LAPORAN KASUS TRAUMA KAPITIS
Untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Saraf di RSUD Tugurejo Semarang
Pembimbing : dr. Noorjanah Pujiastuti, Sp.S dr. ST. Istiqomah, Sp.S
Disusun oleh : Fatmala anin!t"as #$%#&'(')
FAKULTAS K*+OKT*RAN UNI*RSITAS ISLAM SULTAN SULTAN A-UN- S*MARAN%#$% %#$/
1
K*PANITRAAN ILMU P*N0AKIT SARAF FAKULT FAKULTAS K*+OKT*RAN K*+OK T*RAN UNI*RSITAS ISLAM ISLA M SULT SU LTAN AN A-UNRUMA SAKIT UMUM +A*RA TU-UR*1O S*MARAN-
Kasus
: TRU! KPITIS
"ama !ahasis#a
: $atmala %aningtyas
"I!
: &'(&)*+*,
I+*NTITAS PASI*N
I.
"ama
: Tn- !.
Umur
: (( tahun
gama
: Islam
Suku
: /a#a
lamat
: /l- Kutaharja Kali#ungu
Pekerjaan
: S#asta dan !ahasis#a
Status
: Belum menikah
"o R!
: (+-0(-1+
jam masuk
: '*-1& 2ib 2ib
Tgl masuk RS
: * /anuari (&'1
+AFTAR MASALA
II.
"3
!asalah ktif 1.
Tanggal Tanggal
"3
!asalah Tidak ktif Tanggal Tanggal
.edera kepala berat e4 Ke4elakaan lalu lintas
III.
ANAMN*SA
5dilakukan se4ara lloanamnesis di I6D RSUD Tugurejo Semarang7 Tanggal
: ) /anuari ari (& (&'1
/am
: '*-&& 2IB
K2luhan utama
.edera kepala berat8 penurunan kesadaran3nset
: sejak 1 hari yang lalu
2
9okasi
: di lobus frontalis
Kualitas
: penurunan kesadaran8 gelisah dan tampak kesakitan
Kuantitas
: Keluhan dirasakan terus sejak post trauma
$aktor memperberat
:
$aktor memperingan
:
6ejala penyerta
: pusing 5;7 mual 578 muntah 5;78 kejang 57
Ri3a"at P2n"a4it S24aran! 5 Kronolo!is
Sebelum masuk Rumah Sakit8 pasien mengalami ke4elakaan lalu lintas saat menempuh perjalanan dari kali#ungu ke semarang bersama seorang temannya- !otor korban diserempet oleh truk dari belakang8 sehingga korban terpental jatuh dari motornya- Posisi korban jatuh terkelungkup ke depan8 saat jatuh korban masih menggunakan helm- Post trauma korban langsung muntah dan tidak sadarkan diri 5pingsan7- 9alu segera diba#a polisi ke RS- Tugurejo Semarang-
Ri3a"at P2n"a4it +ahulu
Ri#ayat sakit seperti ini sebelumnya
: disangkal
Ri#ayat trauma
: diakui
Ri#ayat alergi 5obat7
: disangkal
Ri#ayat %ipertensi
: disangkal
Ri#ayat D!
: disangkal
Ri3a"at P2n"a4it K2luar!a
Ri#ayat sakit yang sama seperti ini
: disangkal
Ri#ayat demam
: disangkal
Ri3a"at Pri6adi
kti
Ri3a"at sosial 24onomi
biaya pengobatan ditanggung oleh /amsostek Kesan ekonomi 4ukup-
3
IV.
P*M*RIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal ) /anuari (&'18 jam '*-1& 2IB Keadaan umum
: Tampak saki8 lemah
Kesadaran
: 4ompos mentis8 6.S : =,>*!+ : '*
Status gi?i
: BB tidak diperiksa8 TB tidak diperiksa
ital Si!n
TD
: '1& @ 0& mm%g
"adi
: )&A @ menit8 regular8 isi dan tegangan 4ukup
RR
: (&A @ menit8 regular8 thorakoabdominal
Suhu
: 1+-* .
Status !2n2ralis 7
Kepala
: bentuk : meso4hepal8 luka robek dan fraktur di daerah frontalis
dan parietal!ata
: .a @8 SI @8 reflek 4ahaya ;@;8 edem palpebra @;8 pupil bulat isokor 1mm @1mm
%idung
: nafas 4uping 578 deformitas 578 se4ret 57
Telinga
: serumen 5-78 nyeri mastoid 578 nyeri tragus 578 kurang pendengaran @
!ulut
: lembab 5;78 sianosis 578 9idah lateralisasi kiri 57
9eher
: kaku kuduk 578 pembesaran limfonodi 578 pembesaran tiroid 57
Status Int2rnus
ThoraA:
.or
: dalam batas normal
Pulmo :
$oto
Rontgen
:
.orakan
kasar8
gambaran
bronkopneumonia bdomen : dalam batas normal
Status Psi4is
Tingkah laku
: dalam batas normal
Perasaan hati
: gelisaj
3rientasi
: orientasi baik8 masih mengenal #aktu8 tempat8 dan orang
Daya ingat
: tidak dilakukan pemeriksaan
Ke4erdasan
: tidak dilakukan pemeriksaan
4
Status n2urolo!is 7 N2r8i 9ranialis
" I- 539$KT3RIUS7
Kanan
Kiri
Daya pembau
"ormal
"ormal
" II- 53PTIKUS7
Kanan
Kiri
Daya penglihatan
"ormal Tidak dilakukan
Sulit dinilai Tidak dilakukan
$undus 3kuli " III-53KU93!3T3RIUS7
Kanan
kiri
Ptosis reflek 4ahaya langsung 6erak mata ke atas 6erak mata ke ba#ah 6erak mata media Ukuran pupil Bentuk pupil Diplopia
57 "ormal "ormal "ormal "ormal 1 mm bulat 57
57 "ormal Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai 1 mm bulat 57
" I>- 5TR3K%9=RIS7
Kanan
Kiri
6erak mata lateral ba#ah Diplopia
"ormal 57
Sulit dinilai 57
" >- 5TRI6=!I"US7
Kanan
Kiri
!enggigit !embuka mulut reflek masseter sensibilitas reflek kornea
5;7 5;7 5;7 5;7 5;7
5;7 5;7 5;7 5;7 5;7
" >I- 5BDUS="7
Kanan
kiri
6erak mata ke lateral
"ormal
"ormal
5
Diplopia
57
57
" >II- 5$SI9IS7
Kanan
kiri
Kerutan kulit dahi Kedipan mata 9ipatan nasolabia Sudut mulut !engerutkan dahi !engerutkan alis reflek aurikulopalpebra !enutup mata
"ormal "ormal "ormal "ormal "ormal "ormal "ormal "ormal
"ormal "ormal "ormal "ormal "ormal "ormal "ormal "ormal
" >III- 5KUSTIKUS7
Kanan
kiri
!endengar suara
"ormal
"ormal
Penurunan pendengaran
57
57
" I- 5693S3$RI"6=US7
Kanan
rkus faring sengau tersedak
"ormal 57 57
" - 5>6US7
Kanan
Bersuara !enelan
5;7 5;7
" I- 5KS=S3RIUS7
kiri "ormal 57 57
kiri 5;7 5;7
Kanan
kiri
!emalingkan kepala mengangkat bahu Sikap bahu trofi otot bahu
Tidak dilakukan Tidak dilakukan "ormal 57
Tidak dilakukan Tidak dilakukan "ormal 57
" II- 5%IP3693SUS7
Kanan
kiri
Sikap lidah kekuatan lidah rtikulasi
"ormal "ormal "ormal
"ormal "ormal "ormal
6
trofi otot lidah Tremor lidah !enjulurkan lidah
57 57 "ormal
57 57 "ormal
Sist2m motori4
Kekuatan otot 1111 1111 ((((
((((
Besar otot trofi
: 57
Pseudoatrofi
: 57
Tonus otot Tonus otot
9engan
Tungkai
%ipotoni
"egatif
"egatif
Spastik
"egatif
"egatif
Rigid
"egatif
"egatif
Rebound phenomen
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Sist2m s2nsori4
Rasa eksteroseptif Rasa nyeri superfisial
: "ormal
Rasa suhu 5panas@dingin7
: tidak dilakukan
Rasa raba ringan
: "ormal
R2:l24s
Refleks tendon@periost Refleks bi4eps
: ;" @ ;"
Refleks tri4eps
: ;" @ ;"
Refleks patella
: ;" @ ;"
Refleks a4hilles
: ;" @ ;"
Refleks patologik Tungkai Babinski
:@
.haddo4k
:@
3ppenheim
:@
6onda
:@ 7
6ordon
:@
S4haefer
:@
-*RAKAN A;NORMAL
Tidak ada gerakan abnormal FUN-SI *-*TATIF
!iksi
: terpasang D.
Defekasi
: inkontinentia al
P*M*RIKSAAN KUSUS
Tidak dilakukan pemeriksaan khususP*M*RIKSAAN P*NUN1AN1.
Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin8 dan pemeriksaan lain sesuai indikasi- 5dbn7
2.
$oto Rontgen ThoraA %asil : 6ambaran brokopneumoni
3.
.T S." %asil : Perdarahan intra 4erebral pada lobus frontalis dan lobus temporalis : Perdarahan subdural pada lobus frontalis sinistra : Peningkatan tekanan intra4ranial : $raktur impresi dan linier lobus frontalis sinistra
+IA-NOSIS
.edera Kepala Berat-
R2n
ir#ay Bebaskan jalan nafasC jika diperlukan pasang gudelC kepala dan tubuh dalam posisi 1&8 dan kepala diganjal bantal
Breathing Periksa kadar oksigen8 bila hipoksia berikan oksigen (, ltr@mnt-
.ir4ulation Pasang infus pada sisi yang sehat
Konsul dokter bedah araf
8
$R!K3T=RPI
"3"$R!K3T=RPI
!anitol , A '(*44 5i<7
Infus R9
KalneA
Diet makanan lunak
Pira4etam 1 A '(&&mg 5i<7
Bed Rest
Ketorola4 1 A 1&mg 5i<7
Pasang D. Konsul Dokter Bedah saraf
PRO-NOSIS
d
: dubia ad bonam
d fun4tionam
: dubia ad bonam
d sanationam
: dubia ad bonam TIN1AUAN PUSTAKA
I.
+*FINISI
.edera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik se4ara langsung maupun tidak langsung yang kemudian dapat berakibat pada gangguan fungsi neurologis8 fungsi fisik8 kognitif8 psikososial8 yang dapat bersifat temporer maupun permanen- !enurut Brain Injury Assosiation of America, 4edera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala8 bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif8 tetapi disebabkan oleh serangan @benturan fisik dari luar8 yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran8 sehingga menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisikII.
ANATOMI K*PALA A.
Kulit kepala Kulit kepala terdiri dari * lapisan disebut sebagai S.9P yaitu:E
Skin atau kulit-
.onne4ti
poneuris atau galea aponeurotika yaitu jaringan ikat yang berhubungan dengan tengkorak-
9oose areolar tissue atau jaringan penunjang longgar-
9
Perikranium jaringan penunjang longgar memisahkan galea aponeurotika dari perikranium dan merupakan tempat biasa terjadinya perdarahan sub galeal- Kulit kepala memiliki banyak pembuluh darah sehingga bila terjadi perdarahan akibat laserasi kulit kepala akan mengakibatkan kehilangan banyak darah terutama pada anakanak dan penderita de#asa yang 4ukup lama terperangkap
sehingga
membutuhkan
#aktu
lama
untuk
mengeluarkannya B.
Tulang Tengkorak Terdiri dari kubah 5kal
C.
!eninges Selaput meninges menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari 1 lapisan yaitu:E 1.
Duramater Duramater se4ara kon
10
rteri meningea terletak antara duramater dan permukaan dalam dari 4ranium 5ruang epidural7-danya fraktur dari tulang kepala dapat menyebabkan laserasi pada arteriarteri ini dan menyebabkan perdarahan epidural-Fang paling sering mengalami 4edera adalah arteri meningea media yang terletak pada fosa temporalis 5fosa media72.
Selaput ra4hnoid Selaput ara4hnoid merupakan lapisan yang tipis dan tembus pandangSelaput ara4hnoid terletak antara pia meter sebelah dalam dan duramater sebelah luar yang meliputi otak- Selaput ini dipisahkan dari duramater oleh ruang potensial8 disebut Spatium subdural dan dari pia mater
oleh
Spatium
Subarachnoid
yang
terisi
oleh Liquor
Serebrospnalis.Perdarahan sub ara4hnoid umumnya disebabkan akibat 4edera kepala 3.
Piamater Piamater melekat erat pada permukaan kortek serebri-Piamater adalah membrane
kedalam sul4i
yang
paling dalam-!embrane
ini
membungkus saraf otak dan menyatu dengan epineuriumnya-rteri arteri yang masuk kedalam substansia otak juga diliputi oleh piamaterD.
3tak
3tak merupakan suatu struktur gelatin dengan berat pada orang de#asa sekitar ', kg-otak terdiri dari beberapa bagian yaitu roensefalon5otak depan7 terdiri dari serebrum dan diensefalon8 mesensefalon 5otak tengah7 dan rhomensefalaon 5otak belakang7 terdiri dari pons8 medulla oblongata dan serebellum$isura membagi otak menjadi beberapa lobus-9obus frontal berkaitan dengan emosi8 fungsi motorik8 dan pusat ekspresi bi4ara-9obus parietal berhubungan dengan fungsi sensorik dan orientasi ruang-9obus temporal mengatur fungsi memori tertentu- 9obus oksipital bertanggung ja#ab dalam proses penglihatan- !esensefalon dan pons bagian atas berisi system
akti
ke#aspadaan-Pada
retukiler
yang
medulla
berfungsi oblongata
dalam
kesadaran
terdapat
dan pusat
kardiorespiratorik-Serebellum bertanggung ja#ab dalam fungsi koordinasi dan keseimbangan-
11
E.
.airan Serebrosspinalis .airan serebrosspinalis 5.SS7 dihasilkan oleh pelsus khoroideus dengan ke4epatan produksi sebanyak (& ml@jam- .SS mengalir dari - .SS akan direabsorbsi kedalam sirkulasi
F.
Tentorium Tentorium
serebri
membagi
rongga
tengkorak
menjadi
ruangan
supratentorial 5terdiri dari fosa kranii anterior dan fosa kranii media7 dan ruangan infra tentorial 5berisi fosa kranii posterior7G.
>askularisasi 3tak 3tak
di
suplai
oleh
(
arteri
4arotis
interna
dan
dua
arteri
enaena tersebut kaluar dari otak dan bermuara kedalam sinus
FISIOLO-IS K*PALA A.
Tekanan Intra Kranial Berbagai proses patologi pada otak apat meningkatkan tekanan intra4ranial yang selanjutnya dapat mengganggu fungsi otak yang akhirnya berdampak buruk pada penderita- Tekanan intra kranial yang tinggi dapat menimbulkan konsek#ensi yang mengganggu fungsi otak-TIK normal kirakira sebesar '& mm%g-TIK lebih tinggi dari (& mm%6 dianggap tidak normal-Semakin tinggi TIK setelah 4idera kepala8 semakin buruk prognosisnya-
B.
%ukum !onroekellie Konsep utama olume intra4ranial 5
12
jaringan otak 5> br78 4sf7 dan bl7>i4 G > br ; > 4sf ; > bl C.
Tekanan Perfusi 3tak Tekanan perfusi otak merupakan selisih antara tekanan arteri ratarata 5mean arterial presure7 dengan tekanan intra4ranial- palagi TP3 kurang dari H& mm%g akan memberikan prognosa yang buruk bagi penderita-
D.
liran Darah 3tak 5D37 D3 normal berkisar *& ml@'&& gr jaringan otak permenit- Bila D3 menurun sampai (&(* ml@ '&& gr@menit maka selsel otak akan mengalami kematian dan kerusakan yang menetap-
IV.
PATOFISIOLO-I 9*+*RA K*PALA
Benturan pada kepala dapat terjadi 1 jenis keadaan: 1.
Kepala diam dibentur oleh benda yang bergerakKekuatan benda yang bergerak akan menyebabkan deformitas akibat per4epatan8 perlambatan dan rotasi yang terjadi se4ara 4epat dan tibatiba terhadao kepala dan jaringan otak- Trauma tersebut bias menimbulkan kompresi dan regangan yang bias menimbulkan robekan jaringan dan pergeseran sebagian jaringan terhadap jaringan otak yang lain-
2.
Kepala yang bergerak membentur benda yang diamKepala yang sedang bergerak kemudian membentur suatu benda yang keras8 maka akan terjadi perlambatan yang tibatiba- Sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan ditempat benturan dan pada sisi yang berla#anan- Pada tempat benturan terdapat tekanan yang paling tinggi8 edang pada tempat yang berla#anan terdapat tekanan negati
3.
Kepala yang tidak bergerak karena menyender pada benda lain dibentur oleh benda yang bergerak 5kepala tergen4et7Pada kepala yang tergen4et pada a#alnya dapat terjadi retak atau han4ur tulang tengkorak- Bila gen4etannya hebat tentu saja dapat mengakibatkan han4urnya otak-
13
Pada 4edera kepala8 kerusakan otak dapat terjadi dalam dua tahap yaitu 4edera sekunder dan 4edera primer- .edera primer merupakan 4edera pada kepala sebagai akibat langsung dari suatu ruda paksa8 dapat disebabkan benturan langsung kepala dengan sesuatu benda keras maupun oleh proses akselerasi deselerasi gerakan kepala dalam mekanisme 4edera kepala dapat terjadi peristi#a coup dan contrecoup. .edera primer yang diakibatkan oleh adanya benturan pada tulang tengkorak dan daerah sekitarnya disebut lesi coup- Pada daerah yang berla#anan dengan tempat benturan akan terjadi lesi yang disebut countercoup- kselerasideselerasi terjadi karena kepala bergerak
dan
berhenti
se4ara
mendadak
dan
kasar
saat
terjadi
trauma-Perbedaan densitas antara tulang tengkorak 5substansia solid7 dan otak 5substansia semisolid7 menyebabkan tengkorak bergerak lebih 4epat dari muatan intrakranialnya-Bergeraknya isi dalam tulang tengkorak memaksa otak membentur permukaan dalam otak pada tempat yang berla#anan dari benturan 5countercoup7.edera sekunder merupakan 4edera yang terjadi akibat berbagai proses patologi yang timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan otak primer8 berupa perdarahan8 edema otak8 krusakan neuron berkelanjutan8 iskemia8 peningkatan tekanan intra4ranial dan perubahan neurokimia#iV.
KLASIFIKASI 9*+*RA K*PALA
.edera kepala diklasifikasikan dalam berbagai aspek-Se4ara praktis dikenal 1 deskripsi klasifikasi yaitu berdasarkan mekanisme8 beratnya 4edera kepala8 dan morfologinya1.
!ekanisme .edera Kepala Berdasarkan mekanisme 4edera kepala dibagi atas 4edera epala tumpul dan 4edera kepala tembus-.edera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan ke4elakaan mobil atau montor8 jatuh atau terkena pukulan benda tumpul-Sedangkan 4edera kepala tembus biasaanya disebabkan oleh peluru atau tusukan-
2.
Beratnya .idera .edera kepala diklasifikasikan menurut nilai "lasgoe #oma Scale, adalah sebagai berikut: a.
"ilai 6.S sama atau kurang dari ) didefinisikan sebagai 4edera kepala berat-
b.
.edera kepala sedang memiliki nilai 6.S 0'1-
c.
.edera kepala ringan memiliki nilai 6.S ','*-
14
6lasgo# 4oma s4ale
"ilai
R2spon m2m6u4a mata =*>
Buka mata spontan
,
Buka mata di panggil
1
Buka mata bila dirangsang nyeri
(
Tidak ada reaksi dengan rangsang apapun
'
R2spon 2r6al =>
Komunikasi
*
Bingung8 disorientasi #aktu8 tempat8 orang , Katakata tidak teratur
1
Suara tidak jelas( Tidak ada reaksi dengan rangsang apapun
'
R2spon Motori4 =M>
!engikuti perintah
+
Rangsang nyeri8 dapat mengetahui tempat rangsangannya
*
Rangsang nyeri8 menarik anggota badan
,
Rangsang nyeri8 timbul reaksi fleksi abnormal
1
Rangsang nyeri8 timbul reaksi ekstensi abnormal
(
Tidak ada reaksi dengan rangsang apapun
'
15
3.
!orfologi 4edera Se4ara morfologi 4edera kepala daapat di bagi atas fraktur 4ranium dan lesiintrakranial1.
$raktur 4ranium $raktur 4ranium dapat terjadi pada atap atau dasar tengkorak dan dapat berbentuk garis atau bintang dan dapat pula terbuka atau tertutup- $raktur dasar tulang tengkorak biasanya memerlukan pemeriksaan .T S4an dengan teknik bone #indo# untuk memperjelas garis frakturnya- danya tandatanda klinis fraktur dasar tengkorak menjadikan petunjuk ke4urigaan untuk melakukan pemeriksaan lebih rin4i- Tandatanda tersebut antara lain ekimosis periorbital 5ra44oon eye sign78 ekimosis retroaurikuler 5battle sign78 kebo4oran .SS 5rhinorrhea8 otorrea78 dan paresis ner
2.
9esi Intrakranial 9esi intra4ranial dapat diklasifikasikan sebagai fokal dan difusa8 #alau kedua bentuk 4edera ini sering terjadi bersamaan-9esi fokal termasuk hematoma epidural8 hematoma subdural8 dan kontusi 5atau hematoma intra serebral7- Pasien pada kelompok 4edera otak difusa8 se4ara umum8 menunjukkan #t scan normal maupun menunjukkan perubahan sensorium atau bahkan koma dalam keadaan klinis-
a.
%ematoma =pidural =pidural hematom 5=D%7 adalah perdarahan yang terbentuk di ruang potensial antara tabula interna dan dura mater dengan 4iri 4iri berbentuk bikon
16
perdaraahan
selalu
homogeny8
bentuknya
bikon
sampai
plano4on
6ejala gejala yang sering tampak:E
Penurunan kesadaran8 bias sampai koma-
Bingung-
Penglihatan kabur-
Susah bi4ara-
"yeri kepala yang hebatKeluar 4airan darah dari hidung maupun telinga-
17
!ual-
Pusing-
Berkeringat-
Pu4at-
Pupil anisokor8 yaitu pupil ipsilateralmenjadi lebar-
Pada tahap kesadaran sebelum stupor atau koma8 bias di jmpai hemiparese atau serangan epilepsy fokal- Pada perjalanannya8 pelebaran pupil kan men4apai maksimal dan reaksi 4ahaya pada masa permulaan masih positif menjadi negati
b.
%ematom Subdural %ematoma subdural 5SD%7 adalah perdarahan yang terjadi di antara duramater dan ara4hnoid-SD% lebih sering terjadi dibandingkan =D%8
ditemukan
sekitar
1&J
penderita
dengan
4edera
kepala
berat-Terjadi paling sering akibat robeknya
18
oleh tindakan operasi yang sangat segera dan pengelolaan medis agresif-Subdural hematom terbagi menjadi akut dan kronis1.
SD% akut Pada gambaran .T s4an tampak gambaran hyperden si4kle
5seperti bulan sabit7 dekat tabula interna8 terkadang sulit dibedakan dengan epidural hematom- Batas medial hematom seperti bergerigidanya fissure di daerah fissure interhemisfer dan tentorium juga menunjukan adanya hematom subdural - %ematoma subdural akut menimbulkan gejala neurologi4 dalam (, sampai ,) jam setelah 4ederaDan berkaitan erat dengan trauma otak berat-6angguan neurologi4 progresif disebabkan oleh tekanan pada jaringan otak dan herniasi batang otak dalam foramen magnum8 yang selanjutnya menimbulkan tekanan pada batang otak- Keadaan ini dengan 4epat menimbulkan berhentinya pernapasan dan hilangnya 4ontrol atas denyut nadi dan tekanan darah2.
SD% sub akut %ematoma ini menyebabkan defisit neurologik dalam #aktu lebih
dari ,) jamtetapi kurang dari ( minggu setelah 4edera- Seperti pada hematoma subdural akut8hematoma ini juga disebabkan oleh perdarahan
diikuti
perbaikan
statusneurologik
yang
perlahan
lahan-"amun jangka #aktu tertentu penderitamemperlihatkan tandatanda status neurologik yang memburuk-Tingkatkesadaran mulai menurun perlahanlahan
dalam
beberapa
jam-Denganmeningkatnya
tekanan
intrakranial seiring pembesaran hematoma8 penderitamengalami kesulitan untuk tetap sadar dan tidak memberikan respon terhadaprangsangan bi4ara maupun nyeri- Pergeseran isi intra4ranial dan peningkatan intra4ranial yang disebabkan oleh akumulasi darah akan menimbulkan herniasiunkus atau sentral dan melengkapi tandatanda neurologik dari kompresi batangotak-
19
3.
SD% kronis Pada .T s4an terlihat adanya komplek perlekatan8 transudasi8
kalsifikasi yang disebabkan oleh berma4amma4am perubahan8 oleh karena tidak ada pola tertentu- Pada .t s4an aakan tampak area hipoden8 isoden8 atau sedikit hiperden8 berbentuk bikon
membran
atau
pembuluh
darah
di
sekelilingnya8
menambahukuran dan tekanan hematoma%ematoma subdural yang bertambah luas se4ara perlahan paling sering terjadi pada usia lanjut 5karena
Kontusi dan %ematoma Intraserebral Kontusi serebral murni biasanya jarang terjadi-Selanjutnya8 kontusi otak hampir selalu berkaitan dengan hematoma subdural 20
akut-!ajoritas terbesar kontusi terjadi di lobus frontal dan temporal8 #alau dapat terjadi pada setiap tempat termasuk pada serebelum dan batang otak-Perbedaan antara kontusi dan hematoma intraserebral traumatika tidak jelas batasnya-Bagaimanapun8 terdapat ?ona peralihan8 dan kontusi dapat se4ara lambat laun menjadi hematoma intraserebral pada beberapa hari- %ematoma intraserebri adalah perdarahan yang terjadi dalam jaringan 5parenkim7 otak-Perdarahan terjadi akibat adanya laserasi atau kontusio jaringan otak yang menyebabkan pe4ahnya pula pembuluh darah yang ada didalam jaringan otak tersebut-9okasi yang paling sering adalah lobus frontalis dan temporalis-9esi perdarahan dapat terjadi pada sisi benturan 5coup7 atau pada sisi lainnya 5countercoup7-Defi4it neurologi yang didapatkan sangat ber
d.
.edera difus .edera otak difus maerupakan kelanjutan kerusakan otak akibat 4edera akselerasi dan deselerasi8 dan ini merupakan bentuk yang sering terjadi pada 4edera kepala-Komosio 4erebri ringan adalah keadaan 4edera dimana kesadaran tetap tidak terganggu namun terjadi disfungsi neurologis yang bersifat sementara dalam berbagai derajat-.edera ini sering terjadi8 namun karena ringan kerap kali tidak diperhatikan-Bentuk yang paling ringan dari komosio ini adalah keadaan bingung dan disorientasi tanpa amnesia- Sindroma ini pulih kembali tanpa gejala sisa sama sekali.edera komosio yang lebih berat menyebabkan keadaan bingung disertai amnesia retrograde dan amnesia ante gradeKomosio serebri klasik adalah 4edera yang mengakibatkan menurunnya atau hilangnya kesadaran-Keadaan ini selalu disertai dengan amnesia pas4a trauma dan lamanya amnesia ini merupakan ukuran beratnya 4idera-Dalam beberapa penderita dapat timbul defi4it neurologis untuk beberapa #aktu- Defi4it neurologis itu misalnya kesulitan mengingat8 pusing8 mual8 anosmia dan depresi serta gejala lain- 6ejalagejala ini dikenal sebagai sindrom pas4a komosio yang dapat 4ukup berat-
21
.edera aksonal difus 5diffuse aAonal injury8 DI7 adalah keadaan dimana penderita mengalami koma pas4a 4idera yang berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh suatu lesi masa atau serangan iskemik-Biasanya penderita dalam keadaan koma yang dalam dan tetap koma selama beberapa #aktu-Penderita sering menunjukan gejala dekortikasi atau deserebrasi dan bila pulih sering tetap dalam keadaan 4a4at berat8 itupun bila bertahan hidup-Penderita sering menunjukan gejala disfungsi otonom seperti hipotensi8 hyperhidrosis8 dan hiperpireksia dan dulu diduga akibat 4edera aksonal difus dan 4edera otak karena hipoksia se4ara klinis8 dan memang dua keadaan tersebut sering terjadi se4ara bersamaanVI.
P*M*RIKSAAN P*NUN1ANA.
$oto polos kepala Indikasi foto polos kepala Tidak semua penderita dengan 4idera kepaladiindikasikan untuk pemeriksaan kepala karena masalah biaya dan kegunaanyang sekarang makin dittinggalkan- /adi indikasi meliputi jejas lebih dari * 4m89uka tembus 5tembak@tajam78 danya 4orpus alineum8 Deformitas kepala 5dariinspeksi dan palpasi78 "yeri kepala yang menetap8 6ejala fokal neurologis86angguan kesadaran- Sebagai indikasi foto polos kepala meliputi janganmendiagnose foto kepala normal jika foto tersebut tidak memenuhi syarat8 Padake4urigaan adanya fraktur depresi maka dillakukan foto polos posisi P@lateral dan obliMue-
B.
.T s4an 5dengan atau tanpa kontras7 Indikasi .T s4an adalah '7 "yeri kepala menetap atau muntah N muntah yang tidak menghilang setelah pemberian obatNobatan analgesia@anti muntah(7 danya kejang N kejang8 jenis kejang fokal lebih bermakna terdapat lesiintrakranial di4ebandingkan dengan kejang general17 Penurunan 6.S lebih ' point dimana faktor N faktor ekstra4ranial telahdisingkirkan 5karena penurunan 6.S dapat terjadi karena misal terjadisho4k8 febris8 dll7,7 danya lateralisasi*7 danya fraktur impresi dengan lateralisasi yang tidak sesuai8 misal fraktur depresi temporal kanan tapi terdapat hemiparese@plegi kanan+7 9uka tembus akibat benda tajam dan peluru H7 Pera#atan selama 1 hari tidak ada perubahan yang membaik dari 6.S-
22
)7 Bradikardia 5Denyut nadi kurang +& @ menit7C.
!RI : Digunakan sama seperti .TS4an dengan atau tanpa kontras radioaktif-
D.
.erebral ngiography: !enunjukan anomali sirkulasi 4erebral8 seperti : perubahan jaringan otak sekunder menjadi udema8 perdarahan dan trauma-
E.
Serial ==6: Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis-
F.
Ray: !endeteksi perubahan struktur tulang 5fraktur78 perubahan struktur garis5perdarahan@edema78 fragmen tulang-
G.
B=R: !engoreksi batas fungsi 4orteks dan otak ke4il-
H.
P=T: !endeteksi perubahan akti
I.
.S$8
9umbal
Punksi
:Dapat
dilakukan
jika
diduga
terjadi
perdarahansubara4hnoidJ.
B6s:
!endeteksi
keberadaan
atau
masalah
pernapasan5oksigenisasi7 jika terjadi peningkatan tekanan intra4ranialK.
Kadar =lektrolit : Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan tekanan intrkranial-
L.
S4reen
ToAi4ologi:
Untuk
mendeteksi
pengaruh
obat
sehingga
menyebabkan penurunanM.
VII.
Kesadaran
P*NATALAKSANAAN
Penatalaksanaan a#al penderita 4edara kepala pada dasarnya memiliki tujuan untuk memantau sedini mungkin dan men4egah 4edera kepala sekunder serta memperbaiki keadaan umum seoptimal mungkin sehingga dapat membantu penyembuhan selsel
otak yang sakit-Penatalaksanaan
4edera
kepala
tergantung pada tingkat keparahannya8 berupa 4edera kepala ringan8 sedang8 atau beratPrinsip penanganan a#al meliputi sur
4ir4ulation8
disability8
dan
eAposure8
yang
kemudian
dilanjutkandengan resusitasi- Pada penderita 4edera kepala khususnya dengan 4edera kepala berat sur
mnesia posttraumatika jelas 5lebih dari ' jam7-
23
2.
Ri#ayat kehilangan kesadaran 5lebih dari '* menit7-
3.
Penurunan tingkat kesadaran-
4.
"yeri kepala sedang hingga berat-
5.
Intoksikasi alkohol atau obat-
6.
$raktura tengkorak-
7.
Kebo4oran .SS8 otorrhea atau rhinorrhea-
Terapi medikamentosa pada penderita 4edera kepala dilakukan untuk memberikan suasana
yang optimal
untuk
kesembuhan-%alhal
yang
dilakukandalam terapi ini dapat berupa pemberian 4airan intra
furosemid8
barbitirat
dan
antikon
>olume masa hematom men4apai lebih dari ,& ml di daerah supratentorialatau lebih-
b.
kondisi pasien yang semula sadar semakin memburuk se4ara klinis-
c.
tanda fokal neurologis semakin berat-
d.
terjadi gejala sakit kepala8 mual8 dan muntah yang semakin hebat-
e.
terjadi kenaikan tekanan intrakranial lebih dari (* mm%g-
f.
terjadi penambahan ukuran hematom pada pemeriksaan ulang .T s4a
+AFTAR PUSTAKA
meri4an .ollege of Surgeons8 '00H8 Ad!ance $rauma Life Suport - United States of meri4a: $irs Impression ri#ibo#o %aryo et all8 (&&)8 Art of $herapy% Sub Ilmu Bedah - Fogyakarta: Pustaka .endekia Press of Fogyakarta Bernath Da
24
Klu#er #olters8 (&&08 $rauma and acute care surgery8 Philadelphia: 9ippi4ott2illiams and 2ilkins
25