LAPORAN PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA 2 ( HKKK 431P )
PERCOBAAN VIII KENAIKAN TITIK DIDIH DOSEN PEMBIMBING : LAILAN NI’MAH M.Eng
DISUSUN OLEH: KELOMPOK V
NAD!A MAHARANI
H1D11"#42
A!U RATMASARI
H1D11"2#4
$AKHRIN RI%ALDI
H1D11"2#&
HAIRUNNISA
H1D11"2#'
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA BAN*ARBARU
2#1'
ABSTRAK Titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap suatu zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan. Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan berat molekul solute, panas penguapan solvent pada pada suhu tertentu dan menentukan kenaikan titik didih. Kenaikan titik didih (∆Tb) mengacu pada fraksi molnya atau komposisi zat terlarut. Pada percobaan ini, zat terlarut yang digunakan adalah larutan KCl dan pelarut adalah akuades. Percobaan ini dilakukan dengan cara mengencerkan KCl dengan beberapa ariasi konsentrasi. Kemudian memasukkan ke dalam labu leher tiga dan memanaskan pada hotplate. !asil yang didapat menunjukkan semakin besar konsentrasi solute non volatile yang digunakan, maka tekanan uap parsial dari solvent akan akan turun dan kenaikan titik didihnya semakin tinggi. Kenaikan titik didih berturut"turut pada larutan #,$ %& #,' %& #, % dan #, % adalah sebesar *,+' K& *,''$ K& *,-*# K dan *,## K. Kata kunci / solute, solvent, kenaikan titik didih
0111"$
PERCOBAAN VIII KENAIKAN TITIK DIDIH
+.1 PENDAHULUAN +.1.1 T,-,n P/0n Tujuan dari percobaan ini adalah / 1. %enentukan berat molekul solute. 2. %enentukan panas penguapan solvent pada suhu tertentu. . %enentukan kenaikan titik didih. +.1.2 L0 B/56ng
Titik didih adalah suatu tekanan sebuah uap zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan. Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah dari titik didih pelarutnya bergantung pada kemudahan zat tersebut menguap. 2elisih titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih. 2elisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titikdidih (3Tb). Kenaikan titik didih berhubungan dengan hukum 4aoult dan Clausius" Clapeyron. Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh konsentrasi (molalitas), perbandingan titik didih antara solute dan solvent . 2elain itu, kenaikan titik didih juga dipengaruhi oleh olume solute dan solvent . Kenaikan titik didih sangat penting dipelajari dan dipahami karena pada suatu proses bahan industri perlu diketahui kenaikan titik didihnya. Penerapan kenaikan titik didih dalam industri yaitu distilasi minyak atsiri pada tanaman jarak. Titik didih campuran meningkat seiring banyaknya kandungan pada minyak tersebut.
0111"$
0111"'
+.2 DASAR TEORI
Titik didih pada tekanan $ atm (# barr) dinamakan sebagai titik didih normal. 5ntuk air, titik didih normalnya adalah $##6C. Pada tekanan yang lebih besar, titik didih lebih tinggi. 2edangkan pada tekanan lebih rendah (misalnya di puncak gunung) titik didihnya lebih rendah. Titik didih merupakan salah satu sifat yang dapat digunakan untuk memperkirakan secara tidak langsung berapa kuatnya gaya tarik molekulnya dalam cairan. Cairan yang gaya tarik molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, maka titik didihnya rendah (7rady, $+++). Titik didih adalah suhu yang mana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer. Titik didih suatu senya8a dapat juga didefinisikan sebagai suhu yang dapat mengubah bentuk cair menjadi gas pada tekanan tertentu. 2ebagai contoh, titik lebur air pada tekanan $ atmosfer adalah #6C ('69&',$*6K) dan titik didih air adalah $##6C (2erkar, '##+). !ubungan kuantitatif antara tekanan uap cairan (P) dan suhu mutlak (T) diberikan oleh persamaan Clausius"Clapeyron (Chang, '##*) /
ln P=
-∆Huap + C RT
... (-.$) dengan ln adalah algoritma natural, 4 adalah konstanta gas (-,$ :;Kmol) dan C adalah konstanta. Persamaan Clausius"Clapeyron memiliki bentuk persamaan linier y < m= > b. ln P =
(
−∆Huap
RT
)( )
1 +C s T
... (-.')
?yyyy
y
<
m
= > b
... (-.)
0111"
Karena didefinisikan titik didih menyangkut tekanan uap cairan, kita mengharapkan titik didih berhubungan dengan kalor penguapan molar. 2emakin tinggi 3!uap, makin tinggi titik didihnya. Pada akhirnya, baik titik didih maupun 3!uap ditentukan oleh kekuatan gaya antar molekul. Kenaikan titik didih atau 3Tb adalah suhu dimana larutan mendidih selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murni jika zat terlarut itu relatif tidak mudah menguap. @alam larutan encer, kenaikan titik didih ini berbanding lurus dengan banyaknya molekul zat terlarut (atau molnya) dalam massa tertentu pelarut. @isini skala molalitas biasa dipakai dan persamaannya adalah (2ukardjo, $++) /
3Tb < (kenaikan titik didih larutan) A (titik didih pelarut) < Kb . m
... (-.)
Kb disebut tetapan titik didih molal pelarut itu. 2ebagaimana halnya dengan Kf, nilai numerik Kb merupakan sifat khas pelarut itu masing"masing dan tidak bergantung pada zat apa yang terlarut, dengan persyaratan umum bah8a zat terlarut itu tidak mudah menguap dan tidak terdisosiasi dalam ion. 5kuran seberapa kuat molekul"molekul dipertahankan dalam cairan adalah kalor penguapan molarnya (molar heat of vaporization) (3!uap) yang dibutuhkan untuk menguapkan satu mol cairan. Kalor penguapan molar berhubungan dengan kekuatan gaya antar molekul cairan. :ika tarik menarik antar molekul kuat, diperlukan banyak energi untuk membersihkan molekul"molekul dari fasa cair. %akin tinggi 3!uap, makin tinggi juga titik didihnya. Pada akhirnya titik didih maupun 3!uap ditentukan oleh kekuatan gaya antar molekul (Chang, '##*). Barutan ideal adalah larutan yang gaya tarik antar molekul pelarut dan zat terlarutnya sama dengan gaya tarik molekul pelarutnya atau molekul zat terlarutnya. Barutan ideal mempunyai sifat"sifat sebagai berikut (2ukardjo, $++#) / a. Pada pengenceran komponennya tidak mengalami perubahan sifat. b. Tidak terjadi perubahan panas pada pembuatan atau pengenceran. c. %engikuti hukum 4aoult tentang tekanan uap.
0111"
d. 2ifat fisiknya adalah rata"rata sifat fisika penyusun. 2aat tercapainya titik didih, gelembung"gelembung terbentuk dalam cairan. Ketika gelembung"gelembung terbentuk, cairan yang tadinya menempati tempat tersebut terdorong ke samping dan permukaan cairan dalam 8adah terdorong naik. Tekanan yang bekerja pada gelembng sebagian besar adalah tekanan atmosfer dan tekanan hidrostatik (tekanan yang disebabkan oleh adanya cairan). Tekanan di dalam gelembung hanya disebabkan oleh tekanan uap cairan. Ketika tekanan uap sama dengan tekanan luar gelembung naik ke permukaan cairan dan pecah. :ika tekanan uap dalam gelembung lebih rendah dari tekanan luar, gelembung akan mengecil dan lenyap sebelum sempat naik ke atas. :adi bisa dikatakan bah8a titik didih cairan bergantung pada tekanan luar (Chang, '###*). Kelarutan merupakan benyaknya solute yang dapat dilarutkan pada pelarut tertentu dan pada kondisi tertentu. 2enya8a yang terlarut disebut dengan solute dan cairan yang melarutkan disebut dengan pelarut atau solvent yang secara bersama"sama membentuk larutan. Proses melarutkan disebut pelarutan atau solensi atau hidrasi jika pelarut yang digunakan adalah air. Pada keadaannya, interaksi antara spesies terlarut dengan molekul"molekul solvent merupakan suatu solasi. Kesetimbangan larutan terutama tergantung pada suhu. Kelarutan suatu senya8a yang terlarut dalam pelarut ditentukan oleh gaya antar molekuler solute dari pelarut, suhu. Perubahan entropi yang menyertai solasi, adanya senya8a" senya8a lain dan terkadang tekanan atau tekanan sebagian gas. Kecepatan pelarutan adalah ukuran sebarapa cepat solute terlarut dalam pelarut dan kecepatan ini tergantung pada ukuran partikel, pengadukan suhu dan banyaknya padatan yang siap dilarutkan (Chang, '##*). 2uatu cairan murni yang mudah menguap dalam ruangan tertutup. 5dara yang terkurung di atas permukaannya akan mengandung uap cair. Pada saat itu ruangan tetap jenuh dengan uap cairan tersebut. @alam ruangan tersebut juga mengandung molekul gas lain, seperti ' dan D'. Tekanan parsial uap cairan murni pada keadaan setimbang disebut tekanan uap jenuh cairan (P6). 7ila dua cairan bercampur maka ruangan di atasnya berisi uap kedua cairan terssbut. Tekanan uap jenuh masing"masing komponen (Pi) di ruangan itu lebih kecil
0111"*
daripada tekanan uap jenuh cairan murni (Pi6). Karena permukaan larutan diisi oleh dua jenis larutan sehingga peluang tiap komponen untuk menguap berkurang. 7esarnya uap jenuh masing"masing larutan dirumuskan dalam hukum 4aoult (2yukri, $+++). Penyaluran dari percobaan solute non volatile ke dalam solvent terkait kenaikan titik didihnya terkait dengan beberapa hukum sebagai landasan, antara lain hukum 4aoult dan hukum Clausius"Clapeyron (@ogra, $++#) / a. !ukum 4aoult !ukum 4aoult menghubungkan tekanan uap dari suatu komponen dengan komposisinya (fraksi mol) dalam larutan tersebut, yakni / P$ < E$ . Pi6
... (-.*)
b. !ukum Clausius"Clapeyron Persamaan ini menghubungkan ariasi tekanan pada fase terkondisi dengan kesetimbangan uap dengan temperatur, pesamaannya yaitu / dlnP dT
=
∆H RT
2
1111111......(-.) 2ifat fisika dan kimia kalium klorida (KCl) adalah sebagai berikut (2ciencelab, '##*) / a. b. c. d. e. f. g.
Keadaan fisik / Solid 7erat molekul / ,** g;mol Farna / Putih Titik didih / $'#6C ('*--69) Titik lebur / #6C ($$-69) 7erat jenis / $,+- Kelarutan / Barut dalam air dingin dan panas. 2ifat fisika dan kimia air (!'D) adalah sebagai berikut (2ciencelab,
'##*)/ a. Keadaan fisik b. 7erat molekul c. Titik didih d. 7erat jenis e. Tekanan uap f. @ensitas uap
/ Cair / $-,#' g;mol / $##6C ('$'69) /$ / ', kPa (G'#6C) / #,'
0111"
G70 +.1 @iagram P"T Kenaikan Titik @idih
7erdasarkan G70 +.1 peralihan 8ujud zat ditentukan oleh suhu dan tekanan, contohnya air pada tekanan $ atm mempunyai titik didih $##6C dan titik beku #6C. Perbedaan itu disebut kenaikan titik didih (3Tb) dan penurunan titik beku (3Tf). Cairan akan mendidih bila tekanan parsial cairan sama dengan tekanan udara luar. Hir mendidih pada $##6C karena tekanan uapnya sama dengan tekanan luar, yaitu $ atm. Hkan tetapi, jika ada zat terlarut, maka tekanan uapnya turun sebesar 3P. Hkibatnya untuk mendidih diperlukan suhu lebih tinggi, yaitu sampai titik C. Perbedaan suhu itu sebesar C@, disebut kenaikan titik didih (3Tb) (2yukri, $+++).
0111"
+.3 METODOLOGI PERCOBAAN +.3.1 A5 8n Rng69n A5
Hlat"alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu leher tiga *## mB, labu ukur '*# mB dan *## mB, gelas ukur $## mB, gelas beker '*# mB, pipet olume $# mB, gelas arloji, pengaduk kaca, sudip, propipet, termoter, corong, batu didih, kondensor spiral, piknometer, neraca analitik, statif dan klem, penyumbat karet, botol semprot dan hotplate.
4angkaian Hlat
/ Keterangan / $. Babu leher tiga '. Kondensor . Termometer . Hotplate *. 2tatif dan klem
$. G70 +.2 4angkaian Hlat Kenaikan Titik @idih +.3.2
Bn
7ahan"bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades sebagai solvent dan KCl sebagai solute. +.3.3
P0;/8,0 P/0n
Peralatan seperti G70 +.2 dirangkai. Kemudian piknometer kosong ditimbang dengan neraca analitik. 2elanjutnya larutan KCl #,* % diencerkan menjadi #,$ %& #,' %& #, % dan #, %. 2etelah itu, akuades dimasukkan ke dalam piknometer lalu ditimbang dan dihitung densitasnya. Kemudian larutan KCl #, % dimasukkan ke dalam piknometer lalu ditimbang dan dihitung
0111"-
densitasnya. 2elanjutnya, batu didih dan larutan KCl #, % dimasukkan ke dalm labu leher tiga. Kemudian hotplate dihidupkan. 2etelah itu, diamati dan dicatat titik didihnya. Percobaan ini diulang dengan ariasi kosentrasi larutan KCl #,$ %& #,' %& #, %. +.3.4
D9g07 A590
Hlat"alat " @irangkai seperti G70 +.2 +.3." " Piknometer kosong ditimbang Barutan KCl #,* % "
@iencerkan menjadi #,$ %& #,' %& #, % dan #, %
Barutan KCl #,* % " @imasukkan ke dalam piknometer "+.3.& @itimbang dan dihitung densitasnya "+.3.' @imasukkan ke dalam labu leher tiga "+.3.+ @ipanaskan dan diamati titik didihnya !asil G70 +.3 @iagram Hlir Kenaikan Titik @idih
0111"+
+.4 HASIL DAN PEMBAHASAN +.4.1 H;95 P/ng7n T/5 +.2 !asil Pengamatan Kenaikan Titik @idih Barutan KCl
o . $. '. . .
% solute (%)
0 solute (mB)
0 solvent (mB)
#, % #, % #,' % #,$ %
'## $*# $## *#
*# $## $*# '##
I solute
I solvent
(g;mB) $,#'+ $,#$ $,## $,##
(g;mB) $ $ $ $
Tb (6C) $#$ + +* +
+.4.2 H;95 P/09,ngn T/5 +.3 !asil Perhitungan Kenaikan Titik @idih Barutan KCl
o . $. '. . . +.4.3
% solute (%)
C solute (mol;mB)
C solvent (mol;mB)
(E) solute
Tb (K)
3Tb (K)
#, #, #,' #,$
#,#$#,#$ #,#$* #,#$*
#,#*** #,#*** #,#*** #,#***
#,$++$ #,$+#,$+* #,$+*
,$* +,$* -,$* ,$*
*,## *,-*# *,''$ *,+'
P/7;n Percobaan ini menggunakan KCl sebagai solute dan akuades sebagai
solvent untuk mengetahui titik didih suatu larutan. Titik didih suatu larutan sangat dipengaruhi oleh tekanan di luar sistem karena titik didih akan tercapai jika tekanan di dalam sistem sama besar dengan tekanan di luar sistem, sehingga gelembung uap yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong diri ke atas permukaan menuju fase gas. Titik didih dapat diketahui apabila cairan sudah mulai berubah fasa menjadi uap yang ditandai degan munculnya gelembung uap yang kontinyu pada larutan. 5ap akan berubah fasa menjadi cair dengan adanya kondensor. Hdapun prinsip kerja kondensor adalah mengubah fase uap dari larutan dengan adanya aliran air dingin di dalam kondensor, sehingga uap kembali mencair. 4eaksi antara akuades dan KCl adalah / KCl(s) > !'D(l) J KCl(a) solute
solven
2edangkan reaksi ionisasi KCl menjadi ion"ionnya adalah /
...
(-.)
0111"$#
KCl J K > > Cl"
... (-.)
Kenaikan titik didih berhubungan dengan penurunan tekanan uap. Tekanan uap adalah tekanan suatu uap pada kesetimbangan fase bukan uapnya. 2emua zat padat dan cair memiliki kecenderungan untuk menguap menjadi suatu bentuk gas dan semua gas memiliki kecenderungan untuk mengembun kembali. Tekanan uap cairan bergantung pada banyaknya molekul dipermukaan yang memiliki cukup energi kinetik untuk lolos dari tarikan molekul"molekul. :ika dalam cairan dilarutkan suatu zat, maka yang menempati permukaan bukan hanya pelarut, tetapi molekul zat terlarut. Karena molekul pelarut dipermukaan makin sedikit, maka laju penguapan akan berkurang. %akin banyak zat terlarut, makin besar pula penurunan tekanan uap dan makin besar kenaikan titik didih. Hpabila sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu, maka molekul"molekul yang berada dalam larutan tersebut mudah untuk melepaskan diri dari permukaan larutan. @apat dikatakan pada suhu yang sama sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang rendah, maka molekul"molekul dalam larutan tersebut tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari larutan. :adi, larutan dengan penurunan tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu memiliki kenaikan titik didih yang tinggi. 7erdasarkan hasil percobaan didapatkan titik didih larutan KCl dengan konsentrasi larutan masing"masing #, %& #, %& #,' %& dan #,$ % berturut"turut titik didihnya yaitu $#$6C, +6C, +*6C dan +6C. Kenaikan titik didih yang diperoleh ditunjukkan pada G70 +.4 yaitu sebesar *,## K& *,-*# K& *,''$ K dan *,+' K.
0111"$$
*.-# *.# Tb (K)
*.# *.'# #.#* #.$ #.$* #.' #.'* #. #.* #. #.* Konsentrasi KCl(%)
G70 +.4 !ubungan Konsentrasi dengan 3Tb
7erdasarkan G70 +.4 menunjukkan bah8a semakin besar konsentrasi KCl ( solute) maka semakin besar juga tingkat kenaikan titik didihnya (3Tb). ilai panas penguapan solvent mempengaruhi kenaikan titik didih. ilai panas penguapan air ( solvent ) sebesar #,* k:;mol. 2emakin kecil nilai panas penguapan solvent maka semakin besar kenaikan titik didihnya. 7erdasarkan percobaan ini didapatkan titik didih berkisar antara +6C sampai $#$6C pada larutan KCl dan +6C pada air ( solvent ). Titik didih air tidak mencapai $##6C (titik didih teoritis) karena tekanan pada lingkungan tidak berada pada $ atm. Titik didih air mencapai $##6C hanya terjadi jika diukur pada tekanan $ atm dan tekanan $ atm ini terjadi pada ketinggian # meter atau sejajar dengan tingginya permukaan laut. Kenaikan titik didih KCl lebih tinggi daripada air. !al ini sudah sesuai dengan teori, yaitu dimana hukum 4aoult yang menyatakan bah8a tekanan luar berbanding lurus dengan fraksi mol zat dikali dengan tekanan dalam larutan. 2edangkan apabila dikaitkan dengan hukum Clausius"Clapeyron yang menghubungkan ariasi tekanan pada fase terkondensasi dengan kesetimbangan uap yang dicapai dan temperatur yang dibutuhkan. Persamaan Clausius"Clapeyron adalah / ln P2 =lnP 1 +
(
∆Hv 1 1 R T 1 T2
)
1111111......(-.-)
0111"$'
Kenaikan titik didih akan berbanding lurus dengan banyaknya molekul zat terlarut. !al ini disebabkan karena pelarut membutuhkan energi kinetik yang lebih besar untuk mengubahnya menjadi fase uap karena dihambat oleh molekul" molekul KCl, sehingga pelarut (air) tidak bisa menguap jika tidak ada kenaikan energi kinetiknya. Dleh karena penguapan terhambat, maka energi yang dibutuhkan untuk menguap lebih banyak, begitu juga dengan titik didihnya semakin tinggi. 9aktor"faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih yaitu konsentrasi (molalitas), perbandingan titik didih antara zat terlarut (KCl) dengan pelarut (akuades). 2elain itu, kenaikan titik didih juga dipengaruhi oleh perbandingan olume antara zat terlarut dan pelarutnya. 2emakin tinggi konsentrasi larutan, maka semakin tinggi suhu yang dibutuhkan untuk mencapai titik didih. :ika suatu zat terlarut tidak mudah menguap daripada pelarutnya, maka titik didih larutan menjadi lebih tinggi daripada pelarutnya dan kenaikan titik didih dipengaruhi oleh harga Kb pelarut.
0111"$
+." PENUTUP +.".1 K/;97<,5n Kesimpulan yang didapat pada percobaan ini, yaitu / $. Solute yang digunakan pada percobaan ini yaitu KCl dengan berat molekul
,*** g;mol. '. Solvent yang digunakan pada percobaan yaitu akuades yang memiliki panas penguapan pada suhu tertentu yaitu sebesar #,* k:;mol. . Kenaikan titik didih yang didapat pada percobaan ini dengan konsentrasi yang berbeda ( #, %& #, %& #,' % dan #,$ %) secara berturut"turut yaitu *,## K& *,*# K& *,''$ K dan *, +' K. +.".2 S0n 2aran yang dapat diberikan pada percobaan ini, yaitu dapat mengganti
bahan solute dengan bahan lain seperti garam, contohnya kalium nitrat (KD), kalsium karbonat (CaCD) atau natrium fosfat (aPD). Hgar kita dapat melihat perbandingan titik didih dari setiap bahan yang berbeda.
DA$TAR PUSTAKA
7rady, :.L. $+++. Kimia Universitas Asas dan Struktur . 7inarupa Hksara / :akarta. Chang, 4. '##*. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Lrlangga / :akarta. @ogra, 2.K dan 2. @ogra. $++#. Kimia Fisika dan Soal-Soal . 51 Press / :akarta. !immelblau, @.%. '## Basic rinciples !alculation in !hemical "n#ineerin# $ th "dition. Prentice !all Profesional Technical 4eerence / e8 :ersey. 2cienlab.'##*. %SDS K!l . 888.sciencelab.com;msds.phpMmsds1d<++'#'. @iakses pada tanggal $$ %aret '#$ 2cienlab.'##*. %SDS &ater . 888.sciencelab.com;msds.phpMmsds1d<++''$. @iakses pada tanggal $$ %aret '#$ 2erkar, 2.@ dan .Butfun. '##+. Kimia Untuk %ahasis'a Farmasi Bahan Kimia (r#anik Alam dan Umum. Pustaka Pelajar / ?ogyakarta. 2ukardjo. $++#. Kimia Fisika. 4ineka Cipta / :akarta. 2yukri. $+++. Kimia Dasar ). 1T7 Press / 7andung.
@P.0111"$
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1.
M/n/n,6n /0 75/6,5 solute @iketahui/ 7H K / +,$#' g;gmol 7H Cl / *,* g;gmol @itanya / 7% KCl :a8ab / 7% C!$'D < 7H K > 7H Cl < +,$#' > *,*
< ,*** g;gmol 2.
M/n/n,6n K/n96n T996 D989 a. Kenaikan Titik @idih Barutan KCl #, @iketahui/ KCl < #, 7% KCl < ,*** g;gmol I KCl < $,#'+ g;mB
@itanya /
7% !'D
< $-,#$ g;gmol
I !'D
< $ g;mB
4
< -,$ :;Kmol < -,$ . $#" k:;Kmol
Tb
< $#$#C < ,$* K
3!(air)
< #,* K:;gmol
3Tb
:a8ab/ Penentuan 9raksi Solute (Eb) / C Solute * C Solvent *
ρ Solute BM Solute < ρ Solvent BM Solvent <
9raksi Solute +. <
1,029 g / mL 74,555 g / gmol < #,#$- gmol;mB 1 g / mL 18,016 g / gmol < #,*** gmol;mB
C Solute C total <
0,0138 gmol / mL ( 0,0138 + 0,555 ) gmol / mL < #,$++$
Kenaikan Titik @idih /
/0- ' ∆ Hv 3Tb <
Eb
BP.0111"$
(-,$.$# − k1 ; molK )(,$* K ) ' #,* K1 ; mol <
#,$++$
< *,## K
b. Kenaikan Titik @idih Barutan KCl #, @iketahui/ KCl < #, I KCl < $,#$ g;mB < +#C < +,$* K
Tb
C solvent < #,*** gmol;mB @itanya /
3Tb
:a8ab/ Penentuan 9raksi Solute (Eb) / C Solute *
ρ Solute BM Solute <
1,014 g / mL 74,555 g / gmol < #,#$ gmol;mB
C Solute C total <
9raksi Solute +. <
0,0136 gmol / mL ( 0,0136 + 0,555 ) gmol / mL < #,$+-
Kenaikan Titik @idih /
/0- ' Hv ∆ 3Tb <
Eb
(-,$.$# − k1 ; molK )(+,$* K ) ' #,* K1 ; mol <
#,$+-
< *,-*# K
c. Kenaikan Titik @idih Barutan KCl #,' @iketahui/ KCl < #,' I KCl < $,## g;mB Tb
< +*#C < -,$* K
C solvent < #,*** gmol;mB @itanya /
3Tb
:a8ab/
BP.0111"'
Penentuan 9raksi Solute (Eb) / C Solute *
ρ Solute BM Solute <
9raksi Solute +. <
1,007 g / mL 74,555 g / gmol < #,#$* gmol;mB
C Solute C total <
0,0135 gmol / mL
( 0,0135 +0,555 ) gmol / mL < #,$+*
Kenaikan Titik @idih /
/0- ' ∆ Hv 3Tb <
Eb
(-,$.$# − k1 ; molK )(-,$* K ) ' #,* K1 ; mol <
#,$+*
< *,''$ K
d. Kenaikan Titik @idih Barutan KCl #,$ @iketahui/ KCl < #,$ I KCl < $,## g;mB < +#C < ,$* K
Tb
C solvent < #,*** gmol;mB @itanya /
3Tb
:a8ab/ Penentuan 9raksi Solute (Eb) / C Solute *
ρ Solute BM Solute <
9raksi Solute +. <
1,007 g / mL 74,555 g / gmol < #,#$* gmol;mB
C Solute C total <
0,0135 gmol / mL ( 0,0135 + 0,555 ) gmol / mL < #,$+*
Kenaikan Titik @idih /
/0- ' ∆ Hv 3Tb <
Eb
BP.0111"
(-,$.$# − k1 ; molK )(,$* K ) ' #,* K1 ; mol <
#,$+*
< *,+' K
BP.0111"
DA$TAR NOTASI
3!
/ panas penguapan
3Tb
/ kenaikan titik didih
3Tf
/ penurunan titik beku
7H
/ berat atom
7%
/ berat molekul
4
/ konstanta gas ideal
Tb
/ titik didih
Tf
/ titik beku
I
/ densitas
C
/ konsentrasi ()
Eb
/ fraksi mol
Kf
/ tetapan penurunan titik beku
Kb
/ tetapan kenaikan titik didih
m
/ molalitas
P$
/ tekanan komponen $
P'
/ tekanan komponen '
@.0111"$