Labelling
Labeling atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang tertulis, tercetak, distensil, diukir, dihias atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah atau pengemas. Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur atau lekang karena air, gosokan atau pengaruh sinar matahari.
Tujuan pelabelan kemasan adalah :
- Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka
kemasan
- Sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang hal-hal dari
produk yang perlu diketahui oleh konsumen, terutama yang kasat mata atau
yang tidak diketahui secara fisik.
- Memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk
yang optimum.
- Sarana periklanan bagi konsumen
- Memberi rasa aman bagi konsumen.
Hal hal yang perlu dicantumkan pada label, adalah :
1. Nama produk
Disamping nama bahan pangannya, nama dagang juga dapat dicantumkan.
Produk dalam negeri ditulis dalam bahasa Indonesia dan dapat ditambahkan
dalam bahasa inggris bila perlu. Produk luar negeri boleh dalam bahasa inggris
atau bahasa Indonesia.
2. Daftar bahan yang digunakan
Ingaradien penyusun produk termasuk bahan tambahan makanan yang
digunakan harus dicantumkan secara lengkap. Urutannya dimulai dari yang
terbanyak terkecuali mineral dan vitamin.
3. Berat bersih atau Isi bersih
Berat bersih dinyatakan dalam satuan metrik. Untuk makanan padat dinyatakan
dalam satuan berat, sedangkan makanan cair dalam satuan volume. Untuk
makanan semi padat atau kental dinyatakan dalam satuan volume atau berat.
4. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan kedalam
wilayah Indonesia.
Label harus mencantumkan nama dan alamat pabrik pembuat\pengepak\
importir. Untuk makanan impor harus dilengkapi dengan kode Negara asal.
Nama jalan tidak perlu dicantumkan apabila sudah tercantum dalam buku
telepon.
5. Keterangan tentang halal
Pencantuman tulisan halal diatur oleh keputusan bersama Menteri Kesehatan
dan Menteri Agama Mo. 427 /MENKES/SKB/VIII/1985. Makanan halal adalah
makanan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang terlarang / haram dan
atau yang diolah menurut hokum-hukum agama islam.
6. Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa
Umur simpan produk bias ditulis sebagai :
- Best before date : Produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat
dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang tercantum
terlewati.
- Use by date : Produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi
kesehatan manusia (produk yang sangat mudah rusak oleh
mikroba) stelah tanggal yang tercantum terlewati.
Permenkes 180/Menkes/Per/IV/1985 menegaskan bahwa tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa wajib dicantumkan secara jelas pada label, setelah pencantuman best before /use by. Produk pangan yang memiliki umur simpan 3 bulan dinyatakan dalam tanggal, bulan dan tahun sedangkan produk yang memiliki umur simpan lebih dari 3 bulan dinyatakan dalam bulan dan tahun.
Beberapa jenis produk yang tidak memerlukan pencantuman tanggal
kadaluwarsa :
a. Sayur dan buah segar
b. Minuman beralkohol
c. Vinegar/Cuka
d. Gula/Sukrosa
e. Bahan tambahan makanan dengan umur simpan lebih dari 18 bulan
f. Roti dan kue dengan umur simpan kurang atau sama denagn 24 jam.
Selain itu keterangan keterangan lain yang dapat dicantumkan pada label kemasan adalah nomor pendaftaran, kode produksi serta petunjuk atau cara penggunaan, petunjuk atau cara penyimpanan, nilai gizi serta tulisan atau pernyataan khusus.
Nomor pendaftaran untuk produk dalam negeri diberi kode MD, sedangkan produk luar negeri diberi kode ML. Kodeproduksi meliputi : tanggal produksi dan angka atau huruf lain yang mencirikan batch produksi.
Produk-produk yang wajib mencantumkan kode produksi adalah :
a. Susu pasteurisasi , stirilisasi, fermentasi dan susu bubuk
b. Makanan atau minuman yang mengandung susu
c. Makanan bayi
d. Makanan kalen yang komersial
e. Daging dan hasil olahannya
Petunjuk atau cara penggunaan diperlukan untuk makanan yang perlu penanganan khusus sebelum digunakan, sedangkan petunjuk penyimpanan diperlukan untuk makanan yang memerlukan cara penyimpanan khusus, misalnya harus disimpan pada suhu dingin atau suhu beku.
Nilai gizi diharuskan dicantumkan bagi makanan dengan nilai gizi yang difortifikasi, makanan diet atau makanan lain yang ditetapkan oleh menteri kesehatan. Informasi gizi yang harus dicantumkan meliputi : energy, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral atau komponen lain. Untuk makanan lain boleh tidak dicantumkan.
Tulisan atau pernyataan khusus harus dicantumkan untuk produk-produk berikut :
- Susu kental manis, harus mencantumkan : "Perhatikan, tidak cocok untuk bayi"
- Makanan yang mengandung bahan yang berasal dari babi harus ditulis :
"MENGANDUNG BABI"
- Susu dan makanan yang mengandung susu
- Makanan bayi
- Pemanis buatan
- Makanan dengan Iradiasi ditulis : RADURA dan logo iradiasi
- Makanan halal, tulisan halal ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa arab
Persyaratan umum tentang pernyataan (klaim) yang dicantumkan pada label kemasan adalah :
Tujuan pencantuman informasi gizi adalah memberikan informasi kepada konsumen meliputi informasi jumlah zat gizi yang terkandung (bukan petunjuk berapa harus dimakan)
Tidak boleh menyatakan seolah-olah makanan yang berlabel gizi mempunyai kelebihan dari pada makanan yang tidak berlabel
Tidak boleh membuat pernyataan adanya nilai khusus, bila nilai khusus tersebut tidak sepenuhnya berasal dari bahan makanan tersebut.
Pernyataan bermanfaat bagi kesehatan harus benar- benar didasarkan pada komposisi dan jumlahnya yang dikonsumsi per hari.
Gambar atau logo pada label tidak boleh menyesatkan dalam hal asal, isi, bentuk, komposisi, ukuran atau warna. Misalnya :
- Gambar buah tidak boleh dicantumkan bila produk pangan tersebut hanya
mengandung perisa buah
- Gambar jamur utuh tidak boleh untuk menggambarkan potongan jamur
- Gambar untuk memperlihatkan makanan didalam wadah harus tepat dan sesuai
dengan isinya.
Faktor penting dalam pelabelan.
1. Efisiensi proses pelabelan
2. Stabilitas kimia produk
3. Denaturasi atau perubahan sifat
4. Pengaruh isotop ( isotop effect )
5. Kondisi penyimpanan
6. Aktifitas spesifik
7. Radiolisis
8. Kemurnian dan analisis
9. Umur simpan
Media Mikrobiologi
Pengertian dan Fungsi Media Penumbuhan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan maka dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Hidayat dkk: 2006). Menurut Unus Surawiria (1986) media adalah susunan bahan baik bahn alami (seperti tauge, kentang, daging, telur, wortel dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba.
Medium penumbuhan merupakan substrat yang kaya akan nutrien yang selanjutnya digunakan untuk membiakkan mikrobia. Nutrient dapat diartikan sebagai bahan-bahan organik dan atau bahan anorganik yang berfungsi sebagai sumber energi atau penerima elektron bagi organisme (Suriawiria: 1986).
Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media diperlukan persyaratan tertentu yakni bahwa:
a. Di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
b. Media harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba
c. Media harus dalam keadaan steril.
Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :
Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat nutrisi
Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu ruang atau suhu dingin (Singleton, dkk, 2001).
Bahan-Bahan Media Pertumbuhan
Medium yang paling banyak digunakan dalam pembiakan mikroba adalah kaldu cair dan kaldu agar. Menurut Kusnadi dkk (2003) bahan-bahan media pertumbuhan mikrobia meliputi:
A. Bahan dasar
1. Air (H2O) sebagai pelarut
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
B. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Phospor (P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
C. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:
1. Agar.
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse
untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan
larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan
kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
2. Peptone.
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot,
liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai. Komposisinya
tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
3. Meat extract.
Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta,
dan daging sapi
4. Yeast extract.
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alkohol.
Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap vitamin (B kompleks).
5. Karbohidrat.
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino
dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam
amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-lain.
Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
Macam-Macam Media Pertumbuhan
Menurut Jawet dkk (1996) media pertumbuhan mikrobia meliputi:
A. Medium berdasarkan sifat fisiknya dibagi menjadi :
Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin
media menjadi padat.
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semisolid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media, tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang.
Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat, tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata di seluruh media.
3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), dan LB (Lactose Broth).
B. Medium berdasarkan komposisi
1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
2. Medium semisintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara
pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, secara detail tidak dapat mengetahui tentang komposisi senyawa penyusunnya.
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
C. Medium berdasarkan tujuan
1. Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
2. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
3. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, dan kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dan lain-lain.
4. Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.
5. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik
Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser's Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
6. Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
7. Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.
D. Medium TA dan TC
Medium (Taoge Agar) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan jamur serta memiliki warna cream. Medium TA terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium TA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium). Berdasarkan fungsinya, TA termasuk medium penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan jamur.
Medium TC (Taoge Cair) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium cair karena mengandung agar konsistensi cair; berdasarkan kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan jamur serta memiliki warna cream. Medium TC terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium TC digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme dalam jumlah besar.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium TA dan TC, antara lain:
1. Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.
2. Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber energi bagi mikroba.
Agar, sebagai bahan pemadat medium. (TC tidak memakai agar)
4. Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Pada akhir percobaan sebelum digunakan untuk menumbuhkan mikroba medium harus disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C dan tekanan 2 atmosfer dengan tujuan agar medium tersebut bebas dari pengaruh mikroba yang ada di udara luar.