Klasifikasi Resin Akrilik
Resin akrilik yang digunakan sebagai basis gigi tiruan diklasifikasi menurut spesifikasi American Dental Association No. 12 (ISO 1567) untuk Resin Basis Gigi Tiruan. Pada umumnya plastik yang dilapisi oleh beberapa spesifikasi termasuk asetil, akrilik, karbonat, ester asam dimetakrilat, styrene, styrene, sulfonat dan vinil polimer. Atau bisa juga terbentuk dari pencampuran beberapa polimer menjadi kopolimer. Terdapat lima jenis resin basis gigi tiruan berdasarkan cara polimerisasinya polimerisasin ya yaitu2,5: 1) Tipe I : Heat-polymerizable polymers / Heat Cured Acrylic (Class 1, Powder dan Liquid ; Class 2, Plastic Cake) 2) Tipe II : Autopolymerizable polymers / Self Cured Acrylic (Class 1, Powder dan Liquid ; Class 2, Powder dan Liquid pour- tipe resin) 3) Tipe III : Thermoplastic blank or powder 4) Tipe IV : Light : Light activated materials / Visible Light Cured 5) Tipe V : Microwave-cured : Microwave-cured materials 1. RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS
Resin ini biasanya diproses dalam kuvet menggunakan teknik pencetakan dan pengecoran. Polimer dan monomer yang dicampur dalam perbandingan yang tepat 3:1 berdasarkan volume atau 2,5:1 berdasarkan berat. Kebanyakan sistem resin PMMA terdiri atas komponen bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas butir-butir PMMA pra-polimerisasi dan sejumlah
kecil benzoil peroksida. Cairan didominasi oleh metil metakrilat tidak
terpolimerisasi dengan sejumlah kecil hidroqunion. Hidroqunion ditambahkan sebagai suatu inhibitor karena dapat mencegah polimerisasi yang tidak diharapkan, atau pengerasan cairan selama penyimpanan.7, 1 Secara umum,resin akrilik yang dipolimerisasi diaktifkan dengan menempatkan kuvet dalam suhu air keran
74oC (168 oF) selama 8jam atau lebih, atau dengan 2-3 jam air
mendidih pada 100 oC siklus pendek melibatkan pengolahan resin pada 74 oC selama sekitar 2 jam kemudian mendidih pada 100 oC selama 1 jam.7
2. RESIN AKRILIK POLIMERISASI KIMIA
Aktivatsi kimia juga digunakan untuk melangsungkan polimerisasi basis gigitiruan. Aktivasi kimia tidak memerlukan penggunaan energi panas, sehingga dapat dilakukan pada suhu ruang. Resin yang teraktivasi secara kimia sering disebut sebagai resin cold-curing , selfcuring atau otopolimerisasi. 1 Aktivasi kimia dicapai melalui penambahan amin tersier, seperti dimetil- paratolouidin, terhadap cairan basis gigitiruan, yaitu monomer. Bila komponen bubuk dan cair diaduk, amin tersier menyebabkan terpisahnya benzoil peroksida. Sebagai akibatnya, dihasilkan radikal bebas dan polimerisasi dimulai.
1
Resin basis gigitriruan yang diaktifkan secara kimia paling sering diproses menggunakan teknik compression molding . Pembuatan mold dan pemasukkan resin dilakukan dengan cara yang sama seperti yang digambarkan untuk resin yang diaktivasi secara panas, lalu ditempatkan pada suhu kamar atau pada suhu yang sedikit lebih tinggi (45 o
C) selama kurang lebih 30 – 45 menit. Polimer dan monomer dipasok dalam bentuk bubuk
dan cairan. Waktu kerja untuk resin yang teraktivasi secara kimia adalah lebih pendek dibanding bahan yang diaktivasi secara panas. 7
7
3. RESIN AKRILIK POLIMERISASI MICROWAVE
Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dalam rentang frekuensi megahertz untuk mengaktifkan proses polimerisasi basis resin akrilik. Prosedur ini sangat disederhanakan pada tahun 1983, dengan pengenalan serat kaca khusus, cocok untuk digunakan dalam oven microwave. Resin akrilik dicampur dalam bubuk yang tepat, dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 menit.Kontrol yang cermat dari waktu dan jumlah watt
dari oven adalah penting untuk menghasilkan resin bebas pori dan memastikan polimerisasi lengkap.
4. RESIN AKRILIK POLIMERISASI CAHAYA
7
Resinakrilik diaktifkancahaya,yang juga disebut resinVLC, adalah kopolimer daridimetakrilaturetandanresin
akrilikkopolimerbersama
Prosespolimerisasidiaktifkandengan
menempatkanresin
dalammoldabledi
model
master
padasebuah
dengansilikamicrofine.
akrilik
yang
mejaberputar,
telah
dalam
dicampur
ruangcahaya
denganintensitas cahayayang tinggidari400-500nm, untukperiodesekitar 10menit. Resindilapisidengan senyawa tidak reaktif untuk mencegahpenghambatanoksigendari prosespolimerisasi. Resindiaktifkancahayatidak mengandungmonomermetakrilat, resinyang dihasilkanmengandungoligomerberatmolekul
tinggi,
yang
menghasilkanpenyusutanpolimerisasiyang lebih kecil.
1. American Dental Association. Spefication No. 12 for denture base polymers. 1975. Available at: http://www.ada.org/830.aspx#top. 2. Anusavice KJ. Philps: Buku ajar ilmu kedokteran gigi. Ahli bahasa: Budiman JA, Purwoko S. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003. hal. 197-8.