MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Perubahan Pemilikan Persekutuan
Nama Anggota : 1. Triadiyanto 2012-12-157 2. Dewi Ratnawati 2012-12-158 3. Riska Rahmawati 2012-12-159 4. Desi Ari Astuti 2012-12-160 5. Mega Silvia 2012-12-161 6. Anggita Kurnia Dewi 2012-12-162 7. SifaFauziah 2012-12-163 8. Abdul Fatah 2012-12-212
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2014
Kata Pengantar
Alhamdulillah,
puji
syukur
senantiasa
penulis
ucapkan
atas
kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-NYA sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Perubahan Pemilikan Persekutuan” tanpa menemui hambatan yang berarti. Makalah ini disusun agar pembaca dapat menambah ilmu tentang “Perubahan Pemilikan Persekutuan” dalam akuntansi keuangan lanjutan 1.Makalah ini kami sajikan bersumber dari pembacaan buku akuntansi keuangan lanjutan 1 oleh Drs. L. Suparwoto, M.Sc., Akt.dan sumber lainnya. Dalam
penyusunan
makalah
ini
kami
menemui
banyak
hambatan.Baik yang datang dari penyusun maupun hambatan dari luar.Namun dengan usaha dan kesabaran serta pertolongan Allah swt kami dapat menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.Untuk itu Kami sangat mengharapkan berbagai masukan-masukan yang berupa kritikan maupun saran demi perbaikan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Kudus, 27 Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perubahan kepemilikan mengakibatkan suatu persekutuan dianggap bubar secara hukum (dissolution). Perubahan kepemilikan dapat terjadi dengan berkurang atau bertambahnya sekutu. Sekutu berkurang bila ada anggota persekutuan meninggal dunia atau mengundurkan diri. Sekutu bertambah bila ada anggota baru yang masuk kedalam persekutuan, baik melalui investasi langsung atau membeli saldo modal (kepentingan) sekutu yang telah ada. Dengan masuknya seorang sekutu kerja yang baru atau keluarnya sekutu kerja atau meninggalnya seorang sekutu maka akan membubarkan persetujuan bersama persekutuan. Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan awal para sekutu untuk menjalankan usaha bersama-sama dilanggar dan tidak berlaku lagi.Dengan bubarnya persekutuan, maka wewenang para sekutu untuk menjalankan perusahaannya juga berakhir. Untuk memperdalam masalah pembubaran persekutuan tersebut, penulis akan menulis makalah yang berjudul “Perubahan KepemilikanPersekutuan“. B. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. 2. Mampu menjelaskan tentang kondisi yang menimbulkan pembubaran persekutuan. 3. Mampu menjelaskan tentang perolehan hak melalui pembelian. 4. Mampu menjelaskan tentang pengunduran sekutu 5. Mampu menjelaskan perubahan persekutuan menjadi perseroan terbas
BAB II TINJAUAN TEORITIS Pembubaran persekutuan Pembubaran dalam persekutuan dapat terjadi karena 2 hal yaitu: 1 perubahan kepemilikan 2 likuidasi persekutuan Perbedaannya terletak pada sifat pembubarannya, perubahan kepemilikan merupakan pembubaran persekutuan yg sifatnya sementara setelah itu terbentuk persekutuan baru. Sedangkan likuidasi persekutuan merupakan pembubaran persekutuan yang sifatnya permanen artinya bahwa setelah likuidasi tidak akan dibentuk persekutuan yang baru.
Pengunduran sekutu dari persekutuan. Oleh karena masing-masing sekutu punya hak untuk mengundurkan diri dari keanggotaannya,maka biasanya pengunduran sekutu dapat terjadi karena (a) Menjual hak penyertaaannya kepada sekutu baru atau sekutu lama (b) Hak penyertaannya dikembalikan oleh persekutuaan (c) Meninggal dunia. Perubahan persekutuan menjadi Perseroan Terbatas. Oleh karena para sekutu punya hak untuk mengubah persekutuan menjadi perseroan, maka perseroan yang baru dibentuk tersebut akan mengambil alih kekayaan dan hutang persekutuan, di sisi lain perseroan akan mengeluarkan saham untuk mengganti kekayaan bersih yang diserahkan persekutuan.
Dari segi akuntansinya,pencatatan atas kegiatan perseroan yang baru dapat menggunakan salah satu cara, dari 2 cara berikut (1) Melanjutkan pembukuan persekutuan (2) membuat pembukuan baru.
BAB III PEMBAHASAN HASIL A. Pembubaran persekutuan Salah satu karakter utama persekutuan adalah umur yang terbatas (limited life) yang berarti sewaktu-waktu umur persekutuan dapat berakhir, dan persekutuan akan bubar. Dengan masuknya seorang sekutu kerja yang baru atau keluarnya sekutu kerja atau meninggalnya seorang sekutu maka akan membubarkan persetujuan bersama persekutuan. Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan awal para sekutu untuk menjalankan usaha bersama-sama dilanggar dan tidak berlaku lagi.Misalnya, persekutuan secara otomatis bubar jika salah seorang sekutu meninggal dunia.Apabila timbul perselisihan di antara para sekutu, maka atas permintaan seorang sekutu atau lebih pengadilan dapat memutuskan pembubaran persekutuan.Pengunduran diri salah seorang sekutu atau lebih lewat penjualan kepentingannya juga membubarkan persekutuan.Dengan bubarnya persekutuan, maka wewenang para sekutu untuk menjalankan perusahaannya juga berakhir.Walaupun pembubaran ini mengakhiri asosiasi perorangan-perorangan untuk tujuan awal mereka, namun hal ini tidak berarti pembubaran perusahaan atau bahkan hambatan dalam kelangsungan hidupnya.Kalau seorang sekutu meninggal atau mengundurkan diri, maka perusahaan dapat dilanjutkan sebagai persekutuan baru, yang terdiri dari sekutu-sekutu yang ada ataupun sekutu-sekutu yang ada ditambah dengan masuknya seorang sekutu baru. Kondisi yang menimbulkan pembubaran persekutuan. Masuknya sekutu baru dan keluarnya sekutu lama pada persekutuan akan mengakibatkan pembubaran.Pembubaran ada dua jenis: 1. Pembubaran persekutuan dari segi hukum (perubahan surat perjanjian/akte pendirian), tetapi kegiatan perusahaan tetap dilanjutkan, ini disebut disolution. 2. Pembubaran persekutuan dengan menghentikan kegiatan dan penutupan perusahaan disebut likuidasi. Penyebab bubarnya persekutuan : 1. Bubar karena sesuai dengan perjanjian persekutuan a. Bubar karena tujuan persekutuan telah tercapai b. Bubar karena jangka waktu persekutuan telah habis c. Bubar karena masuknya sekutu baru d. Bubar karena pengunduran sekutu e. Bubar karena persekutuan diubah menjadi PT
f. Bubar karena persekutuan dilikuidasi sesuai kesepakatan sekutu 2. Bubar karena undang-undang yang berlaku a. Sekutu meninggal dunia b. persekutuan dilikuidisi sesuai dengan undang-undang (misal KUHD pasal 47) c. Seorang sekutu atau persekutuanitu sendiri mengalami kebangkrutan. d. Setiap kejadian yang menyebabkan perusahaan tidak layak untuk menjalankan kegiatan usahanya lagi atau bagi individuindividu untuk menjalankan perusahaan sebagai persekutuan firma. e. Perang. 3. Bubar karena putusan pengadilan Pengadilan dapat memutuskan pembubaran karena terbukti timbul : a. Seorang sekutu tidak waras atau tidak mampu untuk menyelesaikan setiap masalah atau untuk memenuhi bagiannya dalam perjanjian persekutuan firma. b. Sikap seorang sekutu yang merugikan perusahaan. c. Perselisihan intern di antara para sekutu. d. Kelanjutan perusahaan tidak mungkin lagi menguntungkan Apabila bubarnya persekutuan diikuti bubarnya perusahaan maka seluruh aktiva akan diuangkan dan hasilnya dipakai untuk melunasi utang, setelah dilunasi terdapat sisa kas yang akan dibagi kepada sekutu. Bubarnya persekutuan tidak diikuti dengan bubarnya perusahaan adalah bubarnya persekutuan yang diikuti berdirinya persekutuan baru apabila ada sekutu yang masuk atau mengundurkan diri, masuknya sekutu baru berarti persekutuan lama bubar dan berdiri persekutuan baru. Contoh Persekutuan Abc dengan para sekutu A,B, C, pada awal tahun tn D diterima sebagai sekutu baru. Masuknya D berrati persekutuan lama dengan sekutu A,B,C bubar dan berdiri persekutuan baru yaitu A,B,C,D. Masuknya sekutu baru dapat dilakukan dengan 2 cara : 1. Sekutu baru Membeli hak sekutu lama Seorang dapat menjadi sekutu pada persekutuan dengan cara membeli hak sekutu lama. Umumnya hak sekutu lamaa oleh sekutu baru diatur dalam perjanjian persekutuan, jual beli hak harus disetujui oleh sekutu. Berdasarkan jumlah hak yang dibeli dari beberapa orang hak, pembelian hak sekutu lama oleh sekutu baru dapat dikelompokkan
a) Membeli sebagian hak seorang sekutu Apabila sekutu baru membeli sebagian hak seorag sekutu masalah harga adalah urusan antara penjual dan pembeli, berapapun harganya transaksi dicatat sesuai nilai buku dari modal yang dijualbelikan, transaksi ini tidak mempengaruhi jumlah, komposisi aktiva dan utang perusahaan dan jumlah modal persekutuan tetapi komposisinya akan berubah. Contoh 1 Persekutuan ABCD membagi laab tau rugi denga rasio 20;30;30;20, saldo modal persekutuan pada akhir tahun 1990 : Modal Modal Modal Modal
A B C D
Rp 80.000.000,00 120.000.000,00 120.000.000,00 80.000.000,00
Jumlah modal
Rp 400.000.000,00
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli hak 50% hak B baik hak atas modal maupun hak atas rugi-laba sebesar RP 75.000.000,00. walaupun harga jual-beli Rp 75.000.000,00 transaksi akan dicatat berdasar nilai buku modal yang dijualbelikan yaitu 50% x Rp 120.000.000,00 = Rp 60.000.000,00 Transaksi akan dicatat: Modal, B
Rp 60.000.000,00
Modal, E Rp 60.000.000,00 Dengan masuknya E komposisi modal persekutuan mengalami perubahan (dalam jutaan) yaitu: Keteranagn
A 80 -
B 120 (60)
Modal C D 120 80 -
E 60
Total 400 -
Rasio pembagian rugi-laba B C D E
Total
Sebelum masuk E Masuknya E Setelah 80 60 120 80 60 400 masuknya E Dengan masuknya E rasio pembagian rugi-laba mengalami perubahan (dalam %) yaitu Keteranagn
A
Sebelum masuk E Masuknya E Setelah masuknya E
20 -
30 (15)
30 -
20 -
15
100 -
20
15
30
20
15
100
b) Membeli seluruh hak seorang sekutu Pembeliah seluruh hak seorang sekutu harus disetujui oleh seluruh sekutu dan dicatat berdasr nilai buku modal yang diperjual belikan. Jumlah dan komposisi aktiva tidak akan mengalami perubahan. Contoh 2 Persekutuan ABCD membagi laab tau rugi denga rasio 20;30;30;20, saldo modal persekutuan pada akhir tahun 1990 : Modal Modal Modal Modal
A B C D
Rp 80.000.000,00 120.000.000,00 120.000.000,00 80.000.000,00
Jumlah modal
Rp 400.000.000,00
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli seluruh hak B baik hak atas modal maupun hak atas rugi-laba sebesar RP 125.000.000,00. walaupun harga jual-beli Rp 125.000.000,00 transaksi akan dicatat berdasar nilai buku modal yang dijualbelikan yaitu RP 120.000.000,00. Transaksi akan dicatat: Modal, B
RP 120.000.000,00.
Modal, E RP 120.000.000,00. Dengan masuknya E komposisi modal persekutuan mengalami perubahan (dalam jutaan) yaitu: Keteranagn
Modal
A B C D E Total Sebelum masuk 80 120 120 80 400 E (120) 120 Masuknya E Setelah 80 120 80 120 400 masuknya E Dengan masuknya E rasio pembagian rugi-laba mengalami perubahan (dalam %) yaitu
Keteranagn Sebelum masuk E Masuknya E Setelah masuknya E
A 20 20
Rasio pembagian rugi-laba B C D E 30 30 20 (30) 30 -
30
20
30
Total 100 100
c) Membeli sebagian hak beberapa orang sekutu Masuknya sekutu baru dengan membeli sebagian hak beberapa orang sekutu harus mendapat persetujuan seluruh sekutu.Masalah harga jual belu urusan sekutu penjual dan pembeli, harga jual beli tersebut dapat sebesar niali, buku diatas nilai buku atau dibawah nilai buku.Berapapun harga transaksi dicatat sebesar nilai buku modal yang dijialbelikan.Sama saja dengan trnasaksi 1 dan 2. Contoh 3 Persekutuan ABCD membagi laab tau rugi denga rasio 20;30;30;20, saldo modal persekutuan pada akhir tahun 1990 : Modal Modal Modal Modal
A B C D
Rp 80.000.000,00 120.000.000,00 120.000.000,00 80.000.000,00
Jumlah modal
Rp 400.000.000,00
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli hak 25% hak A, B dan C seluruh harganya Rp 100.000.000,00. Dalm hal ini harga jual beli diatas nilai buku, karena nilai buku yang dibeli adalah Dari A = 25% x Rp 80.000.000,00 = Rp 20.000.000,00 Dari B = 25% x Rp 120.000.000,00 = Rp 30.000.000,00 Dari C = 25% x Rp 120.000.000,00 = Rp 30.000.000,00 Jumlah Rp 80.000.000,00 Apabila transaksi dinegosiasikan secara kolektif maka kas sebesar Rp 100.000.000,00 aakn dibagikan ke masing-masing sekutu sesuai rasio nilai buku modal yang dijual. Selisish antara nilai buku modal yang dijual dengan kas yang diterima (harga jual) adalah laba-rugi masing-masing sekutu penjual. Dalam transaksi tersebut kas yang diterima oleh masingmasing sekutu serta laba yang diakui adalah: Sekutu
Nilai buku modal
Harga jual
Laba
A
Rp 20.000.000,00
% 25
B
30.000.000,00
37,5
C
30.000.000,00
37,5
Jumlah
80.000.000,00
100
Rp 25.000.000, 00 37.500.000, 00 37.500.000, 00 100.000.00 0,00
Rp 5.000.000,0 0 7.500.000,0 0 7.500.000,0 0 20.000.000, 00
walaupun harga jual-beli Rp 100.000.000,00 transaksi akan dicatat berdasar nilai buku modal yang dijualbelikan yaitu Rp 80.000.000,00 Transaksi akan dicatat: Modal, A Rp 25.000.000,00 Modal, B 37.500.000,00 Modal, C 37.500.000,00 Modal, E Rp 80.000.000,00 Dengan masuknya E komposisi modal persekutuan mengalami perubahan (dalam jutaan) yaitu: Keteranagn
Modal A 80 (20)
B 120 (30)
C 120 (30)
D 80 -
E 80
Total 400 -
A 20 (5)
Rasio pembagian rugi-laba B C D E 30 30 20 (7,5) (7,5) 20
Total 100 -
15
22,5
100
Sebelum masuk E Masuknya E Setelah 60 90 90 80 80 400 masuknya E Dengan masuknya E rasio pembagian rugi-laba mengalami perubahan (dalam %) yaitu Keteranagn Sebelum masuk E Masuknya E Setelah masuknya E
22,5
20
20
membeli seluruh hak beberapa orang sekutu
4. Membeli seluruh hak beberapa orang sekutu Seperti halnya dalam transaksi pembelian 1,2 dan 3 masuknya sekutu melalui transaksi ini juga harus disetujui oleh seluruh sekutu dan transaksi akan dicatat oleh persekutuan berdasarkan nilai buku modal yang diperjualbelikan.
Contoh 4 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20:30:30:20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 1990 adalah : Modal, A Rp 80.000.000,00 Modal,B 120.000.000,00 Modal,C 120.000.000,00 Modal,D 80.000.000,00 Jumlah modal Rp400.000.000,00 Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli seluruh hak A dan D baik hak atas modal maupun hak atas rugi-laba seluruhnya seharga Rp 200.000.000,00. Kas sebesar Rp 200.000.000,00 tersebut akan dibagikan kepada A dan D sesuai dengan nilai buku yang dijual. Oleh karena modal A dan modal D yang dijual adalah sama, yaitu masing-masing Rp 80.000.000,00 maka hasil penjualan tersebut juga dibagi sama, yaitu: A= Rp 100.000.000,00 B= Rp 100.000.000,00 Dengan demikian masing-masing sekutu penjual memperoleh laba Rp 20.000.000,00. Walaupun harga jual-beli tersebut Rp 200.000.000,00 akan tetapi transaksi akan dicatat berdasar nilai buku modal yang diperjualbelikan, yaitu Rp 160.000.000,00. Transaksi tersebut akan dicatat: Modal,A Modal,D
Rp80.000.000,00 80.000.000,00
Modal,E Rp 160.000.000,00 Dengan masuknya E tersebut komposisi modal persekutuan mengalami perubahan (dalam jutaan): Modal Keterangan Sebelum E masuk Masuknya E
A
B
C
D
E
Total
80
120
120
80
-
400
(80)
-
-
(80)
160
-
Setelah E masuk 120 120 160 400 Dengan masuknya E tersebut rasio pembagian rugi-laba juga mengalami perubahan (dalam %), yaitu:
Rasio pembagian rugi-laba Keterangan A
B
C
D
E
Total
20
30
30
20
-
100
(20)
-
-
(20)
40
-
30
-
40
100
Sebelum E masuk Masuknya E
Setelah E masuk 30 5. Membeli Sebagian Hak Seluruh Anggota Sekutu
Masuknya sekutu baru dengan cara membeli sebagian hak dari seluruh sekutu sudah pasti harus dengan persetujuan seluruh sekutu. Harga jual-beli dalam transaksi ini tidak selalu sama dengan nilai buku. Jadi ada 3 kemungkinan, yaitu:
a
a Harga jual-beli = nilai buku. b Harga jual-beli > nilai buku. c Harga jual-beli < nilai buku. Harga jual-beli = nilai buku
Apabila harga jual-beli sama dengan nilai buku tidak timbul masalah di dalam pencatatannya. Transaksi akan dicatat berdasarkan harga jual atau nilai buku sama saja. Contoh 5 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20:30:30:20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 1990 adalah: Modal, A Rp 80.000.000,00 Modal, B 120.000.000,00 Modal, C 120.000.000,00 Modal, D 80.000.000,00 Jumlah modal Rp400.000.000,00
+
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga nilai buku, yaitu Rp 100.000.000,00. Hak atas modal dan atas laba yang dibeli tersebut berasal dari: -
Dari A = 25% x Rp 80.000.000,00 Dari B = 25% x Rp120.000.000,00 Dari C = 25% x Rp120.000.000,00 Dari D = 25% x Rp 80.000.000,00 Jumlah Transaksi tersebut akan dicatat: Modal, A Modal, B
Rp
20.000.000,00 25.000.000,00
= = = =
Rp
20.000.000,00 30.000.000,00 30.000.000,00 20.000.000,00 Rp100.000.000,00
Modal, C Modal, D
25.000.000,00 20.000.000,00 Modal, E
Rp
100.000.000,00
Dengan masuknya E tersebut komposisi modal persekutuan mengalami perubahan (dalam jutaan) : Modal Keterangan Sebelum E masuk Masuknya E
A
B
C
D
E
Total
80
120
120
80
-
400
(20)
(30)
(30)
(20)
100
-
Setelah E masuk 60 90 90 60 100 400 Dengan masuknya E tersebut rasio pembagian rugi-laba juga menghasilkan perubahan (dalam %), yaitu : Rasio pembagian rugi-laba Keterangan A
B
C
D
E
Total
Sebelum E masuk
20
30
30
20
-
100
Masuknya E
(5)
(7,5)
(7,5)
(5)
25
-
Setelah E masuk
15
22,5
22,5
15
25
100
b Harga Jual-Beli > Nilai Buku Apabila harga jual lebih besar daripada nilai buku maka akan menimbulkan masalah di dalam pencatatannya, yaitu masalah dasar pencatatan. Dalam hal ini terdapat 2 pendekatan atau metode, yaitu : 1 2 1
Metode goodwill Metode bonus
Metode Goodwill Menurut metode ini transaksi masuknya sekutu baru tersebut akan dicatat berdasarkan harga jual. Metode ini berdasarkan pemikiran bahwa neraca awal persekutuan harus nilai pasar yang wajar, baik aktiva berwujud maupun aktiva tidak berwujud.Dengan adanya harga jual-beli di atas nilai buku aktiva bersih tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya persekutuan telah mempunyai goodwill yang belum diakui.Goodwill tersebut harus diakui. Oleh karena goodwill tersebut merupakan hasil kerja sekutu lama maka goodwill tersebut juga merupakan hak sekutu lama dan akan dibagi sesuai dengan rasio pembagian laba.
Besarnya goodwill adalah selisih antara nilai pasar modal (aktiva bersih) dengan nilai bukunya. Dengan metode ini maka modal persekutuan akan bertambah sebesar setoran goodwill diakui. Contoh 6 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20:30:30:20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 1990 adalah : Modal, A Modal, B Modal, C Modal, D Jumlah modal
Rp 80.000.000,00 120.000.000,00 120.000.000,00 80.000.000,00 Rp400.000.000,00
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp 125.000.000,00. Transaksi ini menunjukkan adanya goodwill yang dimiliki persukutuan ABCD, yaitu : Nilai pasar 25% modal = Rp 125.000.000,00 100 25
Nilai pasar seluruh modal=
x Rp 125.000.000,00=
Rp500.000.000,00
Nilai buku modal (aktiva bersih)
=
Rp400.000.000,00-
Goodwill
=
Rp100.000.000,00
Goodwill tersebut dibagi : A : 20%
=
Rp
B : 30%
=
30.000.000,00
C : 30%
=
30.000.000,00
D : 20%
=
20.000.000,00
Transaksi tersebut akan dicatat : a
Untuk mencatat adanya goodwill; Goodwill Modal, A Modal, B Modal, C Modal, D
Rp 100.000.000,00 Rp 20.000.000,00 30.000.000,00 30.000.000,00 20.000.000,00
20.000.000,00
b
Untuk mencatat masuknya E : Modal, A Modal, B Modal, C Modal, D
Rp
Modal, E
25.000.000,00 37.500.000,00 37.500.000,00 25.000.000,00 Rp
125.000.000,00
Dengan masuknya E tersebut komposisi modal persekutuan mengalami perubahan (dalam jutaan) : Modal Keterangan A
B
C
D
E
Total
Sebelum E masuk
80
120
120
80
-
400
Goodwill
20
30
30
20
-
100
(25)
(37,5 )
(37,5 )
(25)
125
-
Masuknya E
Setelah E masuk 75 112,5 112,5 75 125 500 Dengan masuknya E tersebut rasio pembagian rugi-laba juga menghasilkan perubahan (dalam %), yaitu : Rasio pembagian rugi-laba Keterangan A
B
C
D
E
Total
Sebelum E masuk
20
30
30
20
-
100
Masuknya E
(5)
(7,5)
(7,5)
(5)
25
-
Setelah E masuk 2. Metode Bonus
15
22,5
22,5
15
25
100
Menurut metode ini kelebihan harga jual di atas nilai buku belum merupakan alasan yang kuat untuk mengakui adanya goodwill.Sesuai dengan prinsip akuntansi goodwill hanya boleh diakui apabila betulbetul terjadi pengorbanan untuk memperolehnya.Selisih tersebut dianggap sebagai bonus dari sekutu baru (pembeli) untuk sekutu lama (penjual). Dengan metode ini, maka transaksi jual-beli hak tersebut
akan dicatat berdasarkan nilai buku, sehingga jumlah modal persekutuan tidak mengalami perubahan. Contoh: Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20:30:30:20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 1990 adalah: Modal, A
Rp 80.000.000,00
Modal, B
Rp 120.000.000,00
Modal, C
Rp120.000.000,00
Modal, D
Rp80.000.000,00
Jumlah modal
+
Rp400.000.000,00
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp125.000.000,00. Apabila dipakai metode bonus transaksi tersebut akan dicatat berdasarkan nilai buku, yaitu 25% dari Rp400.000.000,00 atau Rp100.000.000,00. Hak atas modal sebesar Rp100.000.000,00 berasal dari: A: 20% = Rp20.000.000,00 B: 30% = Rp30.000.000,00 C: 30% = Rp30.000.000,00 D: 20% = Rp 20.000.000,00 Dengan demikian transaksi tersebut akan dicatat: Modal, A
Rp20.000.000,00
Modal, B
Rp30.000.000,00
Modal, C
Rp30.000.000,00
Modal, D
Rp20.000.000,00
Modal, E
Rp100.000.000,00
Dengan masuknya E tersebut komposisi modal persekutuan mengalami perubahan (dalam jutaan): Keteranagn Sebelum masuk E Masuknya E Setelah masuknya E
Modal A 80 (20) 60
B 120 (30) 90
C 120 (30) 90
D 80 (20) 100
E 100 100
Total 400 400
Dengan masuknya E tersebut rasio pembagian rugi-laba juga mengalami perubahan (dalam %), yaitu: Keteranagn Sebelum masuk E Masuknya E Setelah masuknya E
c.
A 20 (5) 15
Rasio pembagian rugi-laba B C D 30 30 20 (7,5) (7,5) 22,5 22,5 20
E 20 20
Total 100 100
Harga Jual-Beli < Nilai Buku Dalam hal ini juga dapat dipakai 2 metode atau pendekatan, yaitu: 1) Metode Goodwill Negatif Menurut metode ini transaksi masuknya sekutu baru tersebut akan dicatat berdasarkan harga jual. Metode ini berdasarkan pemikiran bahwa neraca awal persekutuan harus didasarkan atas nilai pasar yang wajar, baik aktiva berwujud maupun aktiva tidak berwujud.Dengan adanya harga jual-beli dibawah nilai buku aktiva bersih tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya ada goodwill yang sudah tidak bermanfaat lagi tetapi masih tetap dicatat persekutuan.Oleh karena itu sudah tidak mempunyai manfaat ekonomi maka goodwill tersebut harus segera dihapus.Penghapusan goodwill harus ditanggung oleh para sekutu lama sebagai kerugian. Metode ini hanya cocok dipakai apabila harga jual-beli dibawah nilai buku tersebut terjadi dalam keadaan: - Persekutuan sudah mengakui goodwill dan - Seluruh aktiva berwujud sudah dinilai secara wajar.
Contoh :
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20:30:30:20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir 1990 adalah: Modal, A
Rp 80.000.000,00
Modal, B
Rp 120.000.000,00
Modal, C
Rp120.000.000,00
Modal, D
Rp80.000.000,00
Jumlah modal
+
Rp400.000.000,00
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp85.000.000,00. Transaksi ini menunjukkan adanya goodwill yang masih diakui persekutuan ABCD akan tetapi sudah tidak mempunyai manfaat lagi, yaitu: Nilai pasar 25% modal
Nilai pasar seluruh modal
=
=
100 25
Rp85.000.000,00
x Rp85.000.000,00 =
Rp340.000.000,00 Nilai buku modal (aktiva bersih)
=
Rp400.000.000,00– Goodwill yang harus dihapus
=
Penghapusan goodwill tersebut dibebankan kepada: A : 20% = Rp12.000.000,00 B : 30% = Rp18.000.000,00 C : 30% = Rp18.000.000,00 D : 20% = Rp12.000.000,00 Transaksi tersebut akan dicatat: a) Untuk menghapus goodwill: Modal,A ............... Rp12.000.000,00 Modal,B ............... Rp18.000.000,00
Rp60.000.000,00
Modal,C ............... Rp18.000.000,00 Modal,D ............... Rp12.000.000,00 Goodwill ............... Rp60.000.000,00 b) Untuk mencatat masuknya E: Modal,A ............... Rp17.000.000,00 Modal,B ............... Rp25.500.000,00 Modal,C ............... Rp25.500.000,00 Modal,D ............... Rp17.000.000,00 Modal,E .............. Rp85.000.000,00 Keterangan : Hak atas modal yang dibeli D tersebut berasal dari: A : 20% x Rp85.000.000,00 B : 30% x Rp85.000.000,00 C : 30% x Rp85.000.000,00 D : 20% x Rp85.000.000,00 Dengan masuknya E tersebut komposisi modal persekutuan mengalami perubahan (dalam jutaan): Modal
Keteranagn
A B C D E Total Sebelum masuk E 80 120 120 80 400 Masuknya E (12) (18) (18) (12) (60) Penghapusan (17) (25,5) (25,5) (17) 85 goodwill Setelah masuknya E 51 76,5 76,5 51 85 340 Dngan masuknya E tersebut rasio pembagian rugi-laba juga mengalami perubahan (dalam %), yaitu: Keteranagn Sebelum masuk E Masuknya E Setelah masuknya E
A 20 (5) 15
Rasio pembagian rugi-laba B C D 30 30 20 (7,5) (7,5) 5 22,5 22,5 15
E 25 25
Total 100 100
2) Metode Bonus Menurut metode ini walaupun harga jual-beli dibawah nilai buku akan tetapi transaksi tetap dicatat berdasarkan nilai buku. Metode ini dipakai apabila seluruh aktiva persekutuan, termasuk goodwill sudah disajikan secara wajar. Adanya harga jual-beli dibawah nilai buku
tersebut merupakan harga atas aktiva tidak berwujud yang dibawa oleh sekutu baru. Contoh: Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20:30:30:20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 1990 adalah: Modal, A
Rp 80.000.000,00
Modal, B
Rp 120.000.000,00
Modal, C
Rp120.000.000,00
Modal, D
Rp80.000.000,00
Jumlah modal
+
Rp400.000.000,00
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh sekutu, seharga Rp85.000.000,00. Apabila dipakai metode bonus transaksi tersebut akan dicatat berdasarkan nilai buku, yaitu 25% dari Rp400.000.000,00 atau Rp100.000.000,00. Hak atas modal sebesar Rp100.000.000,00 berasal dari: A: 20% = Rp20.000.000,00 B: 30% = Rp30.000.000,00 C: 30% = Rp30.000.000,00 D: 20% = Rp 20.000.000,00 Dengan demikian transaksi tersebut akan dicatat: Modal, A
.............
Rp20.000.000,00
Modal, B
.............
Rp30.000.000,00
Modal, C
.............
Rp30.000.000,00
Modal, D
..............
Rp20.000.000,00
Modal, E
.............
Rp100.000.000,00
Dengan masuknya E tersebut komposisi modal persekutuan mengalami perubahan (dalam jutaan): Modal
Keteranagn
A B C D E Total 80 120 120 80 400 Sebelum masuk E Masuknya E (20) (30) (30) (20) 100 Setelah masuknya E 60 90 90 100 100 400 Dengan masuknya E tersebut rasio pembagian rugi-laba juga mengalami perubahan (dalam %), yaitu: Keteranagn Sebelum masuk E Masuknya E Setelah masuknya E
A 20 (5) 15
Rasio pembagian rugi-laba B C D 30 30 20 (7,5) (7,5) 5 22,5 22,5 15
E 25 25
Total 100 100
Perbandingan Metode Goodwill dengan Metode Bonus Besarnya modal dan rasio pembagian laba adalah : a Modal Masing – masing Sekutu. Secara absolut jumlh modal sekutu di dalam metode goodwill dan metode bonus berbeda, akan tetapi relatif sama. Pengaruh dari pembagian laba dan pembagian kas yang dilikuidasi adalah : 1. Pembagian laba. Apabila pembagian laba memperhatikan modal sekutu dan sejak masuknya sekutu baru tersebut terjadi perubahan modal maka metode goodwill dan metode bonus akan menghasilkan pembagian rugi – laba yang berbeda. 2. Pembagian aktiva di dalam likuidasi. Besarnya kas masing – masing sekutu tergantung pada modal masing – masing. Saldo modal sekutu akan tergantung pada : A Saldo modal sesaat setelah masuknya sekutu baru. B Transaksi modal setelah masuknya sekutu baru. C Rasio pembagian rugi-laba. b Rasio Pembagian Rugi – Laba. Apabila laba atau rugi dibagi dengan rasio tertentu maka metode bonus dan goodwill menghasilkan rasio yang sama. c Sekutu Baru Menyetor modal.
Dengan adanya setoran modal maka aktiva persekutuan akan bertambah sebesar setoran modal sekutu baru. Yang perlu diperhatikan adalah besarnya setoran modal sekutu baru tidak selalu sama dan tambahan modal persekutuan juga tidak selalu sama dengan setoran modal sekutu baru. Hal ini tergantung pada : 1 Keadaan persekutuan sebelum masuknya sekutu baru. Persekutuan yang berhasil akan meningkatkan harga keseluruhan dari persekutuan yang bersangkutan. Sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim goodwill yang dikembangkan sendiri oleh perusahaan tidak akan dicatat oleh perusahaan. 2 Setoran modal sekutu baru. Setoran modal selutu baru dapat berupa kas, aktiva non-kas dan aktiva tidak berwujud. Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut masuknya sekutu baru dengan cara menyetor modal dapat dikelompokkan menjadi 6, yaitu : 1 Tanpa membentuk bonus maupun goodwill. 2 Bonus untuk sekutu lama. 3 Bonus untuk sekutu baru. 4 Goodwill untuk sekutu lama. 5 Goodwill untuk sekutu baru. 6 Goodwill untuk sekutu lama dan sekutu baru. Pada umumnya di dalam soal hanya ditentukan besarnya modal sekutu baru atau modal sekutu lama setelah masuknya sekutu baru. Prosedur yang dapat digunakan untuk penentuan kelompok, yaitu : 1 Menghitung jumlah modal persekutuan setelah masuknya sekutu baru. 2 Menghitung kenaikan modal persekutuan. 3 Menentukan ada – tidaknya bonus atau goodwill. 4 Menentukan ada – tidaknya bonus. Untuk menentukan ada – tidaknya bonus dapat dilakukan dengan cara : a Membandingkan jumlah setoran sekutu baru degan modal sekutu baru. b Membandingkan modal sekutu lama sebelum masuknya sekutu baru dengan modal sekutu lama sesudah masuknya sekutu baru. Dengan melakukan salah satu dari kedua cara tersebut akan diketahui ada-tidaknya bonus. D alam hal ini terdapat 2 kemungkinan, yaitu :
A. Tanpa membentuk bonus dan goodwill. Terjadi apabila : 1 Modal sekutu baru sama dengan setorannya. Hal ini diketahui apabila dipilih cara a. 2 Modal sekutu lama tetap. Hal ini diketahui apabila dipakai cara b. Contoh : Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2. Modal persekutuan pada akhir tahun 1990 adalah : -
Modal, A Modal, B Modal, C Modal, D Jumlah Pada awal
Rp Rp Rp Rp
60.000.000,00 90.000.000,00 90.000.000,00 60.000.000,00 Rp 300.000.000,00 tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan
menyetor kas sebesar Rp 100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 100.000.000,00 yang merupakan 25 % dari modal persekutuan. Besarnya goodwill dan bonus dapat dihitung : Modal sekutu baru (dalam Rp) Rp 100.000.000,00 Modal sekutu baru dalam % 25% Modal persekutuan setelah masuknya E = Rp 100.000.000,00 : 25% = Rp 400.000.000,00 Modal persekutuan sebelum E masuk = Rp 300.000.000,00 Kenaikan modal persekutuan
Rp 100.000.000,00
Jumlah setoran modal sekutu baru
Rp 100.000.000,00
Goodwill..................................................
0
Bonus untuk : Modal E
Rp 100.000.000,00
Setoran modal
Rp 100.000.000,00
Bonus.....................Rp 0,00 Transaksi tersebut akan dicatat : Kas................................................ Rp 100.000.000,00 Modal, E...........................
Rp 100.000.000,00
Dengan masuknya E tersebut modal persekutuan mengalami perubahan (dalam juta) : Keterangan Sebelum masuknya
A 60
B 90
C 90
D 60
E -
Total 300
E............................... Setoran
-
-
-
-
100
100
E.................................................. Bonus............................................
0
0
0
0
0
0
........... Goodwill........................................
0
0
0
0
0
0
60
90
90
60
100
400
........... Setelah masuknya
E................................. B. Membentuk bonus 3. Modal sekutu baru tidak sama dengan setorannya, apabila dipilih cara a 4. Modal sekutu lama berubah, apabila dipilih cara b Masuknya sekutu tanpa membentuk goodwill membentuk bonus, maka harus ditentukan sekkutu yang memberi bonus dan sekutu yang menerima bonus, untuk menentukan hal tersebutditeruskan ke langkah 5. 5. Menentukan sekutu yang memberi dan menerima bonus. Dalam hal ini terdapat 2 kemungkinan, yaitu : A Bonus untuk sekutu lama. Terjadi apabila modal sekutu lama bertambah (karena mendapat bonus) dan modal sekutu baru lebih kecil (karena memberi bonus). B Bonus untuk sekutu baru. Terjadi apabila modal sekutu lama berkurang (karena memberi bonus) dan modal sekutu baru lebih besar (karena mendapat bonus). 5 Menentukan sekutu yang mendapat goodwill. Dalam hal ini ada 3 kemungkinan, yaitu : a Goodwill untuk sekutu lama. Hal ini terjadi apabila modal sekutu lama bertambah dan modal sekutu baru sama dengan jumlah setorannya. b Goodwill untuk sekutu baru. Hal ini terjadi apabila modal sekutu lama tetap dan modal sekutu baru lebih besar daripda setorannya. c Goodwill untuk sekutu lama dan sekutu baru.
Hal ini terjadi apabila modal sekutu lama bertambah dan modal sekutu baru lebih besar daripada setorannya. Dari Prosedur tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik untuk masing- masing kelompok adalah : 1. Tanpa membentuk bonus maupun goodwill. Apabila masuknya sekutu baru dengan menyetor modal tanpa membentuk bonus maupun goodwill maka : a Modal sekutu lama tetap. b Modal sekutu baru sama dengan setorannya. c Tambahan modal persekutuan sama dengan jumlah setoran modal sekutu baru. 2. Bonus untuk sekutu lama apabila masuknya sekutu baru dengan menyetor modal membentuk bonus untuk sekutu lama maka : a. Modal sekutu lama bertambah,karena mendapat bonus. b. Modal sekutu baru lebih kecil daripada setorannya,karena memberi bonus c. Tambahan modal persekutuan sama dengan jumlah setoran modal sekutu baru. Contoh : Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2. Modal persekutuan akhir tahun 1990 adalah : Modal A
Rp 60.000.000,00
Modal B
90.000.000,00
Modal C
90.000.000,00
Modal D
60.000.000,00
Jumlah
Rp300.000.000,00
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar 100.000.000 modal E diakui sebesar 80.000.000.yang merupakan 20 % dari modal persekutuan. Besarnya bonus dan goodwill dapat dihitung : Modal sekutu baru
80.000.000.
Modal sekutu baru dalam %
20%
Modal persekutuan setelah masuknya E = 80.000.000 : 20% = Rp 400.000.000,00 Modal persekutuan sebelum E masuk
=
(300.000.000,00) Kenaikan modal persekutuan
Rp 100.000.000,00
Jumlah setoran modal sekutu baru
(100.000.000,00)
Goodwill…………………………………………
0
Bonus : Modal E
Rp 80.000.000,00
Setoran modal Bonus
100.000.000,00 (20.000.000,00)
Bonus tersebut diberikan kepada sekutu lama,yaitu: A:20%
= Rp 4.000.000,00
B:30%
=6.000.000,00
C:30%
=6.000.000,00
D: 20
=4.000.000,00
Transaksi tersebut akan dicatat : (a) Untuk mencatat setoran E: Kas ………………100.000.000 Modal E ……………..100.000.000 (b)Untuk mencatat bonus yang diberikan kepada sekutu lama: Modal, E ……………20.000.000 Modal, A ………………4.000.000 Modal, B ………………6.000.000 Modal, C ………………6.000.000 Modal, D ……………...4.000.000 Dengan masuknya modal E tersebut modal persekutuan mengalami perubahan : Keterangan Sebelum masuknya E ........... Setoran E.................. Bonus............. Goodwill ...........
A 60 4 0 64
B 90 6 0 96
C 90 6 0 96
D 60 4 0 64
E 100 (20) 0 80
Total 300 100 0 0 400
Setelah masuknya E..................... 3. Bonus untuk sekutu baru Apabila masuknya sekutu baru dengan menyetor modal membentuk bonus untuk sekutu lama maka: a. Modal sekutu lama berkurang, karena memberi bonus. b. Modal sekutu barunlebih besar daripada setorannya,karena memperoleh bonus. c. Tambahan modal persekutuan sama dengan jumlah setoran modal sekutu baru. Contoh : Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dangan rasio 2:3:3:2 modal persekutuan pada akhir tahun 1990 adalah : Modal, A
Rp
Modal, B
90.000.000,00
Modal, C
90.000.000,00
Modal, D
60.000.000,00
Jumlah
60.000.000,00
Rp 300.000.000,00
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar 100.000.000.modal E diakui sebesar 120.000.000 yang merupakan 30% dari modal persekutuan. Besarnya goodwill dan bonus dapat dihitung : Modal sekutu baru
120.000.000
Modal sekutu baru dalam %
30%
Modal persekutuan sebelum masuknya E =120.000.000 : 30% 400.000.000,00 Modal persekutuan sebelum E masuk =(300.000.000,00) Kenaikan modal persekutuan 100.000.000,00 Jumlah setoran modal sekutu baru
Rp
= Rp
( 100.000.000,00) Goodwill…………………………………………………………….
0
Bonus : Modal E
Rp 120.000.000,00
Setoran modal
(100.000.000,00)
Bonus
Rp 20.000.000,00
Bonus tersebut diberikan oleh sekutu lama,yaitu : A : 20%
= Rp4.000.000,00
B : 30%
=
C : 30%
=
D : 20%
=4.000.000,00
6.000.000,00 6.000.000,00
Transaksi tersebut akan dicatat : (a) Untuk mencatat setoran E : Kas,,,,,,,,,,,,,,,,100.000.000 Modal, E ……….100.000.000 (b)Untuk mencatat bonus yang diberikan kepada sekutu lama : Modal,A ………………..4.000.000 Modal,B ………………..6.000.000 Modal,C ………………..6.000.000 Modal,D ………………..4.000.000 Modal,E ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,20.000.000 Dengan masuknya E tersebut modal persekutuan mengalami perubahan : Keterangan Sebelum masuknya E ........... Setoran E.................. Bonus............. Goodwill ........... Setelah masuknya E.....................
A 60 (4) 0
B 90 (6) 0
C 90 (6) 0
D 60 (4) 0
E 100 20 0
Total 300 100 0 0
56
84
84
56
120
400
4. Goodwill untuk sekutu lama Apabila masuknya sekutu baru dengan menyetor modal membentuk goodwill untuk sekutu lama maka:
a. Modal sekutu lama bertambah, karena mendapat bagian goodwill. b. Modal sekutu baru sama dengan setorannya, karena memperoleh bonus. c. Tambahn modal persekutuan sama dengan jumlah setoran modal sekutu baru ditambah goodwill. Contoh : Perusahaan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2 modal persekutuan pada akhir tahun 1990 adalah : Modal, A
Rp
60.000.000,00
Modal, B
90.000.000,00
Modal, C
90.000.000,00
Modal, D
60.000.000,00
Jumlah
Rp 300.000.000,00
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar 100.000.000 modal E diakui sebesar 100.000.000 yang merupakan 20% dari modal persekutuaan. Besarnya goodwill dan bonus dapat dihitung : Modal sekutu baru
100.000.000
Modal sekutu baru dalam %
20%
Modal persekutuan setelah masuknya E =100.000.000 : 20%
= Rp
500.000.000,00 Modal persekutuan sebelum E masuk =(300.000.000,00) Kenaikan modal persekutuan
200.000.000,00
Jumlah setoran modal sekutu baru
(100.000.000,00)
Goodwill………………………………………
100.000.000,00
Goodwill tersebut untuk : Sekutu baru : Modal Setoran modal Goodwill
100.000.000 (100.000.000)
0 Rp 100.000.000,00
Untuk sekutu lama masing-masing:
A : 20% B : 30% C : 30% D : 20%
= = = =
Rp Rp Rp Rp
20.000.000,00 30.000.000,00 30.000.000,00 20.000.000,00
Transaksi tersebut akan dicatat : (a) Untuk mencatat setoran E Kas…………….100.000.000 Modal,E…………….100.000.000 (b)Untuk mencatat goodwill untuk sekutu lama : Goodwill……………100.000.000 Modal,A ………………20.000.000 Modal,B ………………30.000.000 Modal,C ………………30.000.000 Modal,D ………………20.000.000 Dengan masuknya E tersebut modal persekutuan mengalami perubahan : Keterangan A Sebelum masuknya 60 E ........... Setoran E.................. 0 Bonus............. 20 Goodwill ........... 80 Setelah masuknya E..................... 5. Goodwill Untuk sekutu Baru
B 90 0 30
C 90 0 30
D 60 0 20
E 100 0 0
Total 300 100 0 100
120
120
80
100
500
Apabila masuknya sekutu baru dengan menyetor modal membentuk goodwill untuk sekutu baru maka: o Modal sekutu lama tetap, karena memberi bonus. o Modal sekutu baru lebih besar daripada setorannya, karena memperoleh goodwil. o Tambahan modal persekutuan sama dengan jumlah setoran modal sekutu baru ditambah goodwill. Contoh 5 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2 Modal persekutuan pada akhir tahun 1990 adalah:
Modal, A Rp 60.000.000,00 Modal, B 90.000.000,00 Modal, C 90.000.000,00
Modal, D
60.000.000,00 Rp300.000.000,00
Pada awal tahun 1991 E diterima sebagai sekutu baru dengan menyetor kas sebesar Rp 100.000.000,00. Modal E diakui sebesar Rp 150.000.000,00 yang merupakan 33 1/3% dari modal persekutuan. Besarnya good dan bonus dapat dihitung: Modal sekutu baru (dalam Rp)
Rp 150.000.000,00
Modal sekutu baru dalam %
33 1/3%
Modal persekutuan setelah masuknya E
= Rp 150.000.000,00:33 1/3%
Rp 450.000.000,00 Modal persekutuan sebeleum E masuk
= Rp 300.000.000,00
Kenaikan modal persekutuan
Rp 150.000.000,00
Jumlah setoran modal sekutu baru Goodwill ................................
100.000.00,00 Rp 50.000.000,00
Goodwill tersebut untuk : Sekutu baru: Modal Setoran modal
Rp 150.000.000,00 Rp 100.000.000,00
Goodwill Untuk sekutu lama
Rp 50.000.000,00 Rp
0.00
Transaksi tersebut akan dicatat: a Untuk mencatat setoran E: Kas Modal E
Rp 100.000.000,00 Rp 100.000.000,00
Untuk mencatat goodwill yang diberikan kepada sekutu baru : Goodwill Rp 50.000.000,00 Modal E Rp 50.000.000,00 Dengan masuknya E tersebut modal persekutuan mengalamin perubahan (dalam juta):
Keterangan
A
B
C
D
E
Total
Sebelum masuknya E Bonus Goodwill
60
90
90
60
-
300
0 60
0 90
0 90
0 60
100 50 150
100 50 450
Setelah masuknya E
6. Goodwill untuk sekutu lama dan sekutu baru Apa masuknya sekutu baru dengan menyetor modal membentuk goodwill untuk sekutu lama dan baru maka: i. ii. iii.
Modal sekutu lama bertambah, karena mendapat bagian goodwill Modal sekutu baru lebih besar daripada setoran modal karena mendapat goodwill Tambahan modal persekutuan sama dengan jumlah setoran modal sekutu baru ditambah goodwill.
D. PENGUNDURAN SEKUTU Pengunduran sekutu dapat terjadi secara sukarela maupun karena terpaksa.Dapat pula terjadi pengunduran sekutu karena meninggal dunia. Pengunduran sekutu dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1) Menjual haknya kepada haknya kepada sekutu lain atau sekutu baru 2) Menerima pengembalian modal Berdasarkan besarnya pengembalian modal sekutu yang mudur dan perubahan modalyang bertahan, maka pengunduran sekutu dengan menerima pengembalian modal dapat dikelompokkan menjadi 6 yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tanpa membentuk bonus dan goodwill Bonus untuk sekutu yang bertahan Bonus untuk sekutu yang mundur Mengakui goodwill untuk sekutu yang mundur Mengakui goodwill untuk seluruh sekutu Menghapus goodwill Apabila tidak disebutkan secara jelas apakah pengunduran sekutu tersebut menimbulkan bonus atau goodwill, maka dapat ditentukan dengan prosedur sbb: 1. Menentukan ada tidaknya bonus dan goodwill Ada tidaknya bonus dan goodwill dapat ditentukan dengan membandingkan pengembalian modal sekutu yang mundur dengan besarnya modal. Dalam hal ini ada 3 kemungkinan, yaitu:
a. Pengembalian modal = saldo modal b. Pengembalian modal > saldo modal c. Pengembalian modal < saldo modal 2. Menentukan goodwill atau bonus untuk sekutu yang mundur Apabila pengembalian modal > saldo modal maka untuk menentukan apakah membentuk bonus untuk sekutu yang mundur atau akan mengakui adanya goodwill, dapat diketahui dengan memperhatikan perubahan modal sekutu yang bertahan. Dalam hal ini ada 3 kemungkinan, yaitu : a. Modal sekutu bertahan berkurang b. Modal sekutu bertahan tahap c. Modal sekutu bertahan tambah 3. Menentukan penghapusan goodwill atau bonus untuk sekutu yang bertahan Apabila pengembalian modal < saldo modal maka untuk menetukan apakah membentuk bonus untuk sekutu yang mundur ataukah menghapus goodwill, dapat diketahui dengan memperhatikan perubahan modal sekutu yang bertahan. Dalam hal ini ada 2 kemungkinan, yaitu : a. Modal sekutu yang bertahan bertambah. Pengunduran sekutu membentuk bonus untuk sekutu yang bertahan b. Modal sekutu yang bertahan berkurang. Pengunduran sekutu menghapus goodwill sesuai prinsip konsertif apabila goodwill tidak memberi manfaat ekonomi lagi maka goodwill harus segera dihapus. 1. Tanpa membentuk bonus dan goodwill Apabila pengunduran sekutu dengan menerima pegembalian modal tanpa membentuk bonus mauoun goodwill maka: i. ii. iii.
Jumlah pengembalian modal=saldo modal Saldo modal sekutu yang bertahan tetap Modal persekutuan akan berkurang sebesar saldo modal sekutu yang mundur.
2. Bonus untuk Sekutu yang Bertahan. Apabila pengundura sekutu dengan menerima pengembalian modal membentuk bonus untuk sekutu yang bertahan, Maka : i. Jumlah pengembalian modal < saldo modal, karna membeli bonus. ii. Saldo modal sekutu yang bertahan bertambah, karna mendapat bonus. iii. Modal persekutuan anda berkurang sebesar saldo modal sukutu yang mundur dikurangi bonus Contoh 2
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2. Modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 1990 Adalah : - Modal, A Rp. 60.000.000.00; - Modal, B 90.000.000.00; - Modal, C 90.000.000.00; - Modal, D 60.000.000.00; + Jumlah
Rp.300.000.000.00;
Pada awal tahun 1991 D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp. 52.000.000.00; karna member bonus. Besarnya bonus untuk D dapat dihitung : Jumlah pengembalian modal yang diterima D Rp. 52.000.000.00; Saldo modal D 60.000.000.00; + Bonus yang telah diberikanoleh D Rp. 8.000.000.00; Bonus tersebut diterima oleh sekutu yang bertahan, yaitu : A. = 2/8 x Rp. 8.000.000.00; = Rp. 2.000.000.00; B. = 3/8 x Rp. 8.000.000.00; = Rp. 3.000.000.00; C. = 3/8 x Rp. 8.000.000.00; = Rp. 3.000.000.00; Transaksi ini akan dicatat oleh persekutuan : (a) Untuk mencatat bonus untuk sekutu yang bertahan : Modal, D Rp. 8.000.000.00; Modal, A Modal, B Modal, C (b) Untuk mencatat pengunduran D : Modal, D Rp. 52.000.000.00; Kas
Rp. 2.000.000.00; Rp. 3.000.000.00; Rp. 3.000.000.00; Rp. 52.000.000.00;
Dengan mundurnya D tersebut modal persekutuan mengalami perubahan (dalam juta) : Keterangan
A
B
C
D
Sebelum pengunduran D Bonus Goodwill Pengunduran D Setelah pengunduran D
60 2 0 0 62
90 3 0 0 93
90 3 0 0 93
60 (8) 0 (52) 0
TOTA L 300 0 0 (52) 248
3. Bonus untuk Sekutu yang Mudur. Apabila pengunduran sekutu dengan menerima pengembalian modal membentuk bonus untuk sekutu yang mundur, Maka : a) Jumlah pengembalian modal > saldo modal, Karena mendapat bonus. b) Saldo modal sekutu yang bertahan berkurang, karna member bonus. c) Modal persekutuan akan berkurang sebesar saldo modal sekutu yang mundur ditambah bonus.
Contoh 3 Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2. Modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 1990 Adalah : - Modal, A Rp. 60.000.000.00; - Modal, B 90.000.000.00; - Modal, C 90.000.000.00; - Modal, D 60.000.000.00; + Jumlah Rp. 300.000.000.00; Pada awal tahun 1991 D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp. 80.000.000.00; karna mendapat bonus. Besarnya bonus untuk D dapat dihitung : Jumlah pengembalian modal yang diterima D Saldo modal D
Rp. 80.000.000.00; Rp. 60.000.000.00; -
Bonus yang diberikan pada D Rp. 20.000.000.00; Bonus tersebut diberikan oleh sekutu yang bertahan, yaitu : A = 2/8 x Rp. 20.000.000.00; = 5.000.000.00; B = 3/8 x Rp. 20.000.000.00; = 7.500.000.00; C = 3/8 x Rp. 20.000.000.00; = 7.500.000.00; Transaksi ini akan dicatat oleh persekutuan : (a) Untuk mencatat bonus untuk sekutu yang mundur : Modal, A Rp. 5.000.000.00; Modal, B Rp. 7.500.000.00; Modal, C Rp. 7.500.000.00; Modal D Rp. 20.000.000.00; (b) Untuk mencatat pengunduran D : Modal, D Rp. 80.000.000.00; Kas Rp. 80.000.000.00; Dengan mundurnya D tersebut modal persekutuan mengalami perubahan (dalam juta) : Keterangan A B C D TOTA L Sebelum pengunduran D 60 90 90 60 300 Bonus (5) (7,5 (7,5 20 0 ) ) Goodwill 0 0 0 0 0 Pengunduran D 0 0 0 (80) (80) Setelah pengunduran D 55 82,5 82,5 0 220 4. Goodwill untuk Sekutu yang Mundur. Apabila pengunduran sekutu dengan menerima pengembalian modal mengakui Goodwilll untuk sekutu yang mundur maka : a) Jumlah pengembalian modal > saldo modal, karena mendapat Goodwill. b) Saldo modal sekutu yang bertahan berkurang. c) Modal persekutuan akan berkurang sebesar saldo modal sekutu yang mundur.
Contoh 4. Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2. Modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 1990 adalah : - Modal, A Rp. 60.000.000.00; - Modal, B 90.000.000.00; - Modal, C 90.000.000.00; - Modal, D 60.000.000.00; + Jumlah Rp.300.000.000.00; Pada awal tahun 1991 D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp. 80.000.000.00; karena mendapat Goodwill.Persekutuan hanya mengakui goodwill untuk persekutuan yang mundur. Besarnya goodwill untuk D dapat dihitung : Jumlah pengembalian modal yang diterima D Rp. 80.000.000.00; Saldo modal D 60.000.000.00; Goodwill yang diberikan oleh D Rp.20.000.000.00; Apabila D mendapat bagian goodwill sebesar Rp. 20.000.000.00; berarti goodwill yang dimiliki persekutuan adalah = 20.000.000.00; : 20% = Rp. 100.000.000.00; Goodwill sebesar Rp. 100.000.000.00; tersebut dibagikan kepada : A : 20% x Rp. 100.000.000.00; = Rp. 20.000.000.00; B : 30% x Rp. 100.000.000.00; = Rp. 30.000.000.00; C : 30% x Rp. 100.000.000.00; = Rp. 30.000.000.00; D : 20% x Rp. 100.000.000.00; = Rp. 20.000.000.00; Apabila persekutuan hanya mengakui goodwill untuk sekutu yang mundur, maka transaksi tersebut akan dicatat : (a) Untuk mencatat goodwill untuk sekutu yang mundur : Goodwill Rp. 20.000.000.00; Modal, D Rp. 20.000.000.00; (b) Untuk mencatat pengunduran D Modal, D Rp. 80.000.000.00; Kas Rp. 80.000.000.00; Dengan mundurnya D tersebut modal persekutuan mengalami perubahan ( dalam Juta ) : Keterangan A B C D TOTA L Sebelum pengunduran D 60 90 90 60 300 Bonus 0 0 0 0 0 Goodwill 0 0 0 0 0 Pengunduran D 0 0 0 (80) (80) Setelah pengunduran D 60 90 90 0 240 5. goodwill untuk seluruh sekutu. Apabila pengunduran sekutu dengan menerima pengembalian modal mengakui goodwill untuk seluruh sekutu : a) Jumlah pengembalian modal > saldo modal, karena mendapat goodwill.
b) Saldo modal sekutu yang bertahan bertambah. c) Modal persekutuan akan berkurang sebesar saldo modal sekutu yang mundur dikurangi goodwill untuk sekutu yang bertahan. Contoh 5. Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2. Modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 1990 adalah : -Modal, A Rp. 60.000.000.00; - Modal, B 90.000.000.00; - Modal, C 90.000.000.00; - Modal, D 60.000.000.00; + Jumlah Rp.300.000.000.00; Pada awal tahun 1991 D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp. 80.000.000.00; karena mendapat Goodwill.Persekutuan hanya mengakui goodwill untuk persekutuan yang mundur. Besarnya goodwill untuk D dapat dihitung : Jumlah pengembalian modal yang diterima D Rp. 80.000.000.00; Saldo modal D 60.000.000.00; Goodwill yang diberikan oleh D Rp.20.000.000.00; Apabila D mendapat bagian goodwill sebesar Rp. 20.000.000.00; berarti goodwill yang dimiliki persekutuan adalah = 20.000.000.00; : 20% = Rp. 100.000.000.00; Goodwill sebesar Rp. 100.000.000.00; tersebut dibagikan kepada : A : 20% x Rp. 100.000.000.00; = Rp. 20.000.000.00; B : 30% x Rp. 100.000.000.00; = Rp. 30.000.000.00; C : 30% x Rp. 100.000.000.00; = Rp. 30.000.000.00; D : 20% x Rp. 100.000.000.00; = Rp. 20.000.000.00; Apabila persekutuan hanya mengakui goodwill untuk sekutu yang mundur, maka transaksi tersebut akan dicatat : (a) Untuk mencatat goodwill untuk sekutu yang mundur : Goodwill Rp. 100.000.000.00; Modal, A Rp. 20.000.000.00; Modal, B 30.000.000.00; Modal, C 30.000.000.00; Modal, D 20.000.000.00; (b). Untuk mencatat pengunduran D Modal, D Rp. 80.000.000.00; Kas Rp. 80.000.000.00; Dengan mundurnya D tersebut modal persekutuan mengalami perubahan ( dalam Juta ) : Keterangan A B C D TOTA L 6. menghapus Sebelum pengunduran D 60 90 90 60 300 goodwill. Bonus 0 0 0 0 0 Apabila Goodwill 20 30 30 20 100 pengunduran sekutu Pengunduran D 0 0 0 (80) (80) dengan menerima Setelah pengunduran D 80 120 120 0 320 pengembalian modal menghapus googwill, maka:
a. Jumlah pengembalian modal < saldo modal, karena menanggung rugi penghapusan goodwill. b. Saldo modal sekutu yang bertahan berkurang karena menanggungrugi penghapusan modal. c. Modal persekutuan akan berkurang sebesar saldo modal sekutu yang mundur ditambah goodwill yang dihapus. Contoh 6. Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 2:3:3:2. Modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 1990 adalah : - Modal, A Rp. 60.000.000.00; - Modal, B 90.000.000.00; - Modal, C 90.000.000.00; - Modal, D 60.000.000.00; + Jumlah Rp.300.000.000.00; Pada awal tahun 1991 D mundur dengan menerima pengembalian modal sebesar Rp. 50.000.000.00; karena mendapat Goodwill.Persekutuan hanya mengakui goodwill untuk persekutuan yang mundur. Besarnya goodwill untuk D dapat dihitung : Jumlah pengembalian modal yang diterima D Rp. 80.000.000.00; Saldo modal D 60.000.000.00; Rugi penghapusan Goodwill yang ditanggung oleh D Rp.20.000.000.00; Apabila D menanggung bagian goodwill sebesar Rp. 10.000.000.00; berarti goodwill yang dihapus persekutuan adalah = 10.000.000.00; : 20% = Rp. 50.000.000.00; Kerugian karena penghapusan goodwill sebesar Rp. 50.000.000.00; tersebut dibagikan kepada : A : 20% x Rp. 50.000.000.00; = Rp. 10.000.000.00; B : 30% x Rp. 50.000.000.00; = Rp. 15.000.000.00; C : 30% x Rp. 50.000.000.00; = Rp. 15.000.000.00; D : 20% x Rp. 50.000.000.00; = Rp. 10.000.000.00;
Apabila persekutuan mengakui seluruh goodwill , maka transaksi tersebut akan dicatat : (a) Untuk menhapus goodwill untuk sekutu yang mundur : Modal, A Rp. 10.000.000.00; Modal, B 15.000.000.00; Modal, C 15.000.000.00; Modal, D 10.000.000.00; Goodwill Rp. 50.000.000.00; (b). Untuk mencatat pengunduran D Modal, D Rp. 50.000.000.00; Kas Rp. 50.000.000.00; Dengan mundurnya D tersebut modal persekutuan mengalami perubahan ( dalam Juta ) :
Keterangan Sebelum pengunduran D Bonus Goodwill Pengunduran D Setelah pengunduran D
A
B
C
D
60 0 (10) 0 50
90 0 (15) 0 75
90 0 (15) 0 75
60 0 (10) (50) 0
TOTA L 300 0 (50) (50) 200
PERSEKUTUAN
DIUBAH MENJADI PERSEROAN TERBATAS Dalam hal ini berarti perseroan dibubarkan dan berdiri sebuah perseroan terbatas (PT).Modal
saham yang diterbitkan perseroan terbatas
sebagian diberikan kepada persekutuan untuk ditukar dengan aktiva bersih persekutuan dan sisanya dijual. Adanya pertukaran antara aktiva bersih persekutuan dengan modal saham kedudukan sekutu berubah dari anggota sekutu menjadi pemegang saham.Aktiva dan utang dari persekutuan dan modal saham yang diserahkan dicatat berdasarkan nilai pasar dan nilai wajar sesuai
dengan
prinsip
akuntansi
yang
lazim.Pencatatan
harus
dibuat
sehubungan perubahan persekutuan menjadi perseroan terbatas tergantung metode yang dipakai perseroan terbatas tersebut. Perseroan terbatas dapat memilih salah satu metode berikut, yaitu 1. Perseroan terbatas meneruskan buku-buku persekutuan Apabila memakai metode ini pencatatan yang harus dibuat yaitu :
Menyesuaikan nilai buku aktiva dan utang persekutuan. Nilai buku aktiva dan utang harus disesuaikan agar mencerminkan nilai pasar yang wajar.Penilaian dilakukan oleh perusahaan penilai yang netral. Menurut persektuan selisih antara nilai buku dengan nilai buku yang baru (setelah
disesuaikan)
akan
ditampung
dalam
rekening
rugi-laba
penyesuaian. Membagi rugi-laba penyesuaian. Rugi-laba penyesuaian akan dibagi
pembagian laba. Mengukur(mencatat) goodwill. Besarnya goodwill sama dengan kelebihan nilai pasar modal saham akan
kepada
sekutu
sesuai
metode
diterima oleh persekutuan diatas nilai pasar aktiva bersih setelah
penyesuaian. Goodwill dibagikan kepada sekutu sesuai rasio rugi-laba. Mencatat pembagian modal saham.
Modal saham akan dibagikan kepada sekutu sesuai saldo modal masingmasing setelah diperhitungkan dengan pembagiaan laba atau rugi
peyesuaian. Mencatat penjualan sisa modal saham. Sisa saham yang tidak dibagiakn ke sekutu akan dijual, pejualan dilakukan kepada sekutu atau diluar sekutu. Contoh 1 Persekutuan “ABADI” yang dimiliki 3 orang sekutu yaitu Tn. Agus, Bambang dan Dendi membagi laba atau rugi dengan rasio 25:35:40. Pada awal tahun 1991 semua sekutu sepakat untuk mengubah persekutuan menjadi perseroan terbatas dengan nama PT ABC. Neraca persekutuan ABADI per 31 Desember 1990 yaitu
Persekutuan ABADI Neraca Per 31 Desember 1990 AKTIVA Aktiva lancar Kas ..............................................................................................Rp 10.000.000,00 Piutang dagang...........................Rp 15.000.000,00 Cadangan kerugian piutang........(
1.500.000,00)
14.500.000,00 Persediaan.................................................................................. 21.000.000,00 Total aktiva lancar......................................................................Rp 45.000.000,00 Aktiva tidak lancar Tanah.........................................................................................Rp 15.000.000,00 Bangunan..................................Rp 20.000.000,00 Ak. Peny. Bangunan.................. ( 11.000.000,00) 9.000.000,00 Peralatan..................................Rp 10.000.000,00 Ak. Peny. Peralatan.................. (
4.000.000,00)
6.000.000,00 Total aktiva tidak lancar...................
Rp
30.000.000,00 Total aktiva............................................................................
.........Rp
75.500.000,00 PASSIVA Utang........................................................................................Rp 15.500.000,00 Modal Modal Agus......................................Rp 15.000.000,00 Modal Bambang.............................. 21.000.000,00 Modal Dendi.................................... 24.000.000,00 Total modal............................................................................ 60.000.000,00 Total passiva............................................................................Rp 75.500.000,00 PT ABC yang didirikan menerbitkan modal saham 200.000 perlembar dengan nilai
nominal
Rp
1.000,00
per
lembar.80.000
lembar
diberikan
kepada
persekutuan ABADI dan sisanya dijual dengan kurs 125%. Dalam mengambil alih aktiva bersih persekutuan ABADi diadakan penilaian kembali sehingga nilainya menjadi: a) b) c) d) e) f)
Cadanagn kerugian piutang ditentukan 10% dari saldo piutang dagang. Persediaan Rp 25.000.000,00 Tanah Rp 20.000.000,00 Bangunan Rp 12.000.000,00 Peralatan Rp 7.000.000,00 Utang Rp 15.000.000,00
Apabila PT ABC menerusakn buku-buku persekutuan ABADI maka catatan yang harus dibuat adalah : a. Menyesuaiakan aktiva dan utang persekutuan Persediaan Rp 4.000.000,00 Tanah
5.000.000,00
Akumulasi penyusutan bangunan Akumulasi penyusutan peralatan Utang
4.000.000,00 4.000.000,00 500.000,00
Cadangna kerugian piutang
Rp
1.000.000,00 Bangunan
8.000.000,00
Peralatan
3.000.000,00
Rugi-laba penyesuaian
12.500.000,00
Keterangan : Kenaiakan nilai persediaan : Nilai pasar
Rp 25.000.000,00
Nilai buku
21.000.000,00
Kenaiakan nilai
Rp 4.000.000,00
Kenaikan nilai tanah Nilai pasar
Rp 20.000.000,00
Nilai buku
15.000.000,00
Kenaiakan nilai
Rp 5.000.000,00
Penghapusan saldo akumulasi penyusutan bangunan Penghapusan saldo akumulasi penyusutan peralatan Penurunan nilai utang Nilai pasar Nilai buku Penurunan nilai
Rp 15.000.000,00 15.500.000,00 Rp
500.000,00
Kenaikan cadanagn kerugian piutang dagang Cadangan yang diperlukan 10% x Rp 15.000.000,00 =
Rp 1.500.000,00
Saldo cadangan kerugian piutang dagang
500.000,00
Kenaikan cadangan kerugian piutang Penuruan saldo rekening bangunan Harga pokok
Rp 20.000.000,00
Nilai pasar
12.000.000,00
Penurunan
Rp 8.000.000,00
Penuruan saldo rekening peralatan Harga pokok Nilai pasar Penurunan
Rp 10.000.000,00 7.000.000,00 Rp 3.000.000,00
Rp 1.000.000,00
Laba penyesuaian Kenaikan nilai persediaan..........................
Rp 4.000.000,00
kenaikan nilai tanah Nilai buku
Rp 15.000.000,00
Nilai Pasar
Rp 20.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Kenaikan nilai bangunan Nilai buku
Rp 9.000.000,00
Nilai Pasar
Rp 12.000.000,00
3.000.000,00
Kenaikan nilai bangunan Nilai buku
Rp 6.000.000,00
Nilai Pasar
Rp 7.000.000,00
1.000.000,00
Penurunan nilai utang Nilai pasar
Rp 15.000.000,00
Nilai buku
15.500.000,00
500.000,00
Jumlah laba penyesuaian ....
Rp 13.500.000,00
Rugi penyesuaian Rugi penyesuaian hanya satu yaitu kenaikan saldo cadangan kerugian piutang dari Rp 500.000,00 menjadi Rp 1.500.000,00
Rp 1.000.000,00
Rugi laba penyesuaian......
Rp 12.500.000,00
b. Mencatat pembagian rugi-laba penyesuaian Rugi-laba penyesuaian Rp 12.500.000 Modal, Agus Rp 3.125.000,00 Modal, Bambang
4.375.000,00
Modal, Dendi keterangan Bagian masing-masing sekutu Tn. Agus = 25% x Rp 12.500.000 = Tn. Bambang
5.000.000,00
Rp 3.125.000,00
= 35% x Rp 12.500.000 =
Tn. Dendi = 40% x Rp 12.500.000 = c. Mencatat goodwill Goodwill Rp 27.500.000,00
Rp 4.375.000,00 Rp 5.000.000,00
Modal, Agus
Rp 6.875.000,00
Modal, Bambang
9.625.000,00
Modal, Dendi Keterangan Besarnya goodwill Aktiva bersih sebelum penyesuaian
11.000.000,00 Rp
60.000.000,00 Rugi-laba penyesuaian 12.500.000,00 Aktiva bersih setelah penyesuaian
Rp
72.500.000,00 Modal saham yang diterima (nilai pasar) = 125% x 80.000 x Rp 1.000.000,00 100.000.000,00 Goodwill...................................................... 27.500.000,00 Pembagian goodwill Agus = 25% x Rp 27.500.000,00 = Bamabng
Rp
Rp 6.875.000,00
= 35% x Rp 27.500.000,00 =
9.625.000,00
Dendi = 40% x Rp 27.500.000,00 = d. Mencatat pembagian modal saham Modal, Agus Rp 25.000.000,00
11.000.000,00
Modal, Bambang
Rp 35.000.000,00
Modal, Dendi Rp 40.000.000,00 Modal saham Rp 80.000.000,00 Aigo modal saham 20.000.000,00 Keteranagn Modal saham dibagiakn kepada sekutu sesuai saldo saham setelah disesuaikan dengan pembagian rugi laba penyesuaian dan goodwill Keterangan
Modal sebelum penyesuaian Rugi laab penyesuaian Goodwill Modal bersih
Agus (Rp) 15.000.000, 00 3.125.000,0 0 6.875.000,0 0 25.000.000, 00
Modal Bambang (Rp)
Dendi (Rp)
21.000.000,00 4.375.000,00 9.625.000,00
24.000.000,00 5.000.000,00 11.000.000,00
35.000.000,00
40.000.000,00
e. Mencatat penjualan sisa saham Kas Rp 150.000.000,00 Modalng saham Rp 120.000.000,00 Aigo modal saham 30.000.000,00
Keterangan Jumlah saham yang diterbitkan........................................ Jumlah saham yang diberikan kepada sekutu.................. Jumalah saham yang dijual ............................................. Kas yang diterima = 120.000 x Rp 1.000.000,00 x 125%
200.000 lembar 80.000 lembar 120.000 lembar = Rp
150.000.000,00 Aigo modal saham = 120.000 x Rp 1.000.000,00 x 25% = Rp 30.000.000,00 Neraca pembukuan PT ABC PT ABC Neraca Per 31 Desember 1990 AKTIVA Aktiva lancar Kas ..............................................................................................Rp 160.000.000,00 Piutang dagang...........................Rp 15.000.000,00 Cadangan kerugian piutang........
1.500.000,00
14.500.000,00 Persediaan.................................................................................. 25.000.000,00 Total aktiva lancar......................................................................Rp 198.500.000,00 Aktiva tidak lancar Tanah.........................................................................................Rp 20.000.000,00 Bangunan...................................................................................Rp 12.000.000,00 Peralatan......................................................................................Rp 7.000.000,00 Goodwill
........................
27.000.000,00 Total aktiva tidak lancar................... 66.500.000,00 Total aktiva............................................................................ Rp 265.500.000,00 PASSIVA Utang........................................................................................Rp 15.000.000,00
Rp
Modal Modal saham.......................................................................... 200.000.000,00 Aigo Modal saham................................................................... 50.000.000,00 Total modal......................................................................... ..Rp 250.000.000,00 Total passiva............................................................................Rp 265.000.000,00 2. Menggunakan buku-buku baru Apabila menggunakan metode ini pencatatan yang harus dibuat Catatan yang dibuat oleh persekutuan Catatan yang dibuat oleh perseroan terbatas (PT) a) Catatan yang dibuat oleh persekutuan Semua aktiva dan utang persekutuan yang diambil alih perseroan terbatas
maka
semua
saldo
rekening
dalam
pembukuan
persekutuan ditutup. Catatan yang dibuat dalam menggunakan buku-buku baru ibi adalah 1) Mencatat penyerahan aktiva dan utang kepada perseroan Dari persekutuan menjadi PT seluruh aktiva dan utang persekutuan diserahkan kepada PT, penyerahan tersebut persekutuan mengakui sebagai piutang kepada PT. Dalam pertukaran aktiva bersih dengan modal saham tidak ada tambahan yang diterima atau diserahkan, besar piutang kepada PT sama dengan nilai passar modal saham yang diterima. Selisih nilai pasar dengan nilai buku aktiva bersih sebelum
penyesuaian
persekutuan goodwill)
sama
akan
(apabila
dengan
dibagikan
meneruskan
rugi-laba kepada
buku-buku
penyesuaian
sekutu
sesuai
dan rasio
pembagiaan rugi-laba. atas penyerahan aktiva dan utang, rekening aktiva didebit sebesar nilai buku dan dikredit. Untuk mengakui piutang, rekening piutang akan didebit, pembagian rugi-laba dan goodwill dikredit sesuai besarnya bagian sekutu yang bersangkutan. 2) Mencatat penerimaan dan pembagian modal saham Modal saham yang diterima dibagikan kepada masing-masing sekutu
sesuai
saldo
masin-masing
sekutu
setelah
sesuaikan dengan pencatatan (1) 3) Mencatat pembagian kas kepada masing-masing sekutu
di
Pencatatan ini hanya di lakukan apabila pembagian modal tidak klop (tidak bulat) b) Catatan yang dibuat oleh perseroan terbatas (PT) Pencatatn yang harus dibuat oleh perseroan terbatas sehubungan perubahan persekutuan menjadi perseroan terbatas yaitu : 1. Mencatat penesrimaan aktiva bersih dari persekutuan Penerimaan aktiva bersih dari persekutuan dan penyerahan modal ke persekutuan dicatat berdasar nilai pasar yang wajar. Selisih nilai pasar aktiva bersih dengan niali pasar modal diakui sebagai goodwill 2. Mencatat penjualan sisa modal saham Penjualan sisa modal saham dicatat sebesar harga jualnya. Neraca mula-mula perseroan terbatas Neraca mula-mula yang disusun dalam metode ini sama dengan neraca awal perseroan terbatas yang menerusakan buku-buku lama. Contoh 2 Dari data contoh 1 apabila PT ABC menggunakan buku-buku laam maak catatn yang dibuat oleh persekutuan ABADI dan PT ABC adalah 1) Catatan yang dibuat oleh persekutuan A. Mencatat penyerahan aktiva dan utang kepada persekutuan Cadanagn kerugian piutang
Rp
500.000,00
Akumulasi penyusutan bangunan
11.000.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan
4.000.000,00
Utang
15.500.000,00
Piutang kepada PT ABC Kas
Keterangan
100.000.000,00 Rp 10.000.000,00
Piutang dagang
15.000.000,00
Persediaan
21.000.000,00
Tanah
15.000.000,00
Bangunan
20.000.000,00
Peralatan
10.000.000,00
Modal, Agus
10.000.000,00
Modal, Bambang
14.000.000,00
Modal Dendi
16.000.000,00
Nilai pasar modal saham yang akan diterima persekutuan adalah 80.000 x Rp 1.000.000,00 x 125%
=
Rp
100.000.000,00 Nilai buku aktiva bersih yang diserahkan Nilai buku aktiva
Rp 75.500.000,00 15.500.000,00
Nilai buku aktiva bersih
60.000.000,00
Kelebiahn (laba penyesuaian + goodwill)
Rp
40.000.000,00 Kelebihan ini akan dibagikan kepada sekutu sesuai rasio pembagian laba yaitu Agus
= 25% x Rp 40.000.000,00=
Rp 10.000.000,00
Bamabng
= 35% x Rp 40.000.000,00=
14.000.000,00
Dendi
= 40% x Rp 40.000.000,00=
16.000.000,00
B. Mencatat penerimaan dan pembagian modal saham Modal, Agus
Rp 25.000.000,00
Modal, Bambang
Rp 35.000.000,00
Modal, Dendi
Rp 40.000.000,00
Piutang kepada PT ABC
Rp 100.000.000,00
Keterangan Pembagian modal saham kepada para sekutu sesuai saldo modal masing-masing sekutu setelah disesuaikan dengan laba penyesuaian goodwill yaitu
Modal sebelum
Agus (Rp) 15.000.000,00
Modal Bambang (Rp) 21.000.000,00
Dendi (Rp) 24.000.000,00
penyesuaian Penyesuaian (jurnal 1) Modal bersih
10.000.000,00 25.000.000,00
14.000.000,00 35.000.000,00
16.000.000,00 40.000.000,00
Keterangan
2) Catatan yang dibuat oleh perseroan terbatas (PT) i. Mencatat penerimaan bersih dari persekutuan dan penyerahan modal saham kepada persekutuan Kas Rp 10.000.000,00 Piutang dagang
15.000.000,00
Persediaan
25.000.000,00
Tanah
20.000.000,00
Bangunan
12.000.000,00
Peralatan
7.000.000,00
goodwill 27.500.000,00 Cadangan kerugian piutang Uatang
15.000.000,00
Modal ii.
iii.
Rp 1.500.000,00 80.000.000,00
Aigo modal saham 20.000.000,00 Mencatat penjualan sisa modal saham Kas Rp 150.000.000,00 Modalng saham Rp 120.000.000,00 Aigo modal saham 20.000.000,00 Neraca pembukuan PT ABC Neraca Per 31 Desember 1990 AKTIVA Aktiva lancar Kas ..............................................................................................Rp 160.000.000,00 Piutang dagang...........................Rp 15.000.000,00 Cadangan kerugian piutang........
1.500.000,00
14.500.000,00 Persediaan.................................................................................. 25.000.000,00 Total aktiva lancar......................................................................Rp 198.500.000,00 Aktiva tidak lancar Tanah.........................................................................................Rp 20.000.000,00 Bangunan...................................................................................Rp 12.000.000,00 Peralatan......................................................................................Rp 7.000.000,00 Goodwill
........................
27.000.000,00 Total aktiva tidak lancar................... 66.500.000,00
Rp
Total aktiva............................................................................ Rp 265.500.000,00 PASSIVA Utang........................................................................................Rp 15.000.000,00 Modal Modal saham.......................................................................... 200.000.000,00 Aigo Modal saham................................................................... 50.000.000,00 Total modal......................................................................... ..Rp 250.000.000,00 Total passiva............................................................................Rp 265.000.000,00
BAB III PENUTUP
Kesimpulan dan rekomendasi Kesimpulan
Salah satu karakter utama persekutuan adalah umur yang terbatas (limited life) yang berarti sewaktu-waktu umur persekutuan dapat berakhir, dan persekutuan akan bubar. Kondisi yang menimbulkan pembubaran persekutuan, pembubaran ada dua jenis dissolution dan likuidasi.Penyebab bubarnya persekutuan :bubar karena sesuai dengan perjanjian persekutuan, bubar karena undang-undang yang berlaku, bubar karena putusan pengadilan.Masuknya sekutu ada dua yaitu sekutu baru
membeli hak sekutu lama dan sekutu baru menyetor modal. Pegunduran sekutu dapat terjadi secara sukarela maupun karena terpaksa. Pengunduran sekutu dapat dilakukan dengan cara menjual haknya kepada sekutu lain atau sekutu baru dan menerima pengambalian modal. Berdasar besar pengembalian modal sekutu yang mundur dan perubahahan modal sekutu bertahan dalam menerima pengembalian modal dapat dikelompokkan sebagai berikut tanpa membentuk bonus atau goodwill, bonus untuk sekutu bertahan, bonus untuk sekutu ynang mundur, mengakui goodwill untuk sekutu yang mundur, mengakui goodwill untuk seluruh sekutu, dan menghapus goodwill Perekutuan diubah menjadi perseroan terbatas berarti persekutuan bubar dan berdiri persekutuan baru (perseroan terbatas).Metode yang digunakan perseroan terbatas yaitu perseroan terbatas meneruskan bukubuku persekutuan dan perseroan erbatas menggunakan buku-buku baru. Rekomendasi Makalah ini direkomendasikan agar : Pembaca memahami tentang pembubaran persekutuan Pembaca dapat mengetahui lebih jelas penyebab bubarnya suatu persekutuan
DAFTAR PUSTAKA Drs. L. Suparwoto, M.Sc., Akt. 2002. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.