BAB I PENDAHULUAN
Mata adalah merupakan sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Selain struktur mata sendiri, mata memiliki struktur aksesori mata salah satu dari struktur aksesori tersebut adalah sistem lakrimalis atau aparatus lakrimalis.1 Sistem Sistem lakrim lakrimalis alis terdiri terdiri dari dari kelenj kelenjar ar lakrim lakrimal al dan salura saluran n lakrim lakrimal. al. Kelenjar lakrimal yang berada di atas bola mata ini menghasilkan air mata yang berfungsi untuk membasahi dan mengkilapkan permukaan kornea, menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dan memberikan nutrisi pada kornea sedangkan saluran lakrimal berfungsi untuk drainase. 2 Air Air mata mata meru merupa paka kan n lapi lapisa san n tipi tipiss seki sekita tarr 71! 71! "m yang ang melap elapis isii permukaan kornea dan kongjungti#a. Air mata ini akan mengalir mele$ati mata dan kemudian ke duktus lakrimal. %ubang kecil dari tiap ujung palpebra medial merupa merupakan kan pintu pintu gerban gerbang g untuk untuk masukn masuknya ya air mata mata ke salura saluran n lakrim lakrimal, al, yang yang kemudian ke sakus lakrimal yang ada pada sisi hidung dan diteruskan ke duktus nasola nasolakri krimal malis is dan kemudi kemudian an ke dalam dalam hidung hidung.. & 'ila 'ila terdap terdapat at kelain kelainan an pada pada komposisi normal dari air mata maka akan menyebabkan terganggunya fungsi dan timbulah keluhan pada penderita.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1
Air Mata
Air mata merupakan komposisi dari kelenjar sekresi lakrimalis mayor dan minor, minor, selsel selsel goblet goblet dan kelenj kelenjar ar meibom meibom.. (ormal (ormal merupa merupakan kan lapisan lapisan tipis tipis sekitar 71! "m yang melapisi permukaan kornea dan kongjungti#a. 2,),*
+ungsi dari air mata 2,1. Membuat Membuat kornea kornea menjadi menjadi permukaan permukaan optik optik yang yang licin licin dengan dengan meniadika meniadikan n ketidakteraturan minimal di permukaan epitel. ear film adalah komponen penting dari /the eye0s optical system. ear film film dan dan perm permuk ukaa aan n ante anteri rior or korn kornea ea memil emilik ikii meka mekani nism smee untu untuk k memfokuska memfokuskan n refraksi refraksi sekitar sekitar !3. 'ahkan sebuah perubahan perubahan kecil pada kestab kestabila ilan n dan #olum #olumee tear tear film akan akan sangat sangat mempen mempengar garuhi uhi kualit kualitas as penglihatan 4khususnya pada sensiti#itas pada kontras5. /ear break up meny menyeb ebab abka kan n abera aberasi si opti optik k yang ang akan akan menu menuru runk nkan an kual kualit itas as foku fokuss gambaran yang didapatkan retina. 6leh karena itu, ketidakteraturan pada tear film preocular merupakan penyebab munculnya gejala #isual fatigue dan fotofobia.
2. Memb Membasa asahi hi dan dan meli melind ndun ungi gi perm permuk ukaa aan n epit epitel el korn kornea ea dan dan konj konjun ungi git# t#aa yang lembut. ergerakan kelopak mata dapat menimbulkan gaya 8 1*! dyne9cm yang mempengaru mempengaruhi hi tear film. %apisan musin pada tear film dapat mengurangi mengurangi efek
yang
dapat
mempengaruhi
epitel
permukaan.
ada
kerato keratokon konjun jungti gti#it #itis, is, peruba perubahan han lapisa lapisan n musin musin menye menyebab babkan kan epitel epitel permukaan semakin mudah rusak akibat gaya tersebut yang menyebabkan deskuamasi epithelial dan menginduksi apoptosis.
2
&. Mengha Menghamb mbat at pertum pertumbuh buhan an mikroo mikroorga rganism nismee dengan dengan pembil pembilasan asan mekanik mekanik dan efek antimikroba. ermukaan okuler adalah permukaan mukosa yang paling sering terpapar lingkungan. 'agian ini selalu terpapar suhu yang ekstrim, angin, sinar :;, alergen dan iritan. ear film harus memiliki stabilitas untuk menghadapi paparan lingkungan tersebut. Komponen tear film yang berfungsi untuk perlindungan adalah a dalah
). Menyediakan Menyediakan kornea kornea berbagai berbagai substansi substansi nutrien nutrien yang yang diperlukan diperlukan.. Kare Karena na korn kornea ea meru merupa paka kan n struk struktu turr yang a#as a#asku kuler ler,, epit epitel el korn kornea ea bergantung pada gro$th factors yang terdapat pada tear film dan mendapat nutrisi dari tear film. ear film menyediakan elektolit dan oksigen untuk epitel epitel kornea kornea sedang sedangkan kan glukos glukosaa yang yang dibutu dibutuhka hkan n kornea kornea berasal berasal dari dari difusi dari a>ueous humor. ear film terdiri dari 8 2* g9m% glukosa, kira kira kira )3 dari konsentr konsentrasi asi glukosa glukosa pada darah, darah,
yaitu yaitu konsent konsentrasi rasi yang yang
dibutuhkan oleh jaringan nonmuskular. Antioksidan yang terdapat pada tear film juga mengurangi radikal bebas akibat pengaruh lingkungan. ear film juga mengandung gro$th factor yang penting untuk regenerasi dan penyembuhan epitel kornea.
?an film air mata terdiri atas tiga lapisan yaitu 2,-,7 1. %api %apisa san n supe superf rfis isia iall +ilm +ilm lipid lipid monom monomolek olekula ularr yang yang berasal berasal dari dari kelenj kelenjar ar meibom meibom.. ?iduga ?iduga lapisan ini menghambat penguapan dan tnembentuk sa$ar kedap air saat palpebra ditutup.
&
2. %apisan akueosa tengah yang dihasilkan oleh kelenjar lakrimal mayor dan minor, mengandung substansi larut air 4garam dan protein5. %apisan ini mengandung oksigen, elektrolit dan banyak protein seperti gro$th factors, yang berfungsi sebagai sumber nutrisi dan menyediakan lingkungan yang cocok untuk epitel permukaan. Keadaan epitel permukaan bergantung pada gro$th factors seperti @+, B+ dan K+.
elektrolit
serum
dengan
osmolaritas
&!!m6sm9%
yang
mempertahankan #olume #olume sel epitel.
)
untuk mempertahankan potensial membran saraf, homeostasis seluler, dan fungsi sekresi.
&. %apisan musinosa dalam terdiri atas glikoprotein dan melapisi selsel epitel kornea dan konjungti#a. Membran sel epitel terdiri atas lipoprotein dan karenanya relatif hidrofobik. ermukaan yang demikian tidak dapat dibasahi dengan larutan berair saja. Musin diadsorpsi sebagian pada membran sel epitel kornea dan oleh mikro#ili ditambatkan pada selsel epitel permukaan.
*
;olume air mata normal diperkirakan 7 8 2 "% di setiap mata. Air mata mengandung 2,) 1. ama globulin
Albumin mencakup -!3dari protein total air rnata, sisanya globulin dan liso=im yang berjumlah sama banyak. erdapat imunoglohulin
-
bakteri nonliso=im lain, membentuk mekanisme pertahanan penting terhadap infeksi.2, @n=im air mata lain juga bisa berperan dalam diagnosis berbagai kondisi klinis tertentu, misalnya heHoseaminidase untuk diagnosis penyakit aySachs. KC, (aC, dan D< terdapat dalam kadar yang lebih tinggi di air mata daripada di plasma. Airmata juga mengandung sedikit glukosa 4* mg9d%5 dan urea 4!,!)mg9d%5. erubahan kadar dalam darah sebanding dengan perubahan kadar glukosa dan urea dalam air mata. pB ratarata air mataa dalah 7,&*7 meskipun ada #ariasi normal yang besar 4*,2!,&*5. ?alam keadaan normal, airmata bersifat isotonik. 6smolalitas film air mata ber#ariasi dari 2E* sampai &!Eosm9%. 2,
?isfungsi Air Mata Abnormalitas kuantitas maupun kualitas air mata dapat terjadi akibat 1. erubahan jumlah air mata 2. erubahan komposisi air mata &. enyebaran air mata yang tidak merata akibat permukaan kornea yang irregular
erubahan jumlah dan komposisi tear film dapat terjadi karena defisiensi a>ueous, difisiensi musin atau sebaliknya kelebihan a>ueous dan musin dan 9atau abnormalitas
lipid 4disfungsi kelenjar meibom5. Dontohnya, peningkatan
osmolaritas tear film terlhat pada pasien dengan keratoconjuncti#itis sicca atau pada blefaritis dan pada orang yang menggunakan lensa kontak. enyebaran air mata yang tidak merata dapat terjadi bersamaan dengan permukaan kornea atau limbus yang tidak rata 4inflamasi, jaringan parut, perubahan distropi5 atau penggunaan lensa kontak yang tidak benar. ?apat juga terjadi akibat gangguan pada kelopak mata akibat kelainan kongenital, disfungsi kelopak mata neurogenik, atau disfungsi mekanisme berkedip.2
2.2
Sistem Lakrimalis
7
Sistem lakrimalis mencakup strukturstruktur yang terlibat dalam produksi dan drainase air mata, sistem lakrimalis terdiri dari 2 bagian yaitu ),*,1. Sistem sekresi lakrimal, yang terdiri atas kelenjar lakrimal dan kelenjar lakrimal aksesori yang menghasilkan berbagai unsur pembentuk cairan air mata, yang disebarkan di atas permukaan mata oleh kedipan mata5. 2. Sistem ekskresi lakrimal, yang mengalirkan sekret ke dalam hidung, terdiri dari pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimalis, sakus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis.
A. Sistem sekresi terdiri dari *,-,7 1. Kelenjar lakrimal ;olume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimal yang terletak di fossa glandulae lakrimalis di kuadran temporal atas orbita. ?uktus kelenjar ini mempunyai panjang berkisar -12mm, berjalan pendek menyamping di ba$ah konjungti#a. Kelenjar yang berbentuk kenari ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis le#ator menjadi
a. %obus orbita Adapun kelenjar utama ini memproduksi E*3 komponen air dari air mata dengan duktus ekskretorius yang bermuara ke forniks superior. Kelenjar ini berbentuk seperti buah kenari dan lebih besar, terletak di dalam fossa glandula lakrimalis di segmen temporal atas anterior orbita yang dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu lateralis muskulus le#ator palpebrae. b.
%obus palpebra 'agian palpebra lebih kecil, terletak tepat di atas segmen temporal forniks konjungti#a superior. ?isini bagian orbita dan bagian palpebra kelenjar lakrimal dengan forniks konjungti#a superior dihubungkan oleh duktus sekretorius lakrimal, yang bermuara pada sekitar 1! lubang kecil. engangkatan bagian kelenjar palpebra akan memutus semua saluran penghubung dan mencegah seluruh kelenjar bersekresi. %obus palpebra kadangkadang dapat dilihat dengan membalikan palpebra superior.
;askularisasi glandula lakrimal berasal dari arteri lakrimalis. ;ena yang mengalir dari kelenjar bergabung dengan #ena oftalmika. ?rainase limfe menyatu dengan pembuluh limfe konjungti#a lalu mengalir ke dalam limfonodus pra aurikula. Sedangkan iner#asi glandula lakrimalis adalah ner#us lakrimalis 4sensoris5 cabang dari de#isi pertama rigeminus, ner#us petrosus superficialis magna 4sekretoris 5 berasal dari nukleus sali#arius superior dan saraf simpatis yang menyertai arteria dan ner#us lakrimalis.
2. Kelenjar %akrimal Aksesorius Kelenjar ini terletak di dalam substansia propia konjungti#a palpebra, tepat di atas segmen temporal dari forniH konjungti#a superior dan memproduksi *3 komponen air dari air mata. Meskipun hanya sepersepuluh dari massa kelenjar utama, kelenjar lakrimal aksesorius mempunyai peranan penting. Struktur kelenjar Krause dan Iolfring identik dengan kelenjar utama, tetapi tidak memiliki
E
ductulus. Kelenjar kelenjar ini terletak di dalam konjungti#a, terutama di forniks superior. Sel sel goblet uniseluler yang juga tersebar di konjungti#a, mensekresi glikoprotein dalam bentuk musin. Modifikasi kelenjar sebasea Meibom dan Jeis di tepian palpebra memberi lipid pada air mata. Kelenjar Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang juga ikut membentuk film air mata.
'.
Sistem eksresi terdiri dari 2,*,-,7
1. unctum %akrimalis. ungtum lakrimalis terletak di sebelah medial bagian superior dan inferior dari kelopak mata dengan diameter !,& mm. ungtum relatif a#askular dari jaringan sekitarnya, selain itu $arna pucat dari pungtum ini sangat membantu jika ditemukan adanya sumbatan. ungtum lakrimalis biasanya tidak terlihat kecuali jika kelopak mata dibalik sedikit. arak superior dan inferior punctum !,* mm, sedangkan jarak masingmasing ke kantus medial kirakira -,* mm dan -,! mm. Air mata dari kantus medial masuk ke punctum lalu masuk ke kanalis lakrimalis.
2. Kanalikuli %akrimalis
1!
'erasal dari pungtum lakrimalis pada puncak papilla lakrimalis, terlihat pada tepi ekstremitas lateral lakrimalis. ?uktus superior, yang lebih kecil dan lebih pendek, a$alnya berjalan naik,dan kemudian berbelok dengan sudut yang tajam, dan berjalan ke arah medial dan ke ba$ah menuju sakus lakrimalis. ?uktus inferior a$alnya berjalan turun, dan kemudian hampir hori=ontal menuju sakus lakrimalis. ada
sudut kanalis lakrimalis mengalami dilatasi yang disebut
ampulla. ada setiap papilla lakrimalis serat otot tersusun melingkar dan membentuk sejenis sfingter.
&. Sakus %akrimalis 4Kantung %akrimal5 Merupakan ujung bagian atas yang dilatasi dari duktus nasolakrimal, dan terletak dalam cekungan 4groo#e5 dalam yang dibentuk oleh tulang lakrimal dan prosesus frontalis maksila. 'entuk sakus lakrimalis o#al dan ukuran panjangnya sekitar 121* mmG bagian ujungnya membulat, bagian ba$ahnya berlanjut menjadi duktus nasolakrimal. Suplai darah sakus lakrimalis antara lain berasal dari cabang palpebra superior dan inferior dari arteri oftalmika, arteri angularis, arteri infraorbitalis cabang dari arterisphenopalatina, kemudian mengalir ke #ena angularis, #ena infraorbitalis dan #ena#ena di hidung. Saluran getah bening masuk ke dalam glandula submandibular danglandula cer#icalis. ersarafan berasal dari cabang ner#us infratrochlearis dari ner#us nasociliaris dan anterosuperior ner#us al#eolaris.
). ?uktus (asolakrimalis ?uktus (asolakrimalis memiliki panjang lebih kurang 1& mm dan keluar dari ujung ba$ah sakus lakrimalis. ?uktus berjalan ke ba$ah, belakang dan lateral di dalam kanalis osseosa dan bermuara ke dalam meatus nasi inferior, muara ini dilindungi oleh plika lakrimalis 4Basner5. ?uktus nasolakrimal terdapat pada kanal osseus, yang terbentuk dari maksila, tulang lakrimal, dan konka nasal inferior.
11
2.3
Fisioloi Sistem Lakrimalis !a" Air Mata
Sistem lakrimal terdiri atas dua jaringan utama yaitu sistem sekresi lakrimal yaitu kelenjar lakrimalis dan sistem eksresi lakrimal 4drainase5. Kelenjar lakrimalis sebagai komponen sekresi menghasilkan berbagai unsur pembentuk cairan air mata dan normalnya menghasilkan sekitar 1,2 Ll air mata per menit. Sebagian hilang melalui e#aporasi, sisanya dialirkan melalui sistem nasolakrimal. -,1!,11
efleks sekresi air mata dapat berupa refleks sekresi dasar ataupun sekresi terkait stimulasi. ada saat mengedipkan mata (blinking), air mata akan diproduksi dan terbentuk lapisan air mata 4musinair matalipid5 kemudian diratakan oleh palpebra. Sekresi dasar ini dimediasi oleh nucleus lacrimalis. Sekresi lain disebabkan oleh stimulasi kornea dan konjungti#a berupa pecahnya lapisan air mata (tear break up) dan pembentukan titik kering (dry spot).
sebagai
/pensekresi dasarN. Sekret yang dihasilkan normalnya cukup untuk memelihara kesehatan kornea. Bilangnya sel goblet berakibat mengeringnya kornea meskipun banyak airmata dari kelenjar lakrimal.2,E ?alam keadaan normal, air mata dihasilkan dengan kecepatan sesuai dengan jumlah yang diuapkan dan itulah sebabnya hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi. Sistem eksresi lakrimal yang terdiri dari pungtum lakrimalis, kanalis lakrimalis, sakus lakrimalis, duktus nasolakrimalis, melanjutkan proses sekresi air mata yang telah mengalir membasahi kornea dan konjungti#a. Setiap mengedip,
muskulus
orbicularis
okuli
akan menekan
ampula
sehingga
memendekkan kanalikuli hori=ontal. 'ila memenuhi sakus konjungti#a, air mata akan masuk ke pungtum sebagian karena hisapan kapiler. ?engan menutup mata, bagian khusus orbikularis pretarsal yang mengelilingi ampula mengencang untuk mencegah air mata keluar. Secara bersamaan palpebra ditarik ke arah krista lakrimalis posterior, dan traksi fascia mengelilingi sakus lakrimalis berakibat
12
memendeknya kanalikuli dan menimbulkan tekanan negatif pada sakus. Kerja pompa dinamik mengalirkan air mata ke dalam sakus, yang kemudian masuk melalui duktus nasolakrimalis O karena pengaruh gaya berat dan elastisitas jaringan O ke dalam meatus inferior hidung.,E,12
Melalui pungtum lakrimalis yang terletak medial bagian atas dan ba$ah kelopak mata, bagian ba$ah pungtum terletak lebih lateral dibanding pungtum atas. Secara normal pungtum agak in#ersi, setiap pungtum dikelilingi oleh ampulla, dengan setiap pungtum mengarah ke kanalikuli. 1!,11
1&
Setelah dari pungtum lakrimalis air mata mengarah ke kanalikuli, kanalikuli merupakan struktur nonkeratinasi, epitel s>uamous non musin yang bejalan 2mm #ertikal dan berputar E!P dan berjalan 1! mm medial dan berhubungan dengan sakus lakrimalis. Kanalikuli lakrimalis berjalan ke medial dan bermuara ke dalam sakus lakrimalis, yang terletak di dalam fossa lakrimalis di belakang ligamentum palpebra medial dan merupakan ujung atas yang buntu dari duktus nasolakrimalis. ?ari kanalikuli lakrimalis ini air mata diteruskan ke sakus lakrimalis oleh traksi fascia yang mengelilingi sakus lakrimalis, berakibat memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan negati#e di dalam sakus, kerja pompa dinamik ini menarik air mata ke dalam sakus. 1!,11 Sakus lakrimalis terletak anterior medial orbital, berada dalam cekungan tulang yang dibatasi oleh lakrimal anterior dan posterior, dimana tendo kantus medial melekat. ada tendo kantus medial merupakan struktur kompleks berkomposisi krura anterior dan posterior. ?ari medial ke lamina papyracea merupakan bagian tengah dari meatus hidung, kadang juga terdapat sel ethmiod. 'agian kubah dari sakus memanjang beberapa mm di atas tendo kantus medial. ada bagian superior, sakus ini dilapisi dengan jaringan fibrosa.
1)
?uktus nasolakrimalis berukuran 12 mm atau lebih panjang. 'erjalan melalui tulang dalam kanalis nasolakrimalis yang melengkung inferior dan sedikit latero posterior. ?i ujung distal duktus nasolakrimalis terdapat lipatan O lipatan yang menyerupai katup milik epitel pelapis sakus yang berfungsi untuk menghambat aliran balik udara dan air mata. Struktur ini penting karena bila tidak berlubang
pada bayi, menjadi
penyebab obstruksi
kongenital dan
dakriosistitis menahun. ?an karena pengaruh gaya berat dan elastisitas jaringan air mata jatuh ke dalam meatus inferior hidung. Kegagalan pembentukan ostium yang mengarah ke dalam hidung ini pada kebanyakan kasus adalah disebabkan oleh obstruksi duktus nasolakrimalis kongenital.& 6bstruksi sistem drainase saluran lakrimal kongenital biasanya disebabkan oleh blok membran dari katup Basner yang menutupi bagian akhir dari saluran nasolakrimal dapat terjadi pada *!3 bayi baru lahir. Sebagian besar obstruksi terbuka spontan dalam )- minggu setelah kelahiran. Suatu obstruksi menjadi terbukti secara klinis hanya pada 2 3 -3 bayi cukup bulan pada usia & ) minggu. ada kasus tersebut, sepertiganya melibatkan kelainan bilateral. ata rata E!3 dari obstruksi duktus nasolakrimal simptomatik berakhir pada tahun pertama kehidupan.
2.#
Pemeriksaa" Sistem Lakrimalis !a" Air Mata
ada pemeriksaan sistem lakrimalis ini ada dua hal yang perlu kita lihat, yaitu 2,),* 1. +ungsi sekresi a. :ji Schrimer < enderita diperiksa dikamar dengan penerangan redup dan tidak mengalami manipulasi mata berlebihan sebelumnya. :ji ini dilakukan dengan cara menyelipkan kertas filter $hatman no.)1 dengan ukuran *H&!mm pada forniks konjuti#a bulbi ba$ah dan ujung lainnya dibiarkan menggantung. ?ikatakan ada gangguan sekresi bila setelah *menit bagian yang basah Q1!mm, bila R1!mm berarti hipersekresi atau pseudoeforia. b. :ji Schrimer <<
1*
:ji ini dilakukan bila pada uji schrimer < kertas basah Q1!mm setelah *menit . :ji sama dengan uji schrimer < tetapi dengan meneteskan anastesi lokal pada mata yang diperiksa dan merangsang hidung selama 2menit. jika tidak basah selama *menit
maka reflek sekresi dikatakan gagal.
(ormalnya kertas filter akan basah 1*mm setelah *menit.
2. +ungsi ekskresi a. :ji Anel :ji ini dilakukan untuk memeriksa fungs eksresi lakrimal, dengan cara memberikan anastesi topikal setelah itu dilakukan dilatasi pungtum lakrimal. arum anel dimasukan pada pungtum dan kanalikuli lakrimalis. %alu dilakukan penyemprotan denga garam fisiologik. ditanyakan kepada pasien merasa cairan masuk kedalam tenggorokannya. 'ila hal ini ada, bererti fungsi ekresi lakrimal baik, bila tidak berarti terdapaat penyubatan pada duktus nasolakrimalis. b. :ji asa Satu tetes larutan sakarin diteteskan pada konjungti#a, bila pasien merasa manis setelah *menit berarti sistem eksresi airmata baik.
1-
2.$
Kelai"a" Air Mata !a" Sistem Lakrimasi
2.$.1
Keratoko"%&"ti'itis Sika (Si"!roma Mata Keri")
De*i"isi
?ry eye9 sindrom mata kering adalah sekumpulan gejala akibat meningkatnya osmolaritas tear film atau merupakan suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungti#a. 2,11
Etioloi
Kelainan ini dapat terjadi pada penyakit yang mengakibatkan
2,12
1. ?efisiensi komponen lemak air mata. Misalnya blefaritis menahun, distikiasis, dan akibat pembedahan kelopak mata 2. ?efisiensi kelnjar air mata, seperti pada Sindrom Sjogren, Sindrom illey ?ay, Aklarimia kongenital, aplasi kongenital saraf trigeminus, sarkoidosis limfoma kelenjar air mata, obatobat diuretik dan usia tua. &. ?efisiensi komponen musin, seperti pada benign ocular pempigoid, defisiensi #itamin A, trauma kimia, sindrom Ste#ens ohnson, penyakit penyakit yang menyebabkan cacatnya konjungti#a. ). Akibat penguapan yang berlebihan, seperti keratitis lagoftalmus. *. Karena parut kornea atau hilangnya mikro#ili kornea.
Pato*isioloi
+aktorfaktor yang dapat menyebabkan terjadinya mata kering ini akan mempengaruhi lebih dari satu komponen film air mata atau berakibat perubahan air mata yang secara sekunder menyebabkan film air mata menjadi tidak stabil. Kemudian akan timbulah bintik kering pada kornea dan
konjungti#a,
pembentukan filamen, hilangnya sel goblet konjungti#a, pembesaran abnormal sel epitel non goblet. eningkatan stratifikasi sel dan peningkatan keratinisasi. 2
17
Pe"eaka" Dia"osis o
Anamnesis asien paling sering datang dengan keluhan sensasi tergores 4scratchy5 atau berpasir 4benda asing5. ejala umum lainnya gatal, sekresi mukus berlebih, ketidakmampuan menghasilkan air mata, sensasi terbakar, fotosensiti#itas, kemerahan, sakit, dan sulit menggerakkan palpebra. 2,11
o
emeriksaan +isik ada kebanyakan pasien, ciri paling jelas pada pemeriksaan mata adalah tampilan mata yang secara kasar tampak normal. Diri paling k+as pada pemeriksaan slit lam, yaitu terputusnya atau tiada meniskus air mata di tepian palpebra inferior. 'enangbenang mukus kental kekuningan kadang terlihat dalam forniks konjungti#a inferior. ada konjungti#a bulbaris tidak tampak kilauan normal dan mungkin menebal, edema dan hiperemis. 2,11
o
emeriksaan %anjutan2,11,12 1. :ji Schirmer :ji ini dilakukan dengan cara mengeringkan air mata dan memasukkan strip Schirmer 4kertas saring Ihatman no. )15 ke dalam culdesac konjungti#a inferior di perbatasan antara sepertiga tengah dan temporal palpebra inferior. 'agian basah yang terpajan diukur * menit setelah dimasukkan. anjang bagian basah kurang dari 1! mm tanpa anestesi dianggap normal. 'ila dilakukan tanpa anestesi, uji ini mengukur fungsi kelenjar lakrimal utama, yang aktifitas sekresinya dirangsang oleh iritasi kertas saring iu. :ji Schirmer yang dilakukan setelah anestesi topikal 4tetracaine !,*35 mengukur fungsi kelenjar lakrimal assesorius 4pensekresi dasar5. Kurang dari * mm dalam * menit adalah abnormal. (amun uji Schirrner dengan anestesi dianggap kurang dapat diandalkan. :ji Schirmer
adalah uji penyaring untuk menilai produksi air mata.
?ijumpai hasil falsepositif, atau false negatif. Basil rendah kadang
1
kadang ditemukan pada mata normal secara sporadis dan uji normal dapat dijumpai pada mata kering terutama yang sekunder terhadap defisiensi musin. 2. ear film break up time engukuran tear film break up time kadangkadang berguna untuk memperkirakan kandungan musin dalam cairan air mata. Kekurangan musin mungkin tidak akan mempengaruhi uji Schrimer, tetapi dpat berakibat tidak stabilnya film air mata.
1E
). Sitologi
pemakai
sensiti#itats
lensa kornea.
kontak,
diduga sebagai
'erbagai
laporan
akibat berkurangnya menyebutkan
bah$a
hiperosmolalitas dalah uji paling spesifik bagi keratokonjuncti#itis sicca. Keadaan ini bahkan ditemukan pada pasien dengan uji Schirmer dan pemulasan rose bengal normal.
2!
E. %aktoferin %aktoferin dalam air mata akan rendah pada pasien hiposekresi kelenjar lakrimal
Tera,i
1. elaskan pada pasien bah$a mata kering adalah suatu keadaan kronik dan pemulihan total sukar terjadi kecuali pada kasus ringan, saat perubahan epitel kornea masih re#ersibel. 2. Air mata buatan +ungsi utama pengobatan ini adalah untuk mengganti cairan. emulihan musin adalah tugas yang lebih berat. ahuntahun belakangan ini, telah ditambahkan polimerpolimer larut air dengan berat molekul tinggi pada air mata buatan sebagai usaha memperbaiki dan memperpanjang lama pelembapan permukaan. Agen mukomimetik lainnya berupa natrium hialuronat dan larutan dari serum pasien sendiri sebagai tetsan mata. ika mukus kental seperti pada sindrom Sjogren, agen mukolitik 4misal acetylcysteine 1! 35 dapat menolong. asien yang memerlukan beberapa kali penetesan sebaiknya memakai larutan tanpa bahan penga$et, untuk mencegah terjadinya toksisitas kornea dan idiosinkrasi. &. Antibiotik :ntuk mengatasi infeksi, terutama dipikirkan pada pasien dengan kelebihan lipid dalam air mata dan pasien yang mempunyai risiko tinggi adanya infeksi sekunder seperti pada blefaritis kronik. ). ;itamin A topikal :ntuk pemulihan metaplasia permukaan mata. *. indakan bedah ?apat berupa pemasangan sumbatan pada punctum yang bersifat temporer 4kolagen5 atau untuk $aktu yang lebih lama 4silikon5, tindakan ini untuk menahan sekret air mata. enutupan puncta dan kanalikuli secara
21
permanen dapat dilakukan dengan terapi termal 4panas5, kauter listrik, atau dengan laser.
Kom,likasi2
1. ada a$al penyakit dapat terjadi gangguan penglihatan. 2. ada tahap lanjut a. ulkus kornea, penipisan kornea, dan perforasi. b.
2.$.2
Kelai"a" Sekresi Sistem Lakrimal
A. Ala-rima
iadanya air mata sejak lahir terjadi pada sindroma iley?ay 4disautonomia familial5 dan dysplasia anhidrotikektodermal. ada a$alnya tanpa gejala, pasien lama kelamaan akan menunjukan gejala kerotokonjungti#itis sika. 'isa juga terjadi akibat neuroma akustik atau operasi sudut cerebellopontin serta tumor, yang menyebabkan terputusnya saraf sekresi air mata. 2
B. Dakrioa!e"itis De*i"isi
?akrioadenitis ialah suatu proses inflamasi pada kelenjar air mata pars sekretorik. ?ibagi menjadi dua yaitu dakrioadenitis akut dan kronik, keduanya dapat disebabkan oleh suatu proses infeksi ataupun dari penyakit sistemik lainnya. Merupakan penyakit langka dan terjadi pada anakanak sebagai kompplikasi penyakit lain.2,*
Etio,ato*isioloi
atofisiologinya masih belum jelas, namun beberapa ahli mengemukakan bah$a proses infeksinya dapat terjadi melalui penyebaran kuman yang bera$al di konjungti#a yang menuju ke ductus lakrimalis dan menuju ke kelenjar lakrimalis. 2 'eberapa penyebab utama dari proses infeksi terbagi menjadi &, yaitu
22
1. ;iral 4penyebab utama5 Mumps 4penyebab tersering, terutama pada anakanak5, @pstein'arr #irus, Berpes
=oster,
Mononucleosis,
Dytomegalo#irus,
@cho#iruses
dan
DoHsackie#irus A. 2. 'acterial Staphylococcus aureus, Streptococcus, Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum,
Chlamydia
trachomatis,
Mycobacterium
leprae,
dan
Mycobacterium tuberculosis. &. +ungal 4jarang5
ada penyakit sistemik yang memungkinkan terjadinya dakrioadenitis adalah Sarcoidosis ra#es disease S jgren syndrome, 6rbital inflammatory syndrome dan 'enign lymphoepithelial lesion.
Klasi*ikasi
A. ?akrioadenitis Akut2,),* ada dakrioadenitis akut sering ditemukan pembesaran kelenjar air mata di dalam palpebra superior , hal ini dapat ditemukan apabila kelopak mata atas die#ersi, maka akan kelihatan tonjolan dari kelenjar air mata yang mengalami proses inflamasi . ada perabaan karena ini merupakan suatu proses yang akut maka biasanya akan sangat nyeri dan dapat diikuti oleh gejala klinis lainnya yaitu kemosis 4pembengkakkan konjungti#a5, konjungti#al injeksi , mukopurulen sekret,
erythema
dari
kelopak
mata,
lymphadenopati
4submandibular5,
2&
pembengkakkan dari 19& lateral atas kelopak mata 4S shape 5, proptosis, pergerakan bola mata yang terbatas. Sebagai diagnosis bandingnya adalah hordeolum internum namun biasanya lebih kecil dan melingkar, lalu bisa juga dipikirkan abses kelopak mata dengan biasanya terdapat fluktuasi, ataupun selulitis orbita yang biasanya berkaitan dengan penurunan pergerakan mata
'. ?akrioadenitis Kronik 2,),* ada darkrioadenitis kronis gejala klinisnya tidak terdapat gejala peradangan akut. :mumnya tidak ditemukan nyeri, ada pembesaran kelenjar namun dapat digerakan, tandatanda ocular minimal, ptosis bisa ditemukan, dapat ditemukan sindroma mata kering. ?iagnosis bandingnya adalah periostitis dari kelopak mata atas dan %ipodermoid.
Tera,i
enatalaksanaan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotika local dan sistemik sesuai dengan penyebabnya, juga terapi simptomatik seperti analgetika dan antipiretika. 'ila terjadi abses dapat dilakukan insisi.
2.$.3
Kelai"a" Ekskresi Sistem Lakrimal
A. Dakriosistitis
?akriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata yang terletak di antara sudut bagian dalam kelopak mata dengan hidung. ?akriosistitis biasanya disebabkan oleh karena adanya blokade pada saluran yang mengalirkan air mata dari kantong air mata ke hidung. ?uktus yang terhalang menjadi terinfeksi. ?akriosistitis dapat berupa akut maupun kronik. Bal ini dapat dihubungkan dengan suatu malformasi pada duktus lakrimalis, luka, infeksi pada mata, maupun trauma.2,1&
2)
Etioloi
@tiologi primer
dakriosistitis
adalah obstruksi
nasolakrimal
yang
menyebabkan mukokel pada sakkus lakrimalis yang dipresipitasi oleh blokade kronik pada duktus nasolakrimal interosseus atau intramembranous. ?akriosistitis akut pada anakanak biasanya disebabkan oleh Haemophylus influenza ada orang
de$asa,
biasanya
disebabkan
oleh
Staphylococcus
aureus
dan
Streptococcus ! hemoliticus sedangkan dakriosistitis kronis disebabkan oleh Staphyloccus epidermidis, Streptococcus pneumonia dan jarang disebabkan oleh Candida albicans Agen infeksi dapat ditemukan secara miroskopik dengan apusan konjungti#a yang diambil setelah memeras sakkus lakrimalis. 2,1&
Pe"eaka" Dia"osis
?akriosistitis dapat terjadi dalam & bentuk, yaitu akut, kronik dan kongenital. ejala utama dakriosistitis adalah mata berair dan kotoran mata berlebih. ada dakriosistitis berbentuk akut, di daerah sakkus lakrimalis terdapat gejala radang, sakit, bengkak , nyeri tekan. Materi purulen dapat diperas dari sakkus. eradangan berupa pembengkakan, merah dan nyeri , biasanya disertai dengan pembengkakan kelenjar pre aurikuler, submandibuler dan disertai peningkatan suhu tubuh. Kadangkadang kelopak mata dan daerah sisi hidung membengkak. ada stadium lanjut dapat terjadi komplikasi berupa fistula. ada dakriosistitis kronik , tanda satusatunya adalah keluar air mata berlebih. 2
2*
:ntuk menentukan adanya obstruksi pada kelenjar lakrimal, pertama kali yang perlu diperhatikan adalah pada pemeriksaan kelopak mata, kemudian dengan tes menyemprot ke dalam saluran air mata, dan bila diperlukan dilakukan pemeriksaan dakriosisitogafi.2,1& :ntuk menentukan adanya gangguan pada system eksresi air mata dilakukan •
•
alpasi daerah sakkus lakrimal, apakah mengeluarkan cairan bercampur nanah
•
•
robing yaitu memasukkan probe 'o$man melalui jalur anatomic system eksresi lakrimal. indakan probing didahului oleh dilatasi pungtum dengan dilatators.
Tera,i
enatalaksanaan dakriosistitis tergantung pada manifestasi klinik penyakit, yaitu dengan pemberian antibiotik sistemik yang tepat dan sesuai berdasarkan respon klinik dan hasil kultur dan sensiti#itas. Antibiotik intra#ena dapat diganti dengan antibiotic oral dengan dosis yang sebanding tergantung dari tingkat perbaikan, tetapi terapi antibiotic harus tetap dilakukan selama 1!1) hari. emberian antibiotik oral lebih efektif pada sebagian besar infeksi, pemberian antibiotik topikal perlu dikurangi, karena tidak mampu mencapai lokasi infeksi. ada dakriosisitits akut pemberian cholamfenicol topikal dan antibiotik sistemik sampai infeksinya teratasi.2 Kompres air hangat dan massase di ba$ah area kantus, pemberian analgesic seperti acetaminophen bila perlu serta insisi dan drainase pada abses. Koreksi
dengan
pembedahan
dapat
dipertimbangkan
berupa
dacryocystorhinostomy setelah episode akut sembuh, khususnya pada pasien dengan dakriosistitis kronik.2
2-
B. Ka"alik&litis
Kanalikulitis adalah infeksi yang terjadi di kanalikulus. Sering terjadi pada orang tua usia *! tahun keatas dengan penyebab utama adalah Actinomyces israelii. ?apat terjadi pada orang usia muda sekitar 2! tahunan atau diba$ahnya biasanya penyebab tersering adalah infeksi herpes. ika tidak ditangani dengan benar dapat terjadi stenosis dari kanalikulus biasanya oleh dakriolit. ?akriolit adalah batu yang terbentuk dari air mata dan debris serta sisa epitel yang bergabung jadi satu. Keluhan biasanya terjadi epifora , terdapat pengeluaran sekret yang serous ataupun mukopurulen dan biasanya unilateral. 2,*,1&
erapinya dilakukan dengan dua cara , yang pertama adalah dengan mengeluarkan benda asing disana 4sekret 5 dan antibiotik terapi. ?akriolit yang kecil dan debris dapat dikeluarkan dengan cotton buds yang ditekankan pada punctum lakrimalis . ika batu yang terbentuk banyak dan susah dikeluarkan dengan cara manual maka dapat dilakukan tindakan pembedahan yaitu kanalikulotomi.2,*,1&
27
BAB III PENUTUP
Air mata merupakan komposisi dari kelenjar sekresi lakrimalis mayor dan minor, selsel goblet dan kelenjar meibom. (ormal merupakan lapisan tipis sekitar 71! "m yang melapisi permukaan kornea dan kongjungti#a. Air mata yang berfungsi untuk membasahi dan mengkilapkan permukaan kornea, menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dan memberikan nutrisi pada kornea sedangkan saluran lakrimal berfungsi untuk drainase. Ketika terjadi gangguan akan menyebabkan perubahan
jumlah dan
komposisi tear film yang terjadi karena defisiensi a>ueous, difisiensi musin atau sebaliknya kelebihan a>ueous dan musin dan 9atau abnormalitas lipid 4disfungsi kelenjar meibom5. Ataupun dapat terjadi penyebaran air mata yang tidak merata bersamaan dengan permukaan kornea atau limbus yang tidak rata 4inflamasi, jaringan parut, perubahan distropi5 atau penggunaan lensa kontak yang tidak benar. ?apat juga terjadi akibat gangguan pada kelopak mata akibat kelainan kongenital, disfungsi kelopak mata neurogenik, atau disfungsi mekanisme berkedip. Kelainan yang terjadi pada air mata adalah sindroma mata kering dimana meningkatnya osmolaritas tear film atau merupakan suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungti#a. Bal ini perlu diterapi segera atau dapat menyebabkan komplikasi, yaitu dengan pemberian airmata, antibiotik dan #itamin A topikal atau pembedahan bila diperlukan.
2
DAFTA/ PUSTAKA
1. Sloane @, Anatomi dan +isologi Mata, Alih bahasa ;eldman . akarta @D. 2!!&. 1)1-. 2.
@#a. oirdan aul T Ihitcher ..Aparatus %akrimal dan Air mata. 6ftalmologi :mum ;aughan T Asbury, @disi 17. akarta @D. 2!1!. *E&.
&. Sims, udith. %acrimal ?uct 6bstructionG 2!!E 4serial online5 4diakses * April 2!1)5. ?iunduh dari :% ale @ncyclopedia of Medicine. 4.
5.
-. Skuta, regory % et al. American Academy of 6phtalmology 6rbit @yelids and %acrimal System. San +ransisco 2!11 . American Academi of 6phtalmology 7. Snell S. Anatomi klinik. Alih bahasa Sugiharto %. @disi -. akarta @DG 2!1!. 7-. . Kanski . Dlinical 6pthalmology. &rd edition. %ondon 'utler and amerG 1EE). Bal. -E. E. Suhardjo, Bartono.
2E