PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG UPT DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TAMBERU BARAT Jl. Raya Tamberu Kecamatan Sokobanah Kab. Sampang
KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI IMUNISASI I.
PENDAHULUAN Imunisasi adalah upaya memberikan kekebalan aktif kepada seseorang
dengan cara memberikan vaksin. Dengan Imunisasi, seseorang akan memiliki kekebalan terhadap penyakit. Sebaliknya, jika tidak diimunisasi, seseorang akan mudah terkena penyakit. Pada dasarnya, semua orang perlu diimunisasi, terutama orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit; seperti bayi, anak usia balita, anak sekolah, wanita hamil, wanita usia subur (WUS). Terdapat 7 penyakit berbahaya bagi anak/bayi yang dapat ditangkal secara mudah dengan imunisasi. Penyakit-penyakit tersebut adalah Hepatitis B, Tuberkulosis, Polio (poliomyelitis), Difteri, Pertusis,Tetanus, Campak. Program imunisasi memang mutlak memerlukan dukungan semua pihak untuk menggerakan sasaran terutama ibu-ibu bayi dan balita ke Posyandu, Puskesmas, atau sarana kesehatan lainnya. Kekebalan tubuh yang diharapkan dari pelaksanaan Imunisasi tidak hanya terkait kekebalan secara individu, namun kekebalan komunitas. Jika dalam sebuah komunitas terdapat beberapa bayi dan Balita yang belum diimunisasi, maka resiko penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi masih tinggi.
II.
LATAR BELAKANG Saat ini
pemerintah
(Kementerian
Kesehatan) telah mengeluarkan
kebijakan penggunaan vaksin baru Pentavalen bagi sasaran imunisasi di Indonesia. Sebelumnya vaksin kombinasi sudah sukses digunakan dengan jenis Vaksin DPT-HB (gabungan 4 jenis vaksin dalam satu kali pemberian). Sesuai dengan namanya, Penta (Lima) valen terdiri dari gabungan 5 jenis vaksin dalam satu kali pemberian. Kelima jenis vaksin tersebut antara lain vaksin DPT-HB ditambah Hib.
Vaksin Pentavalen tersebut berfungsi untuk mencegah penyakit Difteri, batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta radang otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib (Haemophylus influenzae tipe b). Keuntungan pemberian Vaksin Pentavalen adalah untuk memberikan perlindungan lebih baik bagi anak terhadap penyakitpenyakit di atas sehingga akan tumbuh lebih sehat. Vaksin Pentavalen diberikan saat anak berusia 2, 3 dan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan ketika anak berusia 1,5 tahun, dengan satu suntikan lanjutan (booster). Imunisasi lanjutan memastikan kekebalan maksimal. Jadi, selain imunisasi 3 kali sebelum anak berusia 1 tahun, pastikan anak mendapatkan imunisasi lanjutan sekali lagi saat berusia 1,5 tahun. Puskesmas
selalu
berupaya
agar
perorangan
terutama
pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Saat ini pemerintah (Kementerian Kesehatan) telah mengeluarkan kebijakan penggunaan vaksin baru Pentavalen bagi sasaran imunisasi di Indonesia. Sebelumnya vaksin kombinasi sudah sukses digunakan dengan jenis Vaksin DPT-HB (gabungan 4 jenis vaksin dalam satu kali pemberian). Sesuai dengan namanya, Penta (Lima) valen terdiri dari gabungan 5 jenis vaksin dalam satu kali pemberian. Kelima jenis vaksin tersebut
antara
lain
vaksin
DPT-HB
ditambah
Hib.
Vaksin Pentavalen tersebut berfungsi untuk mencegah penyakit Difteri, batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta radang otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib (Haemophylus influenzae tipe b).
Keuntungan pemberian Vaksin Pentavalen adalah untuk memberikan perlindungan lebih baik bagi anak terhadap penyakit- penyakit di atas sehingga akan tumbuh lebih sehat. Vaksin Pentavalen diberikan saat anak berusia 2, 3 dan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan ketika anak berusia 1,5 tahun, dengan satu suntikan lanjutan (booster). Imunisasi lanjutan memastikan kekebalan maksimal. Jadi, selain imunisasi 3 kali sebelum anak berusia 1 tahun, pastikan anak mendapatkan imunisasi lanjutan sekali lagi saat berusia 1,5 tahun. Imunisasi Pentavalen bisa didapatkan secara gratis di semua Posyandu, Puskesmas atau fasilitas kesehatan pemerintah lainnya.
Wilayah kecamatan Sokobanah terutama di wilayah kerja puskesmas Tamberu Barat terdapat 6 desa, diperlukan upaya membuat terobosan yang benar-benar memiliki daya ungkit bagi meningkatnya derajat kesehatan bagi seluruh masyarakat didasari dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Puskesmas merupakan pusat penggerak pemberdayaan kesehatan masyarakat, untuk itu kami mencoba langkah pendekatan edukatif sebagai fasilitator untuk mengembangkan desa di wilayah kerja Puskesmas Tamberu Barat. Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan dilakukan atas dasar untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta menjadi pengerak dalam
pembangunan
kesehatan
dari,
kesehatan.
oleh,
dan
Kemandirian
untuk
masyarakat
bermakna sehingga
sebagai
upaya
mampu
untuk
mengoptimalkan dan menggerakkan segala sumber daya setempat serta tidak bergantung kepada pihak lain. Untuk itulah dilakukan Survei Mawas Diri, yaitu kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan petugas kesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di Desa). Survei Mawas Diri adalah pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja. III.
TUJUAN a. Tujuan Umum Membentuk masyarakat yang memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mengetahui dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri sehingga meningkatkan derajat kesehatannya b. Tujuan Khusus 1. Dilaksanakannya
pengumpulan
data,
masalah
kesehatan,
lingkungan dan perilaku. 2. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang paling menonjol di masyarakat. 3. Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya mengatasi masalah kesehatan. 4. Diperolehnya
dukungan
kepala
desa/kelurahan
dan
pemuka
masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga. IV.
KELUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Terkumpulnya masalah dan harapan masyarakat 2. Masyarakat ikut berpartisipasi mengenali masalah kesehatan dan mencari solusinya 3. Terpenuhinya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat V.
TAHAPAN KEGIATAN No
Tahapan Persiapan
Kegiatan - Menyusun daftar pertanyaan : 1. Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas & Desa (data sekunder) 2. Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data 3. Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak bersifat mempengaruhi responden 4. Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring 5. Menampung juga harapan masyarakat - Menyusun lembar observasi (pengamatan) Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya. - Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan
Pelaksanaan
wilayah & jumlah KK - Pelaksanaan interview/wawancara
terhadap
Responden Pelaporan /Evaluasi
- Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan - Meninjau kembali pelaksanaan SMD, - Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah dikumpulkan 1. Masalah yang dirasakan oleh masyarakat 2. Prioritas masalah 3. Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam pemecahan masalah - Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD
VI.
TEMPAT DAN WAKTU PENYELENGGARAAN Kegiatan Survei Mawas Diri akan dilaksanakan pada : Hari/tanggal
: Rabu, 13 April 2016
Jam
: 09.00 - 15.00
Tempat
: 1. Desa Tamberu Laok 2. Desa Tamberu Timur
VII.
PESERTA Peserta kegiatan ini terdiri dari : a. Kader kesehatan sebagai pengumpul data b. Masyarakat Desa Tamberu Laok dan Tamberu Timur sebagai sasaran sumber data c. Bidan desa dan Programer promosi kesehatan sebagai pengolah data
VIII.
METODOLOGI Wawancara dengan metode tanya jawab, pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan anggotanyab rainstorming/curah pendapat, penyusunan kebijakan
IX.
JADWAL PENYELENGGARAAN Waktu PERSIAPAN 11 April 2016 12.00 – 13.00
Kegiatan
Koordinasi kesehatan
dengan
Pembicara/PJ
dinas dr. Rabbi Natiqah (PJ Promkes)
12 April 2016 09.00 – 12.00 Koordinasi dengan bidan desa PENYELENGGARAAN 13 April 2016 08.00 – 15.00 Pengumpulan data EVALUASI 13 April 2016 08.00 – 15.00
Pengolahan data
Kader kesehatan
Kader kesehatan Bidan Programer Promkes
X.
ALAT DAN BAHAN PENUNJANG Form Survei Mawas Diri, ATK
XI.
BIAYA RENCANA ANGGARAN Anggaran biaya kegiatan MMD berasal dari anggaran kegiatan dinas kesehatan kabupaten Sampang tahun 2016.
XII.
LAPORAN/EVALUASI
Pelaporan
proses
dan
hasil
kegiatan
serta
notulen
setiap
pertemuan/kegiatan, administrasi keuangan, dokumentasi disampaikan saat miniloka bulanan di puskesmas.
XIII.
PENUTUP Demikian Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)/TOR ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pihak terkait dengan harapan agar pelaksanaan kegiatan ini dapat terlaksana sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku.