LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
KELOMPOK 2 SHIFT A KAMIS 07.00 – 10.00
Disusun oleh:
Nadia Fauziah
260110160011
(Hasil)
Nisa Ayu Amalia
260110160012
(Metode)
Nisrina Hasna M
260110160013
(Daftar pustaka dan Editor)
Annis Chumaedah T
260110160014
(Abstrak)
Anisa Marieta
260110160015
(Pembahasan)
Erlin Elisabeth H
260110160016
(Pembahasan)
Nadya Galuh K
260110160017
(Kesimpulan)
Yolanda Pertiwi
260110160018
(Hasil)
Hafida Aulia Qodrina
260110160019
(Pendahuluan)
Lutifiah Yusuf
260110160020
(Metode)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJAJARAN 2016
1
TITIK LEBUR ABSTRAK
Praktikum yang berjudul penentuan titik lebur ini bertujuan untuk menentukan titik lebur zat padat dan menggunakannya sebagai kriteria dalam identifikasi dan pemeriksaan kemurnian. Titik lebur adalah titik dimana zat padat dan zat cair dalam keadaan setimbang pada tekanan tertentu. Penetepan titik lebur dapat digunakan sebagai dasar pada penentuan bobot molekul , cara ini dikenal sebagai Metode Rest. Pada percobaan ini sampel yang dignakan adalah asam benzoate, asam salisilat dan campuran keduanya. Sampel dimasukkan ke dalam pipa kapiler lalu pipa kapiler dimasukan ke dalam melting point apparatus. Hasil yang dihasilkan dari tiap sampel berbeda – beda. Semakin besar titik lebur suatu zat maka akan semakin tidak murni. Begitu pula sebaliknya. Kata Kunci : Titik lebur, Metode rest, Kemurnian.
ABSTRACT The practicum titled Determining Melting point goals to determine the substance melting point solid and use them as criteria for the identification and examination of purity. Melting point is the point where substances solid and liquid in equilibrium on certain pressure. Determining melting point can be used as the basis for determination of molecular weight basis, this way is known as Method Rest. The sample which are used is benzoic acid, salicylic acid and mixture of both. All samples entered to capillary tube. Then capillary entered the melting point apparatus. The results from each samples are different. The bigger value of melting point of substance It will increasingly not pure and also conversely Key Words: Melting point, Rest method, Purity.
2
hilangnya fase padat. (Dirjen POM,
PENDAHULUAN Suhu lebur zat adalah suhu
1979).
pada saat zat tepat melebur seluruhnya yang ditunjukkan pada saat fase padat tepat hilang (Dirjen POM, 1979). Refraktometer
adalah
Titik beku atau titik leleh dari senyawa murni adalah temperature di mana fase padat dan fase cair berada
alat
dalam keseimbangan pada tekanan
untuk mengukur indeks bias suatu zat
atm. Keseimbangan di sini berarti
dimana yang dimaksud dengan indeks
kecenderungan
bias cahaya merupakan kecepatan
menjadi wujud cair sama dengan
cahaya didalam ruang hampa dibagi
kecenderungan
dengan kecepatan cahaya dalamzat
sebaliknya, karena cairan dan padatan
tersebut. Setiap zat mempunyai indeks
keduanya mempunyai kecenderungan
bias tertentu (spesifik). Selain untuk
melepaskan diri yang sama (Martin,
mengukur zat cair, refraktometer juga
1990).
dapat digunakan untuk menentukan indeks bias zat padat yang transparan, film,
dan
serbuk.
Karena
obyek
memantulkan sinar maka objek dapat dilihat, umumnya cahaya memantul kesegala arah yang disebut pantulan baur. (Dharmawangsa, 1986).
zat
padat
terjadinya
berubah
proses
Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari medium suatu bhbahann. Nilai indeks bias ini banyak diperlukan untuk menginterpretasi suatu jenis data spektroskopi. Indeks bias dari suatu bahan
atau
larutan
merupakan
Jarak lebur zat adalah jarak
parameter karakteristik yang sangat
antara suhu awal dan suhu akhir
penting dengan parameter-parameter
peleburan zat. Suhu awal dicatat pada
lain seperti temperature, konsentrasi
saat
atau
dan lain-lain yang sering dipakai
membentuk tetesan pada dinding pipa
dalam optic, kimia dan industry obat-
kapiler, suhu akhir dicatat pada saat
obatan (Hidayanto, 2010).
zat
mulai
menciut
3
Panas dianggap
peleburan
sebagai
panas
dapat
yang saling terikat dengan gaya yang
yang
lemah mempunyai panas peleburan
dibutuhkan untuk menaikkan jarak
yang rendah, sedangkan
yang terikat
antar atom atau antar molekul dalam
dengan gaya yang kuat
mempunyai
kristal,
panas peleburan yang tinggi dan titik
sehingga
memungkinkan
terjadinya pelelehan. Suatu kristal
leleh yang tinggi (Martin, 1990).
yang saling terikat dengan gaya yang lemah mempunyai panas peleburan yang rendah, sedangkan
yang terikat
dengan gaya yang kuat
mempunyai
panas peleburan yang tinggi dan titik leleh yang tinggi (Martin, 1990).
Titik lebur senyawa hidrokaron normal yang jenuh bertambah tinggi dengan
bertambahnya
molekulnyaa, sebbab gaya Van der Waals yang terdapat diantara molekulmolekul
Titik leleh dari asam salisilat memiliki batas antara 153-1550C dan 125,5 – 154,50C. (Irwandi, 2014)
bobot
kristalnya
semakin
besar
dengan bertambahnya jumlah atom karbon (Moechtar, 1990). Setiap larutan ataupun cairan
Asam salisilat membentuk jarum tak
murni memiliki kebutuhan suhu yang
berwarna. Memiliki titik leleh sebesar
berbeda-bedauntuk
1550C. Selain itu, asam lebih larut
beku, titik cair, dan titik didihnya
dalam air panas. Zat ini mudah larut
masing-masing.
dalam
normalcairan murni atau larutan adalah
lakohol
dan
ater.
(G.
Shevla.1979: 401). Panas dianggap
panas
dapat yang
dibutuhkan untuk menaikkan jarak antar atom atau antar molekul dalam kristal,
sehingga
Titik
titik
didih
suhu pada saat tekanan uap mencapai 1
peleburan
sebagai
mencapai
memungkinkan
terjadinya pelelehan. Suatu kristal
atm, karena zatterlarut menurunkan tekanan uap, maka suhu larutan harus dinaikkan agar ia mendidih.Artinya, titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarut murni. Peristiwa inidisebut sebagai peningkatan titik didih, merupakan metode alternatif
4
untuk
menentukkanmasa
molar
(Syukri, 1999).
dekongestan, misalnya efedrin dan fenilefrin.
Titik lebur dikenal juga sebagai titik leleh. Ketika es yang tadi kita buat di letakkan di luar ruangan dengan suhu ruang (21-30 oC) lama kelamaan
(Hasannudin, 2015)
es tersebut pasti akan menjadi cair berupa air. Kondisi inilah yang disebut
METODE
es telah memasuki titik lebur yang dimana titik lebur atau titik leleh air
ALAT DAN BAHAN
terjadi pada temperature diatas 0 oC hingga batas titik didihnya yaitu 100
Alat yang digunakan dalam
oC di tekanan 1 atmosfir (Kurniawan,
penelitian ini adalah alat Melting Point
2016).
Apparatus, kertas perkamen, mortar dan stir, pipa kapiler, spatula, dan Asam benzoat merupakan asam
timbangan analitik.
karboksilat aromatik paling sederhana. Asam benzoat berupa zat padat dengan
Bahan yang digunakan dalam
warna putih. Asam benzoat digunakan
penelitian ini adalah asam benzoat dan
dalam sintesis bahan – bahan kimia
asam salisilat.
lainnya. Dalam kehidupan sehari –
PROSEDUR
hari, asam benzoat atau garamnya digunakan sebagai bahan pengawet
Pertama, alat-alat yang digunakan
makanan, misalnya pada kue basah
untuk penentuan titik lebur suatu zat
atau minuman.
disiapkan dan dalam keadaan bersih, kemudian disiapkan sampel berupa
Pada industri farmasi, asam benzoat
digunakan
sebagai
obat
asam salisilat dan asam benzoate. Lalu disiapkan 3 buah mortar dan dilakukan penggerusan
asam
salisilat,
asam
5
benoat, dan sampel campuran dalam mortar yang berbeda hingga terbentuk serbuk sampel yang halus. Setelah itu disiapkan pipa kapiler yang akan ditotolkan pada serbuk asam salisilat dengan tujuan agar serbuk asam salisilat masuk ke dalam pipa kapiler dengan kepadatan kurang lebih hingga
Penentuan Titik Lebur Rumus : TL = T + ΔT
1. Asam Salisilat T T ΔT – Jawab : TL = T + ΔT
3 mm,lalu ditentukan titik leburnya dengan cara pipa kapiler dimasukkan kedalam lubang kecil pada melting point apparatus dan menentukkan suhu awal hingga suhu akhir tepat zat melebur
seluruhnya,
selanjutnya
2. Asam Benzoat T T ΔT – Jawab : TL = T + ΔT = 122
dilakukan perlakuan yang sama untuk sampel asam benzoate dan sampel campuran dengan pipa kapiler yang berbeda. HASIL Zat
Titik
Jarak
Lebur
Lebur
3. Campuran TL= = 135,5 oC T T ΔT – Jawab : TL = T + ΔT C
Asam Salisilat Asam Benzoat Campuran
PEMBAHASAN Praktikum percobaan
yang
kali
ini
dilakukan
bertujuan
untuk
menetapkan titik lebur. Titik lebur dari suatu zat adalah keadaan dimana zat padat berubah menjadi cairan dibawah tekanan 1
6
atm. Titik lebur juga diartikan sebagai
dengan
berat
molekul
sama,
maka
keadaan dimana terjadi keseimbangan
molekul yang lebih polar dan struktur
antara fase padat dengan fase lainnya pada
molekul yang lebih simetris akan lebih
suatu zat. Selain titik lebur, ada juga suhu
tinggi.
lebur dan jarak lebur. Suhu lebur adalah Dalam praktikum ini digunakan
suhu pada saat suatu zat tepat melebur seluruhnya yang ditujukan pada fase padat tepat hilang. Jarak lebur zat adalah jarak antara suhu awal dan suhu akhir peleburan
beberapa bahan, yaitu: asam benzoat dan asam salisilat, serta campuran dari kedua bahan tersebut. Asam benzoat adalah suatu senyawa yang memiliki rumus
zat.
molekul
C 7 H6 O2
(atau
C6H5COOH),
Titik lebur suatu zat padat adalah
dengan pemerian berupa padatan kristal
temperatur
terjadinya
berwarna putih, tidak berwarna, dan tidak
keadaan setimbang antara fasa padat dan
berbau. Selain itu, asam benzoat memiliki
fasa cair pada tekanan satu atmosfer,
sifat mudah terbakar, sedikit terlarut
prinsipnya suatu zat bisa meleleh karena
didalam air, larut dalam alkohol, eter,
ikatan
dimana
sangat mudah larut dalam benzena, aseton,
putusnya molekul itu yang memerlukan
mudah menguap, dan mudah meledak.
suhu
pada
Lalu asam salisilat adalah suatu senyawa
kekuatan ikatan tersebut, semakin kuat
yang memiliki rumus molekul C7H6O3,
ikatannya maka semakin tinggi suhu yang
dengan pemerian hablur putih, biasanya
dibutuhkan untuk memutuskan ikatan
berbentuk jarum halus atau serbuk hablur
tersebut.
putih, rasa agak manis, tajam, dan stabil
suatu
dimana
antarmolekul
berbeda-beda
terputus
tergantung
diudara. Dengan adanya zat pengotor, ikatan yang terputus akan lebih banyak atau
intinya
tergantung
zat
maka partikel-partikel penyusun zat padat
pengotornya. Titik lebur juga bisa untuk
akan bergetar dan juga bergerak lebih
mengukur
cepat. Hal ini disebabkan oleh partikel-
gaya
pada
Apabila zat padat dipanaskan
intermolekul
antar
senyawa dimana makin tinggi titik lebur
partikel
maka
penyusun
zat
padat
yang
makin
besar
gaya
menyerap panas yang digunakan sebagai
intermolekulernya,
beberapa
molekul
energi untuk bergerak yaitu yang dapat
7
disebut sebagai energi kinetik. Akibat
pengerjaan
pengukuran
getaran yang dihasilkan lebih cepat,
dilakukan 3 kali uji titik lebur dan
organisasi atau susunan partikel dalam
kemurnian. Yang pertama uji kemurnian
struktur zat padat yang tadinya teratur
asam
berubah sehingga zat padat berubah fase
benzoat, dan uji kemurnian campuran
menjadi zat cair. Dalam perubahan fase ini
keduanya. Pada pengujian pertama, asam
dikenal istilah titik lebur. Titik lebur
salisilat dimasukkan ke dalam mortar dan
sendiri merupakan suhu dimana zat padat
digerus
berubah fase menjadi zat cair. Pada titik
Kemudian asam salisilat yang telah halus,
lebur, getaran pada partikel penyusun zat
dimasukkan ke dalam pipa kapiler hingga
padat dapat melebihi total kekuatan atau
setinggi kurang lebih 0.3-0.5 mm. Hal
gaya tarik-menarik antar partikel antar
selanjutnya
partikel penyusun zat tersebut.
memasukkan pipa kapiler berisi asam
salisilat,
uji
dengan
kemurnian
alu
yang
titik
sampai
dilakukan
lebur,
asam
halus.
adalah
salisilat ke dalam molting point apparatus Perbedaan
titik
lebur
antara
untuk melihat titik leburnya.
senyawa-senyawa pada golongan yang sama
dapat
dijelaskan
keelektronegatifan pembentuk
dengan
Melting
point
tester
dapat
unsur-unsur
mendeteksi titik lebur secara otomatis
tersebut.
dengan cara transmisi dan mengontrol
senyawa
Elektronegativitas adalah kecenderungan
kecepatan
suatu unsur unutk menarik electron,
mikroprosesor untuk sensitivitas tinggi
karena
dan stabilitas. Pada awalnya melting point
unsur-unsur
mempunyai berbeda
pembentuknya
elektronegativitas
yang
manjadikan
pemanasan
linear
oleh
yang
apparatus diatur hingga suhu yang sedikit
senyawa
melebihi literatur titik lebur asam salisilat.
terpolarisasi. Semakin besar perbedaan
Setelah
menderkati
titik
elektronegativitas unsur-unsur pembentuk
literatur,
pipa
senyawa, semakin kuat ikatan unsur dalam
salisilat
di
senyawa itu. Semakin kuat ikatan senyawa
dimasukkan ke dalam melting point
semakin tinggi ikatan titik lebur itu.
apparatus dan diamati sampai
kapiler
lebur
pada
dengan
asam
dalamnya
kemudian
asam
salisilat tepat habis. Prosedur diatas juga Prosedur pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Untuk
berlaku untuk penentuan kemurnian asam benzoat dan campurannya.
8
Hasil
literatur
asam
salisilat
yang digunakan untuk sifat fisika dari
sendiri mulai dari 158.5oC hingga 161oC.
suatu zat. Karakteristik suatu zat berbeda
Asam benzoat mulai dari 121 oC hingga
denga yang lain. Perbedaan tersebuh
o
o
124 C. Dan campuran adalah 135.5 C
dilihat dalam hal kekuatan antar molekul.
diperoleh dari rata-rata titik lebur kedua
Kekuatan antar molekul berbeda dengan
zat. Sedangkan titik lebur yang didapatkan
struktur kimia dan molekul atom atau
dari masing-masing percobaan adalah:
molekul unsurnya berbeda.
o
asam salisilat 163.6 C, asam benzoat Ketidaksesuaian data dan literatur
127.4oC, dan campuran 142.5oC. Jarak lebur yang didapat untuk asam salisilat adalah 5oC, asam benzoat 5oC, dan
ini disebabkan karena ketidaktelitian yang dilakukan saat pelaksanaan percobaan. Karena pada saat pemanasan tidak melihat
campuran 7oC.
secara Faktor yang mempengaruhi titik
teliti
termometer.
suhu
yang
sehingga
ditujukan
menyebabkan
lebur dan jarak lebur di atas adalah
penyimpangan berupa penurunan atau
kemurnian dari suatu zat yang digunakan
perluasan range titik leleh.
dalam percobaan dan sifat serta kuat
sampel yang didapatkan juga tidak murni,
lemahnya kekuatan intermolekuler juga
ini
bertanggung jawab atas perbedaan yang
dikarenakan
jarak
Selain itu
lebur
yang
o
seharusnya adalah 2 C.
diamati dalam titik saat mencair. Titik lebur sendiri
digunakan
Suatu zat dikatakan murni apabila
untuk pemurnian zat dikarenakan setiap
titik lebur yang diperoleh dari percobaan
senyawa pasti memiliki titik lebur yang
sama dengan yang ada dalam literature.
berbeda-beda. Dengan mengetahui titik
Tetapi bila zat itu tidak murni atau
leleh
terdapat
ikatan
mengetahui kemurnian suatu zat. Untuk
molekulnya semakin kecil dan ikatannya
zat-zat murni, pada umumnya memiliki
mudah lepas, sehingga tidak leburnya
titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan
akan lebih kecil dari zat murni.
ketika zat tersebut telah tercampur dengan
campuran,
maka
suatu
zat,
maka
kita
dapat
zat lain. Berdasarkan hal inilah, maka Prinsip kerja dari titik lebur terletak pada penetapan pemberian energi
untuk memperoleh logam yang murni, maka bijih logam yang dihasilkan dari
panasnya. Titik lebur bersifat karakteristik
9
proses tambang dipanaskan dalam dapur
DAFTAR PUSTAKA
pemanasan sampai melebur dan kemudian melalui proses lebih lanjut akan diperoleh logam
yang
Dharmawangsa, ZA. 1986. Penuntun Praktikum
murni.
Kimia
Analisis
Dalam menentukan titik leleh suatu zat,
Instrumental (dasar-dasar dan
adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan). Grayuna:
cepat atau lambatnya zat tersebut meleleh
Jakarta.
adalah ukuran
kristal,
pengemasan
:
Dirjen POM.1979.Farmakope
banyaknya
sampel,
Indonesia.Departemen
dalam
kapiler,
KesehatanRepublik
adanya senyawa lain.
Indonesia:Jakarta.
Titik lebur ini memiliki manfaat
Hasannudin. 2015. Benzena dan
di berbagai bidang khusunya farmasi yaitu
Turunannya : Struktur, Tata
mengidentifikasi
Nama, Pembuatan, Kegunaan.
kemurnian
suatu
senyawa obat, pembuatan sediaan obat
Tersedia
(terutama untuk obat yang diberikan
(online)
di
http://kimiadasar.com/benzena-
melalui rektal), cara penyimpan suatu
dan-turunannya-struktur-tata-
sediaan obat agar tidak mudah rusak pada
nama-pembuatan-kegunaan/
suhu tertentu, dsb.
[Diakses KESIMPULAN
pada
tanggal
09
Desember 2016].
Berdasarkan hasil praktikum
Hidayanato, E., dkk. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk
yang didapat, didapatkan jarak lebur asam salisilat 5oC, jarak lebur asam
Pengukuran Indeks Bias. Jurnal
benzoat 5oC, dan jarak lebur sampel
Berkala Fisika. Vol 13. No.4.
campuran
7oC.
Maka
dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan jarak leburnya dihasilkan sampel yang tidak murni se
karena
jarak
lebur
yang
I
nd
ed . 0
.Expe ent’s of
Organic Chemical. Jakarta : UIN Press Kurniawan. Bayu. 2016. Perbedaan
usny ≤ oC.
10
Antara Titik Beku, Titik Lebur, dan
Titik
Didih.
Tersedia
(online)
di
http://www.wowcang.com/201 6/11/perbedaan-titik-beku-titiklebur-titik-cair.html
[Diakses
pada tanggal 09 Desember 2016]. Martin, A., Swabrick. 1990. Farmasi Fisika Edisi III. UI-Press : Jakarta. Martin, Alfred dkk.1990.Dasar-dasar Farmasi
Fisik
dalam
Farmasetik.
Ilmu
Jakarta:
Universitas Indonesia Press. Moechtar. 1990. Farmasi Fisik Edisi III. Jakarta: UI Press. Svehla, G. 1979. Analisi Anorganik Kualitatif.
Jakarta
:
PT.
Kalman Media Pustaka Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB.
11