Karya Seni Patung Seni patung merupakan sebuah karya snei yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Hasil karya seni patung biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (seperti dengan tanah liat), atau kasting (dengan cetakan). Orang yang menciptakan seni rupa patung disebut dengan pematung. Hasil dari karya seni patung dapat bertahan selama mungkin. Dengan semakin berkembangnya seni rupa patung modern, maka hasil karya yang diciptakan semakin beragam, baik menggunakan bahan maupun teknik yang digunakan. Berikut ini Pelajaransekolahonline.com akan memberikan informasi mengenai seni rupa patung. Untuk lebih jelasnya simak ulasan berikut ini. Jenis Karya Seni Patung Berdasarkan Bentuk Berdasarkan bentuknya, karya seni patung dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Figuratif dan Nonfiguratif.
Figuratif merupakan bentuk patung yang dibuat dengan meniru bentuk secara alamiah, Misalnya : manusia, hewan atau tumbuhan. Bentuk karya ini dibuat secara utuh sesuia dengan keasliannya. Nonfiguratif merupakan karya seni rupa patung yang dibuat tidak seperti bentuk figuratif, yaitu dibuat diluar bentuk aslinya. Bentuk ini biasanya menampilkan garisgaris melintang atau memanjang, lubang, lekukan, benda dll. Berdasarkan Jenis Berdasarkan jenisnya, karya seni patung dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Zonde BOsse dan Relief
Zonde Bosse merupakan bentuk patung yang berdiri sendiri dan terlepas di kanankirinya. Patung ini tidak menempel pada salah satu sisinya. Relief merupakan bentuk patung yang menempel pada permukaan dinding. Relief tersebut biasanya menggambarkan adegan dari sebuah cerita. Contohnya seperti candi shiwa dan candi brahma yang berada dikomplek candi prambanan yang berisi rangkaian cerita ramayana. Relief dibagi menjadi tiga macam yaitu: o Relief yang menampilkan bentuk-bentuk yang timbul kurang dari setengah nya, disebut baserelief. o Relief yang menampilkan bentuk persis setengah dari bentuknya, disebut demirelief. o Relief yang menampilkan bentuk yang sama dengan bentuknya, disebut hautrelief. Berdasarkan Tema & Fungsinya Berdasarkan tema & fungsinya karya seni patung dibagi menjadi 6 jenis, yaitu
Patung Religi Patung Religi dibuat dengan tujuan sebagai saran beribadah dan bermakna religius bagi sebagian umat beragama.
Patung Monumen Patung Monumen dibuat untuk memperingati atau mengenang peristiwa dan kejadian yang bersejarah atau jasa seorang pahlawan di masa lampau Patung Arsitektur Patung Arsitektur dibuat untuk menunjang dalam konstruksi bangunan dan bernilai estetika atau keindahan Patung Dekorasi Patung Dekorasi dibuat dengan tujuan untuk menghias bangunan atau lingkungan taman, baik taman rumah maupun taman bermain Patung Seni Patung Seni dibuat bertujuan sebagai karya seni murni untuk estetika yang hanya dinikmati keindahan bentuknya Patung Kerajinan Patung Kerajinan biasanya dibuat untuk dijual, patung jenis ini dibuat oleh para pengrajin. Berdasarkan Corak Berdasarkan coraknya, jika dilihat dari perwujudannya ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi 3 corak :
Corak Imitatif (realis / representatif) Tiruan dari bentuk alam (makhluk hidup). Perwujudan patung corak ini berdasarkan fisio plastik atau bentuk fisik baik anatomi, proporsi, maupun gerak. Corak Deformatif Bentuknya telah banyak berubah dari tiruan alam, diubah menjadi bentuk baru berdasarkan imajinasi pematung. Corak Non Figuratif (abstrak) Secara umum sudah banyak meninggalkan bentuk – bentuk alam untuk perwujudannya. Corak abstrak dipengaruhi oleh aliran konstruksi. Patung dipandang sebagai bentuk konstruksi, yaitu besi, plat, kawat, kayu, plastik, dll.
Bahan Seni Patung
Bahan lunak Material yang digunakan empuk dan mudah dibentuk. Misalnya tanah liat, plastisin dan sabun. Bahan sedang Material yang tidak lunak dan tidak keras. Misalnya kayu waru, kayu sengon, kayu randu dan kayu mahoni. Bahan keras Material dapat berupa kayu atau batu – batuan. Contohnya kayu jati, kayu ulin, batu granit, batu andesit dan batu marmer. Selain bahan – bahan diatas, dalam membuat patung kita juga dapat membuat patung dari semen, pasir, kuningan, perunggu, emas, dll.
NILAI ESTETIS PATUNG PANCORAN/PATUNG DIRGANTARA Nilai estetis dari patung ini adalah patung ini menunjukkan bentuk yang menarik dan patung ini dibuat dengan arah tangan yang menujuk ke bekas bandar udara Internasional Kemayoran yang sekarang sebagai tempat PRJ (Pekan Raya Jakarta). Simbol dari patung ini adalah patung ini menyimbolkan bahwa betapa perkasanya kekuatan angkatan udara bangsa Indonesia. Patung pancoran termasuk paung monumen yang dibuat untuk memperingati atau mengenang peristiwa dan kejadian yang bersejarah atau jasa seorang pahlawan di masa lampau
Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana. Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI pada tahun 1965. Rancangan patung ini berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat. Proses pemasangan Patung Dirgantara sering ditunggui oleh Bung Karno, sehingga kehadirannya selalu merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan sang kepala negara. Alat pemasangannya sederhana saja yaitu dengan menggunakan Derek tarikan tangan. Patung yang berat keseluruhannya 11 ton tersebut terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton. Pemasangan patung Dirgantara akhirnya dapat selesai pada akhir tahun 1966. Patung Dirgantara ditempatkan di lokasi ini karena strategis, merupakan pintu gerbang kawasan Jakarta Selatan dari Lapangan Terbang Halim Perdanakusumah selain itu dekat dengan (dahulu) Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia.
MONUMEN SELAMAT DATANG
Monumen Selamat Datang adalah sebuah monumen yang terletak di tengah Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Indonesia. Monumen ini berupa patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung tersebut menghadap ke utara yang berarti mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional. Nilai estetis patung ini terletak pada pesan dari sepasang patung yang berdidri di bundaran Hotel Indonesia yang dianggap seolah-olah sebagai bentuk ekspresi sambutan terhadap tamu yang datang ke Indonesia sehingga patung tersebut dikenal dengan sebutan patung atau tugu “Selamat Datang”. Pada tahun 1962, Jakarta menyambut tamu-tamu kenegaraan di Bundaran Hotel Indonesia. Ketika itu, Presiden Sukarno membangun Monumen Selamat Datang dalam rangka Asian Games IV yang diadakan di Jakarta. Para atlet dan ofisial menginap di Hotel Indonesia dan bertanding di komplek olahraga Ikada, sekarang komplek Gelora Bung Karno, Senayan. Stadion Senayan pada saat itu adalah stadion terbesar di Asia Tenggara yang mampu menampung 120.000 penonton. Ide pembuatan patung ini berasal dari Presiden Sukarno dan rancangan awalnya dikerjakan oleh Henk Ngantung yang pada saat itu merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tinggi patung perunggu ini dari kepala sampai kaki 5 m, sedangkan tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai adalah +-7 m, dan tinggi kaki patung adalah 10 m. Pelaksana pembuatan patung ini adalah tim pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi Sunarso di Karangwuni. Pada saat pembuatannya, Presiden Sukarno didampingi Duta Besar Amerika Serikat, Howard P. Jones beserta para menteri sempat berkunjung ke sanggar Edhi Sunarso. Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun. Monumen Selamat Datang kemudian diresmikan oleh Sukarno pada tahun 1962
Patung Jenderal Sudirman
Patung Jenderal Sudirman merupakan salah satu patung yang berada di Jakarta tepatnya di kawasan Dukuh Atas, depan Gedung BNI, Jalan Jenderal Sudirman. Patung ini memiliki tinggi keseluruhan 12 meter dan terdiri atas: tinggi patung 6,5 meter dan voetstuk atau penyangga 5,5 meter. Patung ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton dengan anggaran sebesar 3,5 miliar Rupiah dan dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung, Sunario. Sesuai namanya, patung ini merupaka sebuah patung yang menggambarkan seorang pahlawan yakni Jenderal Sudirman . Nilai estetis pada patung ini terletak pada Sosok Jenderal Sudirman digambarkan berdiri kokoh menghormat dan kepala sedikit mendongak ke atas untuk memberi kesan dinamis. Karena berdiri di tengah kawasan yang penuh dengan beragam aktivitas, patung sengaja didesain sederhana dan tidak memerlukan banyak rincian. Rencana pembangunan patung Sudirman dan sejumlah patung yang akan menghiasi jalan protokol sesuai nama jalan mencuat pada September 2001. Rencana itu merupakan realisasi sayembara patung pahlawan yang dilakukan tahun 1999. Lokasi patung merupakan satu garis lurus yang berujung dari Patung Pemuda Membangun di Kebayoran sampai Tugu Monumen Nasional.