BAB I PENDAHULUAN A. La Lata tarr Bel Belak akan angg Sastra merupakan cerminan dari kehidupan manusia di alam nyata dan sebagai hasil renungan dari realita kehidupan yang dilihat, dirasakan, bahkan dialami. Sebagai sebuah karya, sastra mengandung eksplorasi mengenai kebenaran kemanusiaan. Sastra juga berisi bermacam-macam cerita yang merangsang pembaca untuk berbuat sesuatu. Te Terutama rutama jika pembacanya anak-anak yang imajinasinya baru berkembang dan hanya pada tahap menerima segala macam cerita terlepas dari cerita itu masuk akal atau tidak. Pada prinsipnya karya sastra sast ra jug jugaa bia biasany sanyaa men menamp ampilk ilkan an nil nilai-n ai-nilai ilai kem kemanu anusiaa siaan, n, keb kebuda udayaa yaan, n, kas kasih ih say sayang ang,, demokratis, dan lain sebagainya. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat dipertahankan, dan disebarluaska diseba rluaskan n pada seluruh khalay khalayak ak terutam terutamaa pada anak-anak sebagai konsu konsumen men yang dianggap masih peka terhadap berbagai rangsangan, tentu juga sastra adalah cerita yang dapat menjadi objek untuk rangsangan ini. Dalam Da lam ke kehi hidu dupa pan n seh sehari ari-h -hari ari,, se serin ring g ki kita ta me mend nden enga garr or oran ang g me meny nyeb ebut utka kan n ata atau u mengucapkan kata sastra anak, cerita anak, atau bacaan anak. Penafsiran terhadapnya oleh pakar-pakar sastra menjadi sangat majemuk. Yang senang berdialog dengan kamus, tentu dapat menafsirkan sastra anak dengan menafsirkan gabungan dua kata yaitu kata sastra dan kata anak. ellek !dalam "adrun, #$%&'#() membatasi bah*a sastra adalah karya seni yang imajinatif. +rtinya, bah*a pengalaman dan peristi*a yang dituangkan dalam karya sastra bukan pengalaman atau peristi*a yang sesungguhnya sesungguhnya tetapi merupakan hasil rekaan khayalan pengarang saja. emudian Saby !#$$#') mengatakan bah*a sastra pada hakikatnya adalah citra kehidupan, gambaran kehidupan. /itra kehidupan ! image of life) life) dapat dipahami sebagai penggambaran secara konkret tentang model-model kehidupan sebagaimana yang dijumpai dalam dal am keh kehidu idupan pan fak faktua tuall seh sehing ingga ga mud mudah ah dii diimaj majina inasika sikan n se*a se*aktu ktu dib dibaca. aca. 0od 0odel-m el-mode odell kehidupan yang dikisahkan melalui cerita merupakan kiasan, simbolisasi, perbandingan, atau perumpamaan dari kehidupan yang sesungguhnya. +tau sebaliknya, kehidupan yang sebenarnya sebena rnya dapat ditemukan perumpamaan, perumpamaan, kiasan, atau perban perbandingan dingan,, dalam sastra. arya seni imajinatif dan model kehidupan tersebut dapat dalam bentuk tertulis maupun dalam bentuk lisan. Sebelu Seb elumny mnyaa kit kitaa tela telah h mem membah bahas as bah bah*a *a kar karya ya sas sastra tra seca secara ra tid tidak ak lan langsu gsung ng dap dapat at membantu kita menanamkan nilai-nilai dan pengetahuan lain dikehidupan anak-anak.
1
"aik tele1isi maupun karya sastra memang keduanya baik digunakan sebagai media belajar. Namun kenyataannya banyak anak yang lebih tertarik menonton tele1isi dari pada membaca karya sastra. Padahal karya sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia mereka, membentuk sikap-sikap positif dan menyadari hubungan manusia*i !Sa*yer dan /omer, #$$#'2-3, Pendidikan "ahasa dan Sastra 4ndonesia dikelas 5endah6 #$$7'(7).
B. Rumusan Masalah #. 2. &. .
+dapun rumusan masalah yang ingin disampaikan oleh penulis, antara lain ' +pa yang dimaksud dengan kontribusi sastra anak8 +pa saja macam-macam nilai personal pada sastra anak8 +pa saja macam-macam nilai pendidikan pada sastra anak8 "agaimana penerapan nilai personal dan nilai pendidikan pada sastra anak8
C. Tujuan Penulisan #. 2. &. .
+dapun tujuan penulisan yang dapat penulis ambil dari rumusan masalah, yaitu ' 9ntuk mengetahui kontribusi sastra anak6 9ntuk mengetahui macam-macam nilai personal pada sastra anak6 9ntuk mengetahui macam-macam nilai pendidikan pada sastra anak6 9ntuk mengetahui penerapan nilai personal dan nilai pendidikan pada sastra anak.
2
BAB II PEMBAHASAN A. !ntri"usi Sastra Anak Sastra anak diyakini memiliki kontribusi yang besar bagi sebagian manusia yang mempunyai jati diri yang jelas. epribadian dan atau jati diri seorang anak dibentuk dan terbentuk le*at lingkungan baik diusahakan secara sadar maupun tidak sadar. Saby mengemukakan bah*a kontribusi sastra anak tersebut membentang dari dukungan terhadap pertumbuhan berbagai pengalaman !rasa, emosi, bahasa), personal !kognitif, sosial, etis, spiritual), eksplorasi dan penemuan, namun juga petualangan dalam kenikmatan. Sementara itu !:uck, dkk., #$%(' 7-#) mengemukakan bah*a nilai sastra anak secara garis besar dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu nilai personal ! personal values) dan nilai pendidikan !educational values). ;uga !:uck, #$%$' 32-7#), mengemukakan nilai personal adalah nilai yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi pembaca seperti kenikmatan, kesenangan, pengembangan imajinasi, pengalaman yang terhayati, pengembangan perilaku insani, dan pengalaman lain yang bersifat uni1ersal. Nilai edukasional adalah nilai yang berkaitan dengan pendidikan seperti membantu pengembangan bahasa !kosa kata, gaya bahasa, s truktur serta
keterampilan
membaca
dan
menulis,
mengembangkan
kepekaan
perasaan
mengembangkan kemampuan etika, estetika, dan kognisi !daya pikir sis*a). Secara rinci Nurgiyantoro !2<<' 2#-22() mengemukakan kontribusi sastra anak terhadap perkembangan anak, yaitu terhadap perkembangan emosional, perkembangan intelektual, perkembangan imajinasi, pertumbuhan rasa sosial, pertumbuhan rasa etis dan religius, dan pada nilai pendidikan sebagai eksplorasi dan multikultural dan penanaman kebiasaan membaca. +dapun nilai-nilai personal dalam sastra anak tersebut adalah, !a) perkembangan emosional, !b) perkembangan intelektual, !c) perkembangan imajinasi, !d) pertumbuhan rasa sosial, dan !e) pertumbuhan rasa etis dan religius. Nilai-nilai pendidikannya adalah !a) eksplorasi dan penemuan, !b) perkembangan bahasa, !c) pengembangan nilai keindahan, !d) penanaman *a*asan multikultural, dan !e) penanaman kebiasaan membaca.
3
#. Nilai Pers!nal a. Perkem"angan Em!si!nal +nak usia dini yang belum dapat berbicara, atau baru berada dalam tahap perkembangan bahasa satu kata atau kalimat dalam dua tiga kata, sudah ikut terta*a = ta*a ketika diajak bernyanyi bersama sambil bertepuk tangan. +nak tampak menikmati lagu = lagu bersajak yang ritnis dan larut dalam kegembiraan. :al itu dapat dipahami bah*a sastra lisan yang ber*ujud puisi-lagu tersebut dapat merangsang kegembiraan anak, merangsang emosi anak untuk bergembira, bahkan ketika anak masih berstatus bayi. Dalam perkembangan selanjutnya seyelah anak dapat memahami cerita, baik diperoleh le*at pendengaran, misalnya diceritai atau dibicarakan, maupun le*at kegiatan membaca sendiri, anak akan memperoleh demonstrasi kehidupan sebagaimana yang diperagakan oleh para tokoh cerita. Dengan demikian, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan membaca buku = buku cerita itu anak akan belajar bersikap dan bertingkah laku secara benar. emampuan seseorang mengelolah emosi istilah yang dipakai adalah Emotional Quotient !>?) yang analog Intelligence Quotient !4?), juga Spiritual Qoutient !S?) de*asa ini dipandang sebagai aspek personalitas yang besar pengaruhnya bagi kesuksesan hidup, bahkan diyakini lebih berperan dari pada 4?. /ontoh' Dalam contoh syair lagu anak berikut yang berjudul “Bunda piara” yang penulis ambil dari kutipan lagu anak 4ndonesia. Bila kuingat lelah Ayah Bunda Bunda piara piara akan daku Sehingga aku besarlah Waktuku kecil hidupku Amatlah senang Senang dipangku dipangku dipeluknya Serta dicium dicium dimanakan !amanya kesayangan Pada syair lagu tersebut, dapat dilihat bah*a lagu tersebut mengajarkan tentang kasih sayang orangtua kepada anaknya. @e*at lagu tersebut terjalinlah emosi si anak dengan kedua orangtuanya tentunya dengan diperdendangkan secara terus menerus melalui proses yang singkat maupun panjang.
4
". Perkem"angan Intelektual :ubungan yang dibangun dalam pengembangan alur pada umunya berupa hubungan sebab akibat. +rtinya, suatu peristi*a terjadi akibat atau mengakibatkan terjadinya peristi*a= peristi*a yang lain. 9ntuk dapat memahami cerita itu, anak harus mengikuti logika hubungan tersebut. Pembelajaran seni yang antara lain bertujuan untuk menanam pupuk, dan mengembangkan daya apresiasi sejak anak usia dini, juga diyakini berperan besar dalam menunjang perkembangan = perkembangan kemampuan diri. Perkembangan imajinasi anak akan terstimulasi dengan 1ideo dan lagu sehingga akan tercipta daya imajinasi !creative thinking ) yang akan berkorelasi dengan daya cipta ,dan daya kreati1itas. /ontoh' Pada syair lagu A4bu kita artiniB karangan 5. Supratman.C#$ Ibu kita "artini# putri seati $utri Indonesia# harum namanya Ibu kita "artini# pendekar bangsa $endekar kaumnya untuk merdeka Wahai ibu kita "artini $utri yang mulia Sungguh besar cita%citanya Bagi Indonesia 5aden +yu artini adalah seorang tokoh suku ;a*a dan Pahla*an Nasional 4ndonesia. artini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Sosok seorang pejuang seperti 4bu artini telah diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini, agar anak-anak mengerti bah*a tidak hanya pria yang menjadi pahla*an tetapi juga *anita bisa. @agu ini menuntun anak-anak membayangkan bagaimana sosok seorang artini yang memperjuangkan hak as asi kaum *anita. Seorang putri bangsa 4ndonesia yang membuat perubahan untuk kaum *anita. +nak-anak mulai berimajinasi bagaimana sosok 4bu artini, bagaimana perilakunya, dan perjuangannya yang tidak pantang menyerah untuk perubahan kaum *anita yang dapat dijadikan panutan.
$. Perkem"angan Imajinasi "agi anak usia dini yang belum dapat membaca dan hanya dapat memahami sastra le*at orang lain, cara menyampaikannya masih amat berpengaruh sebagian halnya orang de*asa mengapresiasi poetry reading atau deklamasi. Sastra yang notabene adalah karya yang mengandalkan kekuatan imajinasi mena*arkan petualangan imajinasi yang luar biasa kepada anak. 4majinasi dalam pengertian ini jangan dipahami sebagai khayalan atau daya 5
khayal saja, tetapi lebih menunjuk pada makna creative thinking# pemikiran yang kreatif, jadi ia bersifat produktif. Eleh karena itu, Sejak dini potensi yang amat penting itu harus diberi saluran agar dapat berkembang secara *ajar dan maksimal antara lain le*at penyediaan bacaan sastra. /ontohnya adalah ketika anak berhadapan dengan cerita seperti Ba&ang 'erah Ba&ang $utih, (inderella, a tau )arry $otter , rasa-rasanya seperti diajak berpetualang meninggalkan pijakannya di bumi. 4majinasi anak ikut berkembang sejalan dengan larutnya seluruh kedirian pada cerita yang sedang dinikmati.
%. Pertum"uhan Rasa S!sial esadaran untuk hidup bermasyarakat atau masuk dalam kelompok tersebut pada diri anak semakin besar sejalan dengan perkembangan usia. "ahkan, pengaruh kelompok dan atau kehidupan bermasyarakat tersebut akan semakin besar melebihi pengaruh lingkungan dikeluarga, misalnya dalam penerimaan konsep baik dan buruk. +nak usia #< sampai #2 tahun sudah mempunyai cita rasa keadilan dan peduli kepada orang lain yang lebih tinggi. "acaan cerita sastra yang AmengeksploitasiB kehidupan bersosial secara baik akan mampu menjadikannya sebagia contoh bertingkah laku sosial kepada anak sebagaimana aturan sosial yang berlaku. Sebagai contoh, munculnya tokoh yang miskin dan penuh penderitaan akan memunculkan reaksi dari tokoh yang lain dalam bentuk pertolongan dan rasa simpati. ;ika hal ini diulang terus-menerus dalam berbagai 1ariasi cerita, maka anak akan belajar memunculkan empati sosial di dalam dirinya. "ukan hanya empati sosial, melalui cerita anak juga dapat belajar bekerja sama dengan teman-temannya, belajar percaya pada orang-orang di sekitarnya, mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, dan sebagainya. "anyak aspek sosial lain yang bisa ditanamkan kepada anak melalui cerita.
e. Pertum"uhan Rasa Etis %an Religius Nilai-nilai sosial, moral, etika, dan religius, perlu ditanamkan kepada anak sejak dini secara efektif le*at sikap dan perilaku hidup keseharian. :al itu tidak saja dapat dicontohkan oleh de*asa di sekeliling anak, melainkan juga le*at bacaan cerita sastra yang juga menampilkan sikap dan perilaku tokoh. Pada umumnya anak akan mengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokoh yang baik itu, dan itu berarti tumbuhnya kesadaran untuk meneladani sikap dan perilaku tokoh tersebut. /ontoh' Penulis ambil dari potongan lagu YF nabG salam Halaika yang artinya Ya nabi, salam untukmu, berikut ini potongan syair lagu tersebut' 6
* &' () *+* , (- * / ( 0 12 * 34 *II YF nabi salFm Halaika II Ya nabi salam untukmu * ' () *+* , (- * & * 5 ( 6 7 * 34 *J II YF rasul salFm HalaikaII Ya rasul kedamaian untukmu edua baris syair lagu tersebut jelas menanamkan kepada anak pentingnya sering mengucap ṣala*at keatas nabi. Dengan seringnya lagu ini didendangkan maka rasa religius sang anak akan tumbuh. Dan dengan ajaran dari guru, sang anak juga mengenal sosok rasulnya yang berhati mulia dan memiliki rasa etis dan sosial yang tinggi.
8. Nilai Pen%i%ikan a. Eks9l!rasi %an Penemuan @e*at kekuatan imajinatif anak diba*a masuk ke sebuah pengalaman yang juga imajinatif,pengalaman batin yang tidak harus dialami secara faktual, yang sekaligus juga berfungsi meningkatkan daya imajinatif. "erhadapan dengan cerita, anak dapat dibiasakan mengkritisinya, misalnya ikut menebak sesuatu seperti dalam cerita detektif dan misterius, menemukan bukti = bukti, alasan bertindak, menemukan jalan keluar kesulitan yang dihadapi tokoh, dan lain = lain termasuk memprediksikan bagian penyelesaian kisahnya. "erpikir secara logis dan kritis yang demikian dapat dibiasakan dan atau dilatihkan le*at eksplorasi dan penemuan = penemuan dalam bacaan cerita sastra.
". Perkem"angan Bahasa Sastra adalah sebuah karya seni yang bermediakan bahasa, maka aspek bahasa memegang peran penting di dalamnya. Sastra tidak lain adalah suatu bentuk permainan bahasa, dan bahkan dalam genre puisi unsur permainan tersebut cukup menonjol, misalnya yang ber*ujud permainan rima dan irama. Prasyarat untuk dapat membaca atau mendengarkan dan memahami sastra adalah penguasaan bahasa yang bersangkutan. "ahasa dipergunakan untuk memahami dunia yang dita*arkan, tetapi sekaligus sastra juga berfungsi meningkatkan kemampuan berbahasa anak, baik menyimak, membaca, berbicara, maupun menulis. "acaan sastra untuk anak yang baik antara lain adalah yang ditingkat kesulitan berbahasanya masih dalam jangkauan anak, tetapi bahasa yang terlalu sederhana untuk usia tertentu, baik kosakata maupun struktur kalimat, justru kurang meningkatkan kekayaan bahasa anak. Pengenalan kesastraan kepada anak terutama di sekolah sebaiknya melibatkan keempat saluran berbahasa tersebut dengan strategi yang dikreasikan sendiri oleh guru secara kontekstual.
$. Pengem"angan Nilai ein%ahan Sebagai salah satu bentuk karya seni, sastra memiliki aspek keindahan. eindahan itu dalam genre puisi antara lain dicapai dengan pemainan bunyi, kata, dan makna. eindahan 7
dalam genre fiksi antara lain dicapai le*at penyajian yang menarik, bersuspense tinggi, dan diungkap le*at bahasa yang tepat. +rtinya, aspek bahasa itu maupun mendukung hidupnya cerita, mendukung ekspresi sikap dan perilaku tokoh, mendukung gagasan tentang dunia yang disampaikan, dan dari aspek bahasa itu juga dipilih kata, struktur, dan ungkapan yang tepat.
%. Penanaman :a;asan Multikultural Sastra tradisional, misalnya, mengandung berbagai aspek kebudayaan tradisional masyarakat pendukungnya, maka dengan membaca cerita tradisional dari berbagai daerah akan di peroleh pengetahuan dan *a*asan tentang kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, aspek invisible culture ini dipahami lebih penting dari pada 1isble culture misalnya, adat kebiasaan, norma = norma yang berlaku, masalah yang layak dan tak layak yang dibicarakan di muka umum, dan lain = lain. +danya perbedaan in1isble culture diantara berbagai kelompok sosial tersebut dapat mengundang konflik jika tidak pandai = pandai menempatkan diri dalam bersikap ketika berhadapan dengan *arga dari kultur lain.
e. Penanaman e"iasaan Mem"a$a ata = kata bijak yang mengatakan bah*a buku adalah jendela buku ilmu pengetahuan, buku adalah jendela untuk melihat dunia, menemui rele1ansinya yang semakin kuat dalam abad informasi de*asa ini. Peran bacaan sastra selain ikut membentuk kepribadian anak, juga menumbuhkan dan rasa ingin dan mau membaca, yang akhirnya membaca tidak terbatas hanya pada bacaan sastra. Sastra dapat memoti1asi anak untuk mau membaca. alau sebagian kita dapat kecanduan merokok, mengapa tidak diusahakan kecanduan membaca, dan itu sudah ditimbulkan dan dibiasakan sejak anak = anak.
B. C!nt!h Analisis Nilai Pers!nal %an Nilai Pen%i%ikan %alam ar
+bu Na*as semakin tertarik. 4a tidak tahan untuk segera menyaksikan kecerdikan monyrt itu dan keajaiban binatang raksasa itu. ini +bu Na*as telah berada di tengah kerumunan penonton. arma begitu banyak penonton pemilik monyet dengan bangga mena*arkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sangup membuat monyet itu menganguk = angguk. "anyak penonton yang mengajukan berbagai pertanyaan agar si monyet mengagukan kepalanya. Namun, monyet tetap mengeleng = gelengkan kepalanya. 0elihat kegigihan monyet itu +bu Na*as pun tertarik untuk mencoba mengajukan sebuah pertanyaan. +bu Na*as bertanya, ATahukah engkau siapa aku8B monyet itu mengeleng. A+pakah engkau tidak kepada ku8B Tanya +bu Na*as lagi. Namun, monyet itu tetap menggeleng. A+pakah engkau takun pada tuan mu8B Tanya +bu Na*as memancing. 0onyet itu mulai ragu. A"ila engkau tetap diam maka akan kulaporkan kau pada tuan muB. @anjut +bu Na*as mulai mengancam.akhirnya monyet itu terpaksa mengganguk = angguk. Singkat cerita pemilik monyet di lain hari memerintahkan si monyet menganguk bila ada seseorang yang bertanya kepadanya, dan melarang si monyet mengelengkan kepalanya. Dan tibalah saat pertunjukan. Sang pemilik mengumumkan bah*a yang bisa membuat si monyet mengelengkan kepalanya maka akan mendapat hadiah yang sangat besar yaitu sekantuk uang emas. +bu Na*as kembali mengajukan pertanyaan, A+pakah engkau tau siapa aku8B Tanya +bu Na*as. 0onyet itu menganguk. A+pa kau tidak takut pada ku8B monyet itu tetap mengangu. A+pakah engkau tidak takut dengan tuanmu8B pancing +bu Na*a. 0onyet itu tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut pada ancaman tuannya. +khirnya +bu Na*as mengeluarkan bungkusan kecil yang berisi balsam panas. ATahukah engkau apa guna balsam ini8B monyet itu tetap menganguk. A"aiklah, boleh ku gosokan selangkanganmu dengan balsam ini8 0onyet itu mengangguk. @alu +bu Na*as menggosok selangkangan monyet dengan balsam tersebut. Tentu monyet merasa agak kepanasan dan mulai panik. @alu +bu Na*as mengeluarkan bungkusan yang lebih besar. "ungkusan itu juga berisi balsam. 9
A0aukah engkau balsam itu ku habiskan untuk mengosok selangkanganmu8B +bu Na*as mulai mengancam. 0onyet itu ketakutan dan mulai lupa dengan perintah tuanya sehingga monyet terpaksa mengelengkan kepalanya. Dan akhirnya +bu Na*as kembali memenangkan hadiah itu.
Analisis $erita A"u Na;as = arya sastra diatas dapat digolongkan dengan genre 5ealisme !cerita realisme dan realisme binatang). +lasan' Dikatakan cerita realisme, karna cerita tersebut menceritakan kehidupan sehari = hari yang sering terjadi dimasyarakan, dan juga termasuk realisme binatang. arena didalamnya juga menceritakan seekor monyet sirkus yang dituntut untuk menuruti segala perintah tuanya, dan bila monyet tidak menurut pada tuanya monyet akan diberi hukuman yang sangat berat. a. Nilai yang terkandung dalam cerita diatas dilihat dari nilai personal yaitu perkembangan emosional, dan perkembangan intelektual. "erikut ini alasanya ' #) Perkembangan >mosional +lasannya' arena di dalam cerita abu na*as menuntut perkembangan emosional anak !mana mungkin seekor monyet dapat mengerti apa yang dikatakan manusia) seperti yang dikisahkan dalam cerita tersebut. 2) Perkembangan 4ntelektual. +lasannya' arena dalam cerita sosok +bu Na*as digambarkan sebagai orang yang dapat berfikiran cerdik dalam keadaan apapun. isah ini bagi membaca !anak) dapat memberi pelajaran bah*a dimanapun berada dan dalam kesulitan apapun anak dituntut bertindak cerdik dan kreatif. b. Dari segi nilai Pendidikan cerita A+bu Na*asB dapat mengandung nilai = nilai sebagai berikut ' #) Perkembangan "ahasa +lasannya' +nak dapat mengambil hikmah dari kecerikan +bu Na*as, yaitu anak dituntut untuk tidak malu berbicara mengungkapkan pendapat tentang suatuhal yang ia ketahui maupun yang ia tidak ketahui. Dan bila ini diterakan di sekolah sebagai pembelajaran guru bisa meminta sis*a untuk menceritakan kembali kisah +bu Na*as yang telah dibaca di depat kelas dan mengungkapkan kesan atau amanat apa yang dapat sis*a ambil setelah membaca kisah +bu Na*as tersebut. Sehingga guru juga akan membuat perkembangan bahasa sis*a bertambah.
10
2) Penanaman ebiasaaan 0embaca. +lasannya' arena cerita tersebut mengandung unsur yang jenaka !lucu), menarik untuk disimak dan dijadikan bacaan untuk anak. Serta bahasa yang digunakan tidak berbelit = belit dan tidak mengunakan bahasa kiasan di dalamnya sehinga bacaan seperti ini pasti disukai oleh anak. Kuru biasa menanamkan kebiasan membaca anak mulai dari bacaan yang ringan namun sarat akan hikmah sebagai penenman kebiasaan membaca permulaan pada anak.
11
BAB III SIMPULAN DAN SARAN A. Sim9ulan #.
"erdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut' Sastra anak adalah karya sastra yang sangat penting bagi seorang anak karena sastra anak dapat memberikan suatu pemahaman dan kesenangan bagi seorang anak. Sastra anak diyakini memiliki kontribusi yang besar bagi sebagian manusia yang mempunyai jati diri yang jelas. epribadian dan atau jati diri seorang anak dibentuk dan terbentuk le*at
lingkungan baik diusahakan secara sadar maupun tidak sadar. 2. 0acam-macam nilai personal, terdiri dari' a. Perkembangan emosional b. Perkembangan intelektual c. Perkembangan imajinasi d. Pertumbuhan rasa sosial e. Pertumbuhan nilai etis dan religius &. 0acam-macam nilai pendidikan, terdiri dari' a. >ksplorasi b. Perkembangan bahasa c. Pengembangan nilai keindahan d. Penanaman nilai multikultural e. Penanaman kebiasaan membaca
B. Saran "agi guru dan orang tua alangkah baiknya jika sastra anak digunakan sebagai sarana untuk mendidik, menghibur dan menjalin kedekatan emosi dengan anak. Eleh karena itu, temanilah dan bimbinglah anak saat membaca, mengapresiasi, dan mengkreasi karya.
12
DA>TAR PUSTAA :uck, /.S., Susan :epler dan ;anet hickman. #$%(. /hildrenLs @iterature in the >lementry School. Ne* York' :olt, 5inehart and inston. Nurgiyantoro, "urhan. 2<<. A "ontribusi Sastra anak dalam $embentukan "epribadian Anak*B ;urnal /akra*ala Pendidikan. ;uni 2<<. Tahun ke MM444 no. 2. P. 2<-2. Nurgiyantoro, "urhan. 2<#<. Sastra Anak , Yogyakarta' Kadjah 0ada 9ni1ersity Press. Nurgiyantoro, "urhan. 2<<3. $engantar $emahaman +unia Anak* Yogyakarta' Kadjah 0ada 9ni1ersity Press http'IIeckoprihantoro.blogspot.comI2<#&I#2Isastra-anak.html
13