Sejarah Kepustakaan Kimia
FAKTOR VAN’T HOFF
Kelompok 5 Anggota Kelompok 1.
Syaifa Jufna
:
( 08303244018 )
2. Rika Amalia Amalia Rizkiya Rizkiyati ti ( 08303244 08303244021 021 ) 3.
Dwi Ariani
( 08303244044 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA Non Reguler 2008
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Yogyakarta 2009
Faktor Van’t Hoff Pada pembelajaran mengenai larutan, maka kita akan mempelajari tentang sifat kolgatif larutan. Sifat kologatif larutan dimaksudkan sebagai sifat – sifat fisika larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung pada jenis zat terlarut. Sifat – sifat koligatif larutan yaitu, penurunan tekanan uap, penaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Sifat koligati larutan elektrolit akan terlihat menyimpang dari sifat koligatif larutan non elektrolit. Bila elektrolit yang dipelajari tidak bersifat volatile, akan nampak bahwa penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih yang terjadi lebih besar daripada yang diharapkan, demikian pula halnya dengan sifat koligatif larutan untuk tekanan osmosis dan penurunan titk beku. Ingat lagi bahwa sifat koligatif bergantung kepada konsentrasi partikel dalam larutan baik partikel itu berupa atom, molekul ataupun ion, tetapi tidak bergantung kepada jenis zat terlarut. Kita juga telah tahu bahwa zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi ion-ionnya baik sebagian maupun seluruhnya. Jadi, untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki jumlah partikel yang lebih banyak dibandingkan jumlah partikel dalam larutan non-elektrolit. Oleh sebab itu, larutan elektrolit memiliki harga sifat koligatif yang lebih besar daripada sifat koligatif larutan non-elektrolit. Untuk mengetahui besarnya penyimpangan yang ditimbulkan oleh sifat koligatif larutan elektrolit digunakan suatu factor yang dinamakan dengan Faktor Van’t Hoff (
i
). Faktor Van’t Hoff adalah perbandingan antara harga
sifat koligatif yang terukur dari suatu larutan elektrolit dengan harga sifat koligatif yang diharapkan dari suatu larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Faktor Van’t Hoff dirumuskan sebagai:
i =
nilai sifat koligatif yang teramati nilai sifat koligatif teoritis
Faktor Van’t Hoff dapat pula dirumuskan sebagai : i
= jumlah partikel sesungguhnya dalam larutan jumlah partikel sebelum ionisasi
Faktor Van’t Hoff ini ditemukan oleh Jacobus Hernicus Van’t Hoff yang merupakan seorang ilmuwan Belanda yang dilahirkan di Rotterdam, Belanda. Ia merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara Jacobus Henricus van 't Hoff, seorang dokter, dan Alida Jacoba Kolff. Pada 1869 ia memasuki Universitas Teknologi Delft dan menerima gelar diploma dalam teknologi pada 1871. Namun, keputusannya untuk mengikuti karir ilmiah murni, datang segera setelah selama kerja di masa liburan di pabrik gula saat ia mengantisipasi pekerjaannya yang suram sebagai teknolog. Setelah menghabiskan masa setahun di Leiden, terutama untuk matematika, ia pindah ke Bonn untuk bekerja dengan Kekule von Stradonitz dari musim gugur 1872 sampai musim semi 1873; lalu dilanjutkan di Paris dengan C.A. Wurtz, saat ia menempuh sebagian besar kurikulum antara 1873-1874. Ia kembali ke Belanda pada 1874 dan mendapat gelar doktor yang sama di tahun yang sama dengan E. Mulder di Utrecht. Pada 1876 ia menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Hewan di Utrecht, namun meninggalkan kedudukan ini untuk jabatan yang sama di Universitas Amsterdam di tahun berikutnya. Pada 1878 ia ditunjuk sebagai Guru Besar Kimia, Mineralogi, dan Geologi di universitas yang sama. Setelah menduduki jabatan ini selama 18 tahun ia menerima undangan ke Berlin sebagai Profesor Kehormatan, disambung dengan keanggotaan di Akademi Ilmu Pengertahuan Kerajaan Prusia. Alasan perubahan ini ialah karena ia terlalu dibebani dengan kewajiban memberi kuliah dasar dan menguji banyak mahasiswa, termasuk
juga propaedeutika medis malah, membuat waktu untuk risetnya jadi berkurang. Ia adalah penasihat yang rajin untuk pembentukan pembagian khusus pekerja ilmiah. Ia tetap dalam kedudukan ini hingga akhir hayatnya. Awal mula Van’t Hoff dapat mengemukakan faktor ini dikarenakan pada suatu hari di Amsterdam, Balanda, Van’t Hoff berjalan kaki dari laboratorium dan kemudian bertemu dengan Hugo de Vries yang berjalan dengan isterinya. Kemudian mereka berjalan bersama. de Vries memberitahukan bahwa ia mendapatkan surat dari Pfeffer Wilhelm, seorang ahli botani yang memelopori penggunaan membran semipermiabel yang bersifat osmosis untuk mengukur tekanan. Lalu Van’t Hoff pun bertanya apakah
yang sudah ditemukan oleh
Pfeffer, pertanyaan Van’t Hoff tersebut kemudian dijawab oleh de Vries bahwa Pfeffer sudah mengukur dampak yang bersifat osmosis suhu pada tekanan. Kemudian Van’t Hoff bertanya lagi apa yang sudah didapatkan oleh Pfeffer. de Vries pun menjawab “ia menulis bahwa untuk setiap derajat kenaikan suhu yang bersifat tekanan osmotik mempunyai nilai sekitar 1/270”. Pfeffer menemukan bahwa tekanan osmotik didapat dari suhu yang berbanding lurus dengan konsentrasi, tetapi suhu berbanding terbalik dengan volume dan konsentrasi berbanding lurus dengan suhu mutlak. Sehingga didapat persamaan : pV = K T
Hal ini didapatkan Van’t Hoff berdasarkan penggambaran dari de Vries. Dengan menggunakan hasil penemuan Pfeffer, Van’t Hoff menemukan bahwa konstanta k sama dengan konstanta gas R, sehingga menambahkan dari hukum Charles dan Boyle juga hukum Avogadro. Kemudian Van’t Hoff mengakui bahwa 270 menjadi perkiraan menjadi suhu mutlak di 273 K, 0°C. Malam itu juga Van’t Hoff mengemukakan teori solusi idel, dengan asas persamaan yang tepat sama dari hukum gas ideal, pV
=RT, menjadi solusi untuk memperencer p/c =R T , dimana sekarang p bersifat tekanan osmosis, c konsentrasi, R adalah konstanta gas ideal, sedangkan T adalah suhu mutlak dalam K. Van’t Hoff merasa senang menemukan teori yang dikemukakan dalam Ernst Cohen’s atas karya besar Van’t Hoff. Hal ini yang menyebabkan ia bersama dengan Emil Fischer teman sebangkunya menerbitkan karya dalam bentuk buku pada tanggal 8 Januari 1894 yang berjudul ‘ bagaimana teori solusi timbul’ , yang dikhususkan untuk mahasiswa di universitas Jerman. Van’t Hoff mengatakan bahwa pengukuran yang dilakukan oloh Eilhard Mitscherlich, sangat susah dipelajari,
Mitscherlich melakukan pengukuran
kekuatan mengikat dari air garam, berdasarkan penurunan tekanan uap air dari air kristal dalam proses hidrolisis. Dia meletakkan kristal Glauber’s garam (Na2SO4 10 H2O) kedalam ruang kosong dan menaruh juga barometer raksa 5,54 mm, maka air akan menenggelamkan kristal tersebut kurang lebih 8,27 mm. Dia juga menyimpulkan bahwa perbedaan 3,72 mm, dengan mengukur afinitas dari Na2SO4 untuk air terhidrolis. Jumlah ini akan menjadi kekutan untuk mengikat sekitar 1/32 kg per 2,615 cm 2. Garam dalam larutan menunjukkan tekanan osmosis yang lebih besar, tekanan uap yang lebih rendah, penurunan titik beku, dan peningkatan titik didih, yang mana diharapkan dalam teori Van’t Hoff. Dia mengakatakan bahwa apa yang ditulis Arrhenius kepadanya ‘menunjukan kemungkinan bahwa garam dan dan sejenisnya terurai menjadi ion,dan ‘menyimpang dari hukum Avogrado yang mana dihitung dari konduktifitas’. Dengan memperhatikan penyimpangan dari pengenalan sebuah faktor nyata atau
i
kedalam persamaan tekanan
osmosis, didapat : p V= i R T nilai yang sama dari i yang terjadi seperti perbandingan sebagai rasio dari penelitian perhitungan yang lebih rendah dari tekanan uap dan titik beku.
Dan akhirnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Van’t Hoff tersebut, maka kemudian didapatkanlah suatu faktor Van’t Hoff yang telah kita kenal dalam perhitungan sifat koligatif larutan pada sekarang ini.