Kejadian Nyaris Cedera selanjutnya disingkat KNC adalah: terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien di Puskesmas Kecamatan Johar Baru Mencegah terjadinya cedera pada Pasien SK…Full description
Kejadian Nyaris Cedera selanjutnya disingkat KNC adalah: terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien di Puskesmas Kecamatan Johar Baru Mencegah terjadinya cedera pada Pasien SK…Deskripsi lengkap
pelaporan insiden pasienFull description
uysdxfjhkgjxcjhsjhDeskripsi lengkap
uysdxfjhkgjxcjhsjh
Kasus keselamatan PasienFull description
sopFull description
sssFull description
OKFull description
sopDeskripsi lengkap
contoh ktd kpc
sssFull description
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.04 RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05 BUKITTINGGI
KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05 BUKITTINGGI NOMOR KEP/
/
/ 2016
TENTANG
KETETAPAN JENIS KEJADIAN YANG HARUS DILAPORKAN SEBAGAI KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC) RUMAH SAKIT TK.II 01.07.05 BUKITTINGGI
KEPALA RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05 BUKITTINGGI
Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Tk.II dr.Soepraoen, maka diperlukan Ketetapan Jenis Kejadian Yang Harus Dilaporkan Sebagai Ketetapan Jenis Kejadian yang Harus Dilaporkan sebagai Kejadian Nyaris Cedera yang bermutu tinggi. b. bahwa agar Ketetapan Jenis Kejadian yang Harus Dilaporkan sebagai Kejadian Nyaris Cedera di Rumah Sakit Tk.II dr.Soepraoen dapat terlaksana dengan baik, maka perlu adanya kebijakan Kepala Rumah Sakit Tk.II 01.07.05 Bukittinggi. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam point a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk.II 01.07.05 Bukittinggi
Mengingat : 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2.
Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 436/MENKES/SK/VI/1993 tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di Indonesia. 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medik. 5.
Rencana strategis Rumah Sakit TK.II 01.07.05 Bukittinggi TA 2011 - 2016.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama
: Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.05 Bukittinggi tentang ketetapan jenis kejadian yang harus dilaporkan sebagai kejadian nyaris cedera di rumah sakit TK.IV 01.07.05 Bukittinggi
Kedua
: Ketetapan Jenis Kejadian Yang Harus Dilaporkan Sebagai Kejadian Nyaris Cedera di Rumah Sakit Tk.II 01.07.05 Bukittinggi sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga
: Pembinaan dan pengawasan Ketetapan Jenis Kejadian Yang Harus Dilaporkan Sebagai Kejadian Nyaris Cedera di Rumah Sakit Tk.II 01.07.05 Bukittinggi dilaksanakan oleh Wakil bagian penunjang pelayanan Rumah Sakit Tk.IV Bukittinggi.
Keempat
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bukittinggi Pada tanggal - 2016 Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.05 Bukittinggi,
dr. Syahrial,Sp.B Mayor Ckm Nrp. 11990006861171
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.04 RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05 BUKITTINGGI
Lampiran Keputusan Karumkit TK.IV 01.07.05 Bukittinggi Nomor Kep/ / / 2016 Tanggal
-
- 2016
KETETAPAN JENIS KEJADIAN YANG HARUS DILAPORKAN SEBAGAI KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC) RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05 BUKITTINGGI
Kejadian Nyaris Cedera (KNC, Near Miss) adalah Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien Atau suatu kesalahan akibat melaksanakan tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil yang dapat mencederai pasien, Berikut contoh-contoh insiden KNC yang harus dilaporkan : •
Darah transfusi sudah siap dipasang pada pasien yang salah tetapi kesalahan
diketahui sebelum transfusi dimulai; •
Salah lokasi operasi, namun kesalahan tersebut diketahui sebelum operasi dimulai;
•
Suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan tetapi staf yang lain mengetahui
dan membatalkannya sebelum obat diberikan; •
Suatu obat dengan obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidotenya; •
Insiden ketidaktepatan teknik pengambilan sampel darah;
•
Kesalahan posisi pemeriksaan di radiologi tetapi diketahui sebelum pemeriksaan
radiologi dilakukan; •
Ketidaksesuaian antara foto dengan hasil expertise;
•
Kesalahan penulisan dosis obat tetapi diketahui sebelum diberikan ke pasien;
•
Kesalahan penyerahan obat pasien rawat inap tetapi diketahui oleh petugas