PENGER TI AN K OMUNIK ASI PEMB ANGUN AN Tugas Pertama Mata Kuliah Teori Komunikasi
Oleh: Syahirul Alim NIM : I 352 100041
Dosen Pengampu MK: Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis, MS
MAYOR KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PEDESAAN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Pengertian Komunikasi Pembangunan
A
pakah yang dimaksud dengan komunikasi pembangunan? Beberapa praktisi dan
akademisi
boleh
jadi
berbeda
dalam
mengartikan
komunikasi
pembangunan. Namun secara sederhana, suatu program pembangunan tidak akan menghasilkan perubahan tanpa adanya komunikasi-dialog antara praktisi (agen pembaharu) dengan sasaran, yang kontinu dan relevan dengan budaya sosial setempat. Oleh karena itu, siapapun yang menganalisis dan mengaplikasikan istilah komunikasi pembangunan sepakat bahwa inti dari komunikasi pembangunan adalah berbagi informasi dan pengetahuan yang tujuannya adalah tercapainya kesepakatan untuk bertindak berdasarkan kepentingan, kebutuhan dan kapasitas yang terkait dengannya. Komunikasi yang terjadi adalah suatu proses interaktif dimana informasi, pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan pembangunan dipertukarkan diantara pihak yang terlibat dengan menggunakan saluran media komunikasi. Tujuannya adalah agar masyarakat sasaran mempunyai informasi penting dan keterampilan yang memadai dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Komunikasi yang terjadi harus sama ( equal ) sehingga tercipta komitmen yang sama antara agen pembangunan dan Masyarakat sasaran
untuk saling
pengertian dan berkerja sama dalam setiap penyelenggaraan pembangunan. Komunikasi pembangunan didasarkan pada premis bahwa pembangunan yang berhasil memerlukan kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat sasaran didalam setiap tahapan proses pembangunan. Suatu pembangunan masyarakat tidak akan terjadi tanpa adanya perubahan dalam sikap dan perilaku diantara masyarakat yang terlibat. Komunikasi pembangunan merupakan usaha yang terorganisir untuk menggunakan media dan proses komunikasi dalam rangka perbaikkan tingkat ekonomi dan sosial di Negara-negara yang sedang berkembang. Castello dan Braun (2006) mengartikan
Komunikasi
pembangunan
sebagai
penggunaan
komunikasi
yang
terencana dan sistematis untuk : 1. Mengumpulkan dan mempertukarkan informasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan pembangunan dengan tujuan untuk mencapai consensus dalam masalah-masalah pembangunan yang dihadapi dan alternatif solusinya.
Syahirul Syahirul Alim NIM : I 352 100041
Page 2
2. Memobilisasi massa untuk aksi pembangunan dan membantu dalam memecahkan permasalahan dan salah pengertian yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pembangunan. 3. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan keterampilan paedagogis para agen pembangunan sehingga mereka mampu berdialog lebih efektif lagi. 4. Menerapkan teknologi komunikasi dalam program pelatihan dan penyuluhan terutam pada tingkat akar rumput (grassroot ), agar dapat memperbaiki kualitas dan efeknya.
Pendapat
lain
menyatakan
bahwa
Komunikasi
penggunaan komunikasi untuk menstimulasi diskusi
pembangunan
adalah
dan keterlibatan masyarakat
dalam proses pembuatan keputusan serta tindakan untuk mewujudkan suatu perubahan (Chitnis, 2005). Adapun Fraser dan Estrada (1998) menyatakan bahwa komunikasi pembangunan juga berarti penggunaan pesan dan saluran-saluran komunikasi untuk membantu masyarakat mendapatkan pengetahuan baru dan keterampilan yang dibutuhkan dalam bermasyarakat dan agar mampu bekerja dengan orang lain dari bidang yang berbeda dalam proses pembangunan. Disini, kombang didefiniskan sebagai tujuan penggunaan saluran interpesonal, partisipasi dan mediasi untuk menunjang menopang perubahan poisitif diantara individu, masyarakat (dalam skala mikro), meso (Skala tengah) dan bangsa (dalam skala makro). Beberapa pengertian lain dari komunikasi pembangunan adalah : FAO (1984) Komunikasi pembangunan merupakan proses sosial yang dirancang untuk mencari pengertian
bersama
diantara
semua
partisipan
prakarsa
pembangunan
serta
menciptakan dasar penyelenggaraan aksi bersama.
Colin Fraser and Jonathan Villet (1994) Penggunaan teknik, aktivitas dan media komunikasi yang terencana yang memberikan kekuatan kepada masyarakat baik untuk perubahan pengalaman maupun sebagai pedoman.
Syahirul Syahirul Alim NIM : I 352 100041
Page 3
Contoh Kasus Komunikasi Pembangunan
1. Kampaye Pemberian Vitamin A di Sumatera Barat., dimana menghasilkan peningkatan konsumsi sayuran hijau 19-23 % pada ibu hami, 10 %- 21 % pada bayi usia 5-12 Bulan , 17 -27% pada bayi usia 13-60 bulan. Kampaye dilakukan lewat iklan media televisi lokal, radio, pemasangan spanduk dan bekerja sama dengan dinas-dinas terkait serta tim PKK tingkat desa atau kelurahan dan opinion leader setempat.
2. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker merupakan upaya terobosan percepatan penurunan angka kematian ibu. Melalui P4K dengan stiker yang ditempel di rumah ibu hamil, maka setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau secara tepat. Stiker P4K berisi data tentang nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transport yang digunakan dan colon donor darah. Dengan data dalam stiker, suami, keluarga, kader, dukun, bersama bidan di desa dapat memantau secara intensif keadaan dan perkembangan kesehatan ibu hamil, untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai standar pada saat hamil, persalinan dan nifas, sehingga proses persalinan sampai dengan nifas termasuk rujukannya dapat berjalan dengan aman dan selamat, tidak terjadi kesakitan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan selamat dan sehat. Manfaat P4K ini adalah terjalinnya kemitraan antara tenaga kesehatan, dukun dan masyarakat yang tinggal di sekitar ibu hamil. Dengan demikian maka komplikasi dapat tertangani secara dini, terpantaunya kesakitan dan kematian ibu serta yang paling penting adalah menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu. Adapun Pelaksanaan P4K ditingkat desa adalah: a. Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat desa antara bidan desa, kader, dukun, kepala desa, tokoh masyarakat untuk mendata jumlah ibu hamil yang ada
Syahirul Syahirul Alim NIM : I 352 100041
Page 4
di wilayah desa serta membahas dan menyepakati calon donor darah, transport dan pembiayaan (asuransi kesehatan masyarakat miskin, tabungan ibu bersalin). … b. Bidan di desa bersama kader dan/atau dukun melakukan kontak dengan ibu hamil, suami dan keluarga untuk sepakat dalam pengisian stiker termasuk pemakaian KB pascasalin. …………..………… ……………………………………… ……………. c. Pemasangan stiker di rumah. ………………………………………………………………...…… d. Suami, keluarga, kader dan dukun memantau secara intensif keadaan ibu hamil untuk
mendapatkan
pelayanan
sesuai
standar.
……………………………………
e. Bidan melakukan pencatatan pada buku KIA sebagai pegangan ibu hamil dan di kartu kohort ibu untuk disimpan di polindes/puskesmas, memberikan pelayanan dan memantau ibu hamil serta melaporkan hasil pelayanan kesehatan ibu di wilayah desa (termasuk laporan dari dokter dan bidan praktek swasta di desa tersebut) ke puskesmas setiap bulan termasuk laporan kematian ibu, bayi lahir hidup dan bayi lahir mati. f. Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan P4K, maka dibentuk wadah forum komunikasi yang bersifat lintas program dan lintas sektor di berbagai tingkatan dan melibatkan masyarakat setempat.
3. Kampanye Mulitimedia untuk Meningkatkan Hasil Padi di Philipina Kampanye ini ditujukan untuk wilayah Barangay yang merupakan wilayah yang hasil pertaniannya menyedihkan. Rata-rata hasil padinya 43 cavan/ha. Dalam persiapan untuk kampanye, keluarga petani di libatkan dalam PRA untuk menentukan teknologi apa yang beanar-benar mereka butuhkan. Mereka juga menentukan media apa yang ingin mereka gunakan serta waktu dan tempat dimana mereka bisa belajar bersama. Langkah berikutnya membentuk community audio tower system (CATS) yang dioperasikan oleh petani dan agen penyuluh setempat. Kampanye
melingkupi 93 Ha area sawah. Selama 4 bulan dilakukan
sekolah udara dengan waktu seminggu tiga kali siaran, dibantu dengan demo lapangan oleh tenaga ahli di tambah dengan manajemen pengendalian hama. Akhirnya hasil panen wilayah Barangay meningkat dua kali lipat.
Syahirul Syahirul Alim NIM : I 352 100041
Page 5
Referensi Chitnis,
Ketan
S.
2005.
Communication
for
Empowerment
and
Participatory
Development : A Social Model of Health in Jamkhed, India. PhD. Dissertation . College of Communication. Ohio University. Riccardo Del Castello And Paul Mathias Braun. 2006. Framework on Effective Rural Communication For Development. FAO of The United Nations And The Deutsche Gesellschaft Fur Technische Zusammenarbeit (Gtz) Gmbh. Roma
Servaes, Jan. 2003. Communication for Development and Social Change. UNESCO. Sage Publication. Paris http://www.pos-kupang.com/spiritntt/read/artikel/37981/perencanaan-persalinan-danpencegahan-komplikasi-p4k-oleh-drg-iien-adriany-mkes-dr-stefanus-bria-seran-mph-timrevolusi-kia-dinkes-provinsi-ntt-mingguan-spirit-ntt diakses Tanggal 10 Oktober 2010
Syahirul Syahirul Alim NIM : I 352 100041
Page 6