan dapat ditemukan di Lampiran 2.3 datasheet sebagai pertanyaan ditandai tebal.
R): Gatekeeper (I): Requestor
1) Sesuai persyaratan dari M3 yang akan dipasok oleh IER; 2) nomor OEM adalah nomor bagian produsen asli, bukan perakit "OEM" nomor. 3) Bila informasi tidak lengkap permintaan akan dikembalikan ke pemohon untuk penyelesaian lebih lanjut.
52
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbility, (I) : Involved
1.2.3 Define change request local catalog
pemohon menentukan apakah item tersebut harus diubah dalam katalog lokal. kriteria utama untuk menambahkan adalah: harus dipesan lebih kemudian sekali, tidak ada dalam katalog lokal sudah. Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang assist Katalog lokal dalam menentukan ini.
Lampiran Data Item 2.1 / 2.2 / 2.3 MRO.
Selesai Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang katalog lokal.
R): Requestor
1.3.1 Receive and verify change request for local catalog
Manajer katalog lokal memeriksa Perubahan permintaan untuk item MRO (Annex 2.1 / 2.2 / 2.3 / 2.4.1) untuk kelengkapan. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang MRO 2.3 IER Data Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang katalog lokal
Annex 2.1 / 2.2 / 2.3 Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang katalog loka
(R): Local catalog manager
1.3.2 Search item in local catalog
Manajer katalog lokal menantang Perubahan permintaan untuk item MRO (Lampiran 2.4.1) dan memeriksa katalog lokal untuk duplikasi. Ref .: Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang katalog lokal
Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang katalog loka
1.3.3 Search item in global catalog
Manajer katalog lokal memeriksa katalog global untuk duplikasi (Lampiran 2.4.1). Perubahan permintaan MRO barang katalog lokal). Jika perlu ia berkonsultasi manajer katalog global. Ref .: Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang katalog lokal
Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang Katalog lokal diperiksa terhadap katalog lokal.
Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang Katalog lokal dengan data mentah yang lengkap dan diterima untuk diproses lebih lanjut. Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang Katalog lokal diperiksa terhadap katalog lokal. Jika item ditemukan, dalam kasus kebutuhan yang sebenarnya, item yang dipilih (3.3.1) Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang Katalog lokal diperiksa terhadap katalog lokal dan global
Assumption
Change = Add, delete or modify
R): Local catalog manager
R): Local catalog manager (I): Global catalog manager
53
Steps
(R) : Responsbility, (I) : Involved
Step description
Input
Output
1.3.4 Local catalog extension?
Katalog Manajer menghalangitambang lokal jika item MRO (Annex 2.1 / 2.2 / 2.3 / 2.4.1) belum ditemukan dalam katalog lokal dan memenuhi syarat untuk perpanjangan, pencarian alternatif dimulai (1.3.5 & 6). Jika item MRO tidak memenuhi syarat atau perpanjangan katalog yang sesuai telah ditemukan, ini akan dikomunikasikan kepada pemohon (1.3.9). Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang MRO 2.3 IER Data Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang katalog lokal
Annex 2.1 / 2.2 / 2.3 / 2.4.1 barang MRO.
Annex 2.1 / 2.2 / 2.3 / 2.4.1 barang MRO dengan keputusan untuk memperpanja ng katalog lokal atau tidak.
R): Local catalog manager (I): Requestor
1.3.5 Search alternativ e in global catalog
Manajer Katalog lokal berkonsultasi dengan Spesialis Perawatan apakah Perubahan permintaan MRO item (Lampiran 2.4.1) memiliki alternatif dan / atau barang serupa di katalog global.
Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang katalog lokal.
(R): Local catalog manager (I): Maintenance Specialist
1.3.6 Search alternativ e in local catalog
Manajer Katalog lokal berkonsultasi dengan Spesialis Perawatan apakah Perubahan permintaan MRO item (Lampiran 2.4.1) memiliki alternatif dan / atau barang serupa di katalog lokal. Ref .: Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang katalog lokal
Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang Katalog lokal diperiksa alternatif dalam katalog global Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang Katalog lokal diperiksa alternatif dalam katalog lokal.
Assumption
Jika jumlah katalog global diketahui, ini secara otomatis berarti bahwa sejumlah katalog lokal akan ditugaskan.
R): Local catalog manager (I): Maintenance Specialist
54
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbility, (I) : Involved
1.3.7 Determin e catalog action
Cek gatekeeper jika item MRO cocok dengan semua kriteria. Jika item telah lulus tes ini, barang tersebut akan ditambahkan ke / dimodifikasi di / dihapus dari katalog lokal. Jika ditambahkan akan menerima nomor katalog lokal. Untuk memeriksa implikasi pada desain, proses dan SHE-aspek Manajemen Perubahan prosedur akan diikuti. Manajer Katalog lokal mulai prosedur ini. Ref .: Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan untuk item MRO aliran tindakan 2.4.3 katalog lokal Annex
Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan untuk item MRO
Lampiran 2.4.1 Selesai permintaan perubahan untuk item MRO. permintaan diproses sesuai dengan Manajemen perusahaan Of pedoman Perubahan
R): Gatekeeper (I): Local catalog manager
1.3.8 Change item in local catalog
Manajer katalog lokal melakukan formal penambahan, penghapusan atau modifikasi langkah untuk katalog lokal. Ref .: Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan untuk katalog barang MRO
Lampiran 2.4.1 Selesai permintaan perubahan untuk item MRO dan persetujuan dari Manajemen Perubahan prosedur.
Diperbarui katalog lokal, Untuk tambahan nomor katalog lokal untuk item MRO, dengan deskripsi, pemasok, kekritisan dan pengiriman waktu.
(R): Local catalog manager
1.3.9 Inform requestor
pemohon diberitahu tentang hasil permintaan. Pilihannya adalah 1) nomor katalog lokal ditugaskan untuk item, atau 2) item telah diidentifikasi dalam katalog lokal atau global (atau sebagai alternatif) atau 3) belum memenuhi syarat. Ref .: Lampiran 2.4.1 Perubahan permintaan MRO barang katalog lo
Lampiran 2.4.1 Selesai permintaan perubahan untuk item MRO.
pemohon diinformasika n dengan hasil permintaan.
R): Local catalog manager (I): Requestor
Assumption
55
Steps
(R) : Responsbility, (I) : Involved
Step description
Input
Output
Assumption
1.3.10 Change global catalog?
Jika permintaan tersebut telah ditetapkan nomor katalog lokal, tetapi jika item tersebut juga diharapkan dapat digunakan secara global, permintaan untuk sejumlah katalog global juga akan dilakukan (untuk berbagi dan sumber tujuan) oleh manajer katalog lokal. Untuk memastikan apakah item dapat tercakup dalam kontrak global manajer katalog lokal berkonsultasi dengan pemohon dan manajer tim disiplin. Ref .: Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan MRO barang katalog glob
Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan MRO barang katalog global.
Sebuah keputusan untuk meminta perubahan ke katalog global.
R): Local catalog manager (I): Discipline Team manager, Requestor.
1.4.1 Set up change request for global catalog
Manajer Katalog lokal mengirimkan Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog global (Lampiran 2.4.2) untuk manajer katalog global dan manajer tim disiplin untuk verifikasi dan aplikasi dalam standar rekayasa. Dengan mendirikan sebuah permintaan perubahan untuk katalog global manajer katalog lokal dan pemohon berharap item yang akan digunakan pada beberapa situs atau telah berbagi kemungkinan. Ref .: Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog global
Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog global.
R): Requestor (I): Discipline Team manager, Global catalog manager, Local catalog manager.
Dua arus masukan yang mungkin, sehingga pemohon yang berbeda: 1) dari lokal ke global, pemohon adalah katalog mgr lokal (R) atau 2) dari tim disiplin, pemohon adalah DT mgr (R) pemohon .Hotel ini bertanggung jawab untuk menyiapkan permintaan perubahan.
1.4.2 Receive and verify change request for global catalog
Katalog global manager cek apakah perubahan permintaan memiliki semua data yang relevan dan jika beberapa (global) pengguna atau kontrak global yang telah diidentifikasi. Ref .: Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog globa
Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog global. Dua input yang mungkin: 1) dari katalog lokal (jika berbagi atau digunakan di beberapa situs yang dianggap mungkin); 2) untuk menambah / mengubah / menghapus item dengan kontrak global yang Lampiran 2.1 / 2.2 / 2.3 / 2.4 Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog global.
Lampiran 2.4.2 Verified permintaan perubahan untuk item MRO di katalog global.
R): Global catalog manager
Potensial untuk berbagi Atau Untuk digunakan pada kontrak global yang (Untuk DT item semua data IER harus lengkap)
56
Steps
(R) : Responsbility, (I) : Involved
Step description
Input
Output
1.4.3 Search item in global catalog
The global catalog manager checks the global catalog for duplication (Annex 2.4.2 Change request for MRO item local catalog). Ref.: Annex 2.4.2 Change request for MRO item global catalog
Annex 2.4.2 Change request for MRO item global catalog checked.
Annex 2.4.2 Change request for MRO item global catalog checked against the global catalog.
R): Global catalog manager
1.4.4 Global catalog extension
Manajer katalog global menentukan apakah item MRO (Lampiran 2.1 / 2.2 / 2.3 / 2.4) belum ditemukan dalam katalog global dan memenuhi syarat untuk perpanjangan, pencarian alternatif dimulai (1.4.5). Jika item MRO tidak memenuhi syarat (= duplikasi telah ditemukan) atau permintaan berkaitan penghapusan atau modifikasi, tindakan katalog akan ditentukan (1.4.6) Ref .: Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog global
Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan MRO barang katalog global
Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan MRO barang katalog glob.
R): Global catalog manager (I): Local catalog manager
1.4.5 Search alternativ e in global catalog
Manajer katalog global berkonsultasi dengan (lokal) Spesialis Perawatan atau manajer Tim Disiplin apakah Perubahan permintaan MRO item (Lampiran 2.4.2) memiliki alternatif dan / atau barang serupa di katalog global. Ref .: Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog glo
Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan MRO barang katalog global.
Lampiran 2.4.2 Selesai permintaan perubahan untuk MRO barang katalog global diperiksa alternatif dalam katalog global, hasil ini dalam pertandingan atau item baru.
R): Global catalog manager (I): Discipline Team manager, Maintenance Specialist.
Assumption
ya hanya untuk modifikasi dan penghapusan item; tidak ada untuk penambahan
57
(R) : Responsbility, (I) : Involved
Steps
Step description
Input
Output
1.4.6 Determin e catalog action
Manajer katalog global menggabungkan menggabungkan semua informasi dan mengajukan proposal. Global cek katalog manajer dengan mgrs katalog untuk referensi silang terhadap katalog lokal mereka sendiri untuk memverifikasi apakah kegunaan multi-situs yang benar (add./mod./del.) Maka prosedur Menhub diikuti. Cek gatekeeper jika langkahlangkah telah diikuti dan disetujui. Jika hal ini terjadi maka item akan ditambahkan / diubah / dihapus ke katalog global, jika ditambahkan akan menerima nomor katalog global. Ref .: Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog global; aliran tindakan 2.4.3 katalog global Annex
Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog global Manajer Katalog lokal membalas permintaan untuk referensi silang terhadap katalog lokal. dan persetujuan dari Manajemen Perubahan prosedur.
Lampiran 2.4.2 Selesai Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog global.
(R): Global catalog manager (I): Local catalog manager, Gatekeeper.
1.4.7 Change item in global catalog
Manajer katalog global melakukan formal penambahan, penghapusan atau modifikasi langkah untuk katalog global. Ref .: Lampiran 2.4.2 Perubahan permintaan MROitem di katalog global
Lampiran 2.4.2 Selesai Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog global.
Updated katalog global nomor katalog global untuk item MRO dengan deskripsi, pemasok, kekritisan dan waktu pengiriman. Aksi di katalog global memicu permintaan perubahan untuk kucing lokal. untuk add./mod./del . untuk katalog lokal.
R): Global catalog manager
Assumption
gatekeeper menjamin bahwa permintaan dari DT adalah (1.2.2) Permintaan perubahan sesuai IER-data yang req ini dikirim ke semua manajer katalog lokal untuk referensi silang terhadap katalog lokal mereka sendiri untuk memverifikasi apakah kegunaan multi-situs yang benar (add./mod./del.)
58
Steps
Step description
Input
Output
1.4.8 Inform requestor and global catalog members
pemohon diberitahu tentang hasil permintaan. Pilihannya adalah: 1) Selain / modifikasi / penghapusan di nomor katalog global ditugaskan untuk item, atau 2) item telah diidentifikasi dalam katalog global (atau sebagai alternatif) atau 3) belum memenuhi syarat. anggota katalog global diberitahu apa yang telah berubah (add./mod./del.), dan bahwa katalog lokal perlu diperbarui. Ref .: -
Lampiran 2.4.2 Selesai Perubahan permintaan untuk item MRO di katalog global.
pemohon diinformasika n tentang hasil permintaan. Para anggota katalog global yang mengetahui perubahan. Mengubah permintaan katalog lokal
(R) : Responsbility, (I) : Involved
Assumption
(R): Global catalog manager (I): Local catalog manager, Requestor.
4.7.3 Main step 2 'Logistic Concept Management' 4.7.3.1 Input and output
Input - Item MRO dengan data yang cukup untuk memilih konsep logistik yang tepat. Manajemen Konsep logistic Output - Dipilih Logistik Concept - Service Level Agreement dengan IS / OEM / Pihak Keti ga atau toko DSM Gambar 6 Input dan output di 'Logistik Konsep Manajemen'
4.7.3.2 Steps in 'Logistic Concept Management'
Langkah utama 2 'Logistik Konsep Manajemen' istirahat ke dalam 7 langkah (level 2): 2.1 Kategorikan MRO item Kontrak global yang 2.2 Periksa 2.3 Tentukan item strategis konsep logistik 2.4 Tentukan konsep logistik item penting 2.5 Tentukan konsep logistik barang non kritis 2.6 Tentukan konsep logistik habis 59
2.7 Mengembangkan, Modifikasi dan melaksanakan SLA konsep logistik
Langkah utama 2 'Logistik Konsep Manajemen' istirahat ke dalam 22 sub-langkah (tingkat 3): 2.1.1 Tentukan kekritisan 2.1.2 Tentukan diperlukan waktu memimpin 2.1.3 Tentukan pengiriman aktual waktu supplier 2.1.4 Tentukan ketersediaan pasar 2.1.5 Tentukan kategori MRO Kontrak global yang 2.2.1 Periksa dan implementasi lokal 2.2.2 Kontrak yang berlaku? Konsep OEM strategis 2.3.1 Periksa 2.3.2 Periksa strategis IS konsep 2.3.3 Periksa konsep strategis pooling Konsep DSM strategis 2.3.4 Periksa 2.4.1 Periksa konsep OEM kritis 2.4.2 Periksa kritis IS konsep 2.4.3 Periksa konsep penting pooling 2.4.4 Periksa konsep DSM kritis 2.5.1 Periksa non kritis IS konsep sourcing 2.5.2 Periksa non-kritis konsep DSM sumber 2.6.1 Periksa habis IS konsep 2.6.2 Periksa habis konsep DSM 2.7.1 Mengembangkan / Modify SLA 2.7.2 Melaksanakan SLA konsep logistik 2.7.3 biaya Biaya SLA terkait
60
Tabel 4.2 Langkah Logistic Concept Management Steps
Step description
Input
Output
2.1.1 Define criticality
Keandalan engineer menentukan item (atau perakitan terkecil) kekritisan (berdasarkan proses kerja IER). Untuk bagian MRO itu ditentukan apakah fungsi ini kritis dengan FMEA. Ketika peringkat melebihi jumlah kekritisan pabrik, peralatan kekritisan tinggi (akan ditentukan per tanaman bekerjasama dengan IER). Ref .: Lampiran barang MRO 2.3 IER Data Lampiran 2.6 Tentukan MRO Kategori (dalam 3 langkah -. Kekritisan & MA dan kalk segmen MRO) The Keandalan basis Pekerjaan lead time pada konsep pemeliharaan. Fungsional gangguan hasil dalam lead time untuk bagian ketika peralatan diserahkan untuk perbaikan dan bagian yang dibutuhkan untuk dibangun kembali. Ref .: Lampiran 2.3 IER item data MRO Gambar 2 Leadwaktu
Annex barang MRO 2.3 IER data.
Kekritisan dinilai barang sesuai pedoman IER (ME-6).
Annex barang MRO 2,3 IER data dan informasi pada peralatan di mana bagian yang digunakan untuk
Lead time untuk item.
2.1.2 Define required lead time
(R) : Responsbility, (I) : Involved (R): Reliability Engineer (I): Maintenance Specialist, MRO manager Requestor.
(R): Reliability Engineer (I): MRO manager, Maintenance Specialist, Requestor.
Assumption
PRoses kerja IER diikuti (ME-6) nomor Kekritisan diatur dalam kerjasama dengan IER.
Pada siklus optimasi dengan IER itu harus menjadi jelas apakah bijaksana untuk menempatkan satu bagian (misalnya pisau turbin) atau subassembly lengkap (mis rotor) dalam stok untuk mengurangi waktu dalam perbaikan (dan memperpendek masa perawatan).
61
Steps
Step description
Input
Output
2.1.3 Define actual delivery time supplier
Manajer MRO menentukan waktu pengiriman dari pemasok (s) di pasar. Penting adalah untuk memastikan (1) jika bagian ini diproduksi oleh OEM atau bahwa itu adalah dari sumber lain (sub produsen merakit) dan (2) beberapa pemasok? (3) bagian yang dibuat untuk memesan atau disampaikan dari saham. (3a) Jika disampaikan dari saham mana saham tersebut berada. Ref .: Lampiran item data Ketersediaan MRO 2,5 Market Manajer MRO menentukan rasio antara waktu yang diperlukan dan waktu pengiriman yang sebenarnya. Jika rasio ketersediaan pasar lebih besar maka 1, maka item tersedia di pasar dan waktu pengiriman tidak menjadi masalah. Jika rasio ketersediaan pasar kurang maka 1, dari waktu pengiriman adalah masalah. Ref .: Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Berdasarkan kekritisan barang dan pasar ketersediaan 4 kategori MRO dapat dibedakan: item Strategis, item Kritis, item Non-kritis, Consumables. Keputusan di mana item diposisikan merupakan upaya tim. Ref .: Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 2.6 Tentukan MRO Kategor
Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item).
waktu pengiriman aktual untuk item MRO Siapa Supplier (s) Disampaikan dari saham dan lokasi saham.
Diperlukan lead time dan waktu pengiriman aktual dari MRO barang Lampiran 2.5 Pasar barang Ketersediaan MRO.
Rasio Ketersediaan pasar dari item MRO.
R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
Yang memimpin-dan waktu pengiriman ditinjau dari waktu ke waktu untuk memastikan keakuratan rasio MA.
Kekritisan sesuai pedoman IER Rasio Ketersediaan pasar dari item MRO.
kategori MRO ditugaskan untuk item MRO.
(R): Reliability Engineer (I): Maintenance Specialist, MRO manager, Requestor.
Perhitungan menentukan apa kategori item tersebut akan ditempatkan. Tim memvalidasi kategorisasi ini dan asumsi yang digunakan.
2.1.4 Define market avail-ability
2.1.5 Define MRO category
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Purchasing Manager, Reliability Engineer, Requestor.
Assumption
waktu pengiriman adalah dari saat itu bagian diperintahkan dan dikirim ke mekanik untuk digunakan.
62
Steps
Step description
Input
Output
2.2.1 Check global contract and local implementation
MRO Manajer cek apakah ada pemasok yang dapat menempatkan item pada kontrak global atau yang sudah berada di bawah kontrak. Jika pemasok telah ditemukan, pelaksanaan lokal dan keamanan pasokan divalidasi bersama-sama dengan Disiplin Manajer Tim dan Peminta. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market
Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO; Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Lampiran 2.5 Pasar Ketersediaan MRO informasi item kontrak global. PTP (langkah P-050-020 Tentukan Spesifikasi Material; P050-050 / 060 Identifikasi Potensi Pemasok)
Sebuah pemasok di bawah kontrak global yang dapat menerima item MRO atau item MRO tidak jatuh di bawah kontrak global yang sudah ada
2.2.2 Contract applicable?
Jika item MRO tersedia pada kontrak global MRO manajer cek bahwa waktu pengiriman pas dengan Service Level Agreement (SLA). Jika hal ini terjadi kontrak global akan digunakan (lingkup perlu diubah, 2.7.1). Jika manajer MRO tidak dapat menemukan kontrak global yang cocok, maka rute konsep logistik diikuti sesuai dengan kategori MRO pasti: item Strategis (2.3.1), item Kritis (2.4.1), barang-barang non-kritis (2.5.1 ), Consumables (2.6.1). Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market
Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Annex 2,5 Market Ketersediaan barang MRO.
Sebuah pilihan apakah item MRO dapat diletakkan pada kontrak global atau yang rute konsep logistik diikuti untuk item Strategis, item Kritis, item Nonkritis, Consumables.
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): MRO manager (I): Discipline Team manager, Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
Assumption
R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
63
Steps
Step description
Input
Output
2.3.1 Check strategic OEM concept
Tim mengevaluasi jika item yang strategis dapat bersumber melalui konsep OEM. MRO item akan dimiliki oleh DSM, tetapi bersama dengan OEM dan / atau perusahaan lain non-DSM. OEM juga akan bertanggung jawab untuk manajemen persediaan, operasi gudang, sumber dan distribusi. Jika konsep ini tidak mungkin atau finansial tidak layak untuk situasi lokal, strategis-IS konsep akan diselidiki. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 3 Konsep Logistik
Konsep OEM untuk item MRO Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market.
Diperiksa dan divalidasi konsep OEM.
2.3.2 Check strategic IS concept
Tim mengevaluasi jika item yang strategis dapat bersumber melalui konsep IS. MRO item akan dimiliki oleh DSM, tetapi bersama dengan perusahaan lain non-DSM. pemasok terintegrasi (IS) akan bertanggung jawab untuk manajemen persediaan, operasi gudang, sumber dan distribusi. Jika konsep ini tidak mungkin atau finansial tidak layak untuk situasi lokal, konsep party berbagi / 3 strategis akan diselidiki. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 3 Konsep Logistik
Konsep Pemasok terpadu untuk item MRO Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Annex 2,5 Market Ketersediaan barang MRO.
Diperiksa dan divalidasi IS konsep.
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
Assumption
Dari perspektif Ulasan biaya semua 4 konsep perlu dikaji: OEM, Supplier Terpadu, Pooling dan konsep Strategic DSM. Untuk ini keamanan barang MRO pasokan ketukan penghematan biaya. Biaya merupakan bagian dari tanggung jawab ME, ia karena itu (A
Untuk ini keamanan barang MRO pasokan ketukan penghematan biaya.
64
Steps
Step description
Input
Output
2.3.3 Check strategic pooling concept
Tim mengevaluasi jika item yang strategis dapat bersumber melalui konsep pooling. MRO item akan dimiliki oleh DSM, tetapi bersama dengan perusahaan lain non-DSM. DSM dan / atau perusahaan manufaktur lain akan bertanggung jawab untuk manajemen manajemen persediaan, operasi gudang, sumber dan distribusi. Jika konsep ini tidak mungkin atau finansial tidak layak untuk situasi lokal, konsep pesta strategis-DSM akan diselidiki. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 3 Konsep Logistik Tim mengevaluasi jika item yang strategis perlu dimasukkan ke dalam saham. DSM memiliki seluruh kepemilikan item MRO, serta bertanggung jawab untuk manajemen manajemen persediaan, operasi gudang, sumber dan distribusi. Selama evaluasi itu harus dinilai apakah ada kemungkinan untuk berbagi internal kanibalisasi dan atau bagian hot swap, atau untuk memiliki pompa dipasang sebagai suku cadang berlebihan. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 3 Konsep Logistik
Konsep penyatuan strategis untuk item MRO Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Annex 2,5 Market Ketersediaan barang MRO.
Diperiksa dan divalidasi konsep penyatuan.
Konsep DSM strategis untuk item MRO Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Annex 2,5 Market Ketersediaan barang MRO.
R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
2.3.4 Check strategic DSM concept
(R) : Responsbility, (I) : Involved (R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
Assumption
Untuk ini keamanan barang MRO pasokan ketukan penghematan biaya.
Untuk ini keamanan barang MRO pasokan mengalahkan penghematan biaya.
65
Steps
Step description
Input
Output
2.4.1 Check critical OEM concept
Tim mengevaluasi jika item yang penting dapat bersumber melalui konsep OEM. Item MRO akan dimiliki oleh OEM, tetapi keamanan pasokan dijamin oleh SLA. OEM juga akan bertanggung jawab untuk manajemen persediaan, operasi gudang, sumber dan distribusi. Jika konsep ini tidak mungkin atau finansial tidak layak untuk situasi lokal, kritis-IS konsep akan diselidiki. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 3 Konsep Logistik
Konsep OEM untuk item MRO Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Annex 2,5 Market Ketersediaan barang MRO.
Diperiksa dan divalidasi konsep OEM.
2.4.2 Check critical IS concept
Tim mengevaluasi jika item yang penting dapat bersumber melalui konsep IS. Item MRO akan dimiliki oleh IS, tapi keamanan pasokan dijamin oleh SLA. pemasok terintegrasi (IS) akan bertanggung jawab untuk manajemen persediaan, operasi gudang, sumber dan distribusi. Jika konsep ini tidak mungkin atau finansial tidak layak untuk situasi lokal, konsep penyatuan kritis akan diselidiki. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 3 Konsep Logistik
Konsep Pemasok terpadu untuk item MRO Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Annex 2,5 Market Ketersediaan barang MRO.
Diperiksa dan divalidasi IS konsep.
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
(R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
Assumption
Untuk item MRO ini penghematan biaya sama pentingnya dengan keamanan pasokan
Untuk item MRO ini penghematan biaya sama pentingnya dengan keamanan pasokan.
66
Steps
Step description
Input
Output
2.4.3 Check critical pooling concept
Tim mengevaluasi jika item yang penting dapat bersumber melalui konsep penyatuan kritis. MRO kepemilikan barang akan dibagi antara DSM dan perusahaan manufaktur lainnya. DSM dan / atau mitra pooling (s) membawa tanggung jawab untuk manajemen persediaan, operasi gudang, sumber dan distribusi. Jika konsep ini tidak mungkin atau finansial tidak layak untuk situasi lokal, konsep DSM kritis akan diselidiki. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 3 Konsep Logistik Tim mengevaluasi jika item yang penting perlu dimasukkan ke dalam saham. DSM memiliki seluruh kepemilikan item MRO, serta bertanggung jawab untuk manajemen manajemen persediaan, operasi gudang, sumber dan distribusi. Selama evaluasi itu harus dinilai apakah ada kemungkinan untuk berbagi internal kanibalisasi dan atau bagian hot swap, atau untuk memiliki pompa dipasang sebagai suku cadang berlebihan. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 3 Konsep Logistik
Konsep penyatuan penting untuk item MRO Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Annex 2,5 Market Ketersediaan barang MRO.
Diperiksa dan divalidasi konsep pooling.
Konsep DSM penting untuk item MRO Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market.
Diperiksa dan divalidasi konsep DSM.
2.4.4 Check critical DSM concept
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
R): MRO manager (I) Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
Assumption
Untuk item MRO ini penghematan biaya sama pentingnya dengan keamanan pasokan.
Untuk item MRO ini penghematan biaya sama pentingnya dengan keamanan pasokan.
67
Steps
Step description
Input
Output
2.5.1 Check non critical IS sourcing concept
dia tim mengevaluasi jika item non-kritis dapat bersumber melalui IS konsep (hanya sourcing). Tanggung jawab untuk kegiatan ini akan ditempatkan di pemasok terintegrasi (IS), untuk memanfaatkan daya beli. Jika konsep ini tidak mungkin atau finansial tidak layak untuk situasi lokal, konsep DSMsourcing akan digunakan. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 3 Konsep Logistik
Konsep Pemasok terpadu untuk item MRO Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Annex 2,5 Market Ketersediaan barang MRO
Diperiksa dan divalidasi IS konsep
2.5.2 Check noncritical DSM sourcing concept
Tim mengevaluasi jika item non-kritis dapat bersumber melalui konsep DSM sourcing. MRO item dibeli bila diperlukan, tidak ada persediaan disimpan di saham karena item memiliki kekritisan rendah. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 3 Konsep Logistik
Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Annex 2,5 Market Ketersediaan barang MRO
Diperiksa dan divalidasi konsep DSM.
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
(R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
Assumption
Untuk biaya barang MRO ini tabungan adalah kunci dan keamanan pasokan ada masalah. Tidak ada persediaan yang dibutuhkan.
Untuk ini biaya barang MRO tabungan adalah kunci dan keamanan pasokan ada masalah. Tidak ada persediaan yang dibutuhkan.
68
Steps
Step description
Input
Output
2.6.1 Check consumables IS concept
Tim mengevaluasi jika barang konsumsi dapat bersumber melalui konsep IS. Sejak pergantian diharapkan lebih dari konsumsi relatif tinggi, OEM akan mengatur lokasi persediaan decentral dekat pelanggan. Jika IS sudah di tempat, ini akan menjadi lokasi yang ideal. OEM terus kepemilikan, tapi IS mengurus manajemen persediaan, operasi gudang, sumber dan distribusi. Jika hal ini tidak mungkin atau tidak menarik secara finansial konsep DSM-habis akan diselidiki. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market
Konsep Pemasok terpadu untuk item MRO Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Annex 2,5 Market Ketersediaan barang MRO.
Diperiksa dan divalidasi IS konsep.
2.6.2 Check consumables DSM concept
Tim mengevaluasi jika barang konsumsi dapat bersumber melalui konsep Consumable DSM. Namun, sejak pergantian diharapkan lebih habis relatif tinggi, penghematan biaya tidak mungkin jika setiap item yang akan dibeli secara terpisah. Oleh karena itu, DSM menyimpan persediaan minimum. Ref .: Lampiran 2.1 / 2 Permintaan untuk item MRO Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Market Lampiran 3 Konsep Logistik
Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (tidak dijelaskan item); Annex 2,5 Market Ketersediaan barang MRO.
Diperiksa dan divalidasi konsep DSM.
(R) : Responsbility, (I) : Involved (R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Reliability Engineer, Requestor.
Assumption
Untuk ini biaya barang MRO tabungan adalah kunci dan keamanan pasokan ada masalah. Persediaan tidak diperlukan. Vendor Managed Inventory adalah praktek terbaik.
Untuk ini biaya barang MRO tabungan adalah kunci dan keamanan pasokan ada masala.
69
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): MRO manager (I): Purchasing Manager
2.7.1 Develop/ Modify SLA
Jika kontrak global yang telah diidentifikasi di mana item MRO dapat bersumber, SLA akan diubah sesuai (jika DSM dan pemasok setuju). Jika tidak berbeda (lokal) konsep logistik akan dievaluasi kinerja dan manfaat keuangan oleh tim untuk memastikan pilihan yang optimal. Berdasarkan pilihan SLA akan dikembangkan dengan OEM / IS / internal atau eksternal mitra logistik. Ref .: Lampiran 4 Layanan contoh Level Agreement
Sebuah kontrak global yang item MRO dapat diletakkan pada atau diperiksa dan divalidasi OEM, IS, pooling dan konsep DSM untuk item MRO
Sebuah proposal untuk atau SLA diubah. PTP (langkah P050-210 Negosiasi Syarat dan Ketentuan; P-050220 Memilih Pemasok; P-050250 Buat Perjanjian Layanan)
2.7.2 Implement SLA logistic concept
Jika SLA telah dimodifikasi atau SLA baru telah disetujui, konsep perlu dilaksanakan. Manajer MRO mengambil memimpin, tetapi tim perlu untuk melaksanakan semua kegiatan yang diperlukan untuk membuatnya sukses. Pelaksana terdiri dari langkah-langkah berikut: Kick off, inventarisasi, Komunikasi dan instruksi dari pengguna kunci, Relokasi toko (jika perlu), informasi Melengkapi dalam Sistem Manajemen Toko. Ref .: Lampiran 4 Layanan contoh Level Agreement
Proposal disetujui untuk atau SLA diubah.
Sebuah dilaksanakan SLA. Sistem informasi diperbarui. toko yang benar berjumlah di lokasi yang tepat. Diinformasikan dan dilatih pengguna kunci.
(R): MRO manager (I): Maintenance Specialist, Purchasing Manager, Reliability Engineer, Requestor.
2.7.3 Charge SLA related costs
Manajer pembelian biaya biaya yang terkait dengan SLA kepada pemilik item (s). biaya terkait Ref.:Annex 6.2 Mengisi SLA
Sebuah dilaksanakan SLA. SLA dilakukan sesuai dengan nilai kesepakatan untuk kontrak).
Mengisi tagihan kepada pemilik barang
(R): Purchasing Manager (I):Item owner(s), MRO manager.
Assumption
Jika bagian yang bersumber internal atau disimpan tersebut akan ditempatkan pada SLA internal. Jika kontrak lokal berlaku ini akan dievaluasi.
70
4.7.4 4.7.4 Main Main st ep 3 'Inventor y Management' Management' 4.7.4.1 Input and output Input - Permintaan Bahan manajemen dari proses kerja lainnya seperti:
• 'Meningka ' Meningkatkan tkan Tanaman', • 'Meningkatkan Peralatan Keandalan', • 'Pemeliharaan', dll - Service Level agreement for MRO item(s) Output - Memesan item MRO Atau - Kebijakan Stock untuk item MRO (s);
4.7.4.2 Langkah-langkah dalam 'Manajemen Persediaan'
Langkah utama 3 'Inventarisasi Manajemen terurai menjadi 6 langkah (Level 2): 3.1 Menentukan kebijakan saham Evaluasi 3.2 Stock dan kontrol entri 3,3 Pesanan 3.4 Menjaga tingkat persediaan administrasi 3,5 Pesanan Manajemen 3.6 Distribusi
Langkah utama 3 'Inventarisasi Manajemen terurai menjadi 44 sub-langkah (Level 3): 3.1.1 Tentukan model persediaan 3.1.2 Tentukan lokasi penyimpanan 3.1.3 Menentukan parameter persediaan 3.1.4 Menentukan prosedur evaluasi persediaan count 3.2.1 Siklus 3.2.2 Inventarisasi keseimbangan ok? 3.2.3 Menyesuaikan saldo persediaan 3.2.4 Evaluasi rak-hidup 3.2.5 Barang ok?
71
3.2.6 Menentukan dan mengatur share / sell / memo 3.2.7 Periksa persetujuan Keandalan Insinyur 3.2.8 memberikan persetujuan Insinyur Keandalan? 3.2.9 Evaluasi tingkat persediaan rata-rata 3.2.10 rata tingkat ok? 3.2.11 Apakah ada kelebihan stok atau mati? 3.2.12 Sesuaikan parameter persediaan 3.2.13 Evaluasi / Sesuaikan lokasi penyimpanan pen yimpanan 3.2.14 Evaluasi / Sesuaikan model persediaan 3.3.1 Pilih dari (online) katalog 3.3.2 Periksa urgensi dan izin untuk mengambil dari saham kontingensi 3.3.3 OK? 3.3.4 Pengurutan MRO-item di IS 3.3.5 Pengurutan MRO-item pada OEM 3.3.6 Pengurutan MRO-item di DSM Toko Lokasi 3.3.7 Pengurutan MRO-item pada pihak ketiga 3.4.1 persediaan Periksa di situs DSM 3.4.2 Diperlukan MRO item dalam stok di tempat? Agar pick 3.4.3 Dispatch 3.4.4 Mengatur status persediaan (stock milik) tingkat persediaan 3.4.5 Periksa 3.4.6 Administrasi persediaan
72
3.5.1 rangka Mengisi Jadwal 3.6.1 transportasi 3.6.2 Mempersiapkan transportasi 3.6.3 Pelacakan dan pelacakan
Tabel 4.3 Langkah Inventory Management Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
Assumption
3.1.1 Determine inventory model
Manajer MRO menentukan metode pengendalian persediaan mis SIC (inventory control statistik: BQ, BS, sS, SQ). permintaan yang sebenarnya berdasarkan pemeliharaan dan rencana operasional yang bersumber langsung. Ref .: Lampiran 5 Tentukan model persediaan
kategori MRO: Kekritisan sesuai pedoman IER Rasio Ketersediaan pasar dari item MRO.
model persediaan Direkomendasikan (bila tidak ada outsourcing dapat dilakukan): Non - kritis = tidak ada persediaan Habis = SQ, sS item penting = BS item Strategis = BS
R): MRO manager (I): -
BS: ke atas hingga level stok max (yang mengakibatkan penyimpanan sedikit lebih tinggi), tetapi juga menjaga stok keluar karena beberapa peristiwa.
3.1.2 Determine storage location
Manajer MRO menentukan dalam SLA (ini memimpin) dan kategori MRO di mana untuk menyimpan atau gudang MROitem (decentral, penjual pusat atau di / OEM / IS). Ref .: Lampiran Model 5.1 Inventaris penyimpanan
kategori MRO SLA untuk item MRO (khusus ditujukan untuk OEM / IS / perjanjian penyatuan)
MRO barang disimpan decentral, pusat atau di vendor / OEM / IS.
(R): MRO manager (I): -
Harus tergantung pada solusi Supply Chain Management yang paling efisien. Fokus pada 0persediaan dan hanya saham konsinyasi.
73
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
Assumption
3.1.3 Determine inventory parameters
Manajer MRO dan gudang pengawas menentukan kriteria yang mempengaruhi tingkat persediaan sebagai re-order point (= momen untuk pengisian), jumlah pesanan, max. tingkat persediaan. tingkat minimum tergantung pada penggunaan rata-rata selama periode dari memerintahkan untuk pengiriman dan safety stock (untuk memastikan bahwa penggunaan mendadak tambahan atau keterlambatan pengiriman dapat dijembatani). Ref .: Lampiran Model 5.2 Persediaan - parameter persediaan
kategori MRO waktu pengiriman Rata-rata penggunaan dari waktu ke waktu safety stock (tergantung atas penggunaan dan keterlambatan pengiriman).
EOQ (Economic Order Kuantitas) tingkat minimum tingkat maksimum periode peninjauan (berdasarkan pemakaian) kehidupan rak FI FO
R): MRO manager (I): Maintenan ce Specialist, Warehous e Supervisor .
Gunakan abcanalisis (berdasarkan pemakaian) untuk menentukan item untuk mengikuti erat (habis) dan menggunakan perhitungan statistik pada. Dalam kasus lain logika sederhana akan berlaku, berdasarkan tingkat kegagalan dan efektivitas biaya (lihat Lampiran 2.3).
3.1.4 Determine inventory evaluation procedure
Manajer MRO menentukan periode Ulasan ketika jumlah siklus (cek fisik persediaan), rakhidup dan penggunaan (abc) analisis akan dilakukan. Ref .: Lampiran 5.3 Persediaan Model - evaluasi persediaan
kategori MRO perhitungan awal / menebak penggunaan.
Menganalisis periode untuk: penggunaan (abc) menghitung siklus
R): MRO manager (I): -
Berdasarkan audit keuangan, peraturan kualitas dan praktik bisnis.
3.2.1 Cycle count
karyawan gudang membandingkan persediaan fisik dan administrasi di masa peninjauan yang sesuai (seperti yang ditentukan dalam 3.1.4). Ref .: -
Memicu untuk meninjau Aktual persediaan (fisik) (di rak) dan persediaan Administrasi (dalam sistem).
persediaan aktual (di rak). persediaan administratif (dalam sistem).
R): Warehous e Employee (I): Warehous e Supervisor
3.2.2 Inventory balance ok?
pemeriksaan karyawan gudang apakah fisik persediaan (di rak) adalah sama dengan persediaan administrasi (dalam sistem), jika hal ini tidak terjadi itu akan disesuaikan dalam 3.2.3. Jumlah data yang benar akan ditinjau di 3.2.12 / 5.1.1. Ref .: -
Aktual (fisik) persediaan (Di rak) persediaan administratif (dalam sistem).
Ketika fisik dan aktual adalah sama, persediaan yang benar. Ketika fisik dan sebenarnya tidak sama, salah persedi
R): Warehous e Employee (I): Warehous e Supervisor
Mengelola item yang memiliki perbedaan
74
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
Assumption
3.2.3 Adjust inventory balance
Gudang pengawas menyesuaikan jumlah sebenarnya sesuai dengan jumlah fisik dihitung. dihitung. Ref .: Lampiran nilai saham 10 MRO
Perbedaan antara aktual persediaan (fisik) (di rak) dan persediaan administratif (dalam sistem).
persediaan yang benar dalam sistem administrasi Penyimpangan dikomunikasikan ke departemen keuangan (sesuai aturan pemeriksaan lokal dan prosedur).
R): Warehous e Supervisor (I): Controller
Tidak ada implikasi untuk toko menghargai terhadap sistem keuangan. Perubahan tingkat persediaan administrasi selalu dikomunikasikan dengan fungsi Pengawasan Keuangan.
3.2.4 Evaluate shelf-life
cek karyawan gudang jika item tidak melebihi itu kehidupan rak panjang umur (durasi digunakan, produk terkait). Ref .: -
Memicu untuk mengevaluasi kehidupan rak.
Item telah melampaui kehidupan rak itu ya atau tidak.
R): Warehous e Employee (I): Warehous e Supervisor
Pemasok perlu memberikan tanggal kadaluarsa, nomor biaya. Menyadari majelis dengan bagianbagian di dalamnya yang memiliki kehidupan rak yang berbeda.
3.2.5 Item is ok?
pemeriksaan karyawan gudang apakah kehidupan rak barang telah berakhir, jika hal ini terjadi prosedur memo akan mulai (3.2.6). Jumlah data yang benar akan ditinjau di 3.2.12 / 5.1.1. Ref .:
Item telah melampaui kehidupan rak itu ya atau tidak.
Dievaluasi item pada kehidupan rak.
R): Warehous e Employee (I): Warehous e Supervisor
3.2.6 Determine and arrange share/sell/ scrap
Gudang pengawas menentukan apa yang harus dilakukan dengan item, berbagi, menjual atau scrap. Jika memutuskan untuk berbagi, menjual atau memo ia berkonsultasi dengan Insinyur Keandalan (s) yang (berada) bertanggung jawab atas kinerja dari pabrik (s) 3.2.7. dimana item (s) adalah (yang) digunakan. Ref .: Lampiran 9 Jual evaluasi / Share / Scrap Gudang pengawas berkonsultasi dengan Keandalan Engineer (s) bahwa item tersebut untuk dibagikan, dijual atau dihapus. Ref .: -
Item telah melampaui umur simpan ya atau tidak.
Keputusan untuk berbagi, menjual atau memo item.
R): Warehous e Supervisor (I): Reliability Engineer
Keputusan untuk berbagi, menjual atau memo item oleh pengawas gudang.
Keputusan untuk berbagi, menjual atau memo item oleh pengawas gudang dan RE insinyur.
R): Warehous e Supervisor (I): Reliability Engineer
3.2.7 Check approval Reliability Engineer
75
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
3.2.8 Reliability Engineer approves?
Ketika Keandalan Insinyur menyetujui item untuk dibagikan pengawas gudang akan menyesuaikan sistem yang sesuai. Jika tidak item akan dijemput 3.4.3 untuk dijual atau dibuang. Jika Keandalan Insinyur tidak menyetujui item akan tetap dalam persediaan. Ref .: -
Keputusan untuk berbagi, menjual atau memo item oleh pengawas gudang dan RE insinyur.
Menyetujui keputusan untuk berbagi, menjual atau memo item atau nonpersetujuan Penyimpangan dikomunikasikan ke departemen keuangan (sesuai aturan pemeriksaan lokal dan prosedur).
R): Warehous e Supervisor (I): Controller, Reliability Engineer.
3.2.9 Evaluate average inventory level
Gudang pengawas meninjau EOQ (Economic Order Quantity), tingkat minimum (safety stock), tingkat maksimum dan penggunaan untuk penyimpangan. Jika ini terjadi, analisis pada penyebabnya perlu dilakukan (mis penggunaan puncak karena TA, masalah pasokan). Jika item tidak digunakan dalam instalasi lagi itu ditandai sebagai saham mati. Jika item yang ditebar di atas tingkat maksimum, pengawas gudang menentukan jumlah kelebihan stok. Ref .: Lampiran 5.3 Persediaan Model - evaluasi persediaan
Memicu untuk mengevaluasi tingkat persediaan.
nilai yang sebenarnya untuk item pada EOQ (Economic Order Quantity) tingkat minimum tingkat maksimum posisi dalam penggunaan (abc) analisis Analisis penyimpangan, saham mati dan kelebihan.
R): Warehous e Supervisor (I): -
3.2.10 Average level is ok?
Gudang pengawas memeriksa apakah parameter persediaan item telah menyimpang, jika hal ini terjadi pangsa prosedur / sell / memo akan dimulai pada 3.2.11. Jumlah data yang benar akan ditinjau di 3.2.12 / 5.1.1. Ref .:-
nilai yang sebenarnya untuk item pada EOQ (Economic Order Quantity) tingkat minimum tingkat maksimum klasifikasi abc Analisis penyimpangan, mati
Dievaluasi item pada parameter persediaan.
R): Warehous e Supervisor (I): -
Assumption
Repairables - teks lengkap
76
Steps
Step description
3.2.11 Is there excess or dead stock?
Langkah deskripsi: Gudang pengawas memeriksa apakah item tersebut saham mati atau kelebihan. Untuk cross-check ini, barang tersebut akan diperiksa apakah masih pada Bill of Material (BOM) dari peralatan pabrik. Jika hal ini tidak t erjadi pangsa prosedur / sell / memo akan dimulai pada 3.2.6. Jumlah data yang benar akan ditinjau di 3.2.12 / 5.1.1. Ref .: -
3.2.12 Adjust inventory parameters
Gudang pengawas mengevaluasi dan menyesuaikan parameter persediaan berdasarkan analisis penggunaan (abc), penyimpangan penggunaan dan / atau waktu pengiriman. Ref .: Lampiran 5.3 Persediaan Model - evaluasi persediaan
Input
Memicu untuk melakukan penggunaan (abc) analisis EOQ min / periode peninjauan tingkat max (berdasarkan penggunaan) fisik / aktual persediaan (pada rak-rak yang) / (dalam sistem) melebihi umur simpan ya atau tidak penyimpangan pada penggunaan, mati dan kelebihan stok.
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
Assumption
Dievaluasi barang untuk berbagi / sell / memo.
(R): Warehous e Supervisor (I): -
kegiatan Cluster; Watch out untuk item strategis dan penting, ini tampaknya menjadi saham mati tapi tidak.
Dievaluasi item pada parameter persediaan. Jika parameter persediaan yang diperlukan disesuaikan.
R): Warehous e Supervisor (I): MRO manager
Sejarah berdasarkan minmax adalah titik fokus untuk mengurangi saham, berdasarkan evaluasi ulang konsep pemeliharaan.
77
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
3.2.13 Evaluate/ Adjust storage location
Gudang pengawas mengevaluasi dan menyesuaikan lokasi penyimpanan berdasarkan analisis penggunaan (abc), penyimpangan penggunaan dan / atau waktu pengiriman. Ref .: Lampiran Model 5.1 Inventaris penyimpanan
Memicu untuk melakukan penggunaan (abc) analisis kategori MRO SLA untuk item MRO (khusus ditujukan untuk OEM / IS / poo ling perjanjian) MRO barang disimpan decentral,
Dievaluasi item pada lokasi penyimpanan. Jika lokasi penyimpanan yang diperlukan disesuaikan.
R): Warehous e Supervisor (I): MRO manager
3.2.14 Evaluate/ Adjust inventory model
Gudang pengawas mengevaluasi dan menyesuaikan model persediaan berdasarkan analisis penggunaan (abc), penyimpangan penggunaan dan / atau waktu pengiriman dan perubahan kekritisan. Ref .: Lampiran 5 Tentukan model persediaan
Memicu untuk melakukan penggunaan (abc) analisis kategori MRO (Berubah) lead time untuk item karena kekritisan berubah.
Dievaluasi item pada model persediaan. Jika model persediaan disesuaikan diperlukan.
(R): Warehous e Supervisor (I): MRO manager
3.3.1 Select from (online) catalog
pemohon memilih barang yang dibutuhkan dari (n online) katalog. Jika item tidak dalam katalog, item tersebut akan bersumber di pasar. Ref .: -
jumlah yang dibutuhkan Deskripsi item yang dibutuhkan Pemasok Harga Permintaan dengan data yang lengkap dari alat seperti yang dijelaskan dalam Lampiran 2.1.
Dipilih item dari pemasok (online) katalog. jumlah pemasok barang. Jumlah dalam urutan yang disediakan kuantitas. (PTP langkah P070-035 Periksa apakah materi ada)
(R): Requestor (I): -
Assumption
Perbedaan mendasar antara proses PTP pada requisitioning dari toko (= mengambil dari saham jika diidentifikasi) dan Proses Kerja Manajemen Konsep Material (= mengambil hanya dari saham jika kontingensi). Katalog memberikan alternatif (pergi ke 1.2.1).
78
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
Assumption
3.3.2 Check urgency and permission to take from contingency stock
pemohon perlu menentukan urgensi permintaan untuk mengambil dari saham kontingensi. Stok kontingensi seharusnya hanya digunakan untuk situasi kehilangan produksi atau masalah SHE. pemohon harus mendapatkan persetujuan dari manajer MRO mengambil dari saham kontingensi (ia harus memiliki atau co-memiliki stok kontingensi). Ref .: -
Urgensi permintaan / perintah kerja Dipilih item dari pemasok (online) katalog jumlah pemasok barang Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan.
Jenis urgensi Kepemilikan ya / tidak (kepemilikan di toko atau memiliki hak pada SLA).
R): Requestor (I): MRO manager
Manajer MRO memeriksa jenis perintah kerja dan / atau prioritas. Titik awal untuk tidak mendesak selalu membeli! Saham hanya untuk kontingensi!
3.3.3 OK?
Jika permintaan tersebut telah diizinkan untuk diambil dari saham kontingensi memerintahkan pada IS, OEM pihak, ketiga atau di departemen DSM MMM (seperti yang ditunjukkan sesuai dengan nomor katalog lokal). Jika item tidak mendesak akan bersumber dari pasar (O.18). Ref .: -
Izin untuk mengambil dari stok kontingensi Dipilih item dari pemasok (online) katalog jumlah pemasok barang Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan nomor katalog lokal.
ya = saham kontingensi permintaan tidak ada = Agar persalinan normal yang diminta dalam kontrak kerangka (PTP langkah P070/080) Informasi kepada pemohon - item memerintahkan untuk persalinan normal, seperti yang diminta (M, LCP, TA, SP)
R): Gatekeepe r (I): -
Kepemilikan dan Urgensi diperiksa.
3.3.4 Ordering MRO-item at IS
pemohon memerintahkan item di ADALAH. Ref .: Lampiran 4 Layanan contoh Level Agreement
izin saham kontingensi Dipilih item dari pemasok (online) katalog jumlah pemasok barang Jumlah dalam urutan yang disediakan kuantitas.
Memerintahkan MRO item pada IS. Informasi kepada pemohon - item memerintahkan pada IS, sesuai waktu pengiriman yang diminta (M). PTP (langkah P080 / 100-030
R): Requestor (I): -
Item akan alih terhadap Service Level Agreement.
79
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
Assumption
3.3.5 Ordering MRO-item at OEM
pemohon memerintahkan item di OEM.
izin saham kontingensi Dipilih item dari pemasok (online) katalog jumlah pemasok barang Jumlah dalam urutan yang disediakan kuantitas
Memerintahkan MRO item pada IS. Informasi kepada pemohon - item memerintahkan pada IS, sesuai waktu pengiriman yang diminta (M). PTP (langkah P080 / 100-030)
R): Requestor (I): -
Service Level Agreement.
3.3.6 Ordering MRO-item at DSM Stores Location
pemohon memerintahkan item pada DSM Toko Lokasi.
izin saham kontingensi Dipilih item dari pemasok (online) katalog jumlah pemasok barang Jumlah dalam urutan yang disediakan kuantitas nomor katalog lokal.
Agar saham kontinjensi pada departemen DSM MMM.
R): Requestor (I): -
emasok dalam hal ini Department Store DSM.
3.3.7 Ordering MRO-item at third party
pemohon memerintahkan item pada pihak ketiga. Ref .: -
izin saham kontingensi Dipilih item dari pemasok (online) katalog jumlah pemasok barang Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan.
Memerintahkan barang MRO di pihak ketiga. Informasi untuk diminta - item memerintahkan pada pihak ketiga, sesuai waktu pengiriman yang diminta (M). PTP (langkah P080 / 100-030)
R): Requestor (I): -
Item akan alih terhadap Service Level Agreement.
80
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
3.4.1 Check inventory at DSM site
Pemeriksaan gudang karyawan dalam sistem pengendalian persediaan, tingkat persediaan untuk item MRO khusus atas semua lokasi penyimpanan (pusat dan decentral) di lokasi DSM tertentu. Ref .: -
Agar saham kontingensi nomor katalog lokal Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan.
Jumlah yang tersedia di lokasi penyimpanan (pusat dan decentral) di lokasi DSM tertentu
R): Warehous e Employee (I): Warehous e Supervisor
3.4.2 Required MRO item in stock on-site?
Pemeriksaan gudang karyawan jika item yang diperlukan dalam stok, jika itu adalah, order pick diutus (3.4.3). Jika tidak di saham karyawan memeriksa persediaan di situs lain (3.4.8). Ref .: -
Jumlah yang tersedia di lokasi penyimpanan (pusat dan decentral) di situs DSM tertentu Agar saham kontingensi Lokal nomor katalog Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan.
Kontingensi agar saham - Status memerintahkan.
R): Warehous e Employee (I): Warehous e Supervisor
3.4.3 Dispatch pick order
Karyawan gudang mengirimkan permintaan MRO barang yang akan ditempatkan di bin biru untuk perintah kerja yang dijadwalkan. Ref .: -
Jumlah yang tersedia di lokasi penyimpanan (pusat dan decentral) di situs DSM tertentu Agar saham kontingensi nomor katalog lokal Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan tanggal dan waktu pengiriman
Pick order.
R): Warehous e Employee (I): Warehous e Supervisor
Assumption
Perhatian khusus harus diambil untuk item yang rapuh dan mudah rusak, instruksi khusus perlu diberikan pada bagaimana menangani dan transportasi
81
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
3.4.4 Adjust inventory status (reserved stock)
Karyawan gudang menyesuaikan status persediaan untuk saham milik. Gudang pengawas memungkinkan pemohon tahu bahwa item yang tersedia saat pengiriman bertanya dan dalam jumlah yang benar. benar. Ref .: -
Jumlah yang tersedia di lokasi penyimpanan (pusat dan decentral) di situs DSM tertentu Agar saham kontingensi nomor katalog lokal Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediaka
Kontingensi agar saham - Status milik saham Informasi untuk meminta, pengakuan urutan dan waktu pengiriman yang telah disepakati dan jumlah yang benar (reservasi) M, LCP, TA, SP.
R): Warehous e Employee (I): Requestor
3.4.5 Check inventory level
Pemeriksaan gudang karyawan untuk item MRO dalam sistem pengendalian persediaan jika tingkat persediaan administratif setelah reservasi telah dipotong mendapat di bawah tingkat persediaan minimum. Ref .: -
Pemicu untuk memeriksa persediaan aktual (setelah dikurangi stok milik).
persediaan administratif (dalam sistem).
R): Warehous e Employee (I): Warehous e Supervisor
3.4.6 Administrative inventory < minimum?
Pemeriksaan gudang karyawan jika tingkat persediaan persediaan administratif berada di bawah tingkat minimum. Jika hal ini terjadi urutan pengisian dibuat, untuk pengiriman diharapkan penerimaan dijadwalkan (4.1.1) Jika tingkat administratif berada di atas level minimum tidak ada yang dilakukan.
persediaan administratif (dalam sistem) tingkat minimum.
Agar pengisian tingkat administratif
R): Warehous e Employee (I): Warehous e Supervisor
Assumption
82
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
Assumption
3.4.7 Exceptional transportation necessary?
Gudang pengawas / pemohon menentukan apakah transportasi yang luar biasa pada atau ke situs DSM diperlukan. Ref .: -
Jumlah yang tersedia di lokasi penyimpanan (pusat dan decentral) di situs DSM tertentu Agar saham kontingensi nomor katalog lokal Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan
jadwal transportasi.
R): Warehous e Supervisor (I): Requestor
Semua transportasi standar pada situs DSM telah ditutupi dengan departemen DSM Toko.
3.4.8 Check inventory at other DSM site
Jika tidak di saham supervisor gudang memeriksa persediaan di situs lain (mis melalui telepon, MRO-plaza, dll). Ref .: -
Agar saham kontingensi nomor katalog lokal Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan.
Memeriksa persediaan di situs lain. PTP (langkah tingkat P-070-140 Periksa saham di tanaman lain)
(R): Warehous e Supervisor (I): MRO manager
3.4.9 Required MRO item in stock off-site?
Gudang pengawas memeriksa apakah item adalah yang benar, jika demikian ia memeriksa ketersediaan dan lead time (3.4.10). Jika tidak di saham pilihan lain diperiksa (3.4.13). Ref .: -
Agar saham kontingensi nomor katalog lokal Jumlah dalam urutan yang disediakan kuantitas Menyimpan lokasi di situs lain. PTP (langkah tingkat P-070-140 Periksa saham di tanaman lain)
MRO item dalam stok di situs lain ya / tidak.
(R): Warehous e Supervisor (I): MRO manager
83
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
3.4.10 Check availability and lead time
Gudang pengawas memeriksa dengan / nya rekan nya jika item tersebut gratis untuk digunakan di luar situs DSM mana item yang diminta. Waktu transportasi antara toko-lokasi dan tanaman diperiksa terhadap lead time yang diperlukan. Ref .: -
MRO item pada saham di situs lain ya / tidak Jumlah berhasilmampu di lokasi penyimpanan (cen-netral dan de-tengah) di situs lain Agar saham kontingensi nomor katalog lokal Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan.
Ketersediaan dan lead time. PTP (langkah P070-150 Tetapkan Pembelian Rp080-040 Rilis Tanaman transfer Plant)
R): Warehous e Supervisor (I): MRO manager
3.4.11 Availability and lead time OK?
Jika pengiriman diterima, item diperintahkan (3.4.12). Jika ada penyimpangan pemohon tersebut berkonsultasi apakah ini dapat diterima (3.4.13). Ref
MRO item pada saham di situs lain ya / tidak Jumlah avai-label di lokasi penyimpanan (cen-netral dan de-tengah) di situs lain Agar saham kontingensi nomor katalog lokal Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan Ketersediaan dan lead time
Kontingensi agar saham memerintahkan di situs lain (jika tersedia dan lead time ok) Jika ketersediaan dan lead time tidak ok pilihan lain perlu dievaluasi.
R): Warehous e Supervisor (I): MRO manager, Requestor.
Assumption
84
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
3.4.12 Order MRO item from other DSM site
Gudang atasan memerintahkan item di situs lain. Ref .: Lampiran 2.1 Permintaan untuk item MRO (kebutuhan yang sebenarnya); Lampiran barang Ketersediaan MRO 2,5 Marke
MRO item pada saham di situs lain ya / tidak Jumlah yang tersedia di lokasi penyimpanan (pusat dan decentral) di situs lain Agar saham kontingensi nomor katalog lokal Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan Ketersediaan dan lead time.
Kontingensi agar saham memerintahkan di situs lain Informasi kepada pemohon - item dipesan di situs DSM lain, sesuai waktu pengiriman yang diminta (M), mengakui-ment dari urutan dan waktu pengiriman (setuju) dan jumlah yang benar benar (pemesanan).
R): Warehous e Supervisor (I): MRO manager
3.4.13 Check other options
MRO, Pembelian manajer dan bekerja pemohon sama untuk menemukan solusi untuk item. Hal ini dapat mengakibatkan mis jumlah yang berbeda, berbeda, lead time lain atau alternatif seperti tangan kedua pembelian, revisi atau permintaan dengan adik / tetangga tanaman. Ref .: Lampiran 2.7 Alternatif untuk item MRO
MRO item pada saham di situs lain ya / tidak Jumlah berhasilmampu di lokasi penyimpanan (cen-netral dan de-tengah) di situs lain Agar saham kontingensi nomor katalog lokal Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan Ketersediaan dan lead time.
Jumlah diadaptasi dalam jumlah pesanan yang disediakan Diadaptasi lead time Alternatif atau serupa lokal / global yang nomor katalog Alternatif tidak dijelaskan dalam katalog, pembelian tangan kedua, revisi atau permintaan dengan kakak / tanaman meringkikmembosankan.
R): MRO manager (I): Maintenan ce Specialist, Purchasing Manager, Requestor.
Assumption
85
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
3.4.14 Other options acceptable?
Manajer MRO berkonsultasi dengan pemohon dari solusi yang diajukan diterima. Ref .: -
jumlah yang tersedia Agar saham kontingen Pemasok / Global / nomor katalog lokal Ketersediaan dan lead time.
Kesepakatan tentang solusi ya / tidak.
R): MRO manager (I): Requestor
3.4.15 Inform requestor of non delivery
Jika tidak ada pilihan yang tersedia manajer MRO menginformasikan pemohon dari non-delivery. Ref .: Lampiran 2.7 Alternatif untuk item MRO
Kesepakatan tentang solusi = tidak ada.
Memberitahu pemohon. Informasi yang diminta - Item tidak dapat dipesan, conbentuk meminta waktu pengiriman (M).
(R): MRO manager (I): Requestor
3.5.1 Charge order related cost
Karyawan gudang tagihan pengguna / pemohon untuk item MRO. Dalam kasus memo / menjual ini berarti bahwa faktur dikirim. Ref .: biaya Annex 6.1 Mengisi rangka terkait
jumlah disediakan disediakan Agar saham kontingen nomor katalog lokal Akun biaya pengguna / pemohon.
Item Ditagih
R): Warehous e Employee (I): Warehous e Supervisor
Assumption
Pemukiman aman. Lihat perjanjian SLA. KPI sebagai pengukuran laporan non sesuai Pemohon menentukan apa yang terjadi selanjutnya (teks tambahan untuk membeli dokumen, spesifikasi yang berbeda, perbaikan cepat, alternatif lain) Ada tiga yang berbeda jenis order: memberikan Material Membatalkan Menjual
86
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbi lity, (I) : Involved
3.6.1 Schedule transportation
Jadwal gudang karyawan transportasi untuk memastikan pengiriman tepat waktu di lokasi yang diminta. ref .: -
berhasil-bisa jumlah di lokasi lokasi penyimpanan (cen-netral dan de-tengah) di situs DSM tertentu Agar saham kontingensi nomor katalog lokal Jumlah dalam jumlah pesanan yang disediakan jadwal transportasi tanggal dan waktu pengiriman.
Agar transportasi permintaan.
(R): Warehous e Employee (I): Requestor, Warehous e Supervisor .
3.6.2 Prepare transportation
Karyawan gudang mempersiapkan transportasi untuk memastikan pengiriman tepat waktu di lokasi yang diminta. pemohon dikonsultasikan bagaimana barang tersebut akan diterima dan jika keadaan khusus yang hadir. Permintaan untuk transportasi diproses dengan membeli dan tatanan transportasi dikeluarkan. Ref .: Karyawan gudang memonitor lokasi MRO-pasokan selama transportasi. Ref .: -
Agar transportasi permintaan.
Agar transportasi.
(R): Warehous e Employee (I): Purchasing Manager, Requestor, Warehous e Supervisor .
agar transportasi Dijadwalkan waktu pengiriman.
transportasi dipantau. kontrol penyimpangan pada waktu pengiriman.
R): Warehous e Employee (I): Requestor, Warehous e Supervisor .
3.6.3 Tracking and tracing
Assumption
Jika transportasi tidak tepat waktu supervisor gudang berkonsultasi dengan pemohon bagaimana memecahkan situasi.
87
4.7. 4.7.5 5 Main Main step 4 'Store & Supply Good s' 4.7.5.1 Input and output Input
- Bahan Manajemen perintah & bahan dari proses kerja lainnya seperti: • 'Meningka ' Meningkatkan tkan Tanaman', • 'Meningka ' Meningkatkan tkan Peralatan Keandalan', • 'Pemeliharaan', dll Disimpan item MRO) (untuk keamanan pasokan) Atau - Disampaikan barang MRO (s).
4.7.5.2 Langkah-langkah dalam 'Store & Pasokan Barang'
Langkah utama 4 'Store & Pasokan Barang' istirahat ke dalam 5 langkah (Level 2): 4.1 barang Inbound Penyimpanan 4.2 Barang 4.3 barang Outbound 4.4 Distribusi 4,5 barang Kembali
Langkah utama 4 'Store & Pasokan Barang' istirahat ke dalam 32 sub-langkah (Level 3): 4.1.1 kegiatan Jadwal penerimaan 4.1.2 pengiriman Periksa terhadap pesanan pembelian 4.1.3 Pengiriman cocok PO? 4.1.4 dokumen Proses dan menyesuaikan tingkat persediaan Pengukuran 4.1.5 Kinerja 4.1.6 Membongkar dan inspeksi 4.1.7 Kualitas sesuai SLA? 4.1.8 Mengatur status persediaan (stok) 4.1.9 Simpan dalam ruang toko terpisah 4.1.10 Mengatur status persediaan (ditolak) 4.1.11 Menginformasikan penjual tentang ketidaksesuaian 4.2.1 langsung drop tanaman titik? 88
4.2.2 Menentukan bin / lokasi rak 4.2.3 Penyimpanan 4.3.1 Jadwal memilih kegiatan 4.3.2 Tentukan lokasi pick 4.3.3 Pilihlah barang MRO 4.3.4 Simpan dalam bin biru atau area stage 4.4.1 dokumen Proses dan menyesuaikan tingkat persediaan (dalam transportasi) 4.4.2 Memuat dan transportasi (jika ada) 4.4.3 Penyerahan ke pemohon 4.4.4 Penyerahan kepada pembeli 4.4.5 Scrap 4.4.6 Menyesuaikan tingkat persediaan inspeksi 4.5.1 barang Kembali 4.5.2 Apakah item stok dan ada kebutuhan untuk r e-supply? 4.5.3 Apakah barang rusak? 4.5.4 Apakah item garansi? 4.5.5 Stock di ruang toko terpisah 4.5.6 Apakah barang diperbaiki? 4.5.7 Permintaan untuk perbaikan dan menyesuaikan persediaan (status dalam perbaikan) 4.5.8 Menentukan dan mengatur sell / memo Tabel 4.4. Langkah Store and Supply Management Steps
Step description
Input
Output
4.1.1 Schedule receipt activities
Jadwal gudang pengawas di saat kegiatan penerimaan (administrasi, bongkar, inspeksi) harus dilaksanakan. Ref .: -
Dijadwalkan waktu pengiriman.
Jadwal untuk toko personil yang dibutuhkan untuk menerima.
(R) : Responsbility, (I) : Involved (R): Warehouse Supervisor (I): -
Assumption
Tergantung pada ukuran toko fungsi ini perlu dioptimalkan
89
Steps
Step description
Input
Output
4.1.2 Check shipments against purchase orders
Karyawan gudang memverifikasi apakah pengiriman (item dan dokumen) sesuai dengan pesanan, memeriksa transportasi dokumen dan register pengiriman. Ref .: -
pesanan pembelian Pengiriman barang MRO tanggal pengiriman aktual item memerintahk an.
4.1.3 Shipment matches PO?
Pemeriksaan gudang karyawan apakah pengiriman sesuai dengan pesanan pembelian. Ref .: -
4.1.4 Process documents and adjust inventory level
Informasi administrasi persediaan dan toko sertifikat. Ref .: -
barang pesanan dengan pesanan pembelian dokumen transportasi diperiksa Terdaftar tanggal pengiriman Termasuk pengiriman parsial = yes Kode DSM pada label Barcode dari pemasok. PTP (langkah P-120-030 Validasi BOL terhadap pengiriman diterima) Cocok barang dengan pesanan pembelian.
barang pesanan dengan pesanan pembelian. Dokumen transportasi diperiksa. tanggal pengiriman terdaftar. PTP (langkah P120-030 Validasi BOL terhadap pengiriman diterima) Cocok barang dengan pesanan pembelian. Item diperiksa untuk barcode yang benar dan dengan kode barang DSM.
tingkat persediaan administrasi disesuaikan Status menerima / tidak diperiksa. Sertifikat disimpan.
(R) : Responsbility, (I) : Involved (R): Warehouse Employee (I): Warehouse Supervisor
Assumption
Menyadari untuk kemasan khusus dan persyaratan penanganan dan identifikasi di luar.
(R): Warehouse Employee (I): Warehouse Supervisor
Barcode adalah alat praktek terbaik.
(R): Warehouse Employee (I): Warehouse Supervisor
Sertifikat menurut Purchase Orders.
90
Steps
Step description
Input
Output
4.1.5 Performance measurement
Langkah deskripsi: Gudang pengawas mengukur kinerja pengiriman (kehandalan pengiriman dan waktu pengiriman) untuk tujuan peringkat vendor. Ref .: Lampiran pengukuran 7 Kinerja
Meminta jumlah & pengiriman tanggal Sebenarnya jumlah & pasokan tanggal Dokumen mengkonfirm asi perjanjian
Peringkat vendor. PTP (Langkah P-040 Menjaga Sertifikasi Supplier dan Monitor Kinerja; P-090-010 Jadwal Perf./020 Biaya Perf. / 030 Techn. Perf./040 Laporan Pengawasaning Membutuhkan -KASIH dan Mengelola Kontrak Supplier)
4.1.6 Unload and inspection Warehous e employee unloads the items and checks if the delivered
karyawan gudang membongkar barang-barang dan cek jika disampaikan MRO-item dan dokumen memenuhi spesifikasi seperti yang disebutkan dalam urutan. Ref .: Lampiran 5.2 Inventarisasi penyimpanan Model
Diperiksa dan membongkar barang. PTP (langkah P120-040 Membongkar Material; -050 Periksa Material untuk kerusakan / sebelum penerimaan; 250 Material Transfer ke Quality Inspeksi Stock)
(R) : Responsbility, (I) : Involved (R): Warehouse Supervisor (I): -
Assumption
(R): Inspector (I): Warehouse Employee, Warehouse Supervisor.
Peran Inspektur perlu didefinisikan di tingkat bagian, ini bisa menjadi karyawan gudang, Pemeliharaan Spesialis, spesialis atau personil tubuh diberitahu tergantung pada jenis pemeriksaan pemeriksaan / sertifikasi yang perlu dilakukan.
91
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): Inspector (I): MRO Manager
4.1.7 Quality conform SLA?
inspektur memverifikasi bahwa persyaratan sesuai SLA terpenuhi, jika ini adalah persediaan kasus statusnya berubah (4.1.8). Jika persyaratan tidak terpenuhi item disimpan dalam gudang yang terpisah (4.1.9). Ref .: -
Diperiksa dan dibongkar barang Cocok barang dengan pesanan pembelian persyaratan inspeksi
Item Diperiksa sesuai SLA status - di saham PTP (langkah P120-080 / 085/100/130/1 20 Menerima Material) atau ditolak barang dengan statusnya ditolak PTP (langkah P120-060 Menerima barang rusak / -070 Berkas pengiriman klaim).
4.1.8 Adjust inventory status (in stock)
karyawan gudang menyesuaikan status persediaan dalam sistem Manajemen Persediaan dalam saham. Dengan status ini mengubah bagian keuangan menerima kesepakatan untuk pembayaran pesanan pembelian (seluruh atau sebagian). Ref .: -
Item Diperiksa mengkonfirm asi SLA status - di saham.
Item Diperiksa sesuai SLA status - saham (dalam sistem CMMS) Perjanjian untuk pembayaran PTP (langkah P080-150 Menerima ASN) Informasi kepada pemohon item diterima dan berkualitas baik (M, LCP, TA, SP)
(R): Warehouse Employee (I): Controller, Requestor, Warehouse Supervisor.
4.1.9 Store in separate store room
Karyawan gudang menyimpan pasokan MRO yang ditolak di ruang yang terpisah fisik untuk menghindari pencampuran-up dengan MRO tidak-ditolak Ref .: -
Menolak barang dengan statusnya ditolak.
Ditolak item dalam ruang toko fisik yang terpisah. PTP (langkah P120-200 Pindah Material untuk memegang lokasi)
R): Warehouse Employee (I): Warehouse Supervisor
Assumption
92
Steps
Step description
Input
Output
4.1.10 Adjust inventory status (rejected)
karyawan gudang menyesuaikan status persediaan dalam sistem Manajemen Persediaan untuk ditolak. Dengan status ini mengubah departemen keuangan menerima no-kesepakatan untuk pembayaran pesanan pembelian (seluruh atau sebagian). Ref .: -
Menolak barang dengan statusnya ditolak.
Menolak barang dengan statusnya ditolak (dalam sistem persediaan Mana-jemen) Tidak adaPerjanjian untuk pembayaran. PTP (langkah P080-?)
4.1.11 Inform vendor about nonconformity
Langkah deskripsi: Manajer MRO menginformasikan vendor yang item tidak disampaikan dan / atau dokumen seperti yang diperintahkan dalam kondisi dapat digunakan. Manajer MRO menginformasikan vendor yang disampaikan barang ditolak dan harus diambil kembali. Sebelum barang dikirim kembali pemohon adalah berkonsultasi. Ref .: -
Menolak barang dengan statusnya ditolak.
4.2.1 Direct to plant drop of point?
Pemeriksaan gudang karyawan jika item perlu pergi pergi langsung ke drop tanaman titik. Jika ini adalah kasus itu dimasukkan ke dalam bin biru atau di daerah pementasan (4.3.4), jika tidak siap untuk penyimpanan (4.2.2). Ref .: -
Cocok barang dengan pesanan pembelian.
Surat ketidaksesuaia n dengan penjaja. Kembali pengiriman ke pemasok. PTP (langkah P090-050 Mengidentifika si masalah dengan pemasok; -060 Tindakan korektif; P120-210 Perbedaan Resolve) sistem pusat PS untuk Non ketidaksesuaia n Keputusan apa yang harus dilakukan dengan item: langsung menanam setetes titik atau toko. PTP (langkah P120-260 Material Transfer ke Lantai; -270 Material Transfer ke Bursa; -280 Memberikan Material untuk Requisitioner)
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): Warehouse Employee (I): Controller, Warehouse Supervisor.
Assumption
R): MRO manager (I): Requestor
R): Warehouse Employee (I): -
93
Steps
Step description
Input
Output
4.2.2 Determine bin/shelf location
karyawan gudang menentukan lokasi mana MRO-supply dapat disimpan, di gudang atau gudang. Ref .: -
Cocok barang dengan pesanan pembelian Nomor bagian / Lokasi kombinasi (dalam sistem Manajemen Persediaan).
Lokasi bin / rak di gudang atau gudang.
4.2.3 Storage
karyawan gudang menyimpan MRO-item di toko atau gudang di lokasi yang benar. pemeriksaan karyawan gudang apakah item tersebut telah benar bar-kode, untuk memastikan pencarian cepat. Ref .: -
4.3.1 Schedule picking activities
Jadwal gudang pengawas dalam waktu ketika memilih kegiatan harus dilaksanakan. Ref .: -
waktu pengiriman dijadwalkan untuk MROitem ke pemohon.
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): Warehouse Employee (I): -
Assumption
lokasi toko yang tetap (jika tempatnya cukup) atau sistem lokasi gratis (jika ruang adalah kemacetan) Langkah ini menjelaskan Pilih atau toko lokasi massal, tidak terbuka boks pengisian.
Item disimpan Memeriksa barang untuk barcode.
(R): Warehouse Employee (I): -
Menyimpan atau gudang dapat: gudang decentral di pabrik, toko situstengah, berbaring daerah untuk Turn Around (s). Bar-coding dilakukan pada IS atau barang menerima. Bar-coding cek pada prinsipnya dilakukan di 4.1.3 (DSM kode pada label Barcode dari pemasok).
Jadwal untuk toko personil yang diperlukan untuk memilih.
R): Warehouse Supervisor (I): -
Tergantung pada ukuran toko fungsi ini perlu dioptimalkan
94
Steps
Step description
Input
Output
4.3.2 Determine pick location
Karyawan gudang menentukan dalam sistem manajemen persediaan di mana barang MRO yang diminta disimpan dan dapat diambil. Ref .: -
Cluster) memilih order (a) (dokumen dengan lokasi dan jumlah yang akan diambil).
4.3.3 Pick MRO item
karyawan gudang mengambil item MRO Ref .: -
4.3.4 Store in blue bin or staging area
The menempatkan gudang karyawan (semua) MRO item dari satu perintah kerja dalam kotak (bin biru). Item disimpan di tokolokasi terpisah di gudang atau gudang tempat keluar MRO-supply disimpan sebelum transportasi (area staging). Ref .: -
waktu pengiriman dijadwalkan untuk MROitem ke pemohon. Jadwal untuk toko personil yang diperlukan untuk memilih. (Cluster) memilih order (a) (dokumen dengan lokasi dan jumlah yang akan diambil). Cluster) memilih order (s) (dokumen dengan lokasi dan jumlah yang akan diambil) Mengambil barang MRO perintah kerja (dari sistem CMMS).
4.4.1 Process documents and adjust inventory level (in transportation)
karyawan gudang mempersiapkan dokumentasi yang diperlukan untuk keluar MRO-item. Status persediaan disesuaikan dengan dalam transportasi. Ref .: -
Gabungan) MRO-item) dari satu perintah kerja dalam kotak (bin biru) siap untuk transportasi atau pengambilan.
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): Warehouse Employee (I): -
Assumption
Mengambil barang MRO.
R): Warehouse Employee (I): -
penggunaan barcode adalah praktek terbaik.
Gabungan) MRO-item) dari satu perintah kerja dalam kotak (bin biru) siap untuk transportasi atau pengambilan.
R): Warehouse Employee (I): -
praktek terbaik adalah menggabungkan semua item MRO untuk pesanan satu bekerja di salah satu kotak (bin biru).
dokumen pengiriman (di mana dan kapan) Dokumentasi MRO-item (sertifikat misalnya untuk produk di bawah lisensi operasi) Status MROitem ke dalam transportasi.
(R): Warehouse Employee (I): Warehouse Supervisor
Barcode adalah praktek terbaik untuk memperbarui sistem persediaan.
95
Steps
Step description
Input
Output
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): Warehouse Employee (I): -
Assumption
4.4.2 Loading and transport (if applicable)
Karyawan gudang mengurus pemuatan, transportasi dan bongkar muat dari MRO-item pada pemohon, pembeli atau tempat di mana bahan tersebut dihapus. Ref .: -
Item MRO (dalam bin biru) di area stage dokumen pengiriman (di mana dan kapan).
Diangkut MROitem untuk drop tanaman titik, penjualan atau lokasi scrap.
4.4.3 Handover to requestor
Karyawan gudang tangan MROitem ke pemohon. Dengan diterimanya fisik barang MRO yang diminta pada saat pengiriman dan tanda off dari dokumen pengiriman penerimaan pengiriman selesai. Ref .: Lampiran 8 Handover / commissioning
Item MRO (dalam bin biru) dokumen pengiriman (di mana dan kapan) Dokumentasi MRO-item (mis sertifikat untuk produk di bawah lisensi operasi).
MRO-item dikirim ke Pemohon Serah terima pekerjaan (M, LCP, TA, Pra TA Exec., SP) Pengiriman doc. (Di mana dan kapan) ditandatangani oleh pemohon. (Praktek terbaik adalah identifikasi barcode / kartu gesek) PTP (langkah P120-300)
R): Warehouse Employee (I): Requestor
Serah terima di toko daerah termasuk dalam langkah ini. Ketika item diambil dari toko nomor pesanan pekerjaan yang diperlukan untuk mengidentifikasi lokasi bin / pementasan biru yang benar. (Setelah pengambilan jam untuk ditangkap dalam prosedur lokal).
4.4.4 Handover to buyer
Karyawan gudang tangan MROitem ke pembeli. Dengan diterimanya fisik barang MRO yang diminta pada saat pengiriman dan tanda off dari dokumen pengiriman penerimaan pengiriman selesai. Ref .: Lampiran 8 Handover / commissioning
Item MRO (di daerah pementasan) dokumen pengiriman (di mana dan kapan) Dokumentasi MRO-item (sertifikat misalnya untuk item di bawah operasi
MRO-item dikirim ke pembeli Serah terima kepada pembeli untuk penjualan dokumen pengiriman (di mana dan kapan) ditandatangani oleh pemohon. (Praktek terbaik adalah identifikasi barcode / kartu gesek)
(R): Warehouse Employee (I): Requestor
Pembeli adalah pihak eksternal. Pembeli memiliki peran Pemohon
96
Steps
Step description
Input
Output
4.4.5 Scrap
Karyawan gudang tangan MROitem ke pihak penerima. Dengan diterimanya fisik barang MRO yang diminta pada saat pengiriman dan tanda off dari dokumen pengiriman penerimaan pengiriman selesai. Ref .: Lampiran 8 Handover / commissioning
MRO item (in a staging area) Delivery document (where and when).
MRO-item dikirim ke pihak penerima dokumen pengiriman (di mana dan kapan) ditandatangani oleh penerima. (Praktek terbaik adalah identifikasi barcode / kartu gesek)
Karyawan gudang membawa persediaan fisik dan administrasi dalam keseimbangan. Dengan tindakan ini juga biaya item dibebankan biaya rekening pemohon, pembeli atau memo menerima partai. Hal ini juga memicu informasi untuk evaluasi dan meningkatkan. Ref .: -
dokumen pengiriman ditandatanga ni (di mana dan kapan) MRO-item / informasi Akun Biaya / Cost (dari sistem Manajemen Persediaan).
Biaya dari biaya item untuk biaya rekening pemohon. Informasi untuk evaluasi dan meningkatkan.
(R) : Responsbility, (I) : Involved (R): Warehouse Employee (I): Requestor
R): Warehouse Employee (I): Controller Requestor, Warehouse Supervisor.
Assumption
Pembuangan secara benar (sesuai dengan peraturan perusahaan) Menerima Partai memiliki peran Pemohon.
Biaya untuk menjaga sumber / saham yang akan dimasukkan.
97
Steps
Step description
Input
Output
4.5.1 Return goods inspection
Dalam langkah ini item tidak digunakan untuk pekerjaan dimaksud pada perintah kerja, shutdowns atau proyek dikembalikan ke toko-toko. Juga rusak item (repairables) yang perlu diperbaiki dibawa di. inspektur memeriksa jika disampaikan MRO-item dan dokumen memenuhi spesifikasi sebagaimana disebutkan dalam (kerja) order. Ref .: -
MRO-item perintah kerja (dari sistem CMMS) Dokumentasi dengan kaitannya dengan item dan nomor katalog (inthe sistem CMMS).
Item Diperiksa dengan nomor katalog terkait untuk penyimpanan.
4.5.2 Is it a stock item and is there a need for re-supply?
Gudang pengawas memverifikasi bahwa item tersebut adalah item saham. Jika item tidak item saham itu diproses lebih lanjut (4.5.3), jika item tersebut non-saham itu dikembalikan ke pesta memasok / menawarkan barang kembali atau itu ditentukan berapa / apa ya ng harus menjual atau memo (4,5 0,8). Gudang pengawas memutuskan apakah MRO-item disimpan di saham. Jika saham sudah pada tingkat saham maksimum scrapping / menjual item dianjurkan. Jika item tersebut dimasukkan ke dalam saham lebih lanjut menguji kualitas berlangsung sesuai SLA (4.1.7). Ref .: -
Item Diperiksa dengan nomor katalog yang terkait untuk penyimpanan Nomor katalog / informasi saham.
Penentuan onsaham atau non-saham.
(R) : Responsbility, (I) : Involved (R): Inspector (I): Maintenance Specialist
(R): Warehouse Supervisor (I): Inspector, MRO manager.
Assumption
Inspektur dalam peran ini dapat menjadi karyawan gudang atau (Notified Body) spesialis jika diperlukan. Key adalah fokus pada hanya repairables! Tidak ada stocking item non-kritis, konsumsi dan kritis!
Inspektur dalam peran ini dapat menjadi karyawan gudang (untuk item saham) atau manajer MRO (nonstock item). Jika barang yang ditawarkan di bawah harga sebenarnya ini harus prinsipnya ditolak. (Warehouse bukan trading house).
98
Steps
Step description
Input
Output
4.5.3 Is item broken?
Inspektur menentukan apakah item stok rusak dan jika dapat diperbaiki. Ref .: -
stok barang.
MRO-item diperiksa untuk fungsi (rusak ya / tidak).
4.5.4 Is it a warranty item?
inspektur memeriksa apakah masa garansi dari MRO-item telah berakhir. Jika tidak dalam garansi atau ditolak dari garansi mengklaim keputusan untuk memperbaiki kebutuhan yang akan dibuat (4.5.7). Jika item masih dalam garansi itu ditebar di gudang terpisah (4.5.5). Ref .: Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (data tambahan untuk item tidak dijelaskan); Lampiran 2.5 Pasar barang Ketersediaan MRO; Lampiran 2.8 Garansi item data MRO
stok barang yang rusak.
Penentuan apakah item masih dalam garansi Patah MROitem dianggap dalam garansi, status - dalam perbaikan dalam garansi atau stok barang rusak, status dalam perbaikan (non garansi).
(R) : Responsbility, (I) : Involved (R): Inspector (I): -
(R): Inspector (I): MRO Manager, Purchasing Manager.
Assumption
Peran Inspektur dilakukan oleh berpengetahuan (Maintenance) Insinyur atau Perencana
Manajemen garansi terjadi di bawah tanggung jawab Pembelian (penjelasan lebih lanjut dalam manual ini).
99
Steps
Step description
Input
Output
4.5.5 Stock in separate store room
Karyawan gudang menyimpan pasokan MRO yang ditolak di ruang yang terpisah fisik untuk menghindari pencampuran-up dengan pasokan MRO tidakditolak. Informasi tentang item dan klaim atas garansi kirim ke Pembelian untuk diproses lebih lanjut. Ref .: -
Patah MROitem dianggap dalam garansi, status - dalam perbaikan dalam garansi.
MRO-item melewati Purkejaran manajemen Proses Garansi jika diterima dan diperbaiki, item akan masuk kembali pada langkah 4.5.1; jika tidak diterima dalam garansi (status ditolak klaim garansi) menindaklanju ti dilakukan pada langkah 4.5.4.
4.5.6 Is item repairable?
Inspektur menentukan apakah item tersebut diperbaiki. Cek yang dibuat untuk kebutuhan teknis dan biaya-efektivitas repairables (rotables) (seperti yang dilakukan di 3.4.5). Jika item teknis yang kompleks atau inspektur tidak dapat membuat keputusan suara spesialis dikonsultasikan. Ref .:-
Item yang rusak saham, status perbaikan (non garansi) perintah kerja (bentuk sistem CMMS).
Keputusan untuk memperbaiki item (ya / tidak) stok barang, status - dalam perbaikan (non garansi) atau status menjual / scrap Non-pengisian persediaan (dalam sistem CMMS) (jika MRO bagian dapat diperbaiki).
(R) : Responsbility, (I) : Involved (R): Warehouse Employee (I): Warehouse Supervisor
Assumption
R): Inspector (I): MRO manager, Warehouse Supervisor, Specialist
Biaya untuk perbaikan akan diambil pada perintah kerja (alokasi biaya dalam pemeliharaan).
100
Steps
Step description
Input
Output
4.5.7 Requisition for repair and adjust inventory (status in repair)
Karyawan gudang menciptakan permintaan untuk perbaikan dan menyesuaikan status persediaan. Ref .: Lampiran 2.2 Permintaan untuk item MRO (data tambahan untuk item tidak dijelaskan); Lampiran 2.8 Garansi item data MRO; Lampiran 2.9 Perbaikan item data MRO
stok barang, status perbaikan (non garansi) Serah terima ke proses kerja Maintenance (M) untuk perbaikan
4.5.8 Determine and arrange sell/scrap
Gudang pengawas menentukan apakah akan menjual atau memo item. Untuk item modal ia berkonsultasi pemilik item (s). Jika bagian tidak dapat diperbaiki, manajemen persediaan harus diberitahu bahwa item baru dapat dibeli. Ref .: Lampiran 9 Jual evaluasi / Share / Scrap
stok barang, status - sell / scrap.
stok barang, status perbaikan (non garansi). Permintaan untuk perbaikan. Pertukaran informasi untuk Manajemen Persediaan untuk tidak memesan item (akan diperbaiki). Menyerahkan kepada proses kerja Maintenance (M) untuk perbaikan. Tekad untuk menjual atau memo Informasi untuk manajemen persediaan yang item baru dapat dibeli (jika bagian tidak dapat diperbaiki).
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): Warehouse Employee (I): MRO manager, Specialist.
R): Warehouse Employee (I): Purchasing Manager, MRO Manager, Item Owner, Warehouse Supervisor.
Assumption
Semua perbaikan dikelola dan dikoordinasikan dalam proses kerja Pemeliharaan. biaya biaya perbaikan adalah melawan lokasi fungsional.
Penjualan barang dijalankan oleh Pembelian.
101
4.7.6 Main step 5 'Evaluation & Improve' 4.7.6.1 Input and output Input
- Metrik Kinerja - Data dari Proses Bahan Manajemen Langkah Katalog Manajemen, Logistik Konsep Manajemen, Manajemen Persediaan dan Supply & Toko Barang Output - inisiatif perbaikan - Diutamakan dan didefinisikan item tindakan (siapa, apa dan kapan dicapai). - Berdasarkan data pengukuran dan pemasok analisis pengiriman makan kembali menjadi data MRO mengumpulkan.
4.7.6.2 Steps in 'Evaluation & Improve'
Langkah utama 5 'Evaluasi & Meningkatkan' terurai menjadi langkah berikut (level 2): 5.1 Evaluasi & Meningkatkan
Langkah utama 5 'Evaluasi & Meningkatkan' terurai menjadi 3 sub-langkah (tingkat 3): Proses kinerja MRO 5.1.1 Mengukur 5.1.2 Menganalisis kinerja SLA 5.1.3 Menentukan agenda perbaikan
102
Tabel 4.5 Langkah Evaluation and Improve Steps
Step description
Input
Output
5.1.1 Measure performance MRO process
Sebuah tim multifungsi berkala mengukur kinerja proses manajemen material MRO. Tim ada perwakilan dari proses kerja yang berbeda, mitra perjanjian tingkat layanan dan dari berbagai tim disiplin. Ref .: Lampiran pengukuran 7 Kinerja
Keluhan (tidak dalam waktu, materi yang salah / kualitas / dokumen, lokasi yang salah); waktu pengiriman (aktual vs memerintahkan, tidak termasuk pengisian); Biaya untuk menjaga stok dan distribusi; Stok habis; nilai saham vs RAV; persediaan item dengan lokasi yang tidak diketahui; dan lain-lain
Analisis terhadap kinerja Bahan MRO Manajemen.
5.1.2 Analyze performance SLA
Tim multifungsi melakukan analisis pada data. Dalam kasus non-kinerja tim perlu menentukan inisiatif perbaikan. Ref .: Lampiran pengukuran 7 Kinerja
Analisis terhadap kinerja Bahan MRO Manajemen.
inisiatif perbaikan. Bonus untuk kinerja SLA yang baik
(R) : Responsbility, (I) : Involved R): MRO manager (I): MRO improvement team
Assumption
Proses MRO akan dievaluasi secara lokal. Parameter evaluasi harus alamat target yang ditetapkan dan untuk mengukur kemajuan penggunaan proses kerja (pedoman untuk pengukuran adalah Lampiran 7).
(R): MRO Manager (I): MRO improvement team
103
Steps
Step description
Input
Output
5.1.3 Define improvement agenda
Tim multifungsi telah ditetapkan inisiatif perbaikan untuk meningkatkan nonpertunjukan. Untuk actionize ini, prioritas didirikan dan item tindakan didefinisikan yang akan melakukan apa dan kapan tindakan tesis yang harus diselesaikan. Ref .: -
inisiatif perbaikan.
Diprioritaskan dan didefinisikan item tindakan (siapa, apa dan kapan dicapai). Berdasarkan data pengukuran dan pemasok analisis pengiriman makan kembali menjadi data MRO mengumpulkan.
(R) : Responsbility, (I) : Involved (R): MRO manager (I): MRO improvement team
Assumption
104
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembelajaran tentang studi penerapan Proses Kerja MRO Material Management didapatkan bahwa proses kerja tersebut sangat memiliki banyak keuntungan apabila diterapkan didalam suatu perusahaan. Dengan proses kerja MRO Material Management akan memiliki dampak dampak yang luar biasa untuk fungsi pemeliharaan dan dan kinerja keseluruhan mesin produksi perusahaan. Khususnya, dalam lingkungan pemeliharaan reaktif, peningkatan bahan dukungan manajemen akan menghasilkan: 1. Peningkatan kecepatan dan ketepatan perbaikan 2. Mengurangi waktu downtime mesin dan meningkatkan avaibility perusahaan Sementara perawatan Planned lingkungan, improvement dalam manajemen material akan menghasilkan: 1. Peningkatan volume perencanaan dan kecepatan 2. Peningkatan akurasi perencanaan 3. Pekerjaan yang direncanakan adalah 30-505 lebih efisien
5.2 Saran
Setelah melaksanakan kerja praktek di Departmen Pengendalian dan Perencanaan Turn Around
terdapat beberapa saran yang diharapkan mampu menjadi masukan masukan kepada
perusahaan. Sebuah perusahaan yang baik bai k tentunya memiliki sebuah sistem pekerjaan yang baik dalam mengelola bahan MRO. Hal yang baik itu dapart dilihat dari beberapa indikasi sebagaimana yang dijelaskan dibawah ini 1. Bagian dan bahan yang mudah tersedia untuk digunakan di mana dan bila diperlukan 2. Tingkat layanan yang diukur dan biasanya tinggi. Stockout mewakili kurang lebih dari 3% dari pesanan 3. Terdistribusi secara menyeluruh terhadap bagian yang akan menggunakan barang tersebut 4. Material terisi kembali secara otomatis sebelum persediaan di tangan habis dan tanpa disuruh oleh kru pemeliharaan.
105
5. Inventarisasi ditinjau secara teratur untuk menghapus usang atau sangat jarang analisis ABC dilakukan bulanan 6. Pembelian mampu sumber dan memperoleh bagian darurat terburu-buru yang tidak diisi dengan cepat dan dengan waktu yang cukup untuk menghindari downtime tanaman 7. Turnovers persediaan rata-rata lebih besar dari 1,5 kali 8. Poin order dan kuantitas berdasarkan lead time, saham keselamatan dan jumlah pesanan ekonomi 9. Inventarisasi dikendalikan menggunakan sistem komputerisasi yang terintegrasi dengan sistem. Dari kesembilan indikasi tersebut dapat dilihat apakah perusahaan sudah memiliki organisasi yang baik dalam mengelola MRO Material. Apabila masih banyak yang tidak sesuai dengan beberapa indikasi diatas maka dapat dipastikan bahwa perusahaan belum memiki organisasi yang baik, maka dari itu disarankan perusahaan untuk menerapkan sebuah proses kerja MRO Material agar kedepannya perusahaan dapat efektik dan juga efisien dalam mengelola MRO material yang ada.
106
DAFTAR PUSTAKA
Simanjuntak, Risma Adelina. Situmorang, Dedi Apriyanto. 2010. “Analisis Pengaruh Shift Kerja Terhadap Beban Kerja Mental Dengan Metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT)”. Institut Sains Sain s & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Hidayat, T.Fariz. Pujangkoro, Sugiharto. et al. al . 2013. “Pengukuran Beban Kerja Perawat Menggunakan Metode NASA-TLX NASA- TLX Di Rumah Sakit XYZ”. Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Kasmarani, Kurnia Murni. 2012. “Pengaruh Beban Kerja Fisik dan Mental Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cianjur”. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
Widayanti, Ari. Jhonson, Addie. et al. al . 2009. “Pengukuran Ker ja Mental Dalam Searching Task Dengan Metode Rating Scale Mental Effort (RSME). Teknik Industri ITB, Bandung.
Astuty, Miranti Siti. S.W, Caecillia. Yuniar. 2014. “Tingkat Beban Kerja Mental Masinis Berdasarkan NASA-TLX (Task Load Index) Di PT. KAI Daop. II Bandung”. Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional (Itenas) (Itenas ) Bandung.
Padli, Aga Hasdenanda. 2015. Laporan Kerja Praktek “Pengoperasian dan Pengontrolan Bagging Scale 2852 LA/LF Di Area (Pengantongan dan Pengangkutan Urea) III/IV Menggunakan PLC Schneider Dengan Monitoring Himan Machine Interface (HMI) di PT. Pupuk Kalimantan Timur ”. ”. Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
A.D.U, Priscilla. 2008. “Analisis Beban Kerja Mental Untuk Mengatahui Performansi Petugas Penjaga Pintu Perlintasan Kereta Api Di Stasiun-Stasuin Stasiun-Stasuin Kodya Semarang”. Semarang.
Dhania, Dhini Rama. 2010. “Pengaruh Stres Kerja, Beban kerja terhadap kepuasan kerja (Studi pada medical representative di kota kudus)”. Universitas Muria Kudus. Kudus.
107
Handoko, Dendi G Pri. 2015. Laporan Kerja Praktek. “Alur Proses Kerja Di Departemen Pengantongan”. Universitas Tridinanti Palembang.
Noer, Syakbarudin. 2011. Powerpoint. “Pengenalan Departemen Pengantongan dan Angkutan”. PT. Pupuk Kalimantan Timur.
Yuliardana, Yuliardana, Yayan. 2011. Powerpoint. “Pengenalan Departemen AP & DK”. PT. Pupuk Kalimantan Timur. Modul Beban Kerja Mental, Fisiologi dan Pengukuran Kerja, 2014. Universitas Islam Indonesia.
Laporan Tahunan 2014 PT. Pupuk Kalimantan Timur.
108
LAMPIRAN
109