PPH PASAL 22
1. Perusahaan Perusahaan Mobil Mobil Astra Astra menjual sebuah mobil mobil mewah mewah seharga seharga Rp 1.430.00 1.430.000. 0. Jika harga harga barang tersebut tersebut tidak tidak termasuk termasuk PPN PPN dan PPnBM, PPnBM, maka maka berapa berapa jumlah jumlah uang yang di potong potong oleh Bendaharawan dan jumlah uang yang di terima oleh astra? Jawab : Harga Barang yang diserahkan
Rp 1.430.000.000
PPh 22 = 1,5% x Rp 1.430.000
Rp
Jumlah uang yang di terima Astra
Rp 1.408.550.000
21.450.000 +
2. Jika dalam dalam barang barang yang dibeli dibeli mengandung mengandung unsur unsur PPN sebesar sebesar 10%, maka maka PPh Pasal Pasal 22 dan jumlah uang yang di terima Astra adalah? Jawab : Harga Barang
Rp 1.430.000.000
PPN =
Rp
x 1.430.000.000
130.000.000 -
Harga Pembelian
Rp 1.300.000.000
PPh Pasal 22 = 1,5% x Rp 1.300.000.000
Rp
Jumlah uang yang di terima
Rp 1.280.000.000
19.500.000 -
3. Jika di dalam dalam harga harga barang yang di beli beli mengandung mengandung unsur unsur pajak pajak pertambahan pertambahan nilai nilai sebesar sebesar 10% dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) dengan tarif 20%. Maka PPh Pasal 22 dan jumlah uang yang di terima Astra adalah Jawab : Harga Barang
Rp 1.430.000.000
PPN =
x Rp 1.430.000.000
Rp
110.000.000
x 1.430.000.000
Rp
220.000.000 -
PPnBM =
Harga Pembelian
Rp 1.100.000.000
PPh Pasal 22 = 1,5% x 1.100.000.000 Jumlah uang yang di terima
Rp
16.500.000 Rp 1.083.000.000
4. Harga sebuah Blender yang terbuat dari emas dan tombolnya yang terbuat dari berlian seharga Rp 40.000.000 belum termasuk PPN dan PPnBM, hitunglah pasal 22 Jawab : Harga barang
Rp
PPh Pasal 22 = 1,5% x 40.000.000
Rp Rp
40.000.000 600.000 39.400.000
PPh Pasal 23
1. PT Trakindo membayarkan dividen kepada CV Pantang Mundur pada bulan april 2011 sebesar Rp. 100.000.000,PPh pasal 23 dipotong PT trakindo adalah? jawab. 15% X rp 100.000.000 = Rp 15.000.000 PPh pasal 23 dipotong Pt trakindo adalah Rp 15.000.000 2. Pt suka maju membayar bunga atas pinjaman kepada Pt in domaret sebesar Rp 160.000.000. hitung PPh pasal 23 yang dipotong PT Suka maju! jawab. PPh pasal 23 = 15% x rp. 160.000.000 = rp 24.000.000 3.Pt sentosa raya menyewa sebuah traktor milik bayu dengan nilai sewa sebesar Rp 30.000.000. hutinglah PPh pasal 23 yang dipotong pt sentosa raya! jawab. PPh pasal 23 = 2% x Rp.30.000.000 = Rp. 600.000 4.CV selalu lapar membayar royalti kepada nyonya zulkilfli atas pemakaian merek ikan bakar "bu zul" Rp 60.000.000
PPh pasal 23 yang dipotong CV selalu lapar apabila nyonya zulkilfi belum memiliki NPWP adalah? jawab. PPh pasal 23 = 15% x Rp 60.000.000 = Rp 9.000.000 karena belum memiliki NPWP maka dilipat gandakan menjadi Rp. 18.000.000
PPH Pasal 24
1. PT.CNEA memperoleh penghasilan netto dalam tahun 2009 sebagai berikut : a. Penghasilan diluar negeri Rp 200.000.000 dengan tariff pajak sebesar 40% b. Penghasilan Usaha di Indonesia Rp 400.000.000
Hitunglah :
a. Jumlah penghasilan netto atau penghasilan kena pajak b. PPh terutang (menurut tariff pasal 17) c. PPh yang dibayarkan di luar negeri d. Batas mak simum kredit pajak Jawab : a. Jumlah Penghasilan netto Rp 200.000.000 + Rp 400.000.000 = Rp 600.000.000
b. PPh terutang menurut pasal 17 10 % x 50.000.000 =
Rp
5.000.000
15 % x 50.000.000 =
Rp
7.500.000
30 % x 500.000.000 =
Rp
150.000.000 +
Rp
162.500.000
Total PPh Terutang =
c. PPh yang dibayarkan di luar negeri 40% x Rp 200.000.000 = Rp 80.000.000
d. Batas Maksismum Kredit (Rp 200.000.000 : Rp 600.000.000) x Rp 162.500.000 = Rp 54.166.667 = Rp 54.166.700 (pembulatan)
2. PT WIDIA KARYA memperoleh penghasilan nett dalam tahun 2011 sebagai berikut :
1. Di Negara Cina, memperoleh penghasilan (laba) Rp 3.000.000.000,00 dengan tarif pajak sebesar 35 % (Rp 1.050.000.000,00) 2. Di Negara jepang, memperoleh penghasilan (laba) Rp 2.000.000.000,00 dengan tarif pajak sebesar 25% (Rp 500.000.000,00) 3. Penghasilan usaha di Indonesia Rp 6.000.000.000,00 Hitunglah : a. Jumlah penghasilan netto atau penghasilan kena pajak b. PPh terutang (menurut tariff pasal 17) c.
Batas maksimum kredit pajak untuk masing-masing Negara
d. Jumlah kredit pajak luar negeri yang diperkenankan Jawab : Penghitungan kredit pajak luar negeri : 1. Penghasilan luar negeri a. Laba di Negara Cina
Rp 3.000.000.000,00
b. Laba di Negara Jepang
Rp 2.000.000.000,00
Jumlah penghasilan luar negeri
Rp 5.000.000.000,00
2. Penghasilan dalam negeri Rp 6.000.000.000,00 3. Jumlah penghasilan netto atau penghasilan kena pajak : Rp 5.000.000.000,00 + Rp 6.000.000.000,00 = Rp 11.000.000.000,00 4. PPh terutang (menurut tariff pasal 17) = Rp 11.000.000.000,00 x 28% = Rp 3.080.000.000,00
5. Batas maksimum kredit pajak untuk masing-maasing Negara adalah : a. Utuk Negara Cina :
(Rp 3.000.000.000,00 : Rp Rp 11.000.000.000,00) x Rp 3.080.000.000,00
= Rp 840.000.000,00 Pajak terutang di Negara Cina sebesar Rp 1.050.000.000,00 maka maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp 840.000.000,00 b. Untuk Negara Jepang : (Rp 2.000.000.000,00 : Rp 11.000.000.000,00) x Rp 3.080.000.000,00 = Rp 560.000.000,00 Pajak terutang di Negara Jepang sebesar Rp 500.000.000,00 maka maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp 560.000.000,00
6. Jumlah kredit pajak luar negeri yang diperkenankan adalah : Rp 840.000.000,00 + Rp 560.000.000,00 = Rp 1.400.000.000,00
3. RUGI PAJAK DI LUAR NEGERI PT D di Jakarta memperoleh penghasilan neto dalam tahun 1995 sebagai berikut : a. di negara X, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 1.000.000.000,00, dengan tarif pajak sebesar 40% (Rp. 400.000.000,00); b. Di negara Y, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 3.000.000.000,00, dengan tarif pajak sebesar 25% (Rp 750.000.000,00); c. di negara Z, menderita kerugian Rp. 2.500.000.000,00; d. Penghasilan usaha di dalam negeri Rp. 4.000.000.000,00. Hitunglah Jumlah kredit pajak luar negeri yang diperkenankan ! JAWAB : Penghitungan kredit pajak luar negeri adalah sebagai berikut : 1. Penghasilan Luar negeri : a. laba di negara X = Rp. 1.000.000.000,00 b. laba di negara Y = Rp. 3.000.000.000,00 c. laba di negara Z = Rp. --------------------------- (+) Jumlah penghasilan luar negeri = Rp. 4.000.000.000,00 2. Penghasilan dalam negeri = Rp. 4.000.000.000,00
3. Jumlah penghasilan neto adalah Rp. 8.000.000.000,00 yaitu : Rp. 4.000.000.000,00 + Rp. 4.000.000.000,00 4. PPh terutang (menurut tarif Pasal 17) = Rp. 2.391.250.000,00 5. Batas maksimum kredit pajak luar negeri untuk masing-masing negara adalah : a. untuk negara X = Rp. 1.000.000.000,00 ------------------------- x Rp. 2.391.250.000,00 =Rp. 298.906.250,00 Rp. 8.000.000.000,00 Pajak yang terutang di negara X Rp 400.000.000,00, namun maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan = Rp. 298.906.250,00 b. untuk negara Y = Rp. 3.000.000.000,00 ------------------------- x Rp. 2.391.250.000,00 = Rp. 896.718.750,00 Rp. 8.000.000.000,00 Pajak yang terutang di negara Y sebesar Rp. 750.000.000,00, maka maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp. 750.000.000,00. Jumlah kredit pajak luar negeri yang diperkenankan adalah Rp. 298.906.250,00 + Rp. 750.000.000,00 = Rp. 1.048.906.250,00 Dari contoh di atas jelas bahwa dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak, kerugian yang diderita di luar negeri yaitu (di negara Z sebesar Rp. 2.500.000.000,00) tidak dikompensasikan.
PPH Pasal 25
1. PT Bank Nusantara berdiri 1 April 2006. Dalam laporan triwulan April sampai dengan Juni 2006 menunjukkan penghasilan netto Rp 33.000.000,00. Jawab: Perhitunghan pasal 25 untuk masa April, Mei ,dan Juni 2006 adalah sebagai berikut : Penghasilan netto triwulan
: Rp.33.000.000,00
Penghasilan netto disetahunkan (4xRp 33.000.000,00)
=Rp.132.000.000,00
PPh terutang
= 25% x Rp.132.000.000,00 = Rp. 33.000.000,00
PPh pasal 25 untuk April. Mei dan Juni adalah
= 3/12 x RP 33.000.000,00
=Rp 8.250.000,00
2. Penghasilan pajak PT Dira tahun 2011 adalah Rp. 250.000.000,-. Sisa kerugian tahun 2010 yang masih dikompensasikan adalah sebesar Rp. 300.000.000,- sedangkan sisa yang belum di kompensasikan sebesar Rp. 50.000.000. Hitunglah pajak Pphnya.
Perhitungan PPH pasal 25 tahun 2012 Penghasilan yang dipakai sebagai dasar perhitungan angsuran PPH pasal 25 adalah: Rp. 250.000.000 – Rp. 50.000.000= Rp. 200.000.000 Pph terhutang: 25% x Rp. 200.000.000 = Rp. 50.000.000
3. Tuan Budi, status menikah dan mempunyai dua orang anak. Pada tanggal 1 Agustus 2009 membuka usaha counter handphone. Ia memperoleh NPWP pada tanggal 1 September 2009. karena tidak paham mengenai pembukuan, maka tuan Budi hanya mengadakan pencatat atas penjualan saja. Jumlah omzet penjualan selama bulan Agustus adalah Rp 40.000.000. Jika norma perhitungan untuk usaha counter handphone adalah 20%. Hitunglah PPh tuan Budi untuk bulan Agustus 2009.
Jawab : Peredaran bruto agustus 2009
Rp 40.000.000
Peredaran bruto setahun 2009
Rp 480.000.000
Penghasilan netto 20% (20% x 480.000.000)
Rp 96.000.000
PTKP
Untuk wajib pajak sendiri
RP 15.840.000
Tambahan menikah
RP
1.320.000
Untuk 2 orang anak
Rp
2.640.000 Rp 19.800.000
Penghasilan kena pajak
Pph terutang sebagai dasar perhitungan : 5 % x 50.000.000
= Rp 2.500.000
Rp 76.200.000
15 % x 26.200.0000
= Rp 3.930.000 + Rp 6.430.000/tahun
Pph pasal 25 perbulan = Rp 6.430.000 /12 = 535.833 = 535.900/bulan
4. Andi mulai usaha bengkel 14 maret 2008, penerimaan bruto bulan maret 2008 Rp 50.000.000. presentase norma perhitungan misalnya untuk usaha bengkel mobil 20%. Andi kawin dan mempunyai 2 anak. Hitunglah Pph pasal 25 pada bulan maret ! Jawab : Perhitungan Pph pasal 25 : Penghasilan netto bulan maret (20% x Rp 50.000.000)
Rp 10.000.000
Penghasilan netto setahun 12 x 10.000.000
Rp 120.000.000
PTKP Untuk wajib pajak sendiri
RP 15.840.000
Tambahan menikah
RP
1.320.000
Untuk 2 orang anak
Rp
2.640.000 Rp 19.800.000
PKP
Rp 100.200.000
PPh Terutang 5%
x 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x 50.200.000 = Rp 7.530.000 + Rp 10.030.000 / tahun
PPh per bulan = 10.030.000 12
= 835.833 = 835. 900 / bulan.