OM P UL UL S I V E D I S OR OR D E R LAPORAN KASUS OB S E S S I V E C OM
PENUGASAN BLOK 3.3 MASALAH PADA REMAJA
Nama
: Afridhia Bidari Fachrudin
15711028
Afief Mulyawijaya
15711066
Maftuhah Zahara
15711069
Kelompok
: Tutorial 2
Tutor
: dr. Zainuri Sabta Nugraha, MSc
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2017
A. Manifestasi Klinik B. Penegakkan Diagnosis Adapun criteria diagnostic Obsessive Compulsive Disorder berdasarkan DSM-5 adalah sebagai berikut: A. Adanya obsesi, kompulsi/dorongan, atau keduanya: Obsesi diartikan sebagai: 1. Pikiran, desakan, atau gambaran yang dialami yang bersifat rekuren dan persisten, dimana saat muncul dianggap mengganggu, tidak diinginkan, dan pada beberapa individu ditandai dengan anxietas/kecemasan atau penderitaan. 2. Individu mencoba untuk mengabaikan atau menekan pikiran, desakan, atau gambaran, atau menetralkan dengan pikiran atau aksi lain. Kompulsi diartikan sebagai: 1. Perilaku berulang-ulang (contohnya: cuci tangan, memesan, mengecek) atau aksi mental (contohnya: berdoa, menghitung, mengulang kata secara diamdiam) dimana individu merasa didorong untuk melakukan dalam respon pada obsesi atau mengacu pada peraturan yang harus dipatuhi secara kaku. 2. Perilaku atau aksi mental bertujuan untuk mencegah atau mengurangi anxietas/kecemasan atau penderitaan, atau mencegah kejadian atau situasi yang ditakuti. Catatan: Anak-anak mungkin tidak bisa memahami tujuan dari perilaku atau
aksi mental ini. B. Obsesi atau kompulsi menguras waktu (contohnya: membutuhkan waktu lebih dari 1 jam per hari) atau menyebabkan penderitaan klinis yang signifikan atau gangguan pada sosial, okupasional, atau fungsi penting lain. C. Gejala obsesif-kompulsif tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari zat (contohnya: penyalahgunaan zat atau obat-obatan) atau kondisi medis lain. D. Gangguan tidak dapat dijelaskan lebih baik oleh gejala dari gangguan mental lain (contohnya: khawatir berlebihan seperti pada Generalized Anxiety Disorder , preokuopasi dengan penampilan seperti pada Body Dysmorphic Disorder , kesulitan membuang atau berpisah dengan harta benda yang dimiliki seperti pada hoarding disorder , menarik rambut seperti pada trikotilomania, memetik kulit seperti pada gangguan ekskoriasi (memetik kulit), stereotypies seperti pada gangguan gerakan stereotypic, perilaku makan dengan ritual seperti pada eating disorder , preokupasi dengan zat atau berjudi seperti pada gangguan addiktif dan
zat lainnya, preokupasi dengan mengalami penyakit seperti pada illness anxiety disorder , dorongan seksual atau fantasi seperti pada paraphilic disorder , impuls pada disruptive, impulse control and conduct disorder , perasaan bersalah berulang seperti pada gangguan depresif, preokupasi bisikan atau delusional seperti pada spectrum schizophrenia dan gangguan psikotik lain, atau pola bperilaku berulang seperti pada gangguan spectrum autism Spesifikasi jika: Dengan wawasan baik: individu menyadari bahwa OCD pasti atau mungkin
tidak benar Dengan wawasan buruk: individu berpikir bahwa OCD benar Dengan absen wawasan/percaya delusi: individu sepenuhnya yakin bahwa OCD
benar Tic-related : individu memiliki atau memiliki riwayat gangguan tic
Sedangkan menurut PPDGJ-III, diagnostis pasti gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hamper setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut. Menurut PPDGJ III: A. Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut: a. Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri b. Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita c. Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan merupakan hal yang member kepuasan atay kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti yang dimaksud di atas) d. Gagasan,
bayangan
pikiran,
atau
impuls
tersebut
harus
merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan. B. Karena adanya kaitan erat antara depresi dan gejala obsesif, maka diagnosis OCD tegak apabila tidak ada gangguan depresif pada pada saat gangguan obsesif kompulsif timbul. C. Gejala obsesif sekunder yang terjadi pada gangguan skizofrenia, sindrom Tourette, atau gangguan mental organic harus dianggap sebagai bagian dari kondisi tersebut.
Predominan Pikiran Obsesif atau Pengulangan
A. Kriteria ini dapat berupa: gagasan, bayangan pikiran atau impuls (dorongan perbuatan), yang sifatnya mengganggu B. Meskipun
isi
pikiran
berbeda-beda
umumnya
hamper
selalu
menyebabkan
penderitaan (distress) Predominan Tindakan Kompulsif A. Umumnya tindakan kompulsif berkaitan dengan kebersihan (khususnya mencuci tangan), memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa suatu situasi yang dianggap berpotensi bahaya tidak terjadi, atau masalah kerapihan dan keteraturan. B. Tindakan ritual kompulsif tersebut menyita banyak waktu sampai beberapa jam dalam sehari dan kadang-kadang berkaitan dengan ketidak-mampuan mengambil keputusan dan kelambanan Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif A. Kebanyakan dari penderita obsesif-kompulsif memperlihatkan pikiran obsesif serta tindakan kompulsif. Diagnosis ini digunakan bila kedua hal sama-sama menonjol. B. Apabila salah satu lebih dominan, dinyatakan dalam diagnosis F42.0 (Predominan Obsesif) atau F 42.1 (Predominan Kompulsif). Hal ini berkaitan dengan respon yang berbeda terhadap pengobatan. Tindakan kompulsif lebih responsive terhadap terapi perilaku D. E. Tata Laksana