TUGAS MAKALAH Limbah Bahan Beracundan Berbahaya (B3)
Oleh : Alya Afifa NIM : 1610815220001 Bangkit Ahhadu NIM : 1610815210004
Dosen Pengampu I
Dosen Pengampu II
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah,
Muhammad Firmansyah, S.T., M.T
Amd.hyp. S.T., M.Kes
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2017
TUGAS MAKALAH Limbah Bahan Beracundan Berbahaya (B3)
Oleh : Kelompok 9
Dosen Pengampu
: 1. Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd.hyp. S.T., M.Kes 2. Muhammad Firmansyah, S.T., M.T
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2017
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Taala, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, akhirnya tim penulis dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Limbah B3”. Makalah dengan judul “Limbah B3” ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah kesehatan lingkungan. Dengan disusunnya makalah ini kami berharap para pembaca dapat lebih mengetahui tentang apa itu limbah B3, karakteristiknya, sumber-sumbernya dan yang paling penting adalah cara pengolahannya. Kami ucapkan bayak terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd. hyp. S. T., M. Kes selaku dosen kesehatan lingkungan kami yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Tim penulis sangat menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Banjarbaru, April 2017
Penulis
TERIMAKASIH KEPADA :
Prof. Dr. H Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc 19660331 199102 1 001 Rektor Universitas Lambung Mangkurat
Dr. Ing Yulian Firmana Arifin,S.T., M.T 19750719 200003 1 001 Dekan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
Rony Riduan, S.T., M.T 19761017 199903 1 003 Ketua Program Studi Teknik Lingkungan di Universitas Lambung Mangkurat
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah,Amd.hyp. S.T., M.Kes 19780420 200501 2 002 Dosen Pengajar Kesehatan Lingkungan di Universitas Lambung Mangkurat
Muhammad Firmansyah,S.T., M.T 19890911 201504 1 002 Dosen Pengajar Kesehatan Lingkungan di Universitas Lambung Mangkurat
Alya Afifa 1610815220001 Banjarbaru, 06 Desember 1997 Jl. Mahakam No. 62 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
[email protected] Kerjarlah akhirat, InsyaAllah duniapun kan kau dapat
“
” ”
Bangkit Ahhadu 1610815210004 Kandangan, 17 Agustus 1998 Jl. Golf Komp. Wengga Indah II Blok H 60, Banjarbaru, Ba njarbaru, Kalimantan Selatan
[email protected] Paksa diri
“
” ”
PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa : 1.
Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik apapun.
2.
Karya tulis ini merupakan gagasan, dan rumusan yang diberi arahan oleh Dosen Pembimbing.
3.
Dalam karya ini secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan naskah dengan disebutkan nama penulis dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4.
Pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka kami bersedia menerima sangsi sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.
Banjarbaru, April 2017 Yang membuat pernyataan,
Yang membuat pernyataan,
Alya Afifa 1610815220001
Bangkit Ahhadu 1610815210004
HALAMAN PENGESAHAN MAKALAH Limbah Bahan Beracundan Berbahaya (B3)
Oleh : Alya Afifa NIM : 1610815220001 Bangkit Ahhadu NIM : 1610815210004 Dosen Pengampu I
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah,Amd.hyp. S.T., M.Kes
NIP. 19780420 200501 2 002
Dosen Pengampu II
Muhammad Firmansyah, S.T., M.T
NIP. 19890911 201504 1 002 Banjarbaru, April 2017 Ketua Program Studi
Dekan Fakultas Teknik
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Dr. Rony Riduan, S.T., M.T
Dr. Ing Yulian Firmana Arifin, S.T.,
M.T
NIP. 19761017 199903 1 003
NIP. 19750719 200003 1 00
DAFTAR ISI Pernyataan Prakata Daftar Isi Daftar Gambar I.
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
1.2
Perumusan Masalah
1.3
Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
PENGERTIAN LIMBAH B3
2.2
KLASIFIKASI LIMBAH B3
2.3
KARAKTERISTIK LIMBAH B3
2.4
SUMBER LIMBAH B3 2.4.1
LIMBAH B3 DARI SUMBER SPESIFIK
2.4.2
LIMBAH B3 DARI SUMBER TIDAK SPESIFIK
2.4.3
LIMBAH B3 DAN KIMIA KADALUARSA
2.5
PENGELOLAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 2.5.1
TAHAP PENGOLAHAN LIMBAH
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1
LIMBAH B3
3.2
KARAKTERISTIK LIMBAH
3.3
DAMPAK YANG DITIMBULKAN AKIBAT LIMBAH B3 3.3.1
GANGGUAN TERHADAP KESEHATAN
3.3.2
GANGGUAN PADA LINGKUNGAN
IV. KESIMPULAN Daftar Pustaka Indeks Daftar Lampiran Riwayat Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
Limbah merupakan hasil buangan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik atau rumah tangga. Apabila ada masyarakat yang bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), serta ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Keseimbangan lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil buangan tersebut melebihi ambang batas toleransi lingkungan. Apabila kuantitas dan konsentrasi melibihi ambang batas, maka keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Limbah B3 menurut Manahan pada tahun 1994 merupakan sebuah material yang berbahaya yang dapat menghadirkan bahan berbahaya bagi kehidupan organisme, material, bangunan, dan lingkungan karena ledakan atau bahaya kebakaran, korosi, keracunan bagi organisme, maupun akibat yang menghancurkan. Semakin lama, limbah terus saja kuantitasnya. Limbah sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Banyak orang yang menimbun, membuang bahkan menyimpan limbah tapi tidak dikelola dengan baik. Akibatnya, dampak burukpun tidak dapat dihindari, oleh karena itu pengelolaan limbah yang tidak baik ini dapat berdampak terhadap masyarakat maupun lingkungan sekitar. Apalagi jika masyarakat terus saja mebuang sampah limbah B3, sudah dipastikan akan berdampak sangat buruk jika tidak dikelola dengan baik. Pada penulisan makalah ini, kami akan mengupas semua tentang limbah B3 termasuk cara pengelolaannya yang baik dan benar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat kami buat adalah sebagai berikut: 1.
Apa yang dimaksud dengan limbah B3 ?
2.
Apa saja ciri-ciri dan karakteristik dari limbah B3 ?
3.
Bagaimana cara pengelolaan limbah B3 dengan cara yang benar ?
4.
Apa sajakah metode-metode pengelolaan limbah ?
1.3 TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah tentang manajemen pengelolaan limbah beracun dan berbahaya ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengertian air limbah 2. Mengetahui ciri-ciri dan karakteristik air limbah 3. Mengetahui tujuan pengolahan limbah B3 4. Mengetahui dampak limbah B3 terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat 5. Mengetahui dasar – dasar metode pengolahan air limbah dan diharapkan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari 6. Mengetahui sistem pengelolaan limbah B3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
PENGERTIAN LIMBAH B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dapat diartikan sebagai limbah atau kombinasi limbah yang karena kuantitas, konsentrasi, atau sifat fisika dan kimia atau yang memiliki karakteristik cepat menyebar, mungkin yang merupakan penyebab meningkatnya angka penyakit dan kematian, juga memiliki potensi yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan l ingkungan. Limbah B3 merupakan singkatan dari limbah bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP no. 18 tahun 1999 pengertian limbah ialah sisa suatu usaha ataupun kegiatan, sedangkan limbah bahan berbahaya dan beracun disingkat menjadi limbah B3 adalah sisa suatu usaha ataupun kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat, konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung, maupun tidak langsung, dapat mencemarkan atau merusakan lingkungan hidup, serta dapat membahayakan membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Menurut BAPPEDAL pada tahun 1995 pengertian limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) merupakan setiap bahan sisa yang berupa limbah pada suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat beracunnnya, reaktif, korosif dan mudah terbakar serta konsentrasi atau jumlahnya yang secara langsung mapun tidak langsung dapat merusak, membahayakan kesehatan manusia atau mencemarkan lingkungan. Menurut Widowati pada tahun 2008, Contoh dari limbah B3 yaitu logam berat, seperti Al, Fe, Hg, Cr, Mn, Pb, Cu, Cd dan Zn serta zat kimia, seperti fenol,sianida, pestisida, dan sulfida. Logam Pb adalah logam berat yang sangat beracun dan tidak dibutuhkan oleh manusia, sehingga apabila suatu makanan tercemar oleh logam tersebut, tubuh akan mengeluarkan logam Pb tersebut dengan
sendirinya.
Logam
Pb
dihasilkan
dari
industri
kertas
yang
menggunakan proses deinking, peleburan timah hitam dan accu. Didalam tubuh manusia, logam Pb dapat menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb) dan sebagian kecil. Logam Pb dieksresikan lewat urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak dan rambut. Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan, industri kertas, dan pembakaran bahan bakar fosil. Cd dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia tertentu. Logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah. Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut uji karakteristik, sumber dan uji toksikologi. 2.2 KLASIFIKASI LIMBAH B3
Menurut Riyanto pada tahun 2013, berbagai macam zat kimia spesifik dengan penggunaan yang berlebihan dapat menjadi hal yang, berbahaya karena bahaya keracunan, reaktivitas kimianya, bahaya kebakaran, dan lain sebagainya. Dibawah ini merupakan berbagai macam zat yang berbahaya yang biasanya mengandung campuran kimia spesifik, yaitu : 1.
Bahan peledak, contohnya dinamit atau amunisi.
2.
Bahan etiologik yang termasuk agen penyebab antraks, botulisme, atau tetanus.
3.
Cairan yang mudah terbakar, contohnya gas minyak tanah almunium alkali.
4.
Gas yang bertekanan tinggi, contohnya hidrogen dan sulfur dioksida.
5.
Bahan keras yang mudah terbakar, contohnya metal magnesium, sodium hidrit, dan kalsium carbide yang siap terbakar adalah yang reaktif dengan air, atau dapat terbakar secara spontan.
6.
Bahan korosif, termasuk oleum, sulfur oksida, dan soda caustik, yang akan melukai kulit apabila mengalami luka terbuka atau dapat menyebabkan porak-porandanya kontainer logam.
7.
Bahan beracun, contohnya asam hidrosianida atau aniline.
8.
Bahan
radioaktif,
termasuk
plutonium,
cobalt-60
dan
uranium
hexafluoride. 2.3
KARAKTERISTIK LIMBAH B3
Ada berbagai macam zat yang terkandung dalam penggunaan zat kimia spesifik yang dapat dikategorikan seperti, bersifat bahaya, sifat mudah terbakar, beracun serta kandungan lainnya. Ada beberapa macam zat berbahaya yang biasanya mengandung campuran kimia spesifik. Ada berbagai jenis limbah, salah satunya yaitu limbah cair. Limbah cair merupakan hasil buangan dari perumahan, perkantoran, bangunan perdagangan dan sarana sejenisnya. Volume limbah cair di daerah perumahan bervariasi yaitu berkisar antara 200 sampai 400 liter per orang per hari, tergantung pada tipe rumahnya. Limbah yang mengalir berasal dari rumah yang mempunyai beberapa kamar mandi, mesin cuci, dan peralatan lain yang menggunakan air. Angka volume limbah cair sebesar 400 liter per orang per hari dapat digunakan untuk limbah cair dari perumahan dan perdagangan, ditambah dengan rembesan air tanah ( infiltration ) (Sugiharto, 1987).
2.4
SUMBER LIMBAH B3 2.4.1 LIMBAH B3 DARI SUMBER SPESIFIK
Limbah dari sumber spesifik diantaranya berasal dari industri baik dari sisa bahan baku, buangan laboratorium, katalis, dan lain sebagainya. 2.4.2 LIMBAH B3 DARI SUMBER TIDAK SPESIFIK
Limbah dari sumber tidak spesifik diantaranya adalah pelarut terhalogenasi, pelarut tidak terhalogenasi, asam basa, pelumas bekas, limbah minyak disel industri, fiber, dan asbes. 2.4.3 LIMBAH B3 DAN KIMIA KADALUARSA
Limbah B3 padat organik maupun anorganik banyak yang berasal dari bahan kimia kadaluarsa. Beberapa dari bahan kimia tersebut masih tersegel dan kondisi baik. Hal tersebut perlu
mendapat perhatian dari beberapa peneliti, karena harga dari bahan kimia tidak murah sehingga dibutuhkan kecermatan dalam menghitung kebutuhan bahan kimia yang diperlukan supaya menghindari pemborosan dalam pembelian bahan kimia. Hingga saat ini, perlakuan terhadap limbah B3 padat masih sekedar penyimpanan belum sampai sampai tahap pengolahan pengolahan lebih lanjut. lanjut. Selain pengelompokan berdasarkan sifat fisik dan kimia, pengelompokan berdasarkan karakteristik limbah B3 diperlukan untuk melihat potensi bahaya dari limbah tersebut. Limbah dapat berasal dari berbagai sumber, diantaranya : a.
Rumah tangga
Air limbah rumah tangga dapat berupa organik maupun nonorganik,adapun pengelolaannya.
limbah
organik
Sebaliknya
limbah
lebih
memudah
nonorganik
lebih
dalam sulit
pengolahannya karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat organik lain yang bersifat b ersifat toksik. Contoh : Air bekas cucian, air bekas mandi, air bekas memasak,dan sebagainya. b.
Perkotaan
Contoh : Air limbah dari perkantoran, selokan, perdagangan dan dari tempat-tempat ibadah. c.
Industri
Contoh : Air limbah dari pabrik baja, pabrik cat, pabrik tinta dan dari pabrik karet.
2.5
PENGELOLAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 2.5.1 TAHAP PENGOLAHAN LIMBAH
Berdasarkan aspek kesehatan masyarakat, seharusnya limbah cair yang terolah tidak menimbulkan masalah pencemaran, baik itu pencemaran air permukaan, pencemaran sumber air minum, kehidupan
akuatik dan gangguan kesehatan manusia. untuk meninimalisir dampak dari limbah cair maka dapat melakukan pengolahan limbah. Tahap pertama pengolahan limbah cair yaitu proses pengumpulan dan penyaluran. Proses ini meliputi sistem perpipaan di dalam industri, sistem penyambungan pipa ke saluran pengumpul, sistem penyaluran limbah cair dan kelengkapannya seperti lubang pemeriksaan ( menhole ), serta pemompaan. Tahap kedua yaitu pengolahan pendahuluan ( pretreatment ), Pada tahap pengolahan limbah ini melibatkan proses pretreatment ), fisik yang bertujuan agar menghilangkan padatan kasar yang tersuspensi, serta minyak dalam aliran air limbah. P retreatment terdiri dari tiga tahap, yaitu pengolahan tahap pertama ( prymary treatment ), ), treatment ), pengolahan tahap kedua ( secondary treatment ), dan pengolahan tahap
ketiga (tertiary treatment ). ). 1.
treatment ) Pengolahan tahap pertama ( prymary treatment
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu penyaringan terhadap padatan halus atau zat warna terlarut. terdapat dua metode utama yang dapat dilakukan yaitu pengolahan secara kimia yang dilakukan dengan cara mengendapkan bahan padatan melalui penambahan zat kimia. Sedangkan pengolahan secara fisika dilakukan melalui pengendapan maupun pengapungan yang ditujukan untuk bahan kasar yang terkandung dalam air limbah. 2.
Pengolahan tahap kedua ( secondary treatment ) Pada tahap ini melibatkan proses biologis dengan tujuan agar menghilangkan bahan organik melalui proses oksidasi biokimia. Didalam proses biologis nantinya banyak diperlukan reaktor lumpur aktif dan trickling filter .
3.
Pengolahan tahap ketiga (tertiary treatment). Tahap pengolahan tingkat lanjut memiliki tujuan utama yaitu untuk menghilangkan senyawa organik maupun senyawa
anorganik. Pada proses ini dilakukan secara fisik (filtrasi, destilasi, pembekuan, pengapungan, dan lain-lain), proses kimia (absorbsi karbon aktif, pengendapan kimia, pertukaran ion, elektrokimia, oksidasi dan reduksi), serta proses biologi (pembusukan oleh bakteri dan nitrifikasi alga ). 2.5.1 PROSES PENGOLAHAN LIMBAH
Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, saat ini muncul berbagai proses pengolahan limbah banyak dikembangkan dengan tujuan untuk memisahkan suatu kontaminan dari air limbah sampai batas yang dikehendaki. Limbah yang akan dibuang ke suatu lingkungan hendaknya harus memenuhi standar baku mutu air limbah. Hal tersebut sangat penting, mengingat banyaknya dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh limbah cair. Sudah Banyak metode pengolahan limbah cair telah dikembangkan dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi metode fisika, metode kimia, dan metode biologis. Setiap metode mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing, karena kinerja dari setiap metode sangat dipengaruhi oleh karakteristik limbah cair yang akan diolah. 1.
Pengolahan Limbah secara Biologis Menurut Mahida pada tahun 1989, Pengolahan limbah secara
biologis, biasanya dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme yang dapat menguraikan senyawa organik yang ada dalam limbah cair. Proses biologis mampu membusukkan membusukkan dan menstabilkan zat-zat organik sehingga zat organik tersebut tidak mampu lagi menyerap oksigen di dalam limbah secara cepat, yang menyebabkan semakin menipisnya kandungan oksigen. Akan tetapi metode pengolahan limbah secara biologis ini juga mempunyai kelemahan diantaranya proses yang terjadi berlangsung relatif lambat dikarenakan sangat bergantung pada populasi dari mikroorganisme yang berperan dalam penguraian senyawa-senyawa organik yang ada dalam limbah. Selain itu, metode ini
hanya efektif untuk limbah yang mempunyai COD antara 500 -2000mg/L, sedangkan untuk limbah dengan COD lebih kecil, metode pengolahan yang paling efektif adalah secara koagulasi (Oliveria, et al., 2001). 2.
Pengolahan Limbah secara Fisika Pengolahan limbah secara fisika dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara filtrasi dan sedimentasi (pengendapan). Kedua metode ini adalah proses yang paling umum dilakukan untuk memisahkan padatan terendapkan dari limbah industri atau limbah rumah tangga. Menurut Kagaya et al. (1999), pengolahan limbah secara sedimentasi merupakan proses pengendapan senyawa organik dalam limbah tanpa adanya perlakuan
bantuan.
Meskipun
biayanya
relatif
murah,
namun
pengolahan sedimentasi tidak efisien untuk digunakan, sebab prosesnya berlangsung lambat, apalagi jika limbah berada dalam jumlah yang cukup besar. Pengolahan secara filtrasi merupakan pengolahan limbah dengan menggunakan membran untuk menghilangkan warna yang ditimbulkan oleh kandungan senyawa-senyawa organik (Grose et al., 1998) serta menghilangkan sebagian mikroorganisme yang bersifat patogen (Carrol et al., 2000). Jika dibandingkan dengan pengolahan sedimentasi, filtrasi memerlukan biaya yang relatif mahal. Selain itu juga efektivitas dari membran pada proses filtrasi akan cepat menurun dikarenakan pori-porinya yang kemungkinan akan tertutup oleh partikulat-partikulat partikulat-partikulat organik. 3.
Pengolahan Limbah secara Kimia Pengolahan limbah secara kimia merupakan metode yang paling
banyak dimanfaatkan terutama karena proses yang cepat dan efektifitas yang dapat dipertahankan. Pada umumnya metode pengolahan limbah cair secara kimia yang digunakan dalam pengolahan limbah cair adalah netralisasi, koagulasi, oksidasi, reduksi, adsorpsi, serta pertukaran ion. Dua metode utama yang sering diterapkan dalam pengolahan limbah secara kimia adalah metode adsorpsi (Heijman et al.,1999) dan juga
metode koagulasi (Chow et al., 1999). Selain itu, pengolahan limbah cair secara oksidasi juga merupakan metode yang umum diterapkan. Dibandingkan dengan metode pengolahan limbah secara fisika dan biologis, metode secara kimia sering digunakan karena prosesnya berlangsung cepat serta bahan-bahan yang digunakan itu mudah didapatkan. Tujuan pengelolaan limbah B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar agar sesuai dengan fungsinya kembali. Dalam hal ini jelas bahwa setiap kegiatan yang berhubungan berhubungan dengan B3 harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Untuk dapat mengelola limbah B3 dengan baik,
maka diperlukan beberapa faktor, yaitu : 1.
2.
Misi Pengelolaan Limbah B3 a.
Mencegah dan mengurangi agar tidak timbul
b.
Mengolah agar tidak mencemari dan mengganggu kesehatan
Strategi Pengelolaan Limbah B3 a.
Mempromosikan dan mengembangkan teknik meminimalkan limbah melalui teknologi bersih, penggunaan kembali, perolehan kembali, dan daur ulang.
b.
Meningkatkan kesadaran masyarakat.
c.
Meningkatkan kerjasama antar instansi
d.
Melaksanakan dan mengembangkan peraturan perundangundangan
e. 3.
Membangun pusat Pengolahan Limbah Industri B3 (PPLI -B3)
Program Pengelolaan Limbah B3 a.
Pentaatan dan penegakan hukum
b.
Inventarisasi dan Pemantauan Limbah B3
c.
Clean Up Program
d.
Minimalisasi Limbah
4.
e.
Sistem Tanggap Darurat
f.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat
g.
Mengadakan Pelatihan- Pelatihan
Prinsip - prinsip Pengelolaan Limbah B3 a.
Pollution Prevention
b.
Polluters Pays Principle
c.
Cradle To Grave Principle
d.
Non Descriminatory Principle
e.
Sustainable Development
BAB III PEMBAHASAN 3.1
LIMBAH B3
Limbah B3 merupakan limbah hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari yang tidak dapat digunakan lagi. Limbah cair atau air buangan (wastewater ) adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup. 3.2
KARAKTERISTIK LIMBAH
Karakteristik limbah perlu diketahui karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Pengolahan limbah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pengolahan secara fisika, kimia, biologi. Ketiga proses tersebut dapat berjalan sendiri-sendiri, dapat juga dilakukan kombinasi antara ketiganya. Ketiga proses tersebut antara lain (Daryanto, 1995): 1.
Karakteristik fisik Pengolahan ini terutama ditujukan untuk limbah yang tidak larut (bersifat
tersuspensi), atau dengan kata lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga menggunakan metode ini untuk pemisahan. Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, terlebih dahulu bahanbahan tersuspensi berukuran besar, mudah mengendap maupun mudah terapung disisihkan. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan¬bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya (Tjokrokusumo, 1995). 2.
Karakteristik kimiawi Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang menggunakan
bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar dalam air limbah.
Proses ini menggunakan reaksi kimia untuk mengubah limbah yang berbahaya menjadi kurang berbahaya. Proses yang termasuk dalam pengolahan secara kimia adalah netralisasi, presipitasi, khlorinasi, koagulasi dan flokulasi. Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat organik beracun, dengan cara membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Pengolahan secara kimia dapat memperoleh efisiensi yang tinggi akan tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia (Tjokrokusumo, 1995). 3.
Karakteristik bakteriologis Semua polutan yang biodegradable dapat diolah secara biologis. Pengolahan
secara biologis dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam puluhan tahun terakhir telah dikembangkan berbagai metode pengolahan limbah secara biologis dengan segala modifikasinya (Tjokrokusumo, 1995). Pengolahan
limbah
secara
biologis,
antara
lain
bertujuan
untuk
menghilangkan bahan organik, anorganik, amoniak, dan fosfat dengan bantuan mikroorganisme. Penggunaan saringan atau filter telah dikenal luas guna menangani air untuk keperluan industri dan rumah tangga, cara ini juga dapat diterapkan untuk pengolahan air limbah yaitu dengan memakai berbagai jenis media filter seperti pasir dan antrasit. Pada penggunaan sistem saringan anaerobik, media filter ditempatkan dalam suatu bak atau tangki dan air limbah yang akan disaring dialirkan dari arah bawah ke atas (Laksmi dan Rahayu, 1993). 3.3
DAMPAK YANG DITIMBULKAN AKIBAT LIMBAH B3 3.3.1
GANGGUAN TERHADAP KESEHATAN
Pembuangan limbah ke lingkungan akan menimbulkan masalah yang merata dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat lainnya. Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai, dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui batas-batas wilayah dan akhirnya bermuara dilaut dilaut atau danau. Sumber limbah antara lain berasal dari kegiatan kegiatan pemukiman,
industri, pertanian, pertambangan dan rekreasi. Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori atau dengan sifat limbah B3. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah limbah dari industri kimia. Limbah dari industri kima pada umumnya mengandung berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun ( toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. manusia. Selain itu limbah limbah juga dapat berasal dari aktifitas pertanian. Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan pupuk. Limbah B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak pada kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung berimbas pada manusia, misalnya meminum air yang terkontaminasi. Dampak beberapa Limbah B3 terhadap kesehatan antara lain: 1. Air raksa (Merkuri (Hg)) Elemen Hg merupakan cairan berwarna kelabu-perak pada suhu 2+
kamar dan mudah menguap bila dipanaskan. Hg (Senyawa Anorganik) dapat mengikat carbon dan membentuk senyawa organomerkuri . Metil Merkuri (MeHg) merupakan bentuk penting yang memberikan pemajanan pada manusia. Dampaknya bagi kesehatan yaitu, Merkuri termasuk bahan teratogenik. MeHg didistribusikan keseluruh jaringan terutama di darah dan otak dan 90 % nya ditemukan dalam darah merah. 2. Kromium Seseorang mungkin terekspos kromium melalui pernapasan, makanan atau minuman, serta kontak kulit dengan kromium atau senyawa kromium. Tingkat kromium di udara dan air umumnya rendah. Namun, air tanah mungkin terkontaminasi kromium (VI) berbahaya (hexavalen kromium).
Kromium (VI) diketahui menyebabkan berbagai efek kesehatan seperti alergi, iritasi hidung, dan mimisan. Masalah kesehatan lain yang disebabkan oleh kromium (VI) adalah: – Ruam kulit – Perut mual dan bisul – Masalah pernapasan – Sistem imun melemah – Kerusakan ginjal dan hati – Perubahan materi genetik – Kanker paru-paru – Kematian
3. Timbal (Pb) Logam berat masuk ke dalam tubuh manusia melewati rantai pangan pendek (hewan – manusia) atau lewat rantai pangan panjang (tanaman – hewan – manusia) yang disebut pencemaran dakhil (Notohadiprawira,
1995).
Paparan
bahan
tercemar
Pb
dapat
menyebabkan gangguan pada organ diantaranya gangguan neurologi, gangguan
terhadap
fungsi
ginjal,
gangguan
terhadap
sistem
reproduksi, gangguan terhadap sistem hemopoitik, dan gangguan terhadap sistem syaraf. 3.3.2
GANGGUAN PADA LINGKUNGAN
A.
Pencemaran Pada Badan Air Keberadaan limbah cair domestik akan terus meningkat
sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk, demikian juga limbah industri (termasuk industri rumah tangga) mempunyai kontribusi yang cukup signifikan terhadap jumlah zat pencemar organik pada badan air. Parameter BOD ( Biochemical Oxigen Demand ) adalah parameter yang digunakan untuk tolak ukur kandungan senyawa organik yang dapat dirombak oleh mikroorganisme. Tolak ukur ini dipilih
karena kebutuhan oksigen untuk reaksi yang dilakukan oleh mikroorganisme setara dengan konsentrasi senyawa organik yang dirombak. Perombakan ini akan terus berlangsung selama oksigen didalam air masih tersedia. Hasil perombakan ini menghasilkan sel baru. Jika air mengandung senyawa organik yang dapat dirombak oleh mikroorganisme, maka peningkatan akan terus terjadi didalam air itu
selama
kandungan
oksigen
terlarut
dapat
memenuhi
kebutuhan untuk reaksi biokimiawi. Jadi, jika nilai BOD tinggi maka akan menurunkan kandungan oksigen terlarut pada perairan tersebut. B.
Pencemaran Pada Tanah Air limbah yang mencemari tanah dalam perjalanannya
akan mengalami peristiwa fisik mekanik , kimia, dan biologis. Peristiwa fisik mekanik terjadi karena adanya distribusi larutan yang mengalir melalui pori-pori tanah yang tidak seragam, sehingga terjadi efek penahanan oleh zat-zat padat dan pengendapan partikel-partikel padat karena adanya gaya berat. Peristiwa kimia terjadi karena penyebaran molekuler yang dihasilkan dari potensi kimia, sedangkan proses biologis terjadi pada bahan pencemar organik yang diuraikan oleh bakteri pembusuk. Pada tanah kering, bakteri melakukan gerakan horizontal ± 1 meter dan vertikal ke bawah ± 3 meter. Pada tanah basah dengan kecepatan aliran tanah 1-3 meter perhari maka gerakan atau perjalanan bakteri bersama aliran air secara horizontal mencapai maksimum 11 meter dimana pada jarak 5 meter akan melebar maksimum 2 meter dan kemudian menyempit kembali sampai jarak 11 meter. Adapun gerakan ke bawah tergantung dari kedalaman air limbah.
Gerakan bahan kimia dalam tanah secara horizontal akan mengikuti aliran air dan akan melebar 9 meter pada jarak 25 meter dan menyempit lagi sampai jarak 95 meter. Mengingat limbah cair rumah tangga kaya akan zat organik, maka jika debitnya cukup besar, maka tingkat penetrasi di dalam tanah akan mencapai jarak yang cukup jauh, sehingga berpotensi untuk mencemari air tanah/air sumur. C.
Air Limbah dan Kehidupan Vektor Air limbah yang dibuang ke lingkungan baik di tanah
maupun pada badan air banyak menimbulkan masalah vektor, yaitu menjadi tempat untuk bersarang dan berkembang biaknya nyamuk dan lalat. Tikus juga menyenangi meny enangi tempat-tempat tersebut. Dengan demikian akibat yang ditimbulkan selain mengganggu kenyamanan juga berpotensi menimbulkan penularan penyakit seperti penyakit perut, malaria, cacingan dan lain-lain.
BAB IV PENUTUP KESIMPULAN
Limbah merupakan sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan berwujud cair yang dibuang kelingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas air. Limbah cair mengandung bahan-bahan yang Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) didefinisikan sebagai limbah atau kombinasi limbah yang karena kuantitas, konsentrasi, atau sifat fisika dan kimia atau yang memiliki karakteristik karakteristik cepat menyebar, mungkin yang merupakan penyebab meningkatnya angka penyakit dan kematian, juga memiliki potensi yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Secara umum didalam tidak terkandung zat-zat berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang mengandung zat-zat yang berbahaya dan harus dilakukan penanganan khusus tahap awal sehingga kandungannya bisa diminimalisasi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sewage plant , karena zat-zat berbahaya itu bisa mematikan fungsi mikroorganisme yang berfungsi menguraikan senyawa-senyawa didalam air limbah.
DAFTAR PUSTAKA
Anggarini,N.H dkk. 2014. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi. Pengelolaan dan Karakterisasi Limbah B3 di Pair Berdasarkan Potensi Bahaya . Vol. 5 (2) : 41-49. ISSN 2087-5665. Manahan, S. 1994. Environmental Chemistry . Lewis Publishers : Florida. dan Notohadiprawira,T. 1995. Logam Berat dalam Pertanian. Jurnal Manusia dan Lingkungan, No. 7 Thn II Des : 3 -12.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Ratman, C.R. dan Syafrudin. 2010. Jurnal Presipitasi. Penerapan Pengelolaan Limbah B3 di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Vol. 7 (2) : 62 64. Riyanto. 2013. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Deepublish. Yogyakarta. Yogyakarta. ISBN 978-602-280-153-5 . Hal : 24-25. Setiono. 2001. Jurnal Teknologi Lingkungan. Lingkungan. Dasar Hukum Pengelolaao Limbah B3. Vol.2 (1) : 72-77. Standar Batan SB 006-1-Batan. 2012 . Pedoman Penilaian Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Batan Soedomo, M. 2001. Pencemaran Udara. ITB Bandung : Bandung. Watts, R. J. 1997. Hazardous Wastes: sources, pathways, receptors . John Wiley & Sons, Inc . United States. Management . Second edition. Mc Graw Hill Wentz, C. A. 1995. Hazardous Waste Management International Editions. United States.
RIWAYAT PENULIS
Penulis bernama lengkap Alya Afifa lahir di Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 06 Desember 1997 merupakan seorang anak kedua dari tiga bersaudara pasangan suami istri Bapak Abdul Haris dan Ibu Nurul Hidayah. Penulis telah menempuh pendidikan formal yaitu di TK Pertiwi Cabang Amuntai, SDN Banjarbaru Utara 2, SMPN 1 Banjarbaru, dan SMAN 1 Banjarbaru. Setelah lulus dari SMAN 1 Banjarbaru tahun 2016 penulis mengikuti SBMPTN dan diterima di Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat pada tahun 2016 dan terdaftar dengan NIM. 1610815220001.
Penulis
bernama
lengkap
Bangkit
Ahhadu
lahir
di
Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 17 Agustus 1998 merupakan seorang anak tunggal dari pasangan suami istri Bapak Suwarjono dan Ibu Endah Catur Windarti. Penulis telah menempuh pendidikan formal yaitu di TK Al-Falah Banjarmasin, SDN Landasan Ulin Timur 6, SMPN 1 Banjarbaru, dan SMAN Banua Kalsel. Setelah lulus dari SMAN Banua Kalsel 2016 penulis mengikuti SBMPTN dan diterima di Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung
Mangkurat
1610815210004.
pada
tahun
2016
dan
terdaftar
dengan
NIM.