KERANGKA ACUAN KERJA/ TOR (TERM OF REFERENCE)
SOSIALISASI PERDA KAWASAN TANPA ROKOK
TAHUN 2018
Kementerian Negara/Lembaga
:
Dinas Kesehatan Kab. Buol
Program
:
Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM)
Hasil
:
Meningkatkan Komitmen dan Dukungan terhadap penguatan system kesehatan dari seluruh komponen stakeholders dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan Sumber Daya Kesehatan serta Kemandirian Masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Sehat Tampa Asap Rokok.
Kegiatan
:
Sosialisasi Perda Kawasan Tempa Rokok (KTR)
Indikator Kinerja Kegiatan
:
Presentase (%) Capaian Pelaksanaan Kegiatan
Jenis Keluaran
:
Tersedianya SDM Kesehatan yang berdaya Saing
Volume
:
Orang
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran
UNIT
LATAR BELAKANG
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 36 Tahun 20 Tentang Tenaga kesehatan.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah
Pepres Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan masyarakat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/Menkes/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Taun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengorganisasian
Peraturan daerah Nomor 6 Tahun 2014 tentang kawasan tanpa rokok.
Gambaran Umum
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, diisap,dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bnetuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotina, Tabacum, Nicotina Rustica dan spsies lainnya atau sintetis yang asapnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tamabahan. Kawasan Tanpa Rokok yang selanjutnya disingkat KTR adalah ruangan atau daerah yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual mengiklankan, dan atau mempromosikan produk tembakau.
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan Pemerintah Daerah untuk mengatur penetapan Kawasan Tanpa Rokok. Pada pasal 115 ayat (2) menentukan bahwa pemerinth daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok diwilayahnya. Pengaturan ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi dampak buruk dari setiap asap rokok. Kawasan tanpa rokok mencakup fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak berain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yg ditetapkan.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang baik digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif mauppun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat. Konsep dari peraturan ini adalah melarang kegiatan merokok, iklan rokok dan penjualan rokok dikawasan tanpa rokok yang telah diuraikan sebelumnya kecuali ditempat umum, masih diperbolehkan transaksi jual beli rokok.
Kawasan tanpa rokok merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, baik individu, masyarakat, lembaga-lembaga, pemerintah dan non pemerintah untuk melindungi hak – hak generasi sekarang maupun yang akan datang atas kesehatan diri sendiri dan lingkungan hidup yang sehat. Komitmen bersama dan lintas sektor dan berbagai elemen akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kawasan tanpa rokok.
TUJUAN
Bertujuan untuk mencegah dan mengatasi dampak buruk dari setiap asap rokok
Tidak ada yang merokok di tempat umum
Pemaparan asap rokok pada orang lain melalui kegiatan merokok atau tindakan mengijinkan dan/atau membiarkan orang merokok di KTR adalah bertentangan dengan hokum
Sasaran
Pada umumnya kawasan tanpa rokok sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat terutama ibu hamil, bayi dan balita.
Output, Outcome, Impact
Output
Menekan angka pertumbuhan perokok pemula
Outcome
Melindungi hak asasi manusia dalam mencapai derajat kesehatan yang setingi-tingginya melalui pengendalian terhadap bahaya asap rokok.
Impact
Dengan adanya Perda KTR akan terwujudnya Kawasan Tanpa Rokok
Tidak ada yang merokok ditempat umum/ tempat kerja tertutup
Pemaparan asap rokok pada kegiatan merokok atau mengijinkan orang merokok di KTR akan dikenai pidana penjara paling lama 3 (tiga) hari atau denda paling banyak Rp. 50.000 (Lima Puluh Ribu Rupiah)
Setiap orang atau badan yang mempromosikan, mengiklankan, menjual dan/atau membeli rokok ditempat yang dinyatakan sebagai KTR dikenai pidana penjara paling lama 7 (tujuh) hari atau denda paling banyak Rp. 500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah)
Setiap pengelola KTR yang tidak melakukan pengawasan internal, membiarkan orang merokok, tidak menyingkirkan asbak atau sejenisnya, dan tidak memasang tanda larangan merokok ditempat atau area yang dinyatakann sebagai KTR dipidana penjara paling lama 15 (Lima Belas) hari atau denda paling banyak Rp. 5.000.000 (Lima Juta Rupiah).
Penyelenggara/Pelaksana
Tim Pelaksana Sosialisasi Perda KTR meliputi :
Ketua
Sekretaris
Anggota Kabupaten
Anggota Puskesmas.
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dilakukan didalam ruangan dengan model ceramah satu arah dan tanya jawab.
Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan :
Waktu kegiatan dilaksanakan pada bulan April 2018.
Pembiayaan
Biaya untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi KTR, sebagaimana terlampir dalam Rencana Anggaran Belanja Biaya (RAB).
Penanggung Jawab Kegiatan
KARLINA RASYID HS, S.Si.,Apt
Nip. 19840514 201101 2 013
KERANGKA ACUAN KERJA/ TOR (TERM OF REFERENCE)
HARI KANKER SEDUNIA
TAHUN 2018
LATAR BELAKANG
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga kesehatan.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
Pepres Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/Menkes/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan masyarakat
Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah
Peraturan Pemerintah N0 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat daerah
Gambaran Umum
Jumlah penderita kanker di seluruh dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data dari GLOBOCAN 2012, diperkirakan terdapat 14,1 juta kasus kanker baru yang muncul. Pada tahun yang sama, terdapat 8,2 juta kematian karena kanker. Angka penderita ini diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya dan diperkirakan mencapai 23,6 juta kasus baru per tahun pada 2030.
untuk kanker pada tahun 2015 lebih dari 2 triliun rupiah.
Salah satu masalah terbesar dalam penganggulangan kanker saat ini adalah banyaknya informasi yang kurang dapat dipertanggungjawabkan tersebar di masyarakat. Informasi tersebut kadang justru menyesatkan masyarakat dengan menggiring mereka untuk melakukan terapi alternatif dan baru datang ke pusat pelayanan kesehatan setelah terlambat.
Salah satu upaya yang penting dilakukan untuk mengatasi permasalahan kanker di Indonesia adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Sebanyak 43% dari seluruh kasus kanker dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Sedangkan 30% dari kasus dapat disembuhkan bila ditemukan dan diobati pada keadaan dini.
Kampanye nasional ini dilaksanakan dengan turut serta mengajak organisasi profesi terkait kanker, rumah sakit pemerintah dan swasta, serta berbagai lembaga sosial masyarakat dalam penyelenggaraan acara dalam mendukung sasaran strategis penanggulangan kanker nasional.
TUJUAN
Meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat luas mengenai bahaya kanker.
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan kanker.
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pemeriksaan penyaring kanker sebagai upaya deteksi dini kanker.
Sasaran
Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS)
Output, Outcome, Impact
Output
Menekan angka penderita kanker
Outcome
Melindungi masyarakat dari kanker terutama bagi wanita usia subur.
Impact
Meningkatnya derajat kesehatan seoptimal mungkin
Penyelenggara/Pelaksana
Dinas kesehatan kabupaten buol
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan Hari Kanker Sedunia diselenggarakan oleh seluruh bangsa baik Pemerintah maupun Masyarakat secara Hikmat Namun cukup meriah yang dbiingkai dalam kesederhanaan Untuk Mengagungkan pesan-pesan kesehatan terutama dlam mempercepat perwujudan rakyat sehat. Kegiatan diselenggarakan dengan mengikut sertakan berbagai pihak yang peduli terahadap kesehatan termaksud sector swasta, termaksud sector LSM dan Organisasi Kemasyarakatan dan Profesi Lainnya.
Waktu Pelaksana
Waktu kegiatan dilaksanakan pada bulan Februari 2018.
Pembiayaan
Biaya untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi KTR, sebagaimana terlampir dalam Rencana Anggaran Belanja Biaya (RAB).
Penanggung Jawab Kegiatan
KARLINA RASYID HS, S.Si.,Apt
Nip. 19840514 201101 2 013
KERANGKA ACUAN KERJA/ TOR (TERM OF REFERENCE)
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
TAHUN 2018
LATAR BELAKANG
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga kesehatan.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
Pepres Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/Menkes/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan masyarakat
Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah
Peraturan Pemerintah N0 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat daerah
2. Gambaran Umum
Kesehatan adalah keadaan sejahterah baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang kemungkinan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai investigasi bagi pembangunan sumber daya amanusia yang produktif secara sosial ekonomi.
Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dimana upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia diarahkan agar lanjut usia tetap diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi, keterampilan, usia dan kondisi fisik dari lanjut usia tersebut.
TUJUAN
Meningkatnya pengetahuan dan kemampuantenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya peningkatan, pencegahan dan deteksi dini kesehatan lanjut usia di puskesmas
Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan pengobatan yag dibutuhkan oleh lanjut usia.
Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam system rujukan
Sasaran
Sasaran kegiatan program peningkatan pelayanan kesehatan lansia ditujukan pada petugas kesehatan di puskesmas dan masyarakat lanjut usia yang berumur 60 tahun atau lebih sehat maupun sakit.
Output, Outcome, Impact
Output
Meningkatkan derajat kesehatan dan pelayanan pada lansia
Outcome
Kesehatan pada lansia bisa terkontrol melalui posyandu lansia yang dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas.
Impact
Pelaksanaan posyandu lansia dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan pengobatan yg dibutuhkan oleh lanjut usia serta melakukan deteksi dini kesehatan lanjut usia derajat kesehatan seoptimal mungkin
Penyelenggara/Pelaksana
Petugas kesehatan yang ada di Puskesmas meliputi :
Tenaga Medis
Tenaga Keperawatan
Tenaga Kefarmasian
Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga Gizi
Penanggung jawab Program dan tenaga kesehatan lainnya
Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan adalah mengumpulkan para lansia di ruang tunggu posyandu lansia kemudian mengarahkan ke 4 meja yaitu meja petama pendaftaran, meja kedua pelayanan/ poli khusus lansia, meja ketiga latihan fisik dan penyuluhan kesehatan, meja keempat mengambil obat dan hasil laboratorium serta menyediakan fasilitas wc atau toilet khusus lansia.
Waktu Pelaksana
Waktu kegiatan dilaksanakan pada bulan aPRIL 2018.
Pembiayaan
Biaya untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi KTR, sebagaimana terlampir dalam Rencana Anggaran Belanja Biaya (RAB).
Penanggung Jawab Kegiatan
KARLINA RASYID HS, S.Si.,Apt
Nip. 19840514 201101 2 013
KERANGKA ACUAN KERJA/ TOR (TERM OF REFERENCE)
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TAHUN 2018
LATAR BELAKANG
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga kesehatan.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
Pepres Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/Menkes/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan masyarakat
Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah
Peraturan Pemerintah N0 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat daerah
2. Gambaran Umum
Kesehatan adalah keadaan sejahterah baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang kemungkinan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai investigasi bagi pembangunan sumber daya amanusia yang produktif secara sosial ekonomi.
Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dimana upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia diarahkan agar lanjut usia tetap diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi, keterampilan, usia dan kondisi fisik dari lanjut usia tersebut.
TUJUAN
Meningkatnya pengetahuan dan kemampuantenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya peningkatan, pencegahan dan deteksi dini kesehatan lanjut usia di puskesmas
Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan pengobatan yag dibutuhkan oleh lanjut usia.
Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam system rujukan
Sasaran
Sasaran kegiatan program peningkatan pelayanan kesehatan lansia ditujukan pada petugas kesehatan di puskesmas dan masyarakat lanjut usia yang berumur 60 tahun atau lebih sehat maupun sakit.
Output, Outcome, Impact
Output
Meningkatkan derajat kesehatan dan pelayanan pada lansia
Outcome
Kesehatan pada lansia bisa terkontrol melalui posyandu lansia yang dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas.
Impact
Pelaksanaan posyandu lansia dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan pengobatan yg dibutuhkan oleh lanjut usia serta melakukan deteksi dini kesehatan lanjut usia derajat kesehatan seoptimal mungkin
Penyelenggara/Pelaksana
Petugas kesehatan yang ada di Puskesmas meliputi :
Tenaga Medis
Tenaga Keperawatan
Tenaga Kefarmasian
Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga Gizi
Penanggung jawab Program dan tenaga kesehatan lainnya
Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan adalah mengumpulkan para lansia di ruang tunggu posyandu lansia kemudian mengarahkan ke 4 meja yaitu meja petama pendaftaran, meja kedua pelayanan/ poli khusus lansia, meja ketiga latihan fisik dan penyuluhan kesehatan, meja keempat mengambil obat dan hasil laboratorium serta menyediakan fasilitas wc atau toilet khusus lansia.
Waktu Pelaksana
Waktu kegiatan dilaksanakan pada bulan aPRIL 2018.
Pembiayaan
Biaya untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi KTR, sebagaimana terlampir dalam Rencana Anggaran Belanja Biaya (RAB).
Penanggung Jawab Kegiatan
KARLINA RASYID HS, S.Si.,Apt
Nip. 19840514 201101 2 013
KERANGKA ACUAN KERJA/ TOR (TERM OF REFERENCE)
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TAHUN 2018