58
Gambar 4.1 Fasade Pamulang Terrace (Sumber : Dokumen PT Cipta Kertasari MAS)
Gambar 4.2 Fasade Pamulang Terrace (Sumber : Dokumen PT Cipta Kertasari MAS)
4.2.a. Pemasangan Rangka Curtain Wall Penggunaan rangka curtain wall pada proyek pembangunan pertokoan dan perkantoran Pamulang Terrace ini adalah sebagai berikut: 1.
Rangka harus di usahakan seragam sesuai dengan desain.
2.
Sili Silico cone ne
Seal Sealan ant t
rapih,
padat
dan
merata
dalam
pengerjaannya, pengerjaannya, sehingga kedap air. 3.
Rangka curtai curtain n wall wall di usahak usahakan an terpas terpasan ang g kokoh kokoh pada pada posisinya.
Peke Pekerj rjaa aan n yang yang ada ada di proy proyek ek pert pertok okoa oan n dan dan perk perkan anto tora ran n Pamul Pamulang ang Terrac Terrace e ini ini mencak mencakup up pemasa pemasang ngan an Curtain Curtain Wall, Wall,
59
pemasangan plumbing pemasangan canopy GRC (Glassfiber Reinforc Reinforced ed Cement), Cement), dan dan semu semuan anya ya dila dilaku kuka kan n di lapa lapang ngan an sebagai sebagai pekerjaa pekerjaan n arsitektur . Dari Dari sala salah h satu satu item pekerjaan tersebut tersebut terdapat terdapat pekerjaa pekerjaan n curtain curtain wall wall yang yang terle terletak tak di area area fasade bangunan, bangunan , untuk itu proyek pengerjaan ini akan dilakukan dengan menggunakan metode pelaksanaan pemasangan dengan bantuan gondola. Gondol Gondola a merup merupaka akan n alat alat bantu bantu yang yang biasa biasa digun digunaka akan n untuk pekerjaan finishing atau cladding pada gedung – gedung berti berting ngkat kat.. Alat Alat ini ini berben berbentuk tuk keranj keranjang ang yang yang diperl diperleng engkap kapii denga dengan n mesin mesin yang yang terle terletak tak dibag dibagian ian sisiny sisinya a untuk untuk berge bergerak rak secara secara vertik vertikal al.. Sedang Sedangkan kan gondol gondola a sendi sendiri ri bisa bisa dibeda dibedakan kan menjadi 2 jenis yaitu :
1
Perm ermane anent Gon Gondol dola
2
Temp Tempo orary rary Gond ondola
Permanent Gondola merup merupaka akan n gondo gondola la yang yang sudah sudah dipersi dipersiapka apkan n oleh gedung gedung tersebut tersebut untuk melakuka melakukan n pekerjaa pekerjaan n maintenance
atau atau
peraw perawata atan n
(cleaning).
Biasa Biasanya nya
bentu bentuk k
permane permanent nt gondola gondola lebi lebih h keci kecill dan dan lebi lebih h prak prakti tis s dari dari pada pada temporary gondol gondola a serta serta beban beban yang yang diijin diijinkan kan pun pun lebih lebih kecil kecil.. Sedangkan temporary temporary gondola gondola temporary temporary merupaka merupakan n gondola gondola yang ang
bia biasa
dip dipergu rgunakan kan
untuk tuk
mel melaku akukan kan
pekerj kerja aan
pemas pemasan angan gan lapis lapis luar luar gedung gedung bertin bertingka gkat. t. Gondol Gondola a ini ini bisa bisa dimo dimodi difi fika kasi si sesu sesuai ai kebu kebutu tuha han n
dila dilapa pang ngan an (dar (darii
segi segi leba lebar r
keranjang). Tapi untuk mobilisasi atau pergerakannya, temporary gondola tidak seefisien permanent seefisien permanent . gondola.
4.2.b. Pemasangan Pemasangan Fabrikasi Curtain Wall Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemasangan curtain curtain wall wall itu adala adalah h perlu perlunya nya keters ketersedi ediaa aan n bahan bahan – bahan bahan sebagai berikut : 1.
Batang Alumunium Batang Alumunium YKK finishing cat finishing cat putih dengan mempunyai ukur ukuran an panja panjang ng
± 6 mete meterr yang yang sudah sudah di pabr pabrik ikas asii dan dan
60
pemotong pemotongan an di lakukan lakukan di lapangan lapangan,, dipotong dipotong sesuai sesuai ukuran ukuran (Shop Drawing). Dengan menggunakan mesin yang nantinya di rangkai hingga menjadi satu kesatuan. 2.
Kaca bening dengan ukuran : •
Tebal kaca 8 mm
•
Kaca 1 : -
•
Panjang 23 233 cm cm X 102 cm cm
Kaca 2 -
Panjang 12 122 cm cm x 87 cm cm
Baha Bahan n – baha bahan n ters terseb ebut ut disa disatu tuka kan n dan dan dile dileta takk kkan an di temp tempat at khus khusus us sehi sehing ngga ga terh terhin inda darr dari dari puin puing g – puin puing g bangu bangunan nan terli terlindu ndungi ngi dari dari bahaya bahaya kerusa kerusakan kan hingga hingga pada pada saatnya saatnya nanti akan dipasang dipasang.. Adapun Adapun metode metode pelaksa pelaksanaan naan pemasanganya pemasanganya antara lain seperti disebutkan di bawah .
4.2.c. Metoda Pelaksanaan 1. Marking
Gambar 4.3. Marking (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Dilakukan setelah slab lantai selesai dicor dan bersih dari scaffolding /perancah /perancah/ala /alatt bantu bantu panjat/pe panjat/penaha nahan n dan tumpukan tumpukan sampah. Kegiatan Marking antar lain yaitu: join survey dengan pihak pemberi tugas, guna mengetahui posisi as kolom dan as gedu gedung ng.. Sete Setela lah h as kolo kolom m dan dan as gedu gedung ng dike diketa tahu huii maka maka dilakukan dibuat posisi as mullion secara tersebar sesuai ukuran modul curtain wall yg telah disetujui oleh owner, serta membuat
61
garis pinjam (garis bantu) untuk menentukan keluar masuknya mullion sebagai garis penentu finish kaca pada sisi luar gedung.
2.
Pemasangan dynabolt Dilakukan setelah plat lantai dicor dan sudah dilakukan
pekerjaan marking untuk menentukan posisi as bracket, kemudian dilakukan pengeboran untuk pemasangan dynabolt . Tanda
titik
untuk pengeboran dilakukan dengan mempergunakan spidol. Kedalaman pengeboran berkisar 70 - 80 mm. Pemasangan dynabolt dilakukan dengan cara memukul kepala dynabolt secara hati-hati agar tidak merusak ulir (drat) hingga masuk ke dalam lubang kemudian bautnya dikencangkan. Sebelum dynabolt dimasukkan, sebaiknya dilakukan pembersihan lubang tersebut dari debu yang dihasilkan oleh pengeboran tadi. Mur yang ada dikepala dynabolt dibuka terlebih dahulu untuk memasukkan bracket, setelah itu barulah dikencangkan kembali.
Gambar 4.4. Detail Pemasangan dynabolt (Sumber : http://www.google.co.id/ diakses tanggal 12 Jan 2011 )
3.
Pemasangan bracket Setelah garis marking dibuat maka kegiatan selanjutnya
adalah pemasangan bracket . Caranya adalah dengan membuat mal lubang dynabolt dengan menggunakan spidol dan dilakukan pengeboran dengan kedalaman yang sudah
disesuaikan
dan diinginkan (disini
kedalaman lubang bor yang akan dibuat adalah sedalam 75 – 80 mm).
62
Gambar 4.5. Pemasangan Bracket (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Pemasangan
dynabolt dapat dilakukan dengan cara
memukul kepala dynabolt secara hati – hati agar tidak merusak ulir (drat) yang ada hingga masuk kedalam lubang kemudian bautnya dikencangkan. Namun sebelum dynabolt dimasukkan kedalam lubang hasil pengeboran tadi, sebaiknya dilakukan peniupan atau pembersihan lubang tersebut dari debu yang dihasilkan. Mur yang ada dikepala dynabolt dibuka terlebih dahulu untuk memasukan bracket , setelah itu barulah dikencangkan kembali.
4.
Pemasangan hollow (penopang kaca) Setelah bracket plat terpasang, langkah berikutnya adalah pemasangan hollow (penopang kaca)
Gambar 4.6. Pemasangan hollow (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
63
Gambar 4.7. Pemasangan rangka M (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Untuk pemasangan dalam satu bidang sebaiknya dibuat kepalan yang dibantu dengan benang/lot untuk pemasangan berikutnya.
Gambar 4.8. Detail Pemasangan breket kisi - kisi (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Gambar 4.9. Detail Pemasangan sambungan kisi-kisi (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
5. Pemasangan kaca
64
Pemasangan kaca dilakukan setelah rangka curtain sudah fix
setting (sesuai
aturan).
Semua
kaca
yang
dipasang,
ditempatkan dilokasi pemasangan setiap lantainya. Sebelum dilakukan pemasangan kaca harus dilakukan pengecekan ulang mengenai posisi rangka curtain wall. Material kaca ditempatkan pada posisi/lokasi di tiap-tiap lantai yang akan dipasang kaca. Pemasangan kaca dapat dilakukan dari dalam gedung, tetapi tetap saja untuk pemasangan kaca harus dibantu dengan alat berupa kop kaca dan di bantu dengan beberapa tenaga tambahan.
Gambar 4.10. Pemasangan kaca (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Adapun
hal-hal
yang
harus
di
perhatikan
dalam
pemasangan di atas adala sebagai berikut : •
Kontraktor harus memberikan contoh (sample) kaca kepada
direksi
lapangan
Setelah
mendapatkan
untuk
persetujuan
persetujuannya. dari
direksi
lapangan maka selanjutnya kaca – kaca didatangkan ke lapangan dan pekerjaan pemasanganpun dapat dilaksanakan. •
Sebelum pemasangan, kontraktor harus mengambil ukuran – ukuran yang tepat dan keterangan berupa lubang –
lubang/bukaan
–
bukaan kusen
yang
bersangkutan, sehingga apabila ada ketidak sesuaian
65
dapat dilakukan perubahan ukuran kaca dilapangan, apabila pengukuran tidak dilakukannya terlebih dahulu dan terjadi kesalahan maka segala tanggung jawab dibebankan pada kontraktor sepenuhnya. •
Tepi kaca harus diberi sealant kualitas terbaik untuk menutupi rongga– rongga yang ada dan harus atas persetujuan Direksi Lapangan setelah dicek terlebih dahulu.
•
Pemasangan harus bersih, rapih dan tidak terjadi kebocoran.
•
Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan oleh tenaga yang mempunyai pengalaman dan keahlian khusus dalam pekerrjaan ini.
•
Bahan kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan yang mungkin terjadi serta diberi tanda agar mudah dikenali perbagiannya
•
Pemotongan kaca harus rapi/lurus dan menggunakan alat – alat pemotong kaca khusus.
•
Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan ukuran rangka, disisakan 5 mm sebagai bagian dalam yang masuk ke dalam kusen.
•
Pemotongan kaca harus rapi dan lurus dengan menggunakan alat potong khusus sesuai standar yang berlaku.
6.
Pekerjaan Sealant Pekerjaan sealant untuk sisi dalam dapat dilakukan dengan
bantuan tangga. tetapi untuk sisi luar harus dibantu dengan steger atau gondola. Untuk pekerjaan sealant harus dilakukan dengan baik dalam artian kondisi area yang akan di sealant harus bersih dari air dan debu atau kotoran agar sealant dapat berfungsi dengan baik. Untuk proses sealant kaca sebaiknya menggunakan lakban atau tape agar hasil yang diperoleh rapat kualitasnya. 7.
Pekerjaan Cleaning
dan baik
66
Setelah
semua item
pekerjaan
tersebut diatas selesai
dikerjakan maka langkah terakhir yang dapat kita lakukan adalah pekerjaan cleaning atau pembersihan. Item ini pelaksanaannya hampir sama dengan pekerjaan Sealant yaitu dilakukan dengan bantuan gondola.
4.2.d. Pemberian sealent dan cleaning pada shear wall Pemasangan bullnose dan caping serta sealent dilakukan dari sisi luar gedung, termasuk pembersihan shear wall
hal
tersebut dilakukan dengan mempergunakan bantuan gondola. Berkaitan
dengan
banyaknya
pekerjaan
yang
menggunakan bantuan gondola maka perlu diperhatikan segi pengamanan bagi para pekerja
yang dapat dilakukan dengan
cara : 1.
Melakukan pengecekan gondola yang akan dipakai sehingga dipastikan gondola tersebut berada dalam kondisi yang baik dan siap pakai (memiliki sertifikat).
2.
Disiapkan tambang safety yang diikatkan dari atas gedung untuk para pekerja ditiap gondola yang dipakai.
3.
Ditiap area gondola yang sedang aktif melakukan pekerjaan diluar gedung, dilantai paling bawah harus diberikan Police Line yang berfungsi sebagai rambu bahaya bagi setiap orang yang akan melewati area tersebut.
4.
Semua peralatan bantu yang kecil seperti kunci pas, obeng, tang yang dipergunakan untuk melakukan aktifitas pada saaat menggunakan gondola, diwajibkan untuk diikat dengan tali sehingga apabila terjadi kesalahan alat – alat tersebut tidak sampai terjatuh kebawah dan berakibat membahayakan bagi para pekerja yang lain.
4.2.e. Aplikasi Penggunaan Gondola
67
Gambar 4.11. Aplikasi penggunaan gondola (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Gondola yang gunakan di proyek Pamulang Terrace ini merupakan gondola yang bersifat sementara (rakitan) dari sisa rangka alumunium yang tidak terpakai. Yang di manfaatkan oleh pekerja untuk di buat gondola rakitan tersebut, spesifikasi nya : 1.
Keranjang gondola yang digunakan mempunyai ukuran 40 x 60 cm.
2.
Sistem yang digunakan adalah menggunakan katrol, yang di bantu dengan 2 pekerja lainnya untuk naik atau pun turun.
3.
Kapasitas beban yang di izinkan adalah 40-60 Kg.
Gondola dipergunakan untuk membantu proses pengaplikasian sealant pada sheer wall dan adapun urutan pengerjaan Sealant memerlukan beberapa hal yang menjadi perhatian yaitu sebagai berikut : 1. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga – tenaga yang terlatih untuk jenis pekerjaan ini. 2. Pengerjaan harus rapih, teliti, bersih dan tidak menodai pekerjaan –pekerjaan lain yang berada disekitarnya. 3.
Sedapat mungkin permukaan yang akan di sealent harus kasar yang berfungsi sebagai bidang rekatan pengaplikasian bahan lainnya.
4. Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti rekomendasi produsen sesuai kondisi daerah yang berbeda - beda.
68
5.
Tidak di perbolehkan adanya gelembung udara, kotoran, pada hasil akhir pemasangan sealent karena akan berakibat pada menurunnya kualtas material.
6.
Bubuhkan pasir silica pada bagian luar permukaan sealent untuk melindungi bagian yang sudah di lakukan sealant keluar dari dinding luar.
Gambar 4.12. Pemasangan sealant (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
7.
Setelah pemberian sealant pada kaca selesai dan kering maka dilanjutkan
dengan tahap pembersihan papper tape yang
masih menepel dan juga pembersihan lapisan alumunium dengan bantuan gondola/steger. 8.
Untuk
proses
selanjutnya
adalah
menunggu
proses
pengeringan sealant yang berjangka waktu lamanya sekitar 2– 3 hari, setelah itu diadakan pengecekan quality dari sealant itu sehingga mutu and kualitas dari sheerwall dapat terjaga , bila terjadi adanya pekerjaan yang kurang baik dilakukan penambahan sealant dengan sangat berhati – hati untuk menghindari kerusakan pada sheer wall tersebut .
4.3
SPESIFIKASI PEKERJAAN PLUMBING , PLASTER ACIAN HEBEL DAN PEKERJAAN CANOPY 4.3.a 1.
LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan plumbing , plaster acian hebel dan pekerjaan canopy meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
69
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan bermutu. 2.
Pekerjaan pemasangan plumbing dan pekerjaan canopy ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencana.
3.
Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shopdrawing mengenai pola instalasi pemipaan dalam bangunan tersebut agar sesuai dengan gambar perencanaan yang telah disetujui bersama.
4.3.b
Mekanisme Tahapan Pekerjaan Plumbing
A. Pemasangan Pipa Air Bersih 1.
Pemipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan, pemasangan pipa air bersih dilaksanakan setelah plesteran dan acian dinding hal ini dimaksudkan untuk menghindari
bobokan
yang
menyebabkan
keretakan
pada
dinding,serta memperkecil banyaknya penyilangan. 2.
Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar,tidak kurang dari 50 mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
3.
Semua pipa dan fitting harus diteliti dengan cermat sebelum di pasang untuk mencegah adanya pipa atau fitting yang tak layak pakai.
4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang
sparing
atau
pemipaan
terlebih
dahulu
sebelum
dilaksanakan pengecoran. 5.
Apabila sambungan pipa lurus menggunakan shock namun bila sambungannya belok menggunakan elbow atau knee selanjutnya hindari belokan pipa atau knee pipa dengan pembakaran.
6.
Sambung pipa dengan menggunakan lem pipa PVC, lakukan proses penyambungan dengan benar umumnya kebocoran terjadi
pada
pemasangan sambungan kurang baik 7.
Pipa yang posisinya atau letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas untuk menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan.
8.
Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan pada saniter
70
9.
Rencana instalasi air bersih diletakan pada perempatan nat keramik atau as keramik, simetris dengan luas keramik.
10. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus ke arah pompa dengan proporsi yang tepat kemudian pada bagian-bagian pipa yang
menempel di dinding sebaiknya gunakan klem tempel untuk
membantu menempelkannya di dinding agar posisinya tetap tidak berubah atau bergeser. 11. Semua galian harus juga termasuk pengurukan serta pemadatan kembali seperti posisi semula. a.
Kedalaman pipa minimum 60 cm di bawah elevasi finish.
b. Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 10-15 cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru di uruk dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain. c.
Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil harus dibuat dudukan beton pada jarak 2 2,5 m dan pada belokan – belokan atau fitting – fitting.
d. Untuk pipa – pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa tersebut. 12. Apabila ada pekerjaan jalur listrik yang berada di dalam tanah maka tidak dilewati dengan sambungan pipa untuk jalur air bersih maupun jalur air kotor 13. Semua
pipa pembuangan dari Water Closet (WC), Lavatory,serta
Floor Drain harus dilengkapi atau dipasang leher angsa (“P” Trap). 14. Selain
pada
pipa tegak/Riser Vent,maka pipa vent juga harus dipasang unit-unit
saniter
seperti
Water
Closet
(WC)
dan
Washtafel/Lavatory dihubungkan ke pipa tegak/Riser Vent . 15. Untuk pipa tegak air bekas dan air kotor serta air hujan pada sambungan/elbow di lantai terbawah harus diberi penguat atau tumpuan yang digantung pada plat atap lantai yang bersangkutan.
71
Untuk semua belokan pipa didalam tanah harus dilengkapi dengan thrust block.
Gambar 4.13. thrust block (Sumber : http://www.google.co.id diakses pada tanggal 12 Februari 2011)
B.
Penggantung dan Penumpu Pipa
1.
Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, clamp gantung atau sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan.
Gambar 4.14. Penggantung Pipa (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini : a. Perubahan perubahan arah. b. Titik percabangan.
72
c. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis. C. Cara Pemasangan Pipa Dalam Tanah. 1.
Penggalian
untuk
mendapatkan
lebar
dan
kedalaman
yang
cukup,minimum 75 cm dibawah tanah. 2.
Pemadatan
dasar
galian sekaligus
membuang benda- benda
keras/tajam. 3.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan semen.
4.
Urugan pasir minimum 10 cm dibawah dan 15 cm diatas pipa urug dengan tanah tanpa benda keras.
5. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar (dudukan). 6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter. 7.
Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar tanpa benda keras.
8.
Untuk pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 x diameter pipa tersebut.
D.
Pemasangan Katup - Katup
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk bagian - bagian berikut ini :
Gambar 4.15. Katup – katup Pipa (Sumber : http://www.google.co.id diakses pada tanggal 12 Februari 2011)
73
1. Sambungan masuk dan keluar peralatan. 2. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah. di ruang Mesin No
Ukuran Pipa
Ukuran Katup
1
25 mm s/d 50 mm
9 mm
2
100 mm s/d 200 mm
40 mm
Tabel 4.1. Ukuran Kantup (Sumber : Dokumen PT Cipta Kertasari MAS)
3.
Ventilasi udara otomatis.
4. Katup kontrol aliran ke atas dan ke bawah. 5.
Katup pengurang tekanan (Pressure Reducing Valves) Untuk aliran ke atas dan ke bawah.
6.
Katup by-pass.
E.
Pemasangan Katup Pelepasan Tekanan
Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin timbul kelebihan tekanan. Gate valve dalam diagram sistem distribusi air bersih. Untuk pemasangannya disesuaikan dengan gambar perencanaan. F. Pemasangan Katup Pengaman Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan sumber tekanan. PRV dalam diagram sistem distribusi air bersih. Untuk pemasangannya disesuaikan dengan gambar perencanaan. G.
Pemasangan Ven Udara Otomatis
Fan udara otomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi dan kantong udara,untuk pemasangannya disesuaikan dengan gambar perencanaan.
74
H. Pemasangan Katup Pengurangan Tekanan Katup-katup pengurang tekanan harus disediakan ditempat-tempat di mana tekanan pemakai lebih rendah dari tekanan suplai. Untuk pemasangannya disesuaikan dengan gambar perencanaan. 4.3.c
Sambungan Ulir 1.
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan
sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm. 2.
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting
dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. 3.
Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat
Henep dan zink white dengan campuran minyak. 4. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda. 5.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas
cutter dengan reamer. 6.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan.
Gambar 4.16. Sambungan ulir (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
4.3.d Sambungan Lem PVC
75
1.
Penyambungan
antara
pipa
dan
fitting
PVC,
mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa dan harus melalui persetujuan dan sepengetahuan Direksi/MK. 2.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk itu
harus dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan
alat
pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa dan tidak boleh dibakar. 4.
Pipa dan fitting PVC yang akan disambung harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran (Jenis daripada lem yang digunakan harus sesuai dengan yang di rekomendasikan dari pabrik pembuat pipa. 5.
Hasil sambungan pipa dan fitting harus benar-benar
menyatu, tidak ada rongga diantara keduanya .
4.3.e
Pembersihan Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,pemipaan di setiap service harus (pipa air bersih, pipa air kotor,dan pipa air hujan) dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara atau metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
4.3.f
Pengujian A.
Sistem Air Bersih 1.
Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji
dengan minimal 1,5 kali tekanan kerja dalam jangka waktu 4 jam, tanpa adanya penurunan. 2.
Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan
pemipaan harus diuji kembali.
76
3.
Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus
dilepas (diputus) dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung .
Gambar 4.17. Sistem air bersih (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
B.
Sistem Air Limbah (air hujan,air kotor dan air bekas) 1.
Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja 10 kg/cm² selama 4 jam.
2. Pipa-pipa grafitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik tertinggi selama 1 jam. 3. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali. 4.
Testing keseluruhan menggunakan bola yang ditulis
intensitas toilet yang harus sampai ke collecting tank.
4.3.g Testing dan Commissioning Tujuan Testing dan Commissioning adalah untuk meyakinkan bahwa pemasangan yang di periksa dan di uji, baik alat demi alat maupun sebagai sub system dan sisitem telah berfungsi semestinya dan memenuhi persyaratan kontrak, sehingga siap untuk di oprasikan.
77
1.
Pemborong pekerjaan instalasi harus melakukan semua
testing pengukuran secara partial dan secara system, untuk mengetahui
apakah
dilaksanakaan
seluruh
berfungsi
instalasi
dengan
baik
yang dan
sudah
memenuhi
persyaratan yang ditentukan. 2.
Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk
testing merupakan tanggung jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan. 3.
Untuk posisi pompa motor harus dilakukan pengecekan
leveling dan poros pompa sesuai dengan standar pabrik pembuat.
4.3.h
Lingkup Pekerjaan Mekanikal Plumbing. -
Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan,peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian,sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi gambar dan bill of quantity. -
Uraian Pekerjaan
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut : 1. Instalasi Sistem Air Bersih. 2. Instalasi Sistem Air Kotor 3. Instalasi Sistem Air Hujan. -
Gambar Kerja
Sebelum
kontraktor melaksanakan
suatu
bagian pekerjaan
lapangan, harus menyerahkan gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui antara lain sebagai berikut :
78
1. Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, 2.
Perlengkapan dan fixtures.
3. D etail denah perpipaan. 4. D etail denah perkabelan. 5. Detail
penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai,
atap, tembok dll. 6. D etail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.
Gambar 4.18. Detail Plumbing (Sumber : Dokumen proyek )
-
Gambar Instalasi Terpasang
Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur terpasang pada Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir
penyelesaian
pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan sebenarnya. -
Sistem Air Bersih
79
Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut : 1. Tangki Persediaan Air Bersih 2. Pompa Distribusi 3. Pemipaan 4. Peralatan Instrumen dan pengendalian 5. Penyambungan ke peralatan penunjang 6. Penyambungan ke peralatan plumbing
-
Persediaan Air Bersih
1.
Kebutuhan air bersih diambil langsung dari instalasi air
bersih PDAM dengan menggunakan pemipaan, Air dari PDAM ditampung dalam Ground Water Tank . Ground Tank ini digunakan untuk persediaan air bersih selama satu hari. 2.
Tangki air bawah tanah dapat dibuat dari beton berlapis
fiberglass reinforced plastic , atau konstruksi beton yang cukup kedap air. 3.
Tangki air harus mempunyai perlengkapan sbb : a.
Manhole
b.
Tangga
c.
Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar
d.
Pipa peluap dan pipa penguras
e.
Indikator muka air
f.
Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa
penguras, kabel dsb.
Gambar 4.19. Penyediaan air bersih
80
(Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
-
Sistem Pengendalian
a. Bila
Fixture
Unit dibuka
akan
mengendalikan
pompa
distribusi,pompa akan hidup pada saat terjadi perbedaan tekanan namun pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap. b. Khusus untuk bangunan kantor, distribusi air bersih dilakukan secara gravitasi. c. Selanjutnya dengan memakai pompa transfer, air dari Ground Water Tank , selanjutnya pendistribusiannya dilakukan dengan menggunakan pompa penguat. -
Pompa Distribusi
1.
Pompa Distribusi berfungsi mengalirkan air ke alat-alat
plumbing pada lantai-lantai yang membutuhkan. 2.
Pompa Distribusi harus mampu memasok kebutuhan air
kepada pemakai setiap variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis. 3. Untuk bangunan yang menggunakan pompa distribusi sekurang-kurangnya harus mempunyai 2 pompa distribusi dan paling banyak 5 pompa (pompa distribusi dapat digantung di dinding shaft) sedangkan untuk laju aliran masing-masing pompa sudah berdasarkan standart pabrik perakit distribusi pump. 4. Pompa pertama bekerja apabila tekanan air di jaringan turun -
Sistem Air Limbah (air kotor,air hujan,air bekas)
Lingkup pekerjaan uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbahdisini antara lain adalah sebagai berikut :
81
1. Perpipaan 2.
Penyambungan dengan peralatan plumbing
3. Floor Drain 4. Roof Drain 5. Biotech
Gambar 4.20. Sistem air limbah (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
-
Perpipaan 1. Umum Macam-macam perpipaan air limbah adalah pemipaan untuk air hujan,air Kotor,air bekas buangan. Lihat spesifikasi perpipaan yang digunakan pada septictank : Jenis
Kapasitas
Ukuran
Biotech -06
0.8 m³
900 x 1150
Biotech -08
1.2 m³
1100 x 1350
Tabel 4.2. Ukuran septiktank (Sumber : Dokumen PT Cipta Kertasari MAS)
2.
Limbah Air Hujan
82
Perpipaan air hujan mulai dari Roof Drain menuju ke biotech lalu setelah diproses di sumur resapan baru di buang ke saluran kota. 4.4
PEKERJAAN PLESTERAN Sebelum membahas pelaksanaan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu akan dibahas tentang syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan plesteran.
4.4.a Syarat-syarat Pekerjaan Plesteran Berikut dibawah ini adalah syarat-syarat pelaksanaan plesteran, yaitu sebagai berikut: 1.
Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari
bahan yang digunakan berdasarkan persetujuan wakil pemberi tugas atau pengawas lapangan sesuai Rencana
Kerja Syarat
(RKS). 2.
Pekerjaan
plesteran
dapat
dilaksanakan
bilamana
pasangan dinding hebel telah
pekerjaan bidang beton atau
selesai dan disetujui oleh wakil pemberi tugas atau
pengawas
lapangan sesuai Rencana Kerja Syarat (RKS). 3.
Dalam pelaksanaan pekerjaan plesteran, harus mengikuti
semua petunjuk dalam shop drawing terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya. 4. selesai
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah tahap
pemasangan
instalasi
listrik
(elektrikal)
dan
plumbing untuk seluruh bangunan. 5.
Untuk bidang pasangan dinding hebel dan beton bertulang
yang akan di finishing dengan cat, dipakai plesteran halus (acian) di atas permukaan plesterannya. 6.
Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus memakai
adukan kedap air. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan
83
permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta dalam gambar. Ketebalan plesteran yang ditentukan adalah 2 cm. 7. Untuk setiap permukaan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain didalam gambar. 8. Untuk permukaan yang datar dan rata harus mempunyai toleransi lengkung/cembung bidang tidak lebih dari 3 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, pihak kontraktor berkewajiban memperbaikinya atas biaya tanggungan kontrakor. 9. Kelembaban plesteran
harus
dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat. 10. Pekerjaan pengacian (finishing ) permukaan plesteran tidak boleh dilakukan sebelum plesteran berumur 3 hari. 11. Selama 3 (tiga) hari setelah plesteran selesai, kontraktor harus selalu menyiram dengan air
sekurang-kurangnya 2 kali sehari.
Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus
dibongkar
kembali
dan
diperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh pemberi tugas (Owner ) atau pengawas lapangan dengan biaya atas tanggungan kontraktor. 12. Selama plesteran belum diaci
atau finishing , permukaan
plesteran, pihak kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab kontraktor dan wajib diperbaiki.
4.4.b Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran
84
Berikut dibawah ini adalah pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding, yaitu sebagai berikut: 1. Pembersihan Dinding Pembersihan dilakukan pada dasar permukaan yang akan diplester
terhadap serpihan, kotoran dan minyak yang dapat
mengurangi daya rekat plesteran.
Gambar 4.21. Pembersihan dinding (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
2. Pemasangan Kepalaan Plesteran Pasang kepalaan plesteran mengikuti point caplakan arah vertikal sampai ketinggian 5 cm diatas marking plafond , dengan lebar 5 cm dan tebal 2 cm. Kepalaan plesteran berfungsi sebagai acuan kerataan dan ketebalan bidang (plesteran).
5 cm Kepalaan
Gambar4.22.P emasangan kepalan dinding (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
3. Penyiraman Dinding
85
Proses penyiraman dilaksanakan sebelum dinding dipasang plesteran dan dilakukan sampai jenuh. Tujuannya supaya plesteran mudah merekat pada dinding sehingga mempersingkat waktu pekerjaan.
1 Gambar4.23. Penyiraman dinding (Sumber : http://www.google.co.id diakses pada tanggal 12 Mei 2011 )
4. Pelaksanaan Plesteran Lakukan plesteran menggunakan cetok dengan cara di tempret ke dinding, dengan mengikuti garis kepalaan sebagai acuan, kemudian sesuaikan ketebalannya dengan kepalaan dan ratakan plesteran menggunakan jidar aluminium dimulai dari dinding bagian bawah ke atas.
Kepalaan
Gambar4.24. Pelaksanaan plesteran (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
86
Gambar4.25. Pelaksanaan plesteran (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
5. Perapihan Permukaan Plesteran Lakukan pekerjaan perapihan permukaan plesteran menggunakan roskam kayu dengan cara diputar berlawanan arah jarum jam. Kemudian cek kerataan permukaan plesteran dengan menggunakan waterpass. Setelah selesai, diamkan plesteran sampai berumur 3 (tiga) hari. Selama proses menunggu, lakukan pembersihan dan penyiraman dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali sehari untuk persiapan pekerjaan berikutnya (pengacian).
Gambar4.26. Perapihan permukaan plesteran (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
87
Gambar4.27. Hasil akhir plesteran (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
4.5
PEKERJAAN ACIAN Sebelum membahas pelaksanaan pekerjaan acian, terlebih dahulu akan dibahas tentang syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan acian. 4.5.a. Syarat-Syarat Pelaksanaan Pekerjaan Acian Berikut dibawah ini adalah syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan acian, yaitu sebagai berikut: 1.
bahan
Acian dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari (Drymix
Acian)
yang
digunakan
berdasarkan
persetujuan wakil pemberi tugas atau pengawas lapangan sesuai Rencana Kerja Syarat (RKS). 2.
Pekerjaan acian dapat dilaksanakan bilamana
pekerjaan plesteran telah selesai dan disetujui oleh wakil pemberi tugas atau pengawas lapangan sesuai Rencana Kerja Syarat (RKS). 3.
Dalam
pelaksanaan
pekerjaan
acian,
harus
mengikuti semua petunjuk dalam shop drawing terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi peil dan bentuk profil nya. 4.
Ketebalan
acian
harus
mencapai
ketebalan
permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta dalam gambar. Ketebalan acian maksimal 2 cm. 5
Untuk
permukaan
yang
datar
dan
rata,
tidak
ada
kelengkungan sedikitpun. Jika kurang rapi, pihak kontraktor berkewajiban kontrakor
memperbaikinya
atas
biaya
tanggungan
88
6
Pekerjaan acian (finishing ) pada permukaan
plesteran tidak
boleh dilakukan sebelum plesteran berumur 3 hari. 4.5.b. Pelaksanaan Acian Berikut dibawah ini adalah pelaksanaan pekerjaan acian, yaitu sebagai berikut: 1. Pembersihan Permukaan Plesteran Pembersihan dilakukan pada dasar permukaan yang akan diaci terhadap serpihan, kotoran dan minyak yang dapat mengurangi daya rekat acian.
Gambar4.28. Pembersihan Permukaan Plesteran (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
2. Penyiraman Plesteran Proses penyiraman dilaksanakan sebelum plesteran dipasang acian dan dilakukan sampai jenuh. Tujuannya supaya acian mudah merekat pada plesteran sehingga mempersingkat waktu pekerjaan.
89
Gambar4.29. Penyiraman Permukaan Plesteran (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
3.
Bahan Acian Bahan yang digunakan untuk acian disini berbeda dengan bahan adukan untuk pasangan celcon dan plesteran. Bahan yang dipakai adalah semen mortar utama 250, yaitu semen instan khusus untuk acian. Namun, cara membuatnya hampir sama dengan bahan adukan untuk pasangan Hebel dan plesteran, yaitu cukup ditambahkan air sesuai spesifikasi produk.
Gambar4.30. Bahan acian (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
4.
Pelaksanaan Acian Lakukan acian dengan menggunakan roskam besi. Langkah pertama adalah, letakkan adonan acian ke roskam besi
secukupnya,
kemudian lakukan acian kepermukaan plesteran hingga mencapai ketebalan 2 cm. Selanjutnya, ratakan dan rapihkan permukaan acian dengan cara roskam diputar berlawanan arah jarum jam. Apabila ingin berhenti dalam proses acian, acian harus dipotong lurus.
90
Gambar4.31. Proses pengacian (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Gambar4.32. Proses perataan permukaan (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Waterpas s
Gambar4.33. Pengecekan kerataan permukaan (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
5.
Penyelesaian Pekerjaan Acian
Setelah selesai, diamkan plesteran sampai berumur 3 (tiga) hari. Selama proses menunggu, lakukan perawatan 2 kali sehari dengan cara mengosok permukaan acian dengan air untuk persiapan pekerjaan berikutnya.
91
Gambar4.34. Penyelesaian pekerjaan acian (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
4.6
PEKERJAAN CANOPY GRC Dalam pelaksanaan pekerjaan canopy pada proyek perkantoran dan pertokoan Pamulang Terracedibagi menjadi 3 (tiga) tahapan pekerjaan, yaitu sebagai berikut : 1.
Pekerjaan rangka untuk canopy
2.
Pekerjaan GRC untuk penutup rangka canopy
3.
Pekerjaan pengecatan pada canopy
Gambar4.35. Fassade Pamulang terrace (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
4.7.a. Mekanisme Tahapan Pekerjaan Canopy Tahapan pekerjaan rangka canopy akan diuraikan dibawah ini, yaitu sebagai berikut : 1.
Pekerjaan rangka canopy
Mengukur Besi Siku Besi siku yang akan digunakan untuk rangka canopy terlebih dahulu di ukur sesuai ukuran – ukuran pada rangka canopy yang akan dibuat ini dimaksudkan agar nanti pada proses pemotongan besi siku bisa pas sesuai ukuran.
92
Pemotongan
Besi Siku
Besi siku yang sudah diberi tanda sesuai ukuran mulai dipotong menggunakan alat potong besi siku pada proses ini di butuhkan ketelitian agar tidak keliru atau terjadi kesalahan yang mengakibatkan besi siku tidak pas pada saat di buat rangka canopy .
Gambar4.36. Alat pemotong besi siku (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Menyambung Besi Siku Penyambungan besi siku dilakukan untuk membuat rangka canopy dari besi siku yang sudah dipotong sesuai ukuran, mula – mula besi siku yang akan di sambung di rancang dulu sesuai
dengan
bentuk
dan
model
canopy
selanjutnya
penyambungan besi siku dilakukan dengan cara di las proses penyambungan ini dilakukan dengan teliti agar bentuk dan model canopy tidak berubah dengan rencana awal.
Gambar 4.37. sambungan besi siku (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
93
Merapikan Penyambungan Besi siku yang sudah disambung selanjutnya dirapikan dengan menggunakan alat gerinda tangan hal ini dilakukan agar rangka canopy dari besi siku yang sudah di las terlihat rapi dan halus.
Gambar 4.38. Sambungan besi siku (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Gambar4.39. Rangka canopy (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Pemasangan Rangka Canopy Rangka canopy yang sudah jadi kemudian dipasang di bagian atas facade bangunan pemasangannya dengan cara bagian bawah rangka canopy dilubangi dengan dynabolt ,dinabolt ini sendiri
berfungsi
sama
seperti
paku
selanjutnya
tinggal
mengencangkan dynabolt dengan menggunakan kunci 12 patikan dynabolt terpasang dengan kuat.
94
Gambar 4.40. Rangka terpasang dynabolt (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Penyambungan Rangka Canopy Bila rangka canopy yang sudah terpasang dibagian atas facade bangunan langkah selanjutnya adalah menyambung rangka canopy yang sudah terpasang penyambungan dilakukan dengan cara di las pada bagian samping rangka canopy , jarak antara rangka canopy 1 ke rangka selanjutnya 85,5 cm. Langkah penyambungan ini dilakukan untuk menggabungkan rangkaian rangka canopy yang sudah terpasang.
Gambar 4.41. Pengelasan rangka canopy (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Gambar4.42. Rangkaian rangka canopy (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
2.
Pekerjaan GRC Untuk Penutup Rangka Canopy
95
Mengukur Papan GRC Papan GRC yang akan digunakan terlebih dahulu di ukur sebelum di potong selanjutnya di beri tanda pada papan GRC yang akan di potong, lakukan pemberian tanda yang jelas pada papan GRC agar tidak terjadi salah potong atau GRC yang sudah terpotong tidak sesuai dengan ukuran.
Potong Papan GRC Papan GRC yang sudah diberi tanda selanjutnya di potong sesuai dengan ukuran sebagai berikut :
NO
Nama Bahan
Ukuran
1
Papan GRC
98 x 57 cm
2
Papan GRC
96 x 19 cm
3
Papan GRC
20 x 120 cm
Tabel 4.3. Ukuran pemotongan papan GRC (Sumber : Dokumen PT Cipta Kertasari MAS)
Pemotongan papan GRC dilakukan dengan mengunakan cutter namun papan GRC yang akan di potong terlebih dahulu diberi alas atau pada setiap bagian ujung papan GRC di beri kayu, hal ini dilakukan agar pada saat pemotongan papan GRC tidak diletakan di lantai yang bisa membuat papan GRC menjadi kotor dan rusak.
96
Gambar4.43. Pemotongan papan GRC (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Pemasangan Papan GRC Papan GRC yang sudah dipotong selanjutnya di pasang ke rangka
canopy
pemasangan
yang
papan
sudah GRC
di ke
persiapkan rangka
sebelumnya
canopy
dengan
menggunakan baut yang di bantu dengan mesin bor pemasangan ini harus pas menempel pada bagian besi siku karena apabila tidak pas maka papan GRC tidak dapat menempel.
Gambar4.44. Pemasangan papan GRC (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
Pekerjaan Sika Semen Setelah papan GRC terpasang semua di rangka canopy langkah selanjutnya adalah memberikan sika semen pada setiap celah – celah papan GRC yang sudah terpasang di rangka canopy , untuk
97
pekerjaan sika harus dilakukan dengan baik dalam artian kondisi area yang akan di sika harus bersih dari air dan debu atau kotoran agar sika semen dapat berfungsi dengan baik. Pemberian sika semen ini di fungsikan agar setiap celah – celah di papan GRC yang terpasang dapat tertutup rapat dan menutup kemungkinan jika terjadi hujan air tidak dapat masuk ke dalam papan GRC dan membasahi rangka canopy di dalamnya karena apabila hal itu terjadi rangka canopy yang terkena air hujan terus menerus bisa menjadi karat.
Gambar4.45. Pengerjaan sika semen (Sumber : Foto Pribadi pada Proyek KKP Tahun 2011 )
3.
Pekerjaan Pengecatan Pada Canopy
Pekerjaan Pengecatan Setelah rangka canopy terpasang papan GRC semua tahap terakhir adalah proses pengecatan canopy cat yang digunakan untuk pengecatan yaitu aquaproof yang merupakan waterproofing coating yang terbuat dari Acrylic dan berbahan dasar air. Aquaproof sangat cocok digunakan untuk dinding samping rumah anda agar lebih indah dan terlindungi dari kebocoran yang akan mengganggu estetika ruangan disebelah dalamnya. Ada beberapa langkah – langkah yang harus di perhatikan sebagai berikut selama pengecatan : Permukaan papan GRC yang akan dicat harus kering dan bebas dari kotoran, dan debu. Selanjutnya bila ada kotoran yang sulit untuk
di
hilangkan
maka
papan
GRC
akan
pengamplasaan sampai tidak ada kotoran/bersih.
dilakukaan