Proses Fabrikasi
Fabrikasi Fabrikasi merupakan tahapan awal dalam proses produksi produksi konstruksi konstruksi kapal (steel construction), construction), dan menghasilkan sebagian besar komponen yang membentuk struktur kapal struktur kapal tersebut. Jenis pengerjaan yang terjadi dalam proses fabrikasi adalah: •
Mould Lofting
•
Penandaan (Marking)
•
Pemotongan (Cutting)
•
Pembentukan (Roll, Press, and Bending)
•
Sub-assembling
•
Assembling
•
Erection
•
utfitting
A. Mould A. Mould Lofting
Karena struktur kapal yang kompleks terutama konstruksi yang berada di bagian haluan dan buritan, maka sulit untuk memfabrikasi komponen konstruksi tersebut secara langsung langsung dari gambar-gam gambar-gambar bar rancangan, rancangan, kecuali kecuali dengan dengan menerapkan menerapkan teknologi teknologi yang sudah terkomputerisasi !"#$!"%&. 'ambar-gambar rancangan design design !lans& !lans& umumnya digambarkan dengan skala (:)* hingga (:(** sehingga kesalahan akan lebih mudah terjadi bila komponen kapal difabrikasikan secara langsung dalam ukuran sebenarnya. +leh sebab itu, itu, dipe diperl rluk ukan an suat suatu u taha tahapa pan n peng penger erjaa jaan n yang yang meru merupa paka kan n medi mediaa antar antaraa peke pekerja rjaan an rancangan dan fabrikasi yang dalam istilah teknik perkapalan disebut sebagai proses mould loufting" #alam #alam proses proses mould lofting lofting , konstruksi kapal digambarkan dengan metode skala (:( (full scale lofting), lofting), (:(* sampai (:) reduce scale lofting &, &, di atas lantai gambar yang terbua terbuatt dari dari papan papan atau !l#$ood" atau !l#$ood" %etode mould lofting lainnya lainnya adalah numerical lofting yang tidak menggunakan skala tertentu karena gambar lofting seluruhnya seluruhnya tersimpan dalam data data nume numeri ricc yang yang diol diolah ah deng dengan an comp comput uter er.. asi asill (out!ut) dari dari data data nume numeri rik k ini ini dikon dikoner ersika sikan n ke dalam dalam bentuk bentuk pipa pipa berlub berlubang ang (!unc%ed (!unc%ed card) card) yang diproses diproses dengan mesin mesin Com!uteri&ed 'umerical Control (C'C) untuk (C'C) untuk pemotongan plat dan sebagainya. Keuntungan penerapan numerical lofting adalah adalah bahwa data dalam mould lofting tersimpan tersimpan dalam dalam memori memori komput komputer er untuk untuk jangka jangka waktu waktu yang yang sangat sangat lama lama selama selama tidak tidak terjadi terjadi kerusa kerusakan kan pada pada data terseb tersebut. ut. #ata #ata sewakt sewaktu-w u-wakt aktu u dapat dapat dimanf dimanfaatk aatkan an kembal kembalii bila bila dibutuhkan untuk membangun kapal dengan tipe dan ukuran yang sama. Pelaksanaan mould mould lofting lofting untuk konstruksi dapat dilakukan setelah ada gambar lines lines !lan, !lan , data offset dan dimensi konstruksi dari bagian /ancang 0angun (Engineering) yang (Engineering) yang sudah disetujui
class. 1chedule utama ± ( bulan& pada tahap ini adalah mendapatkan bentuk gadinggading tiap jarak gading dan selebihnya adalah perbaikan dan bentuk-bentuk lain konstruksi kapal.
B. Penandaan ( Marking )
Marking adalah proses penandaan komponen berdasarkan data dari bengkel Mould Loft , sebelum melakukan pemotongan (cutting) terhadap komponen. 0erdasarkan peralatan yang digunakan, marking dibedakan atas: •
Penandaan secara manual (manual marking)
•
Penandaan dengan metode proyeksi (!roection marking)
•
Penandaan dengan menggunakan mesin electro !%oto
•
Penandaan secara numerik (numerical controlled marking) #engan manual marking , seluruh penandaan penggambaran komponen di atas permukaan material dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan sederhana. Pada !roection marking , proses penandaan dibantu dengan peralatan optik sehingga gambar komponen dari bengkel mould loft dapat dilaksanakan. 1ementara Electro P%oto Marking (EPM) merupakan pengembangan dari !roection marking" Proses marking ini membutuhkan pengerjaan awal (!re-!rocessing) pada pelat baja yang akan di marking , karena sudah menggunakan !%oto conductie !o$der (EPM !%otoner) dan fi*atie, sedangkan 'umericall# Controlled Marking dibantu dengan peralatan komputer !2!& dimana data inputnya hanya menggunakan data numerik. 1elama penandaan pelat ini terlebih dahulu dicatat nomor pelat$identifikasi pelat dan dibuat daftar pemakaian dan penempatannya di kapal tersebut (cutting !lan) untuk keperluan telusur material (traceabilit# material)"
'ambar (. Manual marking
C. Cutting (Pemotongan)
Cutting adalah proses pemotongan yang dilakukan pada pelat setelah mengalami proses penandaan komponen (marking) di bengkel mould loft . Proses cutting yang biasa digunakan adalah cutting secara manual dengan menggunakan gas (o*#gen cutting) dan cutting menggunakan mesin !2! (Com!uteri&ed 'umerical Control)" 0iasanya proses o*#gen cutting lebih efisien ditinjau dari segi lose material daripada mesin !2! karena mesin !2! pemotongannya membutuhkan clearance kurang lebih (* mm.
'ambar . Cutting menggunakan !2!
'ambar 3. Manual cutting menggunakan o*#gen gas D. Forming (Rolling, Pressing, Bending)
+orming adalah tahapan selanjutnya dalam proses fabrikasi yang dilakukan setelah cutting untuk membentuk pelat-pelat yang berbentuk datar menjadi pelat-pelat dengan ariasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. +orming yang biasa digunakan melalui proses roll, !ress, atau bending" Roll adalah proses penekanan pembengkokan& untuk membentuk pelat dari berbentuk datar menjadi bentuk lingkaran atau setengah lingkaran.
Press adalah proses membentuk pelat menjadi datar atau lurus kembali dari gelombang atau ketidakrataan yang terdapat di pelat. Bending adalah proses pembentukan pelat membentuk seksi tiga dimensi (frame!rofil) sesuai dengan yang dibutuhkan. 0erdasarkan cara pengerjaannya, bending dispesifikasikan atas:
•
Cold bending, yaitu proses pembentukan pelat dalam keadaan temperature normal suhu kamar&.
• ot bending, yaitu proses pembentukan pelat dengan bantuan pemanasan dari luar untuk mempermudah pengerjaan pembentukan.
'ambar 4. %esin roll
'ambar ). %esin !ress
E. Sub-Assembling
Sub-Assembling merupakan proses perakitan awal dimana pada proses ini terjadi penyambungan pelat dengan pelat, pelat dengan konstruksi penguat seperti profil 5, profil 6, dan sebagainya, dengan tujuan untuk mengurangi olume kerja diatas assembling ig . F. Assembling
Assembling adalah lanjutan dari proses sub-assembling dimana bagian-bagian pelat dan profil penguat yang telah mengalami perakitan, digabungkan dengan bagian-bagian
lain yang telah mengalami sub-assembling juga sehingga menjadi satu bangunan tiga dimensi yang lebih besar dan kompak, yang sering disebut sebagai block" 6ujuan dari pembuatan blok-blok tersebut adalah : •
%empermudah proses pengerjaan bagi tenaga subkontraktor karena dibuat lebih sistematis, dimana mereka melakukan pengerjaannya diatas building bert% masingmasing sesuai dengan pembagian kerja yang diberikan oleh pihak produksi. %empersingkat waktu kerja.
• •
%eningkatkan kemampuan kerja dan keselamatan kerja, khususnya untuk pekerjaan outfitting perpipaan dan kelistrikan& yang bisa dilakukan secara bersamaan.
7kuran blok yang dirakit didasarkan pada dimensi kapal dan kapasitas crane yang digunakan di bengkel assembling"
'ambar 8. Proses assembling G. Eretion (Ereksi)
9reksi adalah tahapan yang dilalui dalam proses fabrikasi dimana setiap blok-blok telah selesai dibangun diatas building bert%, digabung satu dengan yang lain menggunakan crane sesuai dengan assembl# dra$ing hingga menghasilkan bentuk kapal yang utuh. "dapun pengerjaan-pengerjaan yang secara umum dilakukan saat proses ereksi adalah : •
0lok diangkat oleh crane dan dipindahkan dari meja kerja ke atas truk.
•
6ruk membawa blok ke daerah perakitan yang sebelumnya sudah diberi penyanggah kayu untuk menopang balok.
•
0lok diangkat oleh crane dan diputar posisinya agar sesuai dengan rancangan gambar.
•
0lok diletakkan di penyanggah kayu, namun crane masih dalam posisi belum melepas balok secara bebas, sampai posisi penyanggah kayu sudah pas dengan kapal.
•
0lok ditarik, didorong, atau diatur sedemikian rupa hingga setiap blok alignment satu sama lain yang dilakukan secara manual dengan menggunakan bantuan c%ain block ton& dan dongkrak (,) ton& dalam kondisi masih ditopang crane. Crane melepaskan pengikat blok.
• •
%elakukan proses alignment antar blok dengan metode ub melalui bantuan c%ain %old dan selang air. %emasang plat pelurus diatas permukaan blok.
• •
%elakukan proses pengelasan dari luar dan dalam kapal serta melakukan proses penggerindaan hasil pengelasan. Pengecekan ereksi oleh 0K5.
•
!" #ut-fitting (Perlengkapan Kapal)
ut-fitting biasanya secara umum meliputi %ull out-fitting perlengkapan lambung& dan s#stem out-fitting perlengkapan sistem&. Perlengkapan secara umum yang ada di kapal adalah:
•
il .ater Se!arator berfungsi untuk memisahkan minyak dan air yang disedot oleh sistem bilga yang berada di ruang mesin, dimana setelah terjadi pemisahan, minyak ditransfer ke sludge tank sementara air dikeluarkan
•
melalui oerboard" /oose 'eck berfungsi sebagai saluran penghubung antara tanki balas atau tanki-tanki yang berisi fluida air dan udara bebas, untuk menghindari tanki kedap udara sebagai salah satu kondisi untuk menjaga kondisi tanki tidak mengalami tekanan yang hebat akibat tekanan udara dan tekanan hidrostatik
•
air. il 0ndicator , berfungsi untuk sebagai indikator pengisian tanki fuel oil sudah penuh atau belum. Jika sudah penuh, maka akan terdapat tetesan minyak tumpah yang ditampung konstruksi berbentuk kotak yang menempel di oil indicator .